vii
ABSTRAK
Memasuki usia tua akan mengalami kondisi kemunduran fisik yang ditandai dengan pendengaran yang kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, penurunan kekuatan otot (gangguan muskuloskeletal) yang mengakibatkan gerakan lambat, dan gerakan tubuh yang tidak proporsional. Akibat perubahan fisik lansia tersebut, mengakibatkan gangguan mobilitas fisik yang akan membatasi kemandirian lansia dalam memenuhi aktifitas sehari-hari dan menyebabkan terjadinya risiko jatuh pada lansia. Balance exercise merupakan salah satu metode untuk mengurangi risiko jatuh pada lansia.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh dari balance exercise dalam menurunkan risiko jatuh pada lansia di PSRLU dan PMP Ciparay Bandung.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yaitu pra- eksperimental dengan rancangan yang digunakan adalah one-group pra-post-test design. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling dengan jumlah responden 27 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan diberikan intervensi selama 3 minggu. Metode pengukuran risiko jatuh menggunakan berg balance scale. Hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan Wilcoxon. Hasil pretest sebelum dilakukan balance exercise sebagian besar pada risiko jatuh sedang (59,3%) dan hasil posttest setelah dilakukan balance exercise sebagian besar pada risiko jatuh ringan (74,1%). Hasil penelitian menunjukkan p value=0,000 (<0,05) sehingga Ha diterima dan H0 ditolak artinya Balance Exercise efektif untuk menurunkan risiko jatuh pada lansia di PSRLU dan PMP Ciparay Bandung. Hasil intervensi balance exercise dapat dijadikan alternatif dalam menurunkan risiko jatuh pada lansia dan diharapkan agar lansia rutin melakukan balance exercise secara mandiri.
Kata kunci : Balance exercise, Lansia, Risiko Jatuh