Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis waktu yang diperlukan terjadinya konsolidasi dengan metode Asaoka dalam pembacaan subsiden pada penerapan geoteknik settlement pelat dan untuk mengetahui pengaruh waktu penggunaan PVD terhadap terjadinya untuk menganalisis konsolidasi pada saat konstruksi. pelabuhan baru Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah waktu yang diperlukan untuk konsolidasi pengukuran subsidence metode Asaoka pada penerapan geotechnical settlement plate pada pembangunan Pelabuhan Baru Makassar adalah 823 hari. Pelat geoteknik settlement dan menganalisis pengaruh waktu menggunakan PVD terhadap terjadinya konsolidasi pada pembangunan pelabuhan baru Makassar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah waktu yang diperlukan untuk konsolidasi pembacaan subsidence metode Asaoka pada penerapan geoteknik pelat penurunan pada pembangunan Pelabuhan Baru Makassar adalah 823 hari. Salah satu permasalahan yang terjadi adalah penurunan permukaan tanah secara besar-besaran dan perlunya mencapai konsolidasi pada lapisan tanah dalam jangka waktu yang lebih lama, karena permukaan bawah permukaan lunak mempunyai kepadatan rongga yang rendah. Pada proses perbaikan lahan juga dipasang alat Settlement Plate untuk mengukur terjadinya penurunan permukaan tanah dalam waktu tertentu.
Berdasarkan permasalahan diatas maka kami mengambil judul “Analisis Prediksi Waktu Konsolidasi Menggunakan Metode Asaoka Pada Pembangunan Makassar New Port”. Berapa hari yang diperlukan hingga terjadi konsolidasi dengan pembacaan penurunan tanah metode Asaoka pada aplikasi pelat penurunan geoteknik pembangunan pelabuhan baru Makassar.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Batasan Masalah
Sistematika Penulisan
Nah bagi penelitian selanjutnya akan ada pengembangan, dan tentunya diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi ilmu terapan teknik khususnya bangunan air dan dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
Pengertian Tanah
Klasifikasi Tanah
Penurunan Tanah
Penurunan muka tanah secara alami disebabkan oleh proses geologi seperti siklus geologi, sedimentasi daerah cekungan dan lain sebagainya. Sedimentasi pada cekungan biasanya terdapat pada daerah lempeng tektonik, terutama di dekat batas lempeng. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak sedimen yang terakumulasi di cekungan dan menyebabkan beban kerja semakin meningkat, kemudian proses pemadatan sedimen menyebabkan penurunan permukaan tanah.
Pengambilan air tanah secara besar-besaran yang melebihi kapasitas pengambilan akan mengakibatkan berkurangnya jumlah air tanah pada lapisan akuifer. Hilangnya air tanah ini menimbulkan rongga-rongga pada pori-pori tanah sehingga mengurangi tekanan hidrostatis di bawah permukaan tanah sebesar besarnya air tanah yang hilang. Dengan penurunan ini, tekanan air pori terus bergerak menuju tegangan efektif akibat keluarnya air pori.
Pada tanah lempung jenuh air, peningkatan tegangan total akan diteruskan ke air pori dan butiran tanah. Artinya penambahan tegangan total (∆σ) dibagi menjadi tegangan efektif dan tegangan air pori.
Konsolidasi Tanah
Tanah dapat menjadi pondasi penahan beban suatu bangunan atau bahan konstruksi bangunan itu sendiri, seperti tanggul atau bendungan. Pemampatan ini disebabkan oleh deformasi partikel tanah, perpindahan partikel, keluarnya air atau udara dari pori-pori dan sebab-sebab lain yang berkaitan erat dengan kondisi tanah yang bersangkutan. Hal ini lebih disebabkan oleh proses kompresi akibat penyesuaian elastis butir tanah.
Penurunan yang terjadi disebabkan oleh penyesuaian plastis butiran tanah setelah konsolidasi primer. Biasanya terkonsolidasi (NC), dimana tekanan efektif lapisan penutup saat ini merupakan tekanan maksimum yang pernah dialami tanah. Overconsolidated (OC), dimana tekanan efektif lapisan penutup saat ini lebih kecil dari tekanan pra-konsolidasi yang dialami tanah.
Instrument Geoteknik Settlement plate
Isi alat dengan tanah yang telah digali sebelumnya kemudian beri tanda di sekeliling tutup pipa agar tidak bersentuhan dengan material atau terkena benturan karena akan mempengaruhi nilai pengawasan. Pemantauan dapat dilakukan setiap hari pada saat proses kerja berlangsung maupun pada saat tidak ada proses kerja. Dari pembacaan tabel settlement, nilai tingkat konsolidasi juga dapat ditentukan dengan membandingkan besarnya penurunan aktual pada waktu tertentu dengan total penurunan atau penurunan yang bersangkutan.
Metode Observasi Asaoka untuk Memprediksi Penurunan Tanah
Metode Asaoka (1978) merupakan salah satu metode yang digunakan untuk memprediksi ukuran solusi akhir. Dengan metode ini, besaran longsor sebenarnya dapat diprediksi tanpa memerlukan parameter lain seperti data laboratorium, namun analisis yang digunakan dalam konsolidasi ini adalah hasil observasi lapangan seperti data tekanan air pori, panjang drainase, tegangan tanah maksimum. . dan koefisien konsolidasi. Meskipun nilai koefisien permeabilitas dan kompresibilitas berubah seiring berjalannya waktu, namun persamaan di atas tetap efektif bila nilai Cv konstan (Mikasa, 1963).
Persamaan dasar konsolidasi ini dipilih oleh Asaoka (1978) untuk direduksi menjadi persamaan diferensial linier biasa karena lebih sederhana dibandingkan persamaan konsolidasi Terzaghi. Untuk melakukan prediksi terhadap amblesan akhir, maka data amblesan tersebut harus dipilih sehingga diperoleh nilai amblesan 𝜌1, 𝜌2, 𝜌3………, 𝜌n dengan interval waktu yang konstan ∆𝑡 seperti terlihat pada Gambar 2.2. Penurunan terakhir (𝜌f) adalah titik di mana garis 𝜌n = 𝜌n-1 (sudut 450) menyentuh garis tren garis 𝜌n versus 𝜌n-1 yang sebenarnya.
Berdasarkan metode Asaoka dapat diperoleh nilai koefisien konsolidasi pada arah vertikal (Cv) dan nilai koefisien konsolidasi pada arah radial/horizontal (Ch). Nilai koreksi koefisien konsolidasi ini berguna untuk menentukan laju penurunan konsolidasi pada lapisan lempung yang telah mengalami perbaikan timbunan dan PVD.
Teori Preloading
Untuk itu perlu diwaspadai variasi sifat derajat konsolidasi pada setiap waktu setelah beban bekerja pada lapisan lempung. Derajat konsolidasi pada kedalaman tertentu (Uz) akan berubah sepanjang kedalaman dan menjadi minimum di tengah yaitu pada kedalaman z = H. Jika rata-rata derajat konsolidasi (Ur) dijadikan kriteria pembongkaran seragam Jika beban disalurkan, maka setelah dibongkar maka tanah liat yang terletak di tengah akan tetap diam dan tanah liat yang terletak dekat akuifer akan cenderung memuai.
Untuk menghindari permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan perhitungan untuk menentukan cara pendekatan yang tepat, yaitu dengan menggunakan derajat konsolidasi Uz pada bidang tengah z = H. Durasi pemuatan awal dengan timbunan pada umumnya bervariasi antara 3 sampai 8 bulan dari top-up/add-on sampai add-on tersebut dihapus, meskipun ada syaratnya. Dalam beberapa kasus, pekerjaan preload hanya membutuhkan waktu enam minggu atau, sebaliknya, hingga tiga tahun. Tidak ada kerusakan pada struktur yang berdekatan, tidak ada gangguan lingkungan sekitar akibat debu, kebisingan lainnya dan hal-hal lain yang terjadi pada pekerjaan perbaikan tanah dengan menggunakan metode pratekan ini.
Pengurangan yang terjadi masih dalam batas toleransi dimana biaya yang dikeluarkan sesuai dengan rencana. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam teknik preloading menggunakan timbunan adalah daya dukung tanah dasar.
Teori Perencanaan Drainase Vertikal (Vertikal Drain)
Hdr = ½ H, jika arah aliran air pada proses konsolidasi adalah drainase ganda dua arah (atas dan bawah).
Derajat konsolidasi vertikal (Uv) Nilai Uv dapat dicari dengan rumus
Penelitian serupa dengan penelitian ini adalah Evaluasi Kinerja Perbaikan Tanah Lunak Menggunakan Instrumen Amanda Cluster Area Bandung dan Btari Dengan Penggunaan Preloading dan Prefabricated Vertical Drain (PVD) Oleh Zahra Ferbriani Lilabsari 2017. Dengan menggunakan metode penelitian, penelitian ini mengevaluasi penurunan teoritis dengan cara menghitung prediksi penyelesaian akhir dengan metode observasi Asaoka dan derajat konsolidasi di lapangan. Hasil dari penelitian yang dilakukan adalah mengetahui prediksi penurunan muka tanah akhir dengan metode Asoka, mengetahui laju konsolidasi pembacaan lempeng penurunan, mengetahui laju konsolidasi pembacaan Piezometer dan memprediksi waktu tunggu hingga konsolidasi mencapai 90%.
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh secara langsung dari pembacaan alat-alat pelat penyelesaian di lapangan. Data sekunder pada penelitian ini berupa data pembacaan pelat penurunan, data recovery height dan data preload.
Alat Yang Digunakan
Analisa Data
Untuk menghitung nilai koefisien konsolidasi vertikal (Cv) dan koefisien konsolidasi horizontal (Ch), perlu diketahui nilai koefisien 𝛽. Analisis payback time konsolidasi menggunakan PVD dan tanpa menggunakan PVD dapat dihitung menggunakan persamaan Barron. Perhitungan waktu konsolidasi menggunakan PVD a.
Analisis Prediksi Penurunan Final (Settlement Final / Sf) dengan Metode Asaoka
Perhitungan Sf dapat dilakukan secara matematis dari persamaan yang diperoleh dari persamaan garis linier yang terdapat pada grafik Asaoka.
Analisa koefisien konsolidasi vertikal (Cv) dan koefisien konsolidasi horizontal (Ch)
Analisis sisa settlement di lapangan
Analisis Derajat Konsolidasi Aktual
Analisis Waktu Penurunan Konsolidasi tanpa Menggunakan PVD dan Menggunakan PVD
Dari hasil analisis waktu untuk mencapai konsolidasi menggunakan PVD dan tanpa PVD terlihat bahwa SP-09 memerlukan waktu 823 hari untuk mencapai penurunan akhir, SP-58 1200 hari, dan SP-70 1112 hari. Dari hasil analisa di atas juga dapat disimpulkan bahwa penggunaan PVD mempengaruhi waktu yang diperlukan untuk mencapai konsolidasi, dengan waktu yang diperlukan untuk mencapai konsolidasi dengan menggunakan PVD lebih singkat dibandingkan tanpa menggunakan PVD. Jarak drainase horizontal yang lebih pendek meningkatkan kecepatan proses konsolidasi beberapa kali lebih cepat.
Selain itu, permeabilitas horizontal tanah beberapa kali lebih besar juga mempercepat laju proses konsolidasi. Dari sini air mengalir ke atas, menuju lapisan air yang ditempatkan di bawah tanggul.
PENUTUP
Saran