• Tidak ada hasil yang ditemukan

H Ahmad, Sultan Iskandar ANALISIS PENYESUAIAN AKUNTANSI ASET TETAP MENURUT PSAK NO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "H Ahmad, Sultan Iskandar ANALISIS PENYESUAIAN AKUNTANSI ASET TETAP MENURUT PSAK NO"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

164 Hijriah, Ibrahim. H Ahmad, Sultan Iskandar

ANALISIS PENYESUAIAN AKUNTANSI ASET TETAP MENURUT PSAK NO. 16 PADA PT. PLN (PERSERO)WILAYAH SULSELBAR MAKASSAR

Hijriah1, Ibrahim. H Ahmad2, Sultan Iskandar3

1,2,3SekolahTinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

1[email protected]. 2[email protected]. 3[email protected].

ABSTRACK

This research aimed at finding out how fixed assets accounting applied properly based on PSAK number 16 at PT. PLN (Persero) Region Sulselbar Makassar. The examination was done by analyzing how far the company implemented the policy of fixed assets accounting based on PSAK 16 in the company. This research applied descriptive qualitative method. The data collected by using observation interview and documentation. The result of the research showed that the deficiency and the presentation of fixed asset has not been based on PSAK 16 that currently being used. On the other hand, the acknowledgment, measurement, release and asset gained method has been done correctly based on the standard of financial accountancy as recommended in PSAK number 16.

Keywords: Accountancy, Fixed Asset, PSAK Number 16.

PENDAHULUAN

Di era Masyarakat ekonomi asean (MEA) seperti sekarang ini banyak perusahaan luar negeri maupun tenaga kerja asing yang bebas masuk ke indonesia seperti perusahaan jasa, perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur sehingga akan berdampak pada timbulnya persaingan yang ketat diantara perusahaan. Hal ini tentu saja menuntut pihak manajemen perusahaan untuk lebih memanfaatkan sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan agar tidak tertinggal oleh perusahaan lain sehingga dapat memenangkan persaingan global yang terjadi.

Tujuan perusahaan sendiri disamping untuk mencari laba perusahaan juga harus memperhatikan pertumbuhan yang terus menerus serta kesan positif dimata publik.

Untuk itu dalam membantu perkembangan suatu perusahaan yang semakin maju, perusahaan memerlukan perlengkapan ataupun peralatan salah satunya yaitu aset tetap, karena peranan aset tetap ini sangat besar dalam perusahaan. Untuk meningkatkan kelancaran operasional yang diharapkan perusahaan dengan kualitas yang baik.

Menurut PSAK No. 16, aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan di bangun

lebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk di jual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa pakai lebih dari satu tahun.Yang termasuk dalam aset tetap antara lain tanah, gedung atau bangunan, kendaraan, mesin-mesin dan alat perkantoran.

PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar, merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) didirikan dengan tujuan utama turut serta dalam melaksanakan pembangunan nasional dan meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan tenaga listrik masyarakat umum.

Selain itu PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar juga mempunyai peranan besar dalam pertumbuhan perekonomian di indonesia, hal ini terkait dengan salah satu misi PLN yakni mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

Untuk itu aset tetap PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar ini mempunyai peranan penting dalam kelangsungan usaha perusahaan,karena untuk memperlancar kegiatan perusahaan dibutuhkan aset tetap seperti tanah, bangunan, instalasi dan mesin, perlengkapan penyaluran tenaga listrik, perlengkapan pengolah data, perlengkapan umum, kendaraan, dan lain-lain yang harganya relative tinggi serta memiliki peranan yang sangat penting dalam menunjang kegiatan operasional pada PT.

PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar.

(2)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.02, Juni 2020, pp 164-173 165 Dan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat melalui penyelenggaraan dibidang produksi transmisi dan distribusi tenaga listrik, PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar memerlukan adanya penerapan akuntansi aset tetap yang tepat.

Dari uraian di atas maka penulis ingin mengetahui secara mendalam tentang aset tetap jika ditinjau dari segi akuntansinya. Hal inilah yang mendorong penulis untuk menyusun Artikel Ilmiah dengan judul

Analisis Penyesuaian Akuntansi Aset Tetap Menurut PSAK No. 16 pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar”.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana penerapan akuntansi aset tetap pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 16?

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian bagaimana penerapan akuntansi aset tetap yang dikelola PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar.

TINJAUAN LITERATUR

Secara umum akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang digunakan untuk mengubah data dari transaksi menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi meliputi kegiatan mengidentifikasi, mencatat, dan menafsirkan, mengkomunikasikan peristiwa ekonomi dari sebuah organisasi kepada pemakai informasi.Samryn (2017:3).

American Accounting Association yang dikutip oleh Mannaga. (2015:2) mendefinisikan bahwa Akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.

Sedangkan menurut Suwardjono (2016:10) Akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pengidentifikasian, pengesahan, pengukuran, pengakuan, pengklasifikasian, pengabungan, peringkasan, dan penyajian data keuangan dasar (bahan olah akuntansi) yang terjadi dari kejadian- kejadian, transaksi-transaksi, atau kegiatan operasi dari suatu unit organisasi dengan cara tertentu untuk menghasilkan informasi

yang relevan bagi pihak yang berkepentingan.

Menurut Setiyaningsih, dkk (2014:7) Akuntansi keuangan adalah bidang akuntansi yang mengkhususkan diri dalam mencatat setiap transaksi, dan kemudian menyusun laporan keuangan secara periodik berdasarkan catatan- catatan tersebut.

Sedangkan menurut Sumarsan (2011:4) Akuntansi keuangan adalah akuntansi yang berhubungan dengan pencatatan transaksi perusahaan sampai dihasilkan laporan keuangan secara periodik yang berpedoman kepada standar akuntansi keuangan. Laporan keuangan itu dapat digunakan sebagai informasi internal maupun eksternal perusahaan.

Menurut Santoso (2010:37) Akuntansi keuangan membahas tentang masalah pelaporan keuangan untuk kepentingan pihak internal maupun eksternal.

Hery (2015:266) Aset tetap merupakan bagian terpenting dari segi perusahaan baik ditinjau dari segi fungsinya, jumlah dana yang diinvestasikan, maupun pengawasannya. Aset tetap dilaporkan dalam neraca berdasarkan urutan masa manfaatnya yang paling lama yaitu mulai dari tanah, bangunan, dan seterusnya.

Menurut Martani, dkk (2014:271) Aset tetap adalah aset berwujud, yaitu mempunyai bentuk fisik ( seperti tanah, bangunan), berbeda dengan paten atau merek dagang yang tidak mempunyai bentuk fisik.

Aktiva tetap adalah sumber kekayaan ekonomi yang berwujud dan digunakan perusahaan untuk melaksanakan kegiatan usahanya. Aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan dalam kegiatan operasional suatu perusahaan bernilai material, dan tidak dimaksudkan untuk dijual kepada pelanggan.

Dewi, dkk (2017:194). Juga menurut Rudianto (2015:256) aset tetap adalah barang berwujud milik perusahaan yang sifatnya relatif permanen dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, bukan diperjualbelikan.

Menurut Hery (2015:6-18) cara perolehan aktiva tetap adalah sebagai berikut:

1. Pembelian Tunai

Pembelian ini akan dicatat secara sederhana sebesar jumlah kas yang dibayar, termasuk seluruh pengeluaran-

(3)

166 Hijriah, Ibrahim. H Ahmad, Sultan Iskandar pengeluaran yang terkait dengan pembelian dan penyiapannya sampai aktiva tersebut siap digunakan.

2. Pembelian secara kredit

Pembelian aktiva tetap dapat dilakukan secara kredit. Dalam hal ini pembeli biasanya akan menandatangani wesel bayar (promes) yang secara spesifik menyebutka persyaratan mengenai penyelesaian kewajiban. Kontrak pembelian kredit ini memerlukan pembayaran pada satu tanggal tertentu atau serangkaian pembayaran pada interval periode tertentu yang telah disepakati.

3. Sewa Guna Usaha Modal

Untuk sewa guna usaha modal ini, aktiva yang disewagunausahakan akan dicatat sebagai aktiva tetap dalam pembukuan penyewa (lessee) selaku pengguna aktiva, dan bukan dalam pembukuan perusahaan yang secara hukum masih memiliki aktiva tersebut dalam hal ini adalah si pemberi sewa (lessor).

4. Pertukaran Aktiva Tetap ( Non- moneter) Perusahaan dapat memperoleh sebuah aktiva baru dengan cara menukar aktiva non moneter yang ada. Umumnya aktiva yang baru tersebut akan dicatat sebesar nilai pasar wajarnya atau sebesar nilai pasar wajar yang diserahkan, mana yang lebih dapat ditentukan dengan mudah.

Jika aktiva yang diserahkan adalah peralatan bekas maka nilai pasar wajar dari aktiva yang baru umumnya lebih dapat ditentukan dengan mudah dan oleh karena itu akan digunakan untuk mencatat pertukaran.

5. Konstruksi (Bangun) Sendiri

Kadang kala, gedung dibangun oleh perusahaan untuk dibangun sendiri. Ini mungkin dilakukan untuk menghemat biaya konstruksi, memanfaatkan fasilitas yang tidak terpakai, atau untuk mendapatkan kualitas bangunan yang lebih baik.

6. Donasi (sumbangan)

Ketika aktiva diterima melalui donasi (sumbangan), pengeluaran-pengeluaran tertentu mungkin diperlukan , namun pengeluaran-pengeluaran ini biasanya relatif kecil sehingga tidak diperhitungkan sebagai dasar penilaian untuk mencatat sumbangan aktiva tersebut. Aktiva yang diperoleh melalui

sumbangan seharusnya dinilai dan dicatat sebesar nilai pasar wajarnya, perolehan aktiva lewat sumbangan ini akan diakui sebagai pendapatan atau keuntungan dalam periode dimana sumbangan aktiva tersebut diterima.

Menurut Warren, dkk (2015:294) aset tetap mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1. Memiliki bentuk fisik dan dengan demikian merupakan aset berwujud.

2. Dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dalam kegiatan operasi.

3. Tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari kegiatan operasi.

Sedangkan, menurut PSAK No. 16 revisi (IAI, 2015:16) klasifikasi Aset tetap menurut kelasnya dimana suatu kelas aset tetap adalah pengelompokan aset-aset yang memiliki sifat dan kegunaan yang serupa dalam operasi entitas.

Berikut adalah contoh dari kelas tersendiri yaitu:

1. Tanah

2. Tanah dan bangunan 3. Mesin

4. Kapal

5. Pesawat udara 6. Kendaraan bermotor

7. Perabotan, dan Peralatan kantor.

PSAK No. 16 (2014:7) menyatakan aset tetap harus diakui jika dan hanya jika:

1. Besar kemungkinan manfaat ekonomis yang berhubungan dengan aset tersebut akan mengalir keperusahaan.

2. Biaya perolehan aset tetap diukur secara andal.

Kriteria pertama dipenuhi apabila tingkat kepastian aliran manfaat ekonomis pada saat pengakuan awal. Pada umumnya kriteria ini dipenuhi apabila risiko dan imbalan kepemilikan aset tersebut telah diterima oleh perusahaan. Aset tetap yang diperoleh dari pasar dapat memenuhi kriteria kedua dengan mudah akibat adanya transaksi internal. Untuk aset tetap yang dibangun secara internal, pengukuran secara andal terhadap biaya yang timbul dalam pembangunan tersebut juga sering kali telah tersedia.

Adanya bentuk fisik pada umumnya memungkinkan pengakuan aset tetap berdasarkan kedua kriteria diatas menjadi lebih mudah dibandingkan aset tak berwujud.

(4)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.02, Juni 2020, pp 164-173 167 Menurut Martani (2014) terdapat dua jenis pengukuran aset tetap antara lain sebagai berikut:

1. Pengukuran Awal Aset Tetap

Suatu aset tetap yang mempunyai kualifikasi untuk sebagai aset pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan aset tetap meliputi berikut:

a. Harga perolehannya, termasuk harga beli, bea impor, dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan-potongan pembelian.

Sedangkan menurut Ibrahim H.

Ahmad (2014:256) Harga perolehan adalah harga beli dan pengorbanan lainnya yang dilakukan untuk mempersiapkan aktiva yang bersangkutan sampai siap digunakan.

b. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset kelokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen.

c. Estimasi awal biaya pembongkaran dan dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset.

2. Pengukuran Setelah Pengakuan

Untuk aset tetap, setelah pengakuan awal entitas harus memilih model biaya (cost model) atau model revaluasi (revaluation model) sebagai kebijakan akuntansinya.

Model yang dipilih entitas harus diterapkan terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama. Kebijakan tersebut tidak perlu diterapkan untuk semua aset tetap yang dimiliki perusahaan.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 Tahun 2015 (Paragraf 62), berbagai metode penyusutan dapat digunakan untuk mengalokasikan jumlah tersusutkan dari aset secara sistematis selama umur manfaatnya. Metode tersebut antara lain:

1. Metode garis lurus, metode penyusutan garis lurus menghasilkan pembebanan yang tetap selama umur manfaat aset jika nilai residunya tidak berubah. Dengan menggunakan metode garis lurus, besarnya beban penyusutan periodik dapat dihitung sebagai berikut:

2. Metode saldo menurun, metode ini menghasilkan pembebanan yang menurun selama umur manfaat aset.

3. Metode unit produksi, menghasilkan pembebanan berdasarkan pada penggunaan atau output yang diperkirakan dari aset.

Entitas memilih metode yang paling mencerminkan pola pemakaian yang diperkirakan atas manfaat ekonomik masa depan aset. Metode tersebut diterapakan secara konsisten dari period ke periode, kecuali terdapat perubahan dalam pola pemakaian manfaat ekonomik masa depan yang diperkirakan aset tersebut.

Menurut Hery (2014) dalam Sari (2018:89) Aset tetap yang tidak memiliki umur ekonomis yang lebih lama dapat dibuang, dijual atau ditukar dengan aset tetap lainnya. Dalam kasus pelepasan aset, nilai buku aset harus dihapus. Penghapusan nilai buku dilakukan dengan cara mendebet akun akumulasi penyusutan sebesar saldonya pada tanggal pelepasan aset dan mengkredit akun aset bersangkutan sebesar harga perolehannya (biaya historis).

Sedangkan menurut Mulya (2014) dalam Sari (2018:89), ‘’pelepasan aktiva tetap dalam sebuah perusahaan sangat mungkin terjadi yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti:

1. Karena sudah rusak parah, atau kemalingan

2. Karena dijual

3. Karena tukar tambah

Laporan keuangan mengungkapkan, untuk setiap kelompok aset tetap antara lain:

1. Dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto.

2. Metode penyusutan yang digunakan.

3. Umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan.

4. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (dijumlahkan dengan akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode.

𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 =𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝐸𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢 𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑀𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡 𝐴𝑠𝑒𝑡

𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 = % 𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛

× 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑎 𝐵𝑢𝑘𝑢

𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 =𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 – 𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢 𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢

(5)

168 Hijriah, Ibrahim. H Ahmad, Sultan Iskandar 5. Rekonsiliasi jumlah yang tercatat pada

awal dan akhir periode yang menunjukkan:

a. Penambahan.

b. Aset yang diklasifikaskan sebagai tersedia untuk dijual atau termasuk dalam kelompok yang akan dilepaskan yang diklasifikasikan sebagi tersedia untuk dijual sesuai dengan PSAK 58:

Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi yang dihentikan dan pelepasan lain.

c. Perolehan melalui kombinasi bisnis.

d. Peningkatan atau penurunan akibat revaluasi sesuai dengan paragraph 31,39, dan 40 serta dari rugi penurunan nilai yang diakui atau dibalik dalam penghasilan komprehensif lain sesuai dengan PSAK 48.

e. Pembalikan rugi penurunan nilai dalam laba rugi sesuai dengan PSAK 48.

f. Penyusutan.

g. Selisih kurs netto yang timbul dalam penjabaran laporan keuangan dari mata uang fungsional menjadi mata uang pelaporan yang berbeda, termasuk penjabaran dari kegiatan usaha luar negeri menjadi mata uang pelaporan dari entitas pelapor, dan h. Perubahan lain.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan penulis adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif yakni penulis melakukan observasi secara langsung kelokasi penelitian dan melakukan wawancara kepada karyawan perusahaan tentang bagaimana penerapan aset tetap perusahaannya dan menggunakan data laporan keuangan tahun 2018.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana penerapan akuntansi aset tetap yang dilakukan PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar, dan dari penelitian ini dapat diketahui penerapan aset tetap pada PT.

PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar.

Lokasi penelitian dilakukan pada PT.

PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar, yang beralamat Jl. Letjen Hertasning No.

Blok B, Kota Makassar. Waktu penelitian berkisar selama dua bulan.

Data Kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk informasi baik secara lisan maupun tulisan.

Data Kuantitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk gambaran table dan angka- angka.

Data Primer merupakan data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli, data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Data Sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti atau catatan laporan historis.

Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan atau memperoleh data melalui:

1. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung pada perusahaan PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar yang menjadi tempat objek penelitian.

2. Wawancara, yaitu penulis melakukan serangkaian Tanya jawab secara langsung dengan pihak perusahaan yang berwenang yaitu bagian akuntansi untuk mengetahui lebih jelas mengenai aset tetap yang berkaitan dengan perusahaan.

3. Dokumentasi, yaitu pengumpulan dokumentasi melalui buku-buku dan laporan-laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Teknik analisis data yang dipakai adalah menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu teknik yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan perusahaan berdasarkan keadaan sebnarnya yang terjadi pada perusahaan.

Setelah semua data yang diperoleh dari hasil penelitian apakah penerapan akuntansi aset tetap yang diterapkan telah sesuai dengan Persnyataan Standar Akuntansi Keuangan, maka data yang terkumpul akan di analisis kualitatif dengan teknik analisis data sebagai berikut:

1. Data yang diperoleh adalah laporan keuangan (Neraca dan Laba Rugi)

2. Daftar Aset Tetap

HASIL DAN PEMBAHASAN

(6)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.02, Juni 2020, pp 164-173 169 Hasil penelitian yang diperoleh dari PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar adalah sebagai berikut:

1. Pembagian Aset Tetap

Pembagian aset tetap pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar pada tabel dibawah ini:

Tabel 1

Pembagian Aset Tetap Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar No Pembagian Aset Tetap Pada PT. PLN

(Persero) Wilayah Sulselbar Makassar

1. Tanah 2. Bangunan

3. Jalan dan Sepur Samping 4. Mesin dan Peralatan 5. Kendaraan

Sumber: Data diolah (2019) 2. Pengakuan Aset Tetap

PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar, adalah perusahaan BUMN yang bergerak di bidang ketenagalistrikan. Untuk mempermudah proses pencatatan aset tetap pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar mengklasifikasikan aset tetap kedalam 5 kategori yaitu:

Tabel 2

Daftar Aset Tetap PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar No Jenis Aset Nilai Perolehan 2018

1 Tanah

1,553,443,163,664 2 Bangunan

390,720,033,821 3 Jalan dan Sepur

Samping

1,911,300,467 4 Peralatan dan

Mesin

10,939,581,667,818 5 Kendaraan

41,310,540,685 Total Aset Tetap Rp.12,926,966,706,455

Sumber: Data diolah, (2019)

Rincian daftar aset tetap yang diperoleh dari data laporan aset tetap PT.

PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar terdiri atas:

a. Tanah

Tanah pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar adalah tanah dan hak

atas tanah dengan total nilai Rp.

1,553,443,163,664.

Sumber: Data diolah (2019) b. Bangunan

Bangunan yang ada pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar, sebesar Rp. 390,720,033,821 terdiri dari:

Tabel 3

Daftar Bangunan pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar No

. Bangunan Nominal (Rp) 1. Bangunan &

Kelengkapan halaman

375,955,431,998

2. Bangunan saluran air dan

perlengkapan nya

14,764,601,823

Total Bangunan Rp.390,720,033,821 Sumber: Data diolah, (2019)

c. Jalan dan Sepur samping

Jalan dan sepur samping yang ada pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar, yaitu sebesar Rp.

390,720,033,821.

Sumber: Data diolah (2019) d. Peralatan dan Mesin

Peralatan dan mesin yang digunakan untuk kegiatan operasi PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar, sebesar Rp.

10,939,581,667,818 terdiri dari:

Tabel 4

Daftar Peralatan dan Mesin pada PT.

PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar

No .

Peralatan dan mesin

Nominal (Rp) 1. Instalasi dan

Mesin

338,529,443,389 2. Perlengk.

Penyaluran tenaga listrik

57,166,527,718 3. Kabel

dibawah tanah

337,156,174 4. Jaringan

distribusi

5,986,424,773,253 5. Gardu

distribusi

2,316,498,624,067 6. Perlengkapan

(7)

170 Hijriah, Ibrahim. H Ahmad, Sultan Iskandar lain-lain

distribusi

1,949,587,683,121 7. Perlengkapan

pengolahan data

132,801,868,894 1.

Perlengkapan transmisi data

6,241,070,248 9. Perlengkapan

telekomunika si

27,345,788,841 10. Perlengkapan

umum

124,648,732,113

Total Peralatan dan Mesin

Rp.10,939,581,667,818

Sumber: Data diolah (2019) e. Kendaraan

Kendaraan yang ada pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar , yaitu sebesar Rp. 41,310,540,685.

Sumber: Data diolah (2019)

Menurut PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar aset tetap yang memenuhi kualifikasi atau memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan akan diakuai sebagai aset dan dikelompokkan sebagai aset tetap yang diukur berdasarkan harga perolehannya.

3. Cara Perolehan Aset Tetap

Cara perolehan aset pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar yakni perusahaan terlebih dahulu menyusun rencana anggaran atau RKAP sebagai dasar pelaksanaan seluruh aktivitas usahanya dalam periode satu tahun. Setelah anggaran sudah ada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar melakukan lelang ke pihak vendor, kemudian vendor yang mengerjakan untuk proses pengadaannya melalui proses PDP dengan menggunakan anggaran A PLN. Oleh karena itu, untuk aset yang di peroleh secara sumbangan atau hibah PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar sudah tidak ada lagi karena sebagian asetnya diperoleh dengan pembelian tunai, dibangun sendiri ataupun Pertukaran Aset dengan unit lain atau wilayah lain.

4. Pengukuran saat pengakuan aset tetap Aset tetap pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar pada awalnya dicatat sebesar harga perolehannya dalam hal ini biaya yang dikeluarkan untuk aset tersebut. Misalkan perolehan aset tetap PT.

PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar, diperoleh dari pembelian yaitu:

a. Tanah, yang dibeli dengan harga Rp.

1,553,443,163,664.

b. Bangunan, dengan harga Rp.

390,720,033,821.

c. Jalan dan Sepur samping, dengan harga Rp. 1,911,300,467.

d. Peralatan dan Mesin, dibeli dengan harga Rp. 10,939,581,667,818

e. Kendaraan, dengan harga Rp.

41,310,540,685.

Sumber: Data diolah (2019) 5. Pengukuran Setelah Pengakuan

Pengeluaran yang digunakan selama penggunaan aset tetap pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar yaitu biaya pembelian tanah untuk operasional perusahaan maupun biaya pemeliharaan, seperti pemeliharaan Bangunan, Peralatan dan Mesin dan kendaraan. Biaya pemeliharaan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memelihara aset agar tetap dalam kondisi yang baik. Biaya pemeliharaan bangunan pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar sebesar Rp. 532,939,755,872 biaya pemeliharaan Mesin dan Peralatan sebesar Rp. 35,244,597,917 dan biaya pemeliharaan kendaraan sebesar Rp. 385.431.389,085.

Biaya pemeliharaan ini minimal akan menambah masa manfaat aset tetap pada PT.

PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar serta menambah volume produksi perusahaan.

6. Penyusutan Aset Tetap

PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar dalam menyusutkan aset tetapnya menggunakan metode garis lurus. Berikut adalah perhitungan umur ekonomis rata-rata aset tetap yang dimiliki PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar yaitu:

Rumus=Rp.332,833,385,392:Rp.12.926.966.

706.455 = 0,0264 100

2,64= 37 Sumber: Data diolah (2019)

Jadi, rata-rata umur ekonomis Aset tetap pada PT. PLN (Pesrero) Wilayah Sulselbar Makassar untuk sekian tahun yaitu 37 tahun.

7. Pelepasan Aset Tetap

Pelepasan aset tetap pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar terjadi berdasarkan beberapa kondisi seperti:

a. Mengalami kerusakan b. Karena diperbaiki

Rumus = Biaya penyusutan : Harga perolehan

(8)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.02, Juni 2020, pp 164-173 171 c. Karena direlokasi

d. Karena dihapus

Pelepasan aset tetap ini sangat mungkin terjadi pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar karena beberapa faktor di atas, dan untuk penghapusan aset pada PT.

PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar harus melalui beberapa proses yakni dari unit area melaporkan ke wilayah atau kantor induk kemudian wilayah melakukan pengecekan langsung ke lapangan terkait aset tersebut, selanjutnya wilayah mengusulkan untuk dilakukan penghapusan aset ke pusat dan pusat akan berkoordinasi dengan dewan komisaris kemudian melaporkan ke kementrian. Untuk proses penghapusan aset ini biasanya memerlukan waktu satu tahun.

8. Penyajian dan Pengungkapan Aset Tetap Dalam penyajian aset tetap pada laporan keuangan PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar menyajikan dengan cara pencatatan aset tetap berada di atas kemudian aset lancar, aset tetap lebih dulu dicatat pada neraca karena sebagian besar aktiva tetap lebih dominan atau nilainya lebih besar dari aset lancar.

PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar menyajikan aset tetap dalam neraca sebesar jumlah tercatat bruto kemudian dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. Dengan begitu harga perolehan atau jumlah tercatat bruto dapat dilihat dalam daftar aset tetap dan akumulasi penyusutan bisa diketahui dari saldo akhir tahun atau suatu periode dalam daftar aset tetap.

Dari hasil analisis data diatas, Penerapan Akuntansi Aset Tetap Menurut PSAK No. 16 Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar dapat dilihat dari rincian sebagai berikut:

1. Pembagian aset tetap pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar pada dasarnya sudah mendekati standar akuntansi keuangan, namun pembagian aset tetap mengakui akun jalan dan sepur samping yang mana dalam PSAK No. 16 adalah akun pengembangan tanah.

2. Pengakuan aset tetap pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar telah sesuai dengan PSAK No.16 karena aset tetapnya yang memenuhi kualifikasi atau memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan akan diakui sebagai aset dan

dikelompokkan sebagai aset dan dikelompokkan sebagai aset tetap yang diukur berdasarkan harga perolehannya.

3. Cara perolehan aset tetap pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar telah sesuai dengan PSAK No. 16 karena aset tetapnya diperoleh dengan cara Pembelian tunai, pembelian kredit maupun dibangun sendiri.

4. Pengukuran saat pengakuan aset tetap pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar telah sesuai dengan PSAK No. 16 karena biaya perolehan aset tetap setara harga tunai pada tanggal pengakuan.

5. Pengeluaran setelah perolehan aset tetap aset tetap pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar telah sesuai dengan PSAK No. 16 karena Entitas tidak mengakui perawatan sehari-hari aset tetap sebagai bagian dari aset tetap tersebut melainkan biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui dalam laba rugi.

6. Penyusutan aset tetap PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar belum sesuai dengan PSAK No. 16 dimana Entitas mengalokasikan jumlah pengakuan awal aset tetap pada bagian aset tetap yang signifikan dan belum menyusutkan secara terpisah bagian tersebut.

7. Pelepasan aset tetap pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar telah sesuai dengan PSAK No. 16 dimana aset tetap yang sudah tidak mempunyai manfaat ekonomi akan dilepaskan atau di hapuskan.

8. Penyajian dan pengungkapan aset tetap pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar belum menyajiakan komponen aset tetapnya dengan benar sebagaimana yang ada pada PSAK No.

16 dimana pada Neraca PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar.

PENUTUP

Berdasarkan analisis data dari hasil penelitian Penerapan Akuntansi Aset Tetap Menurut PSAK No.16 Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut:

Penerapan Akuntansi Aset Tetap PT.

PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar belum sepenuhnya diterapkan sesuai Standar

(9)

172 Hijriah, Ibrahim. H Ahmad, Sultan Iskandar Akuntansi Keuangan dalam hal ini (PSAK No. 16) dikarenakan pada Pembagian aset tetap mengakui akun jalan dan sepur samping yang mana dalam PSAK No. 16 adalah akun pengembangan tanah serta pada beban penyusutan aset tetap yang dimilikinya belum sesuai dengan PSAK No.

16 karena entitas mengalokasikan jumlah pengakuan awal aset tetap pada bagian aset tetap yang signifikan dan belum menyusutkan secara terpisah bagian tersebut.

Sedangkan pada Pengakuan aset tetap, cara perolehan aset tetap, pengukuran saat pengakuan aset tetap, pengukuran setelah perolehan aset tetap, pelepasan aset tetap dan penyajian dan pengungkapan telah sesuai dengan PSAK No. 16.

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, peneliti memberikan saran agar pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar sebagai berikut:

1. Lebih teliti dengan kebijakan terkait dalam pengelompokan aset tetap agar sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku.

2. Dalam menerapkan metode penyusutan aset tetap sebaiknya PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar merincikan umur ekonomis setiap kelompok aset dan tarif penyusutannya agar dalam perhitungan metode garis lurus dapat diperoleh hasil memuaskan dengan nilai wajar.

3. PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Makassar dalam penyajian dan pengungkapan laporan keuangan diharapkan agar perusahaan dapat melakukan pengungkapan sesuai standar yang berlaku agar dapat menyajikan informasi laporan keuangan yang lebih jelas.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, H. Ibrahim. (2014). Analisis

Penerapan Akuntansi

Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kerja Manajer PT. Cipta Beton Sinar Perkasa Di Makassar.

https://e-jurnal.stienobel-

indonesia.ac.id/index.php/akmen/articl e/view/552/538

Dewi,S., P., Sugiarto, E., Susanti, M. (2017).

Pengantar Akuntansi. Cetakan Kedua.

Bogor: In Media.

Hery. (2015). Pengantar Akuntansi (Comprehensive edition).

Jakarta:Grasindo. Anggota Ikapi.

IAI. (2014). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Aset Tetap. Jakarta:Ikatan Akuntansi Indonesia.

IAI. (2015). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Aset Tetap. Jakarta:Ikatan Akuntansi Indonesia.

Martani, D., Nps, S., V., Wardani, R., Farahita, A., Tanujaya, E. (2014).

Akuntansi Keuangan Menengah berbasis PSAK. Jakarta: Salemba Empat.

Mannaga,. I. (2015). Pengantar Akuntansi

Dasar. Cetakan Pertama.

Yogyakarta:Lembaga Ladang Kata. Rudianto. (2012). Pengantar Akuntansi

Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan Keuangan. Jakarta:Penerbit Erlangga.

Santoso,.I. (2010). Akuntansi keuangan menengah (Intermediate Accounting).

Cetakan Kedua. Bandung:PT Refika aditama.

Samryn, L., M. (2017). Pengantar Akuntansi.

Cetakan 5. Depok: Rajawali Pers.

Sari, D., I. (2018). Analisis depresiasi aktiva tetap metode garis lurus dan jumlah angka tahun pada PT. Adira Dinamika. Vol. V No. 1 April 2018.

Diakses pada tanggal 18 juni 2019 melalui website

https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.

php/moneter/article/download/2901/2 210.

Setiyaningsih, S. M., Nurchamid, T., Kusumatuti, R., & Ikasari, N. (2015).

Pengantar akuntansi 2.

Jakarta:Prenadamedia Group.

Sumarsan, T. (2011). Akuntansi dasar dan aplikasi dalam bisnis. Cetakan Pertama. Jakarta:PT. Indeks.

Suwardjono. (2016). Teori Akuntansi perekayasan laporan keuangan. Edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE.

Warren, C., S., Reeve, J., M., Duchac, J., E., Suhardianto, N., Kalanjati, D., S., Jusuf, A., A., Djakman, C., D. (2015).

Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia. Edisi 25. Cetakan Ketiga.

Jakarta: Salemba Empat.

Yulianto, H. (2019). Pedoman penulisan skripsi. Makassar:Sekolah Tinggi Ilmu

(10)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.02, Juni 2020, pp 164-173 173 Ekonomi Yayasan Pendidikan Ujung Pandang.

Referensi

Dokumen terkait

Composing paragraphs consisting of the following topics; What is a Paragraph, Two Part of Topic Sentence, Business Letter Format, Understanding Business Letter Types,