• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adapun rumusan masalah yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah “apakah permainan tradisional lompat tali dapat mengembangkan perkembangan motorik kasar anak?”

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Adapun rumusan masalah yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah “apakah permainan tradisional lompat tali dapat mengembangkan perkembangan motorik kasar anak?”"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

Dalam kegiatan pembelajaran di TK PKK Mulyojati Metro Barat metode yang digunakan dalam kegiatan perkembangan jasmani khususnya pada motorik kasar anak belum maksimal hasil yang dicapai. Berdasarkan hasil analisis pada siklus I dan siklus II peneliti dapat menyimpulkan bahwa permainan lompat tali dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak.

BAB V PENUTUP

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Saat bermain saat istirahat, permainan yang digunakan kurang menarik untuk melatih motorik kasar anak. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2018 di TK PKK Mulyojati, ternyata kemampuan motorik kasar anak masih belum terlaksana.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil penyataan latar belakang di atas upaya peningkatan kemampuan motorik kasar anak dapat menggunakan permainan tradisional karena permainan tradisional sangat bermanfaat bagi anak. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Upaya peningkatan kemampuan motorik kasar anak melalui permainan tradisional lompat tali pada kelompok B di TK PKK Mulyojati Metro Barat”.

Batasan Masalah

Keterbatasan dalam permainan paket masih terlihat dan permainan motorik kasar anak masih belum berkembang secara optimal.

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

  • Manfaat Secara praktis
  • Manfaat Secara Teoritis

Dan memberikan kesempatan kepada pendidik untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar anak melalui permainan tradisional lompat tali. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program pembelajaran dan menentukan metode dan media pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar.

Penelitian Relevan

Kesimpulan dari penelitian ini dapat dijelaskan secara detail yaitu perencanaan pembelajaran melalui permainan lompat tali untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar. 9Yuni Wahyuni, “Meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui permainan tradisional lompat tali pada usia 5-6 tahun di TK Nurul Iman Tanggamus”, (Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung: Bandar Lampung, 2018).

Perkembangan Motorik Kasar 1. Definisi Motorik Kasar

  • Perkembangan Keterampilan Motorik Kasar
  • Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar Anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di-Anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di-
  • Aspek Perkembangan Fisik
  • Karakterisitik Perkembangan Fisik-Motorik Anak Usia Dini Seiring dengan pertumbuhan fisknya yang beranjak matang,

Perkembangan motorik kasar pada dasarnya merupakan gerakan fisik yang memerlukan keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh dengan menggunakan otot-otot besar. 3Ahmad Rudiyanto, Perkembangan motorik kasar dan halus pada anak usia dini, (Lampung: Darussalam Pres Lampung, 2016), 23.

Kajian Tentang Permainan Tradisional Lompat Tali 1. Pengertian Permainan Tradisional

  • Manfaat Permainan Tradisional
  • Pengertian Permainan Lompat Tali
  • Manfaat Permainan Lompat Tali
  • Langkah-Langkah Pelaksanaan Permainan Lompat Tali
  • Jumlah Pemain dan Peraturan Permainan Lompat Tali
  • Alat dan Tempat Yang Digunakan Dalam Permainan Lompat Tali Tali

Menurut Keen Achhroni, manfaat permainan lompat tali bagi anak antara lain sebagai berikut11: Aturan dalam permainan lompat tali ini sangat sederhana, yaitu bagi anak yang satu kali giliran melompat kemudian gagal.

Hipotesis Penelitian

Alat yang digunakan dalam permainan ini cukup sederhana, bisa berupa karet gelang, tali yang digunakan harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak, tidak terlalu pendek. Atau bisa juga di tempat yang menggunakan lompat tali, sebaiknya dilakukan di ruangan terbuka, namun jika tidak memungkinkan, bisa juga dilakukan di ruangan tertutup, asal ruangannya luas dan jauh dari benda-benda. yang dapat membahayakan anak.

Variabel dan Definisi Operasional Variabel

  • Variabel Bebas
  • Variabel Terikat

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan terjadinya perubahan atau terjadinya variabel terikat.1 Variabel bebas dalam penelitian ini adalah permainan tradisional. Yakni pada lompat tali tradisional, dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru merumuskan tujuan yang harus dicapai siswa setelah lompat tali selesai.

Penjelasan di atas bahwa dalam lompat tali, anak dapat mengembangkan potensi dirinya, memperoleh pengalaman yang bermanfaat dan bermakna, membangun relasi dengan sesama teman, serta membawa keceriaan bagi anak yang melakukannya. Variabel terikat adalah variabel yang variabelnya diamati dan diukur untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas.2 Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perkembangan motorik kasar pada anak usia dini. Penjelasan di atas bahwa motorik kasar anak berkaitan dengan gerak fisik yang memerlukan keseimbangan dan koordinasi antar anggota gerak dan gerak fisik yang memerlukan keseimbangan melalui penggunaan otot-otot utama, sebagian atau seluruh anggota gerak yang dihasilkan dari pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikendalikan oleh otak.

Kelincahan, yaitu kemampuan mengubah posisi dan arah tubuh dengan cepat dan tepat waktu sambil bergerak tanpa kehilangan keseimbangan atau kesadaran akan posisi tubuh. Penelitian adalah suatu proses rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis untuk mencari pemecahan suatu masalah atau untuk menemukan jawaban atas pertanyaan tertentu 3 Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan tertentu. tujuan dan kegunaan 4 Sesuai dengan fokus penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran dalam bidang usaha peningkatan kemampuan motorik kasar anak melalui permainan tradisional.

Setting Penelitian

Subyek Penelitian

Prosedur Penelitian

Tahap penelitian antara siklus I sama dengan siklus II, selanjutnya untuk pelaksanaannya jika siklus I dan II tidak mencapai keberhasilan, maka dapat dilaksanakan kegiatan siklus III dan seterusnya. a) Mengidentifikasi masalah dalam pelaksanaan pembelajaran, kemudian merumuskan masalah bersama antara guru dan peneliti, baik pada masalah guru maupun siswa.

PENGAMATAN

Teknik Pengumpulan Data

  • Observasi
  • Dokumentasi

Teknik pengumpulan data adalah cara mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Oleh karena itu peneliti melihat langsung kondisi taman PKK Mulyojati Barat baik dari segi bangunan maupun fasilitasnya. Penggunaan metode observasi ini dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan motorik kasar anak melalui permainan tradisional dan memudahkan peneliti untuk mendapatkan data bagaimana pelaksanaan kegiatan bermain tradisional pada anak usia dini di TK PKK Mulyajati Metro Barat.

Metode Dokumentasi adalah metode yang mencakup pencatatan atau kutipan dokumen atau prinsip yang diperlukan untuk melengkapi data yang diperoleh langsung dari responden. Data yang dikumpulkan melalui metode dokumentasi berkaitan dengan sejarah berdirinya TK PKK Mulyojati Metro Barat, letak geografis, visi, misi, tujuan, sarana dan prasarana, data guru, data anak dan foto kegiatan selama pembelajaran.

Instrumen Penelitian

Lembar observasi digunakan oleh peneliti untuk mencatat hasil pengamatan atau observasi yang dilakukan langsung oleh peneliti sesuai dengan instrumen dan keterampilan yang diharapkan dapat dicapai oleh anak. Lembar observasi ini dibuat untuk mengetahui minat belajar siswa pada saat diajar dengan menggunakan metode permainan yaitu pada permainan tradisional. Anak tidak dapat mempertahankan posisi tubuh setelah melompat (mengayunkan tubuh dan mengarahkan.

Dokumentasi digunakan peneliti untuk memperoleh data tentang sejarah berdirinya sekolah, visi, misi dan tujuan TK PKK Mulyojati. Metro Barat, profil sekolah, lokasi sekolah, data guru dan siswa, kondisi sekolah dan data terkait variabel penelitian.

Teknik Analisis Data

Indikator Keberhasilan

  • Deskripsi Lokasi Penelitian

Pada pertemuan pertama dilakukan proses pembelajaran untuk meningkatkan perkembangan motorik kasar anak melalui permainan lompat tali dengan jumlah siswa 15 orang. Pada pertemuan kedua dikembangkan proses pembelajaran untuk meningkatkan perkembangan motorik kasar anak melalui permainan lompat tali dengan jumlah siswa 15 orang. Sebelum memulai proses pembelajaran pada pertemuan kedua siklus 1, guru mengucapkan salam dan berjanji untuk membuka pelajaran dan semua siswa menanggapi salam tersebut dan mengikuti ikrar yang diucapkan guru, guru hadir. para siswa dan semua orang. para siswa membacakan doa dan terus bernyanyi dan bertepuk tangan.

Pada pertemuan ketiga dikembangkan proses pembelajaran untuk meningkatkan perkembangan motorik kasar anak melalui permainan lompat tali dengan jumlah siswa 15 orang. Guru mengajak anak melakukan kegiatan lompat tali secara berkelompok dan guru berkeliling melihat siswa melakukan kegiatan lompat tali. Pada pertemuan pertama dikembangkan proses pembelajaran untuk meningkatkan perkembangan motorik kasar anak melalui permainan tradisional lompat tali dengan jumlah siswa 15 orang.

Pada pertemuan kedua dilakukan proses pembelajaran untuk meningkatkan perkembangan motorik kasar anak melalui permainan tradisional lompat tali dengan jumlah siswa 15 orang. Pada pertemuan ketiga dilakukan proses pembelajaran untuk meningkatkan perkembangan motorik kasar anak melalui permainan tradisional lompat tali dengan jumlah siswa 15 orang.

Pembahasan

  • Pembahasan Setiap Siklus a. Pembahasan Siklus I
  • Analisis Hasil Penelitian

Pada sesi pertama Siklus I persentase perkembangan motorik anak dengan permainan trampolin tradisional yang belum berkembang (BB) masih tinggi sebesar 46%, sedangkan sudah mulai berkembang (MB) dan berkembang sesuai harapan (BSH ) sebesar 20%. Kegiatan perkembangan motorik kasar anak pada pertemuan kedua siklus pertama diambil dari lembar observasi kegiatan melalui permainan tradisional lompat. Pada siklus I pertemuan kedua persentase perkembangan motorik anak dengan permainan trampolin tradisional yang belum berkembang (BB) masih tinggi sebesar 40%, sedangkan perkembangan anak (MB) sebesar 26% sudah berkembang. sesuai harapan (BSH) yaitu 25%.

Pada pertemuan ketiga siklus I persentase perkembangan motorik kasar anak melalui permainan tradisional lompat tali (BB) yang belum berkembang (BB) masih tinggi yaitu sebesar 33%, sedangkan perkembangan awal (MB) sebesar 27%, dan berkembang sesuai dengan yang diharapkan. BSH) adalah 27%. Berdasarkan pertemuan pertama pada siklus II persentase perkembangan motorik kasar anak melalui permainan tradisional lompat tali yang belum berkembang (BB) dan mulai berkembang (MB) sebesar 20%, sedangkan berkembang sesuai harapan (BSH) sebesar 27%. Aktivitas perkembangan motorik kasar anak pada siklus II sesi V diambil dari lembar observasi aktivitas melalui permainan tradisional lompat tali.

Pada siklus II pertemuan II persentase perkembangan motorik kasar anak melalui permainan tradisional lompat tali yang belum berkembang (BB) sebesar 7%, sedangkan mulai berkembang (MB) dan berkembang sesuai harapan (BSH) sebesar 13%. Aktivitas perkembangan motorik kasar anak pada pertemuan keenam siklus II diambil dari lembar observasi aktivitas melalui permainan tradisional lompat tali.

Diagram  batang  pelaksanaan  siklus  I  pertemuan  pertama  sampai pertemuan ketiga, sebagai berikut:
Diagram batang pelaksanaan siklus I pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga, sebagai berikut:

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

  • Kegiatan Pelaksanaan
  • Kegiatan Penutup

Implementasi permainan tradisional Sunda Manda dalam perkembangan motorik kasar kelompok B1 di TK Tut Wuri Handayani Kecamatan Langka Pura Bandar Lampung. Meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui tradisional lompat tali pada usia 5-6 tahun di TK Nurul Iman Tanggamus. Jadwal observasi guru dalam kegiatan lompat tali kelompok B di TK PKK Mulyojati Metro Barat.

Guru memanggil anak-anak bersama untuk menjelaskan cara membuat tali panjang dari karet gelang untuk digunakan dalam permainan. Guru mengamati keberadaan dan menghitung jumlah anak sebelum permainan lompat tali dimulai dan membaginya menjadi 2 kelompok. Guru membimbing anak dalam permainan dan merangsang atau memotivasi anak untuk mengikuti permainan lompat tali.

LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN

Tiada Nama Petunjuk Pencapaian Anak Huraian 1 2 3 4 BB MB BSH BSB 1 Ahza Danish Rizqullah MB MB BB MB. Tiada Nama Petunjuk Pencapaian Kanak-kanak Huraian 1 2 3 4 BB MB BSH BSB 1 Ahza Danish Rizqullah MB BB BB BB. Tiada Nama Petunjuk Pencapaian Kanak-kanak Huraian 1 2 3 4 BB MB BSH BSB 1 Ahza Danish Rizqullah BB MB BB BB.

Tidak. Nama Petunjuk Prestasi Kanak-kanak Penerangan 1 2 3 4 BB MB BSH BSB 1 Ahza Danish Rizqullah BB BB BB BB.

Foto bersama wali murid setelah selesai kegiatan
Foto bersama wali murid setelah selesai kegiatan

Gambar

Diagram  batang  pelaksanaan  siklus  I  pertemuan  pertama  sampai pertemuan ketiga, sebagai berikut:
Diagram Hasil Perkembangan Siklus I
Diagram  batang  pelaksanaan  silkus  II  pertemuan  pertama  sampai pertemuan ketiga, sebagai berikut:
Diagram  batang pelaksanaan pra siklus, siklus  I  dan siklus  II, sebagai berikut:
+2

Referensi

Dokumen terkait

In the modern context, Tariq Ramadan views that the term jihād is emphasized in social, economic, cultural and political aspects, where term jihād is interpreted as