• Tidak ada hasil yang ditemukan

L AMPIRAN 1 PENGKAJIAN PALIATIF Domain 1 Kondisi Kesehatan Fisik (lampirkan form ESAS-R)

N/A
N/A
Amanda

Academic year: 2023

Membagikan " L AMPIRAN 1 PENGKAJIAN PALIATIF Domain 1 Kondisi Kesehatan Fisik (lampirkan form ESAS-R) "

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN L

AMPIRAN 1 PENGKAJIAN PALIATIF

Nama Praktikan/NIM: Amanda Jessica Wongkar/01502220018 Inisial Pasien: Ny. R

Tanggal lahir/Usia pasien: 28-07-1985/37 th

Diagnosa Medis:Obs Febris H-2, Tb arthritis, MDR TB on OAT lini ke 2 Ruang Rawat, Rumah Sakit : IPD Siloam Hospitals Bogor

Tanggal Pengkajian: 8 April 2023

Domain 1 Kondisi Kesehatan Fisik (lampirkan form ESAS-R)

 Tuliskan terapi yang diterima pasien di RS

Nama Terapi Dosis Frekuensi Rute

Farmadol 1 gr 3x IV

Granon 3 mg 1x IV

Pranza 40 mg 1x IV

Combivent 1 respules 4x Nebu

Meropenem 1 gr 3x IV

Resfar 600 mg 2x IV

Pulmicort 0,5 mg/ml 3x Nebu

Cetirizine 10 mg 1x (malam) Oral

 Nyeri:

P : Nyeri di kaki kiri jika berdiri

Q: Nyeri seperti ditusuk-tusuk jika dipakai berdiri R: Kaki kiri

S: Jika sedang aktivitas VAS: 4, jika sedang istirahat VAS: 2 T: Pasien sudah diberikan obat nyeri

 Kelelahan : Pasien mengatakan saat ini tidak merasakan kelelahan, tetapi ada demam.

 Pernapasan : Pasien mengatakan ada batuk berdahak warna putih.

 Pencernaan: Pasien mengatakan mual, tidak ada muntah, tidak ada anoreksia

 Tingkat Kesadaran: Compos mentis

 Data Lain:

TTV TD: 117/71 HR: 76x SpO2: 98 RA S: 37.8℃ RR:20x Suara nafas mengi +/+

Pasien memiliki Riwayat autoimun, riwayat asma dan ada riwayat operasi debridemen kaki kiri tahun 2022. Kaki kiri pasien terlihat memakai elastic bandage. Obat TB lini kedua: Bedaquiline, Delamanid, Levofloxacin, Cycloserin, Clopazimin sudah dikonsumsi sejak bulan Oktober 2022.

Domain 2 Kondisi Sosial dan Pekerjaan

 Dukungan keluarga

Siapa yang tinggal bersama anda? Adakah anak/orang lain yang masih tergantung pada anda?

Adakah pikiran lain mengenai hubungan dalam keluarga ? Pasien mengatakan tinggal dengan suami di rumah.

(2)

 Dukungan emosional dan sosial

Apakah anda memiliki dukungan dari pihak lain? Keluarga besar, teman, tetangga? Apakah anda memerlukan dukungan dari pihak lain?

Pasien mengatakan memiliki dukungan dari keluarga besar dan teman-teman untuk menghadapi penyakit ini.

 Kondisi praktikal

Apakah ada kesulitan dalam bergerak, melakukan pekerjaan?

Apakah ada pikiran lain mengenai siapa yang merawat untuk hari kedepan, finansial?

Pasien kesulitan untuk berjalan karena kaki kiri terasa nyeri jika berdiri, sehingga sehari-hari memakai kursi roda untuk berpindah. Pasien terkadang menkhawatirkan suami jika suami sakit, pasien takut tidak bisa merawatnya. Untuk kehidupan finansial, pasien membuka bisnis took kue.

 Harapan pasien

Apa harapan anda mengenai tujuan perawatan?

Pasien berharap penyakitnya ini disembuhkan, sehingga tidak perlu bolak balik rumah sakit.

Tempat untuk perawatan? Rumah sakit, rumah, atau tempat lain?

Pasien mengatakan tempat untuk perawatan yang baik adalah di rumah sakit karena bisa bertemu dengan dokter dan perawat untuk membantu mengatasi penyakitnya.

Domain 3 Kondisi Psikologis

 Kondisi pikiran dan suasana hati (mood) Apakah dalam bulan terakhir anda merasakan:

Merasa putus asa atau merasa tidak berdaya? kehilangan minat? Apakah anda merasa depresi?

Apakah anda merasa tegang atau cemas? Apakah anda pernah mengalami serangan panik?

Apakah ada hal spesifik yang anda harapkan?

Pasien mengatakan terkadang sering putus asa dan ingin menyerah karena diwajibkan untuk minum obat terus menerus.

 Penyesuaian terhadap sakit

Apa pemahaman anda terhadap sakit saat ini? Gali dengan hati-hati ekspektasi pasien Awalnya pasien tidak menyangka akan mendapatkan sakit seperti ini. Pertama kali pasien

merasakan sakit di kaki kiri dan sering mengalami demam lalu dilakukan tindakan debridemen, dan setelah dilakukan kultur pus dinyatakan menderita Tb arthritis.

 Sumber – sumber dan hal yang menguatkan

Apakah sumber dukungan anda? Misalnya: orang-orang, hobi, iman dan kepercayaan

(3)

Sumber yang menguatkan adalah keluarga dan iman.

 Total Pain (nyeri multidimensi yang tidak terkontrol)

Adakah masalah psikologis, sosial, spiritual yang dialami yang berkontribusi terhadap gejala yang dialami?

Pasien mengatakan sudah pasrah dengan keadaan jika memang ini ujian dari Tuhan.

 Sakit sebelumnya (dapat dikaji langsung atau pada keluarga): Adakah risiko stress psikologikal dan riwayat masalah kesehatan mental?

Suami mengatakan istrinya tidak pernah ada gangguan mental dan tidak pernah beribat dengan psikiater

Domain 4 Kondisi Spiritual (gunakan format HOPE) H (

Sources of hope /sumber dari harapan)

Apa yang memberi anda harapan (atau kekuatan, nyaman, dan damai) pada saat sakit? Yang memberikan harapan adalah dari suami, keluarga besar dan teman-teman.

O (

Organised religion /Organisasi agama)

Apakah anda bagian dari organisasi agama atau kepercayaan? Dalam hal apa dan bagaimana hal tersebut mendukung anda? Pasien mengatakan tidak tergabung dalam organisasi agama tertentu.

P (

Personal spirituality & practices /tindakan spiritualitas pribadi)

Bagian apa dalam kepercayaan spiritual anda yang paing bermakna secara pribadi?

Pasien mengatakan sudah pasrah dengan keadaan jika memang ini ujian dari Tuhan.

E (

Effect on medical care and end of life issues / efek dari perawatan dan isu akhir kehidupan) Dari hal yang anda sebutkan tadi, apa yang anda harapkan dari kami sebagai tim kesehatan untuk memfasilitasi kebutuhan anda dalam beberapa hari ke depan ini? Bahkan minggu atau bulan ke depan?

Pasien mengatakan semoga dokter dan perawat disini tidak merasa terbeban merawat pasien seperti dirinya.

(4)

Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium

GenXpert: MTB detected Low Rif Resistence Detected

2. Radiologi

(5)

Analisa data

(6)

Analisa Data Masalah Keperawatan DS: Pasien mengatakan mual tidak ada

muntah DO:

- Skala ESAS 10

Nausea berhubungan dengan terapi farmakologis

DS:

- Pasien mengatakan batuk berdahak berwarna putih

DO:

- Suara nafas mengi +/+

- TTV TD: 117/71 HR: 76x SpO2: 98 RA S: 37.8℃ RR:20x

- Hasil CRP :52,68 mg/L

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan proses infeksi

DS:

- Pasen mengatakan demam DO:

- Suhu: 37,8℃

- HR: 78x /menit

- Tidak tampak menggigil - Kulit teraba hangat

Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan gangguan pengaturan temperatur

(7)

Rencana Asuhan Keperawatan

No.

Diagnosa Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

1 Nausea berhubungan dengan terapi

farmakologis

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 8 jam, skala nausea ESAS 6, skala appetite ESAS 4

Mandiri

1. Monitor mual (frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan)

2. Monitor asupan nutrisi dan kalori 3. Berikan makanan dalam jumlah

kecil dan menarik

4. Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak berbau, dan tidak berwarna

Kolaborasi:

1. Kolaborasi pemberian antiemetik

Mandiri:

1. Untuk memberikan tindakan keperawatan dengan masalah mual muntah

2. Untuk mengetahui asupan nutrisi dan kalori pasien adekuat atau tidak

3. Makanan dalam jumlah yang banyak membuat pasien akan enggan untuk makan 4. Makanan berbau dan berwarna akan

menibulkan reaksi mual Kolaborasi:

1. Terapi farmakologis untuk membantu mengatasi mual dan muntah

2 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan proses infeksi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 8 jam, bersihan jalan nafas efektif

Mandiri:

 Pantau irama, rate, dan usaha respirasi

 Perhatikan gerakan dada, amati simetris, penggunaan otot aksesori, retraksi dada

 Auskultasi suara nafas tambahan

 Berikan posisi nyaman 5. Ajarkan batuk efektif

Kolaborasi

1. Pemberian oksigen 2. Pemberian bronkodilator

Mandiri:

1. Untuk mengetahui tanda awal kompromi pernafasan

2. Usaha bernafas meningkat saat kepatuhan paru menurun

3. Untuk mengetahui adanya kelainan suara paru

4. Posisi duduk meningkatkan ekspansi dada 5. Agar secret/sputum bisa dikeluarkan Kolaborasi:

1. Memberi kelembaban membrane mukosa, memaksimalkan bernafas

2. Menurunkan kekentalan sekret 3 Peningkatan suhu tubuh

berhubungan dengan gangguan pengaturan temperatur

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 8 jam, suhu pasien 36-37℃

Mandiri:

1. Observasi dan catat suhu tubuh pasien

2. Monitor intake output Kolaborasi:

1. Kolaborasi pemberian antipiretik dan antibiotik

Mandiri:

1. Untuk melihat kondisi pasien apakah hipetermi atau hipotermi

2. Demam dapat menyebabkan kehilangan cairan dalam tubuh

Kolaborasi:

1. Untuk menurunkan demam, pemberian antibiotic untuk mengatasi infeksi bakteri

(8)

Implementasi keperawatan

TGL/JAM TINDAKAN NAMA

PERAWA T

08/04/2023

09.00 Melakukan pengkajian (ESAS,FICA, dan Brief Fatigue) 09.05 Memberikan posisi nyaman semi fowler

09.30 Memberi terapi inj. Granon 3 mg iv

09.32 Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diit pasien

09.35 Memberikan makanan pasien (diit yang diberikan diit tinggi karbohidrat dan tinggi protein) dan 11.00 Mengajarkan batuk efektif

12.00 Memberikan terapi nebu Pulmicort 0,5 mg dan combivent 1 respule 12.25 Memberikan terapi inj. Pranza 40 mg iv

12.27 Memberikan terapi Resfar 600 mg iv 13.00 Memberikan makanan pasien

14.05 Memberikan terapi Farmadol 1gr iv

14.07 Melakukan auskultasi dada: masih ada mengi +/+

14.09 Memonitor adanya mual dan muntah: pasien mengatakan mual berkurang, tidak ada muntah 14.45 Melakukan pengukuran TTV: TD: 101/78, HR: 72x/menit, S: 36,8, SpO2: 98 RA, RR: 20x/menit Evaluasi Keperawatan

TGL/JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN EVALUASI KEPERAWATAN NAMA

08/04/23 14.45 Nausea berhubungan dengan terapi

farmakologis S: Pasien mengatakan mual berkurang, tidak ada muntah

O: Makanan tampak habis1/2 porsi, skala nausea ESAS: 6, skala appetite ESAS: 4, terpasang IV line no: 24 cephalica sinistra cairan NaCl 0,9% 500/jam pivas 0, pasien sudah diberikan obat injeksi Granon 3 mg iv jam 09.30, dan Pranza 40 mg iv jam 12.25 A: Nausea teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

(9)

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan proses infeksi

S: Pasien mengatakan masih ada batuk dahak dan bisa melakukan batuk efektif

O: TTV: TTV: TD: 101/78, HR: 72x/menit, S: 36,8, SpO2: 98 RA, RR: 20x/menit, suara nafas mengi +/+, pasien sudah diberikan nebu Pulmicort 0,5 mg dan Combivent 1 respule jam 12.00, obat intravena Resfar 600 mg jam 12.27

A: Bersihan jalan nafas teratasi Sebagian P: Lanjutkan intervensi

Peningkatan suhu tubuh

berhubungan dengan gangguan pengaturan temperatur

S: Pasien mengatakan sudah tidak demam

O: Suhu: 36,8℃, akral hangat, pasien sudah diberikan terapi Farmadol 1gr iv jam 14.05

A: Peningkatan suhu tubuh teratasi P: Lanjutkan intervensi

(10)

LAMPIRAN 2 FORMAT ESAS-R (Modifikasi dari Edmonton Symptom Assessment System-Revised version, 2010)

I.Silahkan lingkari nomor yang paling menjelaskan kondisi anda sekarang:

Tidak ada nyeri (pain) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 sangat nyeri Tidak ada kelelahan/kurangnya

energi (tiredness)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 sangat lelah

Tidak merasa mengantuk (drowsiness)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat mengantuk Tidak Mual (Nausea) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat mual Tidak ada penurunan nafsu

makan (appetite)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Penurunan nafsu makan berat

Tidak sesak napas (short of breath)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat sesak napas Tidak depresi/merasa sedih

(depression/feeling sad)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat depresi Tidak cemas (anxiety/feeling

nervous)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat cemas Kondisi kesehatan

secara keseluruhan yang terbaik

(wellbeing: how you feel overall)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kondisi kesehatan buruk

Tidak ada masalah lain:

Batuk dahak dan demam

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kondisi buruk

(tulis apa masalahnya) Nama pasien:

Ny.R

Tanggal/pukul:

08 April 2023 jam 09.00

Diisi oleh (checklist salah satu) [√ ] Pasien

[ ] Keluarga

[ ] Tenaga kesehatan profesional

[ ] pasien/keluarga dengan dibantu yang merawat/perawat (caregiver assisted)

(11)

II. Silah

kan tandai dalam gambar ini bagian mana yang anda rasakan nyeri:

(12)

FICA ASESSMENTS TOOL (SPIRITUAL ASSESSMENT)

FAITH AND BELIEF (Iman dan Kepercayaan)

1. Apakah anda mempertimbangkan diri anda sebagai seorang yang religius?beragama atau spiritual?

Pasien mengatakan ia adalah orang yang beragama tetapi tidak terlalu religious.

2. Apakah spiritual sesuatu yang penting untuk anda?

Pasien mengatakan penting.

3. Apakah kepercayaan spiritual membantu anda dalam menghadapi stress/wktu yang sulit

Jika pasien berespon tidak, tenaga kesehatan bisa menanyakan “ Apa yang membuat hidup anda bermakna?”. Disaat ini mungkin pasien menjawab keluarga, karir atau hal lainnya.

Pasien mengatakan pada saat menghadapi stress dan waktu yang sulit bisa lebih tennag dengan sholat.

IMPORTANCE (Kepentingan)

1. Apa pentingnya spiritual didalam kehidupan anda?

Pasien mengatakan penting karena agama dapat memberikan petunjuk dalam menghadapi masalah hidup.

2. Apakah spiritual memengaruhi bagaimana anda merawat diri anda sendiri, khususnya kesehatan?

Pasien mengatakan ia mempercayai bahwa dalam agamanya diajarkan untuk pasrah dan tidak menyerah disaat menghadapi penyakit.

3. Apakah spiritual memengaruhi anda dalam pengambilan keputusan dalam kesehatan?

Misal nya terhadap pengobatan, perawatan atau advance care directives

Pasien mengatakan setiap keputusan yang diambil untuk langkah pengobatan sudah didoakan terlebih dahulu.

COMMUNITY (Komunitas)

1. Apakah anda merupakan bagian dari komunitas spiritual? Misalnya gereja, kuil, masjid, atau grup teman yang sepikiran, keluarga, dan juga yoga yang bisa menjadi sistem pendukung untuk beberapa orang (Anda bisa menanyakan apakah hal ini menjadi pendukung untuk anda, bagaimana hal tersebut dapat mendukung pasien?

Pasien mengatakan tidak tergabung dalam kelompok agama tertentu, tetapi dukungan dari suami dan keluarga besar sangat membantu menghadapi situasi sulit.

2. Tanyakan adakah kelompok orang yang anda cinta atau yang penting untuk anda?

Pasien mengatakan suami dan keluarga besar adalah orang yang dicintai dan sangat penting bagi pasien.

ADDRESS OF CARE (Tujuan Perawatan)

1. Bagaimana pasien ingin agar tenaga kesehatan dapat mengatasi masalah-masalah dalam kesehatan pasien?

Pasien mengatakan agar tenaga kesehatan bisa membantu mengatasi keluhan yang dialami sekarang dengan cara perawat bisa datang disaat bel kamarnya berbunyi.

(13)

2. Adakah hal yang perlu diubah? Apakah jika konsul kepada chaplain, spiritual director atau konseling dapat membantu?

Pasien mengatakan belum perlu untuk konsul dengan tokoh agama.

BRIEF FATIGUE INVENTORY

Disepanjang kehidupan kita, kebanyakan dari kita memiliki saat/waktu dimana kita merasa sangat capek atau Lelah. Apakah anda merasakan capek atau lelah yang tidak biasa dalam seminggu terakhir? Ya Tidak  1. Silahkan menilai kelelahan anda (kelelahan:weariness/tiredness)

dengan melingkari salah

satu angka yang paling mendeskripsikan kelelahan anda saat ini.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak ada Lelah Lebih buruk

dari yg dibayangkan

2. Silahkan menilai kelelahan anda (kelelahan:weariness/tiredness) dengan melingkari salah

satu angka yang paling mendeskripsikan kelelahan anda yang biasa dalam 24 jam terakhir

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

3. Silahkan menilai kelelahan anda (kelelahan:weariness/tiredness) dengan melingkari salah satu angka yang paling mendeskripsikan kelelahan anda yangterburuk dalam 24 jam terakhir

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

4. Silahkan lingkari salah satu angka yang paling mendeskripsikan bagaimana selama 24 jam terakhir, kelelahan berpengaruh terhadap:

0: Tidak berpengaruh, 10: sangat berpengaruh A. Aktivitas secara umum

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

B. Mood

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

C. Kemampuan berjalan

(14)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 D. Pekerjaan normal (termasuk pekerjaan diluar rumah dan tugas harian)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

E. Hubungan dengan orang lain

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

F. Kenikmatan hidup

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Lampiran 3. Format Medication Log

Komponen Nama Obat (Nama dagang/ paten) Farmadol

Nama Generik Paracetamol

Klasifikasi Obat Antipiretik, analgesic (non opioid)

Komposisi Obat Paracetamol 1 gr

Indikasi Demam, nyeri ringan, nyeri sedang

(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/paracetamol?

mtype=generic )

Cara Kerja Obat Farmakodinamik

Enzim siklooksigenase (COX) memiliki beberapa isoform.

Yang paling dikenal adalah COX-1 dan COX-2. Walaupun keduanya memiliki kesamaan karakteristik dan

mengkatalisis reaksi yang sama, terdapat perbedaan efek di antara keduanya.

(15)

Enzim COX-1 merupakan enzim yang diekspresikan oleh hampir semua jaringan di tubuh, termasuk platelet, dan memiliki peran dalam produksi prostaglandin yang terlibat dalam proteksi lambung, agregasi platelet, autoregulasi aliran darah renal, dan inisiasi parturisi. Sementara itu, COX-2 berperan penting dalam proses inflamasi dengan mengaktivasi sitokin inflamasi. COX-2 juga banyak diekspresikan di ginjal dan memproduksi prostasiklin yang berperan dalam homeostasis ginjal.

Aktivasi COX-1 dan COX-2 dipengaruhi oleh kadar asam arakidonat. Ketika kadar asam arakidonat rendah, maka prostaglandin akan dibentuk dari terutama dari COX-2, sementara saat kadar asam arakidonat tinggi, prostaglandin akan dibentuk terutama dari COX-1. Kadar asam arakidonat ini juga mempengaruhi kerja paracetamol. Kadar yang rendah memiliki efek poten terhadap paracetamol dan kadar yang tinggi akan menghambat kerja paracetamol.

Paracetamol memiliki efek analgesik dan antipiretik yang setara dengan OAINS. Sebagai analgesik, paracetamol menghambat prostaglandin dengan cara berperan sebagai substrat dalam siklus peroksidase enzim COX-1 dan COX-2 dan menghambat peroksinitrit yang merupakan aktivator enzim COX. Sebagai antipiretik, paracetamol menghambat peningkatan konsentrasi prostaglandin di sistem saraf pusat dan cairan serebrospinal yang disebabkan oleh pirogen.

Efek klinis paracetamol dapat terlihat dalam satu jam setelah pemberian. Dalam beberapa studi ditemukan bahwa paracetamol dapat menurunkan suhu sebesar 1oC setelah satu jam pemberian.

Paracetamol tidak seefektif OAINS dalam meredakan nyeri pada arthritis akut karena tidak dapat menurunkan kadar prostaglandin di cairan sinovial. Dibandingkan dengan OAINS, paracetamol memiliki efek samping ke sistem gastrointestinal yang lebih rendah. Oleh karena itu

paracetamol dapat digunakan untuk mengurangi nyeri pada pasien dengan riwayat ulkus peptikum.

Farmakokinetik

Farmakokinetik paracetamol cukup baik dengan

(16)

bioavailabilitas yang tinggi.

1. Absorpsi

Paracetamol diabsorbsi dengan baik di usus halus melalui transport pasif pada pemberian oral. Pemberian dengan makanan akan sedikit memperlambat absorpsi paracetamol.

Pada pemberian melalui rektum, terdapat variasi

konsentrasi puncak di plasma dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai konsentrasi puncak di plasma lebih lama.

2. Distribusi

Setelah pemberian oral, konsentrasi puncak pada plasma akan dicapai dalam waktu 10 – 60 menit pada tablet biasa dan 60 – 120 menit untuk tablet lepas-lambat. Konsentrasi rata-rata di plasma adalah 2,1 μg/mL dalam 6 jam dan kadarnya hanya dideteksi dalam jumlah kecil setelah 8 jam.

Paracetamol memiliki waktu paruh 1 – 3 jam.

Paracetamol memiliki bioavailabilitas yang tinggi. Sekitar 25% paracetamol dalam darah diikat oleh protein. [2]

3. Metabolisme

Metabolisme paracetamol terutama berada di hati melalui proses glukoronidasi dan sulfasi menjadi konjugat non toksik. Sebagian kecil paracetamol juga dioksidasi melalui enzim sitokrom P450 menjadi metabolit toksik berupa N- acetyl-p-benzo-quinone imine (NAPQI). [6]

Pada kondisi normal, NAPQI akan dikonjugasi oleh glutation menjadi sistein dan konjugat asam merkapturat.

Ketika diberikan dosis dalam jumlah yang besar atau terdapat defisiensi glutation, maka NAPQI tidak dapat terdetoksifikasi dan menyebabkan nekrosis hepar akut.

4. Eliminasi

Sekitar 85% paracetamol diekskresi dalam bentuk

terkonjugasi dan bebas melalui urin dalam waktu 24 jam.

Pada paracetamol oral, ekskresi melalui renal berlangsung dalam laju 0,16 – 0,2 mL/menit/kg. Eliminasi ini akan berkurang pada individu berusia > 65 tahun atau dengan gangguan ginjal.

Selain ginjal, sekitar 2,6% akan diekskresikan melalui bilier. Paracetamol juga dapat diekskresikan dengan hemodialisa.

(https://www.alomedika.com/obat/analgesik/analgesik-non- narkotik-antipiretik/paracetamol/farmakologi )

(17)

Cara Pemberian Intravena, oral dan supositoria

(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/paracetamol?

mtype=generic ) Waktu paruh (half-life) & waktu

puncak (peak-level) obat Tidak ada

Dosis rekomendasi

1. Intravena:

Dewasa:

untuk terapi jangka pendek: BB Pasien >33-50 kg: maksimal 60 mg/kg (tidak lebih dari 3000 mg) sehari. Pasien dengan BB >50 kg: 1000 mg, maksimal 4000 mg sehari. Dosis diberikan setidaknya 4 jam sekali melalui infus selama 15 menit.

Rekomendasi dosis bisa bervariasi di setaip negara dan produk individual (merujuk pada petunjuk detail produk)

Anak-anak:

Untuk bayi dan anak dengan BB ≤10 kg: 7,5 mg/kg (maks: 30 mg/kg sehari)

Untuk BB >10-33 kg: 15 mg/kg (maks. 60mg/kg tidak lebih dari 2 gram sehari)

Untuk bb>33-50 kg: 15 mg/kg(maks 60 mg/kg tidak lebih dari 3 gram sehari)

BB >50 kg: sama dengan dosis dewasa 2. Oral

Demam (pyrexia) paska imunisasi

Anak: 2-4 bulan : 60 mg dosis tunggal. Bisa diberikan dosis kedua setelah 4-6 jam bila perlu. Maks 4 dosis sehari.

Demam, nyeri ringan dan nyeri sedang

Dewasa: 500-1000 mg selama 4-6 jam bila perlu. Maks 4000 mg sehari.

Anak:

Usia 3-6 bulan: 60 mg, usia 6-23 bulan: 120 mg, usia 2-3 tahun:

180 mg, usia 4-5 tahun: 240 mg, usia 6-7 tahun: 240-250 mg:

usia 8-9 tahun: 360-375mg, usia 10-11 tahun: 480-500 mg, usia 12-15: 480-750 mg, 16-17 tahun : 500-1000mg. Dosis diberikan setiap 4-6 jam bila perlu. Maks 4 dosis sehari.

3. Supositoria Demam, nyeri ringan-sedang

Dewasa: 500-1000 mg setiap 4-6 jam. Maks 4 dosis sehari Anak:

Usia 3-11 bulan:60-125 mg, usia 1-4 tahun: 125-250 mg, usia 5- 11 tahun: 250-500 mg, 12-17 tahun: 500mg. Dosis diberikan setiap 4-6 jam bila perlu

(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/paracetamol?

mtype=generic )

Kontra Indikasi Gangguaan hepar yang parah dan penyakit liver aktif (IV) https://www.mims.com/indonesia/drug/info/paracetamol?

mtype=generic Hal yang harus diperhatikan/ dikaji

oleh perawat terkait interaksi obat

& efek samping obat

(Adakah interaksi obat: (0.5) (secara teori) 1. Dengan obat lain

Mengurangi laju abrsorbsi dengan colestyramine. Meningkatkan

(18)

penyerapan dengan metoclopramide dan domperidone.

Penggunaan parasetamol yang lama meningkatkan efek antikoagulan (warfarin), sehingga menyebabkan perdarahan.

Penggunaan yang dilakukan dengan obat lain dapat berpotensi menimbulkan keracunan hepar atau merangsang enzim

microsomal (barbiturates) yang dapat meningkatkan keracunan paracetamol.

2. Dengan makanan

Laju absorbs akan berkurang jika diiringi dengan pemberian makan.

3. Dengan hasil lab

Dapat menyebabkan positive palsu pada hasil urin 5- hydroxyindoleacetic acid.

4. Alkohol dan rokok

Dapat meningkatkan resiko keracunan hepar jika diberikan dengan alkohol

Efek samping pada paracetamol dapat dikelompokkan berdasarkan sistem organ. Efek samping yang sering ditemukan adalah gangguan pada hepar. Hal ini ditemukan pada 1 – 10% penggunaan paracetamol. Pada sistem gastrointestinal, mual dan muntah dapat ditemukan sampai 15%. Efek samping lain seperti nyeri perut, diare,

konstipasi, dispepsia juga dapat ditemukan.

Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut : Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut :monitoring mual dan muntah (frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan. Dan lapor DPJP terkait adanya alergi obat.

Perhatian khusus terkait obat/

Indeks Keamanan Kehamilan

PO/Rectal: B; IV/Parenteral: C

Perhatian khusus: deficit G6PD, alkoholik kronik atau malnutrisi, pasien dehidrasi: hipokalemia yang parah (IV), gangguan ginjal dan hepar, anak-anak, dan ibu hamil Alasan pemberian pada pasien Karena pasien mengalami demam akibat proses infeksi.

Komponen Nama Obat (Nama dagang/ paten) Granon

Nama Generik Granisetron

Klasifikasi Obat Antiemetik

Komposisi Obat Granisetron 3 mg

Indikasi - Pengobatan dan profilaksis untuk pasien mual muntah paska operasi

- Profilaksis untuk pasien dengan terapi radiasi - Mual dan muntah terakit dengan kemoterapi kanker

(19)

(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/granisetron?

mtype=generic )

Cara Kerja Obat

Aksi farmakologi

Antiemetik. Selective serotonin 5HT3-reseptor. Meredakan muntah, terjadi di eksitasi sistem saraf parasimpatis karena pelepasan sel serotonin enterochromaffin.

Farmakokinetik

Setelah di / dalam dosis 20 ug / kg atau 40 mg / kg berarti C.max plasma adalah masing-masing 13.7 mg / l 42.8 ug / l.

Protein plasma mengikat – 65%.

Cepat dimetabolisme oleh demethylation dan oksidasi.

T1/2 aku s 3.1-5.9 tidak. Pada pasien kanker T1/2 meningkat menjadi 10-12 tidak. Diekskresikan dalam urin dan feses terutama sebagai konjugat; 8-15% Ini ditemukan dalam urin dalam bentuk yang tidak dimodifikasi.

(https://omedicine.info/id/granisetron.html )

Cara Pemberian Intravena, oral dan transdermal

(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/granisetron?

mtype=generic ) Waktu paruh (half-life) & waktu

puncak (peak-level) obat Tidak ada Dosis rekomendasi

Granisetron suntik

Kondisi: Mual dan muntah akibat kemoterapi

Dewasa: 1–3 mg, diberikan melalui infus selama 5 menit, atau disuntikkan langsung ke dalam pembuluh darah selama 30 detik. Obat diberikan 5 menit sebelum kemoterapi. Dosis selanjutnya dapat diberikan dengan jarak waktu 10 menit jika memang Dosis maksimal 9 mg per hari.

Anak usia 2–16 tahun: 10–40 mcg/kgBB, diberikan melalui infus selama 5 menit, diberikan sebelum kemoterapi dimulai. Maksimal dosis 3.000 mcg. Dosis tambahan dapat diberikan dalam waktu 24 jam, minimal 10 menit sesudah dosis pertama.

(20)

Kondisi: Mual dan muntah akibat efek samping radioterapi

Dewasa: 1–3 mg, diberikan melalui infus selama 5 menit, atau disuntikkan langsung ke dalam pembuluh darah selama 30 detik. Obat diberikan 5 menit sebelum kemoterapi dimulai. Dosis selanjutnya dapat diberikan dengan jarak waktu 10 menit, jika memang Dosis maksimal 9 mg per hari.

Kondisi: Mual dan muntah pascaoperasi

Dewasa: 1 mg, disuntikkan ke dalam pembuluh darah selama 30 detik, diberikan sebelum anastesi. Pemberian obat dapat diulang sampai dengan maksimal 3 mg dalam waktu 24 jam.

Granisetron Tablet

Kondisi: Mual dan muntah akibat efek samping kemoterapi

Dewasa: 1–2 mg, diberikan 1 jam sebelum kemoterapi dimulai. Kemudian, 2 mg per hari, diberikan sebagai dosis tunggal atau dalam 2 kali pemberian, selama 1 minggu setelah kemoterapi. Dosis maksimal 9 mg per hari.

Kondisi: Mual dan muntah akibat radioterapi

Dewasa: 2 mg, 1 kali sehari, diberikan dalam waktu 1 jam setelah radioterapi.

(https://www.alodokter.com/granisetron )

Kontra Indikasi

Hindari penggunaan Granisetron pada pasien yang memiliki indikasi alergi terhadap Granisetron.

(https://www.klikdokter.com/obat/obat-kemoterapi/granisetron ) Hal yang harus diperhatikan/ dikaji

oleh perawat terkait interaksi obat

& efek samping obat

(Adakah interaksi obat: (0.5) (secara teori) 1. Dengan obat lain

Peningkatan kerja obat granisetron jika digunakan bersama phenobarbital

Peningkatan risiko terjadinya sindrom serotonin jika digunakan bersama dengan lithium, Jhon’s wort, sumatriptan, obat antidepresan, atau obat golongan opioid, seperti tramadol

Peningkatan risiko terjadinya aritmia jika digunakan bersama quinidine, amisulpride, atau amiodarone

(21)

Sejumlah efek samping yang mungkin timbul setelah menggunakan granisetron adalah sakit kepala, lemas, sakit perut, sembelit, diare, demam ringan atau tidak enak badan, insomnia, dan nyeri atau iritasi di area suntikan.

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping di atas tak kunjung reda atau justru memburuk. Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:

Pusing yang sangat berat atau pingsan

Jantung berdebar atau nyeri dada

Sindrom serotonin yang bisa ditandai dengan gejala tertentu, seperti gelisah, bingung, tubuh gemetar, kaku otot, halusinasi, atau mual, muntah, dan diare yang berat Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut : Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut :monitoring mual dan muntah (frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan. Dan lapor DPJP terkait adanya alergi obat.

Perhatian khusus terkait obat/

Indeks Keamanan Kehamilan

IV/Parenteral/PO/SC/Transdermal: B

Perhatian khusus: Pasien dengan komorbit jantung, atau sedang menjalani kemoterapi dan/atau/tanpa diiringi gangguan elektrolit.

Dapat menutupi ileus profresif dan/tanpa distensi gaster. Anak- anak , ibu hamil dan menyusui

Alasan pemberian pada pasien

Pasien mengalami mual dan muntah.

Komponen Nama Obat (Nama dagang/ paten) Pranza

Nama Generik Pantoprazole

Klasifikasi Obat Antacids, antireflux agents, antiulcerants

Komposisi Obat Pantoprazole 40 mg

Indikasi Pantoprazole adalah obat untuk mencegah luka yang dipicu OAINS, serta mengatasi tukak lambung, sindrom Zollinger- Ellison, maupun GERD.

Cara Kerja Obat

Farmakologi pantoprazole adalah sebagai penghambat pompa proton. Obat ini terakumulasi dalam kompartemen asam sel parietal dan diubah menjadi bentuk aktif, sulfanilamide, yang mengikat hidrogen-kalium-ATP-ase pada permukaan sekresi sel parietal gaster. Penghambatan tersebut menghalangi langkah

(22)

terakhir produksi asam lambung, yang menyebabkan penghambatan sekresi asam basal dan terstimulasi.

Farmakodinamik

Pantoprazole adalah salah satu obat golongan penghambat pompa proton (PPI). PPI bekerja secara selektif dengan menghambat enzim hidrogen-kalium adenosine trofosfatase (H+/K+-ATPase) pada sel parietal di lambung. Di dalam sel parietal, enzim ini berperan dalam proses sekresi asam lambung.

(https://www.alomedika.com/obat/obat-untuk-saluran- cerna/antasida-dan-

antiulkus/pantoprazole/farmakologi#:~:text=Farmakodinamik

%20Pantoprazole%20adalah%20salah%20satu%20obat

%20golongan%20penghambat,enzim%20ini%20berperan

%20dalam%20proses%20sekresi%20asam%20lambung. )

Cara Pemberian Oral dan intravena

Waktu paruh (half-life) & waktu

puncak (peak-level) obat Tidak ada

Dosis rekomendasi Bentuk obat minum

Kondisi: gastroesophageal reflux disease (GERD)

Dewasa: 20–40 mg, 1 kali sehari selama 4 minggu. Jika perlu, pengobatan dapat diperpanjang menjadi 8 minggu. Dosis pemeliharaan 20–40 mg per hari.

Anak-anak usia 5 tahun dengan berat badan 15–40 kg: 20 mg, 1 kali sehari selama maksimal 8 minggu.

Anak-anak usai 5 tahun dengan berat badan >40 kg: 40 mg, 1 kali sehari selama maksimal 8 minggu.

Kondisi: pencegahan tukak lambung akibat konsumsi obat golongan NSAID

Dewasa: 20 mg, 1 kali sehari.

Kondisi: tukak lambung atau ulkus duodenum

Dewasa: 40 mg, 1 kali sehari. Jika perlu dosis dapat ditingkatkan hingga 80 mg. Jika pasien menderita ulkus duodenum,

pengobatan dilakukan selama 2–4 minggu. Sedangkan untuk tukak lambung, lama pengobatannya adalah 4–8 minggu.

Kondisi: Sindrom Zollinger-Ellison

Dewasa: 40 mg, 2 kali sehari. Jika perlu, dosis dapat ditingkatkan hingga 240 mg per hari. Jika dosis harian lebih dari 80 mg, sebaiknya dosis dibagi ke dalam 2 jadwal konsumsi.

Kondisi: infeksi Helicobacter pylori

Dewasa: 40 mg, 2 kali sehari selama 7 hari. Pengobatan ini dikombinasikan dengan antibiotik clarithromycin, amoxicillin, atau metronidazole.

Bentuk suntik

(23)

Kondisi: gastroesophageal reflux disease (GERD) dan tukak lambung

Dewasa: 40 mg per hari dengan suntikan IV lambat atau infus jangka pendek selama 2–15 menit.

Kondisi: sindrom Zollinger-Ellison

Dewasa: 80 mg, 1–2 kali sehari dengan suntikan IV lambat atau infus jangka pendek selama 2–15 menit.

(https://www.alodokter.com/pantoprazole ) Kontra Indikasi

Penggunaan yang bersamaan dengan atazanavir dan rilpivirine.(

https://www.klikdokter.com/obat/obat-gangguan- pencernaan/pantoprazole )

Hal yang harus diperhatikan/ dikaji oleh perawat terkait interaksi obat

& efek samping obat

Interaksi Pantoprazole dengan Obat Lain

Interaksi antarobat yang dapat terjadi jika pantoprazole digunakan bersamaan dengan obat-obatan lain adalah:

Penurunan efekivitas rilpivirine atau atazanavir

Peningkatan risiko terjadinya efek samping digoxin terhadap jantung

Peningkatan risiko terjadinya penurunan kadar magnesium dalam darah (hipomagnesemia) jika digunakan dengan obat diuretik Peningkatan risiko terjadinya memar-memar dan perdarahan jika digunakan dengan warfarin

Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari methotrexate Penurunan efek terapi obat clopidogrel

Penurunan penyerapan dan efektivitas ketoconazole atau itraconazole untuk mengatasi infeksi jamur

Efek samping:

Efek samping yang mungkin muncul setelah menggunakan pantoprazole antara lain:

Sakit kepala atau pusing Perut kembung

Mual atau muntah Sakit perut Nyeri sendi Diare

Demam, ruam, atau pilek (biasanya pada anak) Bengkak di tempat suntikan

(https://www.alodokter.com/pantoprazole )

Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut : Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut :monitoring mual dan muntah (frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan. Dan lapor DPJP terkait adanya alergi obat.

(24)

Perhatian khusus terkait obat/

Indeks Keamanan Kehamilan

Kategori C Perhatian khusus:

Pasien dengan tumor gaster, beresiko terhadap pasien dengan kekurangan absorbs vitamin B12 dan pasien osteoporosis.

Gangguan hepar. Ibu hamil dan menyusui.

(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/pantoprazole?

mtype=generic ) Alasan pemberian pada pasien

Untuk mencegah tidak terjadi perlukaan area gaster.

Komponen Nama Obat (Nama dagang/ paten) Combivent

Nama Generik Ipratropium bromide + salbutamol

Klasifikasi Obat Bronkodilator

Komposisi Obat Ipratropium bromide 0.5 mg Salbutamol sulphate 3.01 mg

Indikasi Meredakan keluhan dan mencegah munculnya gejala akibat penyempitan saluran pernapasan pada penderita PPOK dan asma

Cara Kerja Obat

Secara farmakologi, ipratropium bromida menyebabkan efek bronkodilatasi lokal tanpa efek sistemik. Ipratropium bromida tidak mengganggu bersihan mukosiliar pada saluran napas maupun volume dan viskositas dari sekresi saluran napas.

Farmakodinamik

Ipratropium bromida menyebabkan efek bronkodilatasi yang bersifat lokal, spesifik, dan tidak memberikan efek sistemik.

Dalam suatu uji yang bertujuan untuk melihat seberapa jauh ipratropium bromida dapat melawan bronkospasme yang

diprovokasi, didapatkan kesimpulan bahwa obat ini secara efektif mampu melawan agen kolinergik, memberikan sedikit proteksi terhadap agen serotonin atau histamin, serta memberikan proteksi moderat terhadap propranolol dan beberapa alergen.

(https://www.alomedika.com/obat/obat-untuk-saluran-

napas/obat-untuk-penyakit-paru-obstruksi-kronis/ipratropium- bromida/farmakologi )s

Cara Pemberian

Combivent diberikan melalui nebulizer yang akan mengubah cairan Combivent menjadi uap. Penghirupan uap disarankan menggunakan mouthpiece untuk menghindari paparan uap Combivent pada mata.

(https://www.alodokter.com/combivent ) Waktu paruh (half-life) & waktu

puncak (peak-level) obat Tidak ada

(25)

Dosis rekomendasi

Dosis dan Aturan Pakai Combivent

Berikut adalah dosis umum Combivent untuk mengatasi serangan asma atau penyempitan saluran pernapasan akibat PPOK:

Dosis awal: 1 unit dose vial (UDV). Dosis bisa ditingkatkan menjadi 2 UDV jika gejala belum membaik dengan 1 UDV.

Dosis perawatan: 1 UDV, 3–4 kali sehari.

(https://www.alodokter.com/combivent )

Kontra Indikasi

Hindari konsumsi Combivent apabila Anda:

Pasien dengan kardiomiopati obstruktif hipertrofik atau takiaritmia

Hipersensitivitas pada kandungan Combivent (https://www.klikdokter.com/obat/obat-asma-dan-gangguan- pernapasan/combivent )

Hal yang harus diperhatikan/ dikaji oleh perawat terkait interaksi obat

& efek samping obat

Interaksi Combivent dan Obat Lainnya

Efek interaksi yang mungkin muncul jika Combivent digunakan bersamaan dengan obat-obatan tertentu adalah:

Peningkatan risiko terjadinya hipokalemia jika digunakan dengan obat golongan xanthine, seperti aminofilin dan teofilin; kortikosteroid; dan obat diuretik

Penurunan efektivitas Combivent jika digunakan bersama obat penghambat beta

Peningkatan efek samping pada jantung jika digunakan bersama obat bius.

Peningkatan keparahan efek samping jika digunakan bersama obat golongan agonis beta, obat golongan xanthine, serta obat antikolinergik sistemik

Efek Samping dan Bahaya Combivent

Efek samping yang mungkin timbul akibat penggunaan Combivent adalah:

Sakit kepala

Pusing atau sakit kepala

Mulut atau tenggorokan kering

Batuk

Mual atau muntah

Diare

Sembelit

(https://www.alodokter.com/combivent )

Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut : Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut :monitoring mual dan muntah (frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan. Dan lapor DPJP terkait adanya alergi obat.

Perhatian khusus terkait obat/

Indeks Keamanan Kehamilan

Kategori C

Perhatian khusus: pasien dengan hipersentivitas

(26)

Alasan pemberian pada pasien Pasien memiliki Riwayat asma dan dari hasil pemeriksaan fisik suara nafas mengi

Komponen Nama Obat (Nama dagang/ paten) Meropenem

Nama Generik Meropenem

Klasifikasi Obat Antibiotik

Komposisi Obat Meropenem 1 9r

Indikasi Mengatasi infeksi bakteri

Cara Kerja Obat

Farmakologi meropenem sebagai antibakteri spektrum luas yang dapat melawan bakteri Gram negatif, positif, maupun anaerob. Meropenem bekerja dengan cara menghambat sintesis dari dinding sel bakteri.

Farmakodinamik

Meropenem memiliki aktivitas bakterisidal yang dihasilkan dari penghambatan sintesis dinding sel. Meropenem dapat dengan mudah menembus dinding sel dari sebagian besar bakteri Gram positif dan Gram negatif untuk mencapai target penicillin-binding-protein (PBP).

(https://www.alomedika.com/obat/antiinfeksi/antibakteri/m eropenem/farmakologi )

Cara Pemberian Meropenem suntik akan diberikan langsung oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter melalui pembuluh darah vena (intravena/IV). Umumnya, pemberian obat ini

(27)

dilakukan tiap 8 jam.

Waktu paruh (half-life) & waktu

puncak (peak-level) obat Tidak ada

Dosis rekomendasi

Dosis dan Aturan Pakai Meropenem

Meropenem akan disuntikkan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter melalui pembuluh darah vena

(intravena/IV). Dosis meropenem yang diberikan tergantung pada kondisi yang ingin ditangani dan usia pasien. Berikut ini adalah penjelasannya:

Kondisi: Infeksi saluran pernapasan bagian bawah

Dewasa: 2.000 mg, tiap 8 jam, diberikan melalui suntikan infus selama 15–30 menit.

Anak usia ≥3 bulan: 40 mg/kgBB, tiap 8 jam, diberikan melalui suntikan infus selama 15–30 menit.

Kondisi: Infeksi bakteri gram-positif atau gram-negatif

Dewasa: 500–1.000 mg, tiap 8 jam, diberikan melalui suntikan infus selama 15–30 menit.

Anak usia ≥3 bulan: 10–20 mg/kgBB, tiap 8 jam, diberikan melalui suntikan infus selama 15–30 menit.

Kondisi: Meningitis

Dewasa: 2.000 mg, tiap 8 jam, diberikan melalui suntikan infus selama 15–30 menit.

Anak usia ≥3 bulan: 40 mg/kgBB, tiap 8 jam, diberikan melalui suntikan infus selama 15–30 menit.

Kondisi: Infeksi kulit yang berat

Dewasa: 500 mg, tiap 8 jam. Dosis maksimal 2.000 mg.

Anak usia ≥3 bulan: 10 mg/kgB, tiap 8 jam. Dosis maksimal 500 mg.

(https://www.alodokter.com/meropenem )

Kontra Indikasi

Hipersentivitas terhadap meropenem atau dengan carbapenem lain. Pasien dengan Riwayat alergi terhadap β-lactams (e.g.

penicillins, cephalosporins).

(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/meropenem?

mtype=generic ) Hal yang harus diperhatikan/ dikaji

oleh perawat terkait interaksi obat

& efek samping obat

Interaksi Meropenem dengan Obat Lain

Berikut ini adalah sejumlah efek interaksi yang dapat terjadi jika meropenem digunakan bersamaan dengan obat lain:

Peningkatan kadar meropenem dalam darah jika digunakan dengan probenecid

Penurunan kadar asam valproat, sehingga meningkatkan risiko terjadinya kejang

Peningkatan efek antikoagulan dari warfarin

Penurunan efektivitas vaksin hidup, seperti vaksin tifoid Efek Samping dan Bahaya Meropenem

Efek samping yang dapat timbul setelah menggunakan meropenem antara lain:

(28)

Sakit kepala

Konstipasi

Mati rasa atau kesemutan

Mual dan muntah

Diare

Sakit perut

Nyeri, kemerahan, atau bengkak di area suntikan

Sulit tidur

(https://www.alodokter.com/meropenem )

Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut : Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut :monitoring mual dan muntah (frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan. Dan lapor DPJP terkait adanya alergi obat.

Perhatian khusus terkait obat/

Indeks Keamanan Kehamilan

Kategori B

Perhatian khusus: Pasien dengan CNS disorder (e.g. brain lesions, history of seizures). Gangguan ginjal dan hepar. Anak- anak. Ibu hamil dan menyusui.

(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/meropenem?

mtype=generic )

Alasan pemberian pada pasien Karena pasien mengalami infeksi bakteri

Komponen Nama Obat (Nama dagang/ paten) Resfar

Nama Generik Acetylsysteine

Klasifikasi Obat Obat Mukolitik (pengencer dahak)

Komposisi Obat Acetylsysteine 5000 mg

Indikasi Mengencerkan dahak dan mengobati keracunan paracetamol Cara Kerja Obat

Farmakologi acetylcysteine atau asetilsistein antidot adalah bertindak sebagai hepatoprotektor pada kondisi keracunan paracetamol. Acetylcysteine antidot dapat bekerja efektif untuk mencegah kerusakan hati akibat keracunan

paracetamol bila diberikan segera dalam 8‒10 jam pertama.

Farmakodinamik

(29)

Acetylcysteine antidot bekerja sebagai hepatoprotektor dengan cara memperbanyak glutation pada hati, bekerja sebagai pengganti glutation dan meningkatkan konjugasi sulfat non toksik dari paracetamol. L-sistein merupakan prekursor antioksidan enzim glutation. Sekitar 4% fraksi metabolit dari paracetamol dimetabolisme di hati oleh isoenzim CYP2E1 dan sitokrom P450 (CYP) menjadi N- acetyl-p-benzoquinoneimine (NAPQI) yang merupakan zat yang toksik untuk hepar.

(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/acetylcysteine )

Cara Pemberian Oral dan intravena

Waktu paruh (half-life) & waktu

puncak (peak-level) obat Tidak ada

Dosis rekomendasi

Dosis dan Aturan Pakai Acetylcysteine

Dokter akan memberikan dosis dan menentukan lama pengobatan acetylcysteine sesuai kondisi dan usia pasien. Berikut adalah pembagian dosis acetylcysteine berdasarkan bentuk obatnya:

Bentuk tablet effervescent, kapsul, sirop kering, dan granul Tujuan: Meringankan batuk berdahak

Dewasa dan anak usia >6 tahun:

Kapsul, sirop kering, atau granul: 200 mg 2–3 kali sehari Tablet effervescent: 600 mg sekali sehari.

Anak-anak usia 2–6 tahun: 100 mg, 2–4 kali sehari.

Tujuan: Mengatasi keracunan paracetamol Dewasa:

Tablet effervescent: Dosis awal 140 mg/kgBB, kemudian dilanjutkan dengan 70 mg/kgBB, tiap 4 jam, sebanyak 17 kali.

Bentuk infus

Acetylcysteine infus digunakan untuk mengatasi keracunan paracetamol. Dosis akan ditentukan oleh dokter berdasarkan berat badan dan kondisi pasien. Acetylcysteine infus hanya dapat diberikan di rumah sakit oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter.

(https://www.alodokter.com/acetylcysteine )

Kontra Indikasi Penggunaan obat mukolitik oral: anak-anak dibawah 2 tahun.

(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/acetylcysteine ) Hal yang harus diperhatikan/ dikaji Interaksi Acetylcysteine dengan Obat Lain

(30)

oleh perawat terkait interaksi obat

& efek samping obat

Ada beberapa efek interaksi obat yang dapat terjadi jika

acetylcysteine digunakan bersama obat-obatan lain, di antaranya:

Peningkatan risiko terjadinya penumpukan dahak jika digunakan dengan obat antitusif, seperti codeine

Penurunan efek obat acetylcysteine jika digunakan bersamaan dengan arang aktif

Peningkatan risiko terjadinya perdarahan dan tekanan darah rendah jika digunakan dengan nitrogliserin.

Efek Samping dan Bahaya Acetylcysteine

Efek samping yang mungkin timbul setelah menggunakan acetylcysteine adalah:

Mual

Muntah

Sakit maag

Demam

Ruam kulit

(https://www.alodokter.com/acetylcysteine )

Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut : Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut :monitoring mual dan muntah (frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan. Dan lapor DPJP terkait adanya alergi obat.

Perhatian khusus terkait obat/

Indeks Keamanan Kehamilan

Kategori B

Perhatian khusus: Pasien dengan asma, riwayat bronchospasme, atopi; refleks batuk yang menurun (contoh.frail patient), pasien yang rentan dengan perdarahan gastrointestinal [e.g. varises esofagus, tukak lambung] (oral). Pasien dengan Batasan cairan atau pasien dengan berat badan ≤40 kg (IV).

(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/acetylcysteine ) Alasan pemberian pada pasien Karena pasien mempunyai keluhan batuk berdahak

Komponen Nama Obat (Nama dagang/ paten) Pulmicort

Nama Generik Pulmicort

Klasifikasi Obat Antiasma dan preparasi PPOK

Komposisi Obat budesonide 0.25 mg/ml; budesonide 0.5 mg/ml

(https://www.klikdokter.com/obat/obat-asma-dan-gangguan- pernapasan/pulmicort )

Indikasi

Kegunaan Pulmicort adalah untuk mengontrol asma pada penderita asma bronkial. (https://www.klikdokter.com/obat/obat- asma-dan-gangguan-pernapasan/pulmicort )

(31)

Cara Kerja Obat

Farmakologi budesonide adalah agonis reseptor

glukokortikoid dan antiinflamasi pada tata laksana asthma dan inflammatory bowel disease. Budesonide mampu mengurangi vasodilatasi dan permeabilitas kapiler, serta mengurangi migrasi leukosit ke tempat inflamasi.

Farmakodinamik

Budesonide adalah kortikosteroid yang memiliki aktivitas glukokortikoid poten dan mineralokortikoid lemah.

Budesonide berikatan dengan reseptor glukokortikoid dengan afinitas lebih tinggi dibanding kortisol dan prednisolon.

(https://www.alomedika.com/obat/obat-untuk-saluran- napas/antiasthma-dan-

bronkodilator/budesonide/farmakologi )

Cara Pemberian Turbuhaler dan respules (https://www.klikdokter.com/obat/obat- asma-dan-gangguan-pernapasan/pulmicort )

Waktu paruh (half-life) & waktu

puncak (peak-level) obat Tidak ada Dosis rekomendasi

Dosis dan Aturan Pakai

Dosis Pulmicort dapat bervariasi, tergantung beratnya gejala pasien. Konsultasikan kepada dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan obat ini.

Tujuan: asma, terapi pemeliharaan dan pereda Bentuk: turbuhaler

Dewasa: dosis 200 - 1200 mcg per hari terbagi dalam 2 - 4 dosis Dosis pemeliharaan: diberikan 2 kali sehari pada pagi dan malam dengan dosis 200 - 400 mcg

Tujuan: asma, terapi pemeliharaan dan pereda Bentuk: respules

Dewasa dan remaja >12 tahun: dosis 1 - 2 mg diberikan 2 kali sehari (pagi dan malam). Dosis pemeliharaan 0.5 - 1 mg diberikan 2 kali sehari

Anak 3 bulan-12 tahun: dosis 0.5 - 1 mg diberikan 2 kali sehari.

Dosis pemeliharaan 0.25 – 0.5 mg yang diberikan 2 kali sehari.

(32)

(https://www.klikdokter.com/obat/obat-asma-dan-gangguan- pernapasan/pulmicort )

Kontra Indikasi

Pulmicort dikontraindikasikan pada pasien yang hipersensitif pada kandungan budesonide.

(https://www.klikdokter.com/obat/obat-asma-dan-gangguan- pernapasan/pulmicort )

Hal yang harus diperhatikan/ dikaji oleh perawat terkait interaksi obat

& efek samping obat

Interaksi Obat

Beberapa obat yang diberikan bersamaan dengan Pulmicort dapat menurunkan efektivitas atau meningkatkan toksisitas, seperti:

Mengurangi efek obat bila digunakan bersama:

Barbiturat Carbamazepine Phenytoin Griseofulvin Rifampicin Efavirenz

Meningkatkan toksisitas apabila diberikan bersama:

Cyclophosphamide

Cyclosporine

Diltiazem

Fluconazole

Itraconazole

Ketoconazole

Makrolid

Miconazole

Nefazodone

Nicardipine

Verapamil

Ritonavir

Indinavir

Daftar di atas mungkin tidak memuat semua obat yang berinteraksi dengan Pulmicort.

(https://www.klikdokter.com/obat/obat-asma-dan-gangguan- pernapasan/pulmicort )

Efek Samping

Berikut efek samping Pulmicort yang bisa saja timbul, yaitu:

Suara serak

Infeksi kandidiasis pada rongga mulut

Bronkospasme

Osteoporosis

Glaukoma

Ansietas

Depresi

Gangguan tidur

(https://www.klikdokter.com/obat/obat-asma-dan-gangguan- pernapasan/pulmicort )

Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut : Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut :monitoring tanda-tanda vital. Dan lapor

(33)

DPJP terkait adanya alergi obat.

Perhatian khusus terkait obat/

Indeks Keamanan Kehamilan

Inhalation/Respiratory/Nasal: B Perhatian khusus:

Pasien dengan diabetes mellitus, myasthenia gravis, penyakit thyroid, PPOK, penyakit kardiovaskular (e.g. CHF, hipertensi, acute MI), penyakit gastrointestinal (e.g. diverticulitis, fresh intestinal anastomoses, tukak lambung aktif atau laten), infeksi (e.g. oral, nasal atau ocular herpes simplex, active atau quiescent TB, penyakit jamur, bakteri, virus sistemik atau infeksi parasit), katarak, glaucoma, gangguan kejang, dan gangguan afektif (e.g.

manic-depressive illness, previous steroid-induced psychosis);

pasien yang beresiko besar dengan kondisi penurunan mineral tulang (e.g. imobilisasi yang lama, osteoporosis, postmenopausal status, merokok, nutrisi yang buruk); pasien tindakan operasi hidung atau trauma. Gangguan ginjal dan hepar. Anak-anak. Ibu hamil dan menyusui.

(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/budesonide?

mtype=generic )

Alasan pemberian pada pasien Karena pasien memiliki Riwayat asma.

Komponen Nama Obat (Nama dagang/ paten) Cetirizine

Nama Generik Cetirizine

Klasifikasi Obat Antihistamin

Komposisi Obat Cetirizine Hcl 10 mg

Indikasi Meredakan gejala alergi

Cara Kerja Obat

Farmakologi

Peran penting dari farmakologi cetirizine, atau yang juga dikenal sebagai setirizin, adalah mekanisme kerja dengan selektivitas tinggi terhadap reseptor histamin H1 di sel-sel efektor pada traktus gastrointestinal, pembuluh darah dan traktus respiratorius.

Farmakodinamik

Mekanisme kerja obat cetirizine pada konstriksi otot polos

(34)

seperti pada kondisi spasme bronkus akibat reaksi alergi, adalah dengan menginhibisi efek histamin pada otot polos tersebut. Kerja obat terhadap terjadinya vasokonstriktor histamin adalah dengan memberikan efek vasodilator dengan cara mengaktivasi reseptor H1 pada sel-sel endotelial.

(https://www.alomedika.com/obat/antialergi-dan-obat- untuk-anafilaksis/antialergi/cetirizine/farmakologi ) Cara Pemberian Oral, obat tetes mata, dan intravena

(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/cetirizine?

mtype=generic ) Waktu paruh (half-life) & waktu

puncak (peak-level) obat Tidak ada

Dosis rekomendasi

Dosis dan Aturan Pakai Cetirizine

Dosis cetirizine yang diresepkan oleh dokter dapat berbeda-beda untuk tiap pasien. Dokter akan menyesuaikan dosis dan lama penggunaan obat sesuai usia, kondisi kesehatan secara keseluruhan, dan reaksi tubuh pasien terhadap obat. Secara umum, berikut adalah dosis cetirizine:

Dewasa dan anak usia >6 tahun: 5–10 mg, per hari.

Anak-anak usia 2–6 tahun: 2,5 mg, 1–2 kali sehari atau 5 mg 1 kali sehari. Dosis maksimal adalah 5 mg per hari.

(https://www.alodokter.com/cetirizine ) Kontra Indikasi Gangguan ginjal yang parah

(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/cetirizine?

mtype=generic ) Hal yang harus diperhatikan/ dikaji

oleh perawat terkait interaksi obat

& efek samping obat

Interaksi Cetirizine dengan Obat Lain

Jika digunakan bersamaan, beberapa obat dapat berinteraksi dengan cetirizine dan menyebabkan peningkatan efek samping kantuk, pusing, dan kesulitan berkonsentrasi. Obat-obatan tersebut antara lain:

Obat batuk pilek atau obat alergi (antihistamin jenis lain)

Muscle relaxant, seperti diazepam

Antikonvulsan, seperti carbamazepine atau phenytoin

Antidepresan, seperti fluoxetine atau escitalopram

Antiansietas, seperti alprazolam

Antipsikotik, seperti chlorpromazine atau clozapine Selain itu, penggunaan cetirizine bersamaan dengan konsumsi minuman beralkohol akan meningkatkan risiko terjadinya efek samping.

Efek Samping dan Bahaya Cetirizine

Ada beberapa efek samping yang berpotensi terjadi setelah cetirizine dikonsumsi, yaitu:

Kantuk

(35)

Kelelahan

Mulut kering

Sakit perut, terutama pada anak-anak

Mual

Pusing atau sakit kepala

Batuk atau sakit tenggorokan

Sembelit

(https://www.alodokter.com/cetirizine )

Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut : Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut :monitoring tanda-tanda vital. Dan lapor DPJP terkait adanya alergi obat.

Perhatian khusus terkait obat/

Indeks Keamanan Kehamilan

Kategori B Perhatian khusus:

Pasien dengan epilepsi dan beresiko convulsi, faktor resiko untuk pasien retensi urine (e.g. lesi spinal cord, hyperplasia prostatik).

Penyakit hepar dan gangguan ginjal ringan dan sedang. Anak- anak dan ibu hamil menyusui.

(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/cetirizine?

mtype=generic )

cAlasan pemberian pada pasien Pasien mengalami batuk berdahak dan diberikan agar pasien bisa beristirahat di malam hari.

Referensi

Dokumen terkait