• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "A. Latar Belakang "

Copied!
93
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Alokasi Dana Desa (ADD)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Pasal 1 Ayat 11 Tahun 2005, alokasi dana desa terdiri dari dana yang diberikan kepada desa dari dana perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah yang diterima oleh penyelenggara pemerintahan kabupaten/kota yang berhak memperoleh dana perimbangan. Anggaran DAU (Dana Alokasi Umum) dan DAK (Dana Alokasi Khusus) dari pemerintah pusat. Desa dapat dengan cepat mengatasi permasalahan desa tanpa harus menunggu lama program dari pemerintah kabupaten/kota.

Dasar Hukum Alokasi Dana Desa (ADD)

Proses Penyusunan Kebijakan Alokasi Dana Desa (ADD)

Sumber Anggaran Alokasi Dana Desa (ADD)

ADD sumber anggaran = Dana Persamaan Daerah (DAU, Dana Bagi Hasil Pajak, Dana Bagi Hasil SDA) - Belanja Pegawai Daerah X minimal 10%. Dengan adanya dokumen KUA dan PPA tersebut, masyarakat selanjutnya dapat memperoleh Surat Edaran Bupati tentang pedoman penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran (PAB) setiap Satuan Kerja Pemerintah Daerah (RGU).

Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD)

Kepala desa, kepala dusun, masyarakat dan lembaga-lembaga yang ada di desa (LSM, lembaga adat, dll). Rapat/Konsekrasi BPD, masyarakat desa dan lembaga desa yang ada di desa (LSM, lembaga adat, dll).

Kebijakan Alokasi Dana Desa

Menurut Soeparton, sarana dan prasarana merupakan sesuatu yang dapat dimanfaatkan dan dimanfaatkan dalam penyelenggaraan, dalam hal ini kegiatan pembangunan desa. Sedangkan menurut Ali, sarana dan prasarana adalah segala sesuatu yang menunjang segala kegiatan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Sarana dan prasarana desa memegang peranan penting dalam kelancaran pembangunan.

Seiring dengan pertambahan penduduk dan pembangunan desa yang semakin canggih, maka diperlukan pengembangan sarana dan prasarana desa untuk meningkatkan dan menunjang kualitas hidup masyarakat. Dari definisi di atas jelas bahwa pembangunan sarana dan prasarana desa dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan menunjang berbagai kegiatan masyarakat dan pemerintah yang ada di dalamnya. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembangunan sarana dan prasarana desa harus didukung oleh berbagai kriteria teknis agar dapat tepat sasaran, terlaksana dengan baik, dan mempunyai umur optimal untuk menunjang pemanfaatannya sesuai dengan harapan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembangunan sarana dan prasarana desa adalah penyediaan segala sesuatu, baik alat maupun tempat, yang digunakan sebagai penunjang proses kegiatan pembangunan, bukan perubahan yang direncanakan.

Pembangunan Masyarakat Desa

Pembangunan masyarakat desa pada dasarnya bertujuan untuk mencapai keadaan pertumbuhan dan perbaikan dalam jangka panjang dan sifat perbaikannya akan lebih bersifat kualitatif ditinjau dari gaya hidup anggota masyarakatnya, yaitu pola-pola yang dapat mempengaruhi mental. perkembangan ( jiwa). aspek fisik (tubuh), kecerdasan (kecerdasan) dan kesadaran bermasyarakat dan bernegara. Namun pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan desa sangat ditentukan oleh mekanisme dan struktur yang digunakan seperti Sistem Pembangunan Desa. Hakikat demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan yang bersumber dari dan untuk rakyat. Tidak ada alasan untuk meyakini bahwa hakikat pemerintahan yang demokratis akan berubah di kemudian hari. Pembangunan baik di pusat maupun daerah diatur melalui Menteri. Interior.Masalah No. 9 Tahun 1982 (P5D atau 9 Pedoman Penyusunan Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan Daerah), namun dengan peralihan sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi dan semakin besarnya tuntutan reformasi, peraturan tersebut dinilai sudah tidak layak lagi untuk diterapkan.

Pengertian tersebut mencakup upaya peningkatan pemberdayaan masyarakat, bahkan seiring dengan era otonomi, pengertian istilah tersebut hendaknya lebih diperluas lagi untuk meningkatkan pemberdayaan dan mengikutsertakan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan suatu strategi yang mempertimbangkan masyarakat tidak hanya sebagai objek, tetapi juga sebagai subjek pembangunan yang mampu menetapkan tujuan, mengendalikan sumber daya dan mengelola proses pembangunan untuk meningkatkan taraf hidupnya, hal ini sejalan dengan visi dan misi pembangunan. arah kebijakan pembangunan, yang mengutamakan pemulihan kehidupan, perekonomian masyarakat atau peningkatan pendapatan masyarakat desa dan menjaga citra pemerintah daerah dalam pembangunan. Kebijakan Pembangunan Perdesaan Tahun 2008-2013 ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup di pedesaan dengan langkah-langkah sebagai berikut;

Meningkatkan pemberdayaan pedesaan melalui peningkatan kualitas dan penguatan kelembagaan dan modal sosial di pedesaan dalam bentuk jaringan koperasi untuk memperkuat posisi tawar.

Kerangka Pikir

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Alokasi Dana Desa (ADD) diduga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Jeneponto.

METODE PENELITIAN

  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Jenis dan Sumber Data
  • Metode Pengumpulan Data
  • Metode Analisis

Kondisi hidrologi secara umum di Kabupaten Jeneponto erat kaitannya dengan jenis iklim dan kondisi geologi yang ada. ADD di Kabupaten Jeneponto menerima jumlah yang sama untuk setiap desa selama tiga tahun terakhir. Berikut realisasi alokasi dana desa yang diterima Kabupaten Jeneponto dan tingkat pengentasan kemiskinan masyarakat Kabupaten Jeneponto.

Berikut gambaran pengalokasian dana desa di Kabupaten Jeneponto untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Jeneponto yang tergambar pada 3 desa dari 3 kecamatan. Analisis pengaruh alokasi dana desa terhadap kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Jeneponto menggunakan analisis regresi linier sederhana dengan variabel Alokasi Dana Desa (X) dan variabel Kesejahteraan Masyarakat (Y). Berdasarkan hasil analisis tersebut maka hipotesis yang menyatakan “anggaran desa berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Jeneponto” terbukti secara empiris dan dapat diterima.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, disimpulkan bahwa hipotesis yang mengatakan “Alokasi dana desa berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Jeneponto terbukti secara empiris dan dapat diterima.

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Sejarah, Kondisi Geografis dan Penduduk

  • Kondisi Fisik Wilayah
  • Administratif
  • Demografi
  • Laju Pertumbuhan Penduduk
  • Proyeksi Jumlah dan Kepadatan Penduduk
  • Keuangan dan Perekonomian Daerah

Berdasarkan erosi tanah permukaan, lahan di Kabupaten Jeneponto terbagi menjadi wilayah yang mengalami erosi dan tanpa erosi. Jumlah penduduk Kabupaten Jeneponto pada tahun 2012 sebanyak 348.138 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 169.025 jiwa dan perempuan sebanyak 179.113 jiwa, dengan jumlah penduduk terbesar berada di Kabupaten Bangkala yaitu sebanyak 50.650 jiwa. Perkembangan atau pertumbuhan penduduk merupakan indeks yang membandingkan jumlah penduduk pada suatu tahun dengan jumlah penduduk pada tahun sebelumnya.

Perkembangan penduduk suatu wilayah dipengaruhi oleh faktor kelahiran dan kematian (peningkatan alami), serta faktor migrasi penduduk yaitu emigrasi dan imigrasi. Laju pertumbuhan penduduk dapat digunakan untuk membuat asumsi mengenai prakiraan atau perkiraan jumlah penduduk di masa depan. Data jumlah penduduk Kabupaten Jeneponto 3 tahun terakhir menunjukkan pada tahun 2010 jumlah penduduknya sebanyak 342.700 jiwa dan pada tahun 2011 sebanyak 346.149 jiwa.

Sedangkan pada tahun 2011 terjadi pertambahan penduduk sebanyak 3.449 jiwa, sedangkan pertambahan penduduk pada tahun 2011 ke tahun 2012 sekitar 2009 jiwa.

Tabel 4. 2. Nama, Luas Wilayah perkecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan
Tabel 4. 2. Nama, Luas Wilayah perkecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan

Keadaan Penduduk

  • Sosial dan Budaya
  • Kelembagaan Pemerintah Daerah

Angka kemiskinan di Kabupaten Jeneponto berdasarkan pendataan penduduk miskin Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan sebanyak 36.336 KK, dengan angka kemiskinan tertinggi di Kabupaten Bangkala dan terendah di Kabupaten Batang seperti terlihat pada tabel di bawah ini. Peran komunikasi dan media di Kabupaten Jeneponto dalam bidang sanitasi selama ini masih sebatas kerjasama dengan program berbasis masyarakat seperti PNPM Lingkungan Mandiri Perdesaan, Sanimas dan Pamsimas. Kabupaten Jeneponto sebagai daerah wisata, sektor sanitasi menjadi hal terpenting dalam mendukung Kabupaten Jeneponto sebagai salah satu Kabupaten Sehat di Sulawesi Selatan.

Pelaporan ADD Kabupaten Jeneponto Pelaporan ADD diperlukan dalam rangka pengendalian dan pengenalan perkembangan proses pengelolaan dan pemanfaatan ADD. Di Kabupaten Jeneponto, pelaporan keuangan alokasi dana desa di setiap desa sudah mencapai tahap II, sedangkan untuk pengawasan ADD di Kabupaten Jeneponto, desa bekerja sama langsung dengan inspektorat di tingkat kecamatan hanya sebagai fasilitator dalam pelaksanaan ADD di Kabupaten Jeneponto. agar berfungsi. seperti yang diharapkan. Berdasarkan data BPS Kabupaten Jeneponto tahun 2014, angka kemiskinan selama periode tahun 2014 menunjukkan bahwa secara umum kecamatan penerima bantuan penyaluran dana desa mengalami penurunan.

Peningkatan kesejahteraan masyarakat dari tahun 2013 hingga tahun 2014 juga menunjukkan peningkatan seiring dengan penurunan jumlah keluarga miskin di Kabupaten Jeneponto berdasarkan data BPS tahun 2014.

Tabel 4. 11. Jumlah Fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kabupaten  Jeneponto
Tabel 4. 11. Jumlah Fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kabupaten Jeneponto

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Implementasi Alokasi Dana Desa Kabupaten Jeneponto

Alokasi dana desa merupakan dana perimbangan antara pemerintah pusat dan daerah yang dimaksudkan untuk membiayai program pemerintah desa dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat. Laporan akhir pelaksanaan penggunaan alokasi dana desa meliputi kemajuan pelaksanaan dan penyerapan dana, daya serap swadaya masyarakat, tenaga kerja yang terserap dalam proyek ADD, permasalahan yang dihadapi dan rekomendasi solusi akhir penggunaan dana desa. TAMBAHKAN KEMUDIAN. Desa Bontotangnga memiliki luas wilayah 5,97 Km2 dengan jarak 13 Km2 dari ibu kota kecamatan dan 15 Km2 dari ibu kota kabupaten.

Berdasarkan tabel diatas diperoleh data bahwa pelaksanaan ADD di Desa Bontotangnga telah dilaksanakan dengan 5 program dan 11 kegiatan yang dilaksanakan yaitu beberapa dusun. Pelaksanaan pembangunan di Desa Bontotangnga dilakukan secara bertahap karena jarak pengambilan bahan baku yang cukup jauh, ditambah lagi akses jalan yang menghambat pekerjaan. Desa Balang Baru memiliki luas wilayah 4,50 km2 dengan jarak 0 km2 dari ibu kota kecamatan dan ibu kota kabupaten 3.

Desa Pappalluang memiliki luas wilayah 5,09 Km2 dengan jarak 10 Km2 dari ibu kota kecamatan dan 15 Km2 dari ibu kota kabupaten.

Tabel 5. 1. Nama Kecamatan dan Jumlah Perimbangan ADD
Tabel 5. 1. Nama Kecamatan dan Jumlah Perimbangan ADD

Pengaruh Alokasi Dana Desa Terhadap Kesejahteraan

Pembangunan infrastruktur di Desa Pappalluang sebagian besar berfokus pada infrastruktur jalan, meskipun selain jalan, masyarakat Desa Pappalluang juga membutuhkan air bersih karena sumber air bersih yang dikonsumsi masyarakat Desa Pappalluang berasal dari air sungai. Berdasarkan persamaan model regresi diatas diketahui nilai konstanta yang diperoleh sebesar 16,3997 yang menunjukkan jika nilai variabel Artinya setiap kenaikan nilai ADD sebesar 16 juta maka diperkirakan kesejahteraan masyarakat juga akan meningkat. akan meningkat sebesar Rp.

Berdasarkan hasil pengolahan data koefisien determinasi dari model penelitian, dimana korelasi dilambangkan dengan nilai R dan determinasi atau daya prediksi model ditunjukkan dengan nilai R2, maka diperoleh korelasi (kedekatan). hubungan) antara anggaran dana desa (ADD) dengan kesejahteraan masyarakat sebesar 0,457 yang berarti ADD mempunyai hubungan yang sangat kuat terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Nilai R-squared (Determinasi) menunjukkan daya prediksi model sebesar 0,209 yang berarti alokasi dana desa dapat menentukan naik turunnya kesejahteraan masyarakat sebesar 20,9%. Selanjutnya untuk melihat tingkat signifikansi dan membuktikan hipotesis yang diajukan peneliti dilakukan uji t dan output SPSS menunjukkan nilai t hitung sebesar 1,943 dengan Sig sebesar 0,003.

Nilai t hitung untuk derajat kesalahan 5% (α=0,05) dan DF 9 (n-k =11-2=9) adalah sebesar 1,833 yang berarti t hitung (1,943) lebih besar dari t tabel 1,833 sehingga bahwa pengaruh variabel ADD terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat adalah signifikan.

Tabel 5. 6. Coefficients a
Tabel 5. 6. Coefficients a

Pembahasan

Dalam proses pencairan dana tersebut, apabila Alokasi Dana Desa (ADD) yang disalurkan telah diterima oleh pengelola Alokasi Dana Desa (ADD), maka pengelola Alokasi Dana Desa (ADD) wajib mengumpulkan segala pertanggungjawaban dari pelaksana kegiatan hingga pertanggungjawabannya terlebih dahulu. Bupati Karangasem yang dikoordinasikan oleh Pengelola Alokasi Dana Desa (ADD) Tingkat Kecamatan. Selain itu, pengelola Alokasi Dana Desa (ADD) harus membuat laporan kemajuan fisik dan keuangan setiap bulannya. Kendala yang dihadapi dalam proses pelaksanaan Alokasi Dana Desa dimana disajikan tujuan pemanfaatan Alokasi Dana Desa (ADD).

Namun dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa (ADD) terdapat beberapa kegiatan yang dianggarkan namun tidak dapat dilaksanakan. Sehingga dana tersebut ditempatkan dalam bentuk dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (ABPDesa) dan dapat digunakan untuk kegiatan lain pada tahun berikutnya berdasarkan Musyawarah Desa. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengolahan data SPSS yang menunjukkan nilai t hitung sebesar 1,943 dengan Sig sebesar 0,003.

Dalam hal ini dimungkinkan untuk melakukan pengukuran terkait indikator sosial ekonomi seperti peningkatan taraf hidup, tingkat pendidikan, peningkatan sarana dan prasarana pasca pelaksanaan proyek perbaikan daerah dengan menggunakan Alokasi Dana Desa (ADD).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Gambar

Tabel 4. 2. Nama, Luas Wilayah perkecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan
Tabel 4. 3. Jumlah Penduduk dan Kepadatannya 3 (tiga) Tahun Terakhir
Tabel 4. 4. Jumlah Penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 (lima) Tahun
Tabel 4. 5. Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Jeneponto Tahun 2011-2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 139/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus, Dana Perimbangan merupakan dana yang