iv ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji tentang pemberlakuan PERMA Nomor 2 tahun 2012 Tentang Penyesuaian Batasan Tindak Pidana Ringan dan Jumlah Denda dalam KUHP. Didasari pada arus reformasi yang menuntut segala perubahan aspek termasuk penegakan hukum yang berlandaskan keadilan dan kesetaraan dimata hukum. Tetapi dalam kenyataannya, seringkali pertimbangan maupun putusan hakim dirasa keliru, padahal pertimbangan maupun putusan hakim mempunyai keterikatan serta mempunyai syarat yang harus dipenuhi.
Penyesuaian batasan tindak pidana ringan dan jumlah denda dalam KUHP ini merupakan penelitian hukum yuridis normatif dengan pertimbangan untuk menginventarisasi kaidah dan norma yang bersifat imperatif, baik itu dari segi komponen struktural, substantif dan kultural serta untuk menemukan upaya penyelesaian yang nantinya diharapkan dapat direkomendasikan sebagai kebijakan hukum pidana. Teknik deskriptif analitis menjadi cara dalam mengumpulkan informasi serta gejala-gejala terjadinya penyesuaian batasan tindak pidana ringan dan jumlah denda dalam KUHP terhadap Prajurit TNI. Penelitian ini dititikberatkan pada studi kepustakaan, sehingga data sekunder atau bahan pustaka lebh diutamakan dari data primer dan juga data empiris yang berasal dari para narasumber.
Berdasarkan hasil penelitian terlihat seringkali terjadi ketidaksesuaian pemidanaan oleh hakim militer dalam kasus-kasus tindak pidana militer yang cenderung mengabaikan nilai-nilai keadilan. Adapun upaya yang dapat dilakukan adalah memperhatikan hukum acara yang harus dilakukan atas konsekuensi dijatuhkannya suatu hukuman kepada terpidana sehingga dapat memberikan rasa keadilan, kepastian, serta kemanfaatan bagi pelaku dan korban dari tindak pidana pencurian yang dilakukan oleh seorang Prajurit Militer. Penafsiran Undang- Undang antara lembaga hukum baik itu peradilan umum maupun peradilan militer dirasa tidak sejalan, sebab hal tersebut menentukan mengenai koneksitas tindak pidana pencurian yang pelakunya prajurit militer dan warga sipil. Penyesuaian batasan tindak pidana pencurian yang dilakukan oleh Prajurit militer ini juga menimbulkan rasa ketidak adilan bagi terpidana lain, dikarenakan prajurit militer seyogyanya lebih tau mengenai hukum dibandingkan masyarakat sipil, sehingga sebaiknya peraturan mahkamah agung mengenai penyesuaian batasan tindak pidana pencurian dan dan denda yang dilakukan oleh Prajurit militer tidaklah diberlakukan terhadap Peradilan militer dikarenakan sejatinya hukuman bagi Prajurit militer yang milakukan tindak pidana haruslah diperberat bukannya diringankan.
Kata Kunci : Tindak Pidana Ringan, Peradilan Militer, Prajurit TNI
::repository.unisba.ac.id::
v ABSTRACT
This study examines the application of PERMA Number 2 of 2012 concerning Adjustment of Minor Criminal Acts and the Amount of Fines in the Criminal Code. Based on the flow of reforms that demand all aspects of change including law enforcement based on justice and equality in the eyes of the law. But in reality, judges 'judgments and judgments are often felt to be wrong, even though the judgments' judgments and decisions have an attachment and have conditions that must be met.
The adjustment of minor criminal offenses and the amount of fines in the criminal code against this soldier is a normative juridical legal study with consideration to inventory imperative rules and norms, both in terms of structural, substantive and cultural components and to find remedies that can later be recommended as a criminal law policy. Descriptive analytical techniques become a way of gathering information and symptoms of adjustments to the limits of minor criminal offenses and the amount of fines in the criminal code against these soldiers. This research focuses on the study of literature, so that secondary data or library materials take precedence from primary data and also empirical data from sources
Based on the results of the research it can be seen that there are often discrepancies in criminal convictions by military judges in cases of military criminal offenses which tend to ignore the values of justice. The effort that can be done is to pay attention to the procedural law that must be done on the consequences of a sentence sentenced to the convicted person so that it can provide a sense of justice, certainty, and benefits for the perpetrators and victims of the theft of a criminal offense committed by a military soldier. Interpretation of the Law between legal institutions both general and military justice is deemed incompatible, because it determines the connection of criminal acts of theft, the perpetrators of military soldiers and civilians. Adjustments to the limits of theft committed by military soldiers also create a sense of injustice for other convicted military personnel, because military officers should know more about the law than civil society, so the Supreme Court's regulation should be regarding the adjustment of theft and criminal offenses and penalties committed by soldiers The military is not applied to military justice because the actual punishment for military personnel committing criminal offenses must be increased rather than mitigated.
Keywords: Light Crimes, Military Justice, TNI Soldiers
::repository.unisba.ac.id::