• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA "

Copied!
99
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam studi kasus ini adalah bagaimana memberikan asuhan keperawatan pada pasien stroke di Bangsal Angsoka RS Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam studi kasus ini adalah bagaimana pemberian asuhan keperawatan pada pasien stroke di Bangsal Angsoka RS Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. 5) Asesmen pasien stroke di Ruang Angsoka RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.

Manfaat Penelitian

  • Bagi Peneliti
  • Bagi Tempat Penelitian
  • Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Hasil riwayat kesehatan pasien stroke non hemoragik di ruang Angsoka RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarida. Intervensi keperawatan pada pasien stroke non hemoragik 1 kali di ruang Angsoka RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Intervensi keperawatan pada pasien stroke non hemoragik 2 kali di ruang Angsoka RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.

Menurut asumsi penulis mengenai masalah keperawatan, risiko tidak efektifnya perfusi serebral kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor yang terjadi pada pasien 1 dan pasien 2, diantaranya adalah tekanan darah pasien yang tidak stabil. Penilaian dari diagnosis ini adalah permasalahan pola pernafasan tidak efektif belum teratasi pada pasien 1 dan pasien 2, sehingga intervensi dilanjutkan pada pasien 1 dan pasien 2. Diagnosis pola pernafasan tidak efektif sesuai dengan teori bahwa pola nafas tidak efektif pernafasan merupakan keluhan yang timbul pada pasien Infark Non-Hemoragik.

Menurut asumsi penulis mengenai masalah keperawatan, resiko terjatuh kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor yang terjadi pada pasien 1 dan pasien 2 yaitu masuknya skala morse pasien pada kategori tinggi hal ini disebabkan karena kekuatan otot pasien mengalami gangguan. . Pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien 1 dan pasien 2 telah sesuai dengan intervensi yang direncanakan berdasarkan teori yang ada dan sesuai dengan kebutuhan pasien stroke non hemoragik.

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), stroke adalah suatu kelainan fungsional otak yang terjadi secara tiba-tiba dengan tanda dan gejala klonik, baik fokal maupun global, yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau dapat menyebabkan kematian, yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak. Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika suplai darah ke bagian jaringan otak terganggu secara tiba-tiba karena aliran darah dapat menyebabkan terhambatnya proses metabolisme sel saraf sehingga merusak atau mematikan sel otak (Shinta, 2011).

Klasifikasi

Etiologi

Patofisiologi & Pathway

Kemudian akan mengganggu sistem syaraf dalam tubuh, seperti : menurunnya kontrol volunter yang akan menimbulkan hemiplagia atau hemiparesis sehingga tubuh mengalami hambatan karena tidak dapat menggerakkan tubuh untuk mengurus dirinya sendiri, penderita tidak mampu makan. sehingga nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Defisit neurologis juga akan menyebabkan gangguan pencernaan, mengakibatkan disfungsi kandung kemih dan saluran pencernaan serta masalah eliminasi selanjutnya. Karena terjadi penurunan kontrol volunter maka kemampuan batuk juga akan menurun dan mengakibatkan penumpukan sekret sehingga penderita mengalami obstruksi jalan nafas dan penderita tidak dapat menggerakkan otot untuk berbicara sehingga penderita mengalami batuk. pengalaman verbal. gangguan komunikasi berupa bahasa dan disfungsi komunikasi.

Tanda dan Gejala

Pemeriksaan Penunjang

Komplikasi

Penatalaksanaan

Sedangkan evaluasi pada pasien 2 RR : 24 x/menit, posisi pasien semi Fowler 45o, pasien mendapat oksigen 5 ltr/m. Menurut asumsi penulis mengenai masalah keperawatan, pola pernafasan yang tidak efektif kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor yang terjadi pada Pasien 1 dan Pasien 2, diantaranya adalah pasien yang mengatakan bahwa sesak nafas terjadi karena adanya penyumbatan pada suplai darah yang mengandung oksigen. terganggu terkena. dan menyebabkan sesak napas. Menurut asumsi penulis mengenai masalah keperawatan penurunan mobilitas fisik kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor yang terjadi pada Pasien 1 dan Pasien 2, diantaranya adalah pasien yang mengatakan bahwa kaki kirinya tidak dapat digerakkan karena kekuatan ototnya melemah.

Dapat disimpulkan bahwa intervensi yang dilakukan pada pasien 1 telah sesuai dengan kebutuhan pasien dan penilaian diagnosis gangguan komunikasi verbal pada pasien 1 tidak teratasi sehingga intervensi dilanjutkan. Sedangkan pada pasien 2 pada skala Morse tinggi terjadi penurunan kekuatan otot dan aktivitas pasien terbantu sehingga kedua pasien didiagnosis berisiko jatuh. Dari data kedua pasien mempunyai kesamaan yaitu pasien memerlukan bantuan perawat dan penurunan kekuatan otot pada pasien 1 dan pasien 2, namun kedua pasien memilikinya.

Intervensi pada pasien 1 dan pasien 2 sama dimana pelaksanaan pada kedua pasien adalah mengidentifikasi faktor risiko jatuh, mengidentifikasi risiko jatuh minimal satu kali per shift, mengidentifikasi faktor lingkungan yang meningkatkan risiko jatuh, menghitung risiko jatuh menggunakan timbangan, melakukan pemantauan kemampuan berpindah dari tempat tidur ke roda kursi dan sebaliknya. Sedangkan pasien 2 juga mempunyai lima diagnosa keperawatan yang sesuai dengan teori yaitu risiko perfusi serebral tidak efektif, pola pernafasan tidak efektif, gangguan mobilitas fisik, gangguan komunikasi verbal, dan risiko terjatuh.

Konsep Asuhan Keperawatan

  • Pengkajian
  • Diagnosa Keperawatan
  • Rencana Keperawatan
  • Implementasi Keperawatan
  • Evaluasi

METODE PENELITIAN

Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah pasien stroke non hemoragik yang dirawat di bangsal Angsoka RS Abdul Wahab Sjahranie Samarinda... yang akan dikaji secara detail dan mendalam. Subyek penelitian yang akan diteliti terdiri dari dua kasus serupa dan kriteria yang sesuai.

Batasan Istilah (Definisi Operasional)

Berdasarkan hasil analisis dan rumusan masalah yang dilakukan penulis, penulis menemukan bahwa diagnosis pola pernafasan tidak efektif pada saat pemeriksaan fisik ditegakkan pada pasien 1 dan pasien 2 dengan data pendukung pola pernafasan pasien 1 yaitu pasien mengeluh sesak nafas, pola pernafasan pasien tidak normal dengan RR : 25 x/menit dan pasien dipasang kanul hidung 4 liter yang telah dipasang oksigen. Pola pernafasan pasien mempunyai 2 keluhan yaitu pasien mengatakan sesak nafas, pola pernafasan tidak normal dengan RR : 24 x/menit dan dipasang kanul hidung 5 liter yang telah dipasang oksigen. Dari data kedua pasien mempunyai persamaan yaitu pasien merasa sesak nafas dan sudah dipasang masker oksigen sederhana, namun kedua pasien juga mempunyai perbedaan dimana pada pasien 1 RR : 25 x/menit,jam sedangkan pada pasien 2 RR: 24 x/menit.

Gangguan mobilitas fisik pada penderita dipicu oleh melemahnya kekuatan otot, hal ini sesuai dengan penelitian (Masykuri, 2014) bahwa akibat yang fatal bagi tubuh manusia antara lain berkurangnya aktivitas atau gangguan mobilitas, penyumbatan pada darah akan menyebabkan penurunan aliran darah. oksigen dan nutrisi, yang menyebabkan gangguan pada sistem saraf pusat. Menurut asumsi penulis mengenai masalah keperawatan, gangguan komunikasi verbal yang terjadi pada pasien 1 kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain gangguan bicara pasien yang terjadi akibat cedera otak, sehingga pasien 2 mengalami gangguan komunikasi verbal. Dari hasil analisis dan rumusan masalah penulis, hasil penilaian pasien 1 adalah skala Morse dalam kategori sedang, kekuatan otot menurun, dan kebutuhan pasien akan bantuan ADL.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Prosedur Penelitian

Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

  • Teknik Pengumpulan Data
  • Instrumen Pengumpulan Data

Keabsahan Data

Analisis Data

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie yang terletak di Jalan Palang Merah, Indonesia No. Fasilitas yang tersedia di Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie antara lain Unit Gawat Darurat 24 jam, fasilitas rawat jalan (20 klinik), fasilitas rawat inap (733 tempat tidur), laboratorium, radiologi, radioterapi, fasilitas penunjang medis, farmasi, hemodialisis, rehabilitasi medik, unit perawatan intensif, ruang operasi, pusat stroke. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Ruang Angsoka, yaitu ruang rawat inap yang digunakan untuk pasien dengan gangguan sistem saraf yang diterima segera setelah pasien datang dari IGD.

Bangunan di ruang Angsoka terdiri dari 10 kamar dengan kapasitas 44 tempat tidur, 1 kamar mandi tiap kamar pasien, 1 ruang utama, 1 ruang dokter, 1 ruang pertemuan atau mahasiswa, 2 ruang pengobatan, 1 ruang sholat, 1 ruang laut, 2 ruang kamar mandi perawat, 1 ruang operasi, 1 depo pasien, 1 pantry.

Gambaran Subjek Studi Kasus

  • Pengkajian
  • Analisa Data
  • Diagnosa Keperawatan
  • Intervensi Keperawatan

Gambar

Tabel  Halaman
Tabel      Halaman

Referensi

Dokumen terkait

I ~ean that the student should be taught the imperative need for him to get along with his neighbors, his associates; that students be made to see that they are integral parts of their