• Tidak ada hasil yang ditemukan

AMBARAN KARAKTERISTIK, POLA MAKAN DAN KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU UTARA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "AMBARAN KARAKTERISTIK, POLA MAKAN DAN KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU UTARA"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

Puskesmas Kabupaten Kepulauan Seribu Utara memberikan kesempatan dan bantuan dalam pengumpulan data selama penulisan skripsi ini. Hipertensi menempati urutan pertama dari 10 penyakit tidak menular (PTM) di Puskesmas Kabupaten Kepulauan Seribu Utara. Salah satu faktor yang mempengaruhi hipertensi pada pasien meliputi karakteristik, pola makan dan kepatuhan diet.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik, pola makan dan kepatuhan diet pasien hipertensi di Puskesmas Kabupaten Kepulauan Seribu Utara. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas penderita hipertensi di wilayah Puskesmas Kabupaten Kepulauan Seribu Utara berusia 45-55 tahun 66,7%, berjenis kelamin perempuan 83,8%, berpendidikan SD 56,6%, tidak bekerja 68,7%, berpenghasilan. Kesimpulan: Penderita hipertensi di Puskesmas Kabupaten Kepulauan Seribu Utara termasuk dalam kelompok usia lanjut usia dini, berjenis kelamin perempuan, mayoritas berpendidikan SD, tidak bekerja, berpenghasilan rendah, memiliki riwayat keluarga hipertensi, tidak memiliki kebiasaan merokok, memiliki kebiasaan konsumsi kopi, memiliki pola makan yang baik dan sebagian responden mematuhi pola makannya.

Untuk mendukung keberhasilan pengobatan hipertensi dapat dilakukan melalui penyuluhan hipertensi sehingga pola makan dan kepatuhan diet dapat ditingkatkan pada pasien hipertensi.

Gambar 1. Kerangka Teori ................................................................................
Gambar 1. Kerangka Teori ................................................................................
  • Latar Belakang
  • Identifikasi Masalah
  • Pertanyaan Penelitian
  • Tujuan Penelitian
    • Tujuan Umum
    • Tujuan Khusus
  • Manfaat Penelitian
    • Bagi Peneliti
    • Bagi Universitas Binawan
    • Bagi Puskesmas
    • Bagi Responden

Pola makan yang tidak sehat merupakan salah satu faktor risiko hipertensi (Marbun et al, 2020). Hal ini didukung oleh penelitian (Rihiantoro, 2017) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pola makan dengan kejadian hipertensi. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan dan tingginya prevalensi hipertensi di Puskesmas Kabupaten Kepulauan Seribu Utara, peneliti melakukan survey terhadap penderita hipertensi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola diet dan kepatuhan diet pada pasien hipertensi sebagai upaya pencegahan komplikasi hipertensi lebih lanjut. Data penderita hipertensi diperoleh di Puskesmas Kabupaten Kepulauan Seribu Utara dari daerah dengan data tertinggi yaitu Pulau Kelapa sebanyak 916 orang yang terdiri dari 347 laki-laki dan 569 perempuan (Profil Puskesmas, 2021). Mengidentifikasi karakteristik, pola makan dan kepatuhan diet pada pasien hipertensi di wilayah Puskesmas Kabupaten Kepulauan Seribu Utara.

Mereka memberikan pengalaman dalam melakukan penelitian nutrisi tentang karakteristik, pola diet dan kepatuhan diet pasien hipertensi sehingga dapat memberikan pengetahuan yang dapat ditindaklanjuti.

  • Konsep Dasar Hipertensi
    • Etiologi Hipertensi
  • Gejala Hipertensi
  • Faktor risiko penyakit Hipertensi
  • Pengobatan Non Farmakologis
  • Pola Makan
    • Pengertian Pola Makan
    • Kompenen pola makan
  • Kepatuhan Diet
    • Definisi Kepatuhan diet
    • Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan
    • Diet Hipertensi
  • Metode Pengukuran Survey Konsumsi
  • Penelitian Terkait
  • Kerangka Teori
  • Kerangka Konsep

Hipertensi primer adalah kondisi tekanan darah tinggi yang penyebabnya tidak diketahui secara jelas. Menurut para ahli, diperkirakan munculnya hipertensi jenis ini terlihat dari terganggunya mekanisme pengaturan tekanan darah oleh sistem saraf, humoral, dan hemodinamik. Pengaruh asupan garam berdampak besar terhadap kejadian hipertensi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah.

Karbon monoksida dalam asap rokok menggantikan oksigen dalam darah, menyebabkan tekanan darah karena jantung dipaksa untuk memompa cukup oksigen ke organ dan jaringan tubuh. Stres dapat menyebabkan hipertensi dimana pengaruh stres terhadap hipertensi adalah melalui aktivitas saraf simpatis, peningkatan saraf yang dapat meningkatkan tekanan darah secara intermiten (tidak teratur). Garam bukan satu-satunya sumber natrium yang masuk ke aliran darah, meskipun natrium telah terbukti signifikan untuk meningkatkan tekanan darah, namun tidak mempengaruhi semua orang.

Makanan yang mengandung garam tinggi dapat menyebabkan tekanan darah tinggi karena sifat natrium yang mengikat air, sehingga semakin tinggi natrium maka volume darah akan semakin tinggi (Wulandari, 2020). Hasil penelitian bahwa jenis kandungan makanan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah tinggi adalah tinggi sodium, tinggi lemak, bumbu makanan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara jenis makanan yaitu jenis makanan yang dapat mempengaruhi tekanan darah sistolik dan diastolik.

Tabel 2. Penelitian Terkait No   Penulis
Tabel 2. Penelitian Terkait No Penulis

25

  • Desain, Waktu, dan Tempat
  • Populasi dan Sampel
    • Populasi
    • Sampel
  • Instrumen Penelitian
  • Jenis dan Pengumpulan data
    • Data Sekunder
    • Data primer yang meliputi
  • Definisi Operasional
  • Alur Penelitian/Prosedur penelitian
  • Analisis Data
  • Persetujuan Etik

Maka hasilnya adalah 90,15 atau dibulatkan menjadi 90 sampel Untuk mengantisipasi jumlah sampel yang kurang atau hilang maka jumlah sampel ditambah 10% sehingga total jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini adalah 99 sampel. Kuesioner karakteristik responden, berisi identitas diri (nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, umur, pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan, riwayat keluarga hipertensi, konsumsi kopi, merokok). Kuesioner frekuensi makanan semikuantitatif (SQ-FFQ) untuk menentukan asupan mikronutrien (natrium), yang berisi 30 item.

Kuesioner kepatuhan diet sudah memiliki uji validitas yang dilakukan oleh Setianingsih (2017) yang terdiri dari 12 pertanyaan dengan nilai alpha Cronbach (0,972). Data sekunder dalam penelitian ini meliputi data yang diperoleh dari bagian penyakit tidak menular (PTM), seperti jumlah penderita hipertensi dan survey tempat penelitian di Puskesmas Kabupaten Kepulauan Seribu Utara. Dalam penelitian, data diet dapat diukur dengan menggunakan kuesioner frekuensi makanan semi-kuantitatif (SQ-FFQ).

Pada penelitian ini data kepatuhan diet diperoleh melalui kuesioner untuk mengetahui tingkat kepatuhan diet pada pasien hipertensi. Kepatuhan Diet Kepatuhan diet adalah sejauh mana perilaku seseorang berdasarkan anjuran diet yang diberikan oleh tenaga kesehatan (Ernawati, 2020). Data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase berturut-turut dari karakteristik, pola makan, dan kepatuhan makan.

Responden diberikan kuesioner karakteristik yang terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, riwayat keluarga hipertensi, merokok, konsumsi kopi. Responden diberikan kuesioner Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) yang berisi makanan tinggi sodium yang dilengkapi menurut jenis makanan yang dikonsumsi responden berdasarkan hari, minggu, bulan sesuai frekuensi makan masing-masing. Keyakinan responden dalam memilih jawaban yang terdiri dari 12 pertanyaan yang dibagi lagi menjadi pernyataan positif dan pertanyaan negatif, dengan 4 pilihan jawaban yang terdiri dari selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah.

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengajukan persetujuan etik dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof. Peneliti harus memperlakukan responden secara adil sebelum, selama dan sesudah penelitian, tanpa ada diskriminasi jika responden tidak bersedia menjadi responden penelitian.

Tabel 3. Definisi Operasional
Tabel 3. Definisi Operasional

Hasil Penelitian

  • Faktor Hipertensi
  • Pola Makan
  • Kepatuhan Diet

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa dari 99 responden, sebagian besar responden mengalami hipertensi dalam keluarganya, yaitu sebanyak 79 responden (79,8%). Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa dari 99 responden sebagian besar responden memiliki pola diet asupan natrium yang normal yaitu sebanyak 70 responden (70,7%). Dari uraian di atas terlihat bahwa dari 99 responden, mayoritas responden mengikuti pola makan yang konsisten, sebanyak 56 responden (56,6%).

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Demografi Responden  Karakteristik
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Demografi Responden Karakteristik

Pembahasan

  • Gambaran Hipertensi
  • Gambaran Karakteristik Usia
  • Gambaran Karakteristik Jenis Kelamin
  • Gambaran Karakteristik Pendidikan
  • Gambaran Karakteristik Pekerjaan
  • Gambaran Karakteristik Pendapatan
  • Gambaran Riwayat hipertensi keluarga
  • Gambaran Merokok
  • Gambaran Konsumsi Kopi
  • Gambaran Pola Makan
  • Gambaran Kepatuhan Diet

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4 terlihat bahwa dari 99 responden terdapat lebih banyak wanita dibandingkan pria yang menderita hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4 terlihat bahwa penderita hipertensi dengan tingkat pendidikan rendah lebih banyak berpendidikan daripada penderita hipertensi dengan pendidikan tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh, 92 (92,9%) responden penderita hipertensi berpendidikan rendah dan 7 responden (7,1%) penderita hipertensi berpendidikan tinggi.

Berdasarkan hasil survei pada Tabel 4 menggambarkan bahwa dari 99 responden, penderita hipertensi yang tidak bekerja lebih banyak dibandingkan penderita hipertensi yang bekerja. Berdasarkan hasil survei pada Tabel 4 menggambarkan bahwa dari 99 responden penderita hipertensi yang berpenghasilan rendah ≤ Rp. Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 5 menggambarkan bahwa dari 99 responden, penderita hipertensi dengan riwayat keluarga hipertensi cenderung lebih banyak daripada yang tidak memiliki riwayat keluarga hipertensi.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5, tergambar bahwa dari 99 responden, penderita hipertensi yang tidak merokok cenderung lebih cenderung mengalami hipertensi dibandingkan perokok. Pada data yang diperoleh selama penelitian, terdapat 83 responden (83,8%) yang tidak merokok, sedangkan 16 responden (16,2%) menderita hipertensi yang merokok. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5 menggambarkan bahwa dari 99 responden penderita hipertensi yang mengkonsumsi kopi cenderung lebih banyak dibandingkan penderita hipertensi yang tidak mengkonsumsi kopi.

Pada data yang diperoleh selama penelitian terdapat 54 responden (54,5%), sedangkan penderita hipertensi yang tidak mengkonsumsi kopi sebanyak 45 responden (45,5%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Firmansyah (2017) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi kopi dengan tekanan darah pada penderita hipertensi. Studi tersebut menunjukkan bahwa pasien hipertensi yang mengonsumsi kopi berisiko 3.467 kali mengalami tekanan darah tidak terkontrol dibandingkan dengan pasien hipertensi yang tidak mengonsumsi kopi.

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 6 menggambarkan bahwa dari 99 responden, pasien hipertensi yang memiliki asupan natrium yang cukup cenderung lebih banyak dibandingkan dengan pasien hipertensi yang memiliki asupan natrium yang tinggi. Berdasarkan hasil survei pada Tabel 6 menggambarkan bahwa dari 99 responden, pasien hipertensi yang memiliki kepatuhan diet cenderung patuh dibandingkan dengan pasien hipertensi yang tidak mematuhi dietnya.

Keterbatasan penelitian

Menurut penelitian Miyusliani (2011) dikatakan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan diet penderita hipertensi. Menurut teori Wawan & Dewi (2011) dikatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan adalah pengetahuan.

Kesimpulan

Karakteristik merokok pasien hipertensi di Puskesmas Kabupaten Kepulauan Seribu Utara dengan hipertensi terbanyak Pasien yang tidak merokok dengan total 83 responden (83,8%) 8. Puskesmas Kabupaten Kepulauan Seribu Utara dengan pasien hipertensi terbanyak yang mengkonsumsi kopi dengan sebanyak 54 responden (54,5%). Pola makan konsumsi natrium pada pasien hipertensi di Puskesmas Kabupaten Kepulauan Seribu Utara dengan pasien hipertensi terbanyak mengkonsumsi natrium normal dengan jumlah 70 responden (70,7%).

Kepatuhan diet pada pasien hipertensi di Puskesmas Kabupaten Kepulauan Seribu Utara dengan pasien hipertensi terbanyak Mengikuti diet hipertensi dengan jumlah 56 responden (56,6%).

Saran

Hubungan obesitas sentral dengan tekanan darah pada pasien hipertensi di Unit Kesehatan Masyarakat Sukawati II tahun 2019 (disertasi, I Gusti Ayu Putu Nila Adhiliani). Hubungan konsumsi makanan tinggi natrium dengan kejadian hipertensi pada pekerja pertanian di wilayah kerja Puskesmas Panti Kabupaten Jember. Hubungan jenis kelamin dengan intensitas hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Lakbok Kabupaten Ciamis.

Hubungan pola makan, status gizi dan tingkat stres dengan hipertensi di tempat kerja Puskesmas Pantai Hambawang. Hubungan tingkat ekonomi dan jenis pekerjaan dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Palaran Tahun 2019. Pola konsumsi makanan tinggi natrium, status gizi dan tekanan darah pada penderita hipertensi di Puskesmas Mantok Kabupaten Banggai Tengah Sulawesi.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan diet rendah garam pada penderita hipertensi di Desa Pulau Jambu Wilayah Kerja Puskesmas Kampar. Gambaran kepatuhan diet dan asupan obat pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pacar Keling Surabaya. Hubungan antara status gizi, aktivitas fisik, konsumsi buah dan sayur dengan prevalensi hipertensi di poli penyakit dalam RSUD Idaman Kota Banjarbaru.

Hubungan kepatuhan diet hipertensi dengan tekanan darah pada pasien hipertensi di Instalasi Rawat Jalan Bagian Penyakit Dalam RS Prof. Hubungan pola makan dengan karakteristik responden pada penderita hipertensi di Puskesmas DTP Dukuntang Kabupaten Cirebon. Gambaran karakteristik, pola makan dan kepatuhan pada penderita hipertensi di kecamatan Kepulauan Seribu Utara.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif tentang gambaran diet dan kepatuhan diet pada pasien hipertensi di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara. Oleh karena itu, kami melakukan penelitian untuk mengetahui gambaran diet dan kepatuhan diet pada pasien hipertensi. Responden akan mendapatkan informasi tentang hipertensi terkait pola makan dan kepatuhan diet pada pasien hipertensi yang disampaikan langsung oleh peneliti pelaksana protokol kesehatan.

Responden diminta mengisi pertanyaan terkait data karakteristik tingkat ekonomi, pengukuran pola makan dengan metode FFQ, pengukuran kepatuhan diet menggunakan kuesioner dan pengukuran tekanan darah dengan sphygmomanometer secara bersamaan.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Teori ................................................................................
Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Untuk Dewasa >18 tahun
Tabel 2. Penelitian Terkait No   Penulis
Gambar 2. Kerangka KonsepUsia, Jenis Kelamin,
+7

Referensi

Dokumen terkait

51 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil olah data dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian, maka ditarik kesimpulan yang dihasilkan adalah : 1