• Tidak ada hasil yang ditemukan

abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "abstrak"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

Diawali dengan dikeluarkannya kebijakan ini, setiap sekolah harus menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam materi pembelajarannya. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam karya sastra, penulis memaparkan teks-teks novel Athirah. Novel ini terinspirasi dari kisah nyata yang sarat akan nilai-nilai pendidikan khususnya pendidikan karakter.

Memudahkan pembaca novel dalam menangkap pesan-pesan atau nilai-nilai karakter pendidikan yang dikandungnya.

Telaah Hasil Penelitian Terdahulu

Norma dan nilai yang bersumber dari Islam akan mampu melahirkan peserta didik yang berkarakter Islami secara utuh dengan pendekatan holistik berbasis karakter. Upaya sekolah dalam menerapkan nilai kreativitas dalam pembentukan karakter pada pembelajaran kaligrafi kelas VII di SMPN 2 Wonokarto Ngadirojo Pacitan yaitu dengan melakukan perubahan dari penguasaan ilmu menjadi kegiatan yang membantu anak menemukan kemampuan kreatifnya dan berkembang dengan membawa keluar: menciptakan dan mengorganisasikan metode atau strategi guru untuk mengajarkan nilai kreativitas dalam pembentukan karakter dalam pembelajaran kaligrafi. Guru berusaha menggali kemampuan siswanya, sejauh mana ide kreatifnya dikemukakan dan mengembangkan idenya dengan baik, pembelajaran kaligrafi dapat mengembangkan keterampilan dalam menulis arab.

METODE KAJIAN

Sumber data yang dijadikan bahan dalam penelitian ini berasal dari berbagai literatur yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Albhertiene Endah Athirah. Sumber data primer merupakan acuan utama dalam melakukan penelitian untuk mengungkap dan menganalisis penelitian. Dalam mengumpulkan data, peneliti terlebih dahulu mencari literatur yang relevan dengan permasalahan.

Pengujian kembali terhadap data yang diperoleh terutama kelengkapan, kejelasan makna dan keselarasan makna antara satu dengan yang lain. Melakukan analisis lebih lanjut terhadap hasil pengorganisasian data dengan menggunakan kaidah, teori dan metode yang telah ditetapkan. Data yang terkumpul baik dari buku, buku, majalah, jurnal, skripsi, dan lain sebagainya, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis isi.

Yaitu suatu teknik mengungkapkan isi suatu kitab yang menggambarkan keadaan pengarang dan masyarakatnya pada saat kitab itu ditulis. Apalagi dengan cara ini seseorang dapat membandingkan satu buku dengan buku lainnya di lapangan. Kegiatan analisis bertujuan untuk mengetahui makna, kedudukan dan hubungan antara berbagai konsep, kebijakan, program, kegiatan dan peristiwa yang ada atau terjadi untuk selanjutnya mengetahui manfaat, hasil atau dampak dari hal-hal tersebut.

Sedangkan untuk mendapatkan penjelasan yang obyektif dalam hal ini tidak lain adalah menggunakan cara berpikir induktif dan deduktif. 20 Selain itu penelitian ini menggunakan metode koherensi internal. 21 Metode ini digunakan untuk menganalisis dan menafsirkan nilai pendidikan karakter dalam novel Athirah. 20 Metode penalaran induktif adalah cara berpikir yang berangkat dari fakta atau peristiwa tertentu kemudian menarik kesimpulan umum yang bersifat umum, sedangkan metode deduktif merupakan kebalikan dari induktif.

Sistematika Pembahasan

Pendidikan Karakter 1. Pengertian Akhlak

Menurut Foerster, pencipta pendidikan karakter pertama asal Jerman, karakter merupakan sesuatu yang membuat seseorang berkualitas. Sedangkan pendidikan karakter secara ringkas adalah pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan akhlak mulia pada peserta didik, agar mereka memiliki akhlak mulia tersebut, menerapkan dan mengamalkannya dalam kehidupannya. Tujuan pendidikan karakter adalah untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan hasil pendidikan yang bermuara pada tercapainya karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang.31 Menurut Najib Zulham, tujuan pendidikan karakter adalah untuk .

31 Zainul Miftah, Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Bimbingan dan Konseling (Surabaya: Gena Pratama Pustaka mengembangkan karakter bangsa sehingga mampu mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila. 32. Sedangkan T. Ramli berpendapat bahwa tujuan pendidikan karakter adalah membentuk kepribadian anak menjadi pribadi yang baik jika dalam bermasyarakat menjadi warga negara yang baik dan jika dalam kehidupan bernegara menjadi warga negara yang baik Ngara 33. Pendidikan karakter terutama ditujukan untuk membentuk bangsa yang tangguh, berdaya saing, mempunyai akhlak mulia, berakhlak mulia, toleran, gotong royong, berjiwa patriotik, berkembang secara dinamis, berorientasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi, yang kesemuanya dijiwai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.

Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang meliputi keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha dan media massa. 34 Kementerian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Pembukuan, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Karakter Berdasarkan Pengalaman Pada Satuan Pendidikan Perintis (Jakarta. Sikap dan tindakan yang mendorongnya menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat, serta mengakui dan menghormati kesuksesan) orang lain m) Ramah.

Sikap, perkataan dan tindakan yang membuatkan orang lain berasa gembira dan selamat di hadapan mereka. o) Suka membaca. Nilai dalam pendidikan Islam berbeza antara dua dimensi iaitu nilai ketuhanan dan nilai kemanusiaan.36 Nilai ketuhanan dapat dikembangkan. Sememangnya banyak lagi nilai-nilai ketuhanan yang diajarkan dalam Islam, tetapi nilai-nilai di atas sudah cukup mewakili nilai-nilai asas agama yang harus diterapkan dalam diri pelajar, yang merupakan bahagian yang sangat penting dalam pendidikan Islam.

Nilai-nilai tersebut menjadi pedoman dalam menyelenggarakan pendidikan bagi peserta didik, hendaknya memperhatikan nilai-nilai akhlak sebagai berikut: (a) sillat al-rahmi, yaitu hubungan cinta antar sesama; (b) al-Ukhuwah, yaitu semangat persaudaraan bagi umat Islam dan non-Muslim; (c) al-Musawamah, yaitu pandangan bahwa manusia mempunyai harkat dan martabat yang sama; (d) al-Adalah, yaitu sikap pandangan yang seimbang atau seimbang dalam memandang, menilai, atau bereaksi terhadap sesuatu atau seseorang; (e) Husnu al-Dzan yaitu sikap kebaikan terhadap sesama manusia; (f) at-Tawadlu, yaitu rendah hati dan menyadari bahwa segala sesuatu adalah milik Allah; (g) al-Wafa'.

NOVEL

Sedangkan pada sumber lain, novel merupakan cerita fiksi yang panjang dan memuat alur kompleks yang menggambarkan kehidupan nyata pada kurun waktu tertentu dan kelompok sosial yang memperlihatkan tokoh, tingkah laku, dan pola bicara sesuai dengan latar cerita. 40 Cerita fiksi di atas kertas umumnya mempunyai dua bentuk, yaitu novel atau roman dan cerita pendek (cerpen). Sedangkan novel sebenarnya mempunyai pola bentuk berdasarkan cerita, yang tersusun dari unsur-unsur yang membentuk pola yang hampir sama. Sebuah novel tersusun atas sejumlah unsur yang masing-masing unsur itu akan saling berhubungan dan menentukan, yang kesemuanya itu akan menjadikan novel itu suatu karya yang penuh makna dan kehidupan.

Unsur prosa dalam cerita, yang disebut latar, berkaitan dengan lingkungan geografis, sejarah, sosial dan kadang-kadang bahkan lingkungan politik atau latar belakang di mana cerita tersebut terjadi. Dalam novel, cerita dipengaruhi oleh institusi sosial, kekuatan sejarah berskala besar (berbagai jenis revolusi sosial). Hal ini untuk membedakan tindakan eksternal dan internal.Peristiwa dalam kehidupan manusia yang terungkap dalam novel tidak hanya mencakup peristiwa fisik, tetapi juga peristiwa psikologis dan konflik yang terjadi tidak hanya secara eksternal, tetapi juga spiritual.

Novel jenis ini biasanya menampilkan berbagai jenis tokoh fiksi yang dihadirkan dalam situasi sejarah sebenarnya. d) Teknik bercerita. Jika cerita menyajikan 'apa yang terjadi', maka masalahnya adalah 'bagaimana kita mempelajari apa yang terjadi'. Peristiwa-peristiwa dalam sebuah novel, baik sebagai orang pertama maupun orang ketiga, biasanya dihubungkan secara kronologis dan langsung terungkap secara berurutan dari awal hingga akhir cerita. Dalam kehidupan nyata, pemahaman kita tentang seseorang dan peristiwa kehidupannya hanya dapat dicapai secara perlahan dan... sedikit demi sedikit dan kemudian kita selesai.

Temuan ini pun terkadang tidak selalu benar, karena data yang kita peroleh tentang seseorang tidak selalu lengkap. Seorang penulis biasanya menggunakan pola bahasa yang seragam dari awal hingga akhir untuk mendeskripsikan dan mendefinisikan dalam novelnya.

Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam

Pendidikan Islam dalam arti luas mencakup seluruh pengalaman belajar yang dilalui peserta didik di segala lingkungan dan sepanjang hidupnya. Hasil rumusan seminar pendidikan Islam se-Indonesia pada tahun 1960 memberikan wawasan tentang pendidikan Islam: “Sebagai pedoman pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam, dengan hikmah memimpin, mengajar, melatih, membina dan mengawasi pelaksanaan pendidikan Islam.” seluruh ajaran Islam”. Menurut Zarkowi Suyuti, pengertiannya terbagi menjadi tiga.48 Pertama, pendidikan Islam adalah suatu pendidikan yang pendirian dan pelaksanaannya didorong oleh keinginan dan semangat cita-cita untuk mewujudkan nilai-nilai Islam, baik yang tercermin dalam nama lembaga, tetapi juga dalam kegiatan yang diselenggarakan.

Ahmad Tafsir, bahwa pendidikan Islam diberikan sebagai bimbingan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. Marimba: Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan syariat agama Islam yang mengarah pada pembentukan kepribadian utama menurut standar Islam. 50 Al-Rosyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam (Pendekatan Sejarah, Teori dan Praktis (Jakarta: Ciputat Press, 2005), 3.

Menurut Zakiah Darajad : Pendidikan Islam adalah pendidikan melalui ajaran agama Islam yaitu berupa bimbingan dan kepedulian terhadap peserta didik agar kelak setelah menyelesaikan pendidikan dapat memahami, mencermati dan menerapkan ajaran agama Islam yang ditaruh. ke dalam praktik. mereka telah beriman secara utuh dan menjadikan ajaran agama Islam sebagai pedoman hidup demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat. Dari berbagai pengertian pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah segala upaya yang mengarah pada pertumbuhan peserta didik secara menyeluruh. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang berdasarkan pada ajaran Islam dan juga mempunyai tujuan tertentu.

Para ahli pendidikan Islam menyimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam digali dari ajaran Islam itu sendiri. A. Apalagi menurutnya tujuan pendidikan Islam didasarkan pada tiga komponen fitrah manusia, yaitu 1) jasmani, 2) akal, dan 3) ruh yang masing-masing harus dijaga. Tujuan hidup umat Islam adalah tujuan pendidikan Islam sepanjang sejarah, mulai dari zaman Nabi SAW hingga akhir zaman.

Dari tujuan pendidikan sebagaimana disebutkan di atas terlihat bahwa masyarakat sebagai pelaksana pendidikan hendaknya mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak dibenarkan melupakan etika pergaulan atau moralitas pergaulan.

Referensi

Dokumen terkait

The behavior of administrators influence development The linkage between value commitments and development is analyzed in terms of development- orientedness defined as a set of value