89
BAB V
PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Ruang
NO JENIS RUANG LUAS (m2)
Kelompok ruang penerima
1 Lobby 132
2 Lounge 5,5
3 Front office 85,48
4 Ruang yang disewakan 519
5 lavatory 52,9
Jumlah 795
Sirkulasi 100% 795 Jumlah keseluruhan 1590 Kelompok kegiatan umum
1 Restoran 77
2 Bar& lounge 55
3 Meeting room 192,5
4 Locker, shower & lavatory 52,9
Jumlah 377
Sirkulasi 100% 377 Jumlah keseluruhan 754 Kelompok kegiatan menginap
1 Single room 550
2 Double room 780
Jumlah 1330
Sirkulasi 100% 1330 Jumlah keseluruhan 2660 Kelompok kegiatan pengelola
1 Ruang karyawan 116,35
2 General manager office 12,1
3 General manager asistant office 12,1
4 Kantor Divisi kamar 12,1
5 Divisi Food and baverage 12,1
6 Kantor Divsi Kepegawaian 12,1
7 Kantor Divisi Akunting 12,1
8 Kantor Divisi mekanikal 12,1
9 Kantor Divisi marketing 12,1
10 Kantor Divisi pembelian 12,1
90
12 Kantor Divisi keamanan 12,1
13 Meeting room 40
14 Lavatory 70,9
Jumlah 350
Sirkulasi 100% 350 Jumlah keseluruhan 700 Kelompok kegiatan servis
1 Housekeping ffice 108
2 Food and beverage outlet (coffe shop) 38,5
2 Dapur 49,5
3 Loading dock 38,5
4 Gudang 64,8
5 Ruang mekanikal 120,35
6 Lavatory 45
7 Tempat ibadah 25,9
Jumlah 490
Sirkulasi 30% 490 Jumlah keseluruhan 980 Kelompok ruang luar
1 Parkir mobil tamu 675
2 Parkir motor tamu 22
3 Parkir mobil karyawan 390
4 Parkir motor karyawan 36
Jumlah 1123
Sirkulasi 100% 1123 Jumlah keseluruhan 2246
Table 5.1 Program Ruang Sumber : Analisa, 2021
NO KELOMPOK KEGIATAN LUAS (m2) 1 Kelompok kegiatan penerima 1590
2 Kelompok kegiatan umum 754
3 Kelompok kegiatan menginap 2660 4 Kelompok kegiatan pengelola 700 5 Kelompok kegiatan servis 980 6 Kelompok ruang luar (parkir) 2246
JUMLAH 8930
Tabel 5.2 Rekapitulasi Program ruang Sumber: Analisa, 2021
91 5.1.2 Tapak Terpilih
Berdasarkan lokasi pengembangan Bandara Internasional Jendral Ahmad Yani, pemilihan tapak dalam membuat perancangan ini dibuat bersarkan konsep pengembangan dari Bandara Internasional Jendrak Ahmad Yani. Berikut merupakan peta zonasi pengembangan bandara :
Gambar 5.1 Zonasi Pengembangan Fasilitas Bandara Internasional Jendral Ahmad Yani
Keterangan :
= Kawasan Perdagangan dan Jasa, diperuntukan untuk bangunan seperti hotel, restaurant, dll. Lokasi tapak ini masuk kedalam wilayah pengembangan Bandara Internasional Ahmad Yani
92 Gambar 5.2 Tapak
Sumber: maps.google.co.id
5.1.2.1 Lokasi Tapak
Jalan Puri Anjasmoro, Tawangsari, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah 50144
Luas tapak = 10.884 m2
5.1.2.2 Batasan Tapak
Utara = Area Rekreasi Timur = Kawasan Konservasi
Selatan = Kawasan Perumahan dan Permukiman Barat = Akses jalan menuju bandara
5.1.2.3 Regulasi Tapak
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011-2031, yaitu :
93
• Kawasan perdagangan dan jasa
• Merupakan jalan kolektor sekunder
• GSB 23 meter
• KLB 4,2 maksimal 7 lantai
• KDB 60%
• KDH 40%
5.1.2.4 Analisa Tapak Terpilih
• Kebisingan
Berdasarkan hasil survey, saya mengamati bahwa intensitas kebisingan cukup tinggi pada bagian utara tapak dikarenakan bagian utara tapak merupakan jalan kolektor sekunder yang banyak dilalui kendaraan.
Sedangkan dibagian sisi timur tapak tingkat kebisingannya relative sedang. Pada bagian barat tapak tingkat intensitas kebisingan relative rendah dan bagian selatan tapak tingkat intensitas kebisingan cenderung rendah dikarenakan dibagian selatan tapak merupakan area permukiman warga
94
• View
View pada tapak memiliki dua jenis yaitu view keluar tapak dan view kedalam tapak. View keluar tapak terdapat daerah area rekreasi, pantai marina, bandara dan sungai. Sedangkan, untuk view kedalam tapak terdapat fasilitas yang berada di dalam bangunan seperti, kolam renang, taman, dll
• Orientasi matahari
Berdasarkan hasil analisis dan hasil survey, matahari menyinari bagian Panjang tapak dari sisi sebelah kanan (timur) ke sisi sebelah kiri tapak
95 (barat). Sehingga diperlukan penanganan khusus untuk bagian timur dan barat tapak agar bangunan tidak terlalu panas dan pencahayaan dalam ruangan tetap bisa maksimal
• Sirkulasi atau aksesibilitas
Sirkulasi yang dapat dilalui oleh jalur kendaraan berada di area utara tapak. Dikarenakan akses utama atau jalur utama yang dapat dilalui oleh kendaran berada di area utara tapak
5.1.2.5 Potensi Tapak
• Tapak berada di dalam area Kawasan pengembangan Bandara Internasional Jendral Ahmad Yani Semarang
• Berjarak ±500 meter ke gerbang pintu masuk bandara dan ±1 km dari Departure Gate Gedung Terminal Bandara Internasional Jendral Ahmad Yani Semarang
• Berjarak ±9 km dari pusat Kota Semarang (Simpang Lima) dan dapat diakses oleh kendaraan umum
• Memiliki view atau pemandangan area rekreasi, pantai marina, bandara dan sungai yang berada di sekitar tapak
• Akses mudah dicapai dikarenakan sejalur atau sejalan dengan pintu masuk kedalam Bandara
96 5.1.2.6 Perhitungan Besaran Tapak dan Ketinggian Bangunan
Untuk penentuan luas lahan disesuaikan dengan peraturan pendirian bangunan di lokasi tapak terpilih. Maka ketentuan yang diijinkan untuk pengembangan Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Jendral Ahmad Yani Semarang, yaitu :
1. Koefisien Dasar Bangunan (KDB), yaitu 0.6 (10.884 m2 x 60% = 6.530 m2) 2. Koefisien Lantai Bangunan (KLB), yaitu 4,2 maksimal 7 lantai
Total luas kebutuhan ruang = 6.684 m2
Total luas kebutuhan parkir = 2.246 m2 + Total luas lantai bangunan = 8.930 m2
- Bangunan ke -1 Tempat Parkir = 2.246 m2
Luas lantai dasarnya = 2.246 m2 : 2 = 1.123 m2 - Bangunan ke- 2 Hotel Transit = 6.684 m2
Luas lantai dasarnya = 6.684 m2 : 7 = 955 m2
Jadi total luas lantai dasar yaitu = 1.123 m2 + 955 m2 = 2.078 m2 Dan luas lahan terbangun adalah = Luas Lantai Dasar = ± 2.078 m2
Dalam Rencana Pengembangan Bandar Udara Internasional Jendral Ahmad Yani Semarang telah tersedia lahan untuk Hotel Transit di Bandar Udara Internasional Jendral Ahmad Yani Semarang di sebelah timur bandara seluas ± 10.884 m2. Jadi dapat disimpulkan, bahwa lahan yang tersedia mencukupi untuk dibangun (2.078 m2 < 6.530 m2).
97
5.2 Program Dasar Perancangan
5.2.1 Konsep Dasar Perancangan
Konsep dasar perencanaan Hotel Transit ini adalah untuk mewadahi kegiatan relaksasi dan rekresai bagi para pegguna Bandara Internasional Jendral Ahmad Yani Semarang, hotel transit ini merupakan jawaban dari pengembangan infrastruktur di Kawasan Bandara Internasional Jendral Ahmad Yani Semarang yang sudah tidak mampu menampung banyaknya jumah penumpang.
Sebagai bangunan yang bersifat komersil, fakto efisiensi efektifitas dan fleksibilitas menjadi sebuah pertimbangan penting dalam desain. Citra bangunan yang dibangun adalah sebagai hotel yang memenuhi kebutuhan penumpang tanpa berlebihan dan ekonomis namun tetap bercitra modern dan prestisius.
Sebagai tempat persinggahan sementara, hotel harus mampu memberikan kenyamanan dan fasilitas yang diperlukan oleh penggunanya seperti penembahan fasilitas airport information center dan membuat hotel check in di dalam perancangannya.
5.2.2 Aspek Kinerja
Hotel Transit di Bandar Udara memerlukan suatu kelengkapann fasilitas bangunan dan yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, keselamatan, kemudahan, komunikasi, dan mobilitas dalam bangunan.
Oleh karena itu, perlu pendekatan sistem pengoperasian hotel transit dan utilitas bangunan. Antara lain sebagai berikut :
1) Sistem pencahayaan
• Pemanfaatan cahaya alami cecara maksimal dilakukan dengan cara membuat jendela pada tiap unit kamar hotel dan pada bagian fasilitas umum dalam bangunan
• Pencahayaan buatan merata digunakan untuk retail, koridor, dinding, lantai, dan unit kamar serta fasilitas hotel yang aktivitasnya tidak memerlukan pengamatan khusus. Penerangan terarah digunakan untuk memberi penonjolan pada ruang etalase dan display. Penerangan setempat digunakan untuk melengkapi
98 penerangan umum yang cahayanya terhalang, misalnya pada barang-barang pameran, sculpture, dan benda lain yang sifatnya estetik.
2) Sistem penghawaan
• Penghawaan alami
Sistem penghawaan alami dengan memanfaatkan sirkulasi udara alami dengan menggunakan sistem bukaan besar ditempat yang dimungkinkan, seperti pada bagian hall publik
• Penghawaan Buatan
Penghawaan buatan adalah sistem penghawaan yang sengaja dibuat untuk mengatur dan mengkondisikan suhu dan kelembaban udara dalam ruangan agar sesuai dengan derajat kenyamanan dan juga sebagai pengatur sirkulasi udara di dalam suatu ruangan dengan menggunakan AC (Air Conditioner) Central, sistem ini memerlukan menara pendingin (cooling tower) dan chiller yang ditempatkan di luar bangunan. Pada hotel transit, AC central diletakkan di ruang- ruang publik, seperti koridor, hall, dan lobby serta pada kantor pengelola. Di setiap lantai yang menggunakan penghawaan dengan AC central membutuhkan sebuah ruang untuk Air Handling Unit (AHU)
3) Sistem jaringan air bersih
Sumber jaringan air bersih berasal dari PDAM dan sumur artesis yang ditampung dalam ground reservoir sebelum nantinya didistribusikan. Penggunaan air bersih akan dibagi menjadi dua, yaitu penggunaan untuk kebutuhan pencegahan kebakaran dan untuk kegiatan operasional toilet dan dapur. Pada hotel transit ini, menggunakan system down feed system dan up feed system
4) Sistem jaringan air kotor
Sistem pembuangan air kotor dibedakan menjadi grey water dan black water.
Pembuangan air tinja menggunakan septictank dan sumur resapan. Pembuangan air bekas pakai melalui drainase yang dialirkan keluar bangunan
99 5) Sistem jaringan listrik
Sumber listrik berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama setelah melalui transformator, aliran listrik didistribusikan ke tiap-tiap lantai melalui Sub Distribution Panel (SDP) dan untuk cadangannya menggunakan solar panel dan genset yang digunakan apabila aliran listrik terputus, genset yang secara otomatis akan menggantikan daya listrik yang beradal dari sumber utama PLN. Genset yang digunakan dilengkapi dinding berganda/glass wools untuk meredam suara dan getaran
6) Sistem pembuangan sampah
Sistem pembuangan sampah dikelompokkan berdasarkan jenis sampah, yaitu sampah basah dan sampah kering. Cara manual akan dipakai pada bangunan hotel transit ini dimana karyawan kebersihan mengambil sampah dari tempat sampah yang ada disetiap lantai bangunan dan memasukkan ke tempat penampungan sampah sementara, setelah itu sampah-sampah tersebut akan dialihkan ke luar bangunan dan diangkut oleh Dinas Kebersihan Kota yang selanjutnya dibuang ke TPA
7) Sistem pencegah kebakaran
Jaringan pengaman bangunan dari kebakaran terbagi menjadi dua, yaitu sistem proteksi aktif dan sistem proteksi pasif. Sistem proteksi aktif menggunakan APAR, sistem fire hydrant, reservoir, pompa hydrant, hydrant box, hydrant pilar, siamse connection, sprinkler, dan smoke detector, sedangkan system proteksi pasif direncanakan akan adanya tangga darurat, titik kumpul berupa ruang terbuka hijau dan area parkir dengan pengaturan jalur evakuasi yang efektif dan mudah dicapai dari bangunan utama
8) Sistem komunikasi
Berdasarkan penggunanya, sistem komunikasi dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu:
• Komunikasi Internal
Komunikasi yang terjadi dalam satu bangunan. Alat komunikasi ini antara lain intercon atau PABX yaitu sebuah alat telekomunikasi yang dirancang secara khusus agar dapat mempermudah komunikasi antar ruang. Alat ini sangat
100 menunjang efisiensi maupun efektifitas dalam berkomunikasi antar divisi dan antara penghuni dengan pengelola. Handy talky juga biasanya digunakan sebagai alat komunikasi antar pengelola, khususnya bagian keamanan atau security dengan penggunaan individual untuk komunikasi dua arah
• Komunikasi Eksternal
Komunikasi dari dan keluar bangunan. Alat komunikasi ini dapat berupa telepon maupun faksimili. Biasanya digunakan untuk komunikasi keluar oleh pengelola maupun penghuni Hotel Transit Bandara
9) Sistem penangkal petir
Sistem penangkal petir yang digunakan yaitu system faraday dengan menggunakan tiang-tiang bliksem split dengan tinggi 30 cm, di atas atap bangunan yang dipasang setiap 3,5 m. Tiang yang satu dengan yang lainnya dihubungkan dengan kawat tembaga dan turun melalui kawat menuju arde. System faraday merupakan system penangkal petir yang biasa digunakan pada bangunan bertingkat seperti gedung, hotel, dll
10) Sistem keamanan
Sistem keamanan bangunan menggunakan Intelligent Building System, yang pengaplikasiannya menggunakan CCTV (Closed Circuit Television) yang dapat diamati dari ruang pengawas dan dilengkapi alarm jika ada yang merusak system.
Untuk kamar tamu menggunakan sistem hotel lock. Security checking dan penempatan pos jaga terdapat di pintu masuk dan pintu keluar hotel.
11) Sistem transportasi vertical
• Transportasi vertical
Transportasi untuk menuju unit hotel, menggunakan lift yang hanya dapat diakses menggunakan kartu akses yang juga digunakan untuk membuka pintu kamar hotel. Untuk pencapaian ke fasilitas lain, menggunakan lift umum.
• Transportasi Horizontal
Transportasi horizontal dengan menggunakan area koridor
101 5.2.3 Aspek Teknis
Sisem struktur dan konstruksi bangunan yang digunakan mengacu pada situasi dan kondisi hotel transit yang dibagi menjadi:
1) Sistem modul
Bangunan hotel menggunakan modul grid horizontal dan modul vertikal dengan pertimbangan aktivitas yang diwadahi, besaran ruang, kapasitas dan persyaratan tertentu lainnya.
2) Sistem struktur
Sistem sub struktur yang digunakan pada hotel transit ini merupakan pondasi tiang pencang dengan pertimbangan daya dukung tanah pada tapak. Pada upper struktur menggunakan rangka grid dengan balok dan kolom. Sedangkan pada bagian atap menggunakan atap datar dengan vegetasi (green roof)
3) Sistem konstruksi
Sistem Konstruksi yang digunakan pada fasilitas umum hotel adalah sistem konstruksi beton bertulang dengan pertimbangan merupakan bahan yang mudah didapat dan mudah dalam pemasangan dengan berbagai kemudahan lain terkait penampilan dan finishing material. sedangkan pada lantai tipikal menggunakan sistem modul pra cetak berupa unit kamar yang sudah jadi termasuk furnitur plumbing dan penghawaannya. Dengan pertimbangan pemasangan yang sangat mudah, serta dapat menghemat penggunaan alat dan tenaga sehingga secara ekonomis akan lebih efektif, dan secara tidak langsung mengurangi dampak ekosistem yang ditimbulkan pada proses konstuksi
5.2.4 Aspek Visual Arsitektural
Hotel transit yang direncanakan pada Kawasan Bandara Internasional Jendral Ahmad Yani di Semarang memiliki konsep yang serupa dengan konsep Bandara Internasional Jendral Ahmad Yani, yakni dengan menggunakan konsep Green Building dan konsep desain Local to Modern. Penerapan konsep desain Local to Modern ini digunakan pada tampilan fasad hotel transit, mulai dari bentuk dan jenis material yang dipakai. Selain itu, untuk konsep Green Building diterapkan di dalam bangunan hotel transit guna menciptakan sarana dan prasarana yang hemat energi dan ramah lingkungan terhadap lingkungan sekitar