• Tidak ada hasil yang ditemukan

acida sebagai larvasida nyamuk Aedes aegypti

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "acida sebagai larvasida nyamuk Aedes aegypti"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus bernama virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Demam berdarah dengue telah menginfeksi sedikitnya dua juta orang dan menyebabkan kematian hingga 10.000 orang setiap tahunnya. Sampai saat ini demam berdarah dengue masih menjadi salah satu penyakit yang under-reported (Aryati, 2017).

Menurut data WHO, Asia merupakan negara dengan kejadian DBD tertinggi dan menyumbang hingga 75% DBD di dunia dari tahun 2004 hingga 2010. Menurut Dinas Kesehatan Kotawaringin Barat (2020), dari Januari hingga Juni kasus DBD mencapai 76 kasus. rakyat. Pengendalian DBD yang utama adalah dengan perbaikan sanitasi lingkungan dan penggunaan larvasida dan insektisida untuk mengatasi perkembangan vektor DBD pada berbagai stadium kehidupan.

Salah satu upaya pemerintah saat ini adalah penerapan larvasida sintetik untuk mencegah berkembangnya vektor DBD dari stadium larva ke stadium dewasa. Salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai larvasida alami adalah serai, minyak atsiri dan bawang putih (Anurogo, 2016).

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

  • Manfaat Teoritis
  • Manfaat Praktis

TINJAUAN PUSTAKA

  • Allium sativum
    • Kandungan Allium sativum
    • Manfaat Allium sativum
  • Uncaria acida Roxb
    • Uncaria acida Roxb
    • Manfaat Uncaria acida Roxb
    • Larvasida
  • Aedes aegypti
    • Morfologi aedes aegypti
    • Virus dengue
    • Transmisi virus dengue
    • Persebaran DBD di Kotawarigin Barat
  • Ekstraksi
  • Analisa data
    • Uji Normalitas
    • Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov
    • Analisis One Way Anova
    • Uji Post Hoc
    • Uji Mann-Whitney
    • Uji T-tes

Senyawa belerang yang tidak mudah menguap dan larut dalam air seperti S-allylcysteine ​​​​(SAC), yang dapat dibentuk oleh reaksi enzimatik γ-glutamylcysteine ​​ketika A. Alisine adalah senyawa yang tidak stabil dan dapat berubah saat terkena panas, senyawa ini juga mengandung belerang yang dapat memberikan aroma, rasa dan sifat farmakologi seperti antibakteri, antijamur, antioksidan dan antikanker. Tanaman Uncaria juga memiliki senyawa seperti flavonoid, katekin dan alkoloid yang dapat digunakan sebagai obat disentri dan sakit tenggorokan.

Komponen tanaman Uncaria yang dapat digunakan sebagai obat kudis atau scabies adalah daun dan rantingnya. Senyawa katekin yang dapat mencegah penyakit jantung, dapat membantu menurunkan berat badan, dan membantu pembentukan kolagen, yang dapat mencegah kerusakan akibat terlalu lama terpapar sinar matahari. Tanaman bajakah sudah lama dikenal oleh masyarakat kalimantan sebagai obat anti kanker, akar bajakah banyak mengandung zat yang dapat menyembuhkan penyakit kanker.

Minyak tanah memiliki bagian beracun yang dapat menembus trakea larva dan pupa sehingga menyebabkan anestesi. Menurut Aryati (2017), virus dengue merupakan virus RNA beruntai tunggal yang termasuk dalam genus Flavivirus yang terdiri dari 4 serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, Den-3 dan DEN-4 yang memiliki 10.700 basa dalam genomnya. Pada genom virus dengue terdapat positive open reading frame (ORF) yang dapat memberikan 2 macam kode protein, yaitu protein non struktural dan protein struktural.

Penularan virus dengue juga ditentukan oleh kondisi musiman, kondisi terbaik terjadi pada musim hujan. Untuk mendapatkan zat-zat aktif tersebut, diperlukan penggunaan pelarut atau pelarut tertentu yang berguna untuk menghilangkan zat aktif pada sel tumbuhan. Pelarut cair atau pelarut yang dapat digunakan seperti methanol, ethanol, chloroform, hexane, ether, acetone, benzene, ethyl acetate berguna untuk memisahkan zat aktif.

Oleh karena itu, diperlukan analisis data yang berfungsi sebagai pemberi makna pada data yang diperoleh. Dalam analisis data terdapat berbagai metode yang dapat digunakan dalam penelitian yaitu kualitatif (kata-kata) dan kuantitatif (angka). Objektivitas dilakukan dengan mengikuti prosedur seperti pengumpulan, analisis dan interpretasi data yang dapat dikendalikan sehingga diperoleh karakteristik yang objektif.

Inilah salah satu ciri penelitian yang menggambarkan hal-hal yang dapat dirasakan oleh semua orang. Uji normalitas merupakan uji yang digunakan untuk menganalisis data lebih lanjut dengan menggunakan data yang berdistribusi normal dalam analisis statistik.

Gambar 2.1. Telur Nyamuk A. aegypti (Zettel, 2019)  b. Fase larva
Gambar 2.1. Telur Nyamuk A. aegypti (Zettel, 2019) b. Fase larva

KERANGKA KOSEPTUAL DAN HIPOTESIS

Kerangka Konseptual

Selanjutnya dilakukan uji Probit untuk mengetahui Lc 50 dan LD 50, yaitu uji untuk mengetahui 50% mortalitas pada jentik nyamuk A.

Hipotesis

Penyusunan Laporan Akhir Analisis data menggunakan SPSS Perhitungan jumlah jentik nyamuk yang mati Tentukan jumlah ulangan 4 kali. Pada penelitian ini menggunakan konsentrasi yang berbeda, hal ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi mana yang paling efektif dalam membunuh jentik nyamuk A. Dari konsentrasi tersebut akan dibuat 50 ml akuades dan di uji menggunakan 20 jentik nyamuk dan akan diulang sebanyak empat kali.

Tujuan penggunaan 20 jentik nyamuk adalah untuk memenuhi standar WHO untuk penggunaan hewan uji dalam penelitian larvasida nyamuk, dan 4 ulangan digunakan untuk memenuhi prosedur uji analisis statistik. Waktu pengamatan digunakan untuk mengetahui kematian setiap jam yang ditentukan untuk mengetahui peningkatan kematian jentik nyamuk A. Pada pengamatan 6 jam setelah pemberian ekstrak pada konsentrasi 0,6 didapatkan hasil kematian 6 jentik nyamuk, konsentrasi 0,9% memiliki kematian jentik 7 nyamuk, konsentrasi 1%.

Pada pengamatan selama 12 jam pada konsentrasi 0,6% didapatkan hasil 8 kematian jentik nyamuk, konsentrasi 0,9% terdapat 9 kematian jentik nyamuk, konsentrasi 1% terdapat 10 kematian jentik nyamuk, konsentrasi 1,3% dan 1,5% terdapat 14 kematian jentik nyamuk. Sehingga dengan setiap pertambahan jam, jentik nyamuk akan mati sedikit demi sedikit karena terlalu lama terpapar senyawa dari ekstrak A. dan 1,5%, diperoleh mortalitas 2 jentik nyamuk.

Pada pengamatan 4 jam setelah aplikasi ekstrak didapatkan pada konsentrasi 1% dan 2 jentik nyamuk, konsentrasi 1,3% dan 1,5% memiliki 3 kematian jentik nyamuk. Pada pengamatan 6 jam setelah pemberian ekstrak, pada konsentrasi dan 1% didapatkan hasil kematian jentik nyamuk sebanyak 4 ekor, konsentrasi 1,3% terdapat kematian 5 ekor nyamuk dan konsentrasi 1,5% terdapat kematian 6 ekor jentik nyamuk. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi yang diberikan maka semakin tinggi efisiensi daya bunuh jentik nyamuk A.

Sehingga setiap bertambahnya jam, jentik nyamuk tersebut akan berangsur mati karena terlalu lama terpapar senyawa dari ekstrak Bajakah. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada kematian A. Larva nyamuk pada ekstrak daun Bajakah Allicin bekerja dengan cara merusak membran sel larva yang disebut sulfhidril (SH) yang terkandung dalam protein, sehingga sel mengalami lisis dan menyebabkan kematian pada jentik nyamuk A.

METODE PENELITIAN

Waktu dan tempat penelitian

  • Waktu penelitian
  • Tempat penelitian

Instrumen penelitian (Tentatif : Penelitian eksperiment)

  • Alat
  • Bahan

Desain Penelitian

Variabel Penelitian

  • Variabel Bebas
  • Variabel Terikat

Persiapan Penelitian

Dalam pembuatan simplisia dengan cara pengeringan tidak dilakukan dalam waktu yang lama agar jamur tidak tumbuh pada simplisia dan jika dilakukan pada suhu yang sangat tinggi akan mengakibatkan senyawa kimia yang terdapat pada simplisia. Oleh karena itu, bahan simplisia yang akan digunakan terlebih dahulu dipotong dengan ketebalan yang sama agar diperoleh irisan yang sama dan selama proses pengeringan bahan aktif simplisia tidak berubah (Widaryanto dan Nur, 2018). Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan metode maserasi, metode ini digunakan karena metode ekstraksi lebih sederhana dan tidak memerlukan pemanasan agar tidak merusak zat aktif pada bahan yang digunakan.

Sari (maserat) dipindahkan ke tempat yang lebih sejuk dan terlindung daripada cahaya matahari selama 2 hari.

Tabel 4.1 Komposisi Ekstrak A. sativum
Tabel 4.1 Komposisi Ekstrak A. sativum

Pemberian Ekstrak

Selanjutnya dilakukan uji Probit dengan menggunakan SPSS versi 20 untuk mengetahui Lc50 dan LD50 yang digunakan untuk mengetahui 50% mortalitas pada jentik nyamuk A.

Pengumpulan dan Pengolahan Data

Analisa data

Kerangka kerja (Frame Work)

Sedangkan konsentrasi setiap larvasida memiliki mortalitas yang berbeda, pada konsentrasi 0,9% untuk larvasida U.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Lokasi

Hasil Penelitian

Analisis data menggunakan uji normalitas Kolmogot Smirnov digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata (mean) hasil mortalitas kedua larvasida tersebut, data yang diperoleh kemudian diolah dengan uji analisis One Way ANOVA. Data dianggap memiliki mean yang sama jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 (sig > 0,05), dan data dianggap memiliki mean yang berbeda jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (sig < 0,05).

Perbedaan nyata dikatakan ada jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (sig < 0,05) dan jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 (sig > 0,05) maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada data larvasida A.

Gambar 5.1 Grafik Kematian Jentik A. aegypti Pada Setiap Konsentrasi Larutan  Gambar  5.1  menunjukkan  perbandingan  persentase  kematian  larva  nyamuk  A
Gambar 5.1 Grafik Kematian Jentik A. aegypti Pada Setiap Konsentrasi Larutan Gambar 5.1 menunjukkan perbandingan persentase kematian larva nyamuk A

Pembahasan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan uji T diperoleh hasil tidak berbeda nyata karena nilai p 0,80 (>0,05) yang berarti bahwa ekstrak A.

Saran

Perbandingan efek larvasida minyak atsiri daun cengkeh (Syzygium aromaticum L) varietas Zanzibar dan temephos terhadap jentik nyamuk Aedes Aegypti. Parameter fisikokimia dan analisis kadar alil disulfida pada ekstrak etanol 70% bawang putih (Allium sativum L.) dengan parameter perbandingan daerah tumbuh. Identifikasi jentik nyamuk pada tempat penampungan air dan pengetahuan, sikap dan tindakan petugas kebersihan tentang perkembangbiakan nyamuk di Taman Wisata Sejarah Bukit Tinggi Siguntang Palembang.

Gambar

Gambar 2.1. Telur Nyamuk A. aegypti (Zettel, 2019)  b. Fase larva
Gambar 2.2. Jentik Nyamuk A. aegypti (Anwar, 2019)  c. Fase pupa
Gambar 2.3. Pupa Nyamuk A. aegypti (Reyes, 2015)  d. Fase nyamuk dewasa
Gambar 2.4. Nyamuk A. aegypti Dewasa (Rudystina, 2020)
+7

Referensi

Dokumen terkait

The result of students’ answer showed that learning through animation video from PowToon software could increase their understanding in learning narrative, most