• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akuntansi Aset Tetap Berbasis Akrual - Blog Staff

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2025

Membagikan "Akuntansi Aset Tetap Berbasis Akrual - Blog Staff"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

1

INTERPRETASI PSAP NO 04

TENTANG

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN KOREKSI KESALAHAN TANPA

PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN

KEUANGAN

(2)

STRUKTUR

1. PENDAHULUAN Referensi

Latar Belakang Permasalahan 2. INTERPRETASI

3. TANGGAL EFEKTIF

(3)

PENDAHULUAN

REFERENSI

 Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan

 PSAP 01: Penyajian Laporan Keuangan

 PSAP 02: Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas

 PSAP 04: Catatan atas Laporan Keuangan

 PSAP 07: Akuntansi Aset Tetap

 PSAP 09: Akuntansi Kewajiban

 PSAP 10: Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Operasi yang tidak Dilanjutkan

 PSAP 12: Laporan Operasional

3

(4)

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

01. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) tidak mengatur mengenai penyajian

kembali laporan keuangan. Kewajiban penyajian kembali laporan keuangan diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) atau International Public Sector Accounting Standards (IPSAS), sehingga menimbulkan penafsiran bahwa penyajian kembali tersebut juga diperlukan dalam rangka penerapan SAP Berbasis Akrual sesuai Lampiran I Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Penafsiran ini didasarkan pada prinsip diperlukannya perbandingan laporan keuangan tahun berjalan dengan laporan keuangan tahun sebelumnya.

02. Terdapat berbagai tafsir tentang koreksi kesalahan akuntansi akibat belum diterapkannya akuntansi penyusutan aset tetap, akuntansi penyisihan piutang dan lain–

lain, sesuai PP Nomor 24 Tahun 2005 dan Lampiran II PP Nomor 71 Tahun 2010 yang mengatur SAP Berbasis Kas Menuju Akrual untuk periode akuntansi 2005- 2014.

(5)

PENDAHULUAN

PERMASALAHAN

03. Penafsiran mengenai penyajian kembali laporan keuangan dapat berdampak luas bagi proses pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)/

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), antara lain :

1. Perubahan Undang-Undang (UU)/Peraturan Daerah (Perda) tentang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN/APBD.

Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN/APBD setiap tahun ditetapkan dalam UU/Perda. Apabila dilakukan penyajian kembali laporan keuangan maka laporan keuangan yang menjadi dasar penetapan UU/Perda dimaksud akan berubah dan memerlukan pengesahan kembali.

2. Pemeriksaan (Audit) ulang

Laporan keuangan pemerintah setiap periode diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan atau auditor eksternal pemerintah. Apabila dilakukan penyajian kembali laporan keuangan, maka diperlukan pemeriksaan ulang atas unsur–unsur laporan keuangan yang berubah.

5

(6)

INTERPRETASI

04. Entitas tidak menyajikan kembali Laporan Keuangan Tahun 2014 berbasis Kas Menuju Akrual menjadi Laporan Keuangan Tahun 2014 berbasis Akrual agar dapat dibandingkan dengan Laporan Keuangan Tahun 2015.

05. Perubahan dalam penyajian Laporan Keuangan Tahun 2015 terhadap Laporan Keuangan Tahun 2014 bukan merupakan perubahan kebijakan akuntansi pada umumnya, namun lebih mendasar karena merupakan perubahan basis standar akuntansi. Penerapan SAP Berbasis Akrual (sesuai Lampiran I PP Nomor 71 Tahun 2010) untuk tahun buku yang dimulai pada 1 Januari 2015 menyebabkan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual (sesuai Lampiran II PP Nomor 71 Tahun 2010) tidak berlaku lagi. Dengan demikian, kedua laporan keuangan (Laporan Keuangan per 31 Desember 2014 dan Laporan Keuangan per 31 Desember 2015) disajikan sesuai dengan basis akuntansinya masing-masing.

(7)

INTERPRETASI

06. Entitas tidak melakukan penyajian kembali laporan keuangan sebagai akibat perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan. Dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang berdampak pada laporan keuangan periode sebelumnya disajikan pada Laporan Perubahan Ekuitas dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

07. Perubahan yang signifikan atas pos-pos laporan keuangan akibat dari perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang berdampak pada laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan dalam rangka memberikan informasi atas keterbandingan laporan keuangan.

7

(8)

TANGGAL EFEKTIF

08. IPSAP ini berlaku untuk penyusunan laporan keuangan periode yang

dimulai pada dan setelah tanggal 1 Januari 2015.

(9)

9

- ILUSTRASI -

(10)

LK PEMDA SAAT INI

No Kondisi Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah per 31 Desember 2014

Persiapan menuju basis Akrual Tahun 2015

1. Neraca sudah berbasis akrual atau sudah melakukan akrualisasi pos-pos neraca.

Apabila pemerintah daerah sudah menerapkan basis akrual untuk pos-pos neraca, dapat dikatakan bahwa pemerintah daerah dapat langsung menerapkan basis akrual tahun 2015.

2. Baru melakukan sebagian

akrualisasi pos-pos neraca. Apabila baru melakukan akrualiasi sebagian atau belum seluruhnya sampai akhir tahun 2014, maka Pemda terlebih dahulu melakuan perhitungan dampak kumultif perubahan kebijakan akuntansi/basis kuntansi sampai dengan tahun 2014. Tujuan dari penghitungan dampak kumulatif ini adalah membedakan dampak perubahan nilai asset/kewajiban di neraca terhadap ekuitas atau pendapatan/belanja periode berjalan.

3. Belum sama sekali melakukan akrualisasi pos-pos neraca.

(11)

AKUN SUBLEDGER EKUITAS

11

Agar dapat dibuat Jurnal atas penghitungan kembali akun-akun yang belum diakrualisasi atau dampak kumulatif perubahan kebijakan akuntansi perlu ditambahkan subledger akun ekuitas, antara lain sebagai berikut:

1) Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan Akuntansi - Aset Lancar Penyisihan Piutang Tak Tertagih

2) Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan Akuntansi - Aset Tetap Akumulasi Penyusutan

3) Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan Akuntansi - Aset Lainnya

Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud

(12)

ILUSTRASI I

Pemda JKL memiliki kendaraan bermotor senilai Rp200.000.000 yang diperoleh awal 2012.

Jumlah tersebut disajikan di neraca 2014 dengan nilai yang sama tanpa adanya penyusutan.

Sesuai dengan kebijakan akuntansi yang telah ditetapkan Pemda JKL Aset terserbut memiliki masa manfaatnya 8 tahun.

Pada tahun 2015 Pemda JKL melakukan penghitungan nilai akumulasi penyusutan kendaraan bermotor dari tahun 2011 sampai tahun 2014 dan penyusutan khusus tahun 2015. Berdasarkan perhitungan diperoleh angka sebagai berikut:

a. Nilai Aset = Rp200.000.000

b. Penyusutan Aset/Tahun = Rp200.000.000/ 8 Tahun = Rp25.000.000 c. Akumulasi Penyusutan

Sampai tahun 2014 = Rp25.000.000 X 3 Tahun = Rp75.000.000 d. Penyusutan Tahun 2015 = Rp25.000.000

e. Akumulasi Penyusutan

Sampai dengan 2015 = Rp75.000.000 + Rp25.000.000 = Rp100.000.000

(13)

ILUSTRASI I

13

Tanggal Uraian Debit Kredit

1 Jan-31 Des 2014

Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan

Akuntansi-Aset Tetap 75.000.000

Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin 75.000.000

Tanggal Uraian Debit Kredit

31 Des 2015 Beban Penyusutan Peralatan dan Mesin 25.000.000

Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin 25.000.000

Jurnal akuntansi yang dilakukan:

1. Mencatat Akumulasi Penyusutan 2012-2014:

2. Mencatat Penyusutan Tahun 2015

(14)

ILUSTRASI II

Pemda JKL memiliki Aset Tak Berwujud berupa Software senilai Rp20.000.000 yang diperoleh awal 2010. Jumlah tersebut disajikan di neraca tahun 2014 dengan nilai yang sama tanpa amortisasi. Sesuai dengan kebijakan akuntansi yang telah ditetapkan Pemda JKL Aset Tak Brwujud berupa Sofware ditetapkan masa manfaatnya 4 tahun.

Pemda JKL melakukan penghitungan nilai akumulasi amortisasi dari tahun 2010 sampai tahun 2013 dan tahun 2015 tidak ada lagi amortisasi. Berdasarkan perhitungan diperoleh angka sebagai berikut:

a. Nilai Aset Tak Berwujud = Rp20.000.000

b. Amortisasi ATB/Tahun = Rp20.000.000/ 4 Tahun = Rp5.000.000 c. Akumulasi Penyusutan

Sampai tahun 2014 = Rp25.000.000X 4 Tahun = Rp20.000.000

d. Penyusutan Tahun 2015 = Rp -

e. Akumulasi Penyusutan

Sampai dengan 2015 = sama dengan tahun 2015

(15)

ILUSTRASI II

15

Tanggal Uraian Debit Kredit

1 Jan-31 Des

2014 Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan

Akuntansi/Kesalahan Mendasar - Aset Tak Berwujud 20.000.0000

Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud 20.000.000

Jurnal akuntansi yang dilakukan:

1. Mencatat Akumulasi Penyusutan 2010-2014:

(16)

ILUSTRASI IIIA

Uraian Kualitas Jumlah Taksiran Piutang

Tak Tertagih Penyisihan Piutang Piutang Pajak Lancar Rp 16.000.000 0,5% Rp 80.000 Piutang Pajak Kurang Lancar Rp 2.500.000 10% Rp 250.000 Piutang Pajak Ragu-Ragu Rp 1.000.000 50% Rp 500.000

Pemda JKL memiliki Piutang Pajak pada 31 Desember 2014 sebesar Rp20.000.000 sampai tahun 2015 belum pernah dilakukan penyisihan atas piutang yang tak tertagih.

Dari jumlah tersebut Rp 16.000.000 memiliki umur kurang dari 6 bulan (lancar), Rp 2.500.000 antara 6-12 bulan (kurang lancar), Rp. 1.000.000 antara 1-2 tahun (ragu-ragu, Rp 500.000 memiliki umur datas 2 tahun. Berdasarkan kebijakan akuntansi penyisihan ditetapkan masing masing 0,5% untuk yang lancar, 10% untuk yang kurang lancar, 50%

untuk yang diragukan dan 100% yang macet.

(17)

ILUSTRASI IIIA

17

Tanggal Uraian Debit Kredit

1 Jan-31 Des

2015 Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan

Akuntansi/Kesalahan Mendasar - Piutang 1.330.0000

Penyisihan Piutang Tak Tertagih 1.330.000

Jurnal akuntansi yang dilakukan:

1. Mencatat Penyisihan atas saldo piutang 31 Des 2014:

(18)

ILUSTRASI IIIB

Uraian Kualitas Jumlah Taksiran Piutang

Tak Tertagih Penyisihan Piutang Piutang Pajak Lancar Rp 20.000.000 0,5% Rp 100.000 Piutang Pajak Kurang Lancar Rp 3.200.000 10% Rp 320.000 Piutang Pajak Ragu-Ragu Rp 1.000.000 50% Rp 750.000

Pemda JKL memiliki Piutang Pajak pada 31 Desember 2015 sebesar Rp25.000.000 sampai tahun 2015 belum pernah dilakukan penyisihan atas piutang yang tak tertagih.

Dari jumlah tersebut Rp 20.000.000 memiliki umur kurang dari 6 bulan, Rp 3.200.000 antara 6-12 bulan, Rp. 1.000.000 antara 1-2 tahun, Rp 800.000 memiliki umur datas 2 tahun. Berdasarkan kebijakan akuntansi penyisihan ditetapkan masing masing 0,5%

untuk yang lancar, 10% untuk yang kurang lancar, 50% untuk yang diragukan dan 100%

yang macet.

(19)

ILUSTRASI IIIB

19

Tanggal Uraian Debit Kredit

1 Jan-31 Des

2015 Beban Penyisihan Piutang 640.000

Penyisihan Piutang Tak Tertagih 640.000

Jurnal akuntansi yang dilakukan:

1. Mencatat Penyisihan atas saldo piutang 2015:

2. Total penyisihan 1.970.000. Yang telah disisihkan pada 2014 sebesar

1.330.000 sehingga beban penyisihan 1.970.000-1.330.000=640.000

(20)

ILUSTRASI IV

 Entitas pada 4 Januari 2012 menerima pendapatan sewa untuk masa sewa 5 tahun sebesar 250juta.

 Pendapatan sewa menurut akrual sebesar 250juta/5=50juta

 Pendapatan sewa yang sudah diakui 2012-2014 = 3 tahun  3 x 50 = 150juta

 Pendapatan sewa tahun 2015 sebesar 50 juta

 Akhir 2015, Pendapata sewa diterima dimuka bersaldo 50juta pada Neraca dan pendapatan sewa diakui sebesar 50juta dalam LO.

Tanggal Uraian Debit Kredit

1 Jan-2015 Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan

Akuntansi/Kesalahan Mendasar-Aset Tetap 150.000.000

Pendapatan diterima dimuka 150.000.000

Tanggal Uraian Debit Kredit

(21)

ILUSTRASI V

21

 Entitas 3 Jan 2014 membayar sewa sebesar 500 juta untuk masa sewa 5 tahun

 Sewa per tahun sebesar 500 juta / 5 = 100 juta

 1 Jan 2015  sewa dibayar dimuka = 400  dilakukan koreksi

 LK tahun 2015

 Sewa dibayar dimuka 300  Neraca

 Beban sewa 100juta  LO

 Dampak kumulatif  400

Tanggal Uraian Debit Kredit

1 Jan-2015 Sewa dibayar dimuka 400.000.000

Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan

Akuntansi/Kesalahan - Sewa 400.000.000

Tanggal Uraian Debit Kredit

31 Des 2015 Beban Sewa 100.000.000

Sewa dibayar dimuka 100.000.000

(22)

Entitas memiliki peralatan dan tahun perolehan berikut ini:

ILUSTRASI

Aset Nilai Masa

manfaat Tahun Terlew

at Beban Depresi

asi

Akumula si Depresia

si 31/12/20

14

A 40.000 40 2005 10 1.000 10.000

B 10.000 20 2008 7 500 3.500

C 2.000 10 2012 3 200 600

D 1.500 5 2010 5 300 1.500

E 1.600 4 2013 2 400 800

TOT 2.400 16.400

Tanggal Uraian Debit Kredit

1 Jan-31 Des Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan

Akuntansi-Aset Tetap 16.400

(23)

Entitas membeli peralatan awal 2013 sebesar 200 juta, masa manfaat 5 tahun.

1 Jan 2015 akumulasi penyusutan = 80 koreksi Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan

Akuntansi/Kesalahan Mendasar-Aset Tetap 80

Akumulasi penyusutan 80

Beban penyusutan 40

Akumulasi penyusutan 40

Beban penyusutan 40 LO Koreksi kesalahan 80 LPE

Akumulasi penyusutan 120 Neraca

Entitas 3 Jan 2013 membayar sewa sebesar 1000 juta untuk masa sewa 10 tahun.

1 Jan 2015 sewa dibayar dimuka = 400 koreksi

Sewa dibayar dimuka 800

Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan

Akuntansi/Kesalahan Mendasar-Sewa 800

Beban sewa 100

Sewa dibayar dimuka 100

Sewa dibayar dimuka 700 Neraca Beban sewa 100 LO Koreksi kesalahan 800 LPE

LATIHAN - AKRUAL

(24)

Entitas pada 4 Januari 2012 menerima pendapatan sewa 1.000juta untuk masa sewa 10 tahun sebesar 100juta. Sewa per tahun sebesar 1.000/10 = 100juta

1 Jan 2015 pendapatan sewa diterima dimuka = 700 koreksi (3 tahun) Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan

Akuntansi/Kesalahan Mendasar-Pendapatan sewa 700

Pendapatan diterima dimuka 700

Pendapatan diterima dimuka 100

Pendapatan sewa 100

Koreksi kesalahan 700 LPE Pendapatan sewa 100 LO

Pendapatan diterima dimuka 600 Neraca

Entitas 31 Desember 2015 memiliki piutang pajak 400. Piutang awal tahun 300 juta. Selama satu tahun terdapat penerimaan pajak kas 5.000

Kas 5.000 Perubahan SAL 5.000

Pendapatan pajak LO 5.000 Pendapatan LRA 5.000 Piutang pajak 100

Pendapatan pajak LO 100

ILUSTRASI - AKRUAL

(25)

PENYUSUNAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

25

Penyusunan laporan Perubahan Ekuitas untuk pertama kali tidak disajikan secara komparatif, karena baru pertama kali dibuat.

Sebagai contoh;

Dari Laporan Operasional 2015 diperoleh Surplus/ Defisit LO sebesar Rp 212.850.000.000

Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan Akuntansi terdiri atas:

1. Penyisihan Piutang Tak Tertagih Rp 2.000.000.000 2. Akumulasi Penyusutan Rp180.000.000.000 3. Akumulasi Amortisasi ATB Rp 50.000.000

Jumlah Rp 182.050.000.000

(26)

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

PEMERINTAH DAERAH/SKPD LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 dan 2014

Dalam Ribuan Rupiah

URAIAN 2015 2014

EKUITAS AWAL 2.624.000.000

SURPLUS/DEFISIT-LO 212.850.000

DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI/KESALAHAN MENDASAR

- Aset Lancar-Penyisihan Piutang (2.000.000) - Aset Tetap – Akumulasi Penyusutan (180.000.000) - Aset Lainnya –Amortisasi Aset Tak Berwujud (50.000)

(27)

LPE TAHUN 2016

27

 Untuk periode selanjutnya (2016 dan seterusnya):

 Dampak Kumulatif perubahan kebijakan Akuntansi atau koreksi kesalahan tidak ada jika tidak terdapat perubahan kebijakan Akuntansi atau koreksi kesalahan

 Dampak Kumulatif perubahan kebijakan Akuntansi atau koreksi kesalahan akan disajikan jika terdapat perubahan kebijakan Akuntansi atau koreksi kesalahan, misal ada asset yang belum didepresiasi

 Dampak pada LPE dapat dibuat secara kumulatif, bila terdapat

perubahan kebijakan akuntansi/kesalahan mendasar yang

mempengaruhi periode-periode sebelumnya disajikan dalam

Dampak Kumulatif perubahan Kebijakan Akuntansi/Kesalahan

mendasar pada LPE.

(28)

PENYAJIAN NERACA

• Penyajian Neraca 2015 disajikan secara komparatif dengan tahun sebelumnya (2014).

• Untuk hal-hal yang tidak dapat dibandingkan karena tahun

sebelumnya tidak ada diberikan tanda khusus atau dikosongkan angka yang tidak relevan untuk disajikan pada salah satu tahun pelaporan.

• Contoh neraca komparatif basis CTA dan basis akrual sebagai

berikut:

(29)

NERACA

29

PEMERINTAH DAERAH/SKPD NERACA

PER 31 DESEMBER 2015 dan 2014

Dalam Ribuan Rupiah

URAIAN 2015 2014

ASET    

ASET LANCAR    

Kas 300.000.000 272.000.000

Investasi Jangka Pendek 150.000.000 145.000.000

Piutang 10.000.000 6.000.000

Penyisihan Piutang Tak Tertagih (3.000.000)  

Persediaan 30.000.000 22.000.000

JUMLAH ASET LANCAR 487.000.000 445.000.000

INVESTASI JANGKA PANJANG    

Investasi Non-Permanen 2.000.000 1.000.000

Investasi Permanen 130.000.000 125.000.000

JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG 132.000.000 126.000.000

ASET TETAP    

Tanah 555.000.000 555.000.000

Peralatan dan Mesin 260.000.000 248.000.000

Gedung dan Bangunan 600.000.000 586.000.000

Jalan, Irigasi, dan Jaringan 650.000.000 510.000.000

Aset Tetap Lainnya 40.000.000 34.000.000

Konstruksi Dalam Pengerjaan 35.000.000 31.500.000

Akumulasi Penyusutan (205.000.000)  

JUMLAH ASET TETAP 1.935.000.000 1.964.000.000

DANA CADANGAN    

Dana Cadangan 80.000.000 80.000.000

ASET LAINNYA    

Tagihan TGR    

Kemitraan dengan Pihak Ketiga 9.000.000 9.000.000

Aset Tak Berwujud 500.000 500.000

Akumulasi Amortisasi (200.000)  

Aset Lain-Lain 5.000.000 5.000.000

JUMLAH ASET LAINNYA 14.300.000 14.500.000

JUMLAH ASET 2.668.300.000 2.630.000.000

(30)

NERACA

PEMERINTAH DAERAH/SKPD NERACA

PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

Dalam ribuan rupiah

URAIAN 2015 2014

KEWAJIBAN

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Utang Perhitungan Pihak Ketiga 100.000 144.000

Utang Jangka Pendek Lainnya 7.500.000 5.856.000

JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 6.000.000 6.000.000

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Utang Pemerintah Pusat 0 0

JUMLAH KEWAJIBAN 7.600.000 6.000.000

EKUITAS DANA

EKUITAS DANA LANCAR

SILPA 415.356.000

Pendapatan yang Ditangguhkan 1.500.000

Cadangan Piutang 6.000.000

Cadangan Persediaan 22.000.000

Dana Yg Disediakan U/ Pemb. Utang Jk. Pendek (5.856.000)

JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR 439.000.000

EKUITAS DANA INVESTASI

Diinvestasikan Dalam Aset Tetap 1.964.500.000

(31)

NERACA 2016

31

Untuk periode selanjutnya Neraca disajikan secara komparatif dengan basis yang

sama, yaitu basis akrual.

(32)

ILU ST RA SI L AP OR AN A RU S KA S 20 15 D AN 2 01 4

 LAK Dua Periode Akuntansi

 Klasifikasi Berbeda

 Dilakukan

(33)

PEMERINTAH KABUPATEN MAKMUR MERATA LAPORAN ARUS KAS

Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 2015 dan 2014 Metode Langsung

              (Dalam Rupiah)

No. Uraian 2015 2014

1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi      

2 Arus Masuk Kas      

3   Penerimaan Pajak Daerah   330,000,000 326,000,000 4   Penerimaan Retribusi Daerah   45,000,000 42,000,000 5   Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan   25,000,000 23,000,000 6   Penerimaan Lain-lain PAD yang sah   190,000,000 180,000,000 7   Penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak   500,000 384,000 8   Penerimaan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam   - - 9   Penerimaan Dana Alokasi Umum   1,100,000,000 952,000,000 10   Penerimaan Dana Alokasi Khusus   40,000,000 36,000,000 11   Penerimaan Dana Otonomi Khusus   2,000,000 1,000,000 12   Penerimaan Dana Penyesuaian   30,000,000 25,000,000 13   Penerimaan Pendapatan Bagi Hasil Pajak   170,000,000 165,000,000 14   Penerimaan Bagi Hasil Lainnya   35,000,000 25,000,000

15   Penerimaan Hibah   6,000,000 4,000,000

16   Penerimaan Dana Darurat   - -

17 Penerimaan Lainnya   251,000,000 248,000,000

18   Penerimaan dari Pendapatan Luar Biasa   - N/A

19   Jumlah Arus Masuk Kas   2,224,500,000 2,027,384,000

20 Arus Keluar Kas      

21   Pembayaran Pegawai   1,200,000,000 1,100,000,000

22   Pembayaran Barang   355,000,000 351,000,000

23   Pembayaran Bunga   12,000 12,000

24   Pembayaran Subsidi   - -

25   Pembayaran Hibah   45,000,000 41,000,000

26   Pembayaran Bantuan Sosial   50,000,000 40,000,000 27   Pembayaran Tak Terduga   880,000 841,000 28   Pembayaran Bagi Hasil Pajak   45,000,000 35,000,000 29   Pembayaran Bagi Hasil Retribusi   25,000,000 20,000,000 30   Pembayaran Bagi Hasil Pendapatan Lainnya   20,000,000 15,000,000

31   Pembayaran Kejadian Luar Biasa   - N/A

32   Jumlah Arus Keluar Kas   1,740,892,000 1,602,853,000

33   Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi   483,608,000 424,531,000

(34)

34 Arus Kas dari Aktivitas Investasi/Investasi Aset Non Keuangan      

35 Arus Masuk Kas      

36   Pencairan Dana Cadangan   30,000,000 N/A

37   Penjualan atas Tanah   - - 38   Penjualan atas Peralatan dan Mesin   60,000,000 50,000,000 39   Penjualan atas Gedung dan Bangunan   45,000,000 - 40   Penjualan atas Jalan, Irigasi dan Jaringan   13,000,000 - 41   Penjualan Aset Tetap Lainnya   12,000,000 15,000,000 42   Penjualan Aset Lainnya   1,000,000 12,000,000 43   Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan   20,000,000 N/A

44   Penerimaan Penjualan Investasi Non Permanen   30,000,000 N/A

45     Jumlah Arus Masuk Kas   211,000,000 77,000,000

46 Arus Keluar Kas      

47   Pembentukan Dana Cadangan   20,000,000 N/A

48   Perolehan Tanah   120,000,000 100,000,000

49   Perolehan Peralatan dan Mesin   26,000,000 20,000,000 50   Perolehan Gedung dan Bangunan   60,000,000 50,000,000 51   Perolehan Jalan, Irigasi dan Jaringan   55,000,000 45,000,000 52   Perolehan Aset Tetap Lainnya   12,000,000 10,000,000

(35)

58 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan/Pembiayaan      

59 Arus Masuk Kas      

60   Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat   5,000,000 25,000,000 61   Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya   2,000,000 3,000,000 62   Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank   15,000,000 10,000,000 63   Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank   10,000,000 - 64   Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi   - - 65   Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya   - - 66   Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara   - - 67   Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah   12,000,000 12,000,000 68   Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya   - -

69   Pencairan Dana Cadangan   N/A 50,000,000

70   Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan   N/A 5,000,000

71   Jumlah Arus Masuk Kas   44,000,000 105,000,000

72 Arus Keluar Kas      

73   Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat   5,000,000 5,000,000

74   Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya   - - 75   Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank   - - 76   Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank - - 77   Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi   - - 78   Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya   - -

79   Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara   - -

78   Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah   20,000,000 15,000,000

79   Pemberian Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya   - -

80   Pembentukan Dana Cadangan   N/A 10,000,000

81   Penyertaan Modal Pemerintah Daerah   N/A 25,000,000

82   Jumlah Arus Keluar Kas   25,000,000 55,000,000

83   Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan/Pembiayaan   19,000,000 50,000,000

84 Arus Kas dari Aktivitas Transitoris/Nonanggaran      

85 Arus Masuk Kas      

86   Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)   30,000,000 27,000,000

87   Jumlah Arus Masuk Kas   30,000,000 27,000,000

88 Arus Keluar Kas      

89   Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)   35,000,000 26,000,000

90   Jumlah Arus Keluar Kas   35,000,000 26,000,000

91   Arus Kas Bersih dari Aktivitas transitoris   (5,000,000) 1,000,000

92   Kenaikan/Penurunan Kas 400,608,000 322,531,000

93   Saldo Awal Kas di BUD & Kas di Bendahara Pengeluaran 1,322,530,999 999,999,999 94   Saldo Akhir Kas di BUD & Kas di Bendahara Pengeluaran 1,723,138,999 1,322,530,999

95   Saldo Akhir Kas di Bendahara Penerimaan 15,000,000 15,000,000

96         Saldo Akhir Kas   1,738,138,999 1,337,530,999

(36)

TERIMA KASIH

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) Gedung Prijadi Praptosuhardjo III, Lt. 2, Kementerian Keuangan Jl. Budi Utomo No. 6, Jakarta Telepon/Fax (021) 352 4551 website : www.ksap.org Email: [email protected]

Gambar

ILUSTRASI IIIB
ILUSTRASI - AKRUAL

Referensi

Dokumen terkait

Komponen laporan keuangan yang terakhir yang disusun oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Laporan Perubahan Ekuitas (LPE). Laporan Perubahan

Sebagaimana dijelaskan dalam SAK ETAP paragraph 3.13, “Jika entitas hanya mengalami perubahan ekuitas yang muncul dari laba atau rugi, pembayaran dividen, koreksi kesalahan

Ketika tidak praktis untuk menentukan dampak periode-spesifi k akibat perubahan kebijakan akuntansi dalam informasi komparatif untuk satu atau lebih periode sajian, maka

Masih terdapat Belanja Modal yang tidak dirinci hingga sub rincian obyek sehingga tidak menghasilkan jurnal otomatis pada Aset Tetap yang sesuai dengan Mapping seperti

Salah satu syarat pengungkapan adalah penyajian pengaruh kumulatif dari perubahan akuntansi terhadap nilai laba ditahan terhitung awal periode paling terdahulu

Ketika tidak praktis untuk menentukan dampak periode-spesifi k akibat perubahan kebijakan akuntansi dalam informasi komparatif untuk satu atau lebih periode sajian, maka

PSAK 63 : Akuntansi Hiperinflasi • Laporan keuangan biaya historis dalam kondisi hiperinflasi – Tidak mencerminkan nilai bisnis dari aset – Tidak dapat dibandingkan dengan periode

Bab ini menjelaskan definisi dan akuntansi aset tetap dan tidak