• Tidak ada hasil yang ditemukan

abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "abstrak"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

Kinerja guru sebenarnya adalah kinerja guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Berdasarkan pemikiran dan temuan di atas, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul Strategi Pengembangan Kinerja Guru PAI (Studi Kasus di SMP Ma'arif 1 Ponorogo). Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan keilmuan strategi kinerja guru PAI.

Bagi SMP Ma'arif 1 Ponorogo, sebagai bahan, masukan dan pertimbangan dalam pengembangan strategi kinerja guru PAI. Bagi guru SMP Ma'arif 1 Ponorogo, sebagai bahan pengantar dan referensi dalam pengembangan strategi kinerja guru PAI. Peranan etika profesi guru dalam meningkatkan kinerja guru PAI di MA Al-Barokah Purwantoro Wonogiri tahun 2011-2012 adalah (a) sebagai pemeriksa kinerja guru; (b) sebagai norma yang menjadi pedoman bagi guru dalam bekerja;

Yang kedua milik Efi Luthfiana 2011 berjudul “Implementasi Pengawasan Kepala Dalam Penilaian Kinerja Guru PAI Dalam Penyiapan Sumber Daya Mengajar di MTS YPIP Panjeng.” Cara direktur Mts YPIP menilai kinerja guru PAI dalam menyiapkan sumber belajar tidak sesuai standar nasional, sehingga direktur menggunakan metode sendiri dalam penilaiannya. Kepala sekolah menilai kinerja guru PAI dalam mengembangkan sumber belajar melalui tahap penilaian, dilengkapi dengan perangkat penilaian, meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut.

Penelitian sebelumnya terfokus pada pelaksanaan supervisi kepala sekolah dalam menilai kinerja guru PAI dalam penyiapan sumber belajar, sedangkan pada penelitian ini peneliti lebih melihat strategi peningkatan kinerja guru PAI secara tidak langsung. terdapat perbedaan yang signifikan di antara keduanya.

Strategi Pengembangan Kinerja Guru 1. Pengertian Guru

Pengertian Kinerja Guru

Kata kinerja guru menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kemampuan bekerja, prestasi yang ditunjukkan 19 Menurut Ondi Saondi, kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau sekelompok orang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan mencapai tujuan yang baku. ditempatkan. Kinerja dikatakan baik dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang telah ditentukan. 20 Kinerja guru mencakup tiga komponen tugas utama, yaitu tugas kompetensi bidang ilmu yang diajarkan, tugas kompetensi bidang ilmu yang diajarkan, tugas profesi guru,. Smith, kinerja merupakan hasil suatu proses yang dilakukan oleh orang-orang, sedangkan pengukuran kinerja menurut T.R Mitchell (1989) dapat dilihat dari empat hal, yaitu:22 (1) Kualitas kerja – kualitas kerja; (2) Kecepatan - melakukan pekerjaan tepat waktu; (3) Inisiatif dalam penyelesaian pekerjaan; (4) Kemampuan-kemampuan menyelesaikan pekerjaan: (5) Komunikasi-kemampuan membina kerjasama dengan pihak lain.

Dengan demikian, kinerja guru dapat diartikan sebagai prestasi kerja, prestasi kerja atau kinerja guru.23 Sedangkan Fatah menyatakan bahwa kinerja diartikan sebagai ekspresi kemajuan yang didasarkan pada pengetahuan, sikap dan motivasi dalam menghasilkan suatu pekerjaan. Dari berbagai penjelasan mengenai pengertian prestasi di atas, dapat penulis simpulkan bahwa prestasi guru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kualitas kinerja guru akan sangat menentukan kualitas hasil pendidikan, karena guru merupakan pihak yang paling banyak bersentuhan langsung dengan peserta didik dalam proses belajar mengajar, yaitu kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya. bertindak sebagai seorang guru. yang mempunyai keahlian mendidik peserta didik dalam rangka pembinaan peserta didik untuk mewujudkan lembaga pendidikan.

Kesetiaan dapat diartikan kesediaan guru untuk menjunjung tinggi nama baik, prinsip dan simbol negara, sesuai dengan janji dan sumpah yang telah diucapkan. Dengan demikian, kinerja guru merujuk langsung pada perwujudan tingkat perilaku guru, dengan sejumlah persyaratan. Oleh karena itu, peningkatan kualitas pendidikan dan kualitas kinerja guru harus menjadi fokus utama pengambilan kebijakan.

Kualitas kinerja dipengaruhi oleh beberapa faktor yang kompleks dan menunjukkan berhasil atau tidaknya pembinaan dan pengembangan guru profesional pada suatu jabatan. Menurut teori ini, terdapat tiga kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja, yaitu: variabel individu, variabel organisasi, dan variabel psikologis. Variabel psikologis seperti persepsi, sikap, kepribadian dan pembelajaran bersifat kompleks dan sulit diukur.

Kinerja Guru PAI Berbasis Budaya Religius 1. Guru Pendidikan Agama Islam

  • Nilai Religius
  • Budaya Religius Sekolah
  • Internalisasi Nilai-Nilai Kerja Guru Berbasis Budaya Religius
  • Strategi Pelaksanaan dalam Mewujudkan Budaya Religius

Semangat dan kemauan mengajar berarti memperhatikan kesedihan, kemampuan, pertumbuhan dan perbedaan siswa atau latar belakangnya. siswa. 32. Mendorong semangat siswa, artinya guru membangkitkan dan memotivasi siswa agar bergairah dan bersemangat dalam belajar. Motivasi tersebut dapat ditempuh melalui cara mengajar yang menarik sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, menjaga gangguan yang sehat, menggunakan alat yang sesuai dengan sifat materi dan menghindari pengaruh-pengaruh yang mengganggu konsentrasi siswa.

Misalnya siswa diajak bertindak jujur, menghargai, menghormati orang lain dan sikap emosional positif lainnya. Selain itu siswa juga dapat diajarkan tentang kemampuan berimajinasi sehingga kemampuan otaknya dapat berkembang. Budaya keagamaan sekolah merupakan cara berpikir dan bertindak warga sekolah yang berdasarkan pada nilai-nilai agama.

Pada tataran nilai, budaya keagamaan berupa: semangat berkorban, semangat persaudaraan, semangat gotong royong dan tradisi-tradisi luhur lainnya. Budaya keagamaan sekolah pada hakikatnya merupakan perwujudan nilai-nilai ajaran agama sebagai tradisi dalam perilaku dan budaya organisasi yang dianut oleh seluruh warga sekolah. Upaya memotivasi dan mengefektifkan sumber daya manusia dalam pengelolaan pendidikan dapat dilakukan melalui internalisasi nilai-nilai dalam suasana kerja dan suasana pergaulan sehari-hari.

Dalam hal ini Kompri mengutip dari kitabnya an-Nahlawi yang membagi ciri-ciri pendidik (Muslim) ke dalam beberapa bentuk, yaitu sebagai berikut: (a) Mempunyai akhlak dan sifat rabbaniyah yang tercermin dari tujuan, tingkah laku dan perilakunya. pemikiran; (b) Ikhlas, menjalankan tugasnya sebagai guru hanya untuk mencari keridhaan Allah dan menegakkan kebenaran; (c) Sabar dalam mengajarkan ilmu yang berbeda kepada siswa; (d) Jujur dalam menyampaikan apa yang diketahuinya; (e) Senantiasa membekali diri dengan ilmu; (f) Mampu menggunakan metode pengajaran yang beragam, sesuai dengan prinsip penggunaan metode pengajaran; (g) Mampu mengelola kelas dan peserta didik, tegas dalam bertindak dan profesional; h) Untuk mengetahui kehidupan psikologis peserta didik; (i) Ketanggapan terhadap perkembangan dunia yang mempengaruhi peserta didik; (j) Memperlakukan siswa secara adil 45. Menciptakan suasana religius adalah upaya mengkondisikan suasana sekolah dengan nilai-nilai dan perilaku keagamaan. Pertama, penciptaan budaya keagamaan vertikal dapat diwujudkan dalam bentuk peningkatan hubungan dengan Allah SWT melalui peningkatan kuantitas dan kualitas kegiatan keagamaan di sekolah ubudiyah.

Kedua, terciptanya budaya keagamaan yang bersifat horizontal, menempatkan sekolah sebagai lembaga sosial keagamaan, yang jika dilihat dari struktur hubungan interpersonalnya dapat digolongkan menjadi tiga hubungan, yaitu hubungan atasan dan bawahan. 47Talizhidu Dhara, Budaya Organisasi (Jakarta: Rinek Cipto) hubungan profesional, hubungan yang setara atau sukarela berdasarkan nilai-nilai agama seperti persaudaraan, kemurahan hati, kejujuran, saling menghormati dan sebagainya.48 1) Internalisasi nilai. Dalam mendidik umat, Allah SWT menggunakan keteladanan atau teladan sebagai teladan yang terbaik, sehingga masyarakat mudah menyerap dan menerapkannya.50 Dalam mewujudkan budaya keagamaan sekolah, menurut Muhaimin yang dikutip dalam bukunya Asmaun Sahlan, hal tersebut dapat dilakukan melalui keteladanan. dan pendekatan persuasif atau mengajak warga sekolah secara halus, memberikan alasan dan prospek yang baik yang dapat meyakinkan mereka.

Sikap kegiatannya berupa proaksi yaitu melakukan tindakan atas inisiatif sendiri, jenis dan arahnya ditentukan oleh diri sendiri, namun membaca asal muasal tindakan sehingga dapat turut memberi warna dan arah bagi perkembangannya. nilai-nilai agama di sekolah. Oleh karena itu akulturasi merupakan tahap terakhir agar nilai-nilai yang telah diajarkan dan dipelajari dapat menjadi budaya bagi warga sekolah.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian, maka walaupun ditemukan responden yang mengalami retriksi ringan pada fungsi parunya tapi tidak dapat diinterpretasikan bahwa gangguan fungsi