• Tidak ada hasil yang ditemukan

7. Bahan Tayang Pembentukan PERDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "7. Bahan Tayang Pembentukan PERDA"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

OLEH :

FERNANDES SIMANGUNSONG

(2)
(3)
(4)

Kesepakatan

Bersama

(5)

Selamat…

Selamat…

Pagi!

Pagi!

Semangat…

Semangat…

Pagi!

Pagi!

PESERTA OTF PESERTA OTF

Luar…..Biasa Luar…..Biasa

Salam Kita

(6)

Nama : Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si

Lahir : Jambi, 4 Maret 1977

NIP : 19770304 1995 11 1 001

Jabatan : Dosen Fungsional (Lektor Kepala)

Pangkat : Pembina TK. I (IV/b)

Instansi : Kampus IPDN Jatinangor

Alamat : Komp. Singgasana Pradana

Jl. Karangkamulyan No.2 A Cibaduyut-BANDUNG

Email : [email protected]

[email protected]

HP : 08122445916

WA : 082119982722

Website : www.fernandessimangunsong.com

(7)

1.Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. (Dasar kewenangan:

Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi daerah dan tugas pembantuan).

2.Undang-Undang tentang pembentukan daerah yang bersangkutan.

3.Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah.

(Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah).

4.Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan dibentuknya Peraturan Daerah. (bila ada).

(8)

(1) Jenis dan hierarki Peraturan Perundang- undangan terdiri atas:

a. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945;  

b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat; 

c. Undang-Undang/ Perppu;

d. Peraturan Pemerintah; 

e. Peraturan Presiden; 

f. Peraturan Daerah Provinsi; dan 

g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. 

(2) Kekuatan hukum Peraturan Perundang-

undangan sesuai dengan hierarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1). 

8

(9)

PENETAPAN PENGATURAN

PRODUK HUKUM DAERAH

1.PERDA ATAU NAMA LAINNYA 2. PERKADA

3. PB KDH

4. PERATURAN DPRD

1. KEPUTUSAN KEPALA DAERAH 2. KEPUTUSAN DPRD

3. KEPUTUSAN PIMPINAN DPRD 4. KEPUTUSAN BADAN

KEHORMATAN DPRD

(10)

HARUS MENCERMINKAN ASAS:

a. Pengayoman;

b. Kemanusiaan;

c. Kebangsaan;

d. Kekeluargaan;

e. kenusantaraan;

f. Bhinneka tunggal ika;

g. Keadilan;

h. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan;

i. Ketertiban dan kepastian hukum; dan/atau

j. Keseimbangan, keserasian dan keselarasan.

(11)

11

1. Tertib Kewenangan

2. Tertib Substansi (Politik Hukum, Materi Muatan & Asas Hukum)

3. Tertib Prosedur/ Proses Pembentukan 4. Tertib Implementasi (manajemen

hukum: man, money, machine,

methode, material)

(12)

Materi muatan Peraturan Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) berisi materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah dan/atau penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang- Undangan yang lebih tinggi. (Pasal 14, UU12 Thn 2011).

(13)

1. Perencanaan;

2. Penyusunan;

3. Pembahasan;

4. Pengesahan atau Penetapan; dan

5. Pengundangan.

(14)

Pembentukan Peraturan Perundang- undangan

Perencanaa n

Penyusuna n

Pembahas an

Pengesahan / Penetapan

P e n y e b a r l u a s a n

Masyarakat dan Pemangku Kepentingan

•Rapat Dengar Pendapat Umum;

•Kunjungan kerja;

•Sosialisasi dan/atau

•Seminar, Lokakarya,

dan/atau Diskusi.

Partisipa si

Masyarak at

Pengundang an

HAM

&

GENDER

(15)

Outputnya : PROLEGDA

Prolegda adalah instrumen

perencanaan program pembentukan Perda Provinsi dan Perda

Kabupaten/Kota yang disusun secara terencana, terpadu, dan sistematis (diatur mulai Ps. 33 sd Ps.41 UU

12/2011 dan Ps.9 sd Ps.15 PMDN

1/2014)

(16)

Merupakan daftar nominatif ranperda

Dapat dibuat ranperda diluar prolegda

untuk mewadahi perda yang diperintahkan oleh UU, PP, Permen yang diterbitkan

setelah prolegda ditetapkan.

Prolegda disusun untuk jangka waktu 1 tahun

Prolegda harus sudah ditetapkan sebelum

pembahasan APBD

(17)

Outputnya Rancangan Perda disertai naskah

akademik dan/atau penjelasan atau keterangan yang memuat pokok pikiran dan materi muatan yang diatur.

Rancangan Perda mengenai:

APBD, pencabutan Perda atau perubahan Perda yang hanya terbatas mengubah beberapa materi hanya disertai dengan penjelasan atau

keterangan

(18)

Ranperda dapat berasal dari DPRD atau KDH

Ranperda disertai penjelasan/keterangan dan atau naskah akademis

Ranperda didasarkan pada prolegda

Dalam keadaan tertentu dapat dibuat perda

yang belum termuat dalam prolegda

(19)

Naskah Akademik adalah naskah hasil

penelitian atau pengkajian hukum dan hasil

penelitian lainnya terhadap suatu masalah

tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan

secara ilmiah mengenai pengaturan masalah

tersebut dalam Rancangan Perda Provinsi

atau Perda Kabupaten/Kota sebagai solusi

terhadap permasalahan dan kebutuhan

hukum masyarakat.

(20)

JUDUL,

KATA PENGANTAR,

DAFTAR ISI,

BAB I PENDAHULUAN,

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIS EMPIRIS,

BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PUU TERKAIT,

BAB IV LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS DAN YURIDIS,

BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN DAN RUANG LINGKUP MATERI MUATAN PERDA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA,

B AB VI PENUTUP, (simpulan dan saran).

DAFTAR PUSTAKA,

LAMPIRAN : RANCANGAN PERDA.

(21)

Inisiatif KDH : Pembicaraan Tk 1

1.

Penjelasan KDH dalam paripurna ttg isi raperda

2.

Pemandangan umum fraksi

3.

Tanggapan KDH atas pemandangan umum

4.

Pembahasan dlm komisi, gab komisi, pansus

dengan KDH atau pejabat yg ditunjuk

(22)

Pembicaraan Tk II

1. Pengambilan keputusan dalam rapat paripurna yang didahului:

a. laporan pimp komisi/pimp gab komisi/pimp pansus ttg proses pembahasan

b. pendapat fraksi c. hasil pembahasan

d. Permintaan persetujuan dr anggota secara lisan oleh pimp rapat paripurna

2. Pendapat akhir KDH

3. Bila tdk ada mufakat, keputusan diambil secara voting

4. Bila tidak memperoleh persetujuan bersama, tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan masa itu.

(23)

Dalam hal persetujuan tidak dapat dicapai secara musyawarah untuk mufakat,

keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.

Dalam hal rancangan Perda tidak

mendapat persetujuan bersama antara DPRD dan kepala daerah, Rancangan

Perda tersebut tidak boleh diajukan lagi

dalam persidangan DPRD masa itu.

(24)

Rancangan Perda yang telah disetujui bersama oleh DPRD dan kepala daerah

disampaikan oleh pimpinan DPRD kepada kepala daerah untuk ditetapkan menjadi Perda.

Penyampaian Rancangan Perda dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal persetujuan

bersama.

(25)

Kepala daerah menetapkan Rancangan Perda dengan membubuhkan tanda tangan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak Rancangan Perda disetujui bersama oleh DPRD dan kepala daerah.

Dalam hal kepala daerah tidak menandatangani Rancangan Perda Rancangan Perda tersebut sah menjadi Perda dan wajib diundangkan dalam lembaran daerah.

Rancangan Perda yang tdk di tandatangani KDH dinyatakan sah dengan kalimat pengesahannya berbunyi: Perda ini dinyatakan sah.

(26)

Perda diundangkan oleh Sekretaris Daerah (PLT / PLH)

Diundangkan dalam Lembaran Daerah

Dilarang mengundangkan dalam bentuk:

An Sekda Kepala Bappeda

Kepala Biro Hukum Selaku Plt Sekda

(27)

1. Sosialisasi Perda 2.Manajemen Hukum

a. Man/ Aparatur :

Kompetensi dasar, pemahaman substansi

b. Money/Anggaran

c. Machine/ Sarana&prasarana d. Matherial/ bahan

e. Methode/tata caranya

3. Koordinasi Penegakan Perda (satpol PP dan PPNS)

27

(28)

KLASIFIKASI JENIS PERDA

1.Perda Pungutan : Pajak & Retribusi.

2.Perda Bernuansa Agama/Syariah.

3.Perda Minuman Beralkohol.

4.Perda Pendidikan.

5.Perda Penyertaan Modal.

6.Perda Sumbangan Pihak ketiga.

7.Perda Kegiatan Tahun Jamak.

8.Perda Tata Ruang Daerah.

9.Perda Cekungan Air tanah (Kepres 26/2011).

10.Perda IMTA (PP 97/2012).

11.Perda Ketenagakerjaan (UU 13/2003).

12.Permasalahan Legal Drafting.

(29)

 

(30)

TERIMAKASIH TERIMAKASIH

Atas Perhatiannya Atas Perhatiannya

Mohon Maaf Kalau Mohon Maaf Kalau

Kurang Kurang

Memuaskan!!!!

Memuaskan!!!!

Referensi

Dokumen terkait

(1) Apabila DPRD sampai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (1) tidak mengambil keputusan bersama dengan Bupati terhadap rancangan Peraturan

(1) Dalam hal rancangan Perdais yang diajukan oleh pengusul mendapat persetujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (3) huruf a, maka Pimpinan DPRD

Selanjutnya dalam Pasal 312 ayal (2) menegaskan bahwa DPRD dan Kepala Daerah yang tidak menyetujui bersama rancangan Perda tentang APBD sebelum dimulainya tahun anggaran

Kewenangan DPRD dalam menjalankan fungsi pembentukan Perda bertumpu pada tiga pengertian, yaitu prakarsa pembuatan Perda(legislative initiation); Pembahasan

(1) Dalam hal rancangan Perdais yang diajukan oleh pengusul mendapat persetujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (3) huruf a, maka Pimpinan DPRD

Pelaksanaan fungsi legislasi DPRD mulai dilakukan pada tahap penyusunan Rancangan Perda (inisiatif DPRD) dan dalam proses pembahasannya bersama eksekutif. DPRD

c. mengatasi keadaan tertentu lainnya yang memastikan adanya urgensi atas suatu rancangan Perda yang dapat disetujui bersama oleh alat kelengkapan DPRD yang khusus

Hal-hal yang dibahas meliputi kedudukan strategis DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, kedudukan, wewenang, tugas, fungsi dan tata