ACARA 7 MIKRO KARAKTERISASI BAKTERI DENGAN METODE UJI BIOKIMIAWI
1. LATAR BELAKANG
Karakterisasi dan klasifikasi Sebagian mikroorganisme seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik maupun biokimia. Mikroorganisme dapat tumbuh pada beberapa tipe media yang memproduksi tipe metabolit yang dapat terdeteksi dengan reaksi antara mikroorganisme dengan reagen test yang dapat menghasilkan perubahan warna reagen. Reaksi-reaksi dalam sel akan teridentifikasi dengan melakukan pengujian-pengujian tertentu. Sel akan memberikan respon sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, seperti menghasilkan enzim katalase, enzim gelatinase atau kemampuannya untuk menghidrolisis lemak (Kusuma, 2014).
Uji biokimia merupakan salah satu uji yang digunakan untuk menentukan spesies bakteri yang tidak diketahui sebelumnya. Setiap bakteri memiliki sifat biokimia yang berbeda sehingga tahapan biokimia ini sangat membantu proses identifikasi.
Setelah sampel di inokulasi pada media differensial selektif, kemudian koloni bakteri diinokulasi pada media uji biokimia. Ada 12 jenis uji yang sering digunakan dalam uji biokimia walaupun sebenarnya masih banyak lagi media yang dapat digunakan (Dwi, 2017).
Ciri biokimia merupakan kriteria yang amat penting di dalam identifikasi spesimen bakteri yang tak dikenal karena secara morfologis biakan ataupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa, tanpa hasil pengamatan fisiologis yang memadai mengenai organik yang diperiksa maka penentuan spesiesnya tidak mungkin dilakukan.
Karakteristik dan klasifikasi sebagai mikroba seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik ataupun Biokimia. Mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe media memproduksi metabolit tentunya yang dideteksi dengan interaksi mikroba dengan reagen test yang menghasilkan perubahan warna reagen (Destik dan Desi, 2019).
Uji fisiologi bisanya identik dengan uji biokimia. Uji biokimia yang biasanya dipakai dalam kegiatan identifikasi bakteri atau mikroorganisme yang antara lain uji katalase, koagulase, dan lain-lain. Pengujian biokimia merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam dunia mikrobiologi (Yuniati et al., 2015). Uji-uji biokimia yang biasanya dipakai dalam kegiatan identifikasi bakteri atau mikroorganisme yaitu antara lain adalah uji MR-VP, uji gula-gula, uji SIM, Uji TSIA, Uji Indol, dan Uji Simmons Citrate (Fany et al., 2020). Dari uraian tersebut pada praktikum ini akan dilakukan
beberapa uji biokimia untuk mengetahui krakter bakteri berdasarkan sifat-sifat biokimiawinya.67
2. TUJUAN
a. Mengetahui karakter bakteri berdasarkan sifat-sifat biokimiawinya.
b. Melakukan beberapa uji biokimia dalam mikrobiologi dan menganalisis hasilnya.
3. METODE
a. Alat dan Bahan:
1. Isolat murni bakteri dalam NA miring dan NB (nutrien cair).
2. Reagen untuk test katalase: 10% atau 30% H2O2
3. Bahan untuk test sitrat: Simmons Citrate Agar yang mengandung indikator Bromo Thymol Blue-BTB
4. Jarum ose
5. Pipet volume steril
6. Gelatin, NaNO3, K2HPO4, MgSO4.7H2O, MnSO4.7H2O, FeSO4.7H2O, CaCl2.2H2O
7. Carboxymethyl Cellulose (CMC), agar, Congo red (HIMEDIA) 8. Nutrient Agar, 1% Skim Milk Agar
9. Bromothymol Blue Agar, Crude Palm Oil (CPO) 10. Media Yeast Peptone Starch (YPS)
4. PEMBAHASAN
Uji biokimia merupakan salah satu caradalam melakukan identifikasi untuk menentukangenus atau spesies bakteri tertentu. Padaprinsipnya, uji biokimia dilakukan untukmengetahui kemampuan bakteri dalammereaksikan senyawa kimia sehingga menghasilkansenyawa kimia yang lain yang dikaitkan dengan sifatbakteri itu sendiri.
Umumnya, untuk mengetahuiadanya reaksi tertentu diperlukan suatu senyawaindikator atau reagen yang berbeda-bedatergantung bahan kimia yang ditambahkan (Yusuf et al., 2019).
Uji biokimia dilakukan untuk mengetahuisifat-sifat fisiologis koloni bakteri hasil isolasi.Biokimia bakteri berkaitan dengan prosesmetabolisme sel bakteri .Identifikasi bakteri tidak dapat dilakukan denganmengetahui sifat mofologinya saja, namun harusmengetahui sifat fisiologis bakteri juga Sifat fisiologis bakteri sangat
pentingdiketahui apabila melakukan identifikasi bakterikarena sifat morfologis bakteri dapat tampak serupa bahkan tidak dikenal sehingga denganmelakukan uji biokimia terhadap koloni bakteridapat mengetahui sifat dan menentukan spesiesbakteri (Liempepas,2019). Uji biokimia yang dilakukan pada praktikum ini yaitu, mrvp, indol, motilitas, katalase, Uji Produksi Enzim selulolitik, Uji produksi enzim proteolitk, Uji produksi enzim lipollitik, Uji produksi enzim amilase (SCN), TSIA dan SCA.
1) Uji Katalase
Uji Katalase merupakan uji yang bertujuan untuk mengonfirmasi apakah mikroorganisme yang ditemukan termasuk dalam kelompok bakteri yang dapat memecah H2O2 menjadi oksigen. Uji katalase dilakukan dengan cara membuat usapan diatas gelas objek yang kemudian akan ditetesi oleh 2 tetes H2O2 3%.
Jika hasil akhir terbentuk gelembung gas hasil degredasi H2O2 oleh enzim katalase maka, percobaan tersebut bersifat positif (Lindawati dan Suardana, 2016). Katalase merupakan suatu enzim yang dapat mengkatalis penguraian hidrogen peroksida menjadi H2O dan O2. Hidrogen peroksida merupakan zat yang bersifat toksik terhadap sel dikarenakan bahan ini dapat menginaktivasikan enzim didalam sel (Susanti et al, 2017).
Adanya aktivitas katalase dapat diketahui dengan terbentuknya gelembung-gelembung gas O2. Hidrogen peroksida (H2O2) dapat terdekomposisi oleh enzim katalase yang dapat dihasilkan suatu mikroorganisme (Susanti et al, 2017). 2H2O2 → 2H2O + O2
Pada mikroorganisme, H2O2 dapat didekomposisi oleh katalase dalam mitokondria sel. Katalase tersebut berfungsi untuk melindungi sel dari efek toksik hidrogen peroksida. Pada isolate () menghasilkan gelemung gelembung gas O2. Sedangkan pada isolate () tidak menunjukkan adanya gelembung gas.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa isolate () bukan penghasil enzim katalase.
Kebanyakan bakteri aerob menghasilkan katalase positif.
Organisme aerob penghasil katalase negatif biasanya mempunyai enzim lain yang dapat diproduksi secara alamiah, sehingga dapat menguraikan bentuk radikal bebas superoksida. Enzim yang berperan dalam hal ini dinamakan Superoksida dismutase (SOD). Superoksida dismutase adalah enzim yang bertanggung jawab untuk peruraian khususnya superoksida pada organisme aerob yang bersifat katalase negatif, diproduksi secara alamiah oleh organisme yang mengkonsumsi oksigen dan berperan sebagai salah satu mekanisme
pertahanan terhadap spesi oksigen reaktif yang diproduksi sebagai efek samping metabolisme dan respirasi (Marini, 2016).
2) Uji simmons citrate agar (SCA)
Hasil positif uji sitrat yaitu adanya koloni berwarna biru karena enzim sitrat permease yang membawa sitrat ke dalam sel yang menunjukkan bakteri mampu menggunakan sitrat untuk sumber energi pada media Simon’s Citrate Agar (Prasetya dkk., 2019). Pada isolate () media tidak berubah menjadi biru yang menandakan bahwa isolate tidak dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbon untuk energi karena tdakk dapat memfermentasi glukosa dan laktosa.
3) Uji Triple Sugar Iroon Agar (TSIA)
Uji TSIA merupakan salah satu uji biokimia yang bertujuan untuk mengonfirmasi apakah mikroorganisme yang ditemukan termasuk kedalam kelompok bakteri yang dapat memfermentasi beberapa jenis gula sehingga membentuk asam atau basa (Antriana., 2014). Kadang kala terpecah akibat pembentukan gas ditandai dengan adanya rongga-rongga dibagian butt media oleh kelompok isolat bakteri yang mampu menghasilkan gas (Wahyuni et al, 2018).
Pada media TSIA juga dijumpai adanya pembentukan gas. Hal ini dapat dilihat dengan adanya rongga pada media TSIA yang menandakan terSedangkan pada media TSIA tidak dijumpai adanya pembentukan H2S. Hal ini dapat dilihat pada media TSIA yang tidak dijumpai adanya endapan hitam dibagian bawah yang menandakan tidak terbentuknya H2S. Pembentukan gas pada media TSIA dapat dilihat dari adanya rongga yang terbentuk pada bagian bawah agar dan media terangkat, sedangkan pembentukan H2S dapat dilihat dari terbentuknya endapan berwarna hitam pada dasar media (Guspi et al., 2020).
Pada uji TSIA suatu bakteri dapat memfermentasi laktosa dan sukrosa apabila media pada bagian atas dan bagian bawah berwarna kuning dan dikatakan tidak dapat memfermentasi semua karbohidrta (glukosa, laktosa, dan sukrosa), apabila bagian atas dan bagian bawah berwarna merah (Firatul, 2018).
Dari hasil uji TSIA pada isolate () tabung reaksi didapatkan warna kuning pada bagian atas dan warna hitam di bagian bawah. Warna kuning pada bagian atas tersebut menunjukkan bahwa terjadi reaksi asam. Warna kuning pada bagian ini
juga menandakan bahwa bakteri tersebut dapat memfermentasi glukosa dan tidak dapat menfermentasi laktosa dan sukrosa.
4) Uji Motilitas
Uji motilitas merupakan uji yang bertujuan untuk mengonfirmasi apakah mikroorganisme yang ditemukan termasuk kedalam kelompok bakteri yang memiliki flagel sebagai alat geraknya. Hasil positif dibuktikan dengan adanya pertumbuhan koloni yang menyebar serta media menjadi keruh seperti kabut setelah ditanamkan 1 isolat bakteri secara tegak lurus pada media (Rahmawati dan Isnaeni, 2016).
Pada isolate () menunjukkan hasil positif, hasil tersebut dapat dilihat dengan adanya pertumbuhan bakteri yang menyebar pada bekas tusukkan di media uji, hal ini berarti bakteri uji merupakan bakteri yang memiliki kemampuan untuk bergerak.
5) Uji Produksi Enzim selulolitik
Bakteri selulolitik merupakan bakteri yang dapat menghidrolisis kompleks selulosa menjadi oligosakarida yang lebih kecil dan akhirnya menjadi glukosa (Nurrochman, 2015). Bakteri selulolitik mensintesis seperangkat enzim yang dapat menghidrolisis selulosa. Mikroba mensintesis enzim selulase selama tumbuh pada media selulase (Y ogyaswari et al., 2016). Uji konfirmasi bakteri selulolitik secara kualitatif merupakan proses untuk mengetahui kemampuan bakteri selulolitik dalam menghasilkan enzim selulase (Andhikawati et al., 2014).
Astriani, (2017) menjelaskan bahwa pewarnaan dengan menggunakan Congo red akan berdifusi ke dalam media agar dan hanya akan diabsorbasi oleh rantai panjang polisakarida yang memiliki ikatan β– D–glukan. Selanjutnya pewarna Congo red dibilas dengan menggunakan larutan NaCl 1 M yang berfungsi untuk memperjelas zona bening yang terbentuk sehingga lebih mudah diamati (Astriani, 2017). Carboxymethyl Cellulose (CMC) merupakan substrat terbaik untuk produksi selulase karena dapat menginduksi bakteri untuk memproduksi enzim selulase (Idiawati et al., 2015).
isolat yang menghasilkan diameter zona bening dua kali diameter koloni merupakan produser enzim yang potensial (Monalisa, 2019). Sehingga adanya aktivitas selulolitik bakteri secara kualitatif dapat dicirikan oleh terbentuknya
zona bening yang berada disekeliling koloni bakteri yang tumbuh pada media selektif CMC. Pada isolate () menghasilkan diameter zona bening…
6) Uji produksi enzim proteolitk
Protease merupakan enzim proteolitik yang mengkatalisis pemutusan ikatan peptida pada protein. Protease dibutuhkan secara fisiologi untuk kehidupan organisme pada tumbuhan, hewan maupun mikroorganisme.Uji positif ditunjukkan dengan adanya zona bening di sekitar koloni bakteri pada media SMA. Hasil uji kualitatif menunjukkan bahwa isolat Bacillus sp. B1 merupakan bakteri proteolitik karena mampu menghasilkan enzim protease yang ditandai dengan terbentuknya zona bening di sekitar koloni bakteri. Isolat Bacillus sp. B1 yang terbukti memiliki aktivitas proteolitik kemudian dijadikan sebagai starter pada proses produksi enzim protease (Rani et al., 2015).
Aktivitas proteolitik suatu bakteri dapat diidentifikasi pada media padat yang mengandung Protein secara kualitatif melalui pengamatan pertumbuhan bakteri. Besarnya aktivitas proteolitikDihasilkan dari proses perombakan polimer protein menjadi senyawa peptida dan asam amino, yang Dapat ditunjukkan dengan adanya zona bening (halo zone) yang terbentuk disekitar koloni pada media Pertumbuhan selektif (Saidah, 2014). Uji aktivitas protease pada penelitian ini menggunakan media selektif yang mampu Menghidrolisis protein menjadi asam amino. Laju pembentukan asamAmino dimanfaatkan sebagai pembanding bagi aktivitas katalisis protease. Katalisis enzim protease terjadi pada ikatan peptida pada protein . Produksi enzim Protease sendiri paling banyak dihasilkan dari aktivitas mikroorganisme (Soeka & Sulistiani, 2017)..
Zona bening yang dihasilkan merupakan Hasil hidrolisis substrat protein yang Terkandung dalam media oleh Enzim protease yang dihasilkan oleh Isolat bakteri. Media mengandung Pepton dan susu skim sebagai sumber Karbon utama bagi kebutuhan Metabolisme bakteri.
5) Uji produksi enzim lipollitik
Lipase merupakan enzim yang bekerja untuk menghidrolisis lipida menjadi asam lemak dan gliserol yang dibutuhkan dalam proses metabolisme.
Lipase akan memecah ikatan ester pada permukaan antara fase cair, enzim terlarut, dan fase substrat yang tidak terlarut (Suartama, 2021).
7) Uji produksi enzim amilase (SCN)
Aktivitas enzim amilase divisualisasikan sebgi zona bening yang terbentuk dari hasil hidrolisis pati di sekitar koloni bakteri setelah ditetesi dengan larutan indicator iodin. Diameter zona bening diukur untuk menentukan indeks hidrolisis pati yang dihasilkan dari tiap isolate oenghassil amilaase (algofar et al., 2021). Isolate dengan hasil positif yaitu….
8) Uji indol
Uji indol merupakan uji yang bertujuan untuk mengonfirmasi apakah mikroorganisme yang ditemukan memiliki kemampuan dalam memecahkan triptofan asam amino yang membentuk senyawa indol, dimana hasil positif ditandai dengan terbentknya cincin merah pada permukaan medium setelah ditetesi 3-5 tetes reagen kovac’s (Fallo dan Sine, 2016) .
Uji indol dilakukan untuk melihat kemampuan organisme yang mendegradasi asam amino triptofan dan menghasilkan indol (Dian et al., 2019) . Aldehyde dalam reagen Kovac’s bereaksi dengan indol sehingga menghasilkan warna merah. Lapisan alkohol merah akan membentuk cincin di permukaan media sehingga menunjukkan bahwa indol positif (Sari dan Apridamayanti, 2014). Pada isolate () yang diisolasi tidak memiliki kemampuan tersebut.
Sedangkan pada isolate () terbentuk cincin merah yang artinya pada isolate tersebut mempunyai kemampuan mendegradari asam amino triptofan.
9) MRVP
Uji methyl red merupakan uji yang bertujuan untuk mengonfirmasi apakah mikroorganisme yang berhasil ditemukan memiliki kemampuan dalam menghasilkan serta mempertahankan produk akhir. Dimana produk akhir berupa asam didapatkan melalui proses oksidasi glukosa. Dimana hasil positif ditandai dengan adanya perubahan pada bagian atas media menjadi berwarna merah setelah ditetesi 3-5 tetes reagen methyl red 1% (Puspadewi et al, 2017).
Uji methyl red dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri mengoksidasi glukosa dengan memproduksi asam dengan konsentrasi tinggi sebagai hasil akhirnya dan hasil asam yang terbentuk berubah menjadi merah dengan ditambahkannya reagen metil merah (Dian et al., 2019). Pada isolate () saat ditetesi methyl red menghasilkan perubahan media menjadi merah yang
artinya menandakan hasil positif bakteri pada isolate () dapat memproduksi asam.
Teori Bergey mengklasifikasikan bakteri berdasarkan karakteristik morfologi, fisiologi, dan genetik. Manual ini membagi bakteri menjadi beberapa kelas, ordo, famili, dan genus. Salah satu contoh adalah Lactobacillus plantarum, yang termasuk dalam genus Lactobacillus.
Jadi, teori Bergey membantu mengklasifikasikan bakteri, sementara uji biokimia membantu mengidentifikasi spesies secara lebih spesifik berdasarkan aktivitas metaboliknya.
DAFTAR PUSTAKA
Algofar, M. A. A., Rosmansyah, F. S., Rum, I. A., Muhsinin, S., & Fatmawati, F.
(2021).“Study Α-Amilase Dari Mikroba Serta Pemanfaatanya Dalam PembuatanMaltodekstrin.” Indonesia Natural Research Pharmaceutical Journal 6(1), 102–17
Andhikawati, A., Oktavia, Y., Ibrahim, B., & Tarman, K. (2014). Isolation and Screening of Endophytic Marine Fungi for Cellulase Production. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 6(1)
Antriana, N. 2014. Isolasi Bakteri Asal Saluran Pencernaan Rayap Pekerja (Macrotermes spp.), Saintifika; Jurusan PMIPA, 16(1): 18-28.
Astriani, M. 2017. Skrining Bakteri Selulolitik Asal Tanah Kebun Pisang (Musa paradisiaca). Jurnal Biota, 3(1):6–10.
Destik W., dan Desi P. (2019). IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI AMILOLITIKPADA UMBI Colocasia esculenta L. SECARA MORFOLOGI, BIOKIMIA,DAN MOLEKULER. JURNALBIOTEKNOLOGI & BIOSAINS INDONESIA, 6 (2): 247-255
Dian Purnama Sari1 , Rahmawati1* , Elvi Rusmiyanto P.W. 2019. Deteksi dan Identifikasi Genera Bakteri Coliform Hasil Isolasi dari Minuman Lidah Buaya.
Jurnal Labora Medika, vol 3 no 1 : 29-35 Dwi Wahyudiati. 2017. Biokimia. Leppim Mataram
Fallo, G. dan Y. Sine. 2016. Isolasi dan Uji Biokimia Bakteri Selulotik Asal Saluran Pencernaan Rayap Pekerja (Macrotermes spp), Jurnal Pendidikan Biologi, 1(2):
27-29.
Fany Juliarti Panjaitan, Taufiq Bachtiar , Irsyana Arsyad , Onesimus Ke Lele , Wharisma Indriyani. 2020. KARAKTERISASI MIKROSKOPIS DAN UJI BIOKIMIA BAKTERI PELARUT FOSFAT (BPF) DARI RHIZOSFER TANAMAN JAGUNG FASE VEGETATIF. CIWAL (Jurnal Ilmu Pertanian dan Lingkungan),
Firatul Aini. 2018. ISOLASI DAN IDENTIFIKASI Shigella sp. PENYEBAB DIARE PADA BALITA. Bio-site vol 4 no 1: 1-40
Guspi Wilda Sari Sianipar , Sartini, dan Riyanto. 2020. Isolasi dan Karakteristik Bakteri Endofit pada Akar Pepaya (Carica papaya L). Jurnal Ilmiah Biologi UMA (JIBIOMA), 2(2): 83-92
Idiawati, N., Harfinda, E. M., dan Arianie, L. (2015). Produksi Enzim Selulase oleh Aspergillus Niger pada Ampas Sagu. Jurnal Natur Indonesia, 16(1):1- 9.
Kusumawati DE (2014) Isolasi dankarakteristik senyawa antibakteri daribakteri endofit tanaman miana (Coleusscutellariodes [L.] Benth.). Curr. Biochem.1:45−50 Liempepas, A., Lolo, W. A., & Yamlean, P. V. 2019.Isolasi Dan Uji Antibakteri Dari
IsolatBakteri Yang Berasosiasi Dengan SponsCallyspongia aerizusa Serta IdentifikasiSecara Biokimia. Pharmacon, 8(2), 380-387
Lindawati, S.A. dan W. Suardana. 2016. Isolasi dan Identifikasi Spesies Bakteri Asam Lkatat Penghasil Senyawa Amtimikroba Asal Koloning Sapi Bali, Jurnal Veteriner, 17(4): 576-6581.
Marini Wijayanti. (2016) .Produksi, isolasi dan karakterisasi superoksida dismutase dari Spirulina platensis yang dibiakkan dalam serum lateks Production, isolation, and characterization of superoxyde dismutase from Spirulina platensis cultured on latex serum, E - Journal Menara Perkebunan, 77, 1
Monalisa Nababan, Ida Bagus Wayan Gunam*, I Made Mahaputra Wijaya. 2019.
PRODUKSI ENZIM SELULASE KASAR DARI BAKTERI SELULOLITIK.
Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri, Vol. 7, No.2, 190-199,
Nurrochman, F. 2015. Eksplorasi Bakteri Selulolitik Dari Tanah Hutan Mangrove Baros Yogyakarta . Doctoral dissertation. Universitas Muhammadiyah Surakarta:
Surakarta
Prasetya, Y. A., I. Y. Winarsih., K. A. Pratiwi., M. C. Hartono dan D. N. Rochimah.
2019. Deteksi Fenotipik Escherichia coli Penghasil Extended Spectrum Beta Lactamases (ESBLS) pada Sampel Makanan di Krian Sidoarjo. Journal of Life Science, 1 (8): 75-85.
Rahmawati dan D. Isnaeni. 2016. Isolasi dan Karakterisasi Mikrosimbion Dari Spons Callyspongia Vaginalis dan Uji Daya Hambat Terhadap Staphylococcus aureus dan Salmonella thypi, The National Journal Of Pharmacy, 13(2): 8-19.
Rani Yuniati, Titania T. Nugroho, Fifi Puspita. 2015. UJI AKTIVITAS ENZIM PROTEASE DARI ISOLAT Bacillus sp. GALUR LOKAL RIAU. JOM FMIPA Volume 1 No. 2 : 116-122
Saidah AN, 2014. Isolasi Bakteri Proteolitik Termofilik dari Sumber Air Panas Pacet Mojokerto dan Penguji Aktivitas Enzim Protease. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Sari, R. dan P. Apridamayanti. 2014. Cemaran Bakteri Escherichia coli dalam Beberapa Makanan Laut yang Beredar di Pasar Tradisional Kota Pontianak. Jurnal Ilmiah Farmasi, 2 (2): 14-19.
Soeka YS, dan Sulistiani S, 2017. Karakterisasi Enzim Protease dari Bakteri Stenotrophomonas sp. Asal Gunung Bromo Jawa Timur : Berita Biologi Vol 16(2): 203–211.
Suartama, I N. Wirajana* , dan A. A. B. Putra. 2021. PENENTUAN INDUSER MEDIA PERTUMBUHAN, SUHU DAN KONSENTRASI ION KALSIUM
OPTIMUM LIPASE DARI MIKROBA LIPOLITIK TANAH HUTAN MANGROVE PANTAI SUWUNG KAUH BALI. JURNAL KIMIA (JOURNAL OF CHEMISTRY) 15 (1):115-120
Susanti., Awari, Periadnadi, dan Nurmiati. 2017. Isolasi Dan Karakterisasi Bakteri Alami Pencernaan Ikan Patin Siam (Pangasius Hypophthalmus ) Sebagai Kandidat Probiotik, Jurnal Metamorfosa, 4(2): 247-255
Wahyuni, R.M., A. Sayuti, M. Abrar, Erina, M. Hasan, dan Zainuddin. 2018. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Enterik Patogen Pada Badak Sumatera (Dicerorhinus Sumatrensis) di Suaka Rhino Sumatera (SRS), Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung, JIMVET, 2(4):474- 487.
Yogyaswari, S. A., Rukmi, M. I., dan Raharjo, B. 2016. Ekplorasi Bakteri Selulolitik dari Cairan Rumen Sapi Peranakan Fries Holland (Pfh) dan Limousine Peranakan Ongole (Limpo). Jurnal Biologi, 5(4):70-80
Yuniati, R., Nugroho, T.T., & Puspita, F. (2015). Ujiaktivitas enzim protease dari isolat Bacillus sp.galur lokal Riau. JOMP FMIPA, 1, 116-122
Yusuf Nasution, Ahmad Shafwan S. Pulungan, Fitri Chairani, Wulandari. 2020.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BIOKIMIA BAKTERI ASAL SUNGAI BATANG GADISSUMATERA UTARA. JBIO: JURNAL BIOSAINS, vol 6, no 3