PENDAHULUAN
Latar Belakang
Untuk itu diperlukan instrumen baru yang memuat karakteristik program studi kependidikan yang tepat dan sesuai. Selain itu, mulai tahun 2019, IAPS 4.0 diterapkan untuk mengukur penjaminan mutu program studi, termasuk program studi pendidikan.
Identifikasi Masalah
Instrumen ini diharapkan mampu mengukur dan mengevaluasi kelayakan program studi pendidikan sebagai upaya peningkatan mutu program studi tersebut. Berdasarkan uraian di atas, diharapkan instrumen LAMDIK yang disusun dan dikembangkan mampu mengukur program studi pendidikan secara spesifik berdasarkan:
Tujuan Penyusunan Naskah Akademik
Instrumen akreditasi mempunyai kemampuan untuk mengukur dan mengklasifikasikan tingkat mutu program studi pendidikan pada perguruan tinggi. Program Studi mengirimkan seluruh berkas (dokumen akreditasi yang telah dilengkapi beserta lampirannya beserta salinannya) ke sekretariat LAMDIK.
KAJIAN TEORITIS DAN EMPIRIS, SERTA PENGEMBANGAN AKREDITASI
Konsep Akreditasi
Oleh karena itu, instrumen yang digunakan LAMDIK harus disesuaikan dengan karakteristik program studi pendidikan. Ciri khas dari akreditasi yang akan dilakukan LAMDIK adalah penilaian dilakukan oleh tenaga ahli dari luar lembaga terkait (external reviewer) dan dilakukan secara sukarela bagi perguruan tinggi penyelenggara program studi pendidikan.
Penilaian Akreditasi
Instrumen akreditasi program studi kependidikan pada perguruan tinggi disusun berdasarkan interaksi antar standar dalam standar pendidikan tinggi dan dinyatakan dalam bentuk unsur penilaian, deskriptor, dan indikator. Pemeringkatan terakreditasi program studi pendidikan di perguruan tinggi terdiri atas akreditasi baik, unggul, dan unggul.
Kajian Empiris Akreditasi
- Kajian Empiris Akreditasi Nasional
 - Kajian Empiris Akreditasi dan Sertifikasi Internasional
 
16 Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa nilai akreditasi program studi teknik sebagian besar adalah B yaitu 52,74%, dengan nilai A sebesar 13,61% dan nilai C sebesar 33,65%. Dari Tabel 3 di atas terlihat bahwa nilai akreditasi program studi humaniora sebagian besar adalah B yaitu 56,81%, nilai A 27,69%, dan nilai C 15,50%. Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa nilai akreditasi program studi ekonomi sebagian besar adalah B yaitu 55,71%, dengan nilai A sebesar 25,00%, dan nilai C sebesar 19,29%.
Rinciannya adalah akreditasi internasional (61%) dan sertifikasi oleh ASEAN University Network-Quality Assurance atau AUN-QA (39. Jarang ditemukan lembaga akreditasi internasional yang mampu mengakreditasi program studi pada bidang yang unik dan khusus, karena hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. dapat berstandar internasional.Berikut rangkuman data dari berbagai sumber di perguruan tinggi yang dikategorikan menjadi program studi kependidikan dan nonkependidikan yang telah mendapat akreditasi internasional.
Pengembangan Sistem Akreditasi
Pendirian PTN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a harus memenuhi persyaratan minimal akreditasi program studi dan pendidikan tinggi, sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Pendirian PTS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a harus memenuhi persyaratan minimal akreditasi program studi dan pendidikan tinggi sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Pimpinan PTN badan hukum mengajukan permohonan akreditasi pelatihan yang dibuka kepada Dewan Akreditasi Perguruan Tinggi dan/atau Lembaga Akreditasi Mandiri.
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) no. 87 Tahun 2014 tentang Akreditasi Perguruan Tinggi dan Program Studi. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 5 Tahun 2020 tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) No. 32. Peraturan Dewan Nasional Akreditasi Perguruan Tinggi No. 1 Tahun 2020 tentang Mekanisme Akreditasi Perguruan Tinggi dan Program Studi.
LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS
Landasan Filosofi
Akreditasi merupakan kegiatan penilaian untuk mengetahui kesesuaian suatu Program Studi berdasarkan kriteria yang mengacu pada SN DIKTI dan kriteria yang ditetapkan oleh perguruan tinggi itu sendiri. Akreditasi juga bertujuan untuk menjamin mutu Program Studi di Luar Negeri baik dalam bidang akademik maupun non-akademik untuk melindungi kepentingan mahasiswa, pengguna lulusan dan pemangku kepentingan lainnya. Selain itu, akreditasi juga dipandang sebagai bagian dari SPME suatu program studi yang dilakukan oleh lembaga di luar program studi, baik lembaga nasional (seperti LAMDIK) maupun lembaga internasional.
Akreditasi sebagai salah satu bentuk SPME pada dasarnya merupakan pengakuan terhadap mutu pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan yang dipenuhi secara internal melalui SPMI. Oleh karena itu, jika SPMI berjalan dengan baik, maka kegiatan akreditasi justru akan dipandang sebagai bagian dari perbaikan berkelanjutan (continuous Improvement) suatu program studi dan menjadi kebutuhan atau kegiatan sehari-hari, bukan proyek besar lima tahunan. 27 keberadaan dan perkembangan pendidikan, karena yang dinilai oleh asesor LAMDIK melekat dan menjadi bagian dari SPMI.
Landasan Sosiologis
Landasan Yuridis
Lembaga Akreditasi Mandiri yang selanjutnya disingkat LAM adalah lembaga yang dibentuk oleh Pemerintah atau Masyarakat untuk melaksanakan akreditasi Program Studi secara mandiri. Pembukaan Program Studi di Kampus Utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) harus memenuhi persyaratan minimal akreditasi Program Studi sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Program studi yang tergabung dalam PTN Badan Hukum (PTN BH), PTN Badan Layanan Umum (PTN BLU), PTN Satuan Kerja (PTN Satker), dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) mempunyai ciri khas tersendiri.
Perencanaan ini sebaiknya melibatkan LAMDIK, organisasi profesi dan pendidikan yang menjadi mitra benchmarking. Pihak manajemen pendidikan dapat menambahkan unsur-unsur yang akan dievaluasi kaitannya dengan kepentingan pendidikan dan perguruan tinggi yang bersangkutan. Model akreditasi pendidikan LAMDIK didasarkan pada standar berikut: input, proses, output dan outcome.
ARAH DAN PENGATURAN, RUANG LINGKUP, MODEL PELAKSANAAN LAMDIK
Arah dan Pengaturan Akreditasi
Program studi di PTN BH misalnya, mungkin mempunyai karakteristik yang berbeda dengan program studi PTN BLU. Artinya program studi merupakan tempat dimana para akademisi mengembangkan kegiatan akademik sesuai dengan bidang ilmunya. Komunitas di program studi adalah rekan-rekan yang bekerja setiap hari untuk mengembangkan ilmu dan keunikan program studinya.
Portofolio evaluasi diri masing-masing tenaga kependidikan akan dijadikan bahan pengembangan evaluasi diri program studi. Di sisi lain, program studi tidak bisa memaksakan kriterianya sendiri tanpa memperhatikan kriteria yang dimiliki LAMDIK. Arah perjanjian adalah terselenggaranya hubungan kolegial dengan program studi terakreditasi, program studi bereputasi yang menjadi mitra LAMDIK dan organisasi profesi.
Ruang Lingkup Akreditasi
36 Prinsip merdeka belajar – kampus merdeka antara lain mengacu pada kebijakan pemerintah melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Pasal 18 mengatur tentang pemenuhan masa studi dan biaya bagi mahasiswa pada perguruan tinggi. Kebijakan tersebut merupakan bentuk pembelajaran di perguruan tinggi yang bersifat otonom dan fleksibel serta mempunyai kurikulum yang fleksibel untuk menciptakan budaya belajar yang inovatif, tidak membatasi dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Salah satu program utama kebijakan merdeka belajar – kampus merdeka adalah akreditasi program studi yang dapat diperpanjang sepanjang tidak ada laporan penurunan mutu dari masyarakat maupun dari pemerintah.
Dengan kondisi demikian, atas nama prinsip kemandirian belajar, program studi yang bereputasi dapat (1) menerapkan prinsip kemandirian dalam melakukan akreditasi mandiri, (2) terlibat sebagai mitra LAMDIK dalam memberikan kontribusi, dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan yang ada. akreditasi. dari program studi mitra yang akan diakreditasi, dan (3) menjadi rujukan atau benchmark bagi program studi baru yang akan diakreditasi. Prinsip pelatihannya adalah tidak menempatkan LAMDIK pada posisi atas atau menggunakan pendekatan top-down.
Model Pelaksanaan Akreditasi
Keberlanjutan mencakup kelangsungan program yang terjamin ketersediaan masukan, kegiatan pembelajaran dan tercapainya hasil yang optimal. Selektivitas mengacu pada bagaimana penyelenggara program memilih unsur masukan, kegiatan proses pembelajaran, penelitian dan memprioritaskan hasil/keluaran berdasarkan pertimbangan keterampilan/kapasitasnya; Dan. Efisiensi mengacu pada tingkat penggunaan input (sumber daya) terhadap hasil yang diperoleh dari proses pembelajaran, dan efektivitas adalah tingkat pencapaian tujuan program yang telah ditetapkan yang diukur dengan hasil/output program.
Proses Akreditasi Program Studi oleh LAMDIK
Melalui aplikasi SIAKAD (Sistem Informasi Akademik), teknologi Feeder dan Web service, seluruh perguruan tinggi melakukan sinkronisasi data dengan PD-Dikti. Kewajiban pelaporan data bagi seluruh perguruan tinggi menjadikan PD-Dikti sebagai pusat database pendidikan, baik data dasar, referensi, dan transaksi. PD-Dikti sebagai backbone database perguruan tinggi dapat dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan, salah satunya lembaga akreditasi.
Model penyatuan saluran di PDDikti mengharuskan seluruh perguruan tinggi menjalankan laporan agar tersimpan di database PDDikti. Untuk menjamin kemudahan, kecepatan dan transparansi bagi perguruan tinggi dalam proses akreditasi, setiap tahapan proses akreditasi di LAMDIK terintegrasi dengan teknologi informasi berupa aplikasi berbasis web dan mobile yang dapat digunakan secara internal dan eksternal. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri dan Penggabungan.
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI LAMDIK
Pelaporan Data Perguruan Tinggi
Sesuai Permenristekdikti Nomor 61 Bab IV Pasal 22 Tahun 2016, perguruan tinggi mempunyai tugas dan tanggung jawab: (a) melengkapi dan mengirimkan data melalui Feeder PD-Dikti, (b) menyampaikan laporan pelaksanaan pembelajaran secara berkala kepada PDDikti. Pelaporan data ke PD-Dikti dilakukan setiap semester dan dibagi menjadi dua pos pemeriksaan, satu bulan sejak awal perkuliahan (KRS) dan satu bulan setelah akhir perkuliahan (nilai). Untuk menjaga kualitas data, ketepatan waktu pelaporan dan memetakan kondisi pelaporan, PD-Dikti menyediakan beberapa jenis indikator yaitu indikator keabsahan data, indikator kelengkapan data dan indikator kepatuhan pelaporan.
Aplikasi yang telah menggunakan database PD-Dikti antara lain Sistem Penomoran Ijazah Nasional, SAPTO, Lektor, Sister Certification dan SimLitabmas. PD-Dikti berperan sebagai tulang punggung database pendidikan yang digunakan oleh lembaga dan kementerian, LLDIKTI, Ban-PT, LAM (Lembaga Akreditasi Mandiri) dan Kementerian Agama.
PD-Dikti dan LAMDIK
Database inilah yang kemudian menjadi master data dan dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, salah satunya proses akreditasi. Penyelarasan saluran membuat program tidak perlu lagi mengirimkan data terkait akreditasi, karena data langsung masuk ke database PDDikti, dan penilaian akreditasi sebagian besar dilakukan oleh aplikasi. Berdasarkan database PDDikti, aplikasi SIMAK LAMDIK kemudian mengolah data sesuai dengan kebutuhan instrumen akreditasi dan dapat menampilkan dashboard kondisi terkini pelatihan anggota LAMDIK.
LAMDIK dan pengelola pelatihan dapat memantau kondisi pelatihan saat ini setiap saat, sehingga kesehatan pelatihan dan perubahan data pelatihan dapat diketahui dengan cepat. Selain untuk program studi, dashboard SIMAK LAMDIK juga berguna bagi asesor dan pengelola badan akreditasi yang ingin mengetahui apakah suatu program studi memerlukan reakreditasi dan penilaian lapangan atau tidak.
Teknologi Informasi LAMDIK
Karena proses di LAMDIK lebih banyak berhubungan dengan file dokumen, maka ukuran media penyimpanan menjadi hal yang paling penting untuk diperhatikan. Selain itu, kecepatan mengakses dan kemudian menggunakan aplikasi juga selalu dijaga dan ditingkatkan agar proses akreditasi dapat berjalan dengan baik dan lancar. Website LAMDIK merupakan pintu pertama dan utama bagi informasi, berita, panduan, download dokumen akreditasi dan produk hukum terkait akreditasi.
Aplikasi ini seperti Google Drive yang digunakan untuk pengelolaan file dokumen dan sharing internal di LAMDIK. UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2015 tentang perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670).