• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA KEPUASAN MAHASISWA SARJANA KEPERAWATAN DALAM METODE BLENDED LEARNING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISA KEPUASAN MAHASISWA SARJANA KEPERAWATAN DALAM METODE BLENDED LEARNING "

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA KEPUASAN MAHASISWA SARJANA KEPERAWATAN DALAM METODE BLENDED LEARNING

DI STIKES DHARMA HUSADA

Aldi Yanuari Arifin1, Annisa Nur Erawan2, Asri Handayani Solihin3

1Mahasiswa Prodi Sarjana Keperawatan, STIKes Dharma Husada email: aldi.yanuariarifin99@gmail.com

2Dosen Prodi Sarjana Keperawatan, STIKes Dharma Husada email: annisa@sikesdhb.ac.id

3Dosen Prodi Sarjana Keperawatan, STIKes Dharma Husada email: asrihandayani@stikesdhb.ac.id

Abstract

Background: The blended learning model is an instructional approach that combines face-to-face and online learning. The implementation of blended learning in various higher education institutions has resulted in diverse levels of student satisfaction. Therefore, evaluating the application of this instructional model is necessary to ensure alignment with student needs and the existing curriculum. Objective: This study aims to analyze the satisfaction of nursing bachelor students on the blended learning method at Dharma Husada Health Sciences Institute. Method: This research used a descriptive exploratory method with a sample of 150 respondents taken through purposive sampling technique. The instrument used was a questionnaire analyzing the level of nursing bachelor students' satisfaction on the blended learning method at Dharma Husada Health Sciences Institute, referring to Parasuraman. Results: The research results, as observed from the frequency distribution, indicate that 73.33% of nursing undergraduate students at levels 3 and 4 at STIKes Dharma Husada fall under the

"satisfied" category. The results of univariate analysis on 5 sub-variables, namely: Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy, indicated that the sub-variable in the dissatisfied category was the Tangibles variable. Statements in the dissatisfied category include: Learning Media, visual learning materials (Images or Videos), online practice, each with scores <0. Conclusion: From the results of this study, it is expected that the study program can facilitate learning media for each nursing stage with additional visually appealing and attractive materials in a more applicable model.

Keywords: Blended learning, Satisfaction, Student

Abstrak

Latar Belakang: Model blended learning merupakan model pembelajaran yang mengkombinasikan pembelajaran tatap muka dan daring. Penerapan blended learning diberbagai perguruan tinggi memiliki tingkat kepuasan mahasiswa yang beragam sehingga mengevaluasi penerapan model pembelajaran harus dilakukan agar sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan kurikulum pembelajaran yang berlaku. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepuasan mahasiswa sarjana keperawatan dalam metode blended learning di STIKes Dharma Husada. Metode: Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif dengan sampel sebanyak 150 responden yang diambil dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner analisis tingkat kepuasan mahasiswa sarjana keperawatan dalam metode blended learning di STIKes Dharma Husada yang mengacu ke Parasuraman. Hasil: Hasil penelitian dilihat dari distribusi frekuensi menunjukan mahasiswa sarjana keperawatan tingkat 3 dan 4 di STIKes Dharma Husada (73,33%) berada pada kategori puas. Analisa univariat pada 5 sub variable yaitu: Bukti Fisik (Tangibles), Kehandalan (Reliability), Daya Tangkap (Responsiveness), Jaminan (Assurance), Empati (Empathy), menunjukan sub variable dalam kategori tidak puas yaitu variable bentuk fisik (Tangibles). Butir pernyataan dalam kategori tidak puas diantaranya: Media Pembelajaran, bahan pembelajaran secara visual (Gambar atau Video), praktik secara online, dengan masing-masing skor <0. Dari hasil penelitian ini diharapkan program studi dapat menfasilitasi media pembelajaran untuk setiap stase keperawatan dengan tambahan materi visual yang menarik serta atraktif dengan model yang lebih aplikatif.

Kata Kunci: Blended learnig. Kepuasan, Mahasiswa

(2)

I. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha meningkatkan kesejahteraan manusia dan bagian dari pembangunan Nasional. Sesuai dengan definisi pendidikan yang tertuang dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2023 tentang Sistern Pendidikan Nasional yaitu, Pendidikan adalajh usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan keperawatan terdiri atas dua tahap, yaitu pembelajaran kampus (teori dan praktik di laboratorium) dan klinik sehingga target kompetensi pada sarjana keperawatan berbeda dengan Pendidikan lainya (Rahman et al., 2022).

Pada awalnya blended learning muncul sebagai jawaban atas kelemahan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran daring. Model pembelajaran blended learning merupakan model pembelajaran yang fleksibel karena mengkombinasikan pembelajaran tatap muka dan online baik dengan menggunakan sinkron atau asinkron(Puspitasari et al., 2022).

Tingkat kepuasan mahasiswa pada penerapan metode blended learning cukup beragam karena dipengaruhi oleh perbedaan kurikulum, target kompetisi serta kebutuhan pembelajaran mahasiswa disetiap perguruan tinggi. Pendidikan sarjana keperawatan memiliki kurikulum yang berbeda dengan kurikulum pendidikan sarjana lainnya, hal tersebut menjadi suatu tantangan bagi kebijakan penerapan metode blended learning diberbagai perguruan tinggi.

Peneliti sudah melakukan studi pendahuluan kepada Sekertaris Program Studi Sarjana Keperawatan pada tanggal 30 Maret 2023, beliau menjelaskan bahwa di STIKes Dharma Husada Bandung, khususnya diprogram Studi Sarjana Keperawatan menerapkan pembelajaran daring untuk lecture dari dosen walaupun masih tetap melakukan pembelajaran offline pada mata kuliah tertentu seperti: lecture tutorial, praktik keperawatan dan lainnya. Metode

pembelajaran blended learning dirasakan sangat bermanfaat sehingga perlu diterapkan pada kondisi sekarang dan yang akan datang, karena metode ini sangat fleksibel dan memudahkan dalam pembagian jadwal serta menghindari jadwal yang bersamaan dari setiap kelas termasuk terhindar dari paparan covid-19. STIKes Dharma Husada khususnya pada Program Studi Sarjana Keperawatan memiliki rencana bahwa metode blended learning akan terus diterapkan untuk kedepanya melihat banyaknya manfaat serta kemudahan yang didapat.

Bahasan pokok mengenai metode blended learning perlu sangat diperhatikan karena untuk kelancaran pada pembelajaran serta menanggulangi kekurangan yang ada.

Harapanya metode blended learning dapat menjadi solusi yang efektif serta efisien dengan meminimalisir kekurangan dalam perkembangan adaptasi kondisi serta situasi dalam bidang pendidikan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kata kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa latin “satis” (artinya cukup baik, memadai) dan “faction” (melakukan atau membuat). Kepuasan bisa diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai (Thiptono, 2016 dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary, 2020).

Schnaars (1991) dalam Andalan (2021) menyatakan pada dasarnya tujuan sebuah bisnis adalah menciptakan para pelanggan yang puas. Sejalan dengan itu, berbagai upaya telah dilakukan untuk menyusun rerangka teoretikal guna menjelaskan determinan, proses pembentukan dan konsekuensi kepuasan pelanggan.

Parasuraman et.al. (1990) dalam Fandy Tjiptono (2016) menyatakan dalam (buku Service, Quality & Satisfaction Edisi 4), perancangan kualitas pelayanan dalam model SERVQUAL didasarkan pada skala multi – item yang dirancang untuk mengukur harapan dan persepsi pelanggan dengan mengukur tingkat kepuasannya. Tingkat kepuasan dalam kategori puas jika skor SERVQUAL ≥ 0, sebaliknya dalam kategori tidak puas jika skor SERVQUAL < 0. Menganalisis kepuasan mahasiswa dengan lima dimensi utama

(3)

kualitas jasa yang disesuaikan dengan kondisi

pendidikan pada perguruan tinggi yaitu:

Reliabilitas, daya tangkap, jaminan, empati dan bukti fisik.

Pembelajaran blended learning merupakan sebuah lingkungan pembelajaran yang dirancang dengan menyatukan pembelajaran tatap muka (face to face) dengan pembelajaran online yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik (Garner & Oke, 2015 dalam Rahmi, 2020). Kelebihan blended learning dari pendapat para ahli salah satunya menurut Maulida, Utami (2020) adalah sebagai berikut:

a. Siswa lebih leluasa belajar mandiri dengan materi yang sudah disediakan secara online.

b. Siswa/mahasiswa dapat berdiskusi dengan guru atau siswa lainnya tanpa harus menunggu tatap muka di kelas.

c. Guru bisa mengontrol dan mengelola aktivitas belajar mengajar.

d. Materi bisa ditambahkan dengan fasilitas internet yang tersedia.

e. Guru bisa memerintahkan siswanya mengerjakan kuis, memberikan umpan balik, dan hasil tes bisa dimanfaatkan.

f. Peserta didik pun bisa saling bertukar file Chandra (2019) menyatakan Kekurangan blended learning adalah sebagai berikut:

a. Aspek teknis sangat bergantung pada perencanaan dan sumber daya atau peralatan teknis

b. Manajemen secara online cenderung sulit c. Penggunaan teknologi rekaman kuliah

dapat mengakibatkan mahasiswa tertinggal d. Bergantung pada akses ke jaringan internet

III. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif dengan sampel sebanyak 150 responden yang diambil dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner analisis tingkat kepuasan mahasiswa sarjana keperawatan dalam metode blended learning di STIKes Dharma Husada yang mengacu ke Parasuraman. Analisa data univariat menggunakan distribusi frekuensi untuk mengetahui nilai rata-rata pada kepuasan

dimasing – masing dimensi. Peneliti telah mendapatkan surat layak etik penelitian dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada dengan nomor surat 53/KEPK/SDHB/B/VI/2023

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Setelah di lakukan penelitian kepada 150 responden mahasiswa keperawatan tingkat 3 dan tingkat 4 yang memenuhi syarat untuk mengisi responden melakukan pengisian kuesioner dengan insturmen

“Analisis kepuasan mahasiswa sarjana keperawatan dalam metode blended learning di STIKes Dharma Husada”. Dari 150 responden tersebut diperoleh data sebagai berikut:

1. Kepuasan Mahasiswa Sarjana Keperawatan Tingkat 3 dan Tingkat 4 Dalam Metode Pembelajaran Blended learning

Berdasarkan Dari tabel 4.1 didapatkan hasil bahwa responden yang mengalami tingkat kepuasan terbanyak terdapat pada kategori puas sebanyak 110 orang (73,3%).

Tabel 4. 2 Hasil Analisis Kepuasan Mahasiswa Sarjana Keperawatan Dalam Metode Blended Learning Pada Setiap Sub Variable Kepuasan

Berdasarkan Dari tabel 4.2 didapatkan hasil bahwa sub variabel yang mengalami tingkat kepuasan dengan skor GAP SERVQUAL >0 yaitu dimensi kehandalan

Kategori Frekuensi Presentase %

Puas 110 73,33

Tidak puas 40 26,66

Jumlah 150 100 %

Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Kepuasan Mahasiswa Sarjana Keperawatan Dalam Metode Blended Learning Di STIKes Dharma Husada

DIMENSI KUALITAS JASA

KINERJA HARAPAN

GAP KATEGORI JUMLAH RATA-

RATA JUMLAH RATA- RATA Bukti fisik

(tangibles) 2773 18,49 2946 19,64 -1 Tidak Puas Kehandalan

(reliability) 3141 20,94 2987 19,91 1 Puas

Daya tanggap

(responsiveness) 3272 21,81 2986 19,91 2 Puas

Jaminan

(assurance) 3236 21,57 3089 20,59 1 Puas

Empati (empaty) 3376 22,51 2928 19,52 3 Puas

(4)

(reliability) dengan skor GAP 1, daya tanggap

(responsiveness) dengan skor GAP 2, jaminan (assurance) dengan skor GAP 1, empati (empaty) dengan skor GAP 3. sedangkan dimensi yang berkategori tidak puas yaitu bukti fisik (tangibles) dengan skor GAP -1.

2. Kepuasan Mahasiswa Sarjana Keperawatan Bedasarkan Bukti Fisik (Tangibles)

Tabel 4. 3 Distribusi Frekuensi Kepuasan Mahasiswa Sarjana Keperawatan Dalam Metode Blended Learning Pada Sub Variabel Bukti Fisik (Tangibles)

Berdasarkan Dari tabel 4.3 didapatkan hasil bahwa responden yang mengalami tingkat kepuasan terbanyak terdapat pada kategori tidak puas sebanyak 82 orang (54,66%).

Tabel 4. 4 Hasil Analisis Kepuasan Mahasiswa Sarjana Keperawatan Sub Variabel Bukti Fisik (Tangibles)

Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukan bahwa dimensi bukti fisik (Tangibles) dengan skor GAP -1,15 dalam kategori tidak puas. Adapun point yang termasuk tidak puas adalah X1.3, X1.4, X1.5 dengan skor GAP masing-masing < 0.

3. Kepuasan Mahasiswa Sarjana Keperawatan Bedasarkan Kehandalan (Reliability)

Tabel 4. 5 Distribusi Frekuensi Kepuasan Mahasiswa Sarjana Keperawatan Dalam Metode Blended Learning Pada Sub Variabel Kehandalan (Reliability)

Berdasarkan Dari tabel 4.5 didapatkan hasil bahwa responden yang mengalami tingkat kepuasan terbanyak terdapat pada kategori puas sebanyak 108 orang (72,00%).

Tabel 4. 6 Hasil Analisis Kepuasan Mahasiswa Sarjana Keperawatan Sub Variabel Kehandalan (Reability)

Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukan bahwa dimensi kehandalan (Realibility) dengan skor GAP 1.03 dalam kategori puas. Adapun point yang termasuk tidak puas adalah X2.2 dan X2.5 dengan skor

< 0.

4. Kepuasan Mahasiswa Sarjana Keperawatan Bedasarkan Daya Tanggap (Responsiveness)

Tabel 4. 7 Distribusi Frekuensi Kepuasan Mahasiswa Sarjana Keperawatan Dalam Metode Blended Learning Pada Sub Variabel Daya Tanggap (Responsiveness)

Berdasarkan Dari tabel 4.7 didapatkan hasil bahwa responden yang mengalami tingkat kepuasan terbanyak terdapat pada kategori puas sebanyak 115 orang (76,67%).

Tabel 4. 8 Hasil Analisis Kepuasan Mahasiswa Sarjana Keperawatan Sub Variabel Daya Tanggap (Responsiveness)

Berdasarkan tabel 4.8 di atas menunjukan bahwa dimensi daya tanggap (Responsiveness) dengan skor GAP 1.91 dalam kategori puas. Adapun point yang termasuk tidak puas adalah X3.1 dengan skor

<0.

Kategori F %

Puas 68 45,33

Tidak puas 82 54,66

Jumlah 150 100

ITEM PERTANYAAN

KINERJA HARAPAN

GAP KATEGORI JML RATA-

RATA JML RATA- RATA BUKTI FISIK (TANGIBLES)

X1.1 (TM) Lingkungan belajar yang

bersih & aman 616 4,11 568 3,79 0,32 Puas

X1.2

(TM) Fasilitas pembelajaran ketika offline (AC, protector, ventilasi, perlengkapan praktik)

625 4,17 591 3,94 0,23 Puas

X1.3 (O) Media pembelajaran online 531 3,54 588 3,92 -0,38 Tidak Puas X1.4 (O) Bahan pembelajaran secara

visual (Gambar atau Video) 486 3,24 597 3,98 -0,74 Tidak Puas X1.5 (O) Praktik secara online 515 3,43 602 4,01 -0,58 Tidak Puas JUMLAH 2773 18,49 2946 19,64 -1,15 Tidak Puas

Kategori F %

Puas 108 72,00

Tidak puas 42 28,00

Jumlah 150 100

ITEM PERTANYAAN

KINERJA HARAPAN

GAP KATEGORI JML RATA-

RATA JML RATA- RATA KEHANDALAN (REALIBILITY)

X2.1 Kesesuaian teori dan praktik dalam

blended learning 633 4,22 584 3,89 0,33 Puas

X2.2 Pembelajaran dilakukan sesuai

dengan waktu yang ditentukan 461 3,07 571 3,81 -0,73 Tidak Puas X2.3

Blended learning melayani keutuhan informasi tanpa adanya masalah

694 4,63 565 3,77 0,86 Puas

X2.4

Materi ujian sesuai dengan apa yang disampaikan pada saat blended learning

659 4,39 558 3,72 0,67 Puas

X2.5

Pembagian online (teori) &

offline (Praktik) dalam pembelajaran

694 4,63 709 4,73 -0,10 Tidak Puas JUMLAH 3141,00 20,94 2987,00 19,91 1.03 Puas

Kategori F %

Puas 115 76,67

Tidak puas 35 23,33

Jumlah 150 100

(5)

5. Kepuasan Mahasiswa Sarjana

Keperawatan Bedasarkan Jaminan (Assurance)

Tabel 4. 9 Distribusi Frekuensi Kepuasan Mahasiswa Sarjana Keperawatan Dalam Metode Blended Learning Pada Sub Variabel Jaminan (Assurance)

Berdasarkan Dari tabel 4.9 didapatkan hasil bahwa responden yang mengalami tingkat kepuasan terbanyak terdapat pada kategori puas sebanyak 104 orang (69,33%).

Tabel 4. 10 Hasil Analisis Kepuasan Mahasiswa Sarjana Keperawatan Sub Variable Jaminan (Assurance)

Berdasarkan tabel 4.10 di atas menunjukan bahwa dimensi kehandalan (Realibility) dengan skor GAP 0,98 dalam kategori puas. Adapun point dalam kategori tidak puas adalah X4.1 dengan skor <0.

6. Kepuasan Mahasiswa Sarjana Keperawatan Bedasarkan Empati (Empaty)

Tabel 4. 11 Distribusi Frekuensi Kepuasan Mahasiswa Sarjana Keperawatan Dalam Metode Blended Learning Pada Sub Variabel Empati (Empaty)

Berdasarkan Dari tabel 4.11 didapatkan hasil bahwa responden yang mengalami tingkat kepuasan terbanyak terdapat pada kategori puas sebanyak 104 orang (69,33%).

Tabel 4. 12 Hasil Analisis Kepuasan Mahasiswa Sarjana Keperawatan Sub Variabel Empati (Empaty)

Berdasarkan tabel 4.12 di atas menunjukan bahwa dimensi Empati (Empaty) dengan skor GAP 2.99 dalam kategori puas dengan seluruh point mendapatkan skor GAP

>0 yang berarti dalam kateori puas.

B. Pembahasan

Hasil penelitian ini sejalan dengan Tambunan (2021) yang mengatakan bahwa ada pengaruh signifikan antara pelayanan dan fasilitas secara bersama-sama terhadap kepuasan mahasiswa. Fasilitas memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan mahasiswa selama pembelajaran via online. Rahman (2022) juga menyebutkan bahwa pendidikan keperawatan terdiri atas dua tahap, yaitu pembelajaran kampus (teori dan praktik di laboratorium) dan klinik, sehingga pada capaian pembelajaran praktik harus dilakukan secara offline/langsung agar pembelajaran lebih efektif serta efisien.

Chandra (2019) juga menyebutkan bahwa kekurangan blended learning adalah aspek teknis sangat bergantung pada perencanaan dan sumber daya atau peralatan teknis serta pembelajaran online sangat bergantung pada akses ke jaringan internet.

Dengan demikian, pihak kampus dan program studi sarjana keperawatan harus bekerjasama untuk mengevaluasi kembali dalam tiga hal.

Pertama, perlu adanya penambah fasilitas media pembelajaran online untuk setiap department pada stase keperawatan, tidak hanya bergantung kepada 1 akun zoom untuk menghindari jadwal yang bersamaan. Kedua, bahan tambahan pada pembelajaran seperti gambar, video dan e-book harus dibuat sedemikian rupa agar menarik perhatian mahasiswa serta meningkatkan rasa ingin mendalami pada materi-materi yang disampaikan oleh dosen dengan membagikan bahan ajar ke setiap mahasiswa. Ketiga, mengenai praktik online harus lebih selektif lagi pada pembagian jadwal offline dan online yang disesuaikan dengan target kompetensi.

Pada hasil wawancara singkat pada saat pembagian kuesioner kepada mahasiswa, pada setiap butir pernyataan kategori tidak puas dapat terjadi karena pada

Kategori F %

Puas 104 69,33

Tidak puas 46 30,67

Jumlah 150 100

ITEM PERTANYAAN

KINERJA HARAPAN

GAP KATEGORI JML RATA-

RATA JML RATA- RATA JAMINAN (ASSURANCE)

X4.1 Blended learning dalam

pengaturan jadwal pembelajaran 592 3,95 717 4,78 -0.83 Tidak Puas X4.2 Blended learning menyelesaikan

tugas secara cepat 615 4,10 569 3,79 0,31 Puas

X4.3

Dosen memastikan setiap mahasiswanya dapat memahami dan menerima materi yang disampaikan baik pembelajaran online ataupun offline

662 4,41 609 4,06 0,35 Puas

X4.4

Dosen yang berkompetensi serta profesional dalam memberikan informasi kepada mahasiswa

695 4,63 602 4,01 0,62 Puas

X4.5

Target kompetensi keperawatan pada metode Blended learning tercapai

672 4,48 592 3,95 0,53 Puas

JUMLAH 3236,00 21,57 3089,00 20,59 0.98 Puas

Kategori F %

Puas 104 69,33

Tidak puas 46 30,67

Jumlah 150 100

ITEM PERTANYAAN

KINERJA HARAPAN

GAP KATEGORI JML RATA-

RATA JML RATA- RATA EMPATI (EMPATY)

X5.1

Perhatian dosen kepada mahasiswa ketika pembelajaran secara online

& offline

705 4,70 595 3,97 0,73 Puas

X5.2 Fasilitas konsultasi pembelajaran di

luar jam pembelajaran 683 4,55 559 3,73 0,83 Puas

X5.3

Penyampaian materi yang sesuai ketika melalui online (daring) dan offline

669 4,46 606 4,04 0,42 Puas

X5.4 Adanya diskusi setiap pertemuan

(komunikasi 2 arah) 647 4,31 592 3,95 0,37 Puas

X5.5

Dosen memahami kesulitan mahasiswa ketika pembelajaran online

672 4,48 576 3,84 0,64 Puas

JUMLAH 3376,00 22,51 2928,00 19,52 2,99 Puas

(6)

pelaksanaannya tidak sesuai dengan harapan

para mahasiswa. Adapun penyebab pada butir tersebut dikarenakan masih ada beberapa mahasiswa yang merasa tidak puas adanya dosen yang memulai perkuliahan tidak sesuai jam yang ditentukan atau reschedule jadwal pembelajaran, yang akan menjadikan materi pembelajaran ada yang terlewat (walaupun sementara) menyebabkan pemahaman materi tidak sesuai urutan atau perencanaan awal.

Lalu pada butir kedua mengenai pembagian online (teori) & offline (praktik) dalam pembelajaran, pada kenyataanya masih kurangnya pembagian jadwal online dan offline antara pembelajaran teori dan praktik laboratorium.

Sejalan dengan Parasuraman dan Gronroos dalam Prasastono & Pradapa. (2017) yang menyatakan kualitas layanan merupakan evaluasi keseluruhan dari fungsi jasa yang diterima secara actual oleh pelanggan (kualitas teknis) dan bagaimana cara layanan tersebut disampaikan (kualitas fungsional).

Didukung oleh penelitian Basri & janwar.

(2021) mengatakan bahwa pembagian teori dan praktik pada blended learning harus dilakukan karena tingkat capaian pemahaman pada praktik berbeda pada pembelajaran offline, adapun implementasi pembelajaran dilakukan dengan merancang tujuan program pembelajaran berbasis blended learning, penyusunan jadwal pembelajaran sebelum dimulainya pelaksanaan pembelajaran agar metode tersebut menjadi lebih efektif dan efisien. Chandra (2019) juga menyebutkan bahwa manajemen secara online cenderung sulit sehingga perlu dipikirkan secara matang.

Dengan demikian, pada permasalahan pertama dapat teratasi dengan memberikan arahan kepada setiap dosen memberikan tugas mengenai materi yang bersangkutan agar urutan materi pada kurikulum tetap teratur.

Kedua, mengenai pembagian online dan offline harus ditinjau kembali agar kesesuaikan ketersediaan pada jadwal pembelajaran serta kebutuhan mahasiswa sejalan dengan target kompetensi yang menjadi acuan, sehingga pembagian jadwal pada metode blended learning dapat menjadi ideal dan efektif seperti yang diharapkan oleh sekertaris program studi sarjana keperawatan pada hasil studi pendahuluan.

Dalam pernyataan tersebut selaras dengan butir pada dimensi sebelumnya, karena dosen tidak mengkonfirmasi waktu pembelajaran yang akan datang, walaupun pada tk.3 dan tk.4 di Program Studi Sarjana Keperawatan memiliki 1 orang yang disebut

“SIPEN” yang bertanggung jawab pada setiap koordinasi antara dosen dan mahasiswa mengenai jadwal pembelajaran, tidak jarang pula dosen kurang responsive pada “sipen”

sehingga jadwal atau ketersediaan dosen masuk pada jam yang sudah ditentukan tidak dikonfirmasi pada jauh-jauh hari, begitupun metode yang diterapkan nantinya pembelajaran secara online ataupun offline yang menyebabkan perubahan metode ataupun jam mulai pembelajaran berubah pada waktu yang berdekatan.

Pada bahasan diatas, telah dibuktikan pada penelitian Suliyanthini (2023) mengatakan bahwa kualitas proses pembelajaran secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan mahasiswa pada program studi di pendidikan tinggi, kualitas pembelajaran pada perguruan tinggi akan dapat meningkatkan kepuasan mahasiswa pada program studi serta pada daya tanggap yang diberikan terhadap mahasiswa seperti pelayanan dari dosen dalam hal keakuratan di dalam memberikan nilai, ketepatan waktu dosen mengajar dan kesiapan dosen di dalam memberikan perkuliahan sangat mempengaruhi kepuasan mahasiswa.

Dengan demikian, pada permasalahan pada butir mengenai dosen menginformasikan tentang kepastian waktu pembelajaran jauh sebelum pembelajaran dimulai dapat teratasi dengan meningkatkan koodinasi antara koodinator blok, sipen serta dosen terkait seperti dibuatkan group antara koodinator blok dan koordinator sipen, serta menegaskan kembali mengenai jadwal pembelajaran pada awal minggu.

Butir pernyataan ini berhubungan langsung dengan butir sebelumnya mengenai praktik secara online. Pada hasil wawancara singkat pada saat pembagian kuesioner kepada mahasiswa, ketidaksesuaian antara kebutuhan serta target capaian pada setiap kompetensi menjadikan sebuah ketidakpuasan dalam penerapan metode

(7)

blended learning, pada pengaturan jadwal

masih ada beberapa pengaturan yang kurang efektif seperti jadwal skill laboratorium dilakukan secara online serta ujian praktik dilakukan secara online yang menyebabkan kurang efektifitasnya metode blended learning pada kurikulum atau target kompetensi perawat.

Selaras dengan Rohendi (2020) mengatakan bahwa untuk meningkatkan hasil uji kompetensi perawat bahwa bimbingan dapat dilakukan secara tutorial dan online melalui program blended learning. Dengan demikian bimbingan belajar melalui blended learning dapat dijadikan sebagai alternatif bimbingan uji kompetensi keperawatan bagi mahasiswa keperawatan yang dapat mempersiapkan uji kompetensi perawat di Indonesia. Kolaborasi metode blended learning dengan pembelajaran klinik memberikan hasil post- test lebih tinggi dibanding dengan metode lainnya. Metode pembelajaran klinik memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan teori ke dalam keterampilan psikomotor secara langsung.

Sehingga pembelajaran klinik dapat meningkatkan kompetensi atau perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

Dengan demikian, pengaturan jadwal setiap tingkat ataupun stase harus diperhatikan lebih cermat kembali, dilandasi dengan target kompetensi yang ada seperti contoh pembelajaran teori sebagian besar dilakukan secara online dan pembelajaran praktik dilaboratorium serta praktik lapangan sebagian besar harus dilakukan secara offline, untuk mengejar kompetensi perawat sesuai kurikulum yang diterapkan oleh program studi yang mengacu kepada target kompetensi pada standar PPNI. Mengenai pengaturan jadwal antara pembelajaran online dan offline, serta kesesuaian target kompetensi dan kompetensi dosen itu sendiri harus sangat diperhatikan oleh program studi agar para mahasiswa dapat menjadi calon perawat yang kompeten.

Pada dimensi empati peran dosen sangat berpengaruh dalam kepuasan mahasiswa. Pada hasil wawancara singkat pada saat pembagian kuesioner kepada

mahasiswa, butir yang memiliki skor rata-rata terendah mengenai komunikasi 2 arah, sudah dilakukan oleh semua dosen seperi pada akhir materi selalu memberikan sesi tanya jawab walaupun tidak jarang pula mahasiswa tidak ada yang bertanya atau mengajukan diskusi yang menyebabkan komunikasi hanya pada dosen saja.

Pada permasalahan tersebut sejalan dengan hasil penelitian (Fitriatul Mukaromah et al., 2021). Berdasarkan analisis data diketahui bahwa mahasiswa merasakan perhatian yang tulus yang diberikan dosen dengan berupaya memahami keinginan dan kebutuhan mahasiswa yang akan membuat tingkat kepuasan mahasiswa tinggi. thomas (2011);

Cheng & Tam (1997) dalam Andala, (2021) menyatakan bahwa dengan fokus terhadap kepuasan mahasiswa maka kemungkinan PT untuk tidak hanya menata ulang organisasi, tetapi juga beradaptasi terhadap kebutuhan mahasiswa, sehingga PT memiliki kesempatan untuk mengembangkan sistem yang dapat memantau seberapa efektif mereka dapat memenuhi atau melampaui kebutuhan mahasiswanya

Menurut peneliti, pada keadaan tersebut alangkah baiknya jika para dosen memberikan quiz evaluasi dengan mengajukan pertanyaan kepada mahasiswa untuk mengevaluasi apakah materi yang disampaikan sudah tersampaikan atau belum, ataupun dengan memberikan pernyataan yang membangun rasa penasaran mahasiswa seperti memberikan scenario atau contoh kasus yang memberikan waktu kepada mahasiswa agar berpikir untuk mencarikan solusi pada contoh kasus tersebut.

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Kepuasan mahasiswa sarjana keperawatan dalam metode blended learning berada pada kateogri puas dengan skor 73,33%.

2. Kepuasan mahasiswa sarjana keperawatan dalam metode blended learning di lihat dari dimensi bukti fisik berada pada kategori tidak puas dengan skor 54,66%.

3. Kepuasan mahasiswa sarjana keperawatan dalam metode blended

(8)

learning di lihat dari dimensi

kehandalan berada pada kategori puas dengan skor 72,00%.

4. Kepuasan mahasiswa sarjana keperawatan dalam metode blended learning di lihat dari dimensi daya tanggap berada pada kategori puas dengan skor 76,67%.

5. Kepuasan mahasiswa sarjana keperawatan dalam metode blended learning di lihat dari dimensi jaminan berada pada kategori puas dengan skor 69,33%.

6. Kepuasan mahasiswa sarjana keperawatan dalam metode blended learning di lihat dari dimensi empati berada pada kategori puas dengan skor 69,33%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka peneliti akan memberikan saran- saran kepada yang bersangkutan agar dapat di pertimbangkan saran sarannya adalah sebagai berikut:

1. Bagi STIKes Dharma Husada Bandung

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk peningkatan pelayanan pada metode blended learning yang disesuaikan dengan masing-masing program studi, dikarenakan setiap program studi memiliki target kompetensi yang berbeda-beda sehingga pada pelaksanaanya metode blended lerning dapat dijalankan secara efektif dan efisien serta meningkatkan fungsional perpustakaan sebagai tempat utama bagi mahasiswa dalam mencari sumber buku, e-book ataupun berbagai artikel.

2. Bagi Prodi Sarjana Keperawatan Seperti dosen dapat memulai perkuliahan sesuai jam yang di tentukan, menfasilitasi media pembelajaran untuk setiap tingkat serta stase keperawatan dengan tambahan materi foto, video yang menarik, membagi jadwal online dan offline bedasarkan pembelajaran teori dan praktik dan pemberian

tugas jika jadwal di reschedule agar materi tetap diberikan secara urutan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh metode blended learning dalam peningkatan kompetensi perawat pada mahasiswa sarjana keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Apra Santosa, T., Razak, A., Anhar, A., &

Sumarmin, R. (2021). Efektivitas Model Blended learning Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Zoologi di Era Covid-19. Biodik, 7(01), 77–83.

https://doi.org/10.22437/bio.v7i01.11708 APRIANSCY, A. M. (2019). Analisis

Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan Iib Darmajaya Bandar Lampung. 2(1), 89.

Asmin, A. I., Wahyono, E., & Hasby, M.

(2021). Analisis Kepuasan Belajar Daring Mahasiswa Universitas Cokroaminoto Palopo. Indonesian Journal of Learning Studies, 1(2), 106–117.

Avianti, R. A. (n.d.). ANALISIS TINGKAT

KEPENTINGAN DAN KINERJA

KUALITAS LAYANAN MAHASISWA SEBAGAI PELANGGAN INTERNAL

PADA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

Azzahra, R. P., & Hadiono, K. (2022). Analisis Layanan Sistem Informasi Akademik Unisbank Berdasarkan Kepuasan Mahasiswa dengan Pendekatan ServQual.

Aiti, 19(2), 137–152.

https://doi.org/10.24246/aiti.v19i2.137- 152

Barusman, A. (2021). Model Kepuasan Mahasiswa (A. Marantika, Ed.). Penerbit Adab.

Carolus Borromeus Mulyatno. (2022). Jurnal Pendidikan dan Konseling م ا ل م ي ع ل م ٥ ل ق ل ِ ۡ ل نس ن ٱِ

ل ِ ي ع ل م ب ٱِ

ٱ م ع ل ٤

م .

Jurnal Pendidikan Dan Konseling, 4, 1349–

1358.

Chandra Sekhar Rao csrv, V., & Professor of English, yahoocoin. (2019). Blended learning: A New Hybrid Teaching Methodology. Jrsp-Elt, 13(May), 2456–

8104. www.jrspelt.com

(9)

Darma, I. K., Karma, I. G. M., & Santiana, I. M.

(2022). Inovasi Pembelajaran Matematika Bagi Pendidikan Vokasional Dengan Blended learning Masa Pandemi Covid-19.

Prosiding Seminar Nasional Matematika, 5, 162–176.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/pr isma/

Dr. Andala Rama Putra Barusman, M. (2021).

MODEL KEPUASAN MAHASISWA.

INDRAMAYU: PENERBIT ADAB.

Endah Wulantina, S. M. (2019). Persepsi Peserta Didik terhadap Metode Blended learning dengan Google Classroom. Jurnal Inovasi Matematika, 1(2), 110–121.

https://doi.org/10.35438/inomatika.v1i2.15 6

Fandy Tjiptono, P. (2016). SERVICE, QUALITY dan SATISFACTION EDISI 4.

yogyakarta: ANDI.

Fitriatul Mukaromah, A., Suma, K., & Luh Pande Latria Devi, N. (2021). Analisis Tingkat Kepuasan Mahasiswa Prodi S1 Pendidikan IPA Undiksha terhadap Proses Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19. 4(2).

Fuad, A., & Harisun, E. (2019). Analisis Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akademik (Simak) Di Program Studi Informatika.

JIKO (Jurnal Informatika Dan Komputer),

2(1), 1–5.

https://doi.org/10.33387/jiko.v2i1.1041 HASBULLAH. (n.d.). BLENDED LEARNING,

TREND STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MASA DEPAN.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

(2020, January 24). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

Indris, R. A., Lhaura, L., Fc, V., Kom, M., &

Toresa, D. (2020). ANALISA KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP

BLENDED LEARNING DI

UNIVERSITAS LANCANG KUNING. In Prosiding-Seminar Nasional Teknologi Informasi & Ilmu Komputer (SEMASTER) (Vol. 1, Issue 1).

Jumaini, J., Hertin, H. H., Nisfiyati, M., &

Ibrahim, M. (2021). Penerapan Metode Pembelajaran Blended learning dalam

Meningkatkan Pemahaman Konsep Hasil Belajar Siswa: Sebuah Meta - Analisis. Al Khawarizmi: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Matematika, 5(1), 48.

https://doi.org/10.22373/jppm.v5i1.9805 Laksmi, Darurat, D. I. M., Prihadi, S., Studi, P.,

Matematika, P., Teknik, F., & Graham, C.

R. (2014). Blended Lerning trend pembelajaran matematika masa depan.

Himpunan Pengembangan Kurikulum Indonesia (HIPKIN), 4(January 2006), 1–

18.

Fei Lie, T. (2018). PENGARUH KEPUASAN

KERJA TERHADAP KINERJA

KARYAWAN MELALUI MOTIVASI KERJA PADA CV. UNION EVENT PLANNER.

Lubis, D. P. U. (2022). PERSEPSI

MAHASISWA PROFESI NERS

TENTANG UJI KOMPETENSI NERS DI STIKES YOGYAKARTA. Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia

(JPPNI), 6(3), 138.

https://doi.org/10.32419/jppni.v6i3.252 Lussianda, E. O. (2019). Pengaruh kepuasaan

mahasiswa terhadap kinerja dosen sekolah tinggi ilmu ekonomi persada bunda pekanbaru. FORUM EKONOMI, 21(2),126–131.

http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/F ORUMEKONOMI

Manggabarani, A. F., & Masri, M. (2016).

Pengaruh Model Pembelajaran Blended learning Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pitumpanua Kab . Wajo ( Studi Pada Materi Pokok Sistem Periodik Unsur ) The Effect Of “ Blended learning ” Models On Motivation and Student Achieve. Jurnal Cemica, 17, 83–93.

Marlina, L., Asmawi, M., & Basri, A. (2021).

PENERAPAN PEMBELAJARAN

BLENDED LEARNING PADA

MAHASISWA SEMETER 6 MATA KULIAH PPLK 1 PROGRAM STUDI PPKN. 4(2).

Maulida, U. (2020). Konsep Blended learning Berbasis Edmodo Di Era New Normal.

Dirasah, 2, 121–136.

Pemerintah Pusat. (2003, July 8). Undang- undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

(10)

Pemerintah Pusat Nomor 12. (2012, August 10).

Undang-undang (UU) Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.

Puspitasari, S., Hayati, K. N., & Purwaningsih, A. (2022). Efektivitas Penggunaan Model Blended learning Terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar IPS. Jurnal Basicedu, 6(1), 1252–1262.

https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i1.218 6

Prof. Dr. Almasdi Syahza, S. M. (2021).

METOLOGI PENELITIAN. Pekanbaru:

UR Press Pekanbaru.

Rahman, D., Oktarina, E., & Malini, H. (2022).

STUDI FENOMENOLOGI PRAKTIK KLINIK MAHASISWA PROFESI NERS DI YELLOW ZONE COVID-19. Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia

(JPPNI), 6(3), 155.

https://doi.org/10.32419/jppni.v6i3.361 Rahmi, H. (n.d.). PERSEPSI MAHASISWA

TERHADAP KEMAMPUAN

PEDAGOGIK DOSEN DAN

HUBUNGANYA DENGAN KEPUASAN BELAJAR MAHASISWA.

Rahayu, D., Stefanus Marpaung, D., Kusuma Prabu Ningrat, I., Solihah, R., Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, P., Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, F., & Sultan Ageng Tirtayasa,

U. (2022). EFEKTIVITAS

PEMBELAJARAN DENGAN METODE BLENDED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA. Jurnal Kewarganegaraan, 6(1).

Rohana, S., & Syahputra, A. (2021). Model Pembelajaran Blended learning Pasca New Normal Covid-19. At-Ta’Dib: Jurnal Ilmiah Prodi Pendidikan Agama Islam,

13(1), 48.

https://doi.org/10.47498/tadib.v13i01.488 Rohendi, H., Ujeng, U., & Mulyati, L. (2020).

Pengembangan Model Blended learning Dalam Meningkatkan Learning Outcome Mahasiswa Di Lahan Praktik Klinik Keperawatan. Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal,

11(2), 336–350.

https://doi.org/10.34305/jikbh.v11i2.205 Sabaruddin, S. (2022). Pendidikan Indonesia

Menghadapi Era 4.0. Jurnal Pembangunan

Pendidikan: Fondasi Dan Aplikasi, 10(1).

https://doi.org/10.21831/jppfa.v10i1.29347 Salfirah, N. U., Nuur, F., Rachman, E., Priyanda, P., Tinggi, S., & Kesehatan Har- Kausyar, I. (2022). ANALISIS TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP PEMBELAJARAN DARING DI ERA PANDEMI. 14(1), 247–254.

Sihombing, F., & Barus, L. S. (n.d.).

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS

PEMBELAJARAN STASE

KEPERAWATAN KOMUNITAS

SECARA KONVENSIONAL SEBELUM PANDEMI COVID-19 DAN SECARA DARING SAAT PANDEMI COVID-19

COMPARISON OF THE

EFFECTIVENESS OF CONVENTIONAL

COMMUNITY NURSING STAGE

LEARNING BEFORE COVID-19

PANDEMIC AND ONLINE DURING

COVID-19 PANDEMIC.

http://jktp.jurnalpoltekkesjayapura.com/jkt p/index

Sohaya, E. M. (2018). Pemanfaatan Model Pembelajaran Blended learning dalam Mengembangkan dan Meningkatkan Keprofesionalan Pendidik di Era Revolusi Industri 4 . 0. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pendidikan Pascasarjana

UNIMED, 5, 584–594.

http://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/38852 Stein, J., & Graham, C. (2014). Essentials for

Blended learning. Routledge.

Sugiyono, P. D. (2013). METODE

PENELITIAN KUANTITATIF,

KUALITATIF DAN R&D. Bandung:

ALFABETA.

Suliyanthini, D., Zahra Irwan, A., Lubis, H., Radiona, V., & Jakarta, U. N. (2023).

Artikel Seminar Nasional IKRAITH. Jurnal IKRAITH-HUMANIORA, 7(1), 97.

https://journals.upi-

yai.ac.id/index.php/ikraith- humaniora/issue/archive

Sumarliyah, E., & Aziz Alimul Hidayat, A.

(n.d.). Penggunaan Blended learning Dalam Meningkatkan.

Syarif, I. (2013). Pengaruh model blended learning terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa SMK. Jurnal Pendidikan

Vokasi, 2(2), 851–854.

https://doi.org/10.21831/jpv.v2i2.1034

(11)

Tambunan, J. (2021). ANALISIS MODEL

PEMBELAJARAN BLENDED

LEARNING TERHADAP. Jurnal Suluh Pendidikan (JSP), 9(2).

Taufik, & Alam, F. A. (2022). The Survey on Students’ Satisfaction Degree towards Online Learning during Covid-19 Pandemic Condition. Jelita, 3(1), 44–56.

https://doi.org/10.56185/jelita.v3i1.94 Tjiptono, F., & Chandra, G. (2016). Service,

Quality dan Satisfaction (Vol. 4). ANDI OFFSET.

Utami, maulida. (n.d.). KONSEP BLENDED LEARNING BERBASIS EDMODO DI ERA NEW NORMAL.

Wahyuningrum, D., Pertiwi, A. A. P., &

Harjanto, T. (2021). GAMBARAN SELF- EFFICACY MAHASISWA PROFESI NERS TERHADAP PEMBELAJARAN E- LEARNING. Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI), 6(2), 64.

https://doi.org/10.32419/jppni.v6i2.262 Wardhana, A. (2022). Teori Perilaku

Konsumen; Konsumsi Perilaku konsumen.

Penerbit Media Sains Indonesia, February, iv, 207.

Waskito, H. (2018). Blended learning. Padang:

Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK) Universitas Andalas.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel 4 didapatkan hasil Analisa kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan keperawatan di Puskesmas Karawaci Baru Tahun 2021 bahwa 177 responden (88,9%)