Dibahas dalam bentuk disertasi tentang ͆Hadhanah anak angkat setelah perceraian di Desa Sugihwaras Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan (Perspektif UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan UU Pengangkatan Anak). anak-anak. Kajian penelitian ini merupakan suatu bentuk perbandingan yang peneliti lakukan agar dapat mengetahui apakah terdapat persamaan dan perbedaan yang terkandung dalam penelitian yang telah ada yang dilakukan oleh berbagai pihak yang dapat dikaitkan dengan penelitian yang peneliti lakukan “Hădhanah Pasca Perceraian Adopsi Anak di Desa Sugihwaras Kecamatan Maospati Magetan (Perspektif UU No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan UU Pengangkatan Anak)”.
Metode Penilitian
Orang tua terkait dengan praktik tanggung jawab orang tua terhadap ketaatan hadnah anak angkat pasca perceraian di Desa Sugihwaras Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan sebagai responden. Tokoh masyarakat terkait yang dapat memberikan data tentang tanggung jawab orang tua angkat terkait ketaatan hadanah anak angkat pasca perceraian sebagai informan.
Tehnik Pengumpulan Data
Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan terkait dengan tanggung jawab orang tua angkat atas hadhanah anak angkat pasca perceraian. Observasi, dalam penelitian ini penulis melakukan observasi partisipatif yaitu dalam melakukan observasi penulis ikut serta dalam kehidupan masyarakat yang diamati 16 Hal ini dilakukan dengan cara mengamati secara langsung kehidupan dan kebiasaan masyarakat desa Sugihwaras kecamatan Maospati Kabupaten Magetan. Kabupaten dengan praktek hădhanah angkat anak paska perceraian di Desa Sugihwaras Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan.
Sistematika Pembahasan
Bab ini merupakan landasan teori sebagai dasar permasalahan dalam skripsi, oleh karena itu perlu dibahas mengenai pengangkatan anak, tujuan pengangkatan anak, tata cara pengangkatan anak, hak-hak orang tua angkat, pengawasan atau hak-hak orang tua angkat. anak setelah perceraian. Bab ini merupakan pemaparan data yang diperoleh dari latar belakang objek penelitian mengenai hădhanah anak angkat pasca perceraian.
Pengertian Anak Angkat
Menurut Undang-undang Perlindungan Anak, anak angkat adalah anak yang haknya dialihkan dari lingkungan keluarga orang tua, wali yang sah atau orang lain yang bertanggung jawab atas pengasuhan, pendidikan, dan pengasuhan anak tersebut kepada keluarga. lingkungan orang tua angkat berdasarkan keputusan atau penetapan pengadilan. Anak angkat mengambil nama pengadopsi baru dan hubungan antara orang tua asal diakhiri.Acara pengangkatan anak adalah hak pengadopsi dan anak angkat menerima kasih sayang dari pengadopsi. Dapat disimpulkan bahwa orang angkat adalah perbuatan hukum terhadap anak yang haknya dialihkan dari lingkungan keluarga si pengadopsi, wali atau orang lain yang bertanggung jawab atas pengasuhan, pendidikan dan pengasuhan anak tersebut ke lingkungan keluarga si pengadopsi. orang tua atas dasar keputusan atau penetapan pengadilan, tanpa memutuskan hubungan darah dengan orang tua kandung.
Anak angkat mempunyai kedudukan yang sama dengan anak kandung, larangan tersebut berlaku bagi anak angkat dan tidak ada hak waris dari orang tua angkatnya. Pemecahannya adalah orang tua angkat menitipkan sebagian harta kepada anak angkatnya, agar bagian ini tidak terganggu dalam pembagian harta menurut hukum Islam.
Persayaratan Calon Anak Angkat Dan Calon Orang Tua Angkat 1. Peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintahan
Sedangkan persyaratan calon orang tua angkat sudah sesuai dengan Undang-Undang Pengangkatan Anak yang berlaku. Membuat pernyataan tertulis bahwa pengangkatan anak adalah demi kepentingan terbaik anak, kesejahteraan dan perlindungan anak. Bahwa dalam hal calon anak angkat adalah anak kembar, maka pengangkatan anak dapat dilakukan bersamaan dengan anak kembar tersebut oleh calon orang tua angkat.
Lengkapi surat permohonan adopsi. a) Dasar hukum permohonan adopsi harus secara jelas menggambarkan alasan yang mendasari niat untuk mengajukan adopsi. Keterangan Mahkamah Agung tersebut mengakibatkan permohonan pengesahan dan/atau pengangkatan anak diajukan ke pengadilan negeri.
H dhanah Anak Angkat akibat perceraian
Artikel tersebut menyatakan bahawa adalah menjadi kewajipan ibu bapa untuk melengkapkan anak-anak mereka dengan ilmu melalui pendidikan yang akan membantu mereka ketika dewasa.30 Hak hadanah ini dikawal dalam Perkara 105 Himpunan Undang-undang Islam, yang memberikan hak kepada ibu ke atas anak-anak. yang belum mumyyiz atau yang belum 12 tahun. Konsep hak hădanah dalam Himpunan Hukum Islam sebenarnya lebih berteraskan kepentingan psikologi kanak-kanak yang belum mencapai umur 12 tahun. Oleh itu, hakim mesti mempertimbangkan dengan serius sama ada ibu itu berhak untuk menjaga anak yang belum mencapai umur 12 tahun, dengan memberi perhatian kepada kebenaran fakta dan keterangan dalam kes itu.
Hak hadhanah ini diatur dalam Pasal 105 Kompilasi Hukum Islam, yang memberikan hak kepada ibu atas hak anak yang belum mumayyiz atau yang belum berumur 12 tahun. Konsep hak hadhanah dalam KHI sebenarnya lebih didasarkan pada kepentingan psikologis anak yang belum mumayyiz atau belum berusia 12 tahun dan yang secara umum masih membutuhkan kasih sayang keibuan.
Gambaran Umum Desa Sugihwaras Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan
Di desa yang dipimpin oleh Bpk. Hartono dan kariknya bernama Pak Sutrisno, kebanyakan orang berprofesi sebagai petani karena orang tua yang menjadi petani mewariskan ladangnya kepada anaknya. Dirasakan pula para pemuda di desa tidak ikut dalam kegiatan kerohanian tersebut, mereka lebih memilih bermain bersama atau tidak bersama teman-temannya di luar rumah. Data yang dihimpun penulis Desa Sugihwaras Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan tergolong desa yang maju dari segi pendidikan, hal ini dikarenakan desa tersebut terletak di perbatasan kota Madiun, dimana kota ini memiliki beberapa universitas pilihan.
Kondisi ekonomi Desa Sugihwaras Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan tergolong desa menengah ke bawah, meskipun masih ada beberapa yang menengah ke bawah. Sebagian besar masyarakat di Desa Sugihwaras, Kecamatan Maospati berprofesi sebagai swasta, berbeda dengan desa lain di Maospati yang sebagian besar berprofesi sebagai petani.
Praktek Pemenuhan Hak Anak Angkat
Faktor ekonomi yang dimaksud adalah gagalnya ekonomi keluarga sehingga menyebabkan hubungan suami istri putus di tengah jalan. Hal ini merupakan faktor nyata yang ada pada masyarakat desa Sugihwaras, peningkatan ekonomi dari yang tidak mampu menjadi ekonomi yang mampu menimbulkan kecenderungan untuk hidup lebih baik. Seiring dengan semakin mahalnya biaya hidup maka akan menciutkan mental, moral, kepercayaan dan pondasi dalam sebuah keluarga yang menyebabkan terjadinya perceraian, faktor lingkungan sosial adalah kondisi sosial di desa Sugihwaras, disertai dengan faktor lingkungan yang tidak mendukung keluarga hubungan.
Perceraian yang terjadi di Desa Sugihwaras sebagian besar adalah cerai perang. Hal ini mengakibatkan pihak perempuan mengajukan gugatan cerai terlebih dahulu, alasannya seperti Ny. 2 orang anak yang duduk di bangku SMA dan SD. Jika pondasinya tidak kuat, perceraian akan terjadi dengan faktor ekonomi yang besar, pertaruhan pilar akan membuat Ibu Sukinah mengajukan gugatan cerai.
Pelaksanaan H dhanah Terkait UU No.1 Tahun 1974, KHI dan UU No
Semua kegiatan pendidikan dan pendampingan bagi anak-anak yang lahir dalam keluarga didasarkan pada hal tersebut. Sementara di Desa Sugihwaras, ada beberapa kasus anak angkat yang menjadi korban perceraian, sebut Fyan yang baru berusia 4 tahun. Hal ini sama seperti yang dialami seorang anak bernama Erika, seorang anak yang baru masuk SMA.
Dari keterangan di atas penulis dapat memahami bahwa praktek membayar hadhanah dan tunjangan anak akibat perceraian di Desa Sugihwaras Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan dapat digambarkan bahwa anak yang menjadi korban sebenarnya dari perceraian, dan dari beberapa contoh kasus ini, hanya ibu dan keluarga yang benar memberi makan dan merawat anak-anaknya. Faktor penghambat tidak terpenuhinya hak anak angkat pasca perceraian di Desa Sugihwaras Kecamatan Maospati.
Faktor-Faktor Kendala Tidak Terpenuhi Hak Anak Angkat Selepas Perceraian di Desa Sugihwaras Kecamatan Maospati
Mereka harus hidup dengan kasih sayang orang lain seperti nenek atau kerabat lainnya, sekalipun anak angkat bukan saudara sedarah di antara mereka, sehingga psikologi anak menjadi kurang tertata. Bahwa salah satu kendala pemenuhan hak anak akibat perceraian di Kabupaten Maospati adalah lemahnya faktor mental dan sumber daya manusia. Faktor lain yang dapat berdampak adalah hanya anak angkat yang diasuh, anak angkat secara tidak langsung diremehkan oleh kedua orang tua angkatnya.
Serta kurangnya pengajaran tentang norma agama, sehingga anak menjadi objek kesalahan orang tua yang bercerai.” 46. Saya sangat menyesali perceraiannya dengan istri saya dan harus pergi jauh dari anak-anak saya, meskipun saya anak angkat. anakku, aku sangat mencintainya.
ANALISA TERHADAP TENTANG PEMELIHARAAN ANAK ANGKAT DI DESA SUGIHWARAS KEC.MAOSPATI KAB
MAGETAN
Analisa Terhadap Pemenuhan Anak Angkat Desa Sugihwaras Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan
Pengertian anak dalam undang-undang adalah seseorang yang belum berumur 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Misalnya, ketika seorang ibu mengandung anak keduanya, dia mengatakan bahwa dia memiliki satu anak dan tidak menghitung anak yang ada di dalam kandungannya, karena anak yang dihitung sebagai anak yang dihitung adalah yang sudah ada, padahal anak berhak tumbuh dan berkembang baik dalam kandungan ibu maupun saat dilahirkan. Meninggalkan zona keluarga, berapa banyak anak yang mengalami tindak kekerasan oleh orang tuanya sendiri, yang melegitimasinya sebagai sarana pendidikan untuk dianggap sebagai keadilan belaka.
Padahal kita sudah memiliki instrumen hukum internasional yaitu konvensi hak-hak anak yang telah diratifikasi sejak tahun 1990, yang membuat kita secara hukum dan politik wajib untuk mentaati semua ketentuan tersebut. Anak harus dijadikan pusat pertimbangan utama dalam mengambil tindakan apapun oleh semua penyelenggara perlindungan anak.
Analisa Pemahaman terhadap Penerapan Kewajiban dan Tanggung Jawab Ayah dan Ibu Terhadap Anak Angkat
Melihat data yang ada, proses pendidikan anak di Desa Sugihwaras berkaitan dengan kewajiban dan tanggung jawab orang tua dan keluarga. Dalam hal ini rata-rata masih banyak orang tua yang lalai dalam memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya karena orang tua melalaikan tanggung jawabnya terhadap anaknya setelah bercerai, terutama seorang ayah yang melalaikan tanggung jawabnya untuk mengasuh anaknya. Seorang ibu yang memiliki tanggung jawab sebagai orang tua tunggal harus menghidupi dirinya sendiri di luar kota dan harus memenuhi kebutuhan anaknya di samping kebutuhannya sendiri.
Pasal 1 Kompilasi Perundang-undangan Islam menyebutkan bahwa kedua orang tua wajib mengasuh dan mendidik anaknya dengan sebaik-baiknya. Makna hădhanah adalah tanggung jawab orang tua terhadap keluarga terutama untuk menjaga dan melindunginya agar semua kebutuhannya terpenuhi, orang tua harus bertanggung jawab atas kelangsungan hidup keluarganya (anak-anaknya) meskipun orang tuanya bercerai, dalam UU Perkawinan dan KHI menyatakan bahwa anak yang belum mencapai usia 18 tahun dan belum pernah menikah di bawah kekuasaan orang tuanya.
PENUTUP
Kesimpulan
SARAN