JumaIeL-MAsHLAHAH,vol.1No.l,De5embeI201lE
ELECTRONIC COMMERCE DITINJAU DARI HUKUM PERDATA
Abdul Khair
Dosen Jurusan Syariah STAIN Palangkaraya
ABSTRAK
Elektonik Commerce adalah transaksi perdagangan dengan menggunakan internet, cara
ini
banyak kemudahannya sebab para pihak yang mengadakan kontraktidak
perlu berternu muka sehingga dapat menghematwaktu
dan dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Walaupun banyak kemudahan, narnun caraini
juga ada kelemahan-kelemahannya, seperti rentan terjadi penipua& identitas para pihak dapat dipalsukan, kerahasiaan kurang terjamin, keabsahan data sering diragukan. Pada tulisanini
penulis berusaha mencarikan solusi agar transalsiini
menjadi aman, terutama perlindunganhukum bagi para pihak yang
mengadakankontrak
dengan cara e- commerce.Kata Kunci: Transaksi Elektronik, Perlindungan Hukum ABSTRACT
E- Commerce is trade transaction using internet, this means a
lot
of simplicity because the parties entered into the contract does not need to meet face soit
can save time and can be done anytime and anywhere. Although a lot of convenience, but this way there are also its weaknesses, snch as susceptible to fraud, identity of the parties can be forged, confidentiality is less reliable, the validity of data is often questionable. In this paper the authors tried to find a solution to this transaction to be safe, especially legal protection for the parties who entered into a contract by e-co[unerce.Ke)rwords: Electronic Transactions, Law Protection PENDAHULUAN
A, Latar Belakang
Pada zaman
modern ini
banyakbidang
mengalami perubahan, salahsatunya adalah dunia
perdagangan.Kalau
biasanyaantara penjual
danpembeli harus bertemu
untuk melakukan transaksi, sekarang ,ual beli tidak mesti bertemu lagi antara penjual dan pembeli. Penjual dapat menjajakan dagangannyamelalui internet,
dan pembelipun dapat melihat dan memilih barang dalam kamamya sendiri sambil membuka internet.Penggunaan
internet berkembangpesat sejak
ditemukan internet tersebut.Teknologi
internet memungkinkan koneksi terjadi diantara berbagai jenis komputer, antar berbagai sistem operasi. Tidak ada jaringan yang terlalu cepat atau lamban, terlalu besaratau
terlalu kecil
sehinggatidak
bisadikoneksikan. Internet
dapatmenghubungkan
jaringan-iaringan canggihyang
merentang antar benua1
Abdul Khair, Electrorik Cofirnerce ditiniau dari Hukum Perdata
dan
menghubungkanribuan,
bahkan iutaan computer.lPerkembangan
teknologikomunikasi yang cepat ini
daPatberpengaruh terhadap perubahan kultur masyarakat. Bahkan terbentuk dunia baru yang lazim disebut dunia maya, di dunia ini setiap orang dapat berinteraksi dengan
individu lain tanpa
batasan apapun. Memangdari
sekian barryak aspek kehidupan manusia yang terkena dampak dunia mayaini
adalah aspek bisnis. Bisnis dengan media elektronikatau yang
biasadisebut
Elekctrononic Commerceatau yang lebih dikenal
r-commercet memberi kesempatan kepada setiap orang unhrk melakukan berbagai transaksi.
Jual beli atau
perdagangan melalui transaksi elektronik merupakansuatu pilihan bisnis yang
sangat menjanjikanuntuk
diterapkan saat ini,karena jual beli melalui
transaksielektronik memberikan
banyak kemudahanbagi
kedua belah pihak,baik dari pihak
penjual maupun daripihak pembeli di dalam
melakukantransaksi, meskipun para pihak berada di dua tempat yang berbeda.
Untuk
mengantisipasi permasalahandalam
e-commerce rni, pemerintah bersamaDPR RI
telahmenyapakati sebuah Undang-undang yaitu Undang-undang Nomor 11 tahun 2008
tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (UUITE) yang mulai berlaku tanggal 12April
2008. Undang-undangini
mencakup segala pranata hukumdan ketenfuan-ketentuan
yangmengakomodasi tentang perdagangan elektronik yang merupakan salah satu ornamen utarna dalam bisnis. Adanya
regulasi khusus yang
mengaturpelan,ian airtual int, maka
secaraI Adi Nogroho, Memohomi Pedogongon di Ounio Moyo, (lnformatika: gandunS, 2006), hlm.26
otomatis pe{aniian-perianiian tersebut
di intemet tunduk pada UUITE
danhukum perjanjian yang
berlaku.Sebagaimana dalam
perdagangan konvensional, e-comtnerce menimbulkanperikatan antara para pihak
untuk memberikan suatu prestasi. Implikasi dari perikatan itu adalah timbulnya hakdan
kewajibanyang harus
dipenuhi oleh parapihal
terlibat.Pada
Hukum
perdata ada juga mengatur masalah perjanlian yaitu padapasal 1320 KUH Perdata
yangmenyebutkan mengenai syarat sahnya suatu perianjian
yang
mengikat parapihak. Menurut Subekti,
suatuperjanlian dianggap sah
apabilamemenuhi syarat
obyektif dan
syarat subyektif.:
Pemenuhanatas
syarattersebut berakibat pada perjanjian yang telah d ibuat menjadi salr. Pe4anjian juga mengikat bagi para pihak mengenai hak
dan kewajibannya,
sehingga pemenuhansyarat
sahnya perjanjianmutlak
harus dipenuhi.Hal ini
kelak apabila dikemudian hari terjadi suautu permasalahanatau sengketa
maka penyelesaiamya dapat didasarkan pada perianjian yang telah disepakati.Namun demikian,
dalampraktiknya e-commerce
seringmenimbulkan
permasalahan karenadapat
menimbulkan kesamaran yangdapat
mengakibatkan ketidakpastian.Objek
jual beli
yang tidak nyata serta kurangnya informasi mengenai barang yang diperjualbelikan lazim te4adi pada e-comnrcrce. Jual beli yang mengandungunsur
kesamaranini
mengandungpermainan atau
untung-untungan, meragukandan
mengandung unsur penipuanI
Jualbeli
sepertiini
tidak2
R. Subekti, Pokok-Pokok Hukum Pedoto, Itaka.le.
htermesa, 20011, hlm. 16
Haris Faulidi Asnawi, Tronsokosi Bisnis E-commerce Perspekil lslon,l\ ogyakarta: MaSisth lnsanla Presr Bekerjasama dengan MSI Ull. 2004), hlm.87
Jurnal eL - MASHLAHAH, Vol. 1 No. 1, Desember 2011
jarang menimbulkan penyesalan pada
pembeli yanS disebabkan
karenaadanya kecacatan
atauketidaksempumaan
pada objek
yang diperjualbelikan.B. Pengertian E-c ottnerce
Ada
beberapa definisidari
E- commerce yang dikemukakan oleh para sarjan4 David Buam yangdikutif
olehOnno W. Purbu menyebutkan
e-commerce
adalah
" E-commerceis
adynamic set of technologies, aplications, and business process
that link
enterpreselconsutners,
and
communities through electrcnic transactions and the electronicexchange of goods, seroies, and information"
lE-commerce merupakan satu set dinamis teknologi,
aplikasi dan
proses bisnisyang menghubungkan
perusahaan,konsumeo dan komunitas
tertentumelalui transaksi elektronik
dan perdagangan barang, pelayanan daninformasi yang dilakukan
secaraelektronik.!
Bryan
A.
Gamer, sebagaimanadikutif oleh Barakatullah
dalam bukunya Bisnis E-Commerce Studi Sistem Keamanan dan Sistem Hukum di lndonesia,menBatakan
adalah pembelian
dan penjualanbarang dan jasa
denganmenggunakan komputer online di
intemet.s
E-Commerce
menurut
MunirFuady,
adalah suatu proses berbisnisdengan menggunakan
teknologi elektronik yang menghubungkan antara perusahaan, konsumen dan masyarakat dalam bentuk transaksi elektronik dan'Onno w. Purbe, Mengenol E-commerce, (Jakerta: PT.
Elek Media KomDutindo, 20001, hlm.2
t Abdul Halim Barakatullah dan Teguh Prasetyo, 8kri,
E-Commerce Studi Sistem Keohonon don Sistem Hukum di lndonesio, (Yosyakarta i Pustaka Pelajar, 200s), hlm. 12
pertukararVpeniualan barang, servis dan informasi secara elektronik.6
Dari
berbagaipemdapat
itu,maka dapat disimpulkan
bahwa transaksi elektronik alau e-commerceitt
adalah transaksi melalui internet.
C. Asas-asas Perjanjian Jual-Beli
Pada hukum perdata
adadiatur tentang asas-asas perjanjian jual- beli, yaitu sebagai berikut:
1, Aeas kebebasan berkontrak.
Maksud asas
kebebasanberkontrak
adalah setiap orang dapat melakukan perjanjianapa saja,
asaltidak
bertentangandengan
undang- undang dan ketertiban umum.Hal ini dapat dilihat dari pasal 1338
(1) KUHPerdatayang berbunyi
"Semua kontrak (perjaniian) yang dibuat secarasah berlaku
sebagai uldang-undang bagi mereka yang membuatnya".Buku III
KUHPerdata memungkinkan adanya perjanlian yang belumdiatur
dalam KUHPerdatA jadi para pihak dapat membuat perlanjianyang belum diatur
secara konkret, namun tetap sesuai dengan asas syarat perianjian, dengan kata lain dibolehkan mengesampingkan peraturan-peraturan yang termuat dalam buku ketiga.2. Asas Konsensualisme
' Asas
konsensualisme adalah perjanjianitu terjadi atau ada
sejak terjadinyakata
sepakatantara
parapihak.
Pada pasal 1320 KUHPerdatamenegaskan bahwa kata
sepakat merupakan salahsatu
syarat sahnyasuatu
perjanjian,baik
secara tertulis maupun sacara lisan.Anwar Fuady, Pengontor Hukum Eisnis "Menoto Bisnis Modern di Eto Globdl, (Eandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2005), hlm.407
3
Abdul Khair, Erecfrotik Cofirfietce diti,:.jau dari Hukum Perdata
3, Asas Itikad Baik.
Asas itikad baik
terbagimenjadi 2, yaitu dalam
Pengertiansobyektif dan dalam
pengertianobyektif. Dalam
pengertian sobyektif adalah keiujuran seseorangyang
adapada waktu
diadakannya perbuatanhukum,
sedangkandalam
Pengertianobyektif adalah
pelaksanaan suatu perjanjianitu
harus didasarkan pada norma kepatutan atau aPa yang dirasasesuai dengan kePatutan
dalammasyarakat. Itikad baik
ini
tidak sama denganniat, itikad baik
merupakan pelaksanaan perjanjian secara adil, patut dan layak4. Asas Kepetcayaan
Asas kepercayaan
yaitu
para pihak yang membuat perianjian harus menumbuhkan kepercayaan diantaramereka, dengan kata lain
harus memenuhi prestasinya dikemudian hari.Tanpa adanya kepercayaan, maka para pihak akan merasa tidak nyaman dalam melakukan perjaniian, karena keragua- raguarr akan mengganggu prestasi para pihak.
5. Aeae Kekuatan Mengikat
Asas kekuatan mengikat
ini
diatur dalam pasal 1338
(1)KUHPerdata,
yang berbunyi
sebagaiberikut: "Setiap perjanjian yang dibuat secara
sah berlalu
sebagai undang-undang bagi mereka
yangmembuatnya". Pasal
ini
menjelaskan bahwa perjanjian yang dibuat mengikat para pihak yang membuatnya, sehingga tidak ada alasan bagi parapihak
untuk tidak melakukan prestasi. Jika salah satupihak atau kedua
belahpihak
tidakmelakukan prestasi,
sehinggamenimbulkan kerugian bagi pihak lain, dan ini disebut wanprestasi, maka pihak yang merasa dirugikan dapat menuntut
kerugian atas tidak
terlaksananya7. Asas K€patutan
Maksudnya adalah isi perjaniian
tidak hanya harus sesuai
denganpelaturan
perundang-undanganyant
berlaku tetapi juga harus sesuai dengan kepatutan, sebagaimanadiatur
dalampasal 1339 KuHPerdata yang menyatakan bahwa "Suatu perjanjian
tidak hanya
mengikatuntuk
hal-halyant tegas dinyatakan
didalamny4 tetapi jugauntuk
segala sesuatu yangmenurut sifat perjanjian
diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan atau undang- undang.8. Asas Kebiasaan
Maksudnya
adalah
perianlian harus mengikuti kebiasaan yang lazim dilakukan, halini
sesuai dengan pasal 1347 KUHPerdata yang berbunyi: "Hal-hal yang menurut
kebiasaan selama diperjanjikan dianggap secara diam-diam
dimasukkandalam
pe4aniian,meskipun tidak dengan
tegasdinyatakan". Ketentuan
ini
merupakanperwujudarr dari unsur
naturalisme dalam sebuah perjanjian.D. Syarat-syarat Sahnya Perjanlian Suatu perjanjian
akan
sah iikamemenuhi
syarat-syaratyang
telah ditetapkan oleh pasal 1320 KUHPerdat4 yaitu sebagai berikut (1) Sepakat mereka yang mengikatkan diri, (2) Cakap untuk membuat perjanjian,(3)
Suatu hal tertentu dan (4) Suatu sebab yang halal.4
prestasi tersebut,
baik melalui
prosepengadilan ataupun melalui
prosesmediasi.
6. Asas Kepastian Hukum
Kepastian
hukum
merupakan sesuatu yang ingin dicapai dalam setiap perjanjian,karena
kepastian hukum akan menimbulkan rasa kepuasan bagi para pihak.Iumal eL - MASHLAHAH, Vol. I No. 1, Desember 2011
Pertama, sepakat mereka yang mengikatkan
diri.
Maksudnya adalah dalam melakukan perianjian tidak boleh ada paksaan, kekhilafan dan penipuan.Tidak ada paksaan artinya adalah tidak
ada unsur yang
menakutkan dalampeianiian tersebut baik
terhadapdirinya
maupun hartanya.Tidak
adakekhilapan artinya adalah
ketikamelakukan perjanjian tersebut tidak ada
dipengaruhi
pandanganatau
kesan yang temyatatidak
benar. Sedangkan unsur penipuan diatur dalam pasal 1328KUHPerdata yaitu suatu
tipu
muslihatyang dipakai oleh slah satu
pihaksehingga
menyebabkanpihak
laindalam perjanjian
tersebutmenandatangani perfanjian
yangbersangkutan, dan
seandainyatidal
ada unsur penipuan
ini
(dalam keadaan normal) makapihal lain tidak
akan bersedia menandatangani perjaniian.Kedua,
cakap untuk
membuatsuatu perianiian. Cakap
(bekraam)merupakan syarat umum untuk dapat melakukan perbuatan hukum secara sah
yaitu
harus sudah dewasa, sehat akalpikiran
dantidak
dilarang oleh suatu peraturan perundang-undangan untuk melakukan sesuatu perbuatan tertentu.Dilihat dari
sudut rasa keadilanmemang
benar-benarperlu
bahwa orang yang membuat perjanjian yang nantinya akanterikat oleh
perjanjian yang dibuatnyaitu,
harus benar-benarmempunyai kemampuan
untuk menginsyafi segala tanggung jawabyang bakal dipikulnya
karena perbuatannyaitu. 7
Sedangkan biladilihat dari sudut
ketertiban umum maka oleh karena orang yang membuat perianiianitu
berarti mempertaruhkankekayaannya sehingga
sudahseharusnya
orang
tersebut sungguh-sungguh berhak berbuat bebas terhadap harta kekayaannya.s
Tegasnya syarat kecakapan untuk
membuat suatu pe4anjian ini
mengandung kesadaran
untuk melindungi baik bagi dirinya dan bagi miliknya maupun dalam hubungannya dengan keselamatan keluarganya.Keliga Suatu
hal
tertentu. Suahlhal
tertentudalam
perjanjian adalahbarang yang menjadi obyek
suatu perjanjian.Menurut pasal
1333 BWbarang yang menjadi obyek
suatu pe4aniianini
harus tertentu, setidak-tidaknya harus ditentukan
jenisnya,sedangkan jumlahnya tidak
perlu ditenhrkan asalkan sala kemudian dapat ditenhrkan atau diperhitungkan.Menurut
Wirjono Prodjodikoro, barang yang belum ada yang diiadikanoblek
perjanjian tersebutbisa
dalam pengertianmutlak
(absolut) dan bisa dalam pengertianrelatif
(nisDi). Belum ada dalam pengertian mutlak misalnyape4aniian iual beli padi
dimanatanamannya
baru
sedang berbunga.Sedangkan belum ada dalam pengertian
relatif misalnya
perjaniianjual
beliberas, beras yang
diperjual-belikan sudah berwujud beras, tetapi pada saat perjanjian diadakan masihmilik
oranglain namun akan meniadi
miliknya penjual.ePasal 1334 ayat (2) BW barang- barang yang akan masuk hak warisan seseorang
karena yang lain
akan meninggaldunia dilarang
dijadikan obyek suatu perianjian, kendatipun halitu
dengan kesepakatanorang
yangakan meninggal dunia dan
akan meninggalkan barang-barang warisanitu. Adanya larangan ini
karena menjadikan barang yang akan diwarisi! lchsan, 1967, hlm. 126
ewirjono Prodjodikoro, Asot-otos Hukum Perjonjion, (BandunS:Sumu., 1973), hlm. 28
'subekti, 1929, t lm. 13
5
sebagai obyek Pe4anjian bertentangan dengan kesusilaan.
Keempat, S:uatu sebab Yang halal.
Suatu sebab
halal
meruPakan sYaratkeempat untuk sahnya
suautupedaniian. Mengenai syarat
ini
Pasal1335
BW
menyatakanbahwa
suatu peianjian tanPa sebab, atau yang telah dibuat karena sesuahr sebab yang palsuatau terlaran& tidak
memPunyaikekuatan.
Temyata pembentuk
undang-undng membayangkan 3
macamperianiian mungkin terjadi
yakni : (l)
perian
ian yang tanpa sebab,
(2)perlaniian dengan
suatu
sebab yang palsu atau terlarang, dan (3) perjanjiandengan suatu sebab yang
halal.Akhimya
pasal 1337 BW menentukan bahwa sesuatu sebab dalam Pe{aniiantidak boleh bertentangan
denganundang-undang, kesusilaan
dan ketertiban umum.Pada kenyataannya,
adaperjanjian yang tidak memenuhi syarat sahnya perjanjian secara keseluruhary
misalnya unsur
kesepakatan sebagai persesuaian kehendakdari
para pihakyang membuat
perjanjian, sehinggamaknanya mengalami
pergeserandalam pelaksanaannya.
Misalnyamuncul
perjanjian-peianian
yangdibuat dimana isinya hanya merupakan kehendak
dari
salah satupihak
saja.Peianiian
sepertiini dikenal
dengan perfanjian baku (standard ol contract).Menurut R. Subekti,
to
padadasamya perjaniian atau jual beli harus
memenuhi beberapa unsur
yaitu:Pertama, Unsnfi Nahffalia,
yaitu
unsuryang
dianggapada dalam
pe{aniian walaupun tidak dituangkan secara tegas dalam perjanjian, seperti itikad baik dari masing-masing pihak dalam perjanjiar.Abdul Khair, Ele.fron ik Cofirnerce ditinjalu dari Hukum Perdata
Unsur
accedentialia,yaitu
unsur tambahanyang diberikan oleh
para pihak dalam peqaniian, seperti klausula tambahan yang berbunyi "barang sudahdibeli tidak
dapat dikembalikan lagi".Kedua,
Unsur
esentialia,yaitu
sebagaiunsur pokok yang wajib ada
dalam perjanjian, sepeti identitas para pihak yang harus dicanhrmkan dalam suatu pe4anjian.E. Proaee Jual Beli dengan Internet
Untuk melakukan jual
beli denganintemet
ada beberapa prosesyang harus dilalukan, untuk
lebih jelasnya berikut akan dipaparkan proses tersebut, yaitu:ttPertama, penawaran
yang dilakukan oleh peniual melalui nlebsifepada internet. Penjual
menyediakanstorcfofit yang bebrisi katalog
danpelayanan yang akan
diberikan.Masyarakat yant akan
memasuki arebsile pelakuusaha
tersebut dapat melihat-lihat barangyang
ditawarkan oleh penjual.Penawaran melalui
internetteiadi apabila pihak lain yant
menggunakan media intemet memasuki situs
milik peniual
atau pelaku usahayang melakukan penawaran.
Olehkarena itu, apabila
seseorang tidak menggunakanmedia intemet
dan memasukisitus milik pelaku
usahayang
menawarkansebuah
produk,maka tidak dapat dikatalan
adapenawaran. Dengan
demikianpenawaran melalui media
intemet hanya dapat terjadi apabila seseorangmembuka situs yang
menampilkansebuah tawaran melalui
intemet tersebut.Kedua, penerimaan.
Apabila penawar.rndilakukan
e-mail address,r! Edmon Makarin,
Kompilosi Hukufi lelemotiko, (lalarta: PT. Grafindo PeEada, 2O0O), hlm.82 'o R. Subeki Aneko Perionjion, {Bandung: Alumni,
1985), hlm.20 6
,umal eL - MASHLAHAH, Vol,1 No.1, Desember 2011
maka penerimaan dilakukan melalui e- mall, karena penawaran hanya dihljukan
pada sebuah e-mail yang
ditujusehingga hanya pemegang
e-mailtersebut yang dituju.
Sedangkan penawaranmelaluirr,elsrle
ditulukanuntuk seluruh masyarakat
yangmembuka ?reDsifp tersebut, karena siapa saia dapat masuk ke dalam website yang berisikan penawaran atas suatu barang yang ditawarkan oleh penjual.
Apabila ada yang
berminatmembeli barang yang ditawarkan ih.t,
dapat
membuat kesepalatan denganpenjual atau pelalu usaha
yang menawarkanbarang tersebut.
Padatransaksi
jual beli
secara elektronik, khususnyamelalui
websile, biasanyacalon pembeli akan memilih
barangyang ditawarkan oleh penjual
atau pelaku usaha, danlika
calon pembeliatau konsumen itu tertarik
untukmembeli salah satu barang
yangditawarkan, maka barang itu
akandisimpan terlebih dahulu sampai calon pembeli merasa yakin akan pilihannya.
Ketiga, tahap
pembayaran.Pembayaran
dapat dilalukan
baiksecara langsung maupun
tidak langsung,misalnya fasilitas
intemet, namun tetap bertumpu pada keuangan nasionalyang
mengacupada
sistemkeuangan lokal. Klasifikasi
cara pembayaran dapat dibagi meniadi tiga, yaitu:r2a) Transaksi model ATM,
sebagai transaksi yang melibatkan finansialdan
pemagang accountyang
akanmelakukan pengambilan
atau mendeposit uangnyad.ari
accountyang akan melakukan pengenbilan
atau mendoposit uangnya
dariaccorfl I masing-masing.
b) Pembayaran dua pihak
tanpa perantara,dapat dilakukan
secaralangsung
tanpa
perantara dengan menggunakan uang nasionalnya.c)
Pembayaran dengan perantara pihakke
tiga, umunya merupakan prosespembayaran yang
menyangkut debet,kredit
ataupuncek
masuk.Metode
pembayaranyang
dapatdigunakan antara lain
denganmenggunakan
sistem
pembayaranmelalui kartu kredit orlalze
serta sistem pembayaran checkin line.Apabila kedudukan penjual
dan pembeli berbeda, maka pembayaran dapat dilakukan melalui cara accolnf to account atau pengalihan rekning pembeli kepada rekening penjual.Berdasarkan
kemajuan
teknologi,pembayaran dapat
dilakukanmelalui kartu kredit
dengan cara memasukkannomor kartu
kreditpada formulir yang
disediakanpenjual dalam
penawarannya.Pembayaran dalam transaksi jual beli secara
elektronik ini sulit
untukdilakukan
secara langsung karenaadanya
perbedaanlokasi
antarapenjual dan pembeli
walaupun dimungkinkan untuk dilakukan.d)
Pengiriman merupakan suatu proses yang dilakukan setelah pembayaran atas barangyang
ditawarkan oleh penjual kepada pembeli, dalam halini
pembeli berhak atas penerimaan barang tersebut. Pada kenyataannya,barang yang dijadikan
objek pe4aniiandikirimkan oleh
penjualkepada pembeli dengan
biayapengiriman sebagaimana
telahdiperjaniikan antara penjual
dan pembeli.Berdasarkan proses transaksi jual beli secara elektonik yang telah diuraikan
di
atas iauh lebih mudah daripada transaksiyang
dilakukanbertemu secara langsung
antarapen,ual dan pembeli,
karena memerlukanwaktu dan
tenaga.r': Edmon Makarin, ,(o/r,piiosi ..., hlm. 10
7
_AbdulKheir,Elcr'rofiikcofi,nercedilinia!dariHukumPerdata
Traksaksi elektronik daPat dilakukan
kapan saia dan dimana
saiasepeniang si calon pembeli membuka internet.
F, Kandala-kandala
ElekbonikCommetce
Walaupun E commerce banYak
memberikan kemudahan
kePadapenggunanya, akan tetaPi disisi lain ada juga kandala-kandalanya, baik dari sisi
hukum maupun dari sisi
teknologi.Adapun kandala-kandala
tersebutadalah sebagai berikut:
1, Kecakapan para pihak.
Salah satu syarat
dalam melakukan perianjianjual beli
adalahpara pihak harus
sudah cakaP ataudewasa, apalagi jika barang
yang diperlualbelikan tersebut bemilai besar.Dalam
hal praktik
kontrak e-commercesulit untuk
diketahui kecakapan parapihak, karena kontrak
tersebutdilakukan melalui internet dalam dunia maya yang tidak memPertemukan para
pihaknya
secaralangsung
sehingga memungkinkan terjadinya penipuan.Hal ini tentu
saja menjadikan hambatan terhadap pemenuhan syarat sahnya suatu kontrakyang
berakibatdari keabsahan terhadap
kontraktersebut, dimana kemungkinan tedadi
perbedaan mengenai apa
yangdinyatakan dengan sebenarnya.
2. Yurisdikei
Jika terjadi
permasalahandalam kontrak
e-commerce sama-sama warga negara Indonesia tidaklah terlalu masalah karena memiliki sistem hukumyang
sama.Akan tetapi jika
terjadi konttak e-commetce beda warga negaramaka dapat
menimbulkan ketidakpastianhukum,
karena setiapnegara mempunyai sistem
hukumsendirlsendiri.
Sehinggajika
terjadisengketa
antar pihak yang
berlainannegara maka akan
menimbulkan hambatandalam pemilihan
hukum negaramana yang akan
digunakan- Oleh sebabitu tidak
dapat diabaikanbegitu saja
masalahyurisdiksi
ini,sehingga harus dibicarakan
ketika pembentukan kontrak.3. Kebenaran Data
Ada
beberapa ketentuanyant
harus dipenuhi dalam sebuah kontrak atau peianiian, yaitu sebagai berikut: (a) Identitas para pihak, (b) Tanda tanganpara pihak yang diperkuat
denganmaterai, (c) saksi dalam
kontrak tersebut.Pada saat
teriadi kontrak
e- commerce semua ketentuandi
atas tidakjelas, misalnya identitas para
pihakdapat
dipalsukan karenapara
pihakyang
mengadakankontrak di
dunia maya tersebuttidak
pernah bertemumuka
secara langsung,tanda
tangan para pihak juga tidak asli, karena tidak mungkin dilakukan, apalagi saksi jelas tidak ada. Padahal jika kontrak tersebut bermasalah,maka yang
dibuktikan kebenarannyadan iuga dicari
olehhakim adalah
kebenarandata
para pihak yang mengadakan kontrak.4. Ke ab sah an la al i d ity )
Keabsahan data
merupakan salah satu faktor yang sangat pentingdalam
pembentukankontrak,
karenadengan
keabsahantersebut
kontrakyang telah
disepakati mengikat parapihak dan berlaku
sebagai undang- undang. Pada kontrak e-commerce iatth berbeda dengan kontrak konvensionalyang
menggunakankertas
sebagai media, sedangkankontrak
dalam e- commerce termasuk kontrak elektronikyang menggunakan data
digitalsehingga
untuk
pembubuhan tanda tangandi
atas materaitidak
mungkin8
untuk
dilaksanakan. Karenatidak
ada tanda tangan, maka keabsahan suatu kontrak yang telahdibuat
diragukan, Halini
dapat menyusahkan para pihak dalam melakukan transaksi elektronik.5. Kerahasian
Tidak semua orang
yangmengadakan kontrak
maudipublikasikan isi
perjaniiannya,terutama masalah data.
Dalammelakukan
kontrak
secara elektronik,kerahasiaan santat sulit
ditutupi, karena data yang dibuat dalam kontrak sangat mudah diketahui oleh orang lain.Ini
merupakan salahsatu
kelemahandalam
e-commercedan
sangat sulit untuk ditutupi.G. Perrecahan Masalah
Permasalahan atau kelemahan- kelemahan dalam konlrak e-commerce
iri
harus dicarikan
solusinya, karena e- commerce adalah perkembangan terbarudalam dunia bisnis yang
banyakmemiliki
keunggulan-keunggulandibandingkan dengan
transaksikonvensional.
Ada
beberapahal
yangpenulis kemukakan disini
sebagaipemecahan
masalah, yaitu
sebagai berikut:1. Kecakapan para pihak.
Salah satu syarat
dalam perjaniianadalah para pihak
haruscakap dalam melakukan
perbuatan hukum, halini
dibuktikan dengan usia yang sudah dewasa dantidak
beradadalam
pengampuan. Proses kontrakyang dilakukan dengan
e-commerceteriadi
dalamdunia
mayadan
tidak mempertemukanpara pihak
secaralangsung, ini dapat
menimbulkan permasalahan,karena
dikhawatirkanpara pihal masih berada
dibawah umur.Untuk mengatasi permasalahan
di atas dapat dilakukan
dengan berbagai cara, misalnya (1) para pihakyang melakukan kontrak
harus mencantumkannomor Kartu
TandaPenduduk (KTP) atau scaner
KTp, alasannya adalahbila
orang tersebut mempunyaiKartu Tanda
Penduduk (KTP) berarti dia sudah dewasa. Karena salah satu persyaratan untuk membuatKartu
Tanda Penduduk (KTP) adalah orang tersebut harus dewasa dan sehatakal pikirannya. Jika para pihak tidak
mempunyai KTP maka
dapat digantikan dengan identitas lain seperti(2)
SuratIiin
Mengemudi (SIM). Jikaseseorang mempunyai Surat
IiinMengemudi (SIM) ini
menandakan bahwa dia sudah dewasa dan sehat akal pikirannya.2, Yuriediksi
Kontrak
e-commerce dapat dilakukanoleh antar
se$rma neg:ua,akan tetapi tidak
menutup kemungkinan ada iuga yang dilalukanoleh para pihak yang
berlainan kewarganegaraan,misalnya
seorang vr'arganegara
Indonesia melakukankontrak dengan orang
yang berkebangsaan Jermanatau
Amerika Serikat. Kalau saia kontrak e-commerceyang mereka lakukan berjalan dengan
lancar tentunya tidak
menimbulkanpermasalahan. Akan tetapi
iikasekiranya salah satu pihak melakukan wanprestasi dalam perikatan tersebut, maka akan menimbulkan permaalahan
yaitu
hukum negara mana yang akan dipakai.Permasalahan yuridiksi ini
harus diatasi dengan
melakukan kesepakatan terlebih dahulu antar para pihak yang melakukan perikatan. Padasaat handak
melal<ukankontrak
e-contmerce para pihak dapat menentukan
pilihan hukum, yakni hukum
manaJumaleL-MAsHLAHAH,vol.1No.1,Desember2011%
9
-
Abdul Khair, fleclroltik Cofinfierce <litiniar dari Hukum Perdata
yang dipakai oleh Para pihak iika terjadi sengketa dalam pelaksanaan e-comnrcrce.
Penentuan
pilihan hukum
Pada awal terjadinya kontrak daPat menghindarisengketa jika teriadi
permsalahandikemudian hari. Karena
menurut undang-undang ontrak yang disePakati oleh para pihak akan menjadi undang-undang yang akan
mengikat keduabelah pihak dan
kesePakatan dalam menentukanpilihan hukum
tersebutdapat dijadikan dasar kuat berlakunya
hukum atas kontrak yang
telahdilakukan.
3, Kebenaran Data
Keotentikan data
dalamtransaksi
e-coflfierce
sangat pentingkarena ini termasuk salah
satukeabsahan dalam kontrak, oleh sebab
itu
masalahini
harus dapat dijaga dan dicarikan solusinya.Untuk
mengatasimasalah ini, para pihak
daPatmenggunakan teknologi
yaitukriptografi
(cryptography\. Kriptografiadalah proses yang
membahaskeamanan komunikasi data
daripengintipan atau
pembaiakan oleh orang-orang yang tidak berhak dengan cara menyandikan data informasi yang dikirimkan.4,Keabsahan @alidity)
Keabsahan data sangat pentin8 dalam sebuah kontrak, dalam transaksi e-commerce biasanya
tanda
tangandilakukan dengan drgilal
signature,praktik
sepertiini
tentu saja berbedadari kebiasaan dalam
kontrakkonvensional. Permasalahan
ini
dapat diatasi dengan menggunakan dasar dari Undang-undang Nomor8
Tahun 1997tentang dokumen perusahaan sebagai
jaminan terhadap
penggunaan datadigital. Pada pasal 72 ayat
(1)disebutkan bahwa:
"Dokumen perusahaan dapat dialihkanke
dalammikrofilm atau media lainnya". Maksud dari media lainnya adalah media yang tingkat pengamanan menjamin keaslian
dokumen yang dialihkan
atau ditranspormasikan,misalnya
Compack Disk Read Only Memeory (CD ROM) danWrite-Once-Read-Many
(WORM), dimana pengalihan bentuk ke dalam CD ROM yang menggunakan data digital.Praktik seperti ini dapat
menjamin keabsahandata yang
dikirimkan, sehingga parapihak
yang melakukan kontran dengan e-commerce tidak merasa was-was.5. Kerahasian
Kerahasiaan data sangat penting dalam
praktik
e-commerce, karena parapihak ingin menjaga
data-datakeuangan perusahaan,
informasi perkembangan produksi, daftar harga,daftar
pelanggan,dan
lain-lairurya.Untuk
mengatasi masalahini
dapat mengguna-kanteknologi
Secure SocketLayer (SSL)
yang
dibenamkan pada mesin brouser sepetti internet explorer, karena cara sepertiini
dapat menjamin kerahasiaan data.Pada perkembangan sekarang
ini
telah adalembaga
penerbit kunci publik dan kunci privatini
dikeluarkanoleh suatu badan yang
bernama Certification Authotity (CA), lembaga inidapat memberikan jasa
terhadap perlindungan kerahasiaan data.H. Penutup
Transaksi Elektronik
yangsering dikenal dengan
Electronic Commerce atau e-commerce adalah salahsatu cara yang banyak
memberikan kemudahan kepada para pihak dalammelakukan transaksi
yang menggunakan teknologi intemet. Caraini
sangat cocok diterapkan pada masamodem ini, karena zaman
modem 10Jumal eL - MASHLAHAH, Vol. 1 No. 1, De6ember 2011
- identik
dengan kesibukanyang
luar bias4 sehingga orang tidak ada waktu untuk bertemu muka dalam melakukan transaksi.Dibalik banyak
kemudahanpraktik e-contmerce iuga
adakekurangan-kekurangannya/
sepertimudah terjadi penipuan,
kurangterjaminnya kerahasiaan,
sulitnya mengetahui identitas para pihak yangseesungguhnya. Untuk
mengatasimasalah
ini
pemerintah harus membuat aturan-aturanhukum yang baru
lagi dengan tujuanuntuk
melindungi parapihak dalam melal<ukan
kontrak, sehingga para pihak yang melakukantransaksi dengan
menggunakan e- cotltner ce met asa aman,DAFTAR PUSTAKA
Nogroho, Adi, Memahami Perdagangan di
Dunia Maya,
Bandung:Informatika, 2006
Barakatullah,
Abdul
Halim dan Teguh Prasetyo, Bisnis E-Commerce StudiSistem
Keamanandan
SistemHukum
di
Indonesia, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2005
Fuady, Anwar, Pengafltar Hukum Bisnis
" Menata Bisnis Modern
di
EraGlobal,
Bandung:PT
Citra Aditya Bakti 2005Haris Faulidi, Asnawi, Transakasi Bisnis
E-commerce
Perspektif
Islam,Yogyakarta: MaSistra
Insania Press Bekerjasama dengan MSI u11,2004Badrulzaman,
Mariam Darus,
Aneka Hukum Bisnis, Bandung: Alumni, 1994Makarin, Edrr.on,
Kompilasi Hukum Telematika, Jakarta; PT. Grafindo Persada, 2000Subekti, R, Aneka Perjanjian, Bandung;
Alumni, 1985
Purb4 Onno W., Mengenal E-commerce,
Jakarta: PT. Elek
Media Komputindo, 2000Prodiodikoro, Wirlono, Asas-asas Hukum Perjanjian, Bandung: Sumur, 1973
Hukum Perdata
Tentang Persetujuan-persetujuan Tertentu, Bandung: Sumur, 199111