PENDAHULUAN
Fokus Penelitian
Bagaimana aktivitas jual beli pedagang kaki lima di sepanjang Jalan Gajah Mada Kecamatan Kaliwates Jember. Ulasan Sadd Al-Dzari'ah tentang aktivitas jual beli pedagang kaki lima di sepanjang Jalan Gajah Mada, Kecamatan Kaliwates, Jember.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Semoga dapat memberikan tambahan pengalaman dalam menulis artikel ilmiah dan dapat memenuhi tugas akhir mata kuliah sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H) dari Fakultas Syariah UIN KHAS Jember. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan atau pengetahuan baru tentang aktivitas PKL dari sudut pandang Sadd al-Dzari'ah. Penelitian ini bermanfaat bagi UIN UIN KHAS Jember agar mahasiswa dapat memperdalam ilmunya tentang jual beli serta peraturan perundang-undangan didalamnya.
Definisi Istilah
Jual beli adalah pertukaran barang dengan uang yang diikuti dengan saling perpindahan kepemilikan dari satu pihak ke pihak lain. Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah pelaku usaha yang melakukan transaksi komersial dengan menggunakan sarana usaha baik bergerak maupun tidak bergerak dengan menggunakan prasarana kota, fasilitas sosial, fasilitas umum, tanah negara atau milik pribadi serta bangunan yang bersifat sementara atau tidak permanen. Sadd al-dzari'ah adalah segala sesuatu yang dapat menuntun dan menjadi jalan menuju sesuatu yang dilarang oleh syariat.
Sistematika Pembahasan
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Teori
Pedagang Kaki Lima atau yang biasa disingkat PKL merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut pedagang kaki lima yang menggunakan gerobak. Pedagang kaki lima merupakan salah satu jenis perdagangan di sektor informal, yaitu pelaku usaha kecil yang menjual makanan, barang dan/atau jasa yang melibatkan ekonomi tunai dan transaksi pasar, hal ini sering disebut dengan sektor informal perkotaan. Dari istilah trotoar jalan, para pedagang yang berjualan di kawasan ini sering disebut dengan Pedagang Kaki Lima.
Bahkan pada tahun 1950-an, Dewan Perwakilan Kota Sementara (DPKS) menyatakan bahwa PKL merupakan salah satu sumber utama konflik kependudukan di Jakarta. Oleh karena itu DPKS mencoba memindahkan para pedagang kaki lima ke tempat yang lebih memadai untuk berdagang, namun upaya ini gagal karena kota tersebut kekurangan lahan untuk pasar.37. Beberapa penyebabnya, PKL dianggap merusak keindahan kota, cara berjualannya primitif, dan mempermalukan negara jika ada tamu asing yang berkunjung.
Terhadap PKL yang gigih, Gubernur Sadikin mengambil sikap tegas dan menindak para PKL tersebut. 38 Muhammad Yunus, Auliya Insani, “Tata Kelola PKL di Kota Makasar (Studi Kasus Pedagang Pisang Epe' di Pantai Losari),” Jurnal Analisis dan Kebijakan, Edisi No. PKL pada umumnya menempati tempat-tempat yang selalu dipandang menguntungkan. misalnya pusat kota, tempat-tempat ramai dan tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat wisata.
Para pedagang kaki lima khususnya di kawasan tujuan wisata mempunyai kontak erat dengan pengunjung dan masyarakat pada umumnya. Sebab PKL lebih mudah ditemukan dibandingkan dengan pedagang resmi yang berjualan di lokasi tetap. Dengan demikian, peran PKL dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat mempunyai tempat yang penting.
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Sekilas Sadd al-Dzari'ah tentang aktivitas jual beli pedagang kaki lima di sepanjang Jalan Gajah Mada, Kecamatan Kaliwates, Jember. Dimana subjek penelitian ini adalah Pedagang Kaki Lima (PKL) di Jalan Gajah Mada Kecamatan Kaliwates. Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Sumarno salah satu pedagang kaki lima di Jalan Gajah Mada.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan jual beli yang dilakukan oleh pedagang kaki lima di Jalan Gajah Mada Kecamatan Kaliwates menyebabkan terganggunya ketenangan dan kelancaran lalu lintas. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan jual beli yang dilakukan oleh pedagang kaki lima di sepanjang Jalan Gajah Mada kecamatan Kaliwates dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan faktor pendidikan. Sadd Al-Dzari'ah mengulas aktivitas jual beli pedagang kaki lima di sepanjang Jalan Gajah Mada, Kecamatan Kaliwates, Jember.
Dilihat dari sudut pandang Sadd Al-Dzari'ah, terdapat beberapa catatan analisis mengenai kinerja aktivitas jual beli pedagang kaki lima di sepanjang Jalan Gajah Mada, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember. Berdasarkan hasil penelitian, kinerja jual beli pedagang kaki lima di Jalan Gajah Mada terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya 1) faktor ekonomi. Selain itu, perilaku jual beli pedagang kaki lima di Jalan Gajah Mada Kecamatan Kaliwates menyebabkan terganggunya ketenangan dan kelancaran lalu lintas.
Perilaku jual beli yang dilakukan oleh pedagang kaki lima di sepanjang Jalan Gajah Mada Kecamatan Kaliwates dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan faktor pendidikan. “Profil Pedagang Kaki Lima (PKL) yang Berjualan di Jalan (Studi pada Jalan Teratai dan Jalan Saputra, Sroja, Kecamatan Senapelan),” Jom FISIP. Bagaimana Sadd al-Zari'ah memandang aktivitas jual beli pedagang kaki lima di sepanjang Jalan Gajah Mada.
Subyek Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data berupa catatan tertulis dan peristiwa tertentu yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan data yang berkaitan dengan kegiatan jual beli pedagang kaki lima di sepanjang Jalan Gajah Mada dari sudut pandang Sad Al-Dzariah. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan jual beli PKL di Jalan Gajah Mada terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain 1) faktor ekonomi. Keberadaan PKL dulunya menjadi permasalahan di Kabupaten Jember, khususnya di Jalan Gajah Mada, Kecamatan Kaliwates.
Sebab, tidak diberikan izin untuk melakukan jual beli ilegal karena PKL menggunakan fasilitas umum. Keberadaan PKL di perkotaan Kabupaten Jember memanfaatkan pinggir jalan, trotoar atau fasilitas umum lho, Kak. “Sehingga keberadaan PKL tersebut diyakini akan membuat lingkungan jalan Gajah Mada menjadi kurang bersih”60.
Dalam hal ini yang ditunjukkan oleh Al-Ifdha adalah adanya pelaksanaan jual beli yang dilakukan oleh PKL yang tidak memiliki izin lokasi PKL, sehingga beresiko tinggi mengganggu keselamatan pengemudi. 67 Rholen Bayu Profil Pedagang Kaki Lima (PKL) yang Berjualan Kaki Lima (Studi di Jalan Teratai dan Jalan Saputra, Sroja, Kecamatan Senapelan), Jom FISIP Jilid 1 No. Dalam permasalahan ini Al-Washilah yaitu pelaksanaan jual beli yang dilakukan oleh pedagang kaki lima di sepanjang Jalan Gajah Mada Kecamatan Kaliwates termasuk dalam keadaan ketiga yaitu perbuatan tersebut.
“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Jual Beli PKL di Daerah yang Dilarang Berjualan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas (Studi Kasus di Jalan Jenderal Soedirman Purwokerto)”. Praktik Jual Beli Tanah PKL Dalam Perspektif Hukum Ekonomi Syariah (Studi Kasus di Jl. Brigjend Soewondo Bobotsari Kabupaten Purbalingga)”. Perilaku jual beli di kalangan PKL ditinjau dari etika bisnis Islam, studi kasus PKL di pasar induk Kabupaten Dompu NTB.
Analisis Data
Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif, hasil atau data dapat dinyatakan valid jika tidak ada perbedaan antara apa yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sebenarnya terjadi pada objek yang diselidiki.51 Untuk memeriksa keabsahan data, peneliti juga menggunakan triangulasi keabsahan data. Triangulasi merupakan suatu teknik pemeriksaan keabsahan data yang menggunakan sesuatu selain data tersebut untuk keperluan pemeriksaan atau sebagai pembanding dengan data tersebut. Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, artinya membandingkan dan memeriksa silang tingkat kredibilitas informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang diperoleh dalam penelitian kualitatif.
Tahap-tahap Penelitian
Di Indonesia, keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) menjadi permasalahan besar terutama dalam hal ketertiban dan ketentraman masyarakat. Penyelenggaraan PKL sekarang sudah tertib ya kak. karena pemerintah juga membuat peraturan khusus untuk penyelenggaraan PKL itu sendiri. Dalam permasalahan ini Al-Washilah yaitu pelaksanaan jual beli yang dilakukan oleh pedagang kaki lima disepanjang Jalan Gajah Mada Kecamatan Kaliwates masuk dalam keadaan yang ketiga yaitu perbuatan dijadikan dasar atau wasilah dimana pelaksanaan jual beli dilarang karena mengganggu kelancaran arus lalu lintas.
Kesejahteraan perekonomian masyarakat Kabupaten Jember sangat dipengaruhi oleh pedagang kaki lima yang merupakan salah satu pelaku perdagangan di sektor informal. Upaya penegakan hukum dan ketertiban menjadi sangat penting mengingat keberadaan PKL di wilayah metropolitan Kabupaten Jember memerlukan pemanfaatan ruang publik secara luas. Menurut Sadd al-Dzari'ah, pelaksanaan jual beli yang dilakukan oleh pedagang kaki lima lebih banyak menimbulkan kerugian dibandingkan manfaatnya, karena kelalaian dalam melakukan kegiatan tersebut tanpa mematuhi peraturan pemerintah akan mengganggu kelancaran arus lalu lintas dan keselamatan pengendara.
Apabila memenuhi syarat dan keharmonisan jual beli, maka kegiatan jual beli yang dilakukan oleh pedagang kaki lima dapat dianggap sebagai transaksi yang sah dan diperbolehkan menurut hukum Islam. Dilihat oleh Sadd al-Dzari'ah, kegiatan jual beli pedagang kaki lima lebih banyak menimbulkan kerugian daripada manfaat, jika melakukan kegiatan tersebut secara sembarangan tanpa mematuhi peraturan pemerintah dapat menyebabkan terganggunya kelancaran arus lalu lintas dan keselamatan pengemudi. “Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Bagi PKL yang Berjualan di Halaman Masjid Al-Falah Pasar Minggu Kota Bengkulu”.
Tata Kelola PKL di Kota Makassar (Studi Kasus PKL Pisang Epe' di Pantai Losari), Jurnal Analisis dan Kebijakan, Edisi No. Catatan: peneliti hanya mengambil sedikit dokumen dari para PKL karena takut dilaporkan karena tidak memiliki izin lokasi PKL sehingga tidak bisa lagi berjualan.
PEMBAHASAN
Penyajian Data dan Analisis
Pembahasan Temuan
Pedagang kaki lima adalah orang perseorangan yang dengan modal sangat sedikit, melakukan produksi dan penjualan barang (jasa) untuk memenuhi kebutuhan kelompok tertentu dalam masyarakat. Perusahaan-perusahaan ini beroperasi di lokasi-lokasi yang dianggap strategis dengan suasana santai.67. Kabupaten Jember, Pemerintah Kabupaten Jember telah menerbitkan secara teknis terkait Peraturan Bupati Jember Nomor 6 Tahun 2008 tentang PKL Kabupaten Jember Nomor 84 Tahun 2017 tentang Pengaturan dan Pemberdayaan PKL. Namun masih terdapat sebagian PKL yang melakukan jual beli secara ilegal tanpa memiliki izin sehingga pelaksanaannya mengganggu kelancaran arus lalu lintas.
Namun, apabila terdapat komponen proses jual beli yang tidak sesuai, ia boleh menghilangkan idea halal daripada transaksi sebenar. Orang yang membuat urus niaga jual beli bukan sahaja dianggap sebagai orang yang ingin membuat wang; mereka juga dilihat sebagai orang yang cuba membantu orang lain. Keadaan mereka adalah kerana mereka berkata (berpendapat): Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan riba dan mengharamkan jual beli.
Namun pelaksanaan jual beli ini memiliki keuntungan asalkan mematuhi peraturan pemerintah karena menjamin keselamatan dan ketertiban lalu lintas. Pelaksanaan jual beli ini membawa keuntungan asalkan mematuhi peraturan pemerintah karena menjamin keselamatan dan ketertiban lalu lintas. Diharapkan Anda menaati peraturan terkait perizinan sebelum melakukan aktivitas jual beli di sepanjang pinggir jalan, khususnya di sepanjang Jalan Gajah Mada Kecamatan Kaliwates, agar keselamatan dan lalu lintas dapat berjalan dengan lancar.
Gambaran Sadd Al-Dhari'ah tentang praktek jual beli jamu dan rempah di UD.
PENUTUP
Saran