• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISASI DAN UJI KISARAN INANG BAKTERI PENYEBAB PENYAKIT BUSUK LUNAK PADA TANAMAN NANAS (Ananas comosus L. Merr.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KARAKTERISASI DAN UJI KISARAN INANG BAKTERI PENYEBAB PENYAKIT BUSUK LUNAK PADA TANAMAN NANAS (Ananas comosus L. Merr.)"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

KARAKTERISASI DAN UJI KISARAN INANG BAKTERI

PENYEBAB PENYAKIT BUSUK LUNAK PADA TANAMAN

NANAS (

Ananas comosus

L. Merr.)

Oleh

Desnidasari

Nanas merupakan salah satu buah tropis Indonesia yang potensial untuk

diproduksi dan diperdagangkan di pasar domestik maupun internasional. Upaya

peningkatkan produksi nanas di Indonesia khususnya di Provinsi Lampung masih

menghadapi berbagai kendala. Salah satu kendala dalam budidaya nanas ialah

adanya serangan bakteri penyebab penyakit busuk lunak. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui karakteristik dan kisaran inang bakteri penyebab penyakit

busuk lunak tanaman nanas di PT Nusantara Tropical Farm (NTF). Penelitian

dilakukan sejak Juli sampai dengan September 2015 di Laboraturium

Bioteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Pelaksanaan penelitian

terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pertama berupa isolasi dan karakterisasi bakteri

dengan uji pembusukan pada kentang, uji oksidatif/fermentatif, uji Gram dengan

KOH 3%, uji lecithinase, dan patogenisitas. Tahap kedua ialah uji kisaran inang

bakteri penyebab busuk lunak nanas ke beberapa tanaman sayuran. Tanaman

(2)

bawang daun, seledri, dan selada. Hasil penelitian mendapatkan 6 isolat murni

bakteri dengan ciri-ciri morfologi koloni berwarna putih bening, bentuk bulat,

permukaan cembung, dan tepi bergerigi, bersifat

soft rot,

Gram negatif,

fermentatif, lecithinase positif, dan patogenisitas positif. Karakter-karakter

tersebut mengidentifikasikan bahwa penyebab penyakit busuk lunak tanaman

nanas PT NTF ialah bakteri

Erwinia chrysanthemi

(=

Dickeya

spp.). Selain

tanaman nanas,

Erwinia chrysanthemi

tersebut juga dapat menginfeksi tanaman

sayuran, yaitu buncis, kacang panjang, tomat, bawang bombai,bawang daun,

seledri, dan selada.

(3)

KARAKTERISASI DAN UJI KISARAN INANG BAKTERI PENYEBAB

PENYAKIT BUSUK LUNAK PADA TANAMAN

NANAS (

Ananas comosus

L. Merr.)

Oleh

Desnidasari

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

KARAKTERISASI DAN UJI KISARAN INANG BAKTERI PENYEBAB

PENYAKIT BUSUK LUNAK PADA TANAMAN

NANAS (

Ananas comosus

L. Merr.)

( SKRIPSI)

Oleh

Desnidasari

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1.

Sampel tanaman nanas dari perkebunan PT NTF dengan gejala busuk

melepuh pada daun

...

13

2.

Biakan isolat bakteri pada media YPA:makroskopis (kiri) dan koloni

Di bawah mikroskop (kanan)

...

19

3.

Media PPGA miring pada tabung diinokulasikan bakteri penyebab

penyakit busuk lunak (kiri) dan yang tidak diinokulasikan (kanan)

...

20

4.

Hasil positif uji pembusukan umbi kentang 24 jam setelah

Inokulasi

...

21

5.

Hasiluji O/F bakteri patogen nanas: reaksi bakteri bersifat fermentatif

(kiri) dan kontrol (kanan)

...

22

6.

Reaksi bakteri gram negatif dalam uji gram menggunakan

KOH 3%

...

23

7.

Reaksi lecithinase positif 2 hari setelah gores pada media

kuning telur .

...

24

8.

Gejala busuk pada tanaman nanas: 3 hari setelah inokulasi (kiri) dan 7 hari

setelah inokulasi (kanan)

...

25

9.

Gejala busuk melepuh pada daun tanaman nanas di Hawaii

(Sumber: Kaneshiro

et al.

, 2008)

...

25

10. Gejala pembusukan buah tomat pada 24 jam setelah inokulasi (kiri)

(6)

11. Gejala pembusukan buncis pada 24 jam setelah inokulasi (kiri)

dan 48 jam setelah inokulasi (kanan)

...

27

12. Gejala pembusukan kacang panjang pada 24 jam setelahinokulasi (kiri)

dan 48 jam setelahinokulasi (kanan)

...

27

13. Gejala pembusukan bawang bombai pada 24 jam setelah inokulasi (kiri)

dan 48 jam setelah inokulasi (kanan)

...

28

14. Gejala pembusukan seledri pada 24 jam setelah inokulasi (kiri)

dan 48 jam setelah inokulasi (kanan)

...

28

15. Gejala pembusukan selada pada 24 jam setelah inokulasi (kiri)

dan 48 jam setelah inokulasi (kanan)

...

28

16. Gejala pembusukan bawang daun pada 24 jam setelah inokulasi (kiri)

dan 48 jam setelah inokulasi (kanan)...

29

17. Isolat bakteri penyebab penyakit busuk lunak pada tanaman nanas

...

38

18. Reaksi lecithinase positif 2 hari setelah gores pada media

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL

...

vii

DAFTAR GAMBAR ...

viii

I. PENDAHULUAN ...

1

1.1 Latar Belakang dan Masalah ...

1

1.2 Tujuan Penelitian ...

3

1.3 Kerangka Pemikiran ...

3

II. TINJAUAN PUSTAKA ...

5

2.1 Sejarah Tanaman Nanas ...

5

2.2 Taksonomi ...

5

2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Nanas ...

6

2.4 Sentra Penanaman Nanas ...

7

2.5 Kendala Budidaya Tanaman Nanas ...

7

2.6

Penyakit Busuk Bakteri Tanaman Nanas

...

8

III. BAHAN DAN METODE ...

9

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ...

9

3.2 Bahan dan Alat ...

9

3.3 Metode Penelitian ...

10

3.4 Persiapan Penelitian ...

10

3.4.1 Pembuatan

media nutrient agar (NA)

...

10

3.4.2 Pembuatan media

yeast peptone agar (YPA)

...

11

(8)

3.4.4 Pembuatan

media oksidatif/fermentatif

...

12

3.4.5 Pembuatan media uji lecithinase

...

12

3.5 Pelaksanaan Penelitian ...

13

3.5.1 Isolasi dan karakterisasi penyebab busuk lunak

...

13

3.5.1.1 Uji pembusukan pada umbi kentang

...

14

3.5.1.2 Uji oksidatif/fermentatif (O/F)

...

15

3.5.1.3 Uji gram menggunakan KOH 3%

...

15

3.5.1.4 Uji lecithinase

...

16

3.5.1.5 Uji patogenisitas pada daun nanas

...

16

3.5.2 Uji kisaran inang

...

17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...

18

4.1 Hasil Penelitian ...

18

4.1.1 Isolasi dan karakterisasi penyebab penyakit busuk

lunak

...

18

4.1.1.1Hasil isolasi

...

18

4.1.1.2Uji pembusukan pada umbi kentang

...

20

4.1.1.3Uji oksidatif/fermentatif (O/F)

...

21

4.1.1.4Uji gram menggunakan KOH 3%

...

22

4.1.1.5Uji lecithinase

...

23

4.1.1.6Uji patogenisitas pada daun nanas

...

24

4.1.2Uji kisaran inang

...

26

4.2 Pembahasan ...

29

V. KESIMPULAN DAN SARAN ...

33

5.1 Kesimpulan ...

33

5.2 Saran ...

33

PUSTAKA ACUAN ...

34

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Kode isolat bakteri penyebab penyakit busuk lunak pada tanaman

Nanas ...

18

2. Ciri-ciri morfologi isolat bakteri penyebab penyakit busuk lunak pada

cawan petri . ...

19

3.

Hasil uji pembusukkan pada umbi kentang isolat bakteri penyebab

penyakit busuk lunak

...

20

4. Hasil uji oksidatif/fermentatif (O/F) isolat bakteri penyebab

penyakit busuk lunak ...

21

5. Hasil uji gram isolat bakteri penyebab penyakit busuk lunak

menggunakan KOH 3% ...

22

6. Hasil uji lecithinase isolat bakteri penyebab penyakit busuk lunak

Menggunakan media kuning telur ...

23

7. Hasil uji patogenisitas isolat bakteri penyebab penyakit busuk lunak ...

24

8. Hasil uji kisaran inang isolat bakteri penyebab penyakit busuk lunak

Pada beberapa tanaman sayuran ...

26

9. Komposisi media Na

(Nutrient agar)

...

37

10. Komposisi mediaYPA

(yeast poptone agar)

...

37

11. Komposisi mediaoksidatif/fermentatif (O/F) ...

37

(10)
(11)
(12)
(13)

Jika perencanaan kita tidak menjadi seperti yang kita harapkan, INGATLAH dan SENYUMLAH . Manusia merancang dengan cita-cita, tapi ALLAH merancang

dengan CintaNYA.

Sungguh, Luasnya lautanpun takkan pernah bisa cukup untuk menjadi tinta atas KaruniaNya. Sehingga tidak ada satupun NikmatNya dapat kita dustakan.

“Maka Nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan”

(Q.S Ar-rahman: 13)

Allah selalu menjawab doa kita. Tapi kadang jawabnya ialah: Tidak hambaKu. Aku punya anugerah yg lebih baik untukmu dari yang kau minta itu.

“Tetapi, boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah

mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”.

(Q.S Al-Baqarah:216)

Satu peluru hanya mampu menembus satu kepala, namun satu tulisan mampu menembus satu bahkan jutaan kepala.

(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Way Jepara pada tanggal 14 Desember 1990. Penulis

merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Nurman

Syah dan Ibu Bainah.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Al-Muslimin

Labuhan Ratu Satu Way Jepara Lampung Timur pada tahun 1997, Sekolah Dasar

(SD) di SDN I Labuhan Ratu Dua Way Jepara Lampung Timur pada tahun 2003,

Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri I Way Jepara Lampung Timur

pada tahun 2006, Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Teladan Way Jepara

Lampung Timur pada tahun 2009. Pada tahun 2011 penulis terdaftar sebagai

Mahasiswa Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

melalui jalur PMPAP (Penerimaan Mahasiswa Perluasan Akses Pendidikan).

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi Asisten Dosen untuk mata

kuliah Mikrobiologi (2014), Bioteknologi Penyakit Tumbuhan (2015), dan

Patogen Tumbuhan (2015). Selain itu, penulis juga aktif di Unit Kegiatan

Mahasiswa Universitas (UKM U) Birohmah sebagai Koordinator Keluarga Muda

(2011), Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Forum Studi Islam (UKM F FOSI)

(15)

Sekretaris Biro BBQ U (2014), Bendahara Pansus universitas (2012 dan

2013).Anggota Bidang Litbang PERMA AGT (2012).

Pada tahun 2014, penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di PT Nusantara

Tropical Farm (NTF) Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur dan

pada tahun 2015 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa

(16)

Dengan segala kerendahan hati, tiada kata yang lebih indah selain

mengucapkan syukur kepada Allah atas segala rahmat dan nikmat yang Kau

berikan selama ini.

Kupersembahkan karya kecilku ini untuk manusia yang paling aku cintai

Rasulullah SAW, Semua hamba yang mencintai Allah SWT dan Rasulullah

SAW, Mujahid dan Mujahidah yang senantiasa istiqomah di jalanNya.

Kupersembahkan karya kecil ini kepada Mami dan Papi yang setiap

sujudnya selalu mendoakan keberhasilanku.Adik-adikku Sari, Nando, Yudha

yang selalu memberikan semangat kepadaku, serta keluarga besarku atas

dukungan dan doa yang diberikan.

Serta almamater tercinta

(17)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang karena atas segala rahmat, karunia, dan hidayah- Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “KARAKTERISASI DAN UJI

KISARAN INANG BAKTERI PENYEBAB PENYAKIT BUSUK LUNAK

PADA TANAMAN NANAS (Ananas comosus L. Merr.)”. Penelitian ini

merupakan bagian penelitian ibu Ir. Titik Nur Aeny, M.Sc.. Melalui tulisan ini

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu baik dalam pelaksanaan penelitian maupun dalam penulisan hasil

penelitian, khususnya kepada :

1. Ibu Ir. Titik Nur Aeny, M. Sc., selaku Pembimbing Utama atas bimbingan,

arahan, saran, motivasi, dan ilmu yang diberikan.

2. Dr. Radix Suharjo, S.P., M.Agr., selaku Pembimbing Kedua atas arahan,

saran, motivasi, dan ilmu yang diberikan.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Pembahas atas ilmu,

saran, nasehat, dan pengarahan yang diberikan.

4. Keluargaku, mami, papi dan adik-adikku tercinta Nirmala Sari, Fauzi

Armando, dan Yudha Ferdian Syah atas doa, kasih sayang, kesabaran dan

(18)

5. Bapak Prof. Dr. Ir Hamim Sudarsono, M.Sc., selaku Pembimbing

Akademik.

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Purnomo, M.S., selaku Ketua Bidang Proteksi Tanaman

atas saran, nasehat, dan pengarahan yang diberikan.

7. Bapak Prof. Dr. Ir. IrwanSukriBanua, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

8. Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P., selaku Ketua Jurusan

Agroteknologi Universitas Lampung.

9. Teman- teman team penelitian Idha dan Thoriq, serta teman-teman

seperjuanganpenelitian HPT Ika, Icha, Ucha, Dina, Septy, Eka, Maya,Kak

Eko,Frans, Ali, Atung, Asus, Suhe, yang telah membantu dan memberikan

perhatian serta dukungannya.

10. Bapak Paryadi, Mbak Uum, Mas Jeni, Pak Tri, dan Musthofa terima kasih

atas bantuan yang telah selama penulis melaksanakan penelitian di

laboratorium.

11. Saudari Lima Menara Empat Cahaya Diyah, Bertha, Ana, Isah, dan

Lingkaran Ilmu penulis atas senyum, doa, perhatian, dan semangatyang

diberikan.

12. Teman-Teman AGT 2011 dan khususnya untuk kelas B,2012, 2013, 2014,

dan 2010 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga skripsi ini diridhoi Allah SWT dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Desember2015

Penulis,

(19)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara potensial untuk produksi dan ekspor buah

tropis. Menurut IHIBF (2013), terdapat 20 jenis buah tropis potensial yang

diproduksi di Indonesia, dan sepuluh dari 20 jenis buah tropis Indonesia yang

potensial untuk diperdagangkan di pasar domestik dan pasar internasional adalah

pisang, mangga, jeruk, nanas, salak, durian, pepaya, rambutan, alvukad, dan

manggis. Nanas memiliki kontribusi sebesar 8% dari produksi buah segar dunia,

dan Indonesia merupakan negara penghasil nanas olahan dan segar terbesar ketiga

setelah Thailand dan Filipina (FAOSTAT, 2000).

Ekspor buah nanas dalam kaleng terus meningkat seiring dengan peningkatan

permintaan pasar terutama dari negara Amerika Serikat, Jepang, dan

negara-negara Eropa (Abadi dan Handayani, 2007). Berdasarkan data BPS (Badan Pusat

Statistik) tahun 2015, produksi buah nanas di Indonesia pada tahun 2013

mencapai 188.280.600 ton. Di Indonesia, sentra produksi nanas terdapat di lima

provinsi yaitu Lampung yang berkontribusi sebesar 38,38%, Sumatra Utara

(20)

2

Upaya peningkatan produksi nanas menghadapi berbagai kendala. Serangan

patogen tanaman merupakan salah satu kendala yang cukup penting. Menurut

Semangun (2007), penyakit-penyakit yang ditemukan pada tanaman nanas antara

lain adalah busuk pangkal yang disebabkan oleh Ceratocystis paradoxa, busuk

hati dan busuk akar yang disebabkan oleh Phytophthora spp., bercak daun

Curvularia lunata dan Phytium sp yang menyerang bibit atau tanaman yang masih

muda sehingga menyebabkan pembusukan, serta rebah buah (fruit collapse) dan

busuk hati bakteri (bacterial heart rot) yang diduga disebabkan oleh Erwinia

caratovora. Selain E. carotovora, penyakit rebah buah dan busuk hati dilaporkan

juga bisa disebabkan oleh E. chrysanthemi (Lim & Lowings, 1983 dalam

Semangun, 2007).

Di Indonesia, identitas penyebab penyakit busuk lunak pada tanaman nanas yang

disebabkan oleh bakteri, khususnya di Provinsi Lampung masih belum diketahui

dengan pasti. Informasi tentang identitas bakteri penyebab busuk lunak tersebut

sangat penting untuk menentukan tindakan pengendalian yang akan diambil.

Langkah awal yang harus dilakukan adalah dengan melakukan karakterisasi.

Selain mengetahui karakteristik bakteri penyebab penyakit, uji kisaran inang juga

diperlukan untuk mengetahui kemampuan bakteri tersebut untuk menginfeksi dan

menyebabkan gejala pada tanaman selain inang aslinya di lapangan.

(21)

3

1.2Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mempelajari karakteristik dan kisaran inang bakteri

penyebab penyakit busuk lunak pada tanaman nanas (Ananas comosus L. Merr.)

di PT Nusantara Trofical Farm (NTF).

1.3Kerangka Pemikiran

Untuk mengetahui ciri-ciri tanaman yang dapat dikatakan sakit antara lain dengan

melihat gejala penyakit dan mengamati ada tidaknya tanda penyakit yang

ditimbulkan oleh organisme penyebab penyakit. Gejala ataupun tanda penyakit

mempunyai peranan penting dalam proses pengidentifikasian penyebab penyakit

yang muncul (Yudiarti, 2007 dalam Solichah 2011). Pada umumnya semakin

berkembang gejala menandakan semakin besar gangguan fisiologis pada

tumbuhan tersebut. Gangguan fisiologis yang semakin besar akan menyebabkan

kerusakan yang semakin parah (Ginting, 2013).

Menurut hasil penelitian Kaneshiro et al. (2008), gejala busuk pada tanaman

nanas ditandai dengan terdapatnya zona seperti terendam air (water soaking) pada

tengah daun dan diikuti dengan garis coklat pada lamina dan mesofil jaringan.

Selain itu, buah nanas muda dan batang yang terinfeksi dapat mudah terlepas atau

tercabut. Penyebab penyakit busuk tersebut adalah Erwinia chrysanthemi. Telah

dilaporkan pula bahwa bakteri ini tidak hanya menginfeksi tanaman nanas tetapi

juga dapat menginfeksi tanaman lainnya diantaranya adalah pisang, anyelir,

krisan, dahlia, Dieffenbachia spp., Euphorbia pulcherrima, Kalanchoe

blossfeldiana, jagung, Philodendron spp., kentang, Saintpaulia ionantha, Allium

(22)

4

bawang, , lobak, beras, Sedum spectabile, tebu, sorgum, tembakau, tomat, tulip

dan tanaman hias kaca seperti Aechmea fasciata, Aglaonema pictum, Anemone

spp., Begonia intermedia cv. Bertinii, cyclamen sp., Dracaena marginata,

Opuntia sp., Parthenium argentatum, Pelargonium capitatum, Phalaenopsis sp.,

Polyscias filicifolia, Rhynchostylis gigantean (CABI & EPPO, 2015).

Berdasarkan hasil penelitian lain yang telah dilakukan oleh Korres et al. (2010)

diketahui bahwa penyakit busuk pada tanaman nanas di Espirito Santo, Brazil

bukan disebabkan oleh Erwinia chrysanthemi tetapi Klebsiella sp. yang

berasosiasi dengan ragi (yeast) Candida sp., Saccharomyces sp., dan Kloeckera

sp.. Gejala busuk tersebut adalah hasil fermentasi daging buah, berupa eksudasi

spontan cairan dan buih, dan kerusakan jaringan buah pada tanaman dan

pascapanen.

Busuk lunak tanaman nanas yang ditemukan di PT Nusantara Tropical Farm

(NTF) menunjukkan gejala yang sama seperti yang dilaporkan oleh Kaneshiro et

al. (2008). Berdasarkan hal tersebut, maka busuk lunak pada tanaman nanas di

PT NTF diduga disebabkan oleh bakteri Erwinia chrysanthemi. Selain tanaman

(23)

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Tanaman Nanas

Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah

Ananas comosus L. Merr. Dalam bahasa Inggis disebut pineapple dan masyarakat

Spanyol menyebutnya pina, sedangkan di Asia dikenal dengan nama lokal nanas.

Nanas ditemukan pada tahun 1519 di Brasilia (Amerika Selatan). Pada abad

ke-16 orang Spanyol membawa nanas ini ke Filipina dan Semenanjung Malaysia,

masuk ke Indonesia pada abad ke-15, (1599). Di Indonesia pada mulanya hanya

sebagai tanaman pekarangan dan meluas dikebunkan di lahan kering di seluruh

wilayah nusantara. Tanaman ini kini dipelihara di daerah tropik dan sub tropik

(Prihatman, 2000).

2.2 Taksonomi

Klasifikasi tanaman nanas menurut Bartholomew et al. (2003) yaitu sebagai

berikut:

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan) Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Kelas : Angiosperma (berbiji tertutup) Ordo : Farinosae (Bromeliales) Famili : Bromiliaceae

Genus : Ananas

(24)

6

Nanas termasuk dalam famili Bromeliaceae yang bersifat terestrial (tumbuh di

tanah dengan menggunakan akarnya). Nanas merupakan tanaman semak yang

dapat hidup dalam berbagai musim (perennial). Tanaman ini digolongkan ke

dalam kelas monokotil yang bersifat tahunan yang mempunyai rangkaian bunga

dan buah di ujung batang. Batang nanas berbentuk gada, beruas-ruas pendek dan

tertutup oleh daun-daun dan akarnya. Panjang batang umumnya berkisar antara

20-30 cm. Akar nanas dapat dibedakan menjadi akar tanah dan akar samping

dengan sistem perakaran dangkal dan terbatas.

2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Nanas

Menurut Hadiati & Indriyani (2008), tanaman nanas dapat tumbuh dan

beradaptasi baik di daerah tropis dengan ketinggian tempat 100 mdpl– 800 mdpl

dan temperatur antara 21°C – 27°C. Tanaman akan berhenti tumbuh bila

temperatur terletak antara 10°C–16°C. Bila temperatur di atas27°C, maka

tanaman akan mengalami luka-luka karena transpirasi dan respirasi yang

berlebihan. Nanas memerlukan tanah lempung berpasir sampai berpasir, cukup

banyak mengandung bahan organik, drainase baik, dan sebaiknya pH di antara 4,5

– 6,5. Sinar matahari merupakan faktor iklim yang menentukan pertumbuhan dan

kualitas buah nanas. Apabila persentase sinar matahari sangat rendah, maka

pertumbuhan akan terhambat, buah kecil, kadar asam tinggi, dan kadar gula buah

rendah. Sebaliknya, apabila terlalu banyak sinar matahari akan menyebabkan

(25)

7

2.4 Sentra Produksi Nanas

Produksi nanas di dunia berpusat di negara-negara Brazil, Hawaii, Afrika Selatan,

Kenya, Pantai Gading, Mexico dan Puerto Rico, sedangkan di Asia tanaman nanas

ditanam di negara-negara Thailand, Filipina, Malaysia dan Indonesia, saat ini

Indonesia dikenal sebagai negara terbesar ketiga penghasil nanas dunia

(FAOSTAT, 2000). Di Indonesia, sentra produksi nanas terdapat di Provinsi

Lampung, Sumatra Utara, Jawa Timur, Jambi, dan Jawa Tengah. Pada tahun

2011 di Indonesia khususnya di Provinsi Lampung terdapat lima kabupaten

dengan produksi nanas terbesar, yaitu Kabupaten Lampung Tengah dengan

produksi 50.420 ton (99,78%), Kabupaten Lampung Barat 29 ton (0,06% ),

Kabupaten Lampung Selatan 19 ton (0,04% ), Kabupaten Pesawaran 17 ton

(0,03%), Kabupaten Way Kanan 13 ton (0,02%) dari total produksi nanas Provinsi

Lampung. Kabupaten lainnya sebesar 34 ton atau sebesar 0,07% (Pusat Data dan

Sistem Informasi Pertanian, 2013).

2.5 Kendala Budidaya Tanaman Nanas

Kebutuhan konsumen terhadap buah nanas semakin meningkat, baik di dalam

maupun luar negi. Hal ini mengakibatkan areal pertanaman nanas semakin

meluas, contohnya di PT NTF Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung

Timur. Semakin meluasnya areal pertanaman memicu semakin banyaknya

masalah hama dan penyakit yang muncul, sehingga dapat menurunkan

produktivitas tanaman nanas. Beberapa penyakit yang dilaporkan sering

ditemukan pada tanaman nanas dapat disebabkan oleh jamur, virus, maupun

(26)

8

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri antara lain adalah penyakit rebah buah

(fruit collapse) dan busuk hati bakteri (bacterial heart rot) yang diduga

disebabkan oleh Erwinia chrysanthemi (Lim dan Lowings, 1983 dalam

Semangun, 2007), dan penyakit merah muda (Pink Disease) yang disebabkan oleh

bakteri Pantoea citrea (Kado, 2003).

2.6 Penyakit Busuk Bakteri Tanaman Nanas

Pada Desember tahun 2003, penyakit busuk hati yang diduga disebabkan oleh

Erwinia chrysanthemi telah ditemukan pada lahan pertanaman nanas di Hawaii

dengan bibit jenis sucker yang diimpor dari Costa Rica dan Honduras. Penelitian

Kaneshiroet al. (2008) terhadap strain Erwinia chrysanthemi yang menginfeksi

nanas menunjukkan bahwa pada uji Gram menggunakan KOH, Erwinia

chrysanthemi merupakan golongan bakteri Gram negatif. Selain itu, Erwinia

chrysanthemi juga tergolong dalam bakteri anaerob fakultatif dan bersifat soft rot.

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Korres et al. (2010) menunjukkan

bahwa penyakit busuk buah nanas yang ditemukan di Espirito Santo, Brazil bukan

disebabkan oleh Erwinia chrysanthemi tetapi bakteri lain yaitu Klebsiella sp.

yang beasosiasi dengan ragi. Klebsiella sp. merupakan bakteri Gram negatif dan

(27)

9

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Lampung sejak Juli sampai dengan September 2015. Pengambilan

sampel tanaman sakit dilakukan di perkebunan PT Nusantara Tropical Farm

(NTF) di Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuades, Media nutrient

agar (NA), yeast peptone agar (YPA), potato peptone glucose agar (PPGA),

media oksidatif/fermentatif, minyak parafin, gliserol, KOH 3%, telur, NaCl 0,9%,

alkohol, air steril, umbi kentang, buncis, kacang panjang, tomat, bawang bombai,

bawang daun, seledri, selada, tanaman nanas sehat, dan tanaman nanas yang

mengalami penyakit busuk lunak.

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cawan petri, autoklaf, jarum

ose, bunsen burner, korek api, nampan plastik,tabung erlenmeyer, tabung

eppendorf 1,5 ml, tusuk gigi, kapas, plastik wrap, gelas ukur, tabung reaksi,

timbangan digital, pinset, mikropipet, laminar air flow, penggaris, kertas label,

(28)

10

3.3 Metode Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pertama berupa

isolasi dan karakterisasi bakteri penyebab penyakit busuk lunak tanaman nanas.

Isolasi bakteri penyebab penyakit busuk lunak dilakukan untuk mendapatkan

isolat murni dari patogen yang selanjutnya dilakukan karakterisasi. Isolasi

tersebut dilakukan pada media nutrient agar (NA), yeast peptone agar (YPA), dan

potato peptone glucose agar (PPGA). Selanjutnya, isolat murni yang telah

diperoleh dikarakterisasi melalui beberapa pengujian, antara lain uji pembusukan

pada umbi kentang, uji Gram dengan menggunakan KOH 3%, uji

oksidatif/fermentatif (O/F), uji lechitinase, dan uji patogenisitas pada daun nanas.

Tahap kedua dalam penelitian ini adalah uji kisaran inang dengan mengunakan

beberapa jenis tanaman sayuran. Uji kisaran inang antara lain dilakukan pada

buncis, kacang panjang, tomat, bawang bombai, bawang daun, seledri, dan selada.

3.4Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian terdiri atas pembuatan media NA, YPA, PPGA, O/F, dan

media uji lecithinase. Adapun prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

3.4.1 Pembuatan media nutrient agar (NA)

Media NA dibuat dengan mencampurkan bubuk NA dengan akuades. Bubuk NA

yang sudah ditimbang sebanyak 28 g dimasukkan ke dalam tabung erlenmeyer

dan kemudian ditambahkan akuades sebanyak 1.000 ml dan diaduk rata

(29)

11

erlenmeyer ditutup dengan alumunium foil dan diikat dengan karet gelang.

Setelah itu, tabung erlenmeyer yang berisi media dimasukkan ke dalam plastik

tahan panas dan diautoklaf selama 10 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1atm.

Selanjutnya, media dikeluarkan dari dalam autoklaf, ditunggu sampai agak dingin

dan dituangkan ke dalam cawan petri secara aseptik di dalam laminar air flow.

3.4.2 Pembuatan media yeast peptone agar (YPA)

Media YPA dibuat dengan mencampurkan bubuk yeast,peptone, dan agar dengan

akuades. Bubuk yeast ditimbang sebanyak 5 g, peptone 10 g dan kemudian

dimasukkan ke dalam gelas beaker. Setelah itu, ke dalam gelas beaker yang berisi

bubuk yeast dan peptone ditambahkan akuades sebanyak 1.000 ml dan kemudian

pH diukur dan disesuaikan untuk mendapatkan pH 6,8. Selanjutnya, media

tersebut ditambahbubuk agar sebanyak 20 g lalu direbus sampai mendidih dan

semua bahan melarut. Gelas beaker diangkat dan ditutup menggunakan

alumunium foil, kemudian diikat dengan karet gelang. Media dimasukan ke

dalam plastik tahan panas dan diautoklaf selama 10 menit pada suhu 121°C dan

tekanan 1atm. Selanjutnya, media diambil dari dalam autoklaf dan dituangkan ke

dalam cawan petri secara aseptik di dalam laminar air flow.

3.4.3 Pembuatan media potato peptone glucose agar (PPGA)

Media PPGA dibuat dengan mencampurkan ekstrak kentang, dengan peptone,

glucose, Na2HPO4.2H2O, NaCl, KH2PO4, dan agar kedalam akuades. Sebanyak

200 g kentang dipotong kecil ± 1 cm kemudian direbus dengan 1.000 ml akuades

sampai kentang lunak. Ekstrak hasil rebusan disaring dan dimasukkan ke dalam

(30)

12

KH2PO4, 5 g glucose dan 20 g agar. Jika media belum mencapai 1.000 ml, maka

ditambahkan akuades sampai volume tersebut. Setelah semua bahan homogen,

media dituang ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml/ tabung dan kemudian

ditutup menggunakan kapas. Selanjutnya, semua media dalam tabung reaksi

dimasukkan ke dalam plastik tahan panas dan diautoklaf selama 10 menit pada

suhu 121°C dan tekanan 1atm. Selanjutnya, media diangkat dan dimiringkan

dalam laminar air flow sampai media membeku.

3.4.4 Pembuatan media oksidatif/fermentatif (O/F)

Media O/F dibuat dengan mencampurkan peptone, NaCl, K2HPO4, BTV

(bromthymol blue), glucose, dan bacteriological agar ke dalam akuades.

Ditimbang 2 g peptone, 5 g NaCl, 0,3 g K2HPO4, 0,08 BTV, dan 2 g glucose,dan

kemudian dimasukkan ke dalam gelas beker. Gelas beker yang berisi bahan-bahan

tersebut diberi akuades sebanyak 1.000 ml dan kemudian pH diukur (7,2).

Selanjutnya, media tersebut ditambahkan bacteriological agar sebanyak 2 g dan

kemudian direbus sampai mendidih. Setelah semua bahan homogen, media

dituang ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml/ tabung dan kemudian ditutup

menggunakan kapas. Selanjutnya, semua media dalam tabung reaksi dimasukkan

ke dalam plastik tahan panas dan diautoklaf selama 10 menit pada suhu 121°C

dan tekanan 1atm. Selanjutnya, media diangkat dan didinginkan sampai media

membeku.

3.4.5 Pembuatan media uji lecithinase

Pembuatan media uji lecithinase ialah dengan menambahkan media YPA dengan

(31)

13

70% dan dibiarkan selama 2 menit. Selanjutnya, kuning telur dimasukkan

kedalam tabung reaksi sebanyak 2 ml dan ditambahkan 8 ml NaCl 0,9%. Supensi

kedua bahan tersebut dihomogenkan menggunakan rotamixer selama 1 menit.

Media YPA yang hangat kuku dimasukkan kedalam cawan petri kemudian

ditambahkan 1 ml suspensi kuning telur dan NaCl. Selanjutnya media

dihomogenkan dengan cara memutar cawan dan kemudian media didiamkan.

3.5 Pelaksanaan Penelitian

3.5.1 Isolasi dan Karakterisasi penyebab busuk lunak

Sampel tanaman nanas yang menunjukkan gejala penyakit busuk diambil dari

perkebunan PT NTF Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur. Daun

nanas yang terinfeksi dari perkebunan PT NTF menunjukkan ciri berupa busuk

[image:31.595.186.440.489.684.2]

lunak seperti melepuh tersiram minyak panas pada daunnya (water soaking)

(Gambar 1).

(32)

14

Bagian daun tanaman yang diambil untuk keperluan isolasi dipotong kecil dengan

ukuran 2 x 2 cm dengan perbatasan ¼ sakit dan ¾ sehat. Selanjutnya, potongan

tersebut direndam selama 1 menit dalam akuades kemudian dimbil dan

didesinfektan dalam 10% klorok selama 1 menit, kemudian direndam kembali

dalam akuades selama 1 menit lalu angkat dan tiriskan. Setelah itu, potongan

jaringan daun tersebut dimasukkan ke dalam tabung eppendorf 1,5 ml yang berisi

air steril sebanyak 1ml, kemudian dihancurkan menggunakan pinset steril dan

didiamkan selama 5 menit. Hasil suspensi tersebut selanjutnya digoreskan pada

media NA menggunakan jarum ose kemudian diinkubasikan pada suhu ruang

selama 24-48 jam. Beberapa koloni yang tumbuh diisolasi kembali (reisolasi)

menggunakan media YPA dengan metode penggoresan kuadran. Setelah

diperoleh koloni tunggal bakteri, isolat tersebut diisolasi kedalam media miring

PPGA.

3.5.1.1 Uji Pembusukan pada Umbi Kentang

Umbi kentang yang akan digunakan dalam pengujian ini dikupas dan diiris setebal

2 cm, kemudian dicuci dengan air mengalir selama 35 menit untuk

menghilangkan residu bahan kimia pada umbi kentang. Selanjutnya irisan

kentang tersebut diletakkan di dalam cawan steril, kemudian isolat bakteri dalam

media miring PPGA diambil sebanyak 1 jarum ose penuh dan digoreskan pada

bagian tengah umbi kentang. Reaksi positif ditunjukkan dengan adanya

pembusukan pada kentang dan terdapat lendir setelah diinkubasi selama 24-48

(33)

15

3.5.1.2Uji Oksidatif/Fermentatif (O/F)

Pengujian ini bertujuan untuk mendeteksi apakah bakteri yang diuji bersifat

oksidatif ataukah fermentatif. Pengujian dilakukan dengan menumbuhkan bakteri

uji pada media oksidatif/fermentatif ( pH 7.2) pada tabung reaksi. Masing-masing

bakteri uji diinokulasikan pada 2 tabung reaksi. Bakteri uji diinokulasikan pada

media dengan cara menusukkannya pada kedalaman 0,5 cm, kemudian ditutup

dengan minyak parafin steril pada salah satu tabung, sedangkan tabung yang

satunya tanpa diberi minyak parafin. Kontrol pada pengujian ini berupa media uji

tanpa bakteri. Pengamatan dilakukan selama 7- 14 hari. Jika terjadi perubahan

warna dari hijau menjadi kuning hanya pada media uji tanpa minyak parafin

berarti bakteri tersebut bersifat oksidatif, sedangkan bakteri bersifat fermentatif

jika mampu menyebabkan perubahan warna hijau menjadi kuning pada media

yang ditutup dengan minyak parafin maupun yang tanpa minyak parafin (Lelliot

& Stead, 1987 dalam Masnilah et al., 2013).

3.5.1.3Uji Gram menggunakan KOH 3%

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kelompok isolat bakteri yang diuji.

Isolat bakteri diambil dengan menggunakan tusuk gigi dan diletakkan pada kaca

preparat yang telah ditetesi KOH 3% lalu dicampurkan secara merata.

Selanjutnya ujung tusuk gigi disatukan pada campuran bakteri dan KOH 3%.

Apabila terbentuk lendir dan terasa lengket serta membentuk benang ketika tusuk

gigi diangkat maka hal ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut merupakan

(34)

16

bakteri tersebut adalah bakteri golongan Gram positif (Abegaz, 2007 dalam

Purwohadisantoso et al., 2009).

3.5.1.4Uji Lecithinase

Pengujian ini dilakukan untuk membedakan antara bakteri Pectobacterium

dengan Erwinia chrysanthemi (Dickeya spp.). Pengujian dilakukan dengan

menggoreskan isolat bakteri pada media YPA yang ditambahkan kuning telur dan

NaCl 0,9%.. Jika pengujian menghasilkan zona putih buram yang menyebar di

luar tepi koloni maka isolat tersebut lecithinase positif dan ini merupakan ciri

bakteri Erwinia chrysanthemi (Dickeya spp.). Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan Esselman & Liu (1960), bakteri yang dapat memproduksi lecithinase

tidak hanya kelompok bakteri Gram positif, namun kelompok bakteri Gram

negatif juga memproduksi lecithinase. Kelompok bakteri Gram positif sebagian

besar produsen lecithinase adalah anaerob, sedangkan kelompok bakteri Gram

negatif sebagian besar produsen lecithinase adalah aerob.

3.5.1.5Uji Patogenisitas pada Daun Nanas

Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa bakteri penyebab penyakit yang

diisolasi benar-benar bakteri yang sama dengan penyebab penyakit pada tanaman

nanas di PT NTF. Pengujian ini dilakukan dengan cara menginokulasikan isolat

murni bakteri tersebut pada tanaman inang yang sehat. Inokulasi dilakukan

dengan cara memberikan suspensi isolat bakteri ke daun nanas yang sehat dengan

cara disuntikan suspensi sebanyak 0,25 ml dengan kedalaman suntik 2 cm. Hasil

(35)

17

nanas ditemukan gejala busuk bakteri seperti yang ditemukan pada sampel

tanaman nanas yang digunakan.

3.5.2 Uji Kisaran Inang

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah isolat bakteri dapat

menyebabkan infeksi pada tanaman lainnya. Tanaman yang digunakan dalam uji

kisaran inang adalah dari beberapa jenis tanaman sayuran diantaranya buncis,

kacang panjang, tomat, bawang bombai, bawang daun, seledri, dan selada.

Inokulasi dilakukan dengan stab isolat bakteri ketanaman tersebut. Apabila

tanaman yang diinokulasikan busuk berarti isolat bakteri yang diperoleh dapat

(36)

33

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Bakteri penyebab penyakit busuk lunak pada tanaman nanas PT NTF

memiliki ciri-ciri morfologi berupa koloni bakteri berwarna putih bening,

berbentuk bulat, permukaan cembung, dan tepi bergerigi. Isolat bakteri

tersebut bersifat soft rot, Gram negatif, fermentatif , lecithinase positif, dan

patogenisitas positif. Karakter-karakter tersebut mengidentifikasikan bahwa

penyebab penyakit busuk lunak tanaman nanas PT NTF ialah bakteri Erwinia

chrysanthemi (=Dickeya spp.).

2. Selain tanaman nanas, Erwinia chrysanthemi tersebut juga dapat menginfeksi

tanaman sayuran, yaitu buncis, kacang panjang, tomat, bawang

bombai,bawang daun, seledri, dan selada.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan perlu dilakukan uji lanjutan

(37)

34

PUSTAKA ACUAN

Abadi, F. R dan F. Handayani. 2007. Budidaya dan Pasca Panen Nanas. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur.

Bartholomew. D.P., R.E. Paul, and K.G. Rohrbach. 2003. Pineapple: Botany, Production, and Uses. CAB international.

BPS (Badan Pusat Statistika). 2015. Produksi Tanaman

Buah-Buahan.<http://www.bps.go.id/site/pilihdata>. Diakses pada 30 April 2015.

CABI and EPPO. 2015. Erwinia chrysanthemi. Data sheets on quarantine pests. Perpared by CABI and EPPO for the EU.

Esselman, M., T dan P.V. Liu. 1960. Lecithinase production by Gram-negative bacteria. Jurnal Penelitian. 81 : 940-945.

FAOSTAT. 2000. Production, Export, Import of Tropical Fruits. <http://www.fao.org.>.Diakses pada 30 April 2015.

Ferfinia, A. 2010. Eksplorasi bakteri dan cendawan rizosfer yang berasosiasi dengan penyakit busuk basah pada batang papaya (Carica papaya L.) di Pasir Kuda, desa Ciomas, Bogor (Skripsi). Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Ginting, C. 2013. Ilmu Penyakit Tumbuhan Konsep dan Aplikasi.Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Hadiati, S dan N.L.P. Indriyani. 2008. Budidaya Nenas.Balai Penelitian Buah Tropika. Sumatra Barat.

Haerani., A.Nawangsih., T. Damayanti. 2015. Deteksi dan identifikasi dickeya sp. sebagai organisme pengganggu tumbuhan karantina a2 pada tanaman kentang di jawa. Jurnal Fitopatologi. 11 (4): 105-112. IHIBF. 2013. Indonesia Horticulture Invesment & Business Forum.

(38)

35

Kado, C. I. 2003. Pink disease of pineapple. Department of Plant Pathology University of California. California.

Kaneshiro, W.S., M. Burger., B.G. Vine., A.S. de Silva., dan A.M. Alvarez. 2008. Characterization of Erwinia chrysanthemi from a bacterial heart rot of pineapple outbreak in hawaii. Plant Disease 92(10): 1444-1450.

Korres, A.M.N., J.A. Ventura., dan P.M.B. Fernandes. 2010. First report of bacterium and yeast associated with pineapple fruit collapse in espirito santo state, Brazil. Plant Disease 94(12): 1509.

Masnilah, R., A.L. Abadi., T.H. Astono., dan L.Q. Aini. 2013. Karakterisasi bakteri penyebab penyakit hawar daun edamame di Jember. Berkala Ilmiah Pertanian 1(1): 10–14.

Mukarlina., S. Khotimah., L. Febrianti. 2011. Uji antagonis Trichoderma harzianum terhadap Erwinia sp.,penyebab penyakit busuk bakteri pada Aloe vera. Jurnal Fitomedika. 7 (3): 150 – 154 .

Prihatman, Kemal. 2000. Nanas (Ananas comosus). Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan. Jakarta.

Purwohadisantoso, K., E. Zubaidah., E. Safarianti. 2009. Isolasi bakteri asam laktat dari sayur kubis yang memiliki kemampuan penghambatan bakteri patogen (Staphylococcus aureus, Listeria monocytogenes, Escherichia coli, dan Salmonella thypimurium). Jurnal Teknologi Pertanian. 10(1) : 19 – 27.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2013. Informasi komoditas hortikultura. <http://www.deptan.go.id.>. Diakses pada 3 Juni 2015.

Reque, E. de F, A. Pandey, S.G. Franco,and C.R. Soccol. 2000.

Isolation,identification and physiologicalstudy of L. fermentum Lpb for useas probiotic in chicken. BrazilianJurnal of Microbiology. 31: 303-307.

Semangun, H. 2007. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Edisi ke-2. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Shivas, R & Beasley, D. 2005. Pengelolaan Koleksi Patogen Tanaman. Departemen Pertanian,Perikanan dan Kehutanan Pemerintah Australia. (Department of Agiculture, Fisheries andForestry, DAFF). Australia.

Gambar

Gambar 1. Sampel tanaman nanas dari perkebunan PT NTF dengan gejala busuk melepuh pada daun

Referensi

Dokumen terkait

Semua jenis bakteri yang terdapat pada setiap kultivar mempunyai kemampuan dan hasil metabolisme yang berbeda, sehingga keragaman bakteri endofit yang ditemukan pada kultivar

Isolasi Dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Pada Buah Nanas ( Ananas comusus ) Busuk sebagai materi penyusun buku nonteks (Pokok Bahasan Bakteri di SMA); Arum Rahmatin

Tujuan penelitian ialah : (1) jenis bakteri antagonis yang digunakan sebagai bahan aktif biobakterisida, (2) formula biopestisida yang efektif mengendalikan penyakit busuk

Isolat bakteri endofit yang menunjukkan zona penghambatan pada pengujian in vitro ternyata juga dapat menekan perkembangan penyakit busuk basah pada ubi kentang yang

Wibowo (2011) melaporkan bahwa isolat bakteri BK17 cukup efektif menekan pertumbuhan penyebab busuk pangkal batang tanaman kelapa sawit yang disebabkan oleh Ganoderma boninense

Hal ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan dua jenis bakteri tersebut dalam menekan kemunculan gejala dan perkembangan penyakit busuk lunak pada tanaman

Isolat bakteri endofit yang menunjukkan zona penghambatan pada pengujian in vitro ternyata juga dapat menekan perkembangan penyakit busuk basah pada ubi kentang yang

Beberapa hama dan penyakit nanas yang sering dijumpai di Kecamatan Ngancar yaitu hama uret, kutu putih, tikus, kera, penyakit layu (MWP), busuk pangkal batang, bercak kelabu,