• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aisyiyah Sukma BAB II fungsi kognitif

N/A
N/A
Melia Putri Sari

Academic year: 2025

Membagikan "Aisyiyah Sukma BAB II fungsi kognitif"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

13

Hubungan Antara Aktivitas ..., Aisyiah Sukma, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Fungsi Kognitif

1. Definisi

Kognitif berasal dar bahasa latin yaitu cognitio yang artinya adalah berpikir. Hal ini merujuk kepada kemampuan seseorang dan mengerti dunianya, yang dicapai dari sejumlah fungsi yang kompleks termasuk orientasi terhadap waktu, tempat dan individu; kemampuan aritmatika ; pikiran abstrak; kemampuan fokus untuk berpikir (Nugroho, 2008).

Sedangkan menurut Ahmad Susanto (2011) bahwa kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa.2 Kemampuan kognitif merupakan dasar bagi kemampuan anak untuk berpikir. Jadi proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide belajar.

Kognitif adalah kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berfikir. Proses yang dilakukan adalah memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisa, memahamu, menilai, membayangkan dan berbahasa.

Kapasitas atau kemampuan kognisi biasa diartikan sebagai kecerdasan atau intelehensi (Ramdhani, 2012)

(2)

Hubungan Antara Aktivitas ..., Aisyiah Sukma, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Kognitif merupakan kemampuan pengenalan dan penafsiran seseorang terhadap lingkungan berupa perhatian, bahasa, memori, dan fungsi memutuskan, sehingga mengganggu aktifitas hidup sehari-hari dan aktifitas sosial.Penurunan dari fungsi kognitif biasanya berhubungan dengan penurunan fungsi belahan kanan otak yang berlangsung lebih cepat dari pada yang kiri. Kemunduran kognitif pada lansia biasanya diawali dengan kemunduran memori atau daya ingat (pelupa) dan daya pikir lain yang secara nyata mengggu aktivitas kehidupan (Nugroho, 2008).

2. Aspek – Aspek Fungsi Kognitif

Plassman et al. (2010) menyebutkan fungsi kognitif meliputi:

a. Orientasi

Orientasi dinilai dengan pengacuan pada personal, tempat dan waktu.Orientasi terhadap personal merupakan kemampuan seseorang dalam menyebutkan namanya sendiri ketika ditanya. Orientasi tempat dinilai dengan menanyakan negara, provinsi, kota, gedung dan lokasi dalam gedung. Sedangkan orientasi waktu dinilai dengan menanyakan tahun, musim, bulan, hari dan tanggal.Karena perubahan waktu lebih sering daripada tempat, maka waktu dijadikan indeks paling sensitif untuk disorientasi.

b. Atensi

Atensi merupakan kemampuan untuk bereaksi atau memperhatikan suatu stimulus tertentu (spesifik) dengan mampu mengabaikan stimulus lain baik internal maupun eksternal yang tidak

(3)

Hubungan Antara Aktivitas ..., Aisyiah Sukma, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

perlu atau tidak dibutuhkan. Atensi dan konsentrasi sangat penting dalam mempertahankan fungsi kognitif, terutama dalam proses belajar.

(1) MengingatSegera

Aspek ini merujuk pada kemampuan seseorang untuk mengingat sejumlah kecil informasi selama ≤ 30 detik dan mampu untuk mengeluarkannyakembali.

(2) Konsentrasi

Aspek ini merujuk pada sejauh mana kemampuan seseorang untuk memusatkan perhatiannya pada satu hal.

c. Bahasa

Fungsi bahasa merupakan kemampuan yang meliputi empat parameter, yaitu :

(1) Kelancaran

Kelancaran merujuk pada kemampuan untuk menghasilkan kalimat dengan panjang, ritme dan melodi yang normal.Suatu metode yang dapat membantu menilai kelancaran pasien adalah dengan meminta pasien menulis atau berbicara spontan.

(2) Pemahaman

Pemahaman merujuk pada kemampuan untuk memahami suatu perkataan atau perintah, dibuktikan dengan mampunya seseorang untuk melakukan perintah tersebut.

(3) Pengulangan

(4)

Hubungan Antara Aktivitas ..., Aisyiah Sukma, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Kemampuan seseorang untuk mengulangi suatu pernyataan atau kalimat yang diucapkan seseorang.

(4) Penamaan

Penamaan merujuk pada kemampuan seseorang untuk menamai atau objek beserta bagian – bagiannya.

d. Memori

Memori adalah proses bertingkat dimana informasi pertama kali harus dicatat dalam area korteks sensorik kemudian diproses melalui sistem limbik untuk terjadinya pembelajaran baru. Secara klinik memori dibagi menjadi tiga tipe dasar,yaitu:

1) Immediate memory, merupakan kemampuan untuk merecall stimulus dalam interval waktu beberapa detik.

2) Recent memory, merupakan kemampuan untuk mengingat kejadian sehari - hari (misalnya tanggal, nama dokter, apa yang dimakan saat sarapan atau kejadian - kejadian baru) dan mempelajari materi baru serta mencari materi tersebut dalam rentang waktu menit, jam, hari, bulan dantahun.

3) Remote memory, merupakan rekoleksi atau mengingat kembali kejadian yang terjadi bertahun tahun yang lalu (tanggal lahir, sejarah, nama teman dan lain -lain).

e. Visuospasial

Kemampuan visuospasial dapat dievaluasi melalui kemampuan konstruksional seperti menggambar atau meniru berbagai macam gambar (lingkaran, kubus dan lain - lain) dan menyusun balok - balok.Semua

(5)

Hubungan Antara Aktivitas ..., Aisyiah Sukma, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

lobus berperan dalam kemampuan konstruksi ini tetapi lobus parietal terutama hemisfer kanan mempunyai peran yang paling dominan.

Menggambar jam sering digunakan untuk skrining kemampuan visuospasial dan fungsi eksekutif dimana berkaitan dengan gangguan di lobus frontal dan parietal.

Pasien diminta untuk menggambar jam berbentuk lingkaran kemudian ditulis dengan angka yang lengkap, jika gambar jam digambar terlalu kecil sehingga angka - angkanya tidak muat, hal ini mencerminkan gangguan pada perencanaan. Selanjutnya pasien diminta untukmenggambarjarumpukul11.10pasiendengangangguanfungsi

eksekutif akan menunjuk jarum pada angka 10 dan 11.

f. FungsiEksekutif

Fungsi eksekutif adalah kemampuan seseorang dalam pemecahan masalah. Kemampuan eksekutif diperankan oleh lobus frontal, tetapi pengalaman klinis menunjukkan bahwa semua sirkuit yang terkait dengan lobus frontal juga menyebabkan sindroma lobus frontal, diperlukan atensi, bahasa, memori dan visuospasial sebagai dasar untuk menyusun kemampuan kognitif.

Istilah penurunan kognitif sebenarnya menggambarkan perubahan kognitif yang berkelanjutan, beberapa dianggap masih dalam spektrum penuaan normal, sementara yang lainnya dimasukkan dalam kategori gangguan ringan.Untuk menentukan gangguan fungsi kognitif, biasanya dilakukan penilaian terhadap satu domain atau lebih seperti memori, orientasi, bahasa dan fungsi eksekutif.Temuan dari berbagai penelitian

(6)

Hubungan Antara Aktivitas ..., Aisyiah Sukma, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

klinis dan epidemiologis menunjukkan bahwa faktor biologis, perilaku, sosial dan lingkungan dapat berkontribusi terhadap risiko penurunan fungsi kognitif.

g. Kalkulasi

Kemampuan seseorang untuk menghitung angka.

3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Kognitif a. Usia

Dapat dipahami jika angka kejadian demensia meningkat sesuai dengan pertambahan usia; peningkatannya sekitar dua kali lipat setiap pertambahan usia 5 tahun. Suatu meta analisis menghasilkan angka insidensi demensia sedang-berat di AS sebesar 2.4, 5.0, 10.5, 17.7 dan 27.5 per 1000 person-years pada kelompok usia berturut-turut 65-69, 70- 74, 75-79, 80-84 dan 85-89 tahun. Untuk demensia Alzheimer, angkanya berturut-turut 1.6, 3.5, 7.8, 14.8 dan 26.0 per 1000 person-years. Angka tersebut akan dua-tiga kali lipat jika kasus-kasus ringan juga dihitung.Penelitian LEILA75+ di Jerman menghasilkan annual incidence rate demensia antara 45.8–47.4 per 1000 person-years(Yaffee K, 2009).

b. Status Pendidikan

Kelompok dengan pendidikan rendah tidak pernah lebih baik dibandingkan kelompok dengan pendidikan lebih tinggi.Tingkat pendidikan merupakam salah satu faktor resiko yang dapat mempengaruhi penurunan fungsi kognitif pada lansia menurut The U.S Departement of Health and Human Servi-ces (2011). Berdasarkan hasil

(7)

Hubungan Antara Aktivitas ..., Aisyiah Sukma, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

studi yang di lakukan oleh Heni Maryati (2013) pada lansia di Upt Panti Werdha Mojopahit Kabupaten Mojokerto di dapatkan hasil bahwa pendidikan mempengaruhi fungsi kognitif, dimana lansia yang tidak bersekolah cenderung mengalami masalah fungsi kognitif di bandingkan dengan lansia yang berpendidikan tinggi.

c. Jenis Kelamin

Tidak terdapat perbedaan insidensi demensia akibat semua penyebab antara laki-laki dan perempuan.Beberapa studi besar tidak menemukan perbedaan insiden demensia Alzheimer maupun demensia vaskuler di kalangan laki-laki dan perempuan. Meskipun demikian, dua meta analisis menyimpulkan bahwa perempuan lebih cenderung menderita demensia Alzheimer, khususnya di usia sangat lanjut. Asosiasi ini menetap sekalipun dikoreksi mengingat perempuan mempunyai harapan hidup lebih panjang. Sebaliknya laki-laki cenderung lebih berisiko menderita demensia vaskuler dibandingkan perempuan, terutama di usia lebih muda. Hal ini dapat karena ada faktor risiko seperti penyakit kardiovaskuler yang lebih sering dijumpai di kalangan laki-laki (Yaffee K, 2009).

d. Aktivitas Fisik

Lansia yang melakukan aktivitas melibatkan fungsi kognitif dapat mengurangi risiko menderita demensia dengan signifikan. Aktivitas fisik termasuk latihan ketahanan dan berjalan, dapat meningkatkan fungsi kognitif pada orang dewasa tua, termasuk mereka yang telah didiagnosis

(8)

Hubungan Antara Aktivitas ..., Aisyiah Sukma, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

dengan gangguan kognitif ringan atau Mild Cognitive Impairment (MCI) Penelitian selama satu tahun tentang aktifiitas fisik terhadap fungsi kognitif pada kelompok usia berisiko (70 - 89) di Amerika Serikat menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai kognitif yang berasosiasi dengan peningkatan fungsi fisik.

e. Tekanan Darah

Tekanan darah tinggi di usia pertengahan dikaitkan dengan mild cognitive impairment dan peningkatan risiko demensia sebaliknya hipertensi di usia lanjut diasosiasikan dengan penurunan risiko demensia.

Selain itu telah diamati bahwa tekanan darah mulai turun sekitar 3 tahun sebelum demensia didiagnosisdan terus menurun pada penderita AD.

Dari data ini bisa ditafsirkan bahwa tekanan darah tinggi di usia pertengahan meningkatkan risiko demensia di kemudian hari, sedangkan rendahnya tekanan darah di usia lanjut dikaitkan dengan proses penuaan dan neuropatologi yang menyertainya. Perbedaan risiko tersebut dapat karena tingginya tekanan sistolik di usia pertengahan akan meningkatkan risiko aterosklerosis, meningkatkan jumlah lesi iskemik substansia alba, juga meningkatkan jumlah plak neuritik dan tangles di neokorteks dan hipokampusserta meningkatkan atrofi hipokampus dan amigdala (Yaffee K, 2009).

4. Tes Untuk Menilai Fungsi Kognitif

Pemeriksaan fungsi kognitif meliputi pemeriksaan domain-domain kognitif diantaranya atensi, bahasa, memori, visuospasial dan fungsi eksekutif.Untuk pemeriksaan kelima domain tersebut dapat digunakan pemeriksaan MMSE

(9)

Hubungan Antara Aktivitas ..., Aisyiah Sukma, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

(atensi, bahasa, memori, visuospasial) dan CDT (fungsi eksekutif).Untuk memeriksa fungsi kognitif, pemeriksaan CDT tidak dapat dipisahkan dari MMSE karena CDT melengkapi domain kognitif yang tidak terdapat pada MMSE.

a. MMSE

Mini-Mental State Examination (MMSE) adalah pemeriksaan yang paling sering digunakan untuk mengetahui fungsi kognitif.MMSE diperkenalkan oleh Folstein pada tahun 1975.MMSE dipakai untuk melakukan skrining pada pasien dengan gangguan kognitif, menelusuri perubahan dalam fungsi kognitif dari waktu ke waktu, dan seringkali untuk menilai efek dari agen terapeutik pada fungsi kognitif (O’Bryant, 2008).Sensitivitas dan spesifisitas MMSE memuaskan dengan rincian sensitivitas 83% dan spesifisitas 87% (Lincoln, 2012).Instrumen pemeriksaan ini disebut mini karena hanya fokus pada aspek kognitif dan fungsi mental tanpa menanyakan tentang pola pikiran dan mood (Kochhann, 2009).

b. Addenbrookes’s Cognitive Examination (ACE)

Addenbrookes’s Cognitive Examination adalah suatu instrument yangdigunakan untuk mendeteksi demensia yang sensitif dan spesifik, dimana menggabungkan antara MMSE ,memperluas memori, bahasa, dan komponen visuospatial dan menambahkan tes kefasihan lisan. ACE ini mampu membedakan demensia termasuk penyakit Alzheimer dan frontotemporal demensia (FTD). ACER membutuhkan waktu antara 12 dan 20 menit (rata-rata 16 menit) untuk

(10)

Hubungan Antara Aktivitas ..., Aisyiah Sukma, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

mengelola dan skor dalam setting klinis. ACER ini berisi 5 sub-skor, masing-masing mewakili satu kognitif/domain yaitu perhatian /orientasi (18 poin), memori (26 poin), kelancaran (14 poin), bahasa (26 poin)dan visuospatial (poin 16). ACER skor maksimum adalah 100. Untuk penilaian ACER mempunyai cut-off 88 dan 82 diidentifikasi berdasarkan perhitungan sensitivitas,spesifisitas dan nilai prediksi positif (PPV) ditingkat prevalensi yang berbeda. Jika nilai verbal+language/orientasi+memori (VLOM ratio) < 2,2 menunjukan frontotemporal demensia (FTD) dan VLOM ratio> 3,2 menunjukan suatu demensia Alzheimer. (Hodges, J, 2017)

c. The General Practice Physical Activity Questionnaire (GPPAQ)

The General Practice Physical Activity Questionnaire

(GPPAQ) adalahsuatu instrument screening yang telah divalidasi yang dapat digunakan untuk menilai pencegahan primer. Instrument ini digunakan pada orang dewasa untuk melihat level aktivitas fisik, yang terdiri dari pertanyaan yang simpel yang berisi tentang 4 level Physical Activity Index (PAI) dengan kategori Active, ModeratelyActive, Moderately Inactive, dan Inactive. Instrument ini

juga memberikaninformasi kepada dokter ketika ada peningkatan aktivitas fisik yang tidak sesuai. Jika semua pasien mempunyai score dibawah active maka perlu diberi dukungan untuk merubah kebiasaan agar lebih meningkatkan aktivitas fisik (The General Practice Physical Activity Questionnaire, 2009).

(11)

Hubungan Antara Aktivitas ..., Aisyiah Sukma, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Level Physical Activity Index (PAI) yang terdiri dari :

(1) In Active : Pekerjaan yang harus duduk terus, tanpa gerak badan ataubersepeda

(2) Moderately Active : Pekerjaan yang harus duduk terus, tetapi kurang dari1 jam; badan dan/atau bersepeda per minggu ATAU pekerjaan yang harus berdiri terus tanpa gerak badan atau bersepeda

(3) Moderately Inactive : Pekerjaan yang harus duduk terus dan 1 sampai2,9 jam gerak badan dan/atau bersepeda per minggu ATAU Pekerjaan yang harus berdiri terus tetapi kurang dari 1 jam gerak badan dan/ataubersepeda per minggu ATAU Pekerjaan yang membutuhkan fisik tanpa gerak badan atau bersepeda

(4) Active : Pekerjaan yang harus duduk terus dan lebih dari 3 jam gerakbadan dan/atau bersepeda per minggu ATAU Pekerjaan yang harus berdiri terus dan 1 sampai 2,9 jam gerak badan dan/atau bersepeda perminggu ATAU Pekerjaan yang membutuhkan fisik, sedikit tetapi lebih dari 1 jam gerak badan dan/atau bersepeda per minggu ATAU Pekerjaan yang memerlukan tenaga berat.

B. Aktivitas Fisik 1. Definisi

Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik yang tidak

(12)

Hubungan Antara Aktivitas ..., Aisyiah Sukma, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

ada (kurangnya aktivitas fisik) merupakan faktor risiko independen untuk penyakit kronis, dan secara keseluruhan diperkirakan menyebabkan kematian secara global ( WHO, 2010).Menurut Fatmah (2010) aktivitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik dan mental, serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.Jadi, aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik dan mental.

Menurut Institute of Medicine and The American College of Sports Medicine (ACSM), aktivitas fisik adalah pergerakan badan yang dihasilkan dari kontraksi otot skelet dan meningkatkan pengeluaran energi. Latihan fisik atau exercise lebih merujuk pada aktivitas fisik yang terencana, terstruktur, dan gerakan berulang untuk memperbaiki atau memelihara kebugaran tubuh.

Aktivitas fisik untuk orang lanjut usia meliputi aktivitas fisik yang menyenangkan atau rekreasi, transportasi (misal jalan kaki dan bersepeda), pekerjaan (jika masih bekerja), tugas rumah tangga, permainan, olahraga, latihan fisik terencana dalam konteks sehari-hari, keluarga dan aktivitas dalam komunitas. (WHO, 2010).

Aktivitas fisik termasuk mobilitas merupakan salah satu faktor yang ada hubungannya dengan fungsi kognitif. Beberapa studi melaporkan bahwa usia lanjut yang mengalami kesulitan melakukan pergerakan fisik

(13)

Hubungan Antara Aktivitas ..., Aisyiah Sukma, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

atau gangguan gerak, akan terjadi perbedaan dalam jumlah skor fungsi kognitifnya. Efek aktivitas fisik termasuk mobilitas ada hubungannya dengan menurunnya risiko penyakit kardiovaskular dan efek secara langsung juga kepada saraf, sehingga berdampak pada fungsi kognitif, sehingga apabila terdapat gangguan gerak,maka dapat mengakibatkan penurunan gangguan fungsi kognitif yang lebih besar dibandingkan dengan yang tidak mengalami gangguan (Yaffe et al.,2009).

2. Manfaat AktivitasFisik

Menurut Kemenkes RI (2015) manfaat aktifitas fisik aktif dapat dilihat dari aspek fisik, aspek psikologis dan aspek sosio-ekonomi, diantaranya : a. Manfaat Aspek Fisik

(1) Menurunkan resiko penyakit degenerative

(2) Memperkuat otot jantung dan meningkatkan kapasitas jantung (3) Mencegah resiko penyakit darah tepi

(4) Mencegah, menurunkan, mengendalikan tekanan darah tinggi (5) Mencegah, menurunkan, mengendalikan gula darah pada penderita

diabetes mellitus tipe b. Manfaat Psikologis

(1) Meningkatkan rasa percaya diri (2) Membangun rasa sportivitas (3) Memupuk tanggung jawab (4) Membantu mengendalikan stress (5) Mengurangi kecemasan dan depresi

(14)

Hubungan Antara Aktivitas ..., Aisyiah Sukma, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

c. Manfaat Sosio-Ekonomi

(1) Menurunkan biaya pengobatan (2) Meningkatkan produktivitas

(3) Menurunkan penggunaan sumber daya (4) Meningkatkan gerakan masyarakat 3. Jenis Aktivitas FisikLansia

Aktivitas fisik yang dapat dilakukan lansia dalam kehidupan sehari- hari, yaitu: membersihkan rumah, mencuci baju, menyetrika, berkebun, mengemudi mobil, mengecat rumah, memotong kayu, olahraga/latihan fisik dan lain-lain (Depkes,2010).

Beberapa contoh olahraga/latihan fisik yang dapat dilakukan oleh lansia untuk meningkatkan dan memelihara kebugaran, kesegaran dan kelenturan fisiknya adalah sebagai berikut :

a. Pekerjaan rumah danberkebun.

Kegiatan ini merupakan kegiatan yang membutuhkan energi, Dengan kegiatan ini tubuh lansia akan mengeluarkan keringat namun harus dikerjakan secara tepat agar nafas sedikit lebih cepat, denyut jantung lebih cepat, dan otot menjadi lelah. Dengan kegiatan ini lansia mendapatkan kesegaran jasmani.Aktivitas fisik berupa pekerjaan rumah dan berkebun dianjurkan untuk melakukannya dala intensitas sedang selama 30 menit setiap hari dalam seminggu.

b) Berjalan-jalan

Berjalan-jalan sangat baik untuk meregangkan otot-otot

(15)

Hubungan Antara Aktivitas ..., Aisyiah Sukma, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

kaki dan bila jalannya makin lama makin cepat akan bermanfaatuntuk daya tahan tubuh. Jika melangkah dengan panjang dan mengayunkan lengan 10-20 kali, maka dapat melenturkan tubuh.Hal ini bergantung pada kebiasaan.

Berjalan-jalan sebaiknya dikombinasikan dengan olahraga lain seperti jogging atau berlari-lari.

c) Jalancepat

Jalan cepat merupakan olahraga lari dengan kecepatan di bawah 11 km/jam atau dibawah 5,5,menit/Km. Jalan cepat berguna untuk mempertahankan kesehatan dan kesegaran jasmani yang aman bagi lansia. Selain itu, biayanya murah dan menyenangkan, mudah, serta berguna bila dilakukan dengan benar. Posisi yang tepat atau yang dianjurkan pada saat jalan cepat adalah pandangan lurus kedepan, bernafas normal melalui hidung atau mulut, kepala dan badan lemas serta tegak, tangan digenggam ringan, kaki mendapat di tumit atau pertengahan telapak kaki, langkah tidak terlalu besar, serta ujung kaki mengarah ke depan. Jalan cepat dilakukan dengan frekuensi 3 -5 kali seminggu, lama latihan 15-30 menit, dilakukan tidak kurang dari 2 jam setelahmakan.

d) Renang

Olahraga renang paling baik dilakukan untuk menjaga kesehatan karena pada saat berenang hampir semua otot tubuh

(16)

Hubungan Antara Aktivitas ..., Aisyiah Sukma, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

bergerak, sehingga kekuatan otot meningkat.Olahraga renang biasanya baik untuk orang-orang yang menderita penyakit lemah otot atau kaku sendi karena dapat melancarkan peredaran darahasalkan dilakukan secara teratur. Selain itu olahraga pada lansia dapat menunjang kesehatan, yaitu dengan meningkatkan nafsu makan, membuat kualitas tidur menjadi lebih baik, dan mengurangi kebutuhan akan obat-obatan.

e) Bersepeda

bersepeda baik untuk meningkatkan peregangan dan daya tahan, tetapi tidak menambah kelenturan pada derajat yang tinggi. Kegiatan ini dapat dilakukan sesuai kemampuan dan harus disertai latihan aerobik. Latihan fisik ini dapat dilakukan sekurangnya 30 menit dengan intensitas sedang, 5 hari dalam seminggu atau 20 menit dengan intensitas tinggi, 3 hari dalam seminggu dan 2 hari dalam seminggu. Modifikasi olahraga ini dapat dilakukan dengan bersepeda statis bagi lansia yang mengalami gangguan penglihatan dan osteoatritis.

f) Senam

Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak memberatkan yang diterapkan pada lansia.

4. Tipe - Tipe Aktivitas Fisik pada LanjutUsia

Aktivitas fisik yang bermanfaat untuk kesehatan lanjut usia sebaiknya memenuhi kriteria FITT (frequency, intensity, time, type). Frekuensi adalah seberapa sering aktivitas dilakukan dan berapa hari dalam

(17)

Hubungan Antara Aktivitas ..., Aisyiah Sukma, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

seminggu.Intensitas adalah seberapa keras suatu aktivitas dilakukan.Biasanya diklasifikasikan menjadi intensitas rendah, sedang dan tinggi. Waktu mengacu pada durasi, seberapa lama suatu aktivitas dilakukan dalam satu pertemuan, sedangkan jenis aktivitas adalah jenis - jenis aktivitas fisik yang dilakukan (Ambardini, 2009).

Ada 3 macam aktivitas fisik lanjut usia menurut Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2006), yaitu:

a. Ketahanan(Endurance)

Aktivitas fisik yang bersifat untuk ketahanan yang dapat membantu kesehatan jantung, paru - paru, otot dan sistem sirkulasi darah tetap sehat serta membuat kita lebih bertenaga.Untuk mendapatkan ketahanan maka aktivitas fisik yang dilakukan selama 30 menit setiap hari (4 - 7 hari per minggu).

Contoh beberapa kegiatan yang dapat dipilih seperti:

(1) Berjalankaki (2) Lariringan (3) Berenang (4) Senam (5) Bermaintenis

(6) Aktivitas duduk (membaca, menonton televisi dan lain - lain) (7) Berkebun dan kerja ditaman.

b. Kelenturan(Flexibility)

Aktivitas fisik yang bersifat untuk kelenturan dapat membantu pergerakan lebih mudah, mempertahankan otot tubuh tetap lemas (lentur)

(18)

Hubungan Antara Aktivitas ..., Aisyiah Sukma, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

dan sendi berfungsi dengan baik.Untuk mendapatkankelenturan maka aktivitas fisik yang dilakukan selama 30 menit setiap hari (4 - 7 hari per minggu).

Contoh beberapa kegiatan yang dapat dipilih seperti:

(1) Peregangan kaki atautangan (2) Beribadah(shalat)

(3) Senam Taichi danyoga (4) Mencuci pakaian ataupiring (5) Mengepellantai

c. Kekuatan Otot (StrengthMuscle)

Aktivitas fisik yang bersifat untuk kekuatan dapat membantu kerja otot tubuh dalam menahan sesuatu beban yang diterima, tulang tetap kuat dan mempertahankan bentuk tubuh serta membantu meningkatkan pencegahan terhadap penyakit seperti osteoporosis.Untuk mendapatkan kelenturan maka aktivitas fisik yang dilakukan selama 30 menit setiap hari (2 - 4 hari perminggu).

Contoh beberapa kegiatan yang dapat dipilih seperti:

(1) Push-up, pelajari teknik yang benar untuk mencegah otot dan sendi darikecelakaan

(2) Naik turuntangga (3) Angkatbeban/berat (4) Membawabelanjaan

(5) Mengikuti kelas senam terstruktur dan terukur(fitness)

(19)

Hubungan Antara Aktivitas ..., Aisyiah Sukma, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

C. Tingkat pendidikan 1. Definisi

Menurut Basrowi (2010) pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia unuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman.

Sementara menurut Muliani (2009) perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

Menurut Notoatmodjo (2010) pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat, agar masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan (praktik) untuk memelihara (mengatasi masalah- masalah), dan meningkatkan kesehatannya. Perubahan atau tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dihasilkan oleh pendidikan kesehatan ini didasarkan kepada pengetahuan dan kesadarannya melalui proses pembelajaran, sehingga perilaku tersebut diharapkan akan berlangsung lama (long lasting) dan menetap (langgeng), karena didasari oleh kesadaran.

2. Lembaga Pendidikan

Menurut Mukhlison Effendi (2008) dalam buku Ilmu Pendidikan, ada 3 lembaga pendidikan yaitu:

(1) Lembaga pendidikan formal

(20)

Hubungan Antara Aktivitas ..., Aisyiah Sukma, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Lembaga pendidikan formal adalah semua bentuk pendidikan yang diadakan di sekolah atau tempat tertentu,teratur, sistematis, mempunyai jenjang dan dalam kurun waktutertentu, serta berlangsung mulai dari taman kanak-kanak,sampai perguruan tinggi. Berdasarkan aturan resmi yang telahditetapkan.

(2) Lembaga pendidikan non formal

Lembaga pendidikan non formal atau pendidikan luarsekolah adalah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakandengan sengaja, tertib dan terencana di luar kegiatanpersekolahan. Bidang pendidikan non formal meliputi:

(a) Pendidikan masyarakat (b) Keolahragaan

(c) Pembinaan generasi muda (3) Pendidikan in formal

Pendidikan informal adalah pendidikan yangberlangsung di luar sekolah yang tidak terorganisir secara ketat,tak terbatas waktu dan tanpa evaluasi.Pendidikan in formal initerutama berlangsung di tengah keluarga, namun mungkin jugaterjadi di lingkungan sekitar keluarga.

3. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan dapat dibedakan berdasarkan tingkatan-tingkatan tertentu seperti :

(21)

Hubungan Antara Aktivitas ..., Aisyiah Sukma, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

a. Pendidikan dasar awal selama 9 tahun meliputi SD, SMP.

b. Pendidikan lanjut

(1) Pendidikan menengah minimal 3 Tahun meliputi, SMA atausederajat.

(2) Pendidikan Tinggi meliputi diploma, sarjana, magister,doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruantinggi (Kumalasari, 2014).

D. Interaksi sosial 1. Definisi

Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang perorang, antarkelompok manusia, serta antara orang peroarang dan kelompok manusia. Proses sosial pada hakikatnya adalah pengaruh timbal balik antara berbagai bidang kehidupan bersama. Lebih lanjut Menurut Soerjono Soekanto Hakikat hidup bermasyarakat itu sebenarnya adalah terdiri dari relasi-relasi yang mempertemukan mereka dalam usaha-usaha bersama dalam aksi dan tindakan yang berbalas-balasan. Sehingga orang saling menggapi tindakan mereka (Soerjono Soekanto,2012).

Dengan demikian, dapat pula diartikan bahwa masyarakat merupakan jaringan relasi-relasi hidup yang timbal balik. Yang satu berbicara, yang lain mendengarkannya; yang satu bertanya, yang lainnya menjawab; yang satu memberi perintah, yang lainnya menaati; yang satu berbuat jahat, yang lain membalas dendam; dan yang satu mengundang,

(22)

Hubungan Antara Aktivitas ..., Aisyiah Sukma, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

yang lainnya datang. Jadi selalu tampak bahwa orang saling mempengaruhi. Dan hasil interaksi inilah sangat ditentukan oleh nilai dan arti serta interpretasi yang diberikan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi ini (Dewi Wualansari,2009)

2. Syarat- syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Menurut Soerjono Soekanto, syarat-syarat terjadinya interaksi sosial yaitu adanya kontak sosial dan adanya komunikasi

a. Kontak sosial

Kontak sosial berasal dari bahasa Latin con atau cum (yang artinya bersama-sama) dan tango yang artinya menyentuh).Jadi artinya secara harfiah bersama-sama menyentuh.Secsra fisik, kontak sosial baru terjadi apabila terjadi hubungan badaniah, sedangkan dalam gejala sosial tidak selalu berarti hubungan badaniah.Kontak sosial dapat bersifat positif atau negative.Bersifat positif mengarah pada kerjasama, dan yang bersifat negative mengarah pada suatu pertentangan. Kontak sosial juga akan bersifat primer dan sekunder apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka, Adapun kontak sekunder merupakan kontak yang memerlukan perantara. Apabila dengan perkembangan teknologi dewasa ini, orang-orang dapat berhubungan satu dengan yang lainnya melalui telefon, telegraf, radio, termasuk TV dan tdak memerlukan suatu hubungan badaniah.

(23)

Hubungan Antara Aktivitas ..., Aisyiah Sukma, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

b. Komunikasi

Komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap), persaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan tersebut kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut. Dengan adanya komunikasi tersebut, sikapsikap dan perasaan-persaan suatu kelompok manusia atau orang- perseorangan dapat diketahui oleh kelompok lain atau orang lainnya.

Hal itu merupakan bahan untuk menentukan reaksi apa yang akan dilakukannya.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial

Menurut Soerjono Soekanto (2012) Interaksi sosial akan berlangsung apabila terjadi saling aksi dan reaksi antara kedua belah pihak. Interaksi sosial tidak akan terjadi jika manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem syarafnya sebagai akibat hubungannya tersebut. Berlangsungnya suatu proses interaksi terutama antara individu dan kelompok didasari oleh beberapa faktor, antara lain :

a. Imitasi

Imitasi sangat kuat peranannya dalam interaksi sosial.Tampak jelas dalam dunia mode, adat istiadat, dunia usaha, perilaku kejahatan dan

(24)

Hubungan Antara Aktivitas ..., Aisyiah Sukma, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

lain sebagainya.Faktor ini sangat berperan dalam pergaulan masyarakat.

b. Sugesti

Faktor sugesti yang dimaksudkan, sugesti secara psikologi dimana seorang individu menerima cara penglihatan atau pedoman tingkah laku dari orang lain tampak kritik. Sugesti ini merupakan proses pengoperan atau penerimaan sesuatu hal yang dilakukan seseorang atau masyarakat tampak kritik atau penelitian lebih cermat.

c. Identifikasi

Faktor identifikasi dimaksudnya adalah dorongan untuk yang berproses tidak saja lahiriah, tetapi juga meliputi batiniah. Pada tahap proses ini terjadi berlangsung tidak sadar, irasional untuk melengkapi norma yang berlangsung mulai dari lingkungan terkecil sampai pada masyarakat umum yang saling mengambil norma-norma, sikap perilaku, nilai-nilai dan lain sebagainya dari sekelilingnya yang secara umum dapat merubah masyarakat.

d. Simpati

Faktor yang dimaksudkan adanya persaan yang terdapat didalam diri seseorang dimanapun ia berada yang merasa tertarik kepada orang lain. Prosesnya berdasarkan persaan semata-mata dan tidak melalui penilaian berdasarkan rasio.

(25)

Hubungan Antara Aktivitas ..., Aisyiah Sukma, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

4. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Menurut Soerjono Soekanto (2012) Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat menghasilkan proses sosial yang asosiatif dan disosiatif yaitu faktor yang dipengaruhi dari dalam dan diluar itu sendiri. Berikut ini adalah proses-proses interaksi yang terjadi antara lain:

a. Kerjasama (Cooperation)

Beberapa sosiologi menganggap bahwa kerjasama merupakan bentuk interaksi sosial yang pokok.Kerjasama yang dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang-perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.Kerjasama timbul karena orientasi orangperorangan terhadap kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainnya (yang merupakan out-group-nya).

a. Akomodasi

Istilah akomodasi digunakan dalam dua arti, yaitu untuk menunjuk pada suatu proses keadaan atau keseimbangan dalam interaksi orang- perorangan atau kelompok manusia yang kaitannya dengan norma- norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses dimana menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan demi mencapai kestabilan

(26)

Hubungan Antara Aktivitas ..., Aisyiah Sukma, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

b. Asimilasi (Assimilation)

Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orangperorangan atau krlompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk memprtinggi kesatuan tindak, sikap dan proses mental dengan meperhatikan kepentingan- kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.

Apabila orang-orang melakukan asimilasi kedalam suatu kelompok manusia atau masyarakat, dia tidak lagi membedakan dirinya dengan kelompok tersebut yang yang mengakibatkan bahwa mereka di anggap sebagai orang asing. Dalam proses asimilasi, mereka mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan- kepentingan serta tujuan-tujuan kelompok Apabila dua kelompok manusia mengadakan asimilasi, batas-batas antara kelompok- kelompok tadi akan hilang dan keduanya lebur menjadi satu kelompok. Secara singkat, proses asimilasi ditandai dengan pengembangan sikap-sikap yang sama, walau kadangkala bersifat emosional dengan tujuan untuk mencapai kesatuan, atau paling sedikit mencapai integrasi dalam organisasi, pikiran dan tindakan.

(27)

Hubungan Antara Aktivitas ..., Aisyiah Sukma, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

E. Kerangka Teori

Kerangka Teori Penelitian

Kombinasi Teori Yaffee(2009); Fortes (2011); Plassman dkk. (2011).

Faktor- faktor yang mempengaruhi Fungsi Kognitif

1. Status perkawinan 2. Pekerjaan

3. Tingkat Pendidikan 4. Pendapatan 5. interaksi sosial 6. Dukungan Keluarga 7. Biologis

a. Usia

b. Jenis kelamin c. Riwayat keluarga 9. Psikologis

a. Kepribadian lansia

Fungsi Kognitif 3. Tingkat Pendidikan

5. Interaksi Sosial

8. Aktivitas Fisik

(28)

Hubungan Antara Aktivitas ..., Aisyiah Sukma, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

F. Kerangka Konsep

Kerangka konsep hubungan Aktivitas Fisik, Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendidikan dengan Fungsi kognitif

G. Hipotesis

Dari konsep penelitian di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian yaitu:

1. Ada hubungan aktifitas fisik dengan fungsi kognitif di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia (PPSLU) Sudagaran, Banyumas.

2. Ada hubungan tingkat pendidikan dengan fungsi kognitif di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia (PPSLU) Sudagaran, Banyumas.

3. Ada hubungan interaksi sosial dengan fungsi kognitif di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia (PPSLU) Sudagaran, Banyumas.

Fungsi Kognitif Tingkat Pendidikan

Aktivitas Fisik

Interaksi Sosial

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan : Anestetik inhalasi sevofluran menimbulkan gangguan fungsi kognitif pascabedah yang lebih ringan dibanding dengan isofluran pada pasien yang menjalani kraniotomi tumor

Sedangkan dampak jangka panjang adalah penurunan skor tes IQ, penurunan perkembangn kognitif, penurunan integrasi sensori, gangguan pemusatan perhatian, gangguan

atherosclerosis yang berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif pada usia lanjut.(Johnson, 2010) Pada penelitian lain menunjukkan bahwa ABI yang rendah merupakan prediktor

dkk (2000) mengatakan bahwa tekanan darah diastolik yang rendah pada usia 50 tahun berhubungan dengan lebih banyaknya gangguan kognitif pada 20 tahun

Berdasarkan data diatas aktivitas fisik lansia cukup aktif tetapi lansia mengalami gangguan kognitif ini disebabkan karena hampir seluruhnya responden berjenis

HUBUNGAN PERUBAHAN FUNGSI KOGNITIF DENGAN AKTIVITAS MOTORIK GERAK LATIH OTAK PADA LANSIA CORRELATION BETWEEN COGNITIVE FUNCTION CHANGES AND MOTORIC ACTIVITY BRAIN GYM IN THE

v HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF YANG DINILAI DENGAN MONTREAL COGNITIVE ASSESSMENT VERSI INDONESIA MoCA-Ina DAN TINJAUANNYA DARI SISI ISLAM

Total n = 60 orang lansia dengan gangguan kognitif ringan A single- blinded randomize d controlled trial Latihan aerobik 60 menit dengan durasi 1 kali perminggu