• Tidak ada hasil yang ditemukan

Admininstrasi Negara - Dr. Abdul Kadir, SH, M.Si

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Admininstrasi Negara - Dr. Abdul Kadir, SH, M.Si"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Pengertian Hukum

Admininstrasi Negara Dan Sumber Hukum Administrasi

Negara

Oleh

Mhd. Ansor Lubis, SH.,MH

Dosen Fakultas Hukum Universitas Medan Area

(2)

Pengertian Hukum Administrasi Negara

Pertanyaan yang muncul ?

1. Apakah itu Hukum Pemerintahan (betuurrecht) ?

2. Apakah untuk pemerintah ataukah hukum dari pemerintah ?

3. Apakah hukum diletakkan (Untuk Mengatur) pemerintah ataukah hukum yang diletakkan oleh pemerintah ?

Hukum Administrasi Negara adalah hukum yang mengatur Tindakan pemerintah dan mengatur hubungan antara pemrintah dengan warga negara atau hubungan antar antah hukum pemerintahan. Pendekatan pemerintahan dapat disamakan dengan kekuasaan eksekutif (organ) dan fungsi pemerintahan yang bukan organ dan fungsi pembuat undang-undang dan peradilan

(3)

HAN menurut para ahli

JHP Bellafroid menyatakan bahwa Hukum Tata Usaha Negara/Hukum Tata Pemerintahan adalah keseluruhan aturan-aturan tentang cara bagaimana alat-alat perlengkapan pemerintahan dan badan-badan kenegaraan serta majelis-majelis pengadilan khusus yang diserahi pengadilan tata usaha negara hendaknya memenuhi tugasnya.

Oppenheim mengemukakan bahwa Hukum Administrasi Negara adalah suatu gabungan ketentuan-ketentuan yang mengikat badan-badan yang tinggi maupun rendah apabila badan-badan itu menggunakan wewenang yang telah diberikan kepadanya oleh HukumTata Negara. Hukum Administrai Negara menggambarkan negara dalam keadaan bergerak.

De La Bascecour Caan menyatakan bahwa Hukum Administrasi Negara adalah himpunan peraturan-peraturan tertentu yang menjadi sebab maka negara berfungsi (bereaksi).

Dengan demikian peraturan-peraturan itu mengatur hubungan-hubungan antara warga negara dengan pemerintahannya.

(4)

Defenisi Hukum Administrasi Negara terkandung dalam dua aspek yaitu:

Pertama, aturan-aturan hukum yang mengatur dengan cara bagaimana alat-alat perlengkapan negara melakukan tugasnya;

Kedua, aturan-aturan hukum yang mengatur

hubungan hukum atara alat perlengkapan

administrasi negara atau pemerintah dengan para

warga negaranya.

(5)

Hukum Administrasi Negara Mencakup Tentang :

Pertama, Sarana-sarana (instrument) bagi peguasa untuk mengatur, menyeimbangkan, dan mengendlikan beberapa kepentingan masyrakat;

Kedua, Mengatur cara-cara partisipasi warga masyarakat dalam proses penyusunan dan pengendalian dan termasuk proses penentuan kebijakan;

Ketiga, Perlindungan hukum bagi masyarakat

Keempat, Menyusun dasar-daar bagi pelaksanaan pemerintahan yang baik

(6)

Hubungan HAN dengan HTN

dua golongan pendapat mengenai hubungan HAN dengan HTN.

1. Golongan pertama, menyatakan ada perbedaan yuridis prinsipiil antara HAN dengan HTN.Para ahli yang berpendapat bahwa ada perbedaan yuridis prinsipiil antara HAN dan HTN adalah Oppenheim, Van Vollenhoven dan Logeman.

2. Golongan kedua menyatakan tidak ada perbedaan yuridis prinsipiil antara HAN dengan HTN. pendapat kedua yang menyatakan tidak ada perbedaan yuridis prinsipiil antara HAN dan HTN diikuti oleh Kranenburg, Prins, dan Prajudi Atmosudirdjo.

(7)

Hubungan…

Oppenheim, menyatakan bahwa yang dipersoalkan HTN adalah negara dalam keadaan berhenti sedangkan HAN adalah peraturan-peraturan hukum mengenai negara dalam keadaan bergerak.

HTN merupakan kumpulan peraturan-peraturan hukum yang membentuk alat-alat perlengkapan negara dan memberikan kepadanya wewenang yang membagi-bagikan tugas pekerjaan dari pemerintah modern antara beberapa alat perlengkapan negara di tingkat tinggi dan tingkat rendah.

HAN adalah sekumpulan peraturan-peraturan hukum yang mengikat alat- alat perlengkapan yang tinggi maupun yang rendah dalam menggunakan wewenangnya yang telah diberikan/ditetapkan dalam HTN.

(8)

Hubungan…

Van Vollenhoven menyatakan bahwa yang termasuk di dalam HAN, adalah semua peraturan hukum nasional sesudah dikurang HTN materiil, hukum perdata materiil dan hukum pidana materiil. Hubungan antara HTN dengan HAN, yaitu bahwa badan-badan kenegaraan memperoleh wewenang dari HTN dan badan-badan kenegaraan itu menggunakan wewenangnya harus berdasarkan atau sesuai dengan HAN.

Logeman mengemukakan bahwa HTN merupakan suatu pelajaran tentang kompetensi,

sedangkan HAN/HTP merupakan suatu pelajaran tentang perhubungan-perhubungan hukum istimewa. Menurutnya HTN mempelajari :

a. Jabatan-jabatan apa yang ada dalam susunan suatu negara;

b. Siapa yang mengadakan jabatan tersebut;

(9)

Hubungan…

c. Dengan cara bagaimana jabatan-jabatan itu ditempati oleh pejabat;

d. Fungsi/lapangan kerja dari jabatan-jabatan itu;

e. Kekuasaan hukum dari jabatan-jabatan itu;

f. Hubungan antara masing-masing jabatan;

g. Dalam batas-batas manakah organ-organ kenegaraan dapat melakukan tugasnya.

Sedangkan yang dipelajari dalam HAN/HTP yaitu sifat, bentuk dan akibat hukum yang timbul karena perbuatan hukum istimewa yang dilakukan oleh para pejabat dalam menjalankan tugasnya.

(10)

Hubungan…

Kranenburg, Prins dan Prajudi Atmosudirdjo menyatakan bahwa antara HAN

dengan HTN tidak ada perbedaan yuridis prinsipiil, perbedaan yang ada hanya pada titik berat/fokus pembahasan.

HTN fokusnya adalah hukum rangka dasar dari negara sebagai keseluruhan,

HAN fokusnya merupakan bagian khusus dari HTN.

Kranenburg menyatakan bahwa kalau di dalam praktek ada perbedaan, hanya karena untuk mencapai kemanfaatan dalam penyelidikan. Menurutnya yang digolongkan dalam HTN adalah peraturan-peraturan yang mengatur struktur umum dari suatu pemerintahan negara, misalnya UUD dan UU organic (UU yang mengatur daerah-daerah otonom), HAN berisi UU dan peraturanperaturan khusus misalnya : hukum kepegawaian.

(11)

Hubungan…

Prins mengemukakan bahwa :

HTN mempelajari hal-hal yang fundamental yang merupakan dasar-dasar dari negara dan langsung menyangkut tiap-tiap warga negara, sedangkan HAN menitikberatkan pada hal-hal yang teknis saja, yang hanya penting bagi para spesialis.

Disendirikannya HAN dari HTN tidak karena adanya perbedaan tugas antara HTN dan HAN, akan tetapi karena sudah sedemikian berkembangnya HAN, sehingga

memerlukan perhatian tersendiri bukan sebagai tambahan/sampiran HTN saja.

(12)

Hubungan…

Prajudi Atmosudirdjo menyatakan bahwa perbedaan HTN dan HAN hanya

terletak pada titik berat dalam pembahasan. Di dalam mempelajari HTN fokus perhatian ada pada konstitusi negara sebagai keseluruhan,

sedangkan di dalam HAN fokus atau titik berat perhatian kita secara khas kepada administrasi negara.

Hubungan antara HAN dengan HTN mirip dengan hubungan antara Hukum

Dagang dengan Hukum Perdata, di mana Hukum Dagang merupakan spesialisasi dari Hukum Perikatan di dalam Hukum Perdata. HAN merupakan spesialisasi

belaka pada salah satu bagian dari HTN, sehingga asas-asas dan kaidah-kaidah dari HTN yang bersangkutan dengan administrasi negara berlaku pula bagi HAN.

(13)

Subyek HAN

• Dapat dikatakan bahwa subyek hukum dalam lapangan HAN adalah : 1. Pegawai Negri;

2. Jabatan-jabatan;

3. Jawatan publik, dinas-dinas public, badan usaha milik negara/daerah;

4. Daerah swapraja dan daerah swatantra (daerah kabupaten/kota dan propinsi);

5. Negara

(14)

SUMBER HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Menurut Sudikno Mertokusumo, bahwa “hakekat sumber hukum yakni tempat dimana kita menemukan atau menggali hukumnya, atau tempat dimana ditemukan hukum, yakni hukum yang mempunyai kekuatan mengatur dan memiliki sifat memaksa dan ditaati.”

• Sumber Hukum = sesuatu yang menimbulkan hukum / sumber terjadinya hukum (menurut zevenvergen)

(15)

• Menurut TAP MPR NO.III/MPR/2000 tentang sumber Hukum dan Perundang-undangan menyebutkan bahwa sumber hukum adalah sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan peraturan perundang- undangan. Dengan demikian, sumber hukum adalah tempat dimana terdapat suatu aturan yang dapat digunakan sebagai dasar hukum, dan memiliki kekuatan yang bersifat mengikat untuk dipatuhi.

(16)

• Algra, membagi sumber Hukum menjadi : 1. Sumber Hukum Materiil;

2. Sumber Hukum Formil

Sedangkan L.J.Van Apeldorn, membedakan 4 macam sumber hukum;

3. Sumber Hukum dalam arti historis;

4. Sumber Hukum dalam arti filosofis;

5. Sumber Hukum dalam arti sosiologis;

6. Sumber Hukum dalam arti formil

(17)

• Secara Umum, sumber Hukum dibedakan menjadi : 1. Sumber Hukum Materiil;

adalah sumber hukum yang menentukan isi aturan hukum itu, dan untuk menentukan isi hukum itu dipengaruhi oleh banyak factor yaitu :

a. Faktor Sejarah, yaitu undang-undang/ peraturan-peraturan masa lalu yang dianggap baik dapat dijadikan bahan untuk membuat undang-undang dan dapat diberlakukan sebagai hukum positif.

(18)

b. Faktor Soiologis

Yaitu seluruh masyarakat dan lembaga-lembaga yang ada didalam masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang terjadi didalam masyarakat dapat dijadikan bahan untuk membuat hukum dengan kata lain sesuai dengan perasaan hukum masyarakat misalnya keadaan dan pandangan masyarakat dalam social, ekonomi, budaya, agama dan psikologis.

c. Fakotor Filosofis.

Yaitu ukuran untuk menentukan aturan itu bersifat adil atau tidak dan sejauhmana aturan itu ditaati oleh warga masyarakat atau mengapa masyarakat mentaati aturan itu.

(19)

2. Sumber Hukum Formil

Yaitu kaidah hukum dilihat dari segi bentuk, dengan diberi suatu bentuk melalui suatu proses tertentu, maka kaidah itu akan berlaku umum dan mengikat seluruh warga masyarakat dan ditaati oleh warga masyarakat.

Sumber hukum formil Hukum Administrasi Negara adalah : a. Undang-undang

b. Kebiasaan/Praktek hukum ddministrasi Negara c. Yurispudensi

d. Doktrin/pendapat para ahli

(20)

1. UNDANG-UNDANG

• Aturan-aturan Hukum Administrasi Negara yang diatur dalam Undang-undang Dasar, dilaksanakan lebih lanjut oleh undang- undang. Seluruh peraturan-peraturan organic merupakan Sumber Hukum Administrasi Negara.

• Jika kita lihat mengenai hierarki peraturan perundang-undangan di Indonesia yang menjadi sumber hukum administrasi negara Indonesia dapat dilihat dalam beberapa peraturan perundang- undangan mengenai hierarki dan susunan pembentukan peraturan perundang-undangan

(21)

 Undang-undang yang dimaksudkan sebagai sumber hukum formil HAN adalah Undang-undang dalam arti materiil atau UU dalam arti yang luas: UUD’45, TAP MPR, Perpu, UU, Peraturan Pemerintah, Perpres, Kepres, Perda.

Adapun yang dimaksudkan dengan UU dalam arti sempit atau UU dalam arti fomil adalah setiap keputusan pemerintah yang merupakan UU disebabkan oleh cara terjadinya, jadi dilihat dari segi bentuk. Di Indonesia yang dimaksudkan dengan UU dalam arti formil adalah semua keputusan pemerintah yang ditetapkan oleh presiden dengan persetujuan wakil-wakil rakyat

(22)

• Menurut TAP MPRS NO.XX/MPRS/1966, yang dimaksud sumber hukum formil yakni:

1. UUD 1945;

2. Ketetapan MPR;

3. Undang-Undang/Perpu;

4. Peraturan Pemerintah;

5. Keputusan Presiden;

6. Peraturan Menteri;

7. Peraturan Daerah

(23)

• Menurut TAP MPR NO.III/MPR/2000,tentang sumber hukum dan tata urutan peraturan perundang-undangan, terdiri dari:

• Sumber Hukum tertulis dan Sumber Hukum tidak tertulis.

• Sumber Hukum tidak tertulis adalah sumber hukum yang dapat mempengaruhi dalam pembentukan sumber hukum tertulis, seperti pandangan hidup bangsa, sejarah bangsa, nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat/adat isitiadat yang semua diterminant dalam pembentukan hukum tertulis

(24)

• Sumber Hukum Tertulis / Formil menurut TAP MPR NO.III/MPR/2000, Yakni:

1. UUD 1945 2. TAP MPR 3. UU

4. PERPU

5. PERATURAN PEMERINTAH 6. KEPUTUSAN PRESIDEN

7. PERATURAN DAERAH

(25)

• Menurut UU NO. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan peraturan perundang-undangan, terdiri dari:

1. UUD 1945 2. UU/PERPU

3. Peraturan Pemerintah 4. Peraturan Presiden

5. Peraturan Daerah

(26)

• Menurut Pasa 7 UU NO.12 Tahun 2011, Hiearki peraturan perundang-undangan, yakni:

1. UUD 1945 2. TAP MPR 3. UU/PERPU

4. PERATURAN PEMERINTAH 5. PERATURAN PRESIDEN

6. PERATURAN DAERAH PROVINSI

7. PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

(27)

STAAT FUNDAMENTAL NORM NORMA DASAR

PENGATURAN KETETAPAN

(28)

KETETAPAN MPR

Dibentuk dan dibuat oleh MPR

Pertama sekali keluar tahun 1960, yakni ketetapan MPR Sementara RI No. 1/MPRS/1960 tentang Manifesto Politik Republik Indonesia sebagai Garis-Garis Besar dari Haluan Negara.

Ketetapan MPR adalah putusan Majelis yang memiliki kekuatan hukum mengikat keluar MPR dan kedalam MPR

Keputusan MPR, adalah Putusan Majelis yang memiliki kekuatan hukum mengikat kedalam saja.

(29)

Beberapa contoh Ketetapan MPR yang isi nya mengatur dan ada isi nya yang merupakan keputusan (beschikking) yakni:

1. Ketetapan MPR No. IV/MPR/1988 tentang pertanggungjawaban Presiden RI, Soeharto selaku Mandataris MPR ;

2. Ketetapan MPR No. V/MPR/1988 Tentang Pengangkatan Presiden RI;

3. Ketetapan MPR No. VI/MPR/1988 Tentang Pelimpahan tugas dan wewenang Presiden/Mandataris MPR Dalam rangka penyuksesan dan pengawasan pembangunan nasional;

4. Ketetapan MPR RI No. VII/MPR/1988 Tentang Pengangkatan Wakil Presiden RI

(30)

PERATURAN PEMERINTAH

Peraturan pemerintah merupakan implementasi dari pada Undang-Undang.

Peraturan Pemerintah sebagai sumber Hukum Administrasi Negara, sepanjang mengatur dan bersangkut-paut dengan tugas dan wewenang pemerintah, hubungan tata kerja lembaga, pembinaan profesi, tugas- tugas bantuan, dan pengaturan tentang teknis pemerintahan.

Misalnya: PP Republik Indonesia Nomor 59 tahun 2013 Tentang Pengamanan presiden dan wakil presiden, mantan presiden dan mantan wakil presiden beserta keluarganya serta tamu negara setingkat kepala negara / kepala pemerintahan

PP RI Nomor 58 tahun 2013 Tentang Bentuk dan mekanisme pendanaan perguruan tinggi negeri badan hukum

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai ujung tombak pembangunan masyarakat, desa sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang selanjutnya disebut UU Pemda

Indonesia sesuai peraturan yang sah sejak tahun 1945 UUD pra amandemen telah mensahkan sebagai negara hukum dan ditegaskan dalam Undang- Undang Dasar Republik Indonesia 1945 selanjutnya