• Tidak ada hasil yang ditemukan

On addition, the results also show that PT Pupuk Kalimantan Timur has contributed to the SDGs from 2015 to 2018

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "On addition, the results also show that PT Pupuk Kalimantan Timur has contributed to the SDGs from 2015 to 2018"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI SUSTAINABILITY PERFORMANCE TERHADAP SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS PADA LAPORAN

KEBERLANJUTAN PT PUPUK KALIMATAN TIMUR Irfan Ramadhani Asikin

Prof. Eko Ganis Sukoharsono, SE., M.Cons.Hons., Ph.D.

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Email: irfanrasikin@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to analyze the contribution of the sustainability performance of PT. Pupuk Kalimantan Timur on the SDGs (Sustainable Development Goals) and also focuses on the suitability of PT. Pupuk Kalimantan Timur’s sustainability report disclosure based on GRI Standards and its contribution on the SDGs. Moreover, the data which were published in the company’s website were used to support this research and the qualitative method was used in this research method alongwith descriptive approach. While content analysistechnique was also used in this research to analyze the data. The results of this research show that PT. Pupuk Kalimantan Timur has implemented limited disclosure of GRI Standards in 2015 and partially applied the GRI Standards in 2016 to 2018. On addition, the results also show that PT Pupuk Kalimantan Timur has contributed to the SDGs from 2015 to 2018. Overall, the results show that good health and welfare (SDGs 3) and marine ecosystem (SDGs 14) are the biggest goals that the company has contributed to SDGs. Furthermore, the results also show that the sustainability performance of PT. Pupuk Kalimantan Timur has contributed well to the SDGs and show by the increase from year to year and this increase shows PKT’s commitment in achieving Sustainable Development Goals on economic, environment, and social terms

Keywords: Sustainability Performance, Sustainability Report, GRI Standards, Sustainable Development Goals, SDGs Contribution, PT Pupuk Kalimantan Timur

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kontribusi sustainability performance PT Pupuk Kalimantan Timur terhadap SDGs (Sustainable Development Goals). Penelitian ini berfokus kepada kesesuaian pengungkapan laporan keberlanjutan PT Pupuk Kalimantan Timur berdasarkan Standar GRI dan kontribusinya terhadap SDGs. Data yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah data sekunder yang dipublikasikan di website perusahaan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis konten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT Pupuk Kalimantan Timur telah menerapkan dengan terbatas Standar GRI pada tahun 2015 dan menerapkan sebagian Standar GRI pada tahun 2016 sampai 2018. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa PT Pupuk Kalimantan Timur telah berkontribusi terhadap SDGs dari tahun 2015 sampai 2018. Secara keseluruhan, kontribusi terbesar perusahaan terhadap SDGs yaitu pada kesehatan yang baik dan kesejahteraan (SDGs 2) serta menjaga ekosistem laut (SDGs 14). Implikasi penelitian ini adalah kinerja sustainabilitas PT Pupuk Kalimantan Timur yang tercermin dalam laporan keberlanjutan telah berkontribusi terhadap SDGs dengan baik dan menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.

Peningkatan ini menunjukkan komitmen PKT dalam mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan dalam ekonomi, lingkungan dan sosial.

Kata Kunci: Kinerja Sustainabilitas, Laporan Keberlanjutan, Standar GRI, Sustainable Development Goals, Kontribusi SDG, PT Pupuk Kalimantan Timur

(2)

1. PENDAHULUAN

Dewasa ini, Sustainable Development (SD) menjadi semakin populer di setiap negara. Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Sustainable Development dirasa sangat penting mengingat kondisi lingkungan di bumi yang kita tinggali saat ini sudah semakin memprihatinkan (Hanan Alhaddi, 2015)

Isu terkini adalah tentang 17 Sustainable Development Goals (SDGs) yang dikeluarkan oleh organisasi internasional United Nations (UN) pada tahun 2015 yang lalu. Sustainable Development Goals atau SDGs merupakan inisiatif global dengan tujuan untuk menciptakan kehidupan manusia menjadi lebih baik dalam aspek sosial dan ekonomi serta dapat bersinergi dengan lingkungan. Dalam konsep SDGs tersebut terdapat tiga pilar yaitu: indikator pertama melekat pada pembangunan manusia (human development) seperti pendidikan dan kesehatan.

Indikator kedua melekat pada lingkungan kecilnya (social economic development) seperti ketersediaan sarana, prasarana lingkungan, dan pertumbuhan ekonomi.

Indikator ketiga melekat pada lingkungan yang lebih besar (enviromental development) seperti ketersediaan sumber daya alam dan kualitas lingkungan yang baik (Wahyunigsih, 2017).

Kendati demikian, pada tahun 2017, International NGO Forum for Indonesia Development (Infid), memandang bahwa tidak ada kemajuan yang berarti untuk melaksanakan SDGs karena tidak ada kejelasan mengenai pembentukan tim koordinasi nasional SDGs. Padahal, tim koordinasi nasional SDGs dapat membantu untuk menentukan pendekatan-pendekatan Pemerintah Daerah untuk melaksanakan SDGs dalam rancangan nasionalnya (Fernandez, 2017). Pada tahun 2019, SDGs Report menunjukkan bahwa Indonesia berada pada indeks ke-102 dari 162 negara dalam pengimplementasian SDGs. Dari 17 Tujuan SDGs, Indonesia berhasil untuk menjaga dan menaikkan 3 Tujuan yaitu dalam menghapus kemiskinan, mencapai pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, dan penanganan perubahan iklim. 8 Tujuan berhasil membaik, sedangkan 6 Tujuan stagnan dan bahkan menurun; dua antaranya yaitu menurunkan ketimpangan dan mencapai konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab tidak tersedia datanya).

Secara nilai global index, Indonesia memiliki nilai 64.2 yang adalah nilai rata-rata yang cukup baik secara rata-rata (Sasch et al., 2019). Dimulai dengan nilai index 54.4 pada tahun 2016 lalu menjadi 64.2 hanya dalam 3 tahun merupakan sesuatu peningkatan yang baik dan meneunjukan keseriusan pemerintah dalam menjalankan program global ini.

Saat ini, sudah banyak cara yang dilakukan untuk mengajak semua pihak baik perusahaan, pemerintah maupun masyarakat untuk memberikan perhatian yang lebih terhadap isu lingkungan maupun sosial dari dampak aktivitas operasional perusahaan. Disamping program SDGs yang digerakkan oleh UN seperti yang dijabarkan oleh peneliti di awal, ada pula istilah Sustainability Reporting (SR) dalam dunia ekonomi. Secara ringkas, SR adalah sebuah laporan dimana isinya harus memuat baik itu informasi kualitatif maupun kuantitatif

(3)

tentang sejauh mana perusahaan telah meningkatkan efektivitas dan efisiensi ekonomi, lingkungan dan sosialnya dalam suatu periode pelaporan SR.

Umumnya sustainability report menggunakan Global Reporting Initiative (GRI) sebagai standar pelaporan. GRI merupakan pedoman pelaporan keberlanjutan yang diterima secara internasional dan sudah diterapkan di berbagai negara (NCSR, 2012). Kerangka GRI berisi panduan pelaporan untuk membantu perusahaan dalam mempersiapkan sustainability report yang memuat pengungkapan informasi dimensi ekonomi, lingkungan, dan sosial (GRI, 2013).

Pada penelitian ini, PT Pupuk Kalimantan Timur dipilih sebagai objek penelitian. Perusahaan ini merupakan produsen pupuk urea terbesar di Indonesia.

PT Pupuk Kalimantan Timur merupakan perusahaan objek Vital Nasional yang didirikan dengan tujuan untuk menstabilkan ketahanan pangan nasional serta memiliki kapasitas produksi yang tinggi dengan menggunakan bahan kimia yang berbeda-beda jenisnya serta menetapkan teknologi yang mutakhir dalam proses produksinya. Dalam hal ini PT Pupuk Kaltim dipilih sebagai objek penelitian sebab sebagai produsen pupuk terbesar di Indonesia, aktivitas bisnis perusahaan bersinggungan langsung dengan salah satu tujuan SDGs yakni mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan nutrisi yang lebih baik dan mendukung pertanian berkelanjutan. Selain itu perusahaan juga telah banyak mendapat penghargaan atas kontribusinya terhadap lingkungan. Diantara penghargaan yang diperoleh yaitu Platinum Award dari National Center for Sustainability Reporting pada tahun 2018 atas atas komitmen dan peran aktifnya mendukung tercapainya SDGs. Sebelumnya, PT Pupuk Kaltim juga pernah menerima delapan penghargaan kategori CSR pada Indonesia Sustainable Development Goals Award (ISDA) 2017.

PT Pupuk Kalimatan Timur memegang tanggung jawab dengan status sebagai salah satu bagian dari Pupuk Indonesia Holding Company yang menyatakan secara langsung PT Pupuk Kalimatan Timur merupakan bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pengelolaan sumber daya alam yaitu industri pupuk. Bentuk badan usaha tersebut kemudian mengharuskan PT Pupuk Kalimatan Timur diwajibkan untuk melakukan kegiatan tanggung jawab sosial, juga dengan mengemban status sebagai BUMN menyebabkan PT Pupuk Kalimatan Timur menyisihkan sebagian laba bersihnya untuk keperluan pembinaan usaha kecil/ koperasi serta pembinaan masyarakat sekitar BUMN yang dapat dilakukan melalui kegiatan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Status PT Pupuk Kalimatan Timur sebagai Perseroan Terbatas dan BUMN mewajibkan perusahaan untuk membuat dan mempublikasikan laporan keberlanjutan (sustainability report) sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Penelitian ini didasarkan pada fenomena meningkatnya nilai global index Indonesia berdasarkan SDGs Report walaupun terdapat anggapan bahwa tidak ada kemajuan yang berarti dalam pelaksanaan SDGs karena tidak ada kejelasan mengenai pembentukan tim koordinasi nasional SDGs. PT Pupuk Kalimantan Timur dipilih sebagai objek penelitian karena peneliti merasa aktivitas bisnis perusahaan bersinggungan langsung dengan salah satu tujuan SDGs yaitu tujuan ketiga mengakhiri kelaparan. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian

(4)

ini menfokuskan pada kinerja sustainabilitas yang berkontribusi pada SDGs dalam laporan keberlanjutan PT Pupuk Kalimantan Timur tahun 2015 sampai dengan 2018. Rentang waktu dipilih karena untuk melihat besar kontribusi yang dilakukan perusahaan apakah sejalan dengan nilai global index Indonesia berdasarkan SDGs Report. Selain itu penelitian ini lebih fokus pada kontribusi PT Pupuk Kalimantan Timur pada SDGs berdasarkan analisis.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana kinerja sustainabilitas yang berkontribusi pada Sustainable Development Goals dalam laporan keberlanjutan PT Pupuk Kalimantan Timur 4 tahun terakhir.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Laporan Keberlanjutan

Sustainability Report memiliki definisi yang beragam, menurut Elkington (1997) SR berarti laporan yang memuat tidak saja informasi kinerja keuangan tetapi juga informasi non keuangan yang terdiri dari informasi aktivitas sosial dan lingkungan yang memungkinkan perusahaan bisa bertumbuh secara berkesinambungan (Sustainable Performance). Pelaporan sustainability akan menjadi perhatian utama dalam pelaporan nonkeuangan, Pelaporan ini memuat empat kategori utama yaitu: business landscape, strategi, kompetensi, serta sumber daya dan kinerja (Falk, 2007).

Menurut Fauzan (2012), sustainability report didefinisikan sebagai laporan yang memuat tidak saja informasi kinerja keuangan tetapi juga informasi non keuangan yang terdiri dari informasi aktivitas sosial dan lingkungan yang memungkinkan perusahaan bisa bertumbuh secara berkesinambungan (sustainable performance). Sustainability report adalah laporan yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan atau organisasi tentang dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang disebabkan oleh aktivitas sehari-hari. (GRI-G4). Saat ini implementasi sustainability report di Indonesia didukung oleh aturan pemerintah seperti Undang- Undang Perseroan Terbatas (PT) nomor 40 tahun 2007.

Saat ini implementasi pelaporan berkelanjutan di Indonesia didukung oleh sejumlah aturan seperti UU No. 23/1997 tentang manajemen lingkungan dan aturan yang dikeluarkan Bursa Efek Indonesia mengenai prosedur dan persyaratan listing dan juga standar laporan keuangan (PSAK). Sustainability Reports perusahaan membutuhkan pedoman pelaporan berkelanjutan yang diterima secara nasional.

Untuk tujuan tersebut, dibutuhkan sebuah Badan Nasional yaitu NCSR (National Center for Sustainability Reporting). Pengguna utama dari Sustainability Report antara lain, masyarakat atau komunitas, investor, tanggung jawab sosial, bank, institusi pemerintah, dan manajemen dan karyawan.

2.2 Standar GRI

Global Reporting Initiative (GRI) adalah adalah sebuah organisasi yang bertujuan untuk mengembangkan keberlanjutan ekonomi, lingkungan, dan sosial.

GRI juga bertujuan untuk mendorong keberlanjutan korporasi dan pelaporan tata kelola, sosial dan lingkungan. GRI menghasilkan kerangka konseptual, prinsip, pedoman dan indikator-indikator yang diterima umum secara global untuk

(5)

mendorong organisasi supaya lebih transparan dan juga agar bisa digunakan untuk mengukur dan kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan organisasi (Global Reporting Initiative Guidelines, 2014: 3).

Visi dari GRI yaitu menciptakan masyarakat global berkelanjutan yang senantiasa mengedepankan kemanusiaan dan terus menjaga kelestarian sumber daya yang dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Sedangkan misi dari GRI yaitu berusaha dalam membuat keputusan-keputusan ekonomi, sosial dan politik yang memberikan manfaat bagi semua orang. Berdasarkan visi dan misi itu maka GRI menyajikan sebuah kerangka pelaporan keberlanjutan yang komprehensif untuk semua perusahaan dan organisasi yang banyak digunakan di seluruh dunia.

Lahirnya GRI di akhir abad 20 merupakan sebuah pencerahan yang dibutuhkan dalam dunia bisnis.

Pada tahun 2015, GRI membentuk Global Sustainability Standard Board (GRI GSSB) yang secara spesifik bertugas menangani pengembangan standar laporan keberlanjutan. Menjelang kuartal keempat tahun 2016, GRI GSSB mulai memperkenalkan GRI Standards yang kemudian diluncurkan di Indonesia pada tahun 2017. GRI Standards saat ini merupakan standar GRI yang berlaku di Indonesia (majalahcsr.id, 2019).

GRI Standards mengusung perubahan signifikan dalam hal struktur dokumen dan penggunaan bahasa. Pertama, GRI Standards menggunakan skema dokumen modular dengan total 36 modul. Dengan demikian, setiap modul dapat ditambah, dikurangi atau diubah kapan saja sesuai dengan dinamika aspek keberlanjutan. Selanjutnya, GRI Standards menempatkan pembahasan

“management approach” pada GRI 103 bersama-sama dengan pembahasan materiality dan boundary. Pada versi sebelumnya, management approach, disebut dengan DMA, dibahas khusus dan tersebar pada berbagai indikator. Lebih lengkapnya struktur standar dibagi menjadi empat seri yang dikelompokan menjadi dua standar terpisah: Standar universal yang memuat seri 100 dan Standar topik spesifik yang terdiri dari seri 200 yang membahas topik ekonomi, seri 300 yang membahas topik lingkungan, dan seri 400 yang membahas topik sosial.

2.3 Sustainable Development Goals

Pada tahun 2000-2015 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PPB) memiliki program pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) kemudian setelah berakhirnya program MDGs dilanjutkan dengan program Sustainable Development Goals (SDGs) yang sudah disahkan pada akhir September 2015. Program pembangunan SDGs ini ingin dicapai sampai tahun 2030 (Subandi, 2017).

Di pilihnya SDGs sebagai pengganti MDGs karena daya dukung alam terhadap kehidupan manusia semakin menurun sehingga perlu penyelamatan (Rahardian, 2016). Penurunan daya dukung alam itu seperti jumlah penduduk dunia yang terus meningkat, akibatnya akan meningkatkan penggunaan sumber daya alam untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Peningkatan pemanfaatan SDA ini yang dikuatirkan akan merusak lebih jauh lautan dan daratan sebagai sumber nutrisi manusia. Kebutuhan manusia akan bahan pangan, energi dan kebutuhan lainnya yang berasal dari hutan terus meningkat. Kehidupan penduduk lokal, terutama yang berada di sekitar pantai dan hutan, terancam oleh bahaya banjir

(6)

dan kekeringan. Karena itu, muncul kesadaran baru diantara negara-negara di dunia bahwa pola produksi dan konsumsi yang selama ini terjadi, dilihat dari sisi lingkungan, tidak berkelanjutan.

Indonesia salah satu negara yang ikut serta dalam mengimplementasikan program SDGs tersebut.Pemerintah akan segera meluncurkan perpres TPB/SDGs melalui integrasi 94 dari 169 target TPB/SDGs ke dalam RPJMN 2015-2019 dan penerbitan Peraturan Presiden No. 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian TPB/SDGs di Indonesia melalui Media Briefing yang dilaksanakan awal Agustus tahun 2017 ini. Dalam hal ini pemerintah membuktikan komitmen dan keseriusannya pada Tujuan SDGs(Kementrierian PPN/ Bappenas, 2017). Indonesia memiliki tujuh belas arah pembangunan yang mereka tetapkan dan terdapat empat tujuan utama SDGs ini (Brodjonegoro, 2017). Pertama, mengurangi tingkat kemiskinan. Kedua, menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan meningkatkan pertanian berkelanjutan. Ketiga meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan kerja yang produktif, menyeluruh dan layak untuk semua masyarakat. Keempat, membangun infratruktur yang tangguh, meningkatkan industri yang inklusif dan berkelanjutan serta mendorong investasi.

2.4 Teori Legitimasi

Legitimasi masyarakat merupakan faktor strategis bagi perusahaan dalam rangka mengembangkan perusahaan kedepan. Hal itu dapat dijadikan sebagai wahana untuk mengonstruksi strategi perusahaan, terutama terkait dengan upaya memposisikan diri ditengah lingkungan masyarakat yang semakin maju (Nor Hadi. 2011:87). Legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang

diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat. Dengan demikian, legitimasi merupakan manfaat atau sumber daya potensial bagi perusahaan untuk bertahan hidup (going concern) (O’Donovan, dalam Nor Hadi. 2011:87).

Gray et.al (1996) dalam Nor Hadi (2011:88) berpendapat bahwa legitimasi merupakan “…..a system-oriented view of organization and society ….permits us to focus on the role of information and disclosure in the relationship between organisations, the state, individuals and goup”. Definisi tersebut mengisyaratkan, bahwa legitimasi merupakan sistem pengelolaan perusahaan yang berorientasi pada keberpihakan terhadap masyarakat (society), pemerintah, individu, dan kelompok masyarakat. Untuk itu, sebagai suatu sistem yang mengedepankan keberpihakan kepada society, operasi perusahaan harus kongruen dengan harapan masyarakat.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang menitikberatkan pada telaah informasi dalam literatur teori yang berhubungan dengan tema besar peneltian. Selain itu, dilakukan pula telaah dokumen laporan keberlanjutan (sustainability report) secara menyeluruh mengenai pelaksanaan pelaporan sustainabilitas atau keberlanjutan perusahaan.

(7)

Penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif.

Penelitian ini menggunakan salah satu perusahaan pupuk yang bergerak dibawah naungan Pupuk Indonesia Holding Company yaitu PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT). Pemilihan perusahaan pupuk dikarenakan sektor perusahaan pupuk memiliki dampak lingkungan yang lebih kompleks dibandingkan sektor perusahaan lainnya.

Metode studi kasus dipilih peneliti untuk membantu peneliti membahas lebih dalam lagi mengenai suatu fenomena yang ada di perusahaan tersebut. Pada intinya, studi kasus dalam penelitian ini adalah menganalisis kinerja sustainabilitas dari pelaksanaan pelaporan sustanaibilitas atau keberlanjutan yang berkontribusi pada Sustainable Development Goals (SDGs) dalam laporan keberlanjutan perusahaan tahun 2015-2018 yang dilaksanakan oleh PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT).

3.2 Sumber Data

Data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Dalam sekunder diperoleh dari data yang dipublikasikan oleh perusahaan. Data tersebut berupa informasi mengenai pelaksanaan pelaporan sustainabilitas atau keberlanjutan perusahaan baik yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data yang diambil berasal dari laporan keberlanjutan (sustainability report) perusahaan yang bernaung di bawah Pupuk Indonesia Holding Company yaitu PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT). Data lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari teks lengkap, yang terdapat dalam buku, artikel, jurnal, dan data online dari internet.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Studi kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari buku-buku maupun tulisan-tulisan lain yang berkaitan dengan penelitian. Studi kepustakaan pada penelitian ini yakni penelusuran akan jurnal- jurnal yang terkait dengan akuntansi pertanggungjawaban sosial, kinerja sustainabilitas atau keberlanjutan perusahaan, Sustainable Development Goals atau (SDGs). Sedangkan studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan segala dokumen dari website perusahaan yang mempunyai relevansi terhadap kebutuhan penelitian yang nantinya akan dilakukan. Dokumen yang dikumpulkan dari studi dokumentasi ini berkaitan dengan perusahaan yang menjadi objek penelitian.

Dokumen tersebut adalah laporan keberlanjutan (sustainability report) tahun 2015- 2018.

(8)

3.4 Teknik Analisis Data

Dalam melaksanakan penelitian ini, metode yang digunakan dalam menganalisis data yaitu analisis konten. Analisis konten merupakan metode penelitian yang menggunakan seperangkat prosedur untuk membuat pendugaan (inference) atas suatu teks. Selanjutaya peneliti menggunakan model Miles dan Hurberman yang terdiri dari teknik reduksi data, penyajian data dan penegasan kesimpulan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Laporan Keberlanjutan PT Pupuk Kaltim Berdasar Standar GRI 2016

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan komitmen PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) untuk mempertanggungjawabkan dampak operasinya dalam dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan serta terus-menerus menjaga agar dampak tersebut menyumbang manfaat kepada masyarakat dan lingkungan hidupnya. PKT meyakini bahwa berharap semata-mata pada kesehatan financial tidak akan menjamin perusahaan bisa tumbuh secara berkelanjutan (sustainable).

Tabel 1 Hasil Analisis Pengungkapan pada Laporan Keberlanjutan PT Pupuk Kaltim Tahun 2015-2018

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019

Berdasarkan hasil tabel di atas, pelaporan kinerja keberlanjutan pada PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) yang tercermin dalam laporan keberlanjutan (sutainability report) periode 2015 sampai 2018 dengan menerapkan Standar GRI.

Pada Tahun 2015 kesesuaian penerapan laporan keberlanjutan secara keseluruhan berdasarkan Standar GRI pada tahun 2015 tergolong dalam 1% - 40% yaitu limited disclosure yang berarti dengan persentase 34,69%, PKT hanya menerapkan sebagian Standar GRI dalam laporannya. Sejalan dengan pengungkapan indicator dalam laporan keberlanjutan, PKT terus meningkatkan kesesuaian penerapan laporan keberlanjutannya. Hal ini tercermin dalam kesesuaian penerapan laporan keberlanjutan secara keseluruhan Tahun 2016 sampai 2018 yang tergolong dalam 41% - 75% alias partially applied yang berarti PKT mulai menerapkan sebagian Standar GRI dalam kinerja sustainabilitasnya.

Pelaksanaan pelaporan kinerja keberlanjutan yang dilakukan oleh PKT telah sesuai dengan Standar GRI dan selalu mengalami peningkatan dalam hal indikator yang diungkapkan setiap tahunnya. Berdasarkan tabel di atas, tercermin bahwa

(9)

perusahaan telah mengungkapkan standar universal yang memuat seri 100 tentang pengungkapan umum secara lengkap pada 2 tahun terakhir. Pada standar topik spesifik, peningkatan paling baik terliihat pada seri 200 tentang ekonomi. Hal ini dikarenakan kebijakan perusahaan yang pada tahun 2016 yang mulai melaporkan dampak ekonomi tidak langsung yang diberikan perusahaan terhadap masyarakat dalam laporan keberlanjutan. Selanjutnya pada 2 seri lainya, 300 tentang lingkungan dan 400 tentang sosial, juga terdapat peningkatan pada indikator yang diungkapkan secara keseluruhan namun tidak sebesar peningkatan yang terjadi di dalam seri 200 tentang ekonomi.

Berdasarjan hasil content analysis jika dilihat dari kesesuaian pelaksanaan pelaporan kinerja keberlanjutan, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) telah melakukan tanggung jawab sosialnya dengan baik, hal ini dikarenakan laporan keberlanjutan yang diterbitkan PKT telah sesuai dengan Standar GRI dan selalu mengalami peningkatan dalam hal indicator yang diungkapkan setiap tahunnya.

Peningkatan yang kontinyu ini menunjukan keseriusan PKT, baik dalam melakukan program maupun pengungkapan CSR untuk mendapatkan legitimasi dan nilai positif dari stakeholders.

4.2 Analisis Kinerja Sustainabilitas PT Pupuk Kaltim Yang Berkontribusi Terhadap Sustainable Development Goals

Setelah melakukan evaluasi kinerja sustainabilitas PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) setiap tahun yaitu dari tahun 2015-2018, maka tahap berikutnya adalah menganalisis keseluruhan kinerja sustainabilitas PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) yang berkontibusi pada SDGs dalam 4 tahun terakhir.

Tabel 2 Persentase Pengungkapan Keseluruhan Kinerja Sustainabilitas yang Berkontribusi pada SDGs PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Tahun 2015- 2018

No. Tujuan SDGs

Bobot Persentase

Maksimal (%)

Persentase Kontribusi PKT (%) 2015 2016 2017 2018 1 Menghapus

Kemiskinan 4,14 0,59 1.77 1.77 1.77

2 Mengakhiri Kelaparan 4,73 1,18 1,18 1,18 1,77 3 Kesehatan yang Baik

dan Kesejahteraan 7,70 2,96 2,96 3,55 5,32

4 Pendidikan dan

Pelatihan 5,92 2,96 2,96 2,96 3,55

5 Kesetaraan Gender 5,33 2,36 2,96 2,96 2,96

6 Akses Air Bersih dan

Sanitasi 4,73 2,36 2,96 2,96 2,96

7 Energi Bersih dan

Terjangkau 2,96 2,36 2,36 2,96 2,96

8 Pekerjaan Layak dan

Pertumbuhan Ekonomi 7,10 2,96 3,55 3,55 4,14

(10)

9 Infrastruktur, Industri,

dan Inovasi 4,73 0,59 0,59 0,59 0,59

10 Mengurangi

Ketimpangan di dalam dan antar Negara

5,92 1,77 1,77 1,77 1,77 11 Kota dan Komunitas

yang Berkelanjutan 5,92 1,77 2,36 2,36 2,36 12 Konsumsi dan

Produksi yang Bertanggung Jawab

6,50 1,77 1,77 2,36 2,36 13 Penanganan Perubahan

Iklim 2,96 0 0,59 0,59 0,59

14 Menjaga Ekosistem

Laut 5,92 1,77 1,77 2.96 4,14

15 Menjaga Ekosistem

Darat 7,10 2,96 2,96 2,96 2,96

16 Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Kuat

7,10 2,36 2,96 3,55 3,55 17 Kemitraan untuk

Mencapai Tujuan 11,24 2,36 2,36 2,36 2,36

TOTAL 100 33,08 37,83 41,39 46,11

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019

Berdasarkan hasil tabel di atas, kinerja sustainabilitas yang dilaporkan dalam laporan keberlanjutan PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) tahun 2015 telah berkontribusi sebesar 33,08% pada SDGs. Kontribusi tersebut mewakili 17 tujuan SDGs, namun belum mencapai keseluruhan target dalam tujuan SDGs yang berjumlah 169 target. Kontribusi tersebut terdapat pada keseluruhan pengungkapan laporan keberlanjutan, baik pengungkapan umum serta pengungkapan topik spesifik ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Pada tahun 2016, kontribusi PKT mengalami peningkatan 4,75% menjadi 37,83%. Peningkatan kontribusi tersebut terjadi karena PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) mengungkapkan dampak ekonomi tidak langsung dan menghadirkan program Creating Shared Value yang merupakan pengembangan dari konsep tanggung jawab sosial PKT dengan menghubungkan bisnis perusahaan dan kesejahteraan sosial masyarakat. Kedua hal tersebut adalah kontribusi PKT dalam mendukung tercapainya tujuan 1 (satu) SDGs yaitu menghapus kemiskinan. PKT juga menyatakan sikap terkait larangan pekerja anak yang mendukung tercapainya tujuan 5 (lima) SDGs tentang kesetaraan gender, tujuan 8 (delapan) SDGs tentang pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, serta tujuan 16 (enam belas) SDGs tentang perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang kuat, dalam hal ini terkait menegakkan larangan dan eliminasi bentuk terburuk dari tenaga kerja anak, khususnya anak perempuan. Selain itu, PKT menunjukan kepedulian terhadap lingkungan dengan mengungkapkan perlakuan perusahaan terkait penggunaan air dalam proses produksi yang mendukung terpenuhinnya tujuan 6 (enam) SDGs tentang akses air bersih dan sanitasi. PKT juga menunjukan kepeduliannya kepada masyarakat yang mendukung tercapainya tujuan 11 (sebelas) SDGs tentang kota

(11)

dan komunitas serta tujuan 13 (tiga belas) SDGs tentang penanganan perubahan iklim, hal ini dapat dilihat dari bantuan yang disalurkan PKT lewat program bina lingkungan berupa bantuan finansial untuk korban bencana alam dan peningkatan sarana prasarana umum.

Pada tahun 2017 berdasarkan hasil evaluasi kinerja sustainabilitas, mengalami peningkatan 3,56% dari tahun 2016 menjadi 41,39%. Peningkatan pemenuhan target SDGs ini dicapai perusahaan melalui program Creating Shared Value (CSV). Melalui program ini perusahaan menciptakan nilai-nilai ekonomi dengan membuka akses pasar untuk memenuhi kebutuhan terhadap ikan kerapu dan lobster di Tanjung Limau, serta harga kompetitif bagi nelayan. Di bidang lingkungan, Perusahaan melihat penciptaan nilai-nilai seperti penggunaan pakan ikan yang ramah lingkungan, tidak ada penggunaan bom yang merusak terumbu karang untuk mendapatkan ikan, penerapan energi baru terbarukan untuk penerangan di KJA, serta penggunaan toilet biofil yang tidak mencemari lingkungan. Melalui program CSV tersebut perusahaan telah berkontribusi terhadap tercapainya tujuan 7 (tujuh) SDGs tentang energi bersih dan terjangkau serta tujuan 14 (empat belas) SDGs tentang menjaga ekosistem laut. Pada tahun ini perusahaan juga secara substansial mengurangi produksi limbah melalui tindakan daur ulang dan pemanfaatan kembali. PKT menyatakan 100% limbah B3 yang dihasilkan dimanfaatkan oleh pihak ketiga menjadi produk lain yang lebih bermanfaat. Hal ini mendukung tercapainya tujuan 12 (dua belas) SDGs tentang konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab. Selain itu, perusahaan juga berkontribusi dalam tercapainya tujuan 3 (tiga) SDGs tentang kesehatan yang baik dan kesejahteraan dengan penyaluran bantuan finansial melalui Pupuk Kaltim Peduli Kesehatan.

Pada tahun 2018 berdasarkan hasil evaluasi kinerja sustainabilitas, mengalami peningkatan 4,72% dari tahun 2017 menjadi 46,11%. Peningkatan pemenuhan target SDGs dicapai PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) karena tambahan informasi yang disediakan mengenai program CSR unggulan di dalam laporan keberlanjutan. PKT melalui Inkubator Bisnis Permata Bunda membantu serta mempersiapkan keterampilan dan kecakapan penyandang Disablitias atau dalam hal ini Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) secara matang sehingga dapat mandiri dimasa mendatang. Inkubator Bisnis Permata Bunda berfokus pada program yang dinamakan Sustainable Entrepreneurship Program for Disability atau Program Kewirausahaan Berkelanjutan bagi Penyandang Disabilitas. Hal ini mendukung tercapainya tujuan 4 (empat) SDGs tentang pendidikan bermutu.

Selanjutnya, PKT ikut berkontribusi dalam mewujudkan misi Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang yang berfokus pada pengembangan kemaritiman. Dalam melaksanakan program pemberdayaan masyarakat pesisir PKT menyelaraskan dengan Misi Pemkot Bontang tersebut melalui program Creating Shared Value (CSV) yang dapat memberi manfaat pada masyarakat, pemerintah dan perusahaan.

Salah satu tujuan dari program ini adalah terciptanya perekonomian baru di sektor pariwisata berbasis kemaritiman dan eco wisata yang mendukung tercapainya tujuan 8 (delapan) SDGs tentang pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, PKT juga memberi perhatian khusus terhadap konservasi terumbu karang buatan di laporan keberlanjutannya. Kegiatan konservasi ini melibatkan nelayan-nelayan di sekitar perusahaan. Selain itu, PKT juga mendorong nelayan di

(12)

Kota Bontang dengan melibatkan Dinas terkait dalam pembuatan kesepakatan bersama untuk menjaga kelestarian ekosistem laut. Hal tersebut mendukung tercapainya tujuan 14 (empat belas) SDGs tentang menjaga ekosistem laut.

Secara keseluruhan, hasil analisis menunjukan bahwa PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) sejak 2016, PKT telah berkontribusi terhadap seluruh 17 tujuan SDGs. Kendati demikian, terdapat anomali dalam kontribusi perusahaan terhadap SDGs. Sebagai produsen urea terbesar di Indonesia, kontribusi PKT pada tujuan 2 (dua) SDGs tentang mengakhiri kelaparan bukanalah yang terbesar. Hal ini dikarenakan sifat awal dari tujuan 2 (dua) SDGs yang tidak hanya bertujuan untuk secara nasional mencapai ketahanan pangan, namun juga mencapai nutrisi yang lebih baik pada masyarakat dan mendukung pertanian berkelanjutan. PKT belum memiliki program CSR yang berhubungan langsung dengan kedua hal tersebut karena faktor lokasi perusahaan. PKT berlokasi di kota Bontang yang tidak terkenal dengan industri agraria melainkan lebih condong ke industri perikanan. Hal tersebut mendorong terciptanya program CSR yang lebih berfokus pada sektor kelautan.

Terjaganya ekosistem laut selain menjamin baiknya kelangsungan ekosistem laut, juga membantu masyarakat kota Bontang terutama yang berprofesi sebagai nelayan. Program lain yang menjadi unggulan dalam CSR perusahaan adalah program bina lingkungan. Sebagai Badan Usaha Milik Negara, PKT memiliki kewajiban untuk melaksanakan program kemitraan dan bina lingkungan. Lewat Pupuk Kaltim Peduli Kesehatan dalam program bina lingkungan, perusahaan menunjukan kontribusi yang besar terhadap kesehatan masyarakat di sekitar perusahaan beroperasi. Hal ini didukung hasil penelitian yang menunjukan selama 2015 sampai dengan 2018, kontribusi terbesar PKT terhadap tercapainya SDGs terletak pada tujuan 3 (tiga) tentang kesejahteraan yang baik dan kesejahteraan serta tujuan 14 (empat belas) tentang menjaga ekosistem laut.

Dapat disimpulkan bahwa kinerja sustainabilitas PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) yang tercermin dalam laporan keberlanjutan telah berkontribusi pada SDGs dan meningkat setiap tahunnya. Hal ini disebabkan PKT terus berupaya setiap tahunnya untuk meningkatkan kinerja melalui program-program yang telah dilaksanakan dalam 4 tahun terakhir. Hal ini menunjukan komitmen PKT dalam mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan dalam ekonomi, sosial dan ekonomi.

Hasil penelitian juga menunjukan bahwa total skor pengungkapan pada laporan keberlanjutan PT Pupuk Kalimantan Timur berbanding lurus dengan prosentase kinerja sustainabilitas yang berkontribusi terhadap SDGs. Hal ini dapat menjadi motivasi bagi perusahaan untuk terus membuat program-program CSR yang lebih strategis secara ekonomi dan nilai sosial guna mendapatkan legitimasi dan nilai positif dari stakeholders. PKT juga dapat menggunakan tujuan dan target SDGs sebagai pondasi program-program CSR di masa yang akan datang karena SDGs dirancang secara partisipatif dengan melibatkan seluruh aktor pembangunan.

(13)

5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan

1. Pelaksanaan pelaporan kinerja keberlanjutan yang dilakukan oleh PKT telah sesuai dengan Standar GRI 2016 dan selalu mengalami peningkatan dalam hal indikator yang diungkapkan setiap tahunnya. Pada Tahun 2015 kesesuaian penerapan laporan keberlanjutan perusahaan telah menerapkan dengan terbatas Standar GRI dalam laporannya. Sejalan dengan pengungkapan indikator dalam laporan keberlanjutan, PKT terus meningkatkan kesesuaian penerapan laporan keberlanjutannya. Hal ini tercermin dalam kesesuaian penerapan laporan keberlanjutan tahun 2016 sampai 2018 bahwa perusahaan telah menerapkan sebagian Standar GRI dalam kinerja sustainabilitasnya. Hasil analisis menunjukan peningkatan pengungkapan yang paling baik secara kuantitas dan kualitas pada indikator standar universal seri 100 dan standar topik spesifik seri 200 tentang ekonomi. Peningkatan yang kontinyu ini menunjukan keseriusan PKT, baik dalam melakukan program maupun pengungkapan CSR untuk mendapatkan legitimasi dan nilai positif dari stakeholders. Hal yang perlu ditingkatkan adalah penambahan indikator yang belum diungkapkan pada periode pelaporan terakhir tahun 2018 untuk diungkapkan pada periode selanjutnya dan beberapa indikator yang kurang lengkap penjelasannya.

2. Berdasarkan hasil evaluasi kinerja sustainabilitas PT Pupuk Kalimantan Timur yang berkontribusi pada SDGs dalam 4 (empat) tahun terakhir yaitu 2015 sampai dengan 2018 menunjukkan bahwa PT Pupuk Kalimantan Timur telah berkontribusi pada seluruh tujuan SDGs. Kendati demikian kontribusi terbesar perusahaan terhadap SDGs bukanlah pada tujuan 2 (dua) tentang mengakhiri kelaparan melainkan pada tujuan 3 (tiga) tentang kesehatan yang baik dan kesejahteraan serta tujuan 14 (empat belas) tentang menjaga ekosistem laut. Dapat disimpulkan bahwa kinerja sustainabilitas PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) yang tercermin dalam laporan keberlanjutan telah berkontribusi pada SDGs dan meningkat setiap tahunnya. Hal ini disebabkan PKT terus berupaya setiap tahunnya untuk meningkatkan kinerja melalui program-program yang telah dilaksanakan dalam 4 tahun terakhir. Hal ini menunjukan komitmen PKT dalam mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan dalam ekonomi, sosial dan ekonomi dan juga dapat menjadi motivasi bagi perusahaan untuk terus membuat program-program CSR yang lebih strategis secara ekonomi dan nilai sosial guna mendapatkan legitimasi dan nilai positif dari stakeholders.

3. Kontribusi PT Pupuk Kalimantan Timur pada SDGs berdasarkan analisis menunjukkan bahwa peningkatan tahun 2015 ke tahun 2016 meningkat sebesar 4,75%. Sedangkan kontribusi PT Pupuk Kalimantan Timur pada SDGS tahun 2016 ke tahun 2017 meningkat sebesar 3,56%. Selanjutnya pada tahun 2017 ke tahun 2018 meningkat sebesar 4.72%. Peningkatan kontribusi tersebut didukung dari program-program PT Pupuk Kalimantan Timur seperti program CSV (Creating Shared Value) dan PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan). Namun, persentase kontribusi tersebut

(14)

hanya mencakup ruang lingkup perusahaan PT Pupuk Kalimantan Timur belum mencakup pembangunan berkelanjutan secara nasional.

5.2 Keterbatasan

Penelitian ini memiliki keterbatasan subjektivitas dalam penilaian indeks pengungkapan yang berkontribusi terhadap SDGs. Hal ini dikarenakan tidak adanya ketentuan baku yang dapat dijadikan acuan sehingga penilaian indeks untuk indikator dalam kategori yang sama dapat berbeda untuk setiap peneliti.

5.3 Saran

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Melalui penelitian ini peneliti selanjutnya, dapat meneruskan penelitian atau melakukan penelitian sejenis dengan memperbaiki keterbatasan masalah, sehingga hasil yang didapat lebih sempurna dan komprehensif. Untuk mengurangi subjektifitas disarankan untuk melakukan peer review oleh beberapa orang peneliti saat melakukan penilaian terhadap pengungkapan yang berkontribusi terhadap SDGs Peneliti selanjutnya juga dapat menganalisis tidak hanya bersumber pada laporan keberlanjutan perusahaan saja melainkan wawancara, observasi atau sumber berita dan sebagainya, sehingga dapat diperbandingkan antara pengungkapan melalui laporan dan penerapan di lapangan.

2. Bagi Perusahaan

PT Pupuk Kalimantan Timur sebaiknya lebih meningkatkan penerapan Standar GRI 2016 secara keseluruhan serta menjelaskan pendekatan manajamen setiap aspek material. Perusahaan juga perlu meningkatkan pengungkapan topik spesifik secara keseluruhan terutama lingkungan dan sosial didukung dengan data-data yang lengkap. Terakhir, PT Pupuk Kalimantan Timur dapat meningkatkan kontribusi SDGs dalam kinerja sustainabilitas atau keberlanjutan melalui meningkatkan program-program yang membawa dampak positif yang mendukung keberlangsungan SDGs sehingga seimbang dalam ekonomi, sosial, dan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Zaenuddin. (2007). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Praktek Pengungkapan Sosial Dan Lingkungan Pada Perusahaan Manufaktur Go Publik. Tesis. Universitas Diponegoro

Adhima, Mochammad Fauzan. 2012. Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Profitabilitas Perusahaan, (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia). Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Semarang, 2012.

Alhaddi, Hanan. 2015. Triple Bottom Line and Sustainability: A Literature Review.

Business and Management Studies Vol.1 no.2

Ali, S.; Hussain, T.; Zhang, G.; Nurunnabi, M.; Li, B. The Implementation of Sustainable Development Goals in “BRICS” Countries. Sustainability 2018, 10, 2513.

(15)

Apriliyani, Weni, and Novita Novita. 2019. “IMPLEMENTATION OF CSR PROGRAMS TOWARD ACHIEVEMENT OF THE SDGs TARGET”.

ACCRUALS (Accounting Research Journal of Sutaatmadja) 3 (1), 13-31.

Aryani, D. (2017). Opini Publik Terhadap PT Pupuk Kalimantan Timur Di Wilayah Buffer Zone Pada Medio Tahun 2017. Program Studi Ilmu Komunikasi., Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

Creswell, John W. 2015. Penelitian Kualitatif & Desain Riset diterjemahkan oleh Ahmad Lintang Lazuardi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Daub, C.-H. (2007): Assessing the quality of sustainability reporting: an alternative methodological approach. Journal of Cleaner Production 15: 75-85.

Djajadikerta, H. G., & Trireksani, T. (2012). Corporate social and environmental disclosure by Indonesian listed companies on their corporate web sites.

Journal of Applied Accounting Research, 13(1), 21–36.

Denzin, Norman K. & Yvanna S. Lincoln. 1994. Intoduction: Entering the Field Qualitative Research dalam Handbook of Qualitatif Research diedit oleh Norman K. Denzin dan Y.S. Lincoln. London: Sage Publication.

Elkington. (1997). Cannibals with forks: the triple bottom line of 21st century business. Capstone: Oxford.

Falk. 2007. Sustainability Reporting and Business Value. European CEO

Fernandez, MG. Noviarizal. (2017). “INFID Kritik Impelementasi SDGs Indonesia”. Finansial. https://finansial.bisnis.com (diakses pada 29 Desember 2019)

Hadi, Nor. 2011. Corporate Social Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu

Idah. 2013. Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan dalam Pengungkapan Sustainability Report. Accounting Analysis Journal, ISSN 2252-6765.

Indriantoro, Nurdan Bambang Supomo. 2012. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE

Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Kasbi Ridho, T., Vinichenko, M., & Makushkin, S. (2018). Participation of companies in emerging markets to the Sustainable Development Goals (SDGs). In 34th International Scientific Conference on Economic and Social Development --XVIII International Social Congress (ISC_2018) (pp741-752). Moscow.

Kementrian PPN/Bappenas. Komitmen Serius Indonesia Dalam Melaksanakan Sustainable Development Goals 2015-2030. bappenas.go.id (diakses pada 18 September 2019)

Pemerintah Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. Lembaran RI Tahun 2003 No. 19. Jakarta:

Sekretariat Negara.

Pemerintah Indonesia. 2007. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Lembaran RI Tahun 2007 No. 40. Jakarta: Sekretariat Negara.

(16)

Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Rahardian, A.H. 2016. Strategi Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal. Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI

Semerdanta Pusaka. Peluncuran GRI Standards 2018: Membaca Arah Akuntabilitas Masa Depan. https://majalahcsr.id (diakses pada 25 Juli 2019)

Sukoharsono, Eko Ganis. 2006. Alternatif Riset Kualitatif Sains Akuntansi:

Biografi, Phenomenologi, Grounded Theory, Critical Ethnografi dan Case Study. Universitas Brawijaya

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

PT Alfabet.

Wahyuningsih. 2017. Millenium Development Goals dan Sustainable Development Goals Dalam Kesejahteraan Sosial. Bisma Vol. 11 no.3, 390-399.

Referensi

Dokumen terkait

Lai, City University of Hong Kong Kim Teng Lua, National University of Singapore Hyuk-Cheol Kwon, Pusan National University Chungmin Lee, Seoul National University Ik-Hwan Lee, Yonsei