• Tidak ada hasil yang ditemukan

AJARAN ETIKA YANG TERKANDUNG DARI PERJALANAN HIDUP TOKOH RAMA DALAM KISAH RAMAYANA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "AJARAN ETIKA YANG TERKANDUNG DARI PERJALANAN HIDUP TOKOH RAMA DALAM KISAH RAMAYANA "

Copied!
34
0
0

Teks penuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT, penulis sampaikan, atas limpahan nikmat yang telah dilimpahkan sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan. Dengan perjuangan yang cukup melelahkan, tesis berjudul: Ajaran Etis yang Dikandung dari Perjalanan Hidup Tokoh Rama dalam Kisah Ramayana ini dapat disimpulkan. Di sisi lain, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

Seluruh dosen Fakultas Ushuluddin yang telah banyak berjasa mentransformasi ilmunya serta seluruh civitas akademika Fakultas Ushuluddin. Sahabat Al-Ma'had Al-Islam Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta, seluruh sahabat AF angkatan 2003 dan semua yang telah memberi warna pada kehidupan ini. Juga dengan menggunakan metodologi penelitian yang ada dalam ilmu filsafat yaitu metode deskriptif, yaitu dengan menelaah dan mendeskripsikan secara mendalam data yang diperoleh dari penelitian ini, penulis mencoba menangkap makna yang terkandung dalam cerita Ramayana ini.

Latar Belakang Masalah

Epik Ramayana tidak hanya terbatas pada sebuah karya sastra saja, bagi pemeluk agama Hindu Ramayana merupakan salah satu kitab suci yang mengajarkan etika. Pada awal tahun Masehi aslinya terdiri dari tujuh jilid, yang disebut Kandha. 4 Muad Dailami, “Nilai Etika Tokoh Dewi Sinta dalam Wayang”, tesis, Fakultas Ushuluddin, Jurusan Akidah dan Filsafat, IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2003, hal. cerita dengan jenis naratif, yaitu teks yang tidak bersifat dialog dan isinya berupa cerita sejarah atau rangkaian peristiwa 6 Seiring dengan cerita dan rangkaian peristiwa tersebut munculah sebuah cerita. .

Dari perjalanan hidup tokoh Rama dalam cerita Ramayana, penulis tertarik untuk menggali lebih dalam pesan-pesan moral yang terkandung dalam tokoh Rama dari segi etika, karena menurut penulis cerita Ramayana banyak mengandung nilai-nilai etika. yang telah ditinggalkan oleh generasi muda saat ini. Nilai-nilai etika dalam kehidupan sekarang ini tidak lagi penting dalam keluarga dan masyarakat, sehingga apa yang menjadi jalur suplai dalam keluarga dan masyarakat telah berubah, yang tersisa hanyalah gemerlap kehidupan tanpa nilai-nilai yang nyata10. Di zaman modern seperti saat ini, ketika semua aktivitas manusia bergantung pada mesin, manusia semakin tidak terampil dan tidak peka dalam menggunakan unsur perasaan; kekayaan paling berharga yang justru dianugerahkan Tuhan kepada manusia harus dikontrol dan dibatasi perannya dalam kehidupan.

10 Barnas Sumantri dan Kanti Walujo, Kearifan Abadi Nilai Tradisional dalam Wayang (Yogyakarta: Perpustakaan Pelajar 1999), hlm. Selain agama sebagai sumber nilai dan norma moral, budaya memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan nilai dan norma etis dalam masyarakat, meskipun perlu diperhatikan bahwa dalam hal ini budaya tidak dapat dipandang terpisah dari agama. Ajaran moral dalam suatu agama mencakup dua jenis aturan, yang pertama adalah aturan internal agama seperti puasa, larangan makan dan sebagainya.

Keadaan masyarakat modern saat ini yang cenderung mementingkan diri sendiri, tidak peduli terhadap lingkungan dan hanya mengikuti kebutuhan materi, bisa jadi merupakan akibat dari kurangnya perhatian terhadap kaidah-kaidah etika yang ditetapkan oleh agama. Seperti yang dikatakan Imam Al-Ghazali, kebanyakan orang hidup dengan cara yang memalukan secara moral yang niscaya akan merugikan kehidupan mereka di masa depan. 14 Kutipan Ghazali ini mencerminkan adanya nilai-nilai etika dan agama yang saling berhubungan dan membentuk satu kesatuan yang mengatur kehidupan moral manusia. Dari latar belakang di atas, cerita Ramayana menurut penulis mengandung banyak nilai etika, dengan karakter Rama sebagai sosok yang mencerminkan sikap etis dalam kehidupannya, yang dapat menjadi contoh pembelajaran untuk kehidupan saat ini.

Diharapkan penelitian ini menjadi bentuk kecil kepedulian penulis terhadap kemerosotan moral yang terjadi saat ini.

Rumusan Masalah

Penelitian ini menambah khasanah pemikiran filosofis Timur khususnya filsafat moral yaitu dari cerita Ramayana yang berasal dari India dimana Rama menjadi tokoh utama dalam cerita ini. Lahir sekitar dua puluh empat abad yang lalu, kisah Ramayana awalnya berupa puisi yang ditulis oleh penyair Valmiki. Setelah Valmiki meninggal, kisah Ramayana kemudian ditransformasikan ke dalam berbagai bentuk karya sastra oleh para penyair untuk disalin dan diadaptasi menjadi cerita yang terus memesona sepanjang abad.

Seperti yang terdapat di Indonesia, cerita Ramayana ini dapat kita temukan dalam pertunjukan wayang, pertunjukan tari dan novel yang sudah berbahasa Indonesia. Dalam pewayangan Indonesia, cerita Ramayana memang tidak sepopuler cerita Mahabarata karena ceritanya ada dalam Ramayana; Seperti yang telah disebutkan di atas, narasi cerita tidak banyak berubah. Namun sampai saat ini penulis belum menemukan kajian yang membahas cerita Ramayana ini dalam bentuk karya ilmiah.

Namun cerita Ramayana dalam dokumen ini dalam versi yang berbeda yaitu versi pewayangan Indonesia. Buku lainnya adalah Karya Wawan Susetya Dari Ilmu Hastabrata Menuju Sastrahayuningrat (Wacana Penciptaan 2006) Buku ini memuat makna tokoh dalam cerita Ramayana dan Mahabarata. Wawan Susetya mencoba memaparkan makna-makna yang terkandung dalam tokoh-tokoh dalam cerita Ramayana dan Mahabarata.

Dari data tersebut dapat diperoleh teori lain dari cerita Ramayana yang berasal dari India hingga cerita Ramayana yang ada di india. Serta memberikan makna dan tujuan yang begitu berarti bagi kelangsungan hidup orang-orang yang terkandung dalam Rama tersebut.

Metode Penelitian

Sementara itu, penulis ingin mengajukan kajian Ramayana ini dari segi etika, sebagaimana judul penulis di atas dengan kajian kitab Ramayana dari C. Ramayana. Pencantuman data sekunder merupakan kajian yang membahas etika yang masih terkait dengan tulisan ini.

Karena acuan utamanya adalah karya sastra, maka penulis dalam penelitian ini akan menggunakan teori sastra dengan pendekatan semiotika. Sebagai ilmu semiotik tanda, secara sistematis mempelajari tanda dan simbol, sistem simbol dan proses simbolik. Dalam hal ini kitab Ramayana karya C.Rajagopalachari yang menjadi sumber penelitian ini. Penulis mencoba menggali dan menangkap makna kisah perjalanan Rama sebagai cerminan dari kehidupan yang beretika.

Setelah mempelajari dan menafsirkan semua data yang diterima, penulis menyusun data dengan menggunakan metode ini kemudian menjelaskan uraian ini dengan menafsirkan dan menjelaskan data yang ada. Menentukan hal tersebut dengan maksud untuk menggambarkan secara singkat cerita Ramayana khususnya tokoh Rama, kemudian menjelaskan dan mendeskripsikan secara jelas sehingga diperoleh gambaran yang jelas dan lengkap serta mudah dipahami dan dipahami sebagaimana yang diharapkan. Induksi adalah cara atau metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah, dimulai dengan pengamatan terhadap hal-hal atau masalah tertentu kemudian ditarik kesimpulan umum.

Sedangkan deduksi adalah cara yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dari pengamatan terhadap benda atau benda. Dari cara di atas, penulis menghubungkan tokoh Rama dalam cerita Ramayana agar tercermin dalam kehidupan manusia dan dapat dibangun pemahaman yang harmonis, dan dari pemahaman tersebut dipahami secara detail sehingga tercapai hasil yang koheren, sistematis dan koheren.

Sistematika Pembahasan

Rajagopalachari, ringkasan cerita Ramayana dan beberapa versi cerita Ramayana, yang sekiranya dapat membantu penulis dalam menjelaskan bab-bab selanjutnya. Pada Bab III pembahasan diawali dengan tinjauan umum tentang etika, meliputi: pengertian etika, ruang lingkup masalah etika, hubungan antara etika dan agama, dan tinjauan etika dari perspektif agama Hindu yang menjadi latar belakang Ramayana. teks dalam penelitian ini. Kemudian Bab IV membahas tentang nilai-nilai etika yang terkandung dalam perjalanan hidup Rama, secara sistematis memaparkan teks-teks dalam naskah ini, kemudian cerita Ramayana akan ditinjau dari segi etika.

Pada bab terakhir yaitu Bab V, pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari uraian di atas. Dalam bab ini, penulis menyarankan bagaimana memperkuat keyakinan positif lebih lanjut dan meninggalkan aspek negatif, sehingga pada akhirnya dapat menjadi pedoman untuk kehidupan etis. Pelajaran yang dapat dipetik dari cerita Ramayana adalah, mengingat epik tersebut ditulis dua puluh empat abad yang lalu dan sekarang banyak versi yang menyebabkan perbedaan jalan cerita antara satu versi dengan versi yang lain, tetapi inti dari cerita tersebut Ramayana tetap tak berkurang.

Pesan dan pelajaran tersebut setidaknya berupa keteladanan tokoh protagonis yang dapat kita jadikan sebagai cermin dalam menjalani kehidupan ini. Sebagai seorang anak ia bisa menjadi kebanggaan orang tuanya, sebagai seorang kakak Rama bisa memberikan yang terbaik untuk adik-adiknya, sebagai seorang suami ia adalah kepala keluarga yang bertanggung jawab atas keluarga dan juga seorang pangeran yang tahu bagaimana melindungi rakyatnya dari bahaya. Kandungan ajaran etika dalam cerita Ramayana yang tergambar dalam perjalanan hidup Rama memberikan warna pada pola pemikiran filsafat moral.

Makna dalam cerita ini meliputi ketaatan beragama, bakti kepada orang tua, kesetiaan kepada keluarga, dan pelindung kaum tertindas. Dalam arti tertentu, ada persamaan dan perbedaan ajaran moral dalam Islam, meskipun latar belakang teologisnya berbeda.

Saran-Saran

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT yang telah memberkati penyelesaian artikel ini, dan penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung penelitian ini. Bahwa tulisan ini hanyalah sebuah langkah kecil di antara ribuan langkah yang masih ditempuh dalam pengembangan kajian filsafat yang tentunya memerlukan saran dan koreksi sana-sini, namun dalam penelitian ini setidaknya dapat menjadi sumbangan pemikiran dan pemikiran yang kecil. insentif untuk penelitian lebih lanjut, terutama untuk mahasiswa Ushuluddin jurusan Aqidah dan Filsafat terikat dengan penelitian semacam ini.

DAFTAR PUSTAKA

Filsafat sebagai Ilmu Kritis, Yogyakarta: Etika Dasar Kanisius Masalah Pokok Filsafat Moral, Yogyakarta: Uitgewer.

CURRICULUM VITAE

Referensi

Dokumen terkait

Wujud ekspresi serta pesan moral yang didapatkan dari novel ini yaitu tokoh Kafka yang mendapatkan kesadaran penuh tentang bagaimana ia akan menjalani takdir kehidupannya