LAMPIRAN L
AMPIRAN 1 PENGKAJIAN PALIATIF
Nama Praktikan/NIM: Amanda Jessica Wongkar/01502220018 Inisial Pasien: Ny. R
Tanggal lahir/Usia pasien: 28-07-1985/37 th
Diagnosa Medis:Obs Febris H-2, Tb arthritis, MDR TB on OAT lini ke 2 Ruang Rawat, Rumah Sakit : IPD Siloam Hospitals Bogor
Tanggal Pengkajian: 8 April 2023
Domain 1 Kondisi Kesehatan Fisik (lampirkan form ESAS-R)
Tuliskan terapi yang diterima pasien di RS
Nama Terapi Dosis Frekuensi Rute
Farmadol 1 gr 3x IV
Granon 3 mg 1x IV
Pranza 40 mg 1x IV
Combivent 1 respules 4x Nebu
Meropenem 1 gr 3x IV
Resfar 600 mg 2x IV
Pulmicort 0,5 mg/ml 3x Nebu
Cetirizine 10 mg 1x (malam) Oral
Nyeri:
P : Nyeri di kaki kiri jika berdiri
Q: Nyeri seperti ditusuk-tusuk jika dipakai berdiri R: Kaki kiri
S: Jika sedang aktivitas VAS: 4, jika sedang istirahat VAS: 2 T: Pasien sudah diberikan obat nyeri
Kelelahan : Pasien mengatakan saat ini tidak merasakan kelelahan, tetapi ada demam.
Pernapasan : Pasien mengatakan ada batuk berdahak warna putih.
Pencernaan: Pasien mengatakan mual, tidak ada muntah, tidak ada anoreksia
Tingkat Kesadaran: Compos mentis
Data Lain:
TTV TD: 117/71 HR: 76x SpO2: 98 RA S: 37.8℃ RR:20x Suara nafas mengi +/+
Pasien memiliki Riwayat autoimun, riwayat asma dan ada riwayat operasi debridemen kaki kiri tahun 2022. Kaki kiri pasien terlihat memakai elastic bandage. Obat TB lini kedua: Bedaquiline, Delamanid, Levofloxacin, Cycloserin, Clopazimin sudah dikonsumsi sejak bulan Oktober 2022.
Domain 2 Kondisi Sosial dan Pekerjaan
Dukungan keluarga
Siapa yang tinggal bersama anda? Adakah anak/orang lain yang masih tergantung pada anda?
Adakah pikiran lain mengenai hubungan dalam keluarga ? Pasien mengatakan tinggal dengan suami di rumah.
Dukungan emosional dan sosial
Apakah anda memiliki dukungan dari pihak lain? Keluarga besar, teman, tetangga? Apakah anda memerlukan dukungan dari pihak lain?
Pasien mengatakan memiliki dukungan dari keluarga besar dan teman-teman untuk menghadapi penyakit ini.
Kondisi praktikal
Apakah ada kesulitan dalam bergerak, melakukan pekerjaan?
Apakah ada pikiran lain mengenai siapa yang merawat untuk hari kedepan, finansial?
Pasien kesulitan untuk berjalan karena kaki kiri terasa nyeri jika berdiri, sehingga sehari-hari memakai kursi roda untuk berpindah. Pasien terkadang menkhawatirkan suami jika suami sakit, pasien takut tidak bisa merawatnya. Untuk kehidupan finansial, pasien membuka bisnis took kue.
Harapan pasien
Apa harapan anda mengenai tujuan perawatan?
Pasien berharap penyakitnya ini disembuhkan, sehingga tidak perlu bolak balik rumah sakit.
Tempat untuk perawatan? Rumah sakit, rumah, atau tempat lain?
Pasien mengatakan tempat untuk perawatan yang baik adalah di rumah sakit karena bisa bertemu dengan dokter dan perawat untuk membantu mengatasi penyakitnya.
Domain 3 Kondisi Psikologis
Kondisi pikiran dan suasana hati (mood) Apakah dalam bulan terakhir anda merasakan:
Merasa putus asa atau merasa tidak berdaya? kehilangan minat? Apakah anda merasa depresi?
Apakah anda merasa tegang atau cemas? Apakah anda pernah mengalami serangan panik?
Apakah ada hal spesifik yang anda harapkan?
Pasien mengatakan terkadang sering putus asa dan ingin menyerah karena diwajibkan untuk minum obat terus menerus.
Penyesuaian terhadap sakit
Apa pemahaman anda terhadap sakit saat ini? Gali dengan hati-hati ekspektasi pasien Awalnya pasien tidak menyangka akan mendapatkan sakit seperti ini. Pertama kali pasien
merasakan sakit di kaki kiri dan sering mengalami demam lalu dilakukan tindakan debridemen, dan setelah dilakukan kultur pus dinyatakan menderita Tb arthritis.
Sumber – sumber dan hal yang menguatkan
Apakah sumber dukungan anda? Misalnya: orang-orang, hobi, iman dan kepercayaan
Sumber yang menguatkan adalah keluarga dan iman.
Total Pain (nyeri multidimensi yang tidak terkontrol)
Adakah masalah psikologis, sosial, spiritual yang dialami yang berkontribusi terhadap gejala yang dialami?
Pasien mengatakan sudah pasrah dengan keadaan jika memang ini ujian dari Tuhan.
Sakit sebelumnya (dapat dikaji langsung atau pada keluarga): Adakah risiko stress psikologikal dan riwayat masalah kesehatan mental?
Suami mengatakan istrinya tidak pernah ada gangguan mental dan tidak pernah beribat dengan psikiater
Domain 4 Kondisi Spiritual (gunakan format HOPE) H (
Sources of hope /sumber dari harapan)
Apa yang memberi anda harapan (atau kekuatan, nyaman, dan damai) pada saat sakit? Yang memberikan harapan adalah dari suami, keluarga besar dan teman-teman.
O (
Organised religion /Organisasi agama)
Apakah anda bagian dari organisasi agama atau kepercayaan? Dalam hal apa dan bagaimana hal tersebut mendukung anda? Pasien mengatakan tidak tergabung dalam organisasi agama tertentu.
P (
Personal spirituality & practices /tindakan spiritualitas pribadi)
Bagian apa dalam kepercayaan spiritual anda yang paing bermakna secara pribadi?
Pasien mengatakan sudah pasrah dengan keadaan jika memang ini ujian dari Tuhan.
E (
Effect on medical care and end of life issues / efek dari perawatan dan isu akhir kehidupan) Dari hal yang anda sebutkan tadi, apa yang anda harapkan dari kami sebagai tim kesehatan untuk memfasilitasi kebutuhan anda dalam beberapa hari ke depan ini? Bahkan minggu atau bulan ke depan?
Pasien mengatakan semoga dokter dan perawat disini tidak merasa terbeban merawat pasien seperti dirinya.
Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium
GenXpert: MTB detected Low Rif Resistence Detected
2. Radiologi
Analisa data
Analisa Data Masalah Keperawatan DS: Pasien mengatakan mual tidak ada
muntah DO:
- Skala ESAS 10
Nausea berhubungan dengan terapi farmakologis
DS:
- Pasien mengatakan batuk berdahak berwarna putih
DO:
- Suara nafas mengi +/+
- TTV TD: 117/71 HR: 76x SpO2: 98 RA S: 37.8℃ RR:20x
- Hasil CRP :52,68 mg/L
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan proses infeksi
DS:
- Pasen mengatakan demam DO:
- Suhu: 37,8℃
- HR: 78x /menit
- Tidak tampak menggigil - Kulit teraba hangat
Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan gangguan pengaturan temperatur
Rencana Asuhan Keperawatan
No.
Diagnosa Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 Nausea berhubungan dengan terapi
farmakologis
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 8 jam, skala nausea ESAS 6, skala appetite ESAS 4
Mandiri
1. Monitor mual (frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan)
2. Monitor asupan nutrisi dan kalori 3. Berikan makanan dalam jumlah
kecil dan menarik
4. Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak berbau, dan tidak berwarna
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian antiemetik
Mandiri:
1. Untuk memberikan tindakan keperawatan dengan masalah mual muntah
2. Untuk mengetahui asupan nutrisi dan kalori pasien adekuat atau tidak
3. Makanan dalam jumlah yang banyak membuat pasien akan enggan untuk makan 4. Makanan berbau dan berwarna akan
menibulkan reaksi mual Kolaborasi:
1. Terapi farmakologis untuk membantu mengatasi mual dan muntah
2 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan proses infeksi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 8 jam, bersihan jalan nafas efektif
Mandiri:
Pantau irama, rate, dan usaha respirasi
Perhatikan gerakan dada, amati simetris, penggunaan otot aksesori, retraksi dada
Auskultasi suara nafas tambahan
Berikan posisi nyaman 5. Ajarkan batuk efektif
Kolaborasi
1. Pemberian oksigen 2. Pemberian bronkodilator
Mandiri:
1. Untuk mengetahui tanda awal kompromi pernafasan
2. Usaha bernafas meningkat saat kepatuhan paru menurun
3. Untuk mengetahui adanya kelainan suara paru
4. Posisi duduk meningkatkan ekspansi dada 5. Agar secret/sputum bisa dikeluarkan Kolaborasi:
1. Memberi kelembaban membrane mukosa, memaksimalkan bernafas
2. Menurunkan kekentalan sekret 3 Peningkatan suhu tubuh
berhubungan dengan gangguan pengaturan temperatur
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 8 jam, suhu pasien 36-37℃
Mandiri:
1. Observasi dan catat suhu tubuh pasien
2. Monitor intake output Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian antipiretik dan antibiotik
Mandiri:
1. Untuk melihat kondisi pasien apakah hipetermi atau hipotermi
2. Demam dapat menyebabkan kehilangan cairan dalam tubuh
Kolaborasi:
1. Untuk menurunkan demam, pemberian antibiotic untuk mengatasi infeksi bakteri
Implementasi keperawatan
TGL/JAM TINDAKAN NAMA
PERAWA T
08/04/2023
09.00 Melakukan pengkajian (ESAS,FICA, dan Brief Fatigue) 09.05 Memberikan posisi nyaman semi fowler
09.30 Memberi terapi inj. Granon 3 mg iv
09.32 Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diit pasien
09.35 Memberikan makanan pasien (diit yang diberikan diit tinggi karbohidrat dan tinggi protein) dan 11.00 Mengajarkan batuk efektif
12.00 Memberikan terapi nebu Pulmicort 0,5 mg dan combivent 1 respule 12.25 Memberikan terapi inj. Pranza 40 mg iv
12.27 Memberikan terapi Resfar 600 mg iv 13.00 Memberikan makanan pasien
14.05 Memberikan terapi Farmadol 1gr iv
14.07 Melakukan auskultasi dada: masih ada mengi +/+
14.09 Memonitor adanya mual dan muntah: pasien mengatakan mual berkurang, tidak ada muntah 14.45 Melakukan pengukuran TTV: TD: 101/78, HR: 72x/menit, S: 36,8, SpO2: 98 RA, RR: 20x/menit Evaluasi Keperawatan
TGL/JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN EVALUASI KEPERAWATAN NAMA
08/04/23 14.45 Nausea berhubungan dengan terapi
farmakologis S: Pasien mengatakan mual berkurang, tidak ada muntah
O: Makanan tampak habis1/2 porsi, skala nausea ESAS: 6, skala appetite ESAS: 4, terpasang IV line no: 24 cephalica sinistra cairan NaCl 0,9% 500/jam pivas 0, pasien sudah diberikan obat injeksi Granon 3 mg iv jam 09.30, dan Pranza 40 mg iv jam 12.25 A: Nausea teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan proses infeksi
S: Pasien mengatakan masih ada batuk dahak dan bisa melakukan batuk efektif
O: TTV: TTV: TD: 101/78, HR: 72x/menit, S: 36,8, SpO2: 98 RA, RR: 20x/menit, suara nafas mengi +/+, pasien sudah diberikan nebu Pulmicort 0,5 mg dan Combivent 1 respule jam 12.00, obat intravena Resfar 600 mg jam 12.27
A: Bersihan jalan nafas teratasi Sebagian P: Lanjutkan intervensi
Peningkatan suhu tubuh
berhubungan dengan gangguan pengaturan temperatur
S: Pasien mengatakan sudah tidak demam
O: Suhu: 36,8℃, akral hangat, pasien sudah diberikan terapi Farmadol 1gr iv jam 14.05
A: Peningkatan suhu tubuh teratasi P: Lanjutkan intervensi
LAMPIRAN 2 FORMAT ESAS-R (Modifikasi dari Edmonton Symptom Assessment System-Revised version, 2010)
I.Silahkan lingkari nomor yang paling menjelaskan kondisi anda sekarang:
Tidak ada nyeri (pain) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 sangat nyeri Tidak ada kelelahan/kurangnya
energi (tiredness)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 sangat lelah
Tidak merasa mengantuk (drowsiness)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat mengantuk Tidak Mual (Nausea) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat mual Tidak ada penurunan nafsu
makan (appetite)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Penurunan nafsu makan berat
Tidak sesak napas (short of breath)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat sesak napas Tidak depresi/merasa sedih
(depression/feeling sad)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat depresi Tidak cemas (anxiety/feeling
nervous)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat cemas Kondisi kesehatan
secara keseluruhan yang terbaik
(wellbeing: how you feel overall)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kondisi kesehatan buruk
Tidak ada masalah lain:
Batuk dahak dan demam
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kondisi buruk
(tulis apa masalahnya) Nama pasien:
Ny.R
Tanggal/pukul:
08 April 2023 jam 09.00
Diisi oleh (checklist salah satu) [√ ] Pasien
[ ] Keluarga
[ ] Tenaga kesehatan profesional
[ ] pasien/keluarga dengan dibantu yang merawat/perawat (caregiver assisted)
II. Silah
kan tandai dalam gambar ini bagian mana yang anda rasakan nyeri:
FICA ASESSMENTS TOOL (SPIRITUAL ASSESSMENT)
FAITH AND BELIEF (Iman dan Kepercayaan)
1. Apakah anda mempertimbangkan diri anda sebagai seorang yang religius?beragama atau spiritual?
Pasien mengatakan ia adalah orang yang beragama tetapi tidak terlalu religious.
2. Apakah spiritual sesuatu yang penting untuk anda?
Pasien mengatakan penting.
3. Apakah kepercayaan spiritual membantu anda dalam menghadapi stress/wktu yang sulit
Jika pasien berespon tidak, tenaga kesehatan bisa menanyakan “ Apa yang membuat hidup anda bermakna?”. Disaat ini mungkin pasien menjawab keluarga, karir atau hal lainnya.
Pasien mengatakan pada saat menghadapi stress dan waktu yang sulit bisa lebih tennag dengan sholat.
IMPORTANCE (Kepentingan)
1. Apa pentingnya spiritual didalam kehidupan anda?
Pasien mengatakan penting karena agama dapat memberikan petunjuk dalam menghadapi masalah hidup.
2. Apakah spiritual memengaruhi bagaimana anda merawat diri anda sendiri, khususnya kesehatan?
Pasien mengatakan ia mempercayai bahwa dalam agamanya diajarkan untuk pasrah dan tidak menyerah disaat menghadapi penyakit.
3. Apakah spiritual memengaruhi anda dalam pengambilan keputusan dalam kesehatan?
Misal nya terhadap pengobatan, perawatan atau advance care directives
Pasien mengatakan setiap keputusan yang diambil untuk langkah pengobatan sudah didoakan terlebih dahulu.
COMMUNITY (Komunitas)
1. Apakah anda merupakan bagian dari komunitas spiritual? Misalnya gereja, kuil, masjid, atau grup teman yang sepikiran, keluarga, dan juga yoga yang bisa menjadi sistem pendukung untuk beberapa orang (Anda bisa menanyakan apakah hal ini menjadi pendukung untuk anda, bagaimana hal tersebut dapat mendukung pasien?
Pasien mengatakan tidak tergabung dalam kelompok agama tertentu, tetapi dukungan dari suami dan keluarga besar sangat membantu menghadapi situasi sulit.
2. Tanyakan adakah kelompok orang yang anda cinta atau yang penting untuk anda?
Pasien mengatakan suami dan keluarga besar adalah orang yang dicintai dan sangat penting bagi pasien.
ADDRESS OF CARE (Tujuan Perawatan)
1. Bagaimana pasien ingin agar tenaga kesehatan dapat mengatasi masalah-masalah dalam kesehatan pasien?
Pasien mengatakan agar tenaga kesehatan bisa membantu mengatasi keluhan yang dialami sekarang dengan cara perawat bisa datang disaat bel kamarnya berbunyi.
2. Adakah hal yang perlu diubah? Apakah jika konsul kepada chaplain, spiritual director atau konseling dapat membantu?
Pasien mengatakan belum perlu untuk konsul dengan tokoh agama.
BRIEF FATIGUE INVENTORY
Disepanjang kehidupan kita, kebanyakan dari kita memiliki saat/waktu dimana kita merasa sangat capek atau Lelah. Apakah anda merasakan capek atau lelah yang tidak biasa dalam seminggu terakhir? Ya Tidak 1. Silahkan menilai kelelahan anda (kelelahan:weariness/tiredness)
dengan melingkari salah
satu angka yang paling mendeskripsikan kelelahan anda saat ini.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak ada Lelah Lebih buruk
dari yg dibayangkan
2. Silahkan menilai kelelahan anda (kelelahan:weariness/tiredness) dengan melingkari salah
satu angka yang paling mendeskripsikan kelelahan anda yang biasa dalam 24 jam terakhir
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3. Silahkan menilai kelelahan anda (kelelahan:weariness/tiredness) dengan melingkari salah satu angka yang paling mendeskripsikan kelelahan anda yangterburuk dalam 24 jam terakhir
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4. Silahkan lingkari salah satu angka yang paling mendeskripsikan bagaimana selama 24 jam terakhir, kelelahan berpengaruh terhadap:
0: Tidak berpengaruh, 10: sangat berpengaruh A. Aktivitas secara umum
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
B. Mood
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
C. Kemampuan berjalan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 D. Pekerjaan normal (termasuk pekerjaan diluar rumah dan tugas harian)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
E. Hubungan dengan orang lain
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
F. Kenikmatan hidup
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Lampiran 3. Format Medication Log
Komponen Nama Obat (Nama dagang/ paten) Farmadol
Nama Generik Paracetamol
Klasifikasi Obat Antipiretik, analgesic (non opioid)
Komposisi Obat Paracetamol 1 gr
Indikasi Demam, nyeri ringan, nyeri sedang
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/paracetamol?
mtype=generic )
Cara Kerja Obat Farmakodinamik
Enzim siklooksigenase (COX) memiliki beberapa isoform.
Yang paling dikenal adalah COX-1 dan COX-2. Walaupun keduanya memiliki kesamaan karakteristik dan
mengkatalisis reaksi yang sama, terdapat perbedaan efek di antara keduanya.
Enzim COX-1 merupakan enzim yang diekspresikan oleh hampir semua jaringan di tubuh, termasuk platelet, dan memiliki peran dalam produksi prostaglandin yang terlibat dalam proteksi lambung, agregasi platelet, autoregulasi aliran darah renal, dan inisiasi parturisi. Sementara itu, COX-2 berperan penting dalam proses inflamasi dengan mengaktivasi sitokin inflamasi. COX-2 juga banyak diekspresikan di ginjal dan memproduksi prostasiklin yang berperan dalam homeostasis ginjal.
Aktivasi COX-1 dan COX-2 dipengaruhi oleh kadar asam arakidonat. Ketika kadar asam arakidonat rendah, maka prostaglandin akan dibentuk dari terutama dari COX-2, sementara saat kadar asam arakidonat tinggi, prostaglandin akan dibentuk terutama dari COX-1. Kadar asam arakidonat ini juga mempengaruhi kerja paracetamol. Kadar yang rendah memiliki efek poten terhadap paracetamol dan kadar yang tinggi akan menghambat kerja paracetamol.
Paracetamol memiliki efek analgesik dan antipiretik yang setara dengan OAINS. Sebagai analgesik, paracetamol menghambat prostaglandin dengan cara berperan sebagai substrat dalam siklus peroksidase enzim COX-1 dan COX-2 dan menghambat peroksinitrit yang merupakan aktivator enzim COX. Sebagai antipiretik, paracetamol menghambat peningkatan konsentrasi prostaglandin di sistem saraf pusat dan cairan serebrospinal yang disebabkan oleh pirogen.
Efek klinis paracetamol dapat terlihat dalam satu jam setelah pemberian. Dalam beberapa studi ditemukan bahwa paracetamol dapat menurunkan suhu sebesar 1oC setelah satu jam pemberian.
Paracetamol tidak seefektif OAINS dalam meredakan nyeri pada arthritis akut karena tidak dapat menurunkan kadar prostaglandin di cairan sinovial. Dibandingkan dengan OAINS, paracetamol memiliki efek samping ke sistem gastrointestinal yang lebih rendah. Oleh karena itu
paracetamol dapat digunakan untuk mengurangi nyeri pada pasien dengan riwayat ulkus peptikum.
Farmakokinetik
Farmakokinetik paracetamol cukup baik dengan
bioavailabilitas yang tinggi.
1. Absorpsi
Paracetamol diabsorbsi dengan baik di usus halus melalui transport pasif pada pemberian oral. Pemberian dengan makanan akan sedikit memperlambat absorpsi paracetamol.
Pada pemberian melalui rektum, terdapat variasi
konsentrasi puncak di plasma dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai konsentrasi puncak di plasma lebih lama.
2. Distribusi
Setelah pemberian oral, konsentrasi puncak pada plasma akan dicapai dalam waktu 10 – 60 menit pada tablet biasa dan 60 – 120 menit untuk tablet lepas-lambat. Konsentrasi rata-rata di plasma adalah 2,1 μg/mL dalam 6 jam dan kadarnya hanya dideteksi dalam jumlah kecil setelah 8 jam.
Paracetamol memiliki waktu paruh 1 – 3 jam.
Paracetamol memiliki bioavailabilitas yang tinggi. Sekitar 25% paracetamol dalam darah diikat oleh protein. [2]
3. Metabolisme
Metabolisme paracetamol terutama berada di hati melalui proses glukoronidasi dan sulfasi menjadi konjugat non toksik. Sebagian kecil paracetamol juga dioksidasi melalui enzim sitokrom P450 menjadi metabolit toksik berupa N- acetyl-p-benzo-quinone imine (NAPQI). [6]
Pada kondisi normal, NAPQI akan dikonjugasi oleh glutation menjadi sistein dan konjugat asam merkapturat.
Ketika diberikan dosis dalam jumlah yang besar atau terdapat defisiensi glutation, maka NAPQI tidak dapat terdetoksifikasi dan menyebabkan nekrosis hepar akut.
4. Eliminasi
Sekitar 85% paracetamol diekskresi dalam bentuk
terkonjugasi dan bebas melalui urin dalam waktu 24 jam.
Pada paracetamol oral, ekskresi melalui renal berlangsung dalam laju 0,16 – 0,2 mL/menit/kg. Eliminasi ini akan berkurang pada individu berusia > 65 tahun atau dengan gangguan ginjal.
Selain ginjal, sekitar 2,6% akan diekskresikan melalui bilier. Paracetamol juga dapat diekskresikan dengan hemodialisa.
(https://www.alomedika.com/obat/analgesik/analgesik-non- narkotik-antipiretik/paracetamol/farmakologi )
Cara Pemberian Intravena, oral dan supositoria
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/paracetamol?
mtype=generic ) Waktu paruh (half-life) & waktu
puncak (peak-level) obat Tidak ada
Dosis rekomendasi
1. Intravena:
Dewasa:
untuk terapi jangka pendek: BB Pasien >33-50 kg: maksimal 60 mg/kg (tidak lebih dari 3000 mg) sehari. Pasien dengan BB >50 kg: 1000 mg, maksimal 4000 mg sehari. Dosis diberikan setidaknya 4 jam sekali melalui infus selama 15 menit.
Rekomendasi dosis bisa bervariasi di setaip negara dan produk individual (merujuk pada petunjuk detail produk)
Anak-anak:
Untuk bayi dan anak dengan BB ≤10 kg: 7,5 mg/kg (maks: 30 mg/kg sehari)
Untuk BB >10-33 kg: 15 mg/kg (maks. 60mg/kg tidak lebih dari 2 gram sehari)
Untuk bb>33-50 kg: 15 mg/kg(maks 60 mg/kg tidak lebih dari 3 gram sehari)
BB >50 kg: sama dengan dosis dewasa 2. Oral
Demam (pyrexia) paska imunisasi
Anak: 2-4 bulan : 60 mg dosis tunggal. Bisa diberikan dosis kedua setelah 4-6 jam bila perlu. Maks 4 dosis sehari.
Demam, nyeri ringan dan nyeri sedang
Dewasa: 500-1000 mg selama 4-6 jam bila perlu. Maks 4000 mg sehari.
Anak:
Usia 3-6 bulan: 60 mg, usia 6-23 bulan: 120 mg, usia 2-3 tahun:
180 mg, usia 4-5 tahun: 240 mg, usia 6-7 tahun: 240-250 mg:
usia 8-9 tahun: 360-375mg, usia 10-11 tahun: 480-500 mg, usia 12-15: 480-750 mg, 16-17 tahun : 500-1000mg. Dosis diberikan setiap 4-6 jam bila perlu. Maks 4 dosis sehari.
3. Supositoria Demam, nyeri ringan-sedang
Dewasa: 500-1000 mg setiap 4-6 jam. Maks 4 dosis sehari Anak:
Usia 3-11 bulan:60-125 mg, usia 1-4 tahun: 125-250 mg, usia 5- 11 tahun: 250-500 mg, 12-17 tahun: 500mg. Dosis diberikan setiap 4-6 jam bila perlu
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/paracetamol?
mtype=generic )
Kontra Indikasi Gangguaan hepar yang parah dan penyakit liver aktif (IV) https://www.mims.com/indonesia/drug/info/paracetamol?
mtype=generic Hal yang harus diperhatikan/ dikaji
oleh perawat terkait interaksi obat
& efek samping obat
(Adakah interaksi obat: (0.5) (secara teori) 1. Dengan obat lain
Mengurangi laju abrsorbsi dengan colestyramine. Meningkatkan
penyerapan dengan metoclopramide dan domperidone.
Penggunaan parasetamol yang lama meningkatkan efek antikoagulan (warfarin), sehingga menyebabkan perdarahan.
Penggunaan yang dilakukan dengan obat lain dapat berpotensi menimbulkan keracunan hepar atau merangsang enzim
microsomal (barbiturates) yang dapat meningkatkan keracunan paracetamol.
2. Dengan makanan
Laju absorbs akan berkurang jika diiringi dengan pemberian makan.
3. Dengan hasil lab
Dapat menyebabkan positive palsu pada hasil urin 5- hydroxyindoleacetic acid.
4. Alkohol dan rokok
Dapat meningkatkan resiko keracunan hepar jika diberikan dengan alkohol
Efek samping pada paracetamol dapat dikelompokkan berdasarkan sistem organ. Efek samping yang sering ditemukan adalah gangguan pada hepar. Hal ini ditemukan pada 1 – 10% penggunaan paracetamol. Pada sistem gastrointestinal, mual dan muntah dapat ditemukan sampai 15%. Efek samping lain seperti nyeri perut, diare,
konstipasi, dispepsia juga dapat ditemukan.
Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut : Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut :monitoring mual dan muntah (frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan. Dan lapor DPJP terkait adanya alergi obat.
Perhatian khusus terkait obat/
Indeks Keamanan Kehamilan
PO/Rectal: B; IV/Parenteral: C
Perhatian khusus: deficit G6PD, alkoholik kronik atau malnutrisi, pasien dehidrasi: hipokalemia yang parah (IV), gangguan ginjal dan hepar, anak-anak, dan ibu hamil Alasan pemberian pada pasien Karena pasien mengalami demam akibat proses infeksi.
Komponen Nama Obat (Nama dagang/ paten) Granon
Nama Generik Granisetron
Klasifikasi Obat Antiemetik
Komposisi Obat Granisetron 3 mg
Indikasi - Pengobatan dan profilaksis untuk pasien mual muntah paska operasi
- Profilaksis untuk pasien dengan terapi radiasi - Mual dan muntah terakit dengan kemoterapi kanker
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/granisetron?
mtype=generic )
Cara Kerja Obat
Aksi farmakologi
Antiemetik. Selective serotonin 5HT3-reseptor. Meredakan muntah, terjadi di eksitasi sistem saraf parasimpatis karena pelepasan sel serotonin enterochromaffin.
Farmakokinetik
Setelah di / dalam dosis 20 ug / kg atau 40 mg / kg berarti C.max plasma adalah masing-masing 13.7 mg / l 42.8 ug / l.
Protein plasma mengikat – 65%.
Cepat dimetabolisme oleh demethylation dan oksidasi.
T1/2 aku s 3.1-5.9 tidak. Pada pasien kanker T1/2 meningkat menjadi 10-12 tidak. Diekskresikan dalam urin dan feses terutama sebagai konjugat; 8-15% Ini ditemukan dalam urin dalam bentuk yang tidak dimodifikasi.
(https://omedicine.info/id/granisetron.html )
Cara Pemberian Intravena, oral dan transdermal
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/granisetron?
mtype=generic ) Waktu paruh (half-life) & waktu
puncak (peak-level) obat Tidak ada Dosis rekomendasi
Granisetron suntik
Kondisi: Mual dan muntah akibat kemoterapi
Dewasa: 1–3 mg, diberikan melalui infus selama 5 menit, atau disuntikkan langsung ke dalam pembuluh darah selama 30 detik. Obat diberikan 5 menit sebelum kemoterapi. Dosis selanjutnya dapat diberikan dengan jarak waktu 10 menit jika memang Dosis maksimal 9 mg per hari.
Anak usia 2–16 tahun: 10–40 mcg/kgBB, diberikan melalui infus selama 5 menit, diberikan sebelum kemoterapi dimulai. Maksimal dosis 3.000 mcg. Dosis tambahan dapat diberikan dalam waktu 24 jam, minimal 10 menit sesudah dosis pertama.
Kondisi: Mual dan muntah akibat efek samping radioterapi
Dewasa: 1–3 mg, diberikan melalui infus selama 5 menit, atau disuntikkan langsung ke dalam pembuluh darah selama 30 detik. Obat diberikan 5 menit sebelum kemoterapi dimulai. Dosis selanjutnya dapat diberikan dengan jarak waktu 10 menit, jika memang Dosis maksimal 9 mg per hari.
Kondisi: Mual dan muntah pascaoperasi
Dewasa: 1 mg, disuntikkan ke dalam pembuluh darah selama 30 detik, diberikan sebelum anastesi. Pemberian obat dapat diulang sampai dengan maksimal 3 mg dalam waktu 24 jam.
Granisetron Tablet
Kondisi: Mual dan muntah akibat efek samping kemoterapi
Dewasa: 1–2 mg, diberikan 1 jam sebelum kemoterapi dimulai. Kemudian, 2 mg per hari, diberikan sebagai dosis tunggal atau dalam 2 kali pemberian, selama 1 minggu setelah kemoterapi. Dosis maksimal 9 mg per hari.
Kondisi: Mual dan muntah akibat radioterapi
Dewasa: 2 mg, 1 kali sehari, diberikan dalam waktu 1 jam setelah radioterapi.
(https://www.alodokter.com/granisetron )
Kontra Indikasi
Hindari penggunaan Granisetron pada pasien yang memiliki indikasi alergi terhadap Granisetron.
(https://www.klikdokter.com/obat/obat-kemoterapi/granisetron ) Hal yang harus diperhatikan/ dikaji
oleh perawat terkait interaksi obat
& efek samping obat
(Adakah interaksi obat: (0.5) (secara teori) 1. Dengan obat lain
Peningkatan kerja obat granisetron jika digunakan bersama phenobarbital
Peningkatan risiko terjadinya sindrom serotonin jika digunakan bersama dengan lithium, Jhon’s wort, sumatriptan, obat antidepresan, atau obat golongan opioid, seperti tramadol
Peningkatan risiko terjadinya aritmia jika digunakan bersama quinidine, amisulpride, atau amiodarone
Sejumlah efek samping yang mungkin timbul setelah menggunakan granisetron adalah sakit kepala, lemas, sakit perut, sembelit, diare, demam ringan atau tidak enak badan, insomnia, dan nyeri atau iritasi di area suntikan.
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping di atas tak kunjung reda atau justru memburuk. Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:
Pusing yang sangat berat atau pingsan
Jantung berdebar atau nyeri dada
Sindrom serotonin yang bisa ditandai dengan gejala tertentu, seperti gelisah, bingung, tubuh gemetar, kaku otot, halusinasi, atau mual, muntah, dan diare yang berat Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut : Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut :monitoring mual dan muntah (frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan. Dan lapor DPJP terkait adanya alergi obat.
Perhatian khusus terkait obat/
Indeks Keamanan Kehamilan
IV/Parenteral/PO/SC/Transdermal: B
Perhatian khusus: Pasien dengan komorbit jantung, atau sedang menjalani kemoterapi dan/atau/tanpa diiringi gangguan elektrolit.
Dapat menutupi ileus profresif dan/tanpa distensi gaster. Anak- anak , ibu hamil dan menyusui
Alasan pemberian pada pasien
Pasien mengalami mual dan muntah.
Komponen Nama Obat (Nama dagang/ paten) Pranza
Nama Generik Pantoprazole
Klasifikasi Obat Antacids, antireflux agents, antiulcerants
Komposisi Obat Pantoprazole 40 mg
Indikasi Pantoprazole adalah obat untuk mencegah luka yang dipicu OAINS, serta mengatasi tukak lambung, sindrom Zollinger- Ellison, maupun GERD.
Cara Kerja Obat
Farmakologi pantoprazole adalah sebagai penghambat pompa proton. Obat ini terakumulasi dalam kompartemen asam sel parietal dan diubah menjadi bentuk aktif, sulfanilamide, yang mengikat hidrogen-kalium-ATP-ase pada permukaan sekresi sel parietal gaster. Penghambatan tersebut menghalangi langkah
terakhir produksi asam lambung, yang menyebabkan penghambatan sekresi asam basal dan terstimulasi.
Farmakodinamik
Pantoprazole adalah salah satu obat golongan penghambat pompa proton (PPI). PPI bekerja secara selektif dengan menghambat enzim hidrogen-kalium adenosine trofosfatase (H+/K+-ATPase) pada sel parietal di lambung. Di dalam sel parietal, enzim ini berperan dalam proses sekresi asam lambung.
(https://www.alomedika.com/obat/obat-untuk-saluran- cerna/antasida-dan-
antiulkus/pantoprazole/farmakologi#:~:text=Farmakodinamik
%20Pantoprazole%20adalah%20salah%20satu%20obat
%20golongan%20penghambat,enzim%20ini%20berperan
%20dalam%20proses%20sekresi%20asam%20lambung. )
Cara Pemberian Oral dan intravena
Waktu paruh (half-life) & waktu
puncak (peak-level) obat Tidak ada
Dosis rekomendasi Bentuk obat minum
Kondisi: gastroesophageal reflux disease (GERD)
Dewasa: 20–40 mg, 1 kali sehari selama 4 minggu. Jika perlu, pengobatan dapat diperpanjang menjadi 8 minggu. Dosis pemeliharaan 20–40 mg per hari.
Anak-anak usia 5 tahun dengan berat badan 15–40 kg: 20 mg, 1 kali sehari selama maksimal 8 minggu.
Anak-anak usai 5 tahun dengan berat badan >40 kg: 40 mg, 1 kali sehari selama maksimal 8 minggu.
Kondisi: pencegahan tukak lambung akibat konsumsi obat golongan NSAID
Dewasa: 20 mg, 1 kali sehari.
Kondisi: tukak lambung atau ulkus duodenum
Dewasa: 40 mg, 1 kali sehari. Jika perlu dosis dapat ditingkatkan hingga 80 mg. Jika pasien menderita ulkus duodenum,
pengobatan dilakukan selama 2–4 minggu. Sedangkan untuk tukak lambung, lama pengobatannya adalah 4–8 minggu.
Kondisi: Sindrom Zollinger-Ellison
Dewasa: 40 mg, 2 kali sehari. Jika perlu, dosis dapat ditingkatkan hingga 240 mg per hari. Jika dosis harian lebih dari 80 mg, sebaiknya dosis dibagi ke dalam 2 jadwal konsumsi.
Kondisi: infeksi Helicobacter pylori
Dewasa: 40 mg, 2 kali sehari selama 7 hari. Pengobatan ini dikombinasikan dengan antibiotik clarithromycin, amoxicillin, atau metronidazole.
Bentuk suntik
Kondisi: gastroesophageal reflux disease (GERD) dan tukak lambung
Dewasa: 40 mg per hari dengan suntikan IV lambat atau infus jangka pendek selama 2–15 menit.
Kondisi: sindrom Zollinger-Ellison
Dewasa: 80 mg, 1–2 kali sehari dengan suntikan IV lambat atau infus jangka pendek selama 2–15 menit.
(https://www.alodokter.com/pantoprazole ) Kontra Indikasi
Penggunaan yang bersamaan dengan atazanavir dan rilpivirine.(
https://www.klikdokter.com/obat/obat-gangguan- pencernaan/pantoprazole )
Hal yang harus diperhatikan/ dikaji oleh perawat terkait interaksi obat
& efek samping obat
Interaksi Pantoprazole dengan Obat Lain
Interaksi antarobat yang dapat terjadi jika pantoprazole digunakan bersamaan dengan obat-obatan lain adalah:
Penurunan efekivitas rilpivirine atau atazanavir
Peningkatan risiko terjadinya efek samping digoxin terhadap jantung
Peningkatan risiko terjadinya penurunan kadar magnesium dalam darah (hipomagnesemia) jika digunakan dengan obat diuretik Peningkatan risiko terjadinya memar-memar dan perdarahan jika digunakan dengan warfarin
Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari methotrexate Penurunan efek terapi obat clopidogrel
Penurunan penyerapan dan efektivitas ketoconazole atau itraconazole untuk mengatasi infeksi jamur
Efek samping:
Efek samping yang mungkin muncul setelah menggunakan pantoprazole antara lain:
Sakit kepala atau pusing Perut kembung
Mual atau muntah Sakit perut Nyeri sendi Diare
Demam, ruam, atau pilek (biasanya pada anak) Bengkak di tempat suntikan
(https://www.alodokter.com/pantoprazole )
Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut : Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut :monitoring mual dan muntah (frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan. Dan lapor DPJP terkait adanya alergi obat.
Perhatian khusus terkait obat/
Indeks Keamanan Kehamilan
Kategori C Perhatian khusus:
Pasien dengan tumor gaster, beresiko terhadap pasien dengan kekurangan absorbs vitamin B12 dan pasien osteoporosis.
Gangguan hepar. Ibu hamil dan menyusui.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/pantoprazole?
mtype=generic ) Alasan pemberian pada pasien
Untuk mencegah tidak terjadi perlukaan area gaster.
Komponen Nama Obat (Nama dagang/ paten) Combivent
Nama Generik Ipratropium bromide + salbutamol
Klasifikasi Obat Bronkodilator
Komposisi Obat Ipratropium bromide 0.5 mg Salbutamol sulphate 3.01 mg
Indikasi Meredakan keluhan dan mencegah munculnya gejala akibat penyempitan saluran pernapasan pada penderita PPOK dan asma
Cara Kerja Obat
Secara farmakologi, ipratropium bromida menyebabkan efek bronkodilatasi lokal tanpa efek sistemik. Ipratropium bromida tidak mengganggu bersihan mukosiliar pada saluran napas maupun volume dan viskositas dari sekresi saluran napas.
Farmakodinamik
Ipratropium bromida menyebabkan efek bronkodilatasi yang bersifat lokal, spesifik, dan tidak memberikan efek sistemik.
Dalam suatu uji yang bertujuan untuk melihat seberapa jauh ipratropium bromida dapat melawan bronkospasme yang
diprovokasi, didapatkan kesimpulan bahwa obat ini secara efektif mampu melawan agen kolinergik, memberikan sedikit proteksi terhadap agen serotonin atau histamin, serta memberikan proteksi moderat terhadap propranolol dan beberapa alergen.
(https://www.alomedika.com/obat/obat-untuk-saluran-
napas/obat-untuk-penyakit-paru-obstruksi-kronis/ipratropium- bromida/farmakologi )s
Cara Pemberian
Combivent diberikan melalui nebulizer yang akan mengubah cairan Combivent menjadi uap. Penghirupan uap disarankan menggunakan mouthpiece untuk menghindari paparan uap Combivent pada mata.
(https://www.alodokter.com/combivent ) Waktu paruh (half-life) & waktu
puncak (peak-level) obat Tidak ada
Dosis rekomendasi
Dosis dan Aturan Pakai Combivent
Berikut adalah dosis umum Combivent untuk mengatasi serangan asma atau penyempitan saluran pernapasan akibat PPOK:
Dosis awal: 1 unit dose vial (UDV). Dosis bisa ditingkatkan menjadi 2 UDV jika gejala belum membaik dengan 1 UDV.
Dosis perawatan: 1 UDV, 3–4 kali sehari.
(https://www.alodokter.com/combivent )
Kontra Indikasi
Hindari konsumsi Combivent apabila Anda:
Pasien dengan kardiomiopati obstruktif hipertrofik atau takiaritmia
Hipersensitivitas pada kandungan Combivent (https://www.klikdokter.com/obat/obat-asma-dan-gangguan- pernapasan/combivent )
Hal yang harus diperhatikan/ dikaji oleh perawat terkait interaksi obat
& efek samping obat
Interaksi Combivent dan Obat Lainnya
Efek interaksi yang mungkin muncul jika Combivent digunakan bersamaan dengan obat-obatan tertentu adalah:
Peningkatan risiko terjadinya hipokalemia jika digunakan dengan obat golongan xanthine, seperti aminofilin dan teofilin; kortikosteroid; dan obat diuretik
Penurunan efektivitas Combivent jika digunakan bersama obat penghambat beta
Peningkatan efek samping pada jantung jika digunakan bersama obat bius.
Peningkatan keparahan efek samping jika digunakan bersama obat golongan agonis beta, obat golongan xanthine, serta obat antikolinergik sistemik
Efek Samping dan Bahaya Combivent
Efek samping yang mungkin timbul akibat penggunaan Combivent adalah:
Sakit kepala
Pusing atau sakit kepala
Mulut atau tenggorokan kering
Batuk
Mual atau muntah
Diare
Sembelit
(https://www.alodokter.com/combivent )
Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut : Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut :monitoring mual dan muntah (frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan. Dan lapor DPJP terkait adanya alergi obat.
Perhatian khusus terkait obat/
Indeks Keamanan Kehamilan
Kategori C
Perhatian khusus: pasien dengan hipersentivitas
Alasan pemberian pada pasien Pasien memiliki Riwayat asma dan dari hasil pemeriksaan fisik suara nafas mengi
Komponen Nama Obat (Nama dagang/ paten) Meropenem
Nama Generik Meropenem
Klasifikasi Obat Antibiotik
Komposisi Obat Meropenem 1 9r
Indikasi Mengatasi infeksi bakteri
Cara Kerja Obat
Farmakologi meropenem sebagai antibakteri spektrum luas yang dapat melawan bakteri Gram negatif, positif, maupun anaerob. Meropenem bekerja dengan cara menghambat sintesis dari dinding sel bakteri.
Farmakodinamik
Meropenem memiliki aktivitas bakterisidal yang dihasilkan dari penghambatan sintesis dinding sel. Meropenem dapat dengan mudah menembus dinding sel dari sebagian besar bakteri Gram positif dan Gram negatif untuk mencapai target penicillin-binding-protein (PBP).
(https://www.alomedika.com/obat/antiinfeksi/antibakteri/m eropenem/farmakologi )
Cara Pemberian Meropenem suntik akan diberikan langsung oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter melalui pembuluh darah vena (intravena/IV). Umumnya, pemberian obat ini
dilakukan tiap 8 jam.
Waktu paruh (half-life) & waktu
puncak (peak-level) obat Tidak ada
Dosis rekomendasi
Dosis dan Aturan Pakai Meropenem
Meropenem akan disuntikkan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter melalui pembuluh darah vena
(intravena/IV). Dosis meropenem yang diberikan tergantung pada kondisi yang ingin ditangani dan usia pasien. Berikut ini adalah penjelasannya:
Kondisi: Infeksi saluran pernapasan bagian bawah
Dewasa: 2.000 mg, tiap 8 jam, diberikan melalui suntikan infus selama 15–30 menit.
Anak usia ≥3 bulan: 40 mg/kgBB, tiap 8 jam, diberikan melalui suntikan infus selama 15–30 menit.
Kondisi: Infeksi bakteri gram-positif atau gram-negatif
Dewasa: 500–1.000 mg, tiap 8 jam, diberikan melalui suntikan infus selama 15–30 menit.
Anak usia ≥3 bulan: 10–20 mg/kgBB, tiap 8 jam, diberikan melalui suntikan infus selama 15–30 menit.
Kondisi: Meningitis
Dewasa: 2.000 mg, tiap 8 jam, diberikan melalui suntikan infus selama 15–30 menit.
Anak usia ≥3 bulan: 40 mg/kgBB, tiap 8 jam, diberikan melalui suntikan infus selama 15–30 menit.
Kondisi: Infeksi kulit yang berat
Dewasa: 500 mg, tiap 8 jam. Dosis maksimal 2.000 mg.
Anak usia ≥3 bulan: 10 mg/kgB, tiap 8 jam. Dosis maksimal 500 mg.
(https://www.alodokter.com/meropenem )
Kontra Indikasi
Hipersentivitas terhadap meropenem atau dengan carbapenem lain. Pasien dengan Riwayat alergi terhadap β-lactams (e.g.
penicillins, cephalosporins).
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/meropenem?
mtype=generic ) Hal yang harus diperhatikan/ dikaji
oleh perawat terkait interaksi obat
& efek samping obat
Interaksi Meropenem dengan Obat Lain
Berikut ini adalah sejumlah efek interaksi yang dapat terjadi jika meropenem digunakan bersamaan dengan obat lain:
Peningkatan kadar meropenem dalam darah jika digunakan dengan probenecid
Penurunan kadar asam valproat, sehingga meningkatkan risiko terjadinya kejang
Peningkatan efek antikoagulan dari warfarin
Penurunan efektivitas vaksin hidup, seperti vaksin tifoid Efek Samping dan Bahaya Meropenem
Efek samping yang dapat timbul setelah menggunakan meropenem antara lain:
Sakit kepala
Konstipasi
Mati rasa atau kesemutan
Mual dan muntah
Diare
Sakit perut
Nyeri, kemerahan, atau bengkak di area suntikan
Sulit tidur
(https://www.alodokter.com/meropenem )
Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut : Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut :monitoring mual dan muntah (frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan. Dan lapor DPJP terkait adanya alergi obat.
Perhatian khusus terkait obat/
Indeks Keamanan Kehamilan
Kategori B
Perhatian khusus: Pasien dengan CNS disorder (e.g. brain lesions, history of seizures). Gangguan ginjal dan hepar. Anak- anak. Ibu hamil dan menyusui.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/meropenem?
mtype=generic )
Alasan pemberian pada pasien Karena pasien mengalami infeksi bakteri
Komponen Nama Obat (Nama dagang/ paten) Resfar
Nama Generik Acetylsysteine
Klasifikasi Obat Obat Mukolitik (pengencer dahak)
Komposisi Obat Acetylsysteine 5000 mg
Indikasi Mengencerkan dahak dan mengobati keracunan paracetamol Cara Kerja Obat
Farmakologi acetylcysteine atau asetilsistein antidot adalah bertindak sebagai hepatoprotektor pada kondisi keracunan paracetamol. Acetylcysteine antidot dapat bekerja efektif untuk mencegah kerusakan hati akibat keracunan
paracetamol bila diberikan segera dalam 8‒10 jam pertama.
Farmakodinamik
Acetylcysteine antidot bekerja sebagai hepatoprotektor dengan cara memperbanyak glutation pada hati, bekerja sebagai pengganti glutation dan meningkatkan konjugasi sulfat non toksik dari paracetamol. L-sistein merupakan prekursor antioksidan enzim glutation. Sekitar 4% fraksi metabolit dari paracetamol dimetabolisme di hati oleh isoenzim CYP2E1 dan sitokrom P450 (CYP) menjadi N- acetyl-p-benzoquinoneimine (NAPQI) yang merupakan zat yang toksik untuk hepar.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/acetylcysteine )
Cara Pemberian Oral dan intravena
Waktu paruh (half-life) & waktu
puncak (peak-level) obat Tidak ada
Dosis rekomendasi
Dosis dan Aturan Pakai Acetylcysteine
Dokter akan memberikan dosis dan menentukan lama pengobatan acetylcysteine sesuai kondisi dan usia pasien. Berikut adalah pembagian dosis acetylcysteine berdasarkan bentuk obatnya:
Bentuk tablet effervescent, kapsul, sirop kering, dan granul Tujuan: Meringankan batuk berdahak
Dewasa dan anak usia >6 tahun:
Kapsul, sirop kering, atau granul: 200 mg 2–3 kali sehari Tablet effervescent: 600 mg sekali sehari.
Anak-anak usia 2–6 tahun: 100 mg, 2–4 kali sehari.
Tujuan: Mengatasi keracunan paracetamol Dewasa:
Tablet effervescent: Dosis awal 140 mg/kgBB, kemudian dilanjutkan dengan 70 mg/kgBB, tiap 4 jam, sebanyak 17 kali.
Bentuk infus
Acetylcysteine infus digunakan untuk mengatasi keracunan paracetamol. Dosis akan ditentukan oleh dokter berdasarkan berat badan dan kondisi pasien. Acetylcysteine infus hanya dapat diberikan di rumah sakit oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter.
(https://www.alodokter.com/acetylcysteine )
Kontra Indikasi Penggunaan obat mukolitik oral: anak-anak dibawah 2 tahun.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/acetylcysteine ) Hal yang harus diperhatikan/ dikaji Interaksi Acetylcysteine dengan Obat Lain
oleh perawat terkait interaksi obat
& efek samping obat
Ada beberapa efek interaksi obat yang dapat terjadi jika
acetylcysteine digunakan bersama obat-obatan lain, di antaranya:
Peningkatan risiko terjadinya penumpukan dahak jika digunakan dengan obat antitusif, seperti codeine
Penurunan efek obat acetylcysteine jika digunakan bersamaan dengan arang aktif
Peningkatan risiko terjadinya perdarahan dan tekanan darah rendah jika digunakan dengan nitrogliserin.
Efek Samping dan Bahaya Acetylcysteine
Efek samping yang mungkin timbul setelah menggunakan acetylcysteine adalah:
Mual
Muntah
Sakit maag
Demam
Ruam kulit
(https://www.alodokter.com/acetylcysteine )
Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut : Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut :monitoring mual dan muntah (frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan. Dan lapor DPJP terkait adanya alergi obat.
Perhatian khusus terkait obat/
Indeks Keamanan Kehamilan
Kategori B
Perhatian khusus: Pasien dengan asma, riwayat bronchospasme, atopi; refleks batuk yang menurun (contoh.frail patient), pasien yang rentan dengan perdarahan gastrointestinal [e.g. varises esofagus, tukak lambung] (oral). Pasien dengan Batasan cairan atau pasien dengan berat badan ≤40 kg (IV).
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/acetylcysteine ) Alasan pemberian pada pasien Karena pasien mempunyai keluhan batuk berdahak
Komponen Nama Obat (Nama dagang/ paten) Pulmicort
Nama Generik Pulmicort
Klasifikasi Obat Antiasma dan preparasi PPOK
Komposisi Obat budesonide 0.25 mg/ml; budesonide 0.5 mg/ml
(https://www.klikdokter.com/obat/obat-asma-dan-gangguan- pernapasan/pulmicort )
Indikasi
Kegunaan Pulmicort adalah untuk mengontrol asma pada penderita asma bronkial. (https://www.klikdokter.com/obat/obat- asma-dan-gangguan-pernapasan/pulmicort )
Cara Kerja Obat
Farmakologi budesonide adalah agonis reseptor
glukokortikoid dan antiinflamasi pada tata laksana asthma dan inflammatory bowel disease. Budesonide mampu mengurangi vasodilatasi dan permeabilitas kapiler, serta mengurangi migrasi leukosit ke tempat inflamasi.
Farmakodinamik
Budesonide adalah kortikosteroid yang memiliki aktivitas glukokortikoid poten dan mineralokortikoid lemah.
Budesonide berikatan dengan reseptor glukokortikoid dengan afinitas lebih tinggi dibanding kortisol dan prednisolon.
(https://www.alomedika.com/obat/obat-untuk-saluran- napas/antiasthma-dan-
bronkodilator/budesonide/farmakologi )
Cara Pemberian Turbuhaler dan respules (https://www.klikdokter.com/obat/obat- asma-dan-gangguan-pernapasan/pulmicort )
Waktu paruh (half-life) & waktu
puncak (peak-level) obat Tidak ada Dosis rekomendasi
Dosis dan Aturan Pakai
Dosis Pulmicort dapat bervariasi, tergantung beratnya gejala pasien. Konsultasikan kepada dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan obat ini.
Tujuan: asma, terapi pemeliharaan dan pereda Bentuk: turbuhaler
Dewasa: dosis 200 - 1200 mcg per hari terbagi dalam 2 - 4 dosis Dosis pemeliharaan: diberikan 2 kali sehari pada pagi dan malam dengan dosis 200 - 400 mcg
Tujuan: asma, terapi pemeliharaan dan pereda Bentuk: respules
Dewasa dan remaja >12 tahun: dosis 1 - 2 mg diberikan 2 kali sehari (pagi dan malam). Dosis pemeliharaan 0.5 - 1 mg diberikan 2 kali sehari
Anak 3 bulan-12 tahun: dosis 0.5 - 1 mg diberikan 2 kali sehari.
Dosis pemeliharaan 0.25 – 0.5 mg yang diberikan 2 kali sehari.
(https://www.klikdokter.com/obat/obat-asma-dan-gangguan- pernapasan/pulmicort )
Kontra Indikasi
Pulmicort dikontraindikasikan pada pasien yang hipersensitif pada kandungan budesonide.
(https://www.klikdokter.com/obat/obat-asma-dan-gangguan- pernapasan/pulmicort )
Hal yang harus diperhatikan/ dikaji oleh perawat terkait interaksi obat
& efek samping obat
Interaksi Obat
Beberapa obat yang diberikan bersamaan dengan Pulmicort dapat menurunkan efektivitas atau meningkatkan toksisitas, seperti:
Mengurangi efek obat bila digunakan bersama:
Barbiturat Carbamazepine Phenytoin Griseofulvin Rifampicin Efavirenz
Meningkatkan toksisitas apabila diberikan bersama:
Cyclophosphamide
Cyclosporine
Diltiazem
Fluconazole
Itraconazole
Ketoconazole
Makrolid
Miconazole
Nefazodone
Nicardipine
Verapamil
Ritonavir
Indinavir
Daftar di atas mungkin tidak memuat semua obat yang berinteraksi dengan Pulmicort.
(https://www.klikdokter.com/obat/obat-asma-dan-gangguan- pernapasan/pulmicort )
Efek Samping
Berikut efek samping Pulmicort yang bisa saja timbul, yaitu:
Suara serak
Infeksi kandidiasis pada rongga mulut
Bronkospasme
Osteoporosis
Glaukoma
Ansietas
Depresi
Gangguan tidur
(https://www.klikdokter.com/obat/obat-asma-dan-gangguan- pernapasan/pulmicort )
Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut : Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut :monitoring tanda-tanda vital. Dan lapor
DPJP terkait adanya alergi obat.
Perhatian khusus terkait obat/
Indeks Keamanan Kehamilan
Inhalation/Respiratory/Nasal: B Perhatian khusus:
Pasien dengan diabetes mellitus, myasthenia gravis, penyakit thyroid, PPOK, penyakit kardiovaskular (e.g. CHF, hipertensi, acute MI), penyakit gastrointestinal (e.g. diverticulitis, fresh intestinal anastomoses, tukak lambung aktif atau laten), infeksi (e.g. oral, nasal atau ocular herpes simplex, active atau quiescent TB, penyakit jamur, bakteri, virus sistemik atau infeksi parasit), katarak, glaucoma, gangguan kejang, dan gangguan afektif (e.g.
manic-depressive illness, previous steroid-induced psychosis);
pasien yang beresiko besar dengan kondisi penurunan mineral tulang (e.g. imobilisasi yang lama, osteoporosis, postmenopausal status, merokok, nutrisi yang buruk); pasien tindakan operasi hidung atau trauma. Gangguan ginjal dan hepar. Anak-anak. Ibu hamil dan menyusui.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/budesonide?
mtype=generic )
Alasan pemberian pada pasien Karena pasien memiliki Riwayat asma.
Komponen Nama Obat (Nama dagang/ paten) Cetirizine
Nama Generik Cetirizine
Klasifikasi Obat Antihistamin
Komposisi Obat Cetirizine Hcl 10 mg
Indikasi Meredakan gejala alergi
Cara Kerja Obat
Farmakologi
Peran penting dari farmakologi cetirizine, atau yang juga dikenal sebagai setirizin, adalah mekanisme kerja dengan selektivitas tinggi terhadap reseptor histamin H1 di sel-sel efektor pada traktus gastrointestinal, pembuluh darah dan traktus respiratorius.
Farmakodinamik
Mekanisme kerja obat cetirizine pada konstriksi otot polos
seperti pada kondisi spasme bronkus akibat reaksi alergi, adalah dengan menginhibisi efek histamin pada otot polos tersebut. Kerja obat terhadap terjadinya vasokonstriktor histamin adalah dengan memberikan efek vasodilator dengan cara mengaktivasi reseptor H1 pada sel-sel endotelial.
(https://www.alomedika.com/obat/antialergi-dan-obat- untuk-anafilaksis/antialergi/cetirizine/farmakologi ) Cara Pemberian Oral, obat tetes mata, dan intravena
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/cetirizine?
mtype=generic ) Waktu paruh (half-life) & waktu
puncak (peak-level) obat Tidak ada
Dosis rekomendasi
Dosis dan Aturan Pakai Cetirizine
Dosis cetirizine yang diresepkan oleh dokter dapat berbeda-beda untuk tiap pasien. Dokter akan menyesuaikan dosis dan lama penggunaan obat sesuai usia, kondisi kesehatan secara keseluruhan, dan reaksi tubuh pasien terhadap obat. Secara umum, berikut adalah dosis cetirizine:
Dewasa dan anak usia >6 tahun: 5–10 mg, per hari.
Anak-anak usia 2–6 tahun: 2,5 mg, 1–2 kali sehari atau 5 mg 1 kali sehari. Dosis maksimal adalah 5 mg per hari.
(https://www.alodokter.com/cetirizine ) Kontra Indikasi Gangguan ginjal yang parah
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/cetirizine?
mtype=generic ) Hal yang harus diperhatikan/ dikaji
oleh perawat terkait interaksi obat
& efek samping obat
Interaksi Cetirizine dengan Obat Lain
Jika digunakan bersamaan, beberapa obat dapat berinteraksi dengan cetirizine dan menyebabkan peningkatan efek samping kantuk, pusing, dan kesulitan berkonsentrasi. Obat-obatan tersebut antara lain:
Obat batuk pilek atau obat alergi (antihistamin jenis lain)
Muscle relaxant, seperti diazepam
Antikonvulsan, seperti carbamazepine atau phenytoin
Antidepresan, seperti fluoxetine atau escitalopram
Antiansietas, seperti alprazolam
Antipsikotik, seperti chlorpromazine atau clozapine Selain itu, penggunaan cetirizine bersamaan dengan konsumsi minuman beralkohol akan meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
Efek Samping dan Bahaya Cetirizine
Ada beberapa efek samping yang berpotensi terjadi setelah cetirizine dikonsumsi, yaitu:
Kantuk
Kelelahan
Mulut kering
Sakit perut, terutama pada anak-anak
Mual
Pusing atau sakit kepala
Batuk atau sakit tenggorokan
Sembelit
(https://www.alodokter.com/cetirizine )
Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut : Jelaskan tindakan keperawatan terkait efek samping tersebut :monitoring tanda-tanda vital. Dan lapor DPJP terkait adanya alergi obat.
Perhatian khusus terkait obat/
Indeks Keamanan Kehamilan
Kategori B Perhatian khusus:
Pasien dengan epilepsi dan beresiko convulsi, faktor resiko untuk pasien retensi urine (e.g. lesi spinal cord, hyperplasia prostatik).
Penyakit hepar dan gangguan ginjal ringan dan sedang. Anak- anak dan ibu hamil menyusui.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/cetirizine?
mtype=generic )
cAlasan pemberian pada pasien Pasien mengalami batuk berdahak dan diberikan agar pasien bisa beristirahat di malam hari.