• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALAT PENANGKAPAN IKAN

N/A
N/A
Ganjar Pangestu

Academic year: 2025

Membagikan "ALAT PENANGKAPAN IKAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ALAT PENANGKAPAN IKAN (API) TIPE AKTIF PENGANTAR ILMU PERIKANAN

AKUAKULTUR 2022

Jenis-jenis Alat penangkapan ikan:

1. Pukat 2. Tonda 3. Payang

4. Purse seine/ Pukat cincin

A. PUKAT

B. TONDA

Pancing tonda yaitu pancing yang pada umumnya tanpa pemberat dan dipasang di sekitar permukaan air dan ditarik oleh kapal. Pancing tonda menggunakan ikan umpan segar atau umpan tiruan. Pancing tonda dikenal juga dengan nama pancing tarik, ada juga beberapa nama daerah untuk pancing tonda seperti pancing irid atau klewer (Jawa), pancing kala dalam atau kabalancam (Madura), pancing pengense (Bawean), pancing pengambes (Jawa Timur), pancing kakahu (Ambon), dan lain-lain.

Salah satu teknik penangkapan ikan yang umum digunakan oleh masyarakat nelayan adalah pancing tonda, karena konstruksinya sederhana, menggunakan umpan buatan dan mudah dioperasikan. Sampai saat ini metode penangkapan ikan dengan pancing tonda adalah menggerakkan umpan buatan secara horizontal dengan bantuan pergerakan kapal. Pancing tonda yang utuh merupakan gabungan tiga komponen yaitu, wire leader atau trace, tali utama ( main line) dan backing cord. Ketiga komponen ini memiliki fungsi berbeda. Penyambungan antar komponen menggunakan kili-kili atau snap berkili-kili. wire leader merupakan komponen penempatan umpan. tali utama untuk menjahkan umpan dari kapal, dan backing cord merupakan tempat pemasangan tali utama. biasanya backing cord ini hampir terpasang tetap di boom kapal.

Tonda yang digunakan oleh Nelayan di Desa Watukarung merupakan tonda yang terdiri dari 1 main line. Tonda di Desa Watukarung termasuk klasifikasi tonda karena metode pengoperasian yang sama seperti tonda. Tonda hanya terdiri dari satu tali utama, berbeda dengan tonda pada umumnya yang meliliki lebih dari satu tali utama. Pada alat tangkap Tonda mengandalkan kekuatan tangan untuk menggulung roller. Alat tangkap tersebut melakukan operasi penangkapan selama satu hari atau miang dengan lama operasi 6-8 jam. Mayoritas komoditas perikanan di Samudera Hindia tepatnya perairan sekitar Kabupaten Pacitan adalah ikan pelagis besar. Target tangkapan dari alat tangkap Tonda ini adalah Ikan Tengiri (Scomberomorus sp), Kuwe (Caranx sp), Barakuda (Sphyraena sp).

(2)

Ikan tengiri memiliki nilai jual paling tinggi dibandingkan ikan kuwe dan barakuda yaitu rata-rata Rp 30.000,- per kg pada musim puncak, sedangkan untuk ikan kuwe dan barakuda rata-rata Rp 15.000,- per kg. Umpan yang digunakan adalah umpan tongkol yang dipotong- potong. Pancing yang digunakan adalah pancing buatan nelayan sendiri karena lebih tahan lama dan murah dibandingkan dengan pancing buatan pabrik. Pada alat tangkap tonda, hook merupakan bagian yang sangat penting dalam proses penangkapan. hook yang digunakan nelayan adalah buatan sendiri yang berbahan dasar kawat baja. Nelayan membuat hook sendiri karena dinilai lebih tahan lama terhadap karat dibandingkan dengan hook buatan pabrik.

Pada hook buatan pabrik umumnya setelah 5 kali operasi penangkapan pancing akan mulai berkarat sehingga harus diganti dengan yang baru sedangkan pancing buatan nelayan dapat bertahan selama satu tahun. Untuk menekan biaya produksi terutama hook, nelayan menggunakan hook buatan sendiri yang bisa bertahan hingga satu tahun. Selain hook, nelayan juga membuat roller sendiri dengan bahan dasar kayu. Kayu juga lebih tahan lama dibandingkan roller buatan pabrik yang berbahan dasar plastik.

Pengoperasian Tonda

Operasi penangkapan dimulai dengan menentukan daerah atau lokasi pemancingan (fishing ground) yaitu di sekitar rumpon, karena jenis-jenis ikan baik yang berukuran kecil maupun besar pada saat-saat tertentu berkumpul di sekitar rumpon untuk berlindung dan mencari makan. Dengan ada rumpon-rumpon tersebut, maka operasional pancing tondadapat dilakukan sepanjang tahun dan tidak tergantung musim penangkapan. Nelayan sudah mengetahuiposisi rumpon-rumpon tersebut. Dengan menggunakan alat bantu penentu posisi (GPS) rumpon- rumpon yang akan dituju sudah diketahui letakdengan demikian, jarak dan waktu tempuh ke rumpon sudah dapat diperkirakan. Dalam 1 trip penangkapan dapat dilakukan pada 5 rumpon dan berlangsung selama rata-rata 2 sampai dengan 3 hari. Rumpon terdekat yang dijadikan sebagai daerah penangkapan armada pancing tonda dapat ditempuh dalam waktu 14 jam dari Pantai Pelabuhan Ratu dengan kecepatan kapal 8 mil per jam. Pada malam hari kapal- kapalpancing tonda bermalam di laut dengan cara mengikatkan kapal ke rumpon. Setiap unit rumpon hanya dapat menampung 5 unit kapal pancing tonda, bila lebih maka tali rumpon akan putus karena tidak kuat menahan beban kapal yang diikat dirumpon. Pancing tonda dioperasikan di siang hari sesuai dengan kebiasaan makan ikan cakalang (Katsuwonu pelamis) dan tuna (Thunnus). Operasi penangkapan pagi hari mulai pukul 05.00 sampai dengan 10.00 dan sore hari pukul 13.00 sampai dengan 17.00. Pancing tonda dipasang di bagian buritan kapal yaitu 1 unit diikat di sisi sebelah kiri, 1 unit di sebelah kanan dan 3 unit di bagian belakang, kemudian pancing dilepas dan diulur sampai dengan jarak 5 sampai dengan 12 m. Mata pancing yang digunakan nomor 7 dan 8, mata pancing tersebut buatan lokal dan tidak bermerek. Mata pancing dilengkapi dengan umpan tiruan yang terbuat dari bahan kayu, plastik bekas compact disk atau bahan karet dengan variasi benang berwarna-warni yang dibentuk menyerupai ikan terbang, cumi-cumi (Loligo sp.), layang (Decapterus sp.). dan lain-lain.

C. PAYANG

Payang termasuk alat penangkap ikan yang sudah lama dikenal nelayan Indonesia. Payang adalah pukat kantong yang digunakan untuk menangkap gerombolan ikan permukaan (pelagic fish). Kedua sayapnya berguna untuk menakut-nakuti atau mengejutkan serta menggiring ikan untuk masuk ke dalam kantong. Cara operasinya adalah dengan melingkari gerombolan ikan dan kemudian pukat kantong tersebut ditarik ke arah kapal.

(3)

Kontruksi Payang a) Sayap

Sayap merupakan lembar jaring yang disatukan secara memanjang, berfungsi untuk menghadang ikan secara horizontal dengan tujuan dapat menggiring ikan masuk ke dalam kantong. Sayap terdiri dari dua bagian yaitu sayap kanan dan kiri, panjang sayap 200 meter. Bagian sayap terbuat dari benang jaring jenis polyamide (PA). Ukuran mata jaring (mesh size) pada bagian sayap adalah 48 mm.

b) Badan

Badan adalah bagian yang berfungsi menghadang ikan secara vertikal dan horizontal.

Ukuran mata jaring pada bagian badan adalah 40 mm. Pada bagian badan bahan jaring yang digunakan adalah poly ethylene (PE).

c) Kantong

Kantong adalah bagian akhir dari alat tangkap paayang, berfungsi unutk mengumpulkan hasil tangkapan. Panjang kantong jaring payang 20 Meter. Ukuran mata jaring pada kantong adalah 26 mm. Pada bagian kantong bahan yang digunakan adalah poly ethylene (PE).

d) Tali Selambar

Tali selambar adalah salah satu bagian pada payang yang berfungsi sebagai tempat nelayan untuk mengulur dan menarik payang pada saat proses setting dan hauling.

Panjang dari tali selambar adalah 65 m. Tali selambar yang digunakan pada payang berbahan dasar poly ethylene (PE).

e) Pemberat

Pemberat pada payang berfungsi untuk membuat jaring tenggelam atau turun ke bawah permukaan. Pemberat payang berbahan dasar dari timah. Jarak antara pemberat satu dengan pemberat lain adalah 15 cm. Pemberat memiliki panjang 13,93 mm, dan ketebalan atau tingginya 2,47 mm. Pemberat dipasang dibagian tali ris bawah.

f) Pelampung

Pelampung berfungsi untuk membuat jaring agar tidak hanyut oleh arus dan tidak tenggelam ke dasar. Bahan dari pelampung adalah Karet bewarna hitam. Jarak antara pelampung satu dengan pelampung lain adalah 13 cm. Pelampung memiliki panjang 108,22 mm, lebar 38,04 mm, dan ketebelan atau tingginya adalah 22,53 mm.

Pelampung di pasang dibagian tali ris atas, dan berbentuk oval.

Cara Pengoperasian Payang

Pengoperasian payang dibagi dalam tiga tahap, yaitu penentuan daerah penangkapan ikan (fishing ground), penurunan jaring atau setting, dan tahap penarikan jaring atau hauling. Setting alat tangkap dilakukan setelah ditemukan gerombolan ikan, kemudian salah satu nelayan melepaskan sayap kanan jarring payang dan bersamaan dengan itu dua nelayan payang mengulur jarring, setting berlangsung selama kurang lebih 15 menit. Setelah seluruh jarring diturunkan, perahu terus bergerak membentuk lingkaran sampai bertemu dengan ujung sayap sebelah kiri, lalu pelampung dinaikkan ke perahu. Saat melingkari gerombolan ikan kecepatan perahu akan ditambah. Penarikan jaring dilakukan pada dua sisi sayap, kanan dan kiri dalam posisi menyilang. Masing-masing sisi ditarik oleh 3-5 nelayan dan panjang tarikan sisi kanan dan kiri dijaga harus sama. Proses hauling berlangsung sangat cepat membutuhkan waktu kurang lebih 25 menit. Setelah seluruh jaring ditarik dan dinaikkan ke atas kapal, maka hasil

(4)

tangkapan ditumpahkan dari kantong ke ember penampungan dengan cara membuka ikatan kantong. Hasil tangkapan disimpan didalam palka atau dalam keranjang-keranjang.

Daerah Pengoperasian

Payang dioperasikan di perairan sekitaran bungus, yaitu daerah yang disekitar perairannya tersebut banyak pulau. Daerah pengoperasian payang biasanya memiliki kualitas perairan yang subur akan rantai makanan seperti plankton, dengan salinitas sekitar 34 ppt serta suhu optimum berkisar antara 15ºC-30ºC. Karena gerombolan ikan biasanya berada dalam perairan yang memiliki kesuburan, seperti terpenuhnya pakan alami dan kualitas parameter optimum dalam perairan.

Hasil Tangkapan

Hasil tangkapan payang biasanya jenis-jenis ikan pelagis kecil seperti ikan daun bambu (Chorinemus sp.) layur (Trichiurus lepturus), tengiri (Scomberomorus commerson), Kembung (Selaroides sp.), barakuda (Sphyraenidae), cumi-cumi (Loligo sp.), selar (Caranx sp.) teri (Stolephorus commersonii), dan udang banana (Metapenaeus dobsoni). Hasil tangkapan sangat tergantung pada keadaan banyak atau sedikitnya ikan yang berkumpul disekitar rumpon. Jenis ikan menjadi tujuan penangkapan alat tangkap payang adalah ikan yang hidup bergerombolan pada lapisan permukaan perairan, baik yang bergerombol dalam jenis yang sama ataupun jenisnya berbeda tetapi ukurannya sama

Kapal Penangkapan

Menurut Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan, yang dimaksud dengan kapal perikanan adalah kapal, perahu, atau alat apung lain yang digunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan, pembudidaya ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan dan penelitian atau ekplorasi perikanan. Kapal penangkapan ikan dapat dikelompokan menjadi beberapa macam antara lain :

a) Perahu tanpa motor (Non powered boat), yaitu perahu yang digerakan menggunakan tenaga penggerak dayung atau layar. Biasnya tipe perahu ini dibuat dari satu batang pohon utuh yang dilubangi, namun ada juga yang ditambah dengan beberapa kepingan papan.

b) Perahu motor tempel (Outboard motor), adalah kapal atau perahu yang digerak menggunakan tenaga mesin yang dipasang di perahu pada saat akan dioperasikan kemudian dilepaskan kembali pada saat selesai dioperasikan.

c) Kapal motor (Inboard motor), yaitu kapal yang menggunakan mesin sebagai tenaga penggerak yang diletakan diruang mesin didalam bangunan kapal.

D. PURSE SEINE

Purse seine merupakan alat tangkap aktif karena dalam operasi penangkapan kapal melakukan pelingkaran jaring pada target tersebut dengan cara melingkarkan jaring pada gerombolan ikan lalu bagian bawah jaring dikerucutkan dengan menarik purse line. Dengan kata lain ikan yang tertangkap di dalam jaring tidak dapat meloloskan diri. Fungsi bagian jaring bukan sebagai penjerat, melainkan sebagai dinding yang akan menghalangi ikan untuk lolos. Purse seine memiliki efektivitas yang cukup tinggi dalam menghasilkan tangkapan ikan karena ikan yang

(5)

ditangkap dalam jumlah banyak dan bergerombol. Jenis-jenis ikan yang tertangkap dengan purse seine adalah ikan tongkol, kembung, tembang, selar, cakalang, tuna, teropong, serta ikan pelagis lainnya.

Salah satu contohnya yaitu mini purse seine dengan panjang jaring 400 m dan kedalaman 70 s/d 80 m. Bagian utama dari alat tangkap ini adalah sayap dan badan dengan ukuran jaring (mesh size) 4 inchi yang terbuat dari bahan multifilament sintesis polyamide D/18. Pelampung utama terbuat dari bola plastik TF 17, yang dipasang pada tali ris atas dengan jarak 15 cm setiap pelampung. Selain itu juga terdapat pelampung tanda berupa light buoy. Pemberat yang digunakan berbentuk cincin dari timah hitam berdiameter 11,5 cm sebagai tempat lewatnya tali kolor (purse line) sewaktu penarikan jaring.

Penentuan Daerah Fishing Ground Pada Purse Seine.

Dilakukan dengan cara 1) Mencatat aspek-aspek yang menentukan suatu tempat layak dikatakan fishing ground. 2) Lokasi setiap kali pengoperasian dipetakan menggunakan google earth. 3) Mencatat kondisi perairan tempat melakukan operasi dan mengamati hasil tangkap.

Pemasangan rumpon disuatu wilayah karena aspek penangkapan tanpa ada hambatan, adanya gerombolan ikan permukaan air, Adanya kawanan burung yang terbang di permukaan air laut.

Faktor yang menentukan daerah penangkapan adalah Arus tidak deras, Angin tidak kencang, Gelombang tidak tinggi, Bebas badai, Jarak kapal berjauhan, Kedalaman perairan lebih dari 45 m, Dasar perairan pasir berlumpur Penentuan daerah fising ground kapal purse seine meliputi lokasi serta koordinat lokasi penangkapan dimana lokasi tersebut sesuai dengan kriteria fishing ground purse seine. Penentuan lokasi atau daerah fishing ground yang akan dituju disesuaikan dengan keadaan alam sekitar seperti arus, cuaca dan bebas badai

Anggota Kelompok

1) L1B022038 Farsyah Alfrineanda 2) L1B022041 Ganjar Dwi

3) L1B022043 Reyhan Adrian 4) L1B022045 Munif Fadhilah 5) L1B022049 Edi Setiawan 6) L1B022050 Muhammad Abyan 7) L1B022054 Dandi Setio

8) L1B022055 Bimo Surya 9) L1B022060 Dedi Saputra 10) L1B022061 Nawwaf Hammam 11) L1B022063 Afra Azaria

12) L1B022070 Rafif Aji

13) L1B022071 Muhammad Fahreza 14) L1B022072 Miftahurahman 15) L1B022073 Dicky Darmawan 16) L1B022074 Ilham Fahrezi

Referensi

Dokumen terkait

Keberhasilan suatu operasi penangkapan ikan sangat ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain : (1) nelayan yang mengoperasikan alat tangkap; (2) alat penangkap ikan; (3) kapal

Alat tangkap ini sangat mengancam eksistensi populasi ikan Rono ( X. oophorus) karena ikan-ikan yang bergerombol dan mendekati cahaya lampu tersebut terdiri dari

1) Daerah tersebut terdapat ikan yang senang hidup bergerombol dalam jumlah yang besar. 2) Jenis-jenis ikan tersebut dapat dikumpulkan dengan menggunakan alat

Analisis Status Alat Tangkap di PPSNZJ Berdasarkan 9 kriteria alat tangkap Bertanggungjawab Pada Penelitian Inventarisasi alat penangkapan ikan yang bertanggungjawab di PPS Nizam

2/PERMEN-KP/2015 tentang Larangan Penggunaan Alat Tangkap Ikan Pukat Hela (trawls) dan Pukat Tarik (seine nets) terdapat perkembangan jenis-jenis alat penangkapan

Jenis ikan pelagis besar yang merupakan target penangkapan dari alat tangkap funai nelayan Kwandang adalah jenis cakalang (Katsuwonus pelamis), tuna madidihang

kurangnya informasi bahan pengganti rumpon atraktor daun pinang atau daun kelapa untuk penangkapan ikan pelagis ekonomis penting dengan alat tangkap jaring insang permukaan, (3)

Surrounding nets purse seine Jaring lingkar merupakan alat penangkapan ikan yang mempunyai prinsip penangkapan dengan cara melingkari gerombolan ikan sasaran tangkap menggunakan jaring