PENDAHULUAN
Latar Belakang
Melihat beberapa celah hukum yang ada, maka perlu dilakukan kajian mendalam terhadap pengelolaan zakat di Indonesia. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan penelitian melalui tesis yang berjudul “Penguatan Hukum Pengelolaan Zakat di Indonesia”.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
-Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat yang disahkan dan diundangkan pada tanggal 25 November 2011 di Jakarta. Dua belas tahun kemudian, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tidak diubah menjadi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat yang disahkan dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 25 November 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011, Tambahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat merupakan payung hukum pengelolaan zakat di Indonesia.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat sayangnya masih memiliki beberapa kekurangan yang merugikan pengelolaan zakat nasional, yaitu: pertama, tidak memberikan sanksi bagi muzaki yang tidak menunaikan zakat. Tidak adanya sanksi bagi muzaki yang tidak membayar zakat membuat sulitnya penegakan hukum pengelolaan zakat. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat hendaknya diubah untuk memperkuat pengelolaan zakat nasional dan meningkatkan efektivitas Undang-undang itu sendiri.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat yang telah disahkan dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 25 November 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 115).
Metode Penelitian
- Tipe Penelitian
- Pendekatan Masalah
- Bahan Hukum
- Bahan Hukum Primer
- Bahan Hukum Sekunder
- Bahan Non Hukum
- Analisa Bahan Hukum
TINJAUAN PUSTAKA
Zakat
- Pengertian Zakat
Harta yang disedekahkan akan menjadi suci, lebih baik, lebih sejahtera, lebih diberkati, lebih banyak dan terhindar dari kebinasaan. Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh biji, pada tiap-tiap butir seratus biji. Pengertian zakat menurut ilmu fiqh ialah kewajiban yang Allah berikan kepada orang tertentu untuk melepaskan harta tertentu dalam jumlah tertentu, dengan syarat tertentu untuk diserahkan kepada orang tertentu (dengan kriteria) yang berhak mengambilnya24.
Imam Maliki menjelaskan bahwa zakat adalah sebagian harta yang telah mencapai nisab, yang dikeluarkan untuk diberikan kepada orang yang berhak menerimanya.25 Ghazi Inaya menyebutkan bahwa zakat adalah harta yang telah ditentukan oleh . Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa zakat adalah ibadah dengan ketentuan yang telah ditetapkan Allah. Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu bersuci dan mensucikan mereka serta mendoakan mereka.
Harta yang dikeluarkan oleh orang Islam atau entiti perniagaan untuk diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya mengikut hukum syarak.
Dasar Hukum Zakat
Undang-undang zakat menegaskan bahawa kewajipan membayar zakat bukan sahaja menjadi kewajipan bagi individu Muslim, tetapi juga menjadi kewajipan bagi entiti perniagaan yang dimiliki oleh seorang Muslim. Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim dan orang-orang miskin, dan ucapkanlah perkataan yang baik kepada manusia, dirikanlah solat dan tunaikanlah zakat. Dan apa jua kebaikan yang kamu lakukan untuk diri sendiri, sudah tentu kamu akan mendapat balasan dari Allah.
Sebuah hadits menyebutkan bahwa Nabi Muhammad memerintahkan untuk mengumpulkan zakat dari orang kaya untuk diberikan kepada orang miskin28. Imam Bukhori meriwayatkan bahwa “Allah telah mewajibkan zakat atas harta benda dari orang kaya kepada orang miskin. 29 Terkait hadis tersebut, pasca reformasi tahun 1998, Indonesia mempunyai dua undang-undang tentang penyelenggaraan zakat. Undang-undang ini diundangkan dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 23 September 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3885).
Undang-undang ini merupakan undang-undang kedua tentang pengelolaan zakat dan masih berlaku hingga saat ini.
Objek Zakat
- Syarat Harta yang Wajib di Zakatkan
Dapat disimpulkan bahwa harta benda yang dimiliki oleh orang non-Muslim (kafir) tidak dikenakan zakat. Yang dimaksud dengan “kepemilikan penuh” adalah harta yang dialihkan kepada zakat benar-benar milik muzakki, sepenuhnya berada di bawah penguasaan dan kekuasaan muzakki, tidak ada hak orang lain di dalamnya, digunakan atau dieksploitasi dapat dilakukan olehnya. muzakki, dan manfaatnya dapat dinikmati oleh muzakki35. Zakat diwajibkan hanya terhadap harta yang produktif dan berkembang, yaitu harta yang dapat menghasilkan keuntungan, bunga, keuntungan investasi, sesuai dengan istilah yang sering digunakan dalam dunia perpajakan37.
Islam memberikan pedoman bahwa zakat hanya wajib pada pertumbuhan kekayaan yang telah mencapai jumlah minimal tertentu Zakat wajib dikeluarkan pada harta yang disebut dalam ilmu fiqh. Aset tersebut merupakan surplus kebutuhan primer (dasar). Harta yang akan dikeluarkan kepada zakat harus melebihi kebutuhan pokok, utama dan primer seorang muzaki. Tidak semua harta yang mengandung hutang otomatis menghilangkan kewajiban zakat pemiliknya.
Harta yang tidak diwajibkan zakat ialah harta yang apabila dikurangkan dengan hutang akan mengakibatkan harta tersebut tidak memenuhi jumlah minimum harta nisab tidak diwajibkan zakat. Khususnya, kekayaan dalam bentuk emas, perak, lembu, perlombongan dan perdagangan mestilah berusia lebih daripada satu tahun.
Nisab dan Kadar Zakat
Abdurrahman Aljaziri menyebutkan bahwa ada 5 (lima) jenis harta yang wajib dikeluarkan zakatnya, yaitu binatang ternak, tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan, emas dan perak, harta komersial, dan hasil pertambangan dan barang tersembunyi (Rikaz). 42 Shaikh As-sayyid Sabiq memberi. pendapatnya bahawa harta yang perlu dikeluarkan zakat ialah emas, perak, hasil pertanian, buah-buahan, barang dagangan, lembu yang diberi makan rumput percuma, barangan lombong dan rikaz (harta tersembunyi).43. Hasan Ayyub memberi pandangan bahawa harta yang wajib dikeluarkan zakat ialah emas dan perak yang bukan perhiasan (tidak digunakan sehari-hari sebagai perhiasan); unta, lembu dan kambing; Pemilik harta yang termasuk dalam senarai harta wajib zakat di atas tidak diwajibkan mengeluarkan zakat sekiranya harta yang dimiliki belum mencapai haal dan nisab.
Orang miskin yang hanya memiliki sedikit hewan tidak perlu membayar zakat. Nisab adalah jumlah minimum kekayaan yang dikenakan zakat. Batasan minimal zakat harta berupa unta adalah 5 ekor,57 yang berarti kepemilikan kurang dari 5 ekor tidak dibebani kewajiban membayar zakat. Al-Quran menjelaskan tentang kewajiban zakat harta melalui QS Al Baqarah: 267 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, carilah nafkah.
Luqtah ialah harta yang terdapat di jalan awam atau kawasan perumahan yang wajib diberitahu atau diberitahu tentang penemuannya selama satu tahun.. Jika tuan punya harta itu datang mesti diberi, dan jika tidak datang boleh dimiliki. . 73 Manakala rikaz ialah harta yang terdapat bukan di jalan awam atau di kawasan perumahan74 yang boleh dimiliki oleh pencari dan wajib dibayar zakat.
Mustahik
- Pengertian Mustahik
- Golongan Mustahik
Muzaki
- Pengertian Muzaki
- Syarat Menjadi Muzaki
Karena shalat, puasa dan haji hanya wajib bagi umat Islam, maka zakat wajib bagi umat Islam saja. Tidak wajib zakatnya atas hamba atau hamba atas harta yang dimilikinya, sebab kepemilikan harta hamba tidaklah sempurna.90 Begitu pula dengan hamba “al-mukhotib” atau hamba yang berada dalam masa sepakat untuk membebaskan dirinya, tidak wajib membayar. pajak91 karena kebutuhan akan pembebasan mereka sangat besar. Dasar yang paling kuat bagi hamba untuk tidak diwajibkan membayar zakat adalah karena menurut QS At Taubah: 60, golongan hamba (yang berjuang untuk membebaskan diri) adalah salah satu dari delapan golongan (asnaf) mustahik yang berhak menerima zakat. .
Maka tidak mungkin seorang hamba yang lemah kewangan dan masuk ke dalam barisan mustahik wajib menjadi muzaki yang wajib mengeluarkan zakat. Kanak-kanak yang belum baligh tidak diwajibkan mengeluarkan zakat, sebagaimana mereka tidak diwajibkan melakukan ibadat lain semasa sebelum baligh. Penyucian dan penyucian yang dimaksudkan ialah pembersihan dan penyucian daripada dosa,92 sedangkan kanak-kanak dan orang gila tidak mempunyai dosa pada masa bayi dan gila.
Berkaitan dengan ayat di atas, dalam hadis riwayat Abu Daud dan Nasa’i dijelaskan bahwa “pena terbit dari tiga orang: dari anak-anak menjadi dewasa, dari orang tidur menjadi orang terjaga, dan dari orang gila menjadi orang waras”. 93 kata “Angkat pena” dalam hadits ini dimaknai oleh para ahli tafsir sebagai bentuk kebebasan bagi anak, orang tidur, dan orang gila dari segala kemungkinan syarat hukum. Orang gila adalah wali yang bertanggung jawab atas kebutuhannya.95.
Amil Zakat
Pengelolaan Zakat
Undang-undang ini mengatur penyelenggaraan zakat pada tingkat nasional; serta kewajiban, hak dan sanksi bagi semua pihak yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan zakat. BAZNAS adalah otoritas tertinggi penyelenggara zakat nasional yang bertanggung jawab atas proses perencanaan, pengumpulan dan pendistribusian zakat di seluruh tanah air. Kedua, izin kepada pengelola zakat di luar BAZNAS dan LAZ, yang tidak perlu melaporkan pengelolaan zakatnya ke BAZNAS, juga tidak perlu mengoordinasikan pengelolaan zakatnya dengan BAZNAS.
Adanya sanksi bagi muzaki yang tidak membayar zakat sangat penting dalam hukum zakat. Tanpa adanya sanksi bagi muzaki yang tidak menunaikan zakat, mustahil penegakan hukum pengelolaan zakat dapat berjalan optimal; Kedua, lembaga pengelola zakat yang tidak terkoordinasi dengan BAZNAS diubah menjadi UPZ untuk memudahkan BAZNAZ dalam menjalankan fungsi koordinasi dan pengawasan. Kedua poin ini sangat penting untuk ditambahkan ke dalam UU Pengelolaan Zakat agar pengelolaan zakat nasional lebih efektif dan efisien sehingga visi menjadikan zakat sebagai alat pembangunan menuju masyarakat adil dan makmur dapat terwujud, baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur .
DPR dan pemerintah sebaiknya mengkaji ulang peraturan zakat nasional dan mengubah undang-undang pengelolaan zakat dengan memasukkan sanksi bagi muzaka yang tidak membayar, serta mengubah lembaga zakat selain BAZNAS dan LAZ menjadi UPZ.
PEMBAHASAN
Hukum Pengelolaan Zakat di Negara Indonesia
- Hukum Pengelolaan Zakat
- Pengelolaan Zakat Pasca
- Pengelolaan Zakat Pasca Reformasi 1998
Konsepsi Pengelolaan Zakat Kedepan
- Sanksi Bagi Muzaki Yang Tidak Membayar Zakat
Restrukturisasi Pengelola Zakat
PENUTUP
Kesimpulan
Hal-hal penting yang perlu ditambahkan dalam undang-undang tersebut adalah: pertama, memberikan sanksi administratif atau pidana kepada muzak yang tidak melakukan hal tersebut.
Saran
Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 3 Tahun 2014 tentang optimalisasi penghimpunan zakat pada kementerian/lembaga, sekretariat jenderal lembaga negara, sekretariat jenderal komisi negara, pemerintah daerah, badan usaha milik negara, dan badan usaha milik daerah melalui Amil Badan Zakat Nasional. Peraturan Badan Amil Zakat Nasional no. 01 Tahun 2014 tentang Pedoman Tata Cara Pengkajian Pengangkatan/Pemberhentian Kepala Badan Amil Zakat Nasional Provinsi dan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten/Kota. Peraturan Badan Amil Zakat Nasional no. 02 Tahun 2014 tentang Pedoman Tata Cara Pemberian Rekomendasi Izin Pendirian Lembaga Amil Zakat.
Peraturan Badan Amil Zakat Nasional no. 01 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan bagi Badan Amil Zakat Nasional, Badan Amil Zakat Nasional Provinsi, dan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten/Kota. Peraturan Badan Amil Zakat Nasional no. 02 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Tata Kerja Unit Pengumpul Zakat.