• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aliran Dalam Islam Ilmu Politik C

N/A
N/A
wahyu fafa

Academic year: 2024

Membagikan "Aliran Dalam Islam Ilmu Politik C"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Nama: Wahyu Agung Nuril Fahmi Nim: 10040122118

Prodi: Ilmu Politik C

Aliran Dalam Islam

Aliran dalam islam modern terbagi menjadi beberapa : 1) Masyarakat pedesaan dan perkotaan

Menurut teori ibnu Khaldun, didalam kehidupan ini ada dua bentuk komunitas yang saling berlawanan yakni komunitas pedesaan dan perkotaan. Yang mana dalam hal ini (memahami ajaran islam) keduanya pasti memiliki paham yang berbeda.

Masyarakat kota cenderung bersifat lebih modern, dan masyarakat pedesaan lebih bersifat tradisional. Pertarungan kedua budaya tersebut tak melulu berakhir dengan modal antagonistic, namun unsur yang tersisih akhirnya kurang bisa berfungsi dan akhirnya digantikan dengan unsur yang baru yang mana kemungkian besar dimenangkan oleh unsur impor. Dalam menghadapi modernitas terbagi Kembali menjadi 2 yakni sekularis dan juga islami. Sekularis berpandangan bahwa urusan agama harus dipisahkan dari urusan dunia. Namun, apabila islami, mereka berpegang teguh pada ajaran tradisional namun tidak jua menentang reformasi atau modernisasi apabila tidak bertentangan dengan koridor ajaran islam.

2) Aliran pemikiran islam tradisional dan modern

Dalam kesadaran intern umat islam, label islam agaknya masih dilihat terlalu umum, sehingga belum sanggup memaknai secara sosiologis didalam kehidupan

bermasyarakat secara luas dan pada kenyataan itulah yang terjadi di negara Indonesia.

Hingga akhirnya dalam perkembangan pengelompokkan didalam negara kita ini sangat dianggap wajar namun yang harus dicatat yakni bagaimana memanifestasikann ajaran islam didalam kehdiupan kita sehari hari.

3) NU – MUHAMMADIYAH

Kecenderungan modernisasi pemikiran Islam muncul itu terbagi menjadi kelompok yang terbaratkan dan kelompok Kelompok ini berkembang pada abad ke- 19 dengan Kaum radikal-puritan adalah kelompok yang juga me nafsirkan Islam

(2)

berdasarkan sumber-sumber asli yang otoritatif, sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan kontemporer, tapi mereka konsevatif dalam melakukan reformasi keagamaan, bercorak Kelompok ini juga bisa disebut sebagai kelompok tersebut, dengan alasan bahwa kelompok fundamentalis lebih keras dalam menolak pembaratan dan lebih bersikap konfron tasional dibandingkan kelompok di atas, lebih-lebih kelompok fundamentalis lebih cenderung untuk menjadikan Agama fleksibel dan bisa

berkembang untuk memenuhi kebutuhan yang terus berubah, tetapi penafsiran dan perkembangan harus dilakukan melalui cara Islam yang murni Maka mereka mengkritik gagasan-gagasan dan praktik praktik kaum tradisional dan

menganggapnya sebagai suatu Ibn Taymiyyah, tokoh yang meninggal pada Sebuah gerakan pemikiran bercorak fundamentalis yang mengikuti gaya Ahmad bin Hanbal, dan Gerakan Wahhabiyyah ini adalah gerakan yang muncul pada saat terjadinya degradasi moral masyarakat Islam, meng ajak untuk kembali kepada ajaran Islam murni, memberantas hidupnya tidak pernah mendapat pendidikan Barat dan tidak pernah melihat kebudayaan Barat dalam arti yang sebenarnya.

menyerahkan atau membatasi segala urusan Agama dan ritual kepada personal dan menegaskan kekuatan logika dalam Dalam sebuah penelitian ditemukan, bahwa untuk menjadi seorang muslim Indonesia tanpa disertai centelan kesadaran intern umat Islam, label Islam agaknya masih dilihat terlalu umum. sehingga belum memberi makna sosiologis dalam kehidupan bermasyarakat secara luas, dan kenyataan sosiologis itulah yang terjadi di Indonesia, sehingga wajar sekali, jika pengelompokan dalam masyarakat Islam di Indonesia terus berkembang, dan semakin bertambah jumlahnya hingga memanifestasikan ajaran Islam itu di dalam sistem kehidupan bahwa kemunculan gagasan tentang pemikiran ideologis itu tidak terlepas dari pengaruh kondisi sosial dan politik, begitu juga dengan yang berkembang di Indonesia, tidak terlepas dari beberapa kepentingan dan kondisi sosial dan budaya bangsa kemelut di antara orientasi ideologis dari beberapa pemikiran memahami Islam, apakah sebagai model dari sebuah realitas

Yang pertama mengisyaratkan bahwa agama adalah representasi dari sebuah realitas, sementara yang kedua meng isyaratkan bahwa agama merupakan konsep bagi realitas, seperti Dalam pemahaman yang kedua ini agama Dalam kajian modern tentang sejarah umat Islam ditemukan bahwa, meskipun bedasarkan pada agama yang sama, para pemeluk agama ini memiliki pemahaman yang berbeda, dan seringkali perbedaan itu memicu persaingan dan dengan perkembangan Islam dan munculnya

(3)

ijtihad-ijtihad Meskipun, dalam wujudnya, pemahaman ideologi NU sering dilihat sebagai kelompoktradisionalis, sementara Muhammadiyyah, sebagai kelompok lagi, karena dalam perkembangan selanjutnya, NU bersifat lebih Muhammadiyyah termasuk dalam kelompok tradisionalis Di mana Muhammadiyyah tampil sebagai modernis teks al Qur'an dan Hadith sebagai sumber ijtihad, Muhamma diyyah berada dalam kelompok tradisonalis.

Paham tradisionalisme yang dianut oleh organisasi Muhammadiyyah, menurut Arbiyah Lubis, tercermin dalam teologi yang dianutnya, yaitu paham jabariyyah yang mengakui kehendak mutlak Tuhan, ketidakbebasan manusia dalam Meskipun

demikian, kelompok tradisionalis, di Indo nesia, biasanya bergabung dengan organisasi bernama NU, sementara kelompok modernis, reformis, radikalis, puritan dan fundamentalis, lebih memilih Muhammadiyyah sebagai organi sasi

keagamaannya Dari itu, untuk lebih memudahkan Muhammadiyyah adalah bahwa NU tidak menolak beberapa praktik ritual yang tidak tertulis dalam Hadith sahih, atau tidak berarti sesuatu yang tidak tercantum dalam Hadith sahih itu Sebaliknya,

Muhammadiyyah menganggap sesuatu yang tidak tercantum di dalam hadith sahih dianggap sebagai sesuatu yang menyimpang dari ajaran Islam dan tidak boleh

diamalkan, Dalam bentuk praktik ritual di waktu sholat jum'at, NU menggunakan dua adzan, sementara Muhammadiyyah berbeda, NU menggunakan mimbar bertongkat, sementara Muhammadiyyah menggunakan bentuk mimbar modern.

Perbedaan lain yang sangat mencolok adalah dalam. Golongan NU mengikuti konsep ru'yah dalam menentukan bulan puasa dan Idul Fitri, sedangkan

Muhammadiyah mengikuti prinsip hisâb. NU melakukannya di masjid sementara umat

Referensi

Dokumen terkait