• Tidak ada hasil yang ditemukan

air bersih : perkembangan dan teknologi pengolahannya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "air bersih : perkembangan dan teknologi pengolahannya"

Copied!
188
0
0

Teks penuh

PERAN AIR DAN SIKLUS HIDROLOGI

Pendahuluan

Air yang kita gunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi dan lainnya harus bersih agar kita terhindar dari penyakit akibat kualitas air yang buruk. Dengan menggunakan air bersih, kita dapat terhindar dari penyakit seperti diare, kolera, disentri, tifus, cacingan, penyakit kulit dan keracunan.

Fungsi Air Pada Tubuh Manusia

Air dalam tubuh sangat bermanfaat, sehingga fungsi tubuh tidak dapat berfungsi tanpa air. Air menghasilkan panas, menyerap dan menghantarkan panas ke seluruh tubuh guna menjaga kestabilan suhu tubuh.

Gambar 1. Fungsi air dalam tubuh manusia  (Sumber: https://adihusada.ac.id/artikel)
Gambar 1. Fungsi air dalam tubuh manusia (Sumber: https://adihusada.ac.id/artikel)

Penggunaan Air di Berbagai Aspek

Sebagian besar airnya juga digunakan untuk keperluan luar ruangan seperti menyiram tanaman, taman bunga, kebun sayur, mencuci mobil, dan mengisi kolam renang. Konsumsi air di kota (a) Hidran (b) Keran air minum (Sumber: https://firehydrant.id/ dan https://kumparan.com/ ) Konsumsi air juga dapat diamati di kota-kota di seluruh dunia.

Gambar 2. Pemakaian air di kota (a) Hydrant (b) Kran air minum  (Sumber: https://firehydrant.id/ dan https://kumparan.com/ )   Pemakaian  air  juga  bisa  dilihat  di  kota-kota  di  seluruh  dunia
Gambar 2. Pemakaian air di kota (a) Hydrant (b) Kran air minum (Sumber: https://firehydrant.id/ dan https://kumparan.com/ ) Pemakaian air juga bisa dilihat di kota-kota di seluruh dunia

Siklus Hidrologi

Setiap hari, tanaman yang tumbuh aktif melepaskan uap air 5-10 kali lebih banyak daripada yang dapat ditampungnya. Sedangkan transpirasi adalah penguapan air dari tumbuhan, akibat proses fotosintesis yang menghasilkan oksigen dan uap air.

Tabel 2. Distribusi air di bumi
Tabel 2. Distribusi air di bumi

PERKEMBANGAN AIR MINUM DI INDONESIA : ERA

Sejarah Umum Air dan Sanitasi

Menurunnya derajat kesehatan masyarakat dapat disebabkan oleh kurang memadainya pelayanan air minum dan pengelolaan sanitasi lingkungan. Menurut data PBB, sejauh ini, lebih dari empat juta orang di dunia meninggal setiap tahunnya akibat kurangnya layanan air minum dan sanitasi.

Gambar 13. The United Nations Water Conference, 1977  (Sumber: https://www.unmultimedia.org/s/photo/)
Gambar 13. The United Nations Water Conference, 1977 (Sumber: https://www.unmultimedia.org/s/photo/)

Perkembangan Air Minum di Indonesia Era

Belanda juga membangun beberapa fasilitas penyediaan air minum di kota-kota lain, meskipun fasilitasnya masih sederhana. Saat ini, sebagian besar perusahaan air minum memperoleh air dari mata air di dataran tinggi.

Gambar 14. Sungai Ciliwung, Jakarta
Gambar 14. Sungai Ciliwung, Jakarta

PERKEMBANGAN AIR MINUM DI INDONESIA

Sejarah Perkembangan

Pembangunan proyek ini juga menjadi tonggak sejarah pengembangan sistem penyediaan air minum pertama di Indonesia. Rencana pembangunan pemerintah meliputi pembangunan instalasi pengolahan air minum di beberapa kota besar.

Gambar 21. Menara air kapasitas 750 m 3  di Manado  (Sumber: Pengembangan Air Minum Indonesia, 2015)
Gambar 21. Menara air kapasitas 750 m 3 di Manado (Sumber: Pengembangan Air Minum Indonesia, 2015)

Perkembangan di Bidang Kesehatan dan Sanitasi

Soetedjo, Guru Besar Teknik Sipil ITB, bersama mendiang Prof. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan tenaga insinyur, maka divisi tersebut menjadi Bagian Teknik Kesehatan (TP) di bawah Fakultas Teknik Sipil pada tanggal 10 Oktober 1962.

Model kelembagaan dan awal terbentuknya PDAM

Proses pengolahan air bersih tergantung pada kualitas sumber air yang digunakan sebagai air baku dan kualitas air minum yang diinginkan. Sebaran bakteri coliform pada air minum domestik non-PDAM dan air bersih (studi di Dusun Gintungan, Desa Gogik, Ungaran, Kabupaten Semarang).

Tabel 6. Pembangunan SPAM di beberapa ibu kota provinsi
Tabel 6. Pembangunan SPAM di beberapa ibu kota provinsi

PERKEMBANGAN AIR MINUM DI INDONESIA : ERA

Pembangunan Lima Tahun Tahap Pertama (Pelita I)

Selain pinjaman dari Jepang, pinjaman juga datang dari Bank Dunia untuk pembangunan air minum di Kota Jambi, Purwokerto, Malang, Banyuwangi, dan Samarinda. Upaya perbaikan pengelolaan PDAM pada era ini ditandai dengan perumusan peraturan dasar mengenai teknik sanitasi air minum.

Pembangunan Lima Tahun Tahap Kedua (Pelita II)

Pada tahun 1974, Asian Development Bank (ADB) memberikan pinjaman untuk mendukung pembangunan fasilitas perkotaan, termasuk pembangunan fasilitas air minum. Upaya penyuluhan di Pelita II terus dilakukan untuk mencapai pemerataan pengadaan sistem penyediaan air minum hingga menjangkau kota-kota menengah dan kecil. Saat ini juga terdapat perbedaan pendapat mengenai penggunaan istilah air murni sebagai pengganti air minum.

Istilah air bersih digunakan oleh PPSAB, sedangkan PDAM dan BPAM tetap menggunakan istilah air minum.

Gambar 24. Jaringan penyuplai air PDAM Tirtanadi Medan cabang  Sibolangit
Gambar 24. Jaringan penyuplai air PDAM Tirtanadi Medan cabang Sibolangit

Pembangunan Lima Tahun Tahap Ketiga (Pelita III)

Program paket IPA kemudian disasar pada program Paket I (50 kota) dan program Paket II (60 kota), menyasar ibu kota kabupaten, dan program IKK (ibu kota kabupaten) di 1.700 kecamatan. Di akhir Pelita III, kapasitas terpasang sistem penyediaan air minum meningkat dari 21.000 liter per detik menjadi 26.000 liter per detik. Untuk mencapai pemerataan dan percepatan penyediaan air minum, diperkenalkan proyek air minum sistem IKK dengan sasaran ibu kota kecamatan.

Dalam program MCI ini, sampai dengan TA 1997/98, tujuan yang telah dicapai adalah sebagai berikut: 396 unit MCI dibangun dengan dana APBN murni, 99 unit dibangun dengan pinjaman pemerintah Belanda, 44 unit dibangun dengan dana kredit Denmark, 44 unit dibangun dengan dana pinjaman Denmark. membiayai pinjaman Perancis sebanyak 100 unit, JICA hibah 22 unit, pinjaman OECF sebanyak 51 unit, pinjaman IBRD sebanyak 100 unit, dan pinjaman ADB sebanyak 279 unit.

Gambar 25. Control room IPA Pejompongan   (Sumber: Pengembangan Air Minum Indonesia, 2015)
Gambar 25. Control room IPA Pejompongan (Sumber: Pengembangan Air Minum Indonesia, 2015)

Pembangunan Lima Tahun Tahap Keempat (Pelita IV)

Selain itu, pemerintah juga memberikan perhatian khusus pada pembangunan sarana air minum di daerah terpencil dan pedesaan dengan menggunakan teknologi tepat guna. Artinya PDAM sudah bisa mencari sendiri sumber pembiayaan untuk pembangunan atau perluasan infrastruktur air minum di daerah tangkapan airnya. Dari sisi kapasitas produksi air minum, juga ditambahkan 14.000 liter per detik untuk 800.000 sambungan rumah guna memenuhi kebutuhan sekitar 8,2 juta jiwa.

Keterpaduan proses pembangunan dalam P3KT tidak hanya terbatas pada pengembangan sektor fisik saja, namun juga sumber pendanaan, baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, serta PDAM, termasuk program pengembangan sistem penyediaan air minum dan lingkungan hidup perkotaan. kebersihan.

Pembangunan Lima Tahun Tahap Kelima (Pelita V)

Beberapa program pembangunan perkotaan terpadu (Urban Development Program – UDP), antara lain UDP Jawa Timur, UDP Jawa Barat – Sumatera, UDP Bandar Lampung, UDP Jawa Tengah, UDP Medan, yang semuanya merupakan kelanjutan dari program-program sebelumnya seperti Perkotaan I hingga V (Desa Program Peningkatan/KIP), UDP Bandung (BUDP), UDP Cirebon (CUDP), UDP Yogyakarta (YUDP), dll.

Pembangunan Lima Tahun Tahap Keenam (Pelita VI)

Kebutuhan air bersih ditentukan oleh jumlah konsumen non-domestik yang meliputi kebutuhan institusi (kantor dan sekolah), komersial (hotel, pasar, toko/pusat, restoran), fasilitas umum (tempat ibadah, rekreasi, bandara, terminal. ) . dan stasiun) dan industri (pendingin, air dalam boiler untuk pemanas, dan bahan baku proses). Bangunan tempat menampung air baku untuk penyediaan air bersih disebut bangunan tangkapan atau intake. Sistem pemindahan air bersih merupakan sistem perpipaan dari gedung pengambilan air baku ke gedung pengolahan air bersih.

Sistem distribusi air bersih adalah penyaluran atau pendistribusian air melalui sistem pipa dari gedung pengolahan (waduk) ke tempat pelayanan (konsumen).

Gambar 30. SPAM Perdesaan, DI Yogyakarta  (Sumber: Prasarana dan Sarana Air Minum, 2015)
Gambar 30. SPAM Perdesaan, DI Yogyakarta (Sumber: Prasarana dan Sarana Air Minum, 2015)

PERKEMBANGAN AIR MINUM DI INDONESIA

Masa transisi

Resesi ekonomi yang terjadi saat itu mengakibatkan tingginya angka pengangguran, sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut banyak proyek air minum yang direalisasikan dengan pendekatan padat karya melalui dana APBN. Salah satu proyek yang dikerjakan dengan pendekatan padat karya adalah pembangunan saluran air baku dari Bendungan Klambu hingga Kudus untuk air minum di Kota Semarang (SSUDP). Dalam hal air minum dan sanitasi, target MDG pada tahun 2015 adalah mengurangi separuh penduduk yang tidak memiliki akses terhadap fasilitas air minum yang aman.

Fasilitas WASPOLA memberikan dukungan fasilitasi kepada Pemerintah Indonesia melalui berbagai program pengelolaan layanan air dan sanitasi.

Periode Pelaksanaan RPJMN Tahap I dari RPJP

SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH

Gambaran Umum

Baik bagi negara maju maupun berkembang, permasalahan penyediaan air bersih tentunya harus diselesaikan untuk menjamin kesehatan seluruh warganya. Sumber-sumber air bersih yang ada memang belum dimanfaatkan secara optimal, hal ini terlihat dari belum meratanya pelayanan penyediaan air bersih, terutama di wilayah pedesaan dan terpencil. Sebagai solusi permasalahan tersebut dan untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang memenuhi standar kesehatan, pemerintah Indonesia mengambil langkah-langkah untuk mengoptimalkan sistem perpipaan dan pemanfaatan sumber air yang ada, baik untuk perkotaan (kota) maupun pedesaan ( daerah pedesaan perkotaan).

Dengan demikian, bukan tidak mungkin tercapai pemerataan penyediaan air bersih yang memenuhi syarat kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan harga terjangkau bagi seluruh masyarakat tanpa terkecuali.

Definisi dan Persyaratan Air Minum dan Air Bersih

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam sistem penyediaan air bersih dan air minum juga diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 416/MEN.KES/PER/IX/1990. Demikian pula, rasa, bau, bau amis, dll. juga tidak boleh muncul di air bersih. Persyaratan kontinuitas penyediaan air bersih erat kaitannya dengan jumlah air baku yang tersedia di alam.

Selain air minum, persyaratan air bersih juga diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/MEN.KES/PER/IX/1990.

Tabel  7. Persyaratan  kualitas  air minum  sesuai PERMENKES  RI  No. 492/MENKES/PER/IV/2010
Tabel 7. Persyaratan kualitas air minum sesuai PERMENKES RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010

Sumber Air Bersih

Air tanah yang berasal dari dalam bumi akibat adanya tekanan intrusi magma, misalnya pada geyser atau sumber air panas. Menurut Tolman (1937), mata air adalah suatu konsentrasi debit air tanah yang muncul di permukaan tanah sebagai aliran aliran air tanah. Jadi, mata air sebenarnya adalah air tanah yang berada di bawah permukaan tanah, tepatnya pada batuan atau akuifer yang jenuh air.

Bryan (1919) mengklasifikasikan mata air menurut gaya atau pengaruh gravitasi terhadap keluarnya air tanah ke permukaan bumi.

Tabel 9. Klasifikasi air tanah
Tabel 9. Klasifikasi air tanah

Sistem Pelayanan Air Bersih

Sebagai bagian dari penyediaan air bersih di daerah dengan curah hujan tinggi, dapat dikembangkan sistem pemanenan air hujan (SPAH) yang layak dikonsumsi oleh individu dan kelompok masyarakat (komunitas). Penyediaan air bersih perkotaan dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa pilihan sumber air baku seperti mata air, air tanah, air permukaan, dan air hujan, namun pemilihan air baku akan tergantung pada kuantitas, kualitas, dan kontinuitas air baku tersebut (Dirjen Cipta Karya, 2009). Pembangunan hidran umum, kran umum, dan terminal air Tujuan dari program pembangunan hidran umum, kran umum, dan terminal air adalah untuk mengantisipasi lonjakan harga air bersih di masyarakat dan juga untuk mengatasi krisis air yang terjadi di daerah kumuh dan terminal air. daerah terpencil.

Sarana penyediaan air bersih/minum yang digunakan di wilayah kota, berupa tangki air berupa hidran yang penyediaan airnya dialirkan melalui pipa distribusi.

Gambar 36. Konstruksi sumur gali
Gambar 36. Konstruksi sumur gali

Kebutuhan air bersih

Kebutuhan air non-domestik perkotaan dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu kota kategori I (metropolitan), kota kategori II (kota besar), kota kategori III (kota menengah), kota kategori IV (kota kecil) dan kota kategori V. (pedesaan). Sementara itu, kebutuhan air untuk keperluan non-domestik antara lain dipengaruhi oleh jenis fasilitas yang memerlukan air. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kebutuhan air bersih akan digunakan untuk menghitung kapasitas pengolahan, kapasitas distribusi, dan kapasitas produksi.

Hitunglah kapasitas pengolahan, kapasitas distribusi dan kapasitas produksi jika tujuannya untuk memenuhi kebutuhan air bersih hingga tahun 2024.

Tabel 12. Standar kebutuhan air domestik
Tabel 12. Standar kebutuhan air domestik

SISTEM TRANSMISI DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH 120

Bangunan pengambilan dan sistem transmisi air bersih

Fungsi utama bangunan inlet adalah menampung air dari sumber air yang diolah di instalasi pengolahan air bersih. Sistem pemompaan digunakan pada kondisi dimana letak bangunan intake lebih rendah dibandingkan bangunan pengolahan. Sistem gabungan digunakan untuk mengkondisikan topografi bangunan pengumpan hingga bangunan pengolahan yang tidak stabil (atas dan bawah).

Perlengkapan pada sistem pipa transmisi air bersih meliputi flushing (pembilasan endapan pada pipa), katup udara (fungsi pengurang tekanan pipa), blow-off (katup pelepas tekanan udara berlebih), katup penutup (pengatur aliran). ), serta pompa.

Gambar 42. River intake
Gambar 42. River intake

Proses pengolahan air bersih

Secara umum proses pengolahan air berdasarkan pengolahan permukaan (complete treatment) dan pengolahan air tanah (incomplete treatment) dapat dibedakan, yang akan dijelaskan lebih detail pada uraian berikut. 1) Pembersihan air permukaan. Bangunan ini bekerja dengan cara menangkap air dari badan air (sungai) sesuai dengan debit yang dibutuhkan untuk menjernihkan air bersih. Filter pasir lambat digunakan untuk pengolahan air tanpa koagulasi, flokulasi dan sedimentasi.

Filtrasi langsung digunakan untuk mengolah air baku dengan tingkat kekeruhan rendah, seperti air baku dari instalasi pengolahan limbah.

Tabel 16. Klasifikasi pengolahan air bersih
Tabel 16. Klasifikasi pengolahan air bersih

Sistem distribusi air bersih

Diperoleh dari: http://sim.ciptakarya.pu.go.id/btpp/product/technology-terapan/penampungan-air-hujan-dengan-penyaringan-2201. Diperoleh dari: https://katada.id/usut-dana-csr-pdam-giri-menang-kejari-mataram-say-calon-tersangka/. Diambil dari: https://www.mongabay.co.id relics-belanda-ini-still-jadi-pembedia-air-clean-bagi-warga/.

Diperoleh dari: https://kumpuran.com/kumpurannews/layaknya- singapura-semarang-kini-punya-8-keran-air-ready-drinking-. Diambil dari: https://iplbi.or.id/groot-rivier-ciliwung-learning-environment-dari-masa-lalu-dan-banjir-jakarta/. Diambil dari: https://deskjabar.mind-folk.com/ragam/prhistory-project-development-installation-air-drinking-ipa-pejompongan-i-di-indonesia.

Gambar 59. Jaringan pipa distribusi sistem cabang  (Sumber : Bimtek Perencanaan Jaringan)
Gambar 59. Jaringan pipa distribusi sistem cabang (Sumber : Bimtek Perencanaan Jaringan)

Gambar

Gambar 1. Fungsi air dalam tubuh manusia  (Sumber: https://adihusada.ac.id/artikel)
Gambar 3. Skema siklus hidrologi
Tabel 3. Faktor yang mempengaruhi evaporasi
Gambar 7. Proses evapotranspirasi  (Sumber: https://smart-farming.tp.ugm.ac.id/)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa contoh air permukaan adalah sungai, rawa dan danau.Sedangkan air dalam tanah adalah air yang tersimpan di dalam tanah.Air dalam tanah merupakan sumber air yang