• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKBAR Nomor Induk Mahasiswa : 105611118017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "AKBAR Nomor Induk Mahasiswa : 105611118017"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

LANDASAN TEORI

Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dijadikan acuan atau acuan sebagai pembeda dalam penelitian untuk menganalisis perbedaan atau persamaan dalam penelitian. Peran Kantor Urusan Agama (KUA) dalam mengurangi pernikahan ilegal (Studi kasus di KUA Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang). Kantor Urusan Agama memberikan masukan mengenai Pencatatan Nikah dan Keluarga Bahagia yang dilaksanakan oleh Badan Pembina Perkawinan (BP4) pada Kantor Bisnis.

Kualitatif a. Indikasi laju perkembangan perkawinan di bawah umur meningkat dari tahun ke tahun b. Faktor penyebab perkawinan di bawah umur yang paling dominan adalah pra-kehamilan. Peran Kantor Urusan Agama (KUA) dalam Mengurangi Pernikahan Anak (Studi Kasus di KUA Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak). Kualitatif Peran pegawai KUA dalam menurunkan pernikahan dini di Kecamatan Mranggen sudah baik, yaitu dengan melakukan pembinaan kepada calon pengantin, hingga melakukan sosialisasi.

Table I Penelitian Terdahulu
Table I Penelitian Terdahulu

Konsep dan Teori

Konsep kinerja organisasi juga menggambarkan bahwa setiap organisasi publik memberikan pelayanan kepada masyarakat dan kinerjanya dapat diukur berdasarkan indikator kinerja yang ada untuk melihat apakah organisasi tersebut telah menjalankan tugasnya dengan baik dan apakah tujuannya tercapai atau belum. Hal ini dikarenakan penilaian kinerja dan penilaian kinerja merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan, sebagaimana dikemukakan oleh Mustopadjadja (2003) yang menyatakan bahwa terdapat beberapa jenis indikator yang dapat digunakan dalam mengukur kinerja suatu organisasi, yaitu sebagai berikut: 1. Keban (2004 ) berpendapat bahwa pengukuran kinerja organisasi publik dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu: pendekatan manajemen dan pendekatan kebijakan.

Berhasil atau tidaknya suatu organisasi publik bergantung pada ruang lingkup dan metode pengukuran indikator kinerja. Semakin banyak organisasi publik memprogram dan melaksanakan kebutuhan dan keinginan masyarakat, maka semakin baik pula kinerja organisasi tersebut. Akuntabilitas di sini menjelaskan apakah kinerja kegiatan suatu organisasi publik dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip administratif yang sehat atau sesuai dengan kebijakan organisasi, implisit atau eksplisit.

Semakin jelas suatu organisasi publik dilaksanakan sesuai dengan prinsip dan aturan administratif serta kebijakan organisasi, maka kinerjanya akan dinilai semakin baik. Akuntabilitas publik mengacu pada seberapa besar kebijakan dan aktivitas organisasi publik. yang berdiri di atas kepentingan masyarakat karena tujuan organisasi publik adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kualitas dan kemampuan pegawai yaitu hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan/pelatihan, etos kerja, motivasi kerja, sikap mental (dibaca kecerdasan emosional) dan kondisi fisik pegawai.

Sarana penunjang yaitu hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan kerja dan hal-hal yang berkaitan dengan kesejahteraan pegawai. Untuk dapat memahami suatu hal yang sulit, yang perlu dilakukan adalah memahami bahasa atau istilah yang digunakan dalam soal, secara rinci apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, terlepas dari apakah data yang diperoleh cukup, syarat/kondisi apa. yang harus dipenuhi, menunjukkan atau mencatat permasalahan dalam struktur yang lebih operasional sehingga lebih mudah diatasi. Pemilihan rencana berpikir kritis yang tepat bergantung pada seberapa sering kita menghadapi permasalahan di masa lalu.

Berikanlah mas kahwin (mahar) kepada wanita-wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian yang penuh kerelaan (QS An-Nisa' [4]: ​​​​​​​4). Mana-mana bakal pasangan yang ingin melangsungkan perkahwinan haruslah mengambil tahu hal berkaitan perkahwinan itu sendiri.

Kerangka Pikir

Fokus Penelitian

Dengan demikian, teori kinerja dijadikan sebagai landasan teori yang digunakan dalam melakukan karya ilmiah mengenai kinerja Biro Agama (KUA) dalam meminimalisir pernikahan di bawah umur di Kecamatan Parangloe. Mengingat tingginya kasus pernikahan di bawah umur di Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa khususnya tempat saya tinggal, maka fokus penelitian ini adalah sebagai berikut:

Deskripsi Fokus

Indikator outcome, menurunnya angka pernikahan di bawah umur, terlihat dari data arsip KUA Kabupaten Parangloe selama tiga tahun terakhir. Masyarakat di Kecamatan Parangloe sudah mulai mengetahui adanya peraturan pemerintah yang melarang pernikahan di bawah umur.

METODE PENELITIAN

  • Waktu dan Lokasi
  • Jenis Dan Tipe Penelitian
  • Informan
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Teknik Pengabsahan Data

Teknik penentuan informan dalam penelitian ini berdasarkan purposive sampling atau pemilihan secara sengaja terhadap orang-orang yang dianggap mampu memberikan informasi yang akurat sesuai tujuan penelitian yaitu kinerja pegawai dalam meminimalisir perkawinan anak di KUA Kecamatan Parangloe. . 1 Ketua KUA Kabupaten Parangloe 2 Pegawai KUA Kabupaten Parangloe 3 Orang yang menikah dibawah umur 4 tahun Imam Desa. Teknik pengumpulan dokumen atau buku atau hasil penelitian tentang Kinerja Kantor Agama dalam Meminimalkan Perkawinan Anak di Kecamatan Parangloe Dimyati, (2013).

Sebagai lembaga yang bertugas mengatur pencatatan perkawinan, juga berperan penting dalam mengurangi terjadinya perkawinan anak di Kecamatan Parangloe yang masih terjadi beberapa kasus. Kemudian ditambahkan lagi oleh Pak. Rustam S.Pd, I selaku salah satu staf KUA Kabupaten Parangloe. Dalam hal ini KUA Kabupaten Parangloe dapat merumuskan kebijakan operasional teknis mengenai tata cara dan administrasi pencatatan perkawinan yang tidak melanggar aturan guna mencegah terjadinya perkawinan di bawah umur.

Melakukan penyuluhan dan sosialisasi UU Perkawinan, dalam hal ini KUA Kabupaten Parangloe melakukan sosialisasi UU tersebut. Selain itu, KUA Kabupaten Parangloe melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai dampak negatif perkawinan anak baik dari aspek hukum, psikis, biologis dan lainnya agar masyarakat memahami pentingnya perkawinan sesuai usia yang sah. Demikian disampaikan Pak Ismail Mustari yang juga salah satu pengajar di KUA Kecamatan Parangloe.

KUA Kecamatan Parangloe juga dapat melakukan pembinaan keluarga sakinah kepada masyarakat dan memperketat tata cara dan administrasi perkawinan agar tidak terjadi manipulasi usia untuk menanggulangi perkawinan di bawah umur. Kami sebagai masyarakat di Kecamatan Parangloe sudah sering menerima dana sosialisasi dari para penyuluh KUA Parangloe dalam meminimalisir pernikahan di bawah umur dengan ketentuan yang ada mengenai ambang batas minimal memenuhi syarat menikah yaitu 19 tahun baik untuk perempuan maupun laki-laki. Dampak yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan KUA Kabupaten Parangloe dalam hal meminimalisir terjadinya perkawinan dibawah umur di Kecamatan Parangloe antara lain :.

KUA Kabupaten Parangloe telah mengambil langkah serius dalam menanggulangi pernikahan di bawah umur di Kabupaten Parangloe. Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa Biro Agama Kabupaten Parangloe sudah efektif dan optimal dalam mengatasi dan menurunkan angka pernikahan di bawah umur di Kabupaten Parangloe karena belum adanya langkah-langkah yang diprogramkan secara khusus dan dilaksanakan secara berkala.

Table II Informan
Table II Informan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Karakterisitik Lokasi Penelitian

Dalam kerangka tugas yang diprogramkan, ia bergerak di bidang agama dan bidang sosial dengan berusaha memperluas dan memperkuat semua aturan. Pada tanggal 10 Desember 2016, Kantor Urusan Agama resmi dipindahkan ke Parang, Kecamatan Lanna, Kabupaten. Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2016, visi Kantor Urusan Agama adalah “Memberikan pelayanan profesional yang prima kepada masyarakat dan memajukan kehidupan beragama”.

Gambar  2  STRUKTUR  ORGANISASI  DAN  PERSONALIA  KANTOR  URUSAN  AGAMA KECAMATAN PARANGLOE
Gambar 2 STRUKTUR ORGANISASI DAN PERSONALIA KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN PARANGLOE

Hasil Penelitian

Para pegawai di KUA Kecamatan Parangloe sudah mempunyai kinerja yang baik dan terus saling bersinergi sehingga dapat menjalankan program-program yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam upaya menekan angka perkawinan di bawah umur di Indonesia, pemerintah telah merevisi Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 yang memberikan batasan usia 19 tahun bagi laki-laki dan perempuan untuk menikah, yang tentunya merupakan suatu hal yang merugikan. dampak yang besar terhadap masyarakat di Kabupaten Parangloe. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan sejak periode tersebut terbukti hanya ditemukan 7 kasus perkawinan di bawah umur yang tercatat di KUA Kecamatan Parangloe, dan setelah berlakunya Undang-undang Nomor 16 Tahun 2019 hanya terjadi 9 kasus perkawinan di bawah umur. Kabupaten Parangloe diserap ke dalam KUA Kabupaten Parangloe pada tahun 2019 sampai dengan tahun 2021.

Pemberian pelayanan di bidang administrasi meliputi pencatatan perkawinan, perceraian dan rujuk serta pencatatan lainnya yang berkaitan dengan tugas dan peranan KUA Kabupaten Parangloe. Beberapa upaya telah dilakukan seperti peningkatan pendidikan dan penjangkauan di setiap desa di Kecamatan Parangloe (hasil wawancara tanggal 8 Januari 2022). Dengan memberikan pelayanan di bidang perkawinan dan keluarga sakinah yaitu dalam hal penanganan perkawinan di bawah umur, KUA dapat mengoptimalkan peran Badan Pembina Pembinaan Pelestarian Perkawinan (BP4) dan perangkat KUA Kabupaten Parangloe lainnya dalam perkawinan. penyuluhan dan pentingnya membangun keluarga sakinah, mawaddah dan rahmat.

Berdasarkan indikator-indikator diatas, peneliti kemudian mewawancarai Wahyu Fadli selaku tokoh masyarakat di kecamatan Parangloe dan mengatakan bahwa :. Perkawinan di bawah umur yang terjadi di Kecamatan Parangloe memberikan dampak yang besar bagi pelaku perkawinan di bawah umur karena dengan usia yang masih terbilang muda dan emosi yang tidak dapat dikendalikan dengan baik, sebagian besar pelaku tidak harmonis dalam perkawinannya sehingga dapat berujung pada perceraian. Dengan demikian, kita sebagai masyarakat harus mendukung upaya yang telah dilaksanakan agar tidak ada lagi pernikahan di bawah umur.

Sesuai dengan keterangan ketua KUA diatas, NA selaku pelaku perkawinan di bawah umur mengatakan bahwa:. Berdasarkan penjelasan di atas, kami pun mewawancarai Bapak. Bohari S.Ag., selaku salah satu pengajar di KUA Kecamatan Parangloe. Menurunnya angka perkawinan di bawah umur yang terjadi di wilayah KUA Kecamatan Parangloe disebabkan karena Kepala KUA, jajaran dan penyuluh sangat menekankan bahwa tidak boleh melangsungkan perkawinan di bawah umur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini. memengaruhi. di Indonesia.

Tingginya perkawinan di bawah umur di Kecamatan Parangloe terlihat dari data penelitian yang dilakukan di KUA Kecamatan Parangloe tercatat terdapat 9 kasus perkawinan di bawah umur di Kecamatan Parangloe, yaitu 2 kasus pada tahun 2019, 4 kasus pada tahun 2020 dan 3 kasus pada tahun 2021. KUA Kabupaten Parangloe untuk terus meningkatkan upaya penanggulangan dan penurunan angka perkawinan di bawah umur di Kecamatan Parangloe, hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan kegiatan atau fokus pada pembahasan perkawinan di bawah umur serta melakukan sosialisasi UU Perkawinan secara rutin dan terprogram serta terorganisir. harus bekerjasama dengan berbagai lembaga atau ormas baik swasta maupun pemerintah untuk bersama-sama mengatasinya.

Tabel  III.  Data  statistik  kejadian  perkawinan  di  KUA  Kecamatan  Parangloe dari tahun 2019 – 2021
Tabel III. Data statistik kejadian perkawinan di KUA Kecamatan Parangloe dari tahun 2019 – 2021

PENUTUP

Kesimpulan

Upaya yang dilakukan KUA Kabupaten Parangloe antara lain menunjukkan telah berupaya semaksimal mungkin untuk mengatasi permasalahan tersebut, antara lain dengan melakukan bimbingan, penyuluhan, dan sosialisasi.

Saran

Dampak Kecerdasan Emosional, Motivasi Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Aparatur Sipil Negara Pada Kantor Umum Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Yusuf Hanafi, Kontroversi Perkawinan Anak dalam Perspektif Fikih Islam, Hak Asasi Manusia Internasional dan Hukum Nasional, (Bandung: Mandar Maju, 2011), hal. Budaya inovasi berpengaruh positif terhadap hubungan gaya kepemimpinan dengan kinerja organisasi dalam perspektif Balanced Scorecard.

Gambar struktur Organisasi dan Personalia KUA Kecamatan Parangloe
Gambar struktur Organisasi dan Personalia KUA Kecamatan Parangloe

Gambar

Table I Penelitian Terdahulu
Gambar I Kerangka pikir
Table II Informan
Gambar  2  STRUKTUR  ORGANISASI  DAN  PERSONALIA  KANTOR  URUSAN  AGAMA KECAMATAN PARANGLOE
+7

Referensi

Dokumen terkait

a. For the XA class, the average from the pretest was 33, 60. For the XB class, the average from the pretest was 36, 90. The students’ reading skill achievement after the

4.1087 Ilmy Amiqoh Ilmu Administrasi Publik 4.1088 Dikhla Rif`A Ilmu Administrasi Publik 2.39 4.1089 Elfananda Istiqlalia Ilmu Administrasi Publik 4.1090 Hamida Condrowati Jayadi