• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abhinaya Arthura Revanza Kusuma, Adha Febby Lestari, Anisa Widayanti*, Lailati Fitri, Syarifah Maulina Haris, Iyut Jaya Toimsar

N/A
N/A
syarifah

Academic year: 2023

Membagikan "Abhinaya Arthura Revanza Kusuma, Adha Febby Lestari, Anisa Widayanti*, Lailati Fitri, Syarifah Maulina Haris, Iyut Jaya Toimsar"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

DESAKAN DARAH

Abhinaya Arthura Revanza Kusuma, Adha Febby Lestari, Anisa Widayanti*, Lailati Fitri, Syarifah Maulina Haris, Iyut Jaya Toimsar

Laboratorium Fisiologi Perkembangan dan Molekuler Hewan. Program Studi S1 Biologi FMIPA Universitas Mulawarman

*Corresponding Author: widayantianisa9@gmail.com

Abstrak Desakan darah ialah suatu ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur atau menentukan seberapa kuat jantung dapat memompa darah ke seluruh tubuh. Adapun tujuan dari percobaan ini, yaitu untuk dapat mengetahui desakan darah pada probandus. Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini, yaitu alat tulis, handphone, sphygmomanometer, stopwatch dan stetoskop. Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini, yaitu probandus dan ice pack.

Adapun prosedur percobaan desakan darah, yaitu dibebat lengan probandus menggunakan manset, kemudian diletakkan stetoskop pada daerah pembuluh darah arteri dari lengan yang dibebat, dipompa udara ke pembebat hingga air raksa menunjukkan 170 mmHg, lalu udara dikeluarkan perlahan-lahan, didengarkan melalui stetoskop saat denyut nadi pertama kali terdengar, dicatat tinggi raksa, pengeluaran udara dilanjutkan hingga bunyi menguat dan ada suara ketukan lalu dicatat ketinggian air raksa, ulangi cara diatas sebanyak 2 kali, setelah probandus berlari dan setelah lengan probandus ditempelkan es batu. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil, yaitu jumlah tekanan darah pada probandus 1 sampai 6 sebelum berlari dan diberi es berturut-turut sebessar 110/80 mmHg, 113/80 mmHg, 120/90 mmHg, 110/70 mmHg, 110/82 mmHg, dan 110/80 mmHg yang menandakan tekanan darah pada probandus tergolong normal karena tekanan sistolik berkisar antara 90-140 mmHg dan pada tekanan diastolik berkisar antara 60-90 mmHg. Setelah berlari, diperoleh tekanan darah pada probandus 1 sampai 6 berturut-turut sebesar 140/100 mmHg, 90/60 mmHg, 128/84 mmHg, 130/90 mmHg, 116/86 mmHg, dan 130/100 mmHg yang menandakan tekanan darah pada probandus 1, 3, 4, 5, dan 6 mengalami peningkatan setelah melakukan aktifitas, sedangkan pada probandus 2 terjadi penurunan tekanan darah. Setelah diberi es, diperoleh tekanan darah pada probandus 1 sampai 6 berturut-turut sebesar 100/80 mmHg, 90/60 mmHg, 102/80 mmHg, 90/70 mmHg, 90/68 mmHg, dan 90/70 mmHg yang menandakan tekanan darah pada probandus mengalami penurunan.

Kata-kata kunci : Desakan Darah, Diastolik, Sistolik, Sphygmomanometer, Tekanan Pendahuluan

Desakan darah ialah suatu ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur atau menentukan seberapa kuat jantung dapat memompa darah ke seluruh tubuh.

Tekanan sistole atau tekanan darah pada saat jantung kontraksi atau menguncup memiliki tekanan yang berada >140 mmHg. Dan tekanan diastole merupakan tekanan darah yang dapat terjadi saat jantung relaksasi atau mengembang memiliki tekanan yang berada pada >90 mmHg[2]. Tekanan darah normal pada anak dapat berkisar 80-120/45-80 mmHg, pada remaja

berkisar 90-120/50-80, dewasa 19-40 tahun berkisar 95-125/60-80 mmHg, dewasa 41-60 tahun berkisar 110-145/

70-90 mmHg, dan pada lansia berkisar 95-145/70-90 mmHg[10].

Tekanan darah adalah tekanan yang dapat dialami oleh darah yang dimana dapat terjadi pada pembuluh darah arteri pada saat darah di pompa oleh jantung untuk menuju seluruh tubuh. Nama lain dari tekanan darah yaitu tensi, yang dimana merupakan suatu penanda vital yang dapat dipantau atau di cek secara rutin agar dapat menghindari gangguan

(2)

yang mungkin saja dapat mengganggu aktivitas diri kita sehari-hari. Tekanan darah dapat dilambangkan dengan satuan mmHg (milimetermercury) yang dimana dapat dicatat seperti bilangan pecahan yang dimana sistole sebagai pembilang dan diastole sebagai penyebut[5].

Tekanan darah memiliki beberapa jenis diantaranya yaitu tekanan darah tinggi atau hipertensi, yang dimana ditandai dengan meningkatnya tekanan darah terhapat dinding arteri yang terlalu tinggi dan terjadi secara terus-menerus karena beberapa faktor, hipertensi dapat terjadi ketika tekanan berada di atas 140/90 mmHg jika di atas 180/120 mmHg maka akan mengalami gajala hipertensi krisis, yang dimana kondisi tersebut akan merasakan gejala nyeri dada, sesak napas, sakit punggung, mati rasa, gangguan pada penglihatan, hingga sulit untuk berbicara. Tekanan darah rendah atau hipotensi ialah tekanan yang tidak dapat diartikan dengan menggunakan angka akan tetapi dengan gejala-gejala yanga akan timbul, hipotensi memiliki tekanan yang berada pada bawah batas normal karena tekanan darah normal 120/80 mmHg, jika berada di bawah batas normal tersebut berkisar 90/60 mmHg, hal tersebut dapat ditandai dengan gejala pusing, mudah lelah, mual, turunnya tingkat kesadaran, kurangnya tingkat konsentrasi, lesu, pandangan tidak normal atau kabur[8].

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah sistole dan diastole diantaranya yaitu usia, yang dimana tekanan akan meningkat seiringnya dengan pertambahan usia.

Aktivitas fisik, saat melakukan aktivitas akan terjadi suatu peningkatan oleh cardiac output yang dimana dapat terlihat sebelum atau sesudah melakukan aktivitas, saat tubuh sedang dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri

tekanan darah akan lebih condong menurun. Obesitas, orang yang memiliki berat badan berlebih akan cenderung memiliki tekanan darah yang tinggi dibanding dengan orang yang memiliki berat badan normal. Jenis kelamin, setelah melewati masa pubertas jika pada wanita akan cenderung memiliki tekanan darah yang rendah dibandingkan dengan laki-laki, karena adanya perbedaan hormonal. Obat- obatan, mengonsumsi obat-obatan dengan dosis yang berlebih juga dapat memacu penurunan tekanan darah. Dan penyakit, yang dimana dapat terjadi akibat kondisi dari cardiac output akan dipengaruhi oleh viskositas darah yang dimana mempunyai pengaruh pada tekanan darah[7].

Oleh karena itu, dilakukannya praktikum ini untuk dapat mengetahui desakan darah pada probandus.

Metode

Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi Hewan tentang

“Desakan Darah” dilaksanakan pada hari Selasa, 4 April 2023 pada pukul 09.30- 11.30 WITA, bertempat di Laboratorium Fisiologi, Perkembangan dan Molekuler Hewan, Gedung C Lantai 2, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur.

Alat dan Bahan Alat

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini, yaitu alat tulis, handphone, sphygmomanometer, stopwatch dan stetoskop.

Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini, yaitu probandus dan ice pack.

(3)

Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada percobaan ini, yaitu pertama-tama disiapkan sphygmomanometer dan stetoskop, lalu dibebat lengan probandus menggunakan manset, dicari posisi pembuluh darah arteri yang berdekatan dengan bagian lengan yang di bebat dan digunakan stetoskop untuk mendeteksi denyut nadi. Selanjutnya dipompakan udara ke pembebat hingga air raksa

menunjukkan 170 mmHg, lalu udara dikeluarkan perlahan-lahan, didengarkan melalui stetoskop saat denyut nadi pertama kali terdengar, dicatat tinggi raksa, pengeluaran udara dilanjutkan hingga bunyi menguat dan ada suara ketukan lalu dicatat ketinggian air raksa, ulangi cara diatas sebanyak 2 kali, setelah probandus berlari selama 5 menit dan setelah lengan probandus ditempelkan es batu selama 5 menit.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:

No. Nama

Tekanan Darah (mmHg)

Sebelum Sesudah

Lari Es

1. Abhin 110/80 140/100 100/80

2. Najwa 113/80 90/60 90/60

3. Pranita 120/90 128/84 102/80

4. Idfir 110/70 130/90 90/70

5. Alya 110/82 116/86 90/68

6. Marentina 110/80 130/100 90/70

Tabel 5.1 Hasil Desakan Darah

Berdasarkan tabel di atas, pada probandus 1 bernama Abhin, diperoleh tekanan darah normal sebesar 110/80 mmHg. Pada probandus 2 bernama Najwa, diperoleh tekanan darah normal sebesar 113/80 mmHg. Pada probandus 3 bernama Pranita, diperoleh tekanan darah normal sebesar 120/90 mmHg.

Pada probandus 4 bernama Idfir, diperoleh tekanan darah normal sebesar 110/70 mmHg. Pada probandus 5 bernama Alya, diperoleh tekanan darah normal sebesar 110/82 mmHg. Pada probandus 6 bernama Marentina, diperoleh tekanan darah normal sebesar 110/80 mmHg. Dari hasil yang telah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa hasil tersebut sesuai dengan literatur[9] yang menyatakan bahwa tekanan darah normal manusia dewasa yaitu pada tekanan sistolik berkisar antara 90-140 mmHg dan pada tekanan diastolik berkisar antara 60-90 mmHg.

Pada probandus 1 bernama Abhin, diperoleh tekanan darah setelah berlari meningkat menjadi 140/100 mmHg.

Pada probandus 2 bernama Najwa, diperoleh tekanan darah setelah berlari menurun menjadi 90/60 mmHg. Pada probandus 3 bernama Pranita, diperoleh tekanan darah setelah berlari meningkat menjadi 128/84 mmHg. Pada probandus 4 bernama Idfir, diperoleh tekanan darah setelah berlari meningkat menjadi 130/90 mmHg. Pada probandus 5 bernama Alya, diperoleh tekanan darah setelah berlari meningkat menjadi 116/86 mmHg.

Pada probandus 6 bernama Marentina, diperoleh tekanan darah setelah berlari meningkat menjadi 130/100. Dari hasil yang telah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh probandus 1, 3, 4, 5, dan 6 sesuai dengan literatur[6]

yang menyatakan bahwa tekanan darah akan meningkat setelah beraktivitas, hal ini dikarenakan pada saat beraktivitas,

(4)

sel-sel di dalam tubuh membutuhkan pasokan O2 lebih banyak akibat metaboliseme sel yang bekerja dengan cepat dalam menghasilkan energi dan mengakibatkan peredaran darah dalam pembuluh darah semakin cepat dan curah darah yang dibutuhkan semakin besar, sehingga dapat dikatakan volume darah yang masuk dari arteri ke jantung jadi meningkat. Sedangkan hasil pada probandus 2 tidak sesuai dengan literatur[6], hal ini mungkin dikarenakan setelah probandus berlari, tidak langsung diukur tekanan darahnya dengan sphygmomanometer sehingga menyebabkan jantung sempat berelaksasi.

Pada probandus 1 bernama Abhin, diperoleh tekanan darah setelah diberi es menurun menjadi 100/80 mmHg. Pada probandus 2 bernama Najwa, diperoleh tekanan darah setelah diberi es tetap berada pada 90/60 mmHg. Pada probandus 3 bernama Pranita, diperoleh tekanan darah setelah diberi es menurun menjadi 102/80 mmHg. Pada probandus 4 bernama Idfir, diperoleh tekanan darah setelah diberi es menurun menjadi 90/70 mmHg. Pada probandus 5 bernama Alya, diperoleh tekanan darah setelah diberi es menurun menjadi 90/68 mmHg.

Pada probandus 6 bernama Marentina, diperoleh tekanan darah setelah diberi es menurun menjadi 90/70 mmHg. Dari hasil yang telah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa hasil tersebut tidak sesuai dengan literatur[11] yang menyatakan bahwa suhu dingin dapat menyebabkan vasokonstriksi, yaitu pembuluh darah akan menguncup atau

menyempit, sehingga dapat

mempengaruhi tekanan darah berupa peningkatan resistensi perifer total atau total dari tahanan perifer pembuluh darah pada seluruh tubuh, dan dampak yang ditimbulkan berupa peningkatan tekanan darah. Namun, dari hasil yang diperoleh

seluruh probandus mengalami penurunan tekanan darah bukan peningkatan, hal ini mungkin dikarenakan pada saat pengukuran menggunakan sphygmomanometer kurang cekatan, sehingga suhu pada tubuh perlahan kembali ke keadaan awal.

Tekanan darah merupakan daya yang dbutuhkan darah agar dapat mengallir di dalam pembuluh darah dan mencapai semua jaringan tubuh manusia. Tekanan darah ialah tekanan yang terdapat pada pembuluh nadi dari peredaran darah sistemik di dalam tubuh manusia. Darah yang mengalir pada seluruh bagian tubuh memiliki fungsi sebagai media untuk mengangkut oksigen beserta zat lain yang diperlukan untuk menunjang kehidupan sel-sel yang ada di dalam tubuh[1].

Ada dua jenis tingkat tekanan darah yaitu tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistolik ialah pada saat jantung berdenyut memompa darah ke dalam pembuluh darah, tekanan darah akan meningkat.

Tekanan darah diastolik ialah pada saat jantung relaksasi tekanan darah akan menurun hingga tingkat terendahnya[3].

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tekanan darah adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal ialah keturunan, usia, jenis kelamin, stres fisik dan psikis, serta obesitas. Faktor eksternal ialah pola makan tidak sehat, konsumsi alkohol, konsumsi kafein, konsumsi garam yang tinggi, kurangnya aktivitas fisik, dan merokok. Agar perubahan tekanan darah tidak mempengaruhi fungsi organ tubuh, perlu diteliti faktor apa saja yang mempengaruhi tekanan darah[12].

Terdapat dua macam kelainan pada tekanan darah, antara lain hipertensi atau tekanan darah tinggi dan hipotensi atau tekanan darah rendah. Hipertensi

(5)

dapat terjadi jika tekanan darah berada di atas 140/90 mmHg, sedangkan hipotensi dapat terjadi jika tekanan darah di bawah batas normal atau berkisar 90/60 mmHg. Penyebab pasti hipertensi belum diketahui dengan pasti, namun ada beberapa faktor resiko penyebab hipertensi, diantaranya stres, kegemukan, merokok, asupan garam yang tinggi, kurang olahraga, genetik, kelainan ginjal, gaya hidup dan kualitas tidur yang buruk[3].

Tekanan darah bervariasi untuk berbagai alasan, seperti usia, aktivitas fisik dan perubahan posisi. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 mmHg sampai 140/90 mmHg. Tekanan darah rata-rata orang dewasa muda yang sehat adalah 120/80 mmHg. Nilai tekanan darah anak- anak lebih rendah daripada orang dewasa. Tekanan darah anak didasarkan pada jenis kelamin, usia dan tinggi[4].

Adapun fungsi alat yang digunakan pada praktikum kali ini, yaitu stetoskop digunakan sebagai alat untuk mendengar suara denyut nadi dan memeriksa suara dalam tubuh, sphygmomanometer digunakan untuk mengukur tekanan darah probandus, stopwatch digunakan untuk mengukur waktu percobaan, alat tulis digunakan untuk mencatat hasil tekanan darah dan handphone digunakan untuk alat dokumentasi.

Adapun fungsi bahan yang digunakan pada praktikum kali ini, yaitu ice pack yang berfungsi untuk mengompres bagian lengan probandus.

Adapun fungsi perlakuan pada praktikum ini, yaitu diukur tekanan darah menggunakan sphygmomanometer bertujuan untuk mengukur tekanan darah probandus. Dimasukkan ujung stetoskop ke bagian celah pada manset sphygmomanometer bertujuan untuk

mendengarkan bunyi denyut tekanan sistolik dan diastolik pada probandus.

Dipompa alat sphygmomanometer hingga jarum menunjukkan 170 mmHg bertujuan untuk menghentikan aliran darah pada arteri brachialis. Dikeluarkan udara secara perlahan dengan memutar besi pemutar bertujuan untuk menurunkan tekanan dalam manset secara bertahap dan memungkinkan aliran darah untuk kembali mengalir melalui arteri brachialis pada lengan.

Diberikan perlakuan lari naik turun tangga bertujuan untuk meningkatkan tekanan darah pada probandus.

Diberikan perlakuan kompres menggunakan ice pack pada probandus bertujuan untuk menurunkan tekanan darah pada probandus.

Adapun faktor kesalahan yang dapat terjadi pada praktikum ini, yaitu kesalahan dalam pembacaan jarum tekanan pada alat sphygmomanometer sehingga hasil tekanan darah sistolik dan diastolik yang didapatkan kurang tepat.

Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa jumlah tekanan darah pada probandus 1 sampai 6 sebelum berlari dan diberi es berturut-turut sebesar 110/80 mmHg, 113/80 mmHg, 120/90 mmHg, 110/70 mmHg, 110/82 mmHg, dan 110/80 mmHg yang menandakan tekanan darah pada probandus tergolong normal karena tekanan sistolik berkisar antara 90-140 mmHg dan pada tekanan diastolik berkisar antara 60-90 mmHg.

Setelah berlari, diperoleh tekanan darah pada probandus 1 sampai 6 berturut- turut sebesar 140/100 mmHg, 90/60 mmHg, 128/84 mmHg, 130/90 mmHg, 116/86 mmHg, dan 130/100 mmHg yang menandakan tekanan darah pada probandus 1, 3, 4, 5, dan 6 mengalami peningkatan setelah melakukan aktifitas,

(6)

sedangkan pada probandus 2 terjadi penurunan tekanan darah. Setelah diberi es, diperoleh tekanan darah pada probandus 1 sampai 6 berturut-turut sebesar 100/80 mmHg, 90/60 mmHg, 102/80 mmHg, 90/70 mmHg, 90/68 mmHg, dan 90/70 mmHg yang menandakan tekanan darah pada probandus mengalami penurunan.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih pada Laboratorium Fisiologi Perkembangan dan Molekuler Hewan Fakultas Matemetika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman atas fasilitas yang diberikan untuk melakukan praktikum ini serta asisten dan dosen pengampu Ibu Dr.

Retno Aryani, S.Si., M.Si dan Bapak Prof. Rudy Agung Nugroho, S.Si., M.Si., Ph.D. yang telah menuntun kami dalam praktikum ini. Demikian pula, penulis berterima kasih kepada teman-teman atas diskusinya yang bermanfaat.

Referensi

[1] Alifariki, L. O. (2019). Epidemiologi Hipertensi: Sebuah Tinjauan Berbasis Riset. Yogyakarta:

Leutikaprio.

[2] Aminuddin, Sudarman, Y., dan Syakib, M. (2020). Penurunan Tekanan Darah Penderita Hipertensi Setelah Diberikan Terapi Aupresur.

Jurnal Kesehatan Manarang, 6(1):

57-61.

[3] Amiruddin, M. A., Danes, V. R., &

Lintong, F. (2015). Analisa Hasil Pengukuran Tekanan Darah Antara Posisi Duduk dan Posisi Berdiri pada Mahasiswa Semester VII (Tujuh) TA.

2014/2015 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Jurnal e- Biomedik, 3(1): 125-129.

[4] Anggara, F. H. D., Prayitno, P.

(2013). Faktor-Faktor yang

berhubungan dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1): 20-25.

[5] Armiyati, Y., Ajani, A.T., Zaki, M., dkk. (2023). Prosedur Keterampilan Dasar Keperawatan. Bandung:

Media Sains Indonesia.

[6] Handayani, G., Lintong, F., dan Rumampuk, J. F. (2016). Pengaruh Aktivitas Berlari terhadap Tekanan Darah dan Suhu pada Pria Dewasa Normal. Jurnal e-Bomedik (eBM), 4(1): 1-5.

https://doi.org/10.35790/ebm.v4i1.11 044

[7] Hastuti, A.P. (2020). Hipertensi.

Tulung: Lakeisha.

[8] Jain, R. (2013). Pengobatan Alternatif untuk Mengatasi Tekanan Darah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

[9] Pangaribuan, B. B. P. dan Berawi, K.

(2016). Pengaruh Senam Jantung, Yoga, Senam Lansia, dan Senam Aerobik dalam PenurunanTekanan Darah pada Lanjut Usia. Jurnal

Majority, 5(4): 1-6.

buktipenelitian_10401003_5A14533 3.pdf (untar.ac.id)

[10] Rahmatika, A.F. (2021). Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kejadian Hipertensi. Jurnal Medika Hutama, 2(2): 706-710.

[11] Setiawan, I. dan Lontoh, S. O.

(2020). Pengaruh Cold Pressor Test terhadap Tekanan Datah di Kalangan Mahasiswa Kedokteran Universitas Tarumanegara Angkatan 2016. Karya Ilmiah/Penelitian.

Jakarta: Fakultas Kedoketeran Universitas Tarumanegara.

[12] Surbakti, S. (2014). Pengaruh Latihan Jalan Kaki 30 Menit terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Pasien Penderita Hipertensi di Rumah Sakit Umum Kabanjahe.

(7)

Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 20(77): 1-13.

Lampiran Lampiran 5.1 Alat

(a) (b)

(c) (d)

(e)

Keterangan: (a) Sphygmomanometer, (b) Stetoskop, (c) stopwatch, (d) handphone dan (e) alat tulis.

Lampiran 5.2 Bahan

(a) (b)

(8)

Keterangan: (a) probandus dan (b) ice pack.

(9)

Lampiran 5.3 Hasil Pengamatan Desakan Darah

(a) Keterangan: (a) Hasil Pengamatan Desakan Darah

Referensi

Dokumen terkait