• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK - - Electronic theses of IAIN Ponorogo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ABSTRAK - - Electronic theses of IAIN Ponorogo"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

Permasalahan yang muncul dan akan dibahas kemudian dalam penelitian ini adalah terkait dengan kompetensi hakim pada pengadilan agama khususnya di Kabupaten Ponorogo dalam menangani sengketa niaga syariah. Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengetahui sejauh mana kewenangan hakim Pengadilan Agama Ponorogo dalam bidang ekonomi syariah. Penelitian tentang kompetensi hakim Pengadilan Agama Ponorogo diharapkan dapat bermanfaat dalam penyelesaian ekonomi syariah.

Bagi praktisi hukum: penelitian ini akan menjadi panduan praktis terkait proses penyelesaian sengketa ekonomi syariah. Bagi masyarakat: penelitian ini akan memberikan informasi mengenai tata cara penyelesaian sengketa ekonomi syariah oleh pengadilan agama dan mengetahui kompetensi hakim pengadilan agama Ponorogo dalam bidang ekonomi syariah. Pembahasan kedua membahas tentang penyelesaian sengketa ekonomi syariah dan lain-lain yang diatur dalam undang-undang.

13 Abdul Manan, Hukum Ekonomi Syariah: Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Agama (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012). Kelima, tesis dengan judul “Penyidikan Terhadap Kesiapan Hakim Pengadilan Agama Kota Malang Terkait Kewenangan Mengadili Sengketa Ekonomi Syariah Pasal 1 Angka 37 Tentang Perubahan Pasal 49 Huruf I UU No.

Metode Penelitian

Namun karena pesatnya pertumbuhan lembaga keuangan syariah di Ponorog, ternyata hingga saat ini belum ada sengketa yang sampai ke Pengadilan Agama di Ponorog. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah selama ini tidak ada perselisihan, apakah memang ada perselisihan, namun diselesaikan dengan cara yang tidak adil, atau apakah masyarakat masih meragukan kompetensi hakim pengadilan agama dalam menyelesaikan perselisihan ekonomi syariah. Dari beberapa pertanyaan tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui sejauh mana kewenangan hakim pengadilan agama dalam bidang ekonomi syariah.

Observasi merupakan suatu kegiatan penunjang yang dilakukan di lokasi penelitian dengan cara mencatat, memotret dan menuliskan keadaan dan keadaan serta peristiwa hukum di lokasi tersebut.19 Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi langsung ke lapangan yaitu tempat keagamaan ponorogo. pengadilan. Wawancara atau wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data primer dengan cara tanya jawab secara tatap muka antara peneliti/pewawancara dengan informan.20 Namun dapat juga dikatakan bahwa wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai suatu hal. yang tidak diperoleh melalui observasi. Dalam penelitian ini dilakukan pengambilan dokumen, data dari Pengadilan Agama Ponorogo, transkrip wawancara subjek penelitian, dan foto.

Editing atau verifikasi data yaitu memperbaiki apakah data yang dikumpulkan melalui literatur, dokumen, wawancara sudah lengkap, relevan, jelas, tidak mubazir dan bebas kesalahan. Menyusun/mensistematisasikan atau mengumpulkan data, yaitu kegiatan mentabulasikan secara sistematis data yang telah disusun dan diberi label dalam bentuk tabel atau dikelompokkan secara sistematis kemudian diberi label menurut klasifikasi data dan urutan permasalahan. Reduksi data adalah proses memilih, memusatkan perhatian, mengabstraksi, dan mentransformasikan data mentah dari lapangan.24 Dalam penelitian ini peneliti mempertajam, memilah, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan bahan-bahan yang dikumpulkan sehingga dapat dilakukan interpretasi.

Selain itu, hasil penelitian akan objektif jika dibuktikan atau “dikonfirmasi” oleh peneliti lain atau auditor dari data lain. Pada tahap ini, peneliti menyajikan data secara sistematis, sehingga lebih mudah untuk memahami interaksi antara bagian-bagiannya dalam keseluruhan konteks, tidak secara segmental atau fragmentaris, terisolasi satu sama lain. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan membuat peta dan tabel sehingga seluruh data dan bagian detailnya dapat terpetakan dengan jelas.

Pada fase ini peneliti merumuskan proposisi yang berkaitan dengan logika, menyetujuinya sebagai temuan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan peninjauan data yang ada secara iteratif, pengelompokan data yang telah terbentuk dan proposisi yang telah dirumuskan.25 Dalam penelitian ini diambil kesimpulan yang disarikan memunculkan makna – pemahaman terhadap data yang diperoleh dengan selalu menguji kebenaran dan kesesuaiannya guna menjamin keabsahannya.

Sistematika Pembahasan

HAKIM PENGADILAN AGAMA DAN EKONOMI SYARIAH

KOMPETENSI HUKUM FORMIL HAKIM PENGADILAN AGAMA PONOROGO DI BIDANG EKONOMI SYARIAH

KOMPETENSI HUKUM MATERIIL HAKIM PENGADILAN AGAMA PONOROGO DI BIDANG EKONOMI SYARIAH

PENUTUP

Hakim Pengadilan Agama 1. Pengertian Hakim

  • Syarat Hakim
  • Tugas Hakim
  • Kompetensi Absolut dan Relatif Hakim

Hakim berasal dari kata مكاح - مكحي - مكح yang mempunyai arti sama dengan qād}ī yang berasal dari kata ضاق - يضقي - يضق yang berarti memutuskan. Adapun pengertiannya menurut istilah, hakim adalah orang yang diangkat oleh kepala negara untuk menyelesaikan perkara hukum dan perselisihan di bidang hukum perdata, karena penguasa tidak dapat melaksanakan tugas peradilan sendiri.27 Sebagaimana telah ditetapkan qād oleh Nabi Muhammad SAW. } ī bertanggung jawab untuk menyelesaikan perselisihan antar manusia - di tempat yang jauh, karena dia telah mendelegasikan wewenang ini kepada temannya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kehakiman disebutkan bahwa yang dimaksud dengan hakim adalah hakim Mahkamah Agung dan hakim pada badan peradilan di bawahnya dalam lingkungan Pengadilan, lingkungan peradilan agama, dan peradilan. lingkungan peradilan militer, lingkungan hukum administrasi negara dan hakim pada peradilan khusus yang berada dalam lingkungan peradilan.

Sedangkan Pengadilan Agama merupakan salah satu pengadilan negara hukum di Indonesia, yaitu pengadilan khusus, yang berwenang dalam beberapa jenis perkara perdata Islam dan berlaku bagi umat Islam Indonesia.30 Maka dapat disimpulkan bahwa Hakim Pengadilan Agama 'A negara. pegawai bertanggungjawab untuk menyelesaikan perselisihan dalam bidang perundangan sivil Islam yang berada dalam bidang kuasa Mahkamah Agama. Kerana itu janganlah kamu memungut orang kafir, kanak-kanak, orang gila, hamba sahaya, perempuan, orang kasim, orang fasik, orang pekak, orang buta, orang bisu walaupun dapat difahami tanda-tandanya, orang pelupa, pendusta dan orang yang sakit.34 . Hakim mestilah orang yang mendominasi perawi dan menutup kelebihan dan kekurangan mereka, mengutamakan yang khusus daripada yang umum apabila berlaku konflik, mengutamakan muqayyad daripada yang mutlak, mengutamakan yang tertulis daripada yang zahir dan yang kuat daripada yang lemah.

Di Indonesia, untuk dapat diangkat menjadi hakim pada pengadilan agama, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut. Bukan mantan anggota Partai Komunis Indonesia terlarang, termasuk ormas-ormasnya, atau bukan orang yang terlibat langsung dalam Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia. Sedangkan syarat menjadi seorang muslim dan memiliki ulama syariah hanya berlaku bagi calon hakim pada pengadilan di lingkungan Pengadilan Agama, yang erat kaitannya dengan produk pemikiran fuqaha.

Hal ini sesuai dengan kekhususan pengadilan agama yang berwenang mengadili perkara perdata tertentu menurut hukum Islam di kalangan umat Islam. Jika seluruh sikap dan sifat tersebut benar-benar diterapkan oleh hakim di Pengadilan Agama sebagai pejabat peradilan dalam kesehariannya, maka alasannya mengenai kesediaan hakim untuk memenuhi amanat UU No. Kompetensi Mutlak 47 hakim pengadilan agama didasarkan pada Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989.

Sehubungan dengan itu, pasal 49 UU No. 3 Tahun 2006 menyatakan bahwa Peradilan Agama mempunyai tugas dan wewenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam dalam bidang: a). Dalam pasal 49 huruf i dijelaskan pula bahwa yang dimaksud dengan “antara orang-orang yang beragama Islam” meliputi orang atau badan hukum yang dengan sukarela menyerahkan diri kepada hukum Islam mengenai hal-hal yang menjadi kewenangan Peradilan Agama sesuai dengan ketentuan. pasal ini .48 Berdasarkan pasal tersebut dapat dipahami bahwa subjek hukum dalam sengketa ekonomi syariah adalah: (a) orang yang beragama Islam; (b) orang non-Muslim namun tunduk pada hukum Islam dan (c) badan hukum yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan hukum Islam. Kompetensi relatif ini bermula dari aturan-aturan yang menentukan di Pengadilan Agama mana suatu gugatan diajukan sehingga suatu gugatan memenuhi syarat formil.

Ekonomi Syariah

  • Pengertian Ekonomi Syariah
  • Sengketa Ekonomi Syariah
  • Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah
  • Sumber Hukum Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah a. Sumber Hukum Formil 73

Ekonomi Islam adalah suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada gagasan, paradigma, ciri-ciri, prinsip filosofis dan prinsip etika yang bersumber dari Al-Qur’an, al-Hadits dan ijtihad para ulama dengan metode (manhaj) dan nilai-nilai Islam. Dalam ekonomi syariah ada titik tolak yang harus diketahui, yaitu ekonomi syariah sebenarnya mengarah pada keyakinan Islam yang bersumber dari syariah. 51 Abdul Manan, Hukum Ekonomi Syariah Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Agama (Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Keduanya merupakan subjek hukum ekonomi syariah, sehingga tidak ada pilihan lain selain sistem hukum ekonomi syariah. 56 Yang dimaksud dengan kebebasan berkontrak di sini adalah kebebasan untuk memilih sistem hukum ekonomi tertentu dan pengadilan tertentu ketika membuat kontrak, misalnya sistem hukum ekonomi syariah dan pengadilan syariah atau sistem hukum ekonomi konvensional dan peradilan umum. Non-Muslim yang bertransaksi dengan badan hukum ekonomi syariah berarti telah tunduk pada hukum ekonomi syariah karena berhak atas kebebasan berkontrak.

63 Abdul Manan, Dokumen: Penyelesaian Sengketa Niaga Syariah Kewenangan Baru Peradilan Agama, (Jakarta: Mahkamah Agung. Tugas dan wewenangnya adalah mempelajari, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara tertentu bagi yang beragama Islam di bidang perkawinan, warisan, wasiat. , infak, hibah, zakat, infaq, shadaqah dan ekonomi syariah 72. Sumber hukum penyelesaian sengketa dagang secara syariah a.72 Abdul Manan, penyelesaian sengketa dagang secara Islam, 25. 73 Sumber hukum formil adalah sumber hukum menurut bentukannya, yaitu perasaan hukum atau keyakinan hukum individu dan pandangan terhadap hukum umum yang menjadi faktor penentu isi hukum, sedangkan sumber hukum formal yaitu yang menjadi penentu formal terbentuknya hukum yang menentukan berlakunya hukum.

Hukum acara yang berlaku di Peradilan Agama untuk mengadili sengketa ekonomi syariah adalah hukum acara yang berlaku dan digunakan di lingkungan peradilan umum. Oleh karena itu, Hakim Pengadilan Agama harus mempelajari dan memahaminya untuk dijadikan pedoman dalam memutus perkara ekonomi syariah. 83 Manan, Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah, 39. . Kitab fiqih mu'tabar memuat berbagai permasalahan muamalah yang dapat dijadikan referensi untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi syariah.

Untuk dapat dijadikan sebagai sumber hukum yang menjadi dasar pertimbangan suatu permasalahan perbankan syariah, maka adat istiadat dalam bidang ekonomi syariah paling sedikit harus mempunyai tiga syarat, yaitu: 86. a) perbuatan itu dilakukan oleh orang-orang tertentu secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama (longaet inveterate consuetindo). Mengenai salah satu kebijakan yang dilakukan Mahkamah Agung untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan menciptakan hukum formil dan hukum materil guna menjadi pedoman bagi pejabat pengadilan agama dalam memeriksa, mengadili, dan memutus permasalahan ekonomi syariah. Dengan demikian lahirnya Kompendium Hukum Ekonomi Syariah dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata Islam menjadi sebuah keniscayaan.

Referensi

Dokumen terkait

Pengertian pajak menurut Undang-undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan disebutkan bahwa pajak adalah sebuah kontribusi wajib kepada negara