• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aliyah Est Indonesia terletak di Jl

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Aliyah Est Indonesia terletak di Jl"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

PT. Aliyah Est Indonesia merupakan perusahaan di bidang jasa crewing yang didirikan pada bulan Februari 2014 dan perusahaan ini bersertifikat ISM, ISO 9001-2008 dan MLC 2006.

Berdasarkan sistem dan tenaga kerja, PT. Aliyah Est Indonesia menyediakan total Ship Management Service dengan kualitas yang baik untuk semua jenis kapal, seperti kapal penumpang, Yacht, Chemical and oil tanker, Container, Bul Carrier, AHTS, AHT, Utility, Supply, Tug boat, Crew boat, Akomodasi tongkang, dll.

PT. Aliyah Est Indonesia ini menyediakan beberapa pelayanan seperti perekrutan, manajemen crewpenuh, layanan konsultasi, dukungan logistik, pendidikan dan pelatihan, kualitas dan keamanan.

Perusahaan ini merupakan agen perekrutan & penempatan pelaut yang menyediakan pelaut Indonesia untuk komunitas pelayaran seperti kapal tanker kimia, kapal kargo, kapal pemasok, kapal kontainer, dan juga kapal lepas pantai dan dengan kapal penumpang.

Perusahaan ini yang merupakan Agen Perekrutan dan Penempatan Pelaut tahu bagaimana keterampilan sistem akan terus menerus berkembang di masa yang akan datang dan berusaha memberikan layanan yang jauh lebih baik.

32

(2)

Perusahaan PT. Aliyah Est Indonesia terletak di Jl. Mawar Luar No. 11, RT. 008, RW. 006, Kel. Tugu Utara, Kec. Koja, Jakarta Utara, 14260 Indonesia. Kontak yang bisa dihubungi dari perusahaan yaitu email crew@aliyah.co.id,No. Telepon : +62 2243 6996, Fax : +62 2243 7180.

B. Hasil Penelitian 1. Penyajian Data.

Dalam penelitian ini saya sebagai penulis melakukan tanya jawab dengan para perwira di atas kapal. Dari hasil tanya jawab dengan para perwira di atas kapal, latihan kebakaran minimal dilakukan 1 bulan sekali atau apabila terjadi penggantian >25% dari jumlah awak kapal maka harus dilaksanakan dalam waktu 24 jam setelah kapal meninggalkan pelabuhan kecuali hendak berlayar di perairan sempit untuk berjaga – jaga. Dalam waktu 1 (satu) bulan Anak Buah Kapal (ABK) baru sudah harus menerima latihan serta mengetahui dan memahami semua perlengkapan pemadam kebakaran serta tugas dan tanggung jawab masing-masing. Setiap drill emergency fire pump harus dihidupkan.

a. Jadwal Latihan (drill)Kapal MT Chem Luck

Disini penulis membahas tentang Penerapan Fire Drill Sebagai Upaya Meminimalisasi Kerusakan Berat Akibat Kebakaran Diatas Kapal MT Chem Luck.Namun pada kapal MT Chem Luck ini lebih banyak kegiatan di safety meeting dari pada kegiatanfire drill dikarenakan adanya beberapa faktor salahsatunya

(3)

trip pendek, cuaca tidak mendukung, dll.Berikut adalah salah satu contoh kegiatandrill yang tercantum pada rest hours pada bulan November 2020 lebih jelasnya dapat di lihat pada lampiran.

Setiap bulan kami melakukan drill yang berbeda sesuai yang di tetapkan oleh Mualim III kami, dan penentuan drill biasanya ditentukan pada saat rapat bulanan, apa saja dan kapan waktunya. Namun jika situasi dan kondisi tidak memungkinkan, drillakan ditunda pada waktu yang telah disepakati oleh para perwira.

b. Latihan (drill) Yang Perlu Dilakukan Untuk Meminimalisir Kecelakaan Kebakaran di Atas Kapal.

Dari hasil penelitian dan tanya jawab bersama perwira, dengan objek Kapal MT Chem Luck, penulis menyimpulkan bahwa, meminimalisir kebakaran di atas kapal tidak hanya dengan rutin melaksanakan drill menggunakan alat pemadam api saja, namun isyarat bunyi, smokedetector, flame detector, heat detector juga sangat berperan penting disini, hal tersebut dilakukan karena dengan terbiasa tanggap mendengar dan membaca situasi seperti di atas, kita akan tanggap pula untuk meminimalisir terjadinya kebakaran di atas kapal.

Berikut beberapa Drill yang perlu dilakukan : 1) Drill Menggunakan Isyarat bunyi.

Bilamana terjadi kebakaran di atas kapal ditandai dengan isyarat bunyi dengan menggunakan bel atau seruling dengan ciri-ciri

(4)

tujuh kali tiupan pendek dan satu kali tiupan panjang yang dilakukan secara terus menerus.Setiap orang yang berada di atas kapal bila mendengar isyarat bahaya kebakaran tersebut berkewajiban untuk melaporkan kepada Mualim jaga anjungan bila kebakaran terjadi pada bagian deckdan melaporkan pada masinis jaga bila kebakaran terjadi di ruang mesin kapal.

2) Drill Menggunakan Alat Deteksi Asap (Smoke Detector).

Alat deteksi asap adalah alat deteksi yang menggunakan asap dengan memberikan sinyal ke alarm bahaya dengan cara mendeteksi adanya asap yang berasal dari nyala api yang tidak terkendali.

3) Drill Menggunakan Alat Deteksi Panas (Heat Detector).

Alat deteksi panas digunakan untuk memberikan peringatan awal tentang adanya kebakaran. Prinsip kerja dari alat deteksi panas adalah bekerja berdasarkan adanya temperature normal, temperature tiba-tiba naik, menyebabkan rangkaian elektronis bekerja aktif.

4) Drill Menggunakan Alat Deteksi Nyala Api (Flame Detector).

Alat deteksi panas ini ditempatkan pada tempat yang mempunyai resiko bahaya kebakaran lebih besar dan dalam tempat yang mempunyai resiko bahaya kebakaran yang besar.

5)

Drill Menggunakan Hydrant.

Hydrantmerupakan alat pemadam api yang berfungsi sebagai sumber air untuk memadamkan api saat terjadinya kebakaran.

(5)

6) Drill Menggunakan Fire hose.

Selang yang digunakan untuk menyalurkan air dari hydrant ke tempat kebakaran.

7) Drill Menggunakan Pemadam Kebakaran Jenis Portable:

a. Foam Extinguisher

Bahan pemadam bisa efektif untuk memadamkan kebakaran kelas B (minyak, solar dan cairnya).

b. Bahan Pemadam Kebakaran Gas CO2

Bahan pemadam kebakaran CO2 atau karbon dioksida berupa gas dan dapat digunakan untuk memadamkan segala jenis kebakaran terutama kelas C.

c. Bahan Pemadaman Kebakaran Tepung (Powder) Kimia Kering (Dry Chemical)

1) Dry chemical dapat digunakan untuk semua jenis kebakaran.

2) Tidak berbahaya bagi manusia/binatang karena tidak beracun.

3) Bahan dry chemical disebut sebagai bahan pemadam kebakaran yang berfungsi ganda (multi purpose extinguisher).

4) Tidak menghantar listrik.

5) Powder berfungsi mengikat oksigen (isolasi) dan juga dapat mengikat gas-gas lain yang membahayakan.

(6)

6) Dapat menurunkan suhu, mudah dibersihkan dan tidak merusak alat-alat navigasi dan lain-lainnya.

Dan untuk memaksimalkan latihan kebakaran di atas kapal butuh ketegasan dari setiap perwira di atas kapal, perlu kedisiplinan dari setiap crew kapal, kesadaran Anak Buah Kapal (ABK) untuk mengetahui tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan muster list.

Namun pada kenyataannya saat pelaksanaan drill kebakaran, dimana dalam pelaksanaannya untuk menanggulangi dan meminimalisir kebakaran yang terjadi, diperlukan suatu alat pemadam kebakaran atau yang biasa disebut fire extinguisher, dalam pelaksanaan penggunaan fire extinguisher tersebut hanya sebatas pada cara membawa dan memegang fire extinguisher saja dan untuk cara penggunaan sampai pemadaman kebakaran dengan menyemprotkannya kedalam api tidak dilaksanakan, karenafire drill hanya fokus pada latihan skenario saat terjadi kebakaran diatas kapal sehingga fire extinguisher hanya formalitas saja agar crew terbiasa dan cepat tanggap akan tugas dan tanggung jawabnya serta tidak gugup saat terjadi kecelakaan kebakaran .

Yang kedua yaitu drill menggunakan alat pendeteksi panas, seperti yang sudah penulis jelaskan di atas, bahwa menurut para perwira, meminimalisir kebakaran di atas kapal tidak hanya menggunakan fire hose, hydrant danportable saja. Disini menjelaskan penggunaan alat pendeteksi panas, pada saat latihan

(7)

menanggulangi/meminimalisir kebakaran menggunakan alat pendeteksi panas, seluruh crew ikut serta dalam latihan ini.

Pada latihan ini, crew hanya mengikuti instruksi dari mualim satu yang di bawahi oleh nakhoda, beberapa alat pendeteksi kebakaran di panaskan sesuai fungsinya, lalu jika ada alarm, kami semua berkumpul di muster station, dan Mualim III standby di anjungan untuk mengkroscek tanda alarm pada anjungan.

Disini kami hanya mengikuti perintah, tanpa membawa peralatan, kecuali alat pelindung diri safetyhelmt.Dan kami semua berpencar mencari titik panas/api yang di simulasikan, melalui twoway Mualim III membantu memberi arahan pada kami tentang letak yang di perkirakan terdapat titik api. Lalu kami mencoba mencari fire extinguisher untuk simulasi memadamkan api.

Dari pelaksanaan penggunaan alat-alat keselamatan yang hanya sekadar atau formalitas saja seperti yang telah dicontohkan tersebut, maka dapat berpengaruh buruk terhadap para awak kapal itu sendiri, yaitu akan mempengaruhi keterampilan awak kapal dalam mempergunakan alat-alat keselamatan dan keterampilan yang telah dimiliki oleh para awak kapal. Kurang lengkapnya alat-alat pemadam kebakaran pada saat latihan juga akan berakibat fatal, penggunaan alat pemadam yang tidak sesuai dengan jenis/sebab kebakarannya akan berakibat lamanya penanganan dan membahayakan bagi yang memadamkannya. Akibat buruk dari penggunaan alat yang hanya

(8)

sekadarnya tersebut kemungkinan berupa penurunan keterampilan bahkan menjadi lupa akan pemakaian peralatan-peralatan keselamatan.

Namun yang di sayangkan dari objek penelitian, yaitu MT Chem Luck adalah kurang dilaksanakannya berbagaimacam drill kebakaran yang sudah di jelaskan di atas. Dengan berlandaskan waktu dan kondisi yang tidak memungkinkan, kadang Mualim III selaku pemegang tanggung jawab atas keselamatan crew dan kapal sering kali mengganti kegiatan Dril lkebakaran ini dengan safety meeting, karena perwira menganggap seluruh crew yang berada di atas kapal memahami semua tata cara memadamkan api dan meminimalisir terjadinya kebakaran di atas kapal walaupun kenyataannya masih banyak Anak Buah Kapal (ABK) yang masih bingung akan tugas dan tanggung jawabnya saat terjadinya kebakaran.

Menurut pengalaman penulis selama melakukan penelitian, rasa tanggung jawab dan sadar terhadap bahaya kebakaran dapat ditumbuhkan melalui drill kebakaran yang dilakukan rutin setiap bulannya.Tentunya yang dilakukan dengan baik dan benar.

2. Analisis Data

Bila kita lihat fungsi dari latihan kebakaran di atas kapal adalah agar setiap crew di atas kapal mengetahui tugas dan tanggung jawabnya masing-masing dan apabila benar-benar terjadi kebakaran maka setiap crew sudah siap mengatasi kebakaran tersebut dengan percaya diri tanpa ada rasa gugup dan diharapkan bahwa latihan di

(9)

atas kapal harus benar-benar dilaksanakan. Tetapi walaupun fire drill di Kapal MT Chem Luck hanya di lakukan sebulan sekali, para perwira tetap bertanggung jawab terhadap alat pemadam api yang selalu melakukan pengecekan setiap bulannya agar alat-alat tersebut siap di gunakan kapan saja. Selain dari hal di atas, bila sewaktu-waktu diadakan pemeriksaan oleh pejabat yang berwenang, peralatan tersebut sudah memenuhi persyaratan. Hal ini untuk menghindari permasalahan baru yang dapat mengganggu kelancaran operasional kapal, dan tentunya untuk meminimalisir kecelakaan kebakaran yang terjadi di atas kapal. Dari permasalahan-permasalahan yang telah diuraikan maka didapat analisa-analisa sebagai berikut:

a. Terkadang terjadinya cuaca yang tidak mendukung sehingga tidak dilakukannya latihan drill akan tetapi di ganti dengan kegiatan safety meeting dan training video.

b. Seringnya tugas crew di muster list diganti tanpa sepengetahuan crew apabila ada pergantian crew baru, khususnya tugas crew pada saat fire drill membuat beberapa crew kebingungan terhadap tugasnya masing-masing dan membuat keterampilan pada saat fire drill tidak maksimal.

c. Sering adanya trip pendek sehingga waktu terbatas untuk diadakannya fire drill.

d. Dikarnakan alat pemadam api fix di atas kapal adalah foam menyebabkan jarang sekali di adakan nya latihan kebakaran menggunakan dry chemical powder.

(10)

e. Perwira terkadang mengentengkan kegiatan drill yang terpenting crew memahami saat safety meeting.

f. Awak kapal selalu mengerjakan tugas-tugas ekstra, sehingga jarang diadakan latihan-latihan pemadaman kebakaran seperti yang telah diwajibkan oleh peraturan mengenai keselamatan.

g. Mualim III sebagai mualim yang bertanggung jawab atasfire drillsering mengganti jadwal fire drill ke safety meeting yang seharusnya 3 kali dalam sebulan hanya menjadi 1 kali dalam sebulan, dan hal itu dilakukan karena untuk mempersingkat waktu dan merasa bahwa Anak Buah Kapal (ABK) sudah memahami tugas dan tanggung jawabnya.

C. Pembahasan

1. Penerapan Fire Drill dilaksanakan diatas kapal MT Chem Luck Dalam skenario fire drilldiatas kapal MT Chem Luck pada tanggal 12 Desember 2020 tepatnya di Haldia Anchorage Area, India.

Kapten membunyikan Alarm sebagai tanda fire drill dimulai. Semua crew berkumpul di muster station dihitung oleh Mualim I. Kapten memberikan infomasi bahwa kebakaran berada di fore peakstore Tim A, tim B dan tim medis bersiap-siap menerima informasi dari Mualim I atau Kapten. Mualim I melaporkan ke tim A yang sudah menggunakan baju pemadam kebakaran (fireman outfit) untuk bersiap melakukan pemadaman kebakaran. Masinis II memberi tahukan tim b bersiap-siap untuk membantu tim A dengan selang pemadam ,fire

(11)

extinguisher dan alat pemadam kebakaran lainnya di tempat kejadian.

Pintu forecastle storedan ventilasi semua ditutup.Tim A memadamkan api. Lefe Boat siap untuk diluncurkan.Tim medis bersiap – siap dengan mualim II. Kapten memerintahkan untuk memulai memadamkan api. Tim A pergi masuk untuk memadamkan api.

Sumber apitelah ditemukan, dan penyebab munculnya api di sebabkan oleh minyak. Sehingga api dapat dipadamkan dengan fire extinguisher portable. Setelah dipadamkan Tim A kembali dan tim B juga melaporkan api telah di padamkan. Kapten memberikan informasi bahwa firedrillselesai.

Dari skenario diatas semua crew ikut berpartisipasi dalam kegiatan drill. Sehingga mereka mengerti akan tugas dan tanggung jawabnya ketika terjadi kebakaran yang sesungguhnya.

2. Peraturan SOLAS 1974 tentang latihan kebakaran penerapan Fire Drill sebagai upaya meminimalisir kerusakan berat akibat kebakaran diatas kapal MT Chem Luck.

Dari peraturan SOLAS 1974 tentang latihan kebakaran di atas kapal yaitu Latihan kebakaran harus dilakukan secara teratur bahwa:

a. Kapal penumpang, untuk crew paling tidak satu kali dalam satu minggu.

b. Kapal barang, paling tidak satu kali dalam sebulan.

Begitupun dengan alat pemadam api harus di check kelayakannya sesuai dengan SOLAS 1974 yaitu alat pemadam api harus di check dan di rawat sebulan sekali.

(12)

Dan dalam fakta yang saya temukan di lapangan drill dilakukan sudah sesuai dengan peraturan SOLAS 1974 bahwa untuk kapal barang minimal dilakukan satu kali dalam satu bulan, walaupun hal itu berbeda dengan jadwal yang sudah di buat oleh Mualim III yaitu dua kali dalam sebulan dan kenyatannya tidak sesuia dengan jadwal yang dibuat mualim III yaitu drill dilakukan satu bulan satu kali sehungga menurut analisa penulis hal tersebut kurang kosisten dalam melakukan Fire Drilluntuk meminimalisir kerusakan berat akibat kebakaran diatas kapal MT Chem Luck. Karena menurut penulis seringnya dilakukan latihan kebakaran yang sesuai jadwal membuat awak kapaltidak gugup dan lebih terampil serta bisa mengendalikan keadaan dalam artian tahu akan tugas masing–

masing crew dan apa yang harus di lakukan ketika terjadi kebakaran yang sebenarnya karena tidak tahu kapan musibah akan datang. Selain itu juga ditemukan bahwa untuk alat pemadam apipada MT. Chem Luck selalu di periksa dalam seminggu sekali untuk mengecek kelayakannya.

Hal ini didasari dari peraturan SOLAS 1974 tentang Pengaturan latihan kebakaran dan alat pemadam api ringan sebagai berikut :

a. Salah satu alat pemadam kebakaran portable dimaksudkan untuk digunakan dalam ruang dan disimpan di dekat pintu masuk ke ruang itu.

b. Alat pemadam kebakaran CO2harus tidak ditempatkan diruang yang tertutup seperti akomodasi. Di stasiun kontrol dan ruang lainnya yang mengandung listrik atau peralatan elektronik atau peralatan yang diperlukan untuk keselamatan kapal, alat pemadam kebakaran yang

(13)

disediakan harus media pemadam yang tidak konduktif elektrik atau berbahaya bagi peralatan elektronik.

c. Pemadam kebakaran yang siap digunakan harus terletak di tempat- tempat yang mudah terlihat, yang dapat dicapai dengan cepat dan mudah setiap saat dalam peristiwa kebakaran, dan sedemikian rupa sehingga kemampuan alat pemadam tidak terganggu oleh cuaca, getaran atau faktor eksternal lainnya. Pemadam kebakaran portable harus dilengkapi dengan perangkat yang menunjukkan apakah alat pemadam telah digunakan.

Berdasarkan fakta yang ditemukan penulis di atas kapal MT Chem Luck dapat disimpulkan bahwa penerapan Fire Drill di atas kapal sebagai upaya meminimalisir kerusakan berat akibat kebakaran di atas kapal MT Chem luck tidak dilakukan kosisten sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

(14)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya penulis menyimpulkan bahwa :

1. Fire Drill pada MT. Chem Luckfokus pada latihan skenario kebakaran yang diintruksikan oleh Mualim I yang di bawahi oleh nakhoda yang diikuti oleh semua crew kapal MT. Chem Lunck.

2. Upaya latihan kebakaran guna meminimalisir kerusakan berat akibat kecelakaan kebakaran di atas kapal MT Chem Luck, sudah sesuai dengan peraturan SOLAS 1974. Bahwa untuk kapal barang minimal dilakukan satu kali dalam satu bulan. Namun, menurut analisa penulis dalam melakukan Fire Driil kurang konsisten dengan jadwal yang sudah dibuat oleh Mualim III untuk meminimalisir kerusakan berat akibat kebakaran diatas kapal MT Chem Luck.

B. Saran

Berdasarkan kenyataan yang telah dihadapi, saran penulis untuk memecahkan masalah yang ada di atas kapal, yaitu :

1. Kepada pihak perusaan pelayaran

a. Mengadakan training dan pelatihan terhadap Anak Buah Kapal (ABK). Pelatihan yang di adakan harus sesuai dangan tugas dan jabatannya. Pelatihan ini, didapat dari kursus–kursus kompetensi

(15)

yang dilaksanakan oleh akademik pelayaran dan institusi yang telah ditunjuk oleh pemerintah.

b. Perusahaan harus sering mengecek log book kapal tentang kegiatan kapal khususnya untuk latihan kebakaran agar awak kapal dan perwira dapat lebih rajin untuk melakukan latihan.

2. Kepada Pihak Kapal

a. Melakukan peraturan yang telah berlaku di masing–masing perusahaan pelayaran maupun kapal seperti latihan kebakaran agar setiap crew dapat lebih waspada dan lebih terampil juga bisa mengendalikan keadaan dalam artian tahu akan tugas masing-masing crew dan apa yang harus di lakukan ketika terjadi kebakaran yang sebenarnya karena kita tidak tahu kapan musibah akan datang.

b. Perwira harus lebih memperhatikan kegiatan-kegiatan yang mencankup keselamatan crew kapal, khususnya fire drill.

c. Setiap crew harus meningkatkan kesadaraan pribadi masing–masing akan pentingnya kesalamatan diri diatas kapal terutama yang usianya yang sudah tua karena potensi terjadinya kecelakaan atau accident lebih besar.

d. Master harus memberi motivasi kepada seluruh crew agar kegitan melakukan latihan seluruh crew bersemangat, dan hal ini yang dapat mebuat latihan kebakaran menjadi maksimal.

e. Perwira harusnya bisa konsisten dengan jadwal yang ditetapkan.

f. Menjalin komunukasi dan hubungan kerja yang baik dengan seluiruh crew kapal.

Referensi