• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARADIGM SHIFTING PADA KURIKULUM MERDEKA

N/A
N/A
UPTD SD Negeri 2 Peusangan

Academic year: 2023

Membagikan "PARADIGM SHIFTING PADA KURIKULUM MERDEKA "

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

A. KONSEP

Berdasarkan bahan ajar dari Modul KB1 yang berjudul PARADIGM SHIFTING PADA KURIKULUM MERDEKA, ditemukan beberapa konsep penting, yaitu:

1. Paradigma perubahan berfikir dari Fixed mindset ke growth mindset telah menjadi fokus utama dalam pengembangan potensi individu. Dalam fixed mindset, seseorang mungkin percaya bahwa kemampuan mereka sudah ditentukan dan tidak dapat berkembang, sedangkan growth mindset menekankan pada keyakinan bahwa kemampuan dapat ditingkatkan melalui upaya, latihan, dan ketekunan. Perubahan ini tidak hanya mencakup perbaikan prestasi akademis, tetapi juga menciptakan lingkungan di mana kesalahan dianggap sebagai peluang belajar, serta dorongan untuk terus tumbuh dan berkembang.

2. Paradigma pendidikan Indonesia dalam konteks kurikulum merdeka mencerminkan semangat kemerdekaan dan kebebasan belajar. Kurikulum merdeka menekankan pada pengembangan keterampilan abad ke-21, penekanan pada literasi digital, kreativitas, kolaborasi, dan pemikiran kritis. Lebih dari sekadar transfer pengetahuan, kurikulum ini bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi individu yang mampu berpikir mandiri, berinovasi, dan siap menghadapi tantangan global.

3. Makna transformasi dan prinsip-prinsip pembelajaran merdeka menciptakan suatu lingkungan di mana pendidikan tidak hanya diartikan sebagai akumulasi fakta-fakta, tetapi sebagai proses pembentukan karakter dan peningkatan kompetensi.

Transformasi ini mengajak peserta didik untuk menjadi agen perubahan, menanamkan nilai-nilai kritis, dan menghargai keberagaman. Prinsip-prinsip pembelajaran merdeka, seperti pemberdayaan siswa, pembelajaran berbasis proyek, dan integrasi teknologi, bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kemandirian, kreativitas, dan kemampuan beradaptasi.

4. Implementasi kurikulum merdeka untuk memperkuat kecakapan abad ke-21 mengharuskan adopsi pendekatan holistik di mana peran guru bukan sekadar pengajar informasi, melainkan juga fasilitator pembelajaran. Pendidikan merdeka mendorong penggunaan teknologi sebagai alat pendukung pembelajaran. Fokus pada kecakapan abad ke-21 ini diharapkan memberikan daya dorong kepada peserta didik untuk meraih kesuksesan dalam lingkungan masyarakat yang dinamis.

Kurikulum merdeka di Indonesia mengadopsi konsep "6C" (Communication, Collaboration, Critical Thinking, Creativity, Citizenship, dan Character) sebagai fondasi utama untuk mengembangkan kecakapan abad ke-21. Ini melibatkan peningkatan kemampuan berkomunikasi, kerja sama, berpikir kritis, dan kreativitas sebagai aspek intelektual, sambil memperkuat nilai-nilai kewarganegaraan global dan karakter moral. Dengan mengintegrasikan konsep 6C, kurikulum merdeka bertujuan menciptakan lulusan yang tak hanya unggul secara akademis, melainkan juga siap menghadapi tantangan global dengan integritas dan keterlibatan aktif.

B. KONTEKSTUALISASI BAHAN AJAR DENGAN REALITAS SOSIAL

Kontekstualisasi penguatan dan perubahan paradigma pada kurikulum merdeka dalam kaitannya dengan realitas sosial di sekolah melibatkan pemahaman mendalam terhadap tuntutan dan dinamika masyarakat saat ini. Penguatan kurikulum merdeka

(2)

menekankan transformasi dari pendekatan konvensional menuju paradigma yang lebih progresif dan relevan dengan kebutuhan abad ke-21. Di dalam konteks sosial sekolah, hal ini mencerminkan respons terhadap tuntutan kemajuan teknologi, globalisasi, dan perubahan masyarakat yang semakin kompleks.

Paradigma shifting ini memperlihatkan adanya kebutuhan akan pendekatan pembelajaran yang lebih interaktif dan kontekstual, di mana guru bukan hanya memberi informasi, tetapi juga berperan sebagai fasilitator pembelajaran yang mendorong pemikiran kritis, kolaborasi, dan kreativitas. Kurikulum merdeka juga menyesuaikan diri dengan realitas sosial dengan mengintegrasikan elemen-elemen kewarganegaraan global, memberikan penekanan pada literasi digital, dan menanggapi keberagaman budaya di sekolah.

Realitas sosial di sekolah mencakup beragam latar belakang siswa, perbedaan kemampuan, dan tantangan masyarakat sekitar. Penguatan kurikulum merdeka memastikan bahwa pembelajaran tidak hanya mencakup aspek kognitif, tetapi juga mengembangkan karakter, nilai-nilai, dan keterampilan interpersonal yang diperlukan dalam menghadapi realitas sosial yang dinamis. Paradigma shifting ini juga mendorong pemberdayaan siswa, menjadikan mereka agen aktif dalam proses pembelajaran dan mengintegrasikan perspektif mereka dalam pengalaman belajar.

Dengan demikian, kurikulum merdeka menjadi alat yang responsif terhadap perubahan dan kebutuhan sosial di sekolah. Penguatan ini membuka peluang bagi peningkatan relevansi pendidikan dengan realitas sosial, memastikan bahwa peserta didik tidak hanya terampil secara akademis, tetapi juga siap menghadapi kompleksitas dunia nyata.

C. REFLEKSI HASIL KONTEKTUALISASI BAHAN AJAR DALAM PEMBELAJARAN BERMAKNA

Dalam konteks pembelajaran bermakna, kurikulum merdeka menekankan pada pengintegrasian pengetahuan dengan pengalaman nyata yang relevan bagi siswa.

Melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran, baik melalui proyek-proyek nyata, kolaborasi, atau tantangan kontekstual, menjadi inti dari perubahan paradigma ini. Sebagai hasilnya, siswa tidak hanya memahami konsep-konsep akademis, tetapi juga dapat menerapkan pengetahuan tersebut dalam konteks kehidupan sehari-hari, menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna dan relevan.

Penting untuk dicatat bahwa penguatan dan perubahan pada kurikulum merdeka juga membuka ruang bagi pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan literasi digital. Pembelajaran bermakna dalam kurikulum merdeka tidak hanya tentang hasil akhir, tetapi juga tentang proses pembelajaran yang memberikan siswa keterampilan yang dapat diterapkan di berbagai konteks. Oleh karena itu, penguatan ini tidak hanya merubah apa yang diajarkan, tetapi juga bagaimana pembelajaran

(3)

itu sendiri dilakukan, menciptakan landasan yang kuat bagi pengembangan pribadi dan profesional siswa di masa depan.

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa pendampingan penguatan Implementasi Kurikulum Merdeka, P5 dan platform merdeka mengajar terhadap para guru, operator

This test acted in detecting the colouring matter of blood in partially cooked meat which had been kept in a tin case since 1826 forty-one years!. Its application to washed blood on