Nama : Abdullah Arkan NIM : 21308144012 Kelas : Biologi E
Kehidupan di dalam tanah bersifat analog dengan kehidupan di atas tanah. Organ – organ tanaman seperti akar, umbi, dan organ lainnya merupakan bagian – bagian produsen primer. Organ – organ tersebut merupakan pemakan dan perombak yang dihubungkan satu dan lainnya dengan rantai makanan. Jenis tanaman akan mempengaruhi jenis organisme dalam tanah dan ditentukan oleh tanahnya. Nutrisi yang diserap oleh tanaman akan mempengaruhi eksudat yang dikeluarkan oleh akar. Jenis dan jumlah eksudat ditentukan juga oleh jenis tanamannya. Pada faktor tanah, struktur tanah akan menentukan pertumbuhan tanaman karena kemampuan perakaran tanaman untuk tumbuh menembus ke bagian dalam tanah. Nutrisi dan udara yang terdapat di tanah memegang peranan penting bagi pertumbuhan tanaman dan juga organisme tanaman. Adanya eksudat dari akar dan didukung dengan lingkungan di dalam tanah akan mempengaruhi pertumbuhan dan interaksi pertumbuhan, khususnya ppada mikroba tanah, dengan tanaman dan tanah (Soesanto, 2008). Interaksi antara mikroorganisme tanah dengan akar tanaman sangat penting dalam meningkatkan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman. Mikroorganisme tanah dapat membantu proses pelapukan batuan, menghancurkan dan menguraikan bahan organik dari makhluk hidup yang sudah mati menjadi nutrisi dan anorganik tanah, serta membantu penyerapan air serta mineral dari tanah. Dalam tanah hidup berbagai mikroorganisme yang melakukan berbagai macam aktivitas bagi kehidupan makhluk hidup lainnya atau dengan artian menjadikan tanah memungkinkan bagi kelanjutan makhluk – makhluk alami. Populasi dari mikrobiologi yang hidup dalam tanah, bersama dengan berbagai macam Binatang dan jenis tanaman tingkat lebih tinggi akan membentuk suatu sistem kehidupan yang tidak terpisahkan dari bahan mineral dan sisa – sisa bahan organik yang ada di dalam tanah. Komposisi kuantitatif dari populasi yang ada dalam tanah dan kualitatif alam lingkungannya dapat dikatakan sangat tergantung pada sumber dan kondisi alami dari tanah dan komposisi relatif dari unsur organik serta anorganik (Najata, 2011).
Mekanisme pengendalian top – down dan bottom down saling terkait dan mempengaruhi tingkat kesuburan tanah dan pertumbuhan tanah. Mekanisme pengendalian top – down terjadi ketika organisme tingkatan atas seperti predator atau herbivora mempengaruhi populasi organisme pada tingkat bawah seperti mikroorganisme tanah dan makrofauna dalam tanah. Sedangkan pada mekanisme bottom – down terjadi ketika faktor lingkungan dalam tanah seperti nutrisi tanah mempengaruhi populasi organisme tingkat bawah seperti mikroorganisme dan makrofauna dalam tanah (Aminatun, dkk., 2015). Interaksi yang terjadi antara tanaman, organisme tanah, dan sifat tanah mempengaruhi mekanisme pengendalian top – down dan bottom – up dalam tanah, dikarenakan kedua mekanisme tersebut melibatkan organisme dalam tanah, tanaman, dan sifat tanah. Perubahan yang terjadi dalam suatu komponen ekosistem tanah dapat mempengaruhi komponen lainnya.
Daftar Pustaka
Aminatun, Djuwanto, & Putra, N.S. (2015). Bottom-up dan Top-Down Effect terhadap pola interaksi antara populasi serangga hama dan musuh alaminya pada lahan pertanian tanaman padi. Ditjen Pembangunan Daerah, 3(3).
Najata, E. (2011). Pengaruh Reduksi Pupuk NPK dengan Pembenaman Jerami, Aplikasi Pupuk Organik dan Hayati Terhadap Ketersediaan Hara, Populasi Mikroba, dan Hasil Padi Sawah di Indramayu. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Soesanto, L. (2008). Pengantar Pengendalian Hayati Penyakit Tanaman. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.