• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK TAHU PADA PABRIK TAHU 46 SIDIKALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK TAHU PADA PABRIK TAHU 46 SIDIKALANG"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

Untuk menjamin kualitas produk yang dihasilkan, diperlukan kegiatan manajemen dan pengendalian kualitas yang efektif. Pengendalian mutu yang disebutkan pada Pabrik Tahu 46 Sidikalang merupakan pengendalian yang mengutamakan ketelitian dalam menilai kualitas produk dan menjaga kepuasan konsumen terhadap produk yang dipasarkan. Dalam kegiatan produksi tahu yang dilakukan masih terdapat produk yang rusak atau menyimpang dari standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Berdasarkan uraian di atas maka perusahaan harus menerapkan pengendalian mutu agar diperoleh tahu yang berkualitas.

Meskipun pabrik tahu 46 telah menetapkan persyaratan dan prosedur regulasi/pengendalian, namun pada kenyataannya masih terdapat kendala dalam menciptakan produk yang berkualitas. Untuk mencapai tujuan perusahaan dalam melakukan pengendalian bahan baku, proses produksi dan produk jadi tentunya tidak lepas dari pengendalian kualitas produk yang sangat berguna untuk menciptakan produk perusahaan dengan mutu dan mutu yang baik. Untuk Pabrik Tahu 46 sendiri jika proses produksinya dari awal yaitu bagian putar memiliki kendali mutu yang baik maka proses selanjutnya akan menghasilkan produk dengan kualitas yang baik.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengendalian Mutu Produk Tahu Pada Pabrik Tahu 46 Sidikalang” (studi kasus Pabrik Tahu 46 Sidikalang Kabupaten. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengendalian Mutu Produk Tahu di Pabrik Tahu 46 Sidikalang Kualitas tahu ditentukan oleh yang melihatnya dan produk yang paling memuaskan adalah produk yang sesuai dengan selera.

Pengendalian (pengawasan mutu) merupakan suatu kegiatan untuk menjamin agar kebijakan yang berkaitan dengan mutu (standar) dapat tercermin pada hasil akhir, dengan kata lain pengendalian mutu melakukan upaya untuk menjaga mutu barang yang diproduksi agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan. pernah ditentukan berdasarkan kebijakan pengelolaan masyarakat.

Statistical Quality Control (SQC)

  • Check Sheet
  • Control Charts (Peta Kendali)
  • Diagram Paetro (Paetro Analysis)
  • Diagram Sebar (Scatter Diagram)
  • Histogram

Kaoru Ishikawa dari Universitas Tokyo, oleh karena itu diagram sebab-akibat disebut juga diagram Ishikawa atau diagram tulang ikan. Tujuan pembuatan diagram sebab-akibat adalah untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab (root cause) dan atribut kualitas (konsekuensi) yang ditimbulkan oleh faktor-faktor penyebab tersebut. Lembar kendali atau lembar inspeksi adalah alat untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang disajikan dalam bentuk tabel yang merinci jumlah barang yang diproduksi dan jenis ketidaksesuaian, serta jumlah yang diproduksi.

Tujuan penggunaan checklist ini adalah untuk menyederhanakan proses pengumpulan dan analisis data serta mengidentifikasi area permasalahan berdasarkan frekuensi jenis atau penyebabnya serta mengambil keputusan perlu atau tidaknya dilakukan perbaikan. Peta kendali adalah alat yang digunakan secara grafis untuk memantau dan menilai apakah suatu kegiatan/proses berada dalam kendali mutu statistik atau tidak, sehingga dapat memecahkan masalah dan menciptakan peningkatan mutu. Peta kendali menunjukkan perubahan data dari waktu ke waktu, namun tidak menunjukkan penyebab penyimpangannya, meskipun penyimpanannya akan terlihat pada peta kendali.

Memberikan informasi apakah suatu proses produksi masih dalam batas kendali mutu atau tidak terkendali. Selanjutnya, kita akan melihat secara teknis bagaimana menggunakan berbagai teknik diagram kendali dan kapan menggunakannya. Keputusan pemilihan ketiga diagram kendali di atas didasarkan pada jumlah pengukuran yang dilakukan dan jumlah pengukuran tersebut digabungkan menjadi satu subkelompok.

Ciri sebaran diskrit menggambarkan data atribut yang berbentuk bilangan bulat dimana nilai datanya harus berupa bilangan bulat atau bukan pecahan, dapat dihitung, dan berhingga. Mengukur data atribut akan jauh lebih mudah dibandingkan dengan mengukur data variabel karena data diklasifikasikan cacat atau tidak cacat berdasarkan perbandingan dengan standar yang telah ditentukan. Pilihan diagram kendali tergantung pada apakah Anda ingin menghitung jumlah cacat per item atau hanya menghitung jumlah total cacat.

Jika kita hanya ingin membedakan mana yang cacat dan yang tidak cacat, maka kita menggunakan diagram P atau diagram NP. Pemilihan peta kendali yang sesuai juga dipilih berdasarkan apakah terdapat besaran yang konstan pada masing-masing peta kendali. Bagan kendali atribut biasanya memerlukan ukuran sampel yang jauh lebih besar daripada bagan kendali variabel.

Histogram bisa berbentuk "normal" atau berbentuk lonceng, artinya sebagian besar data berada pada nilai rata-rata. Bentuk histogram yang miring atau asimetris berarti banyak data yang tidak berada pada nilai rata-rata, namun sebagian besar data berada pada batas atas atau batas bawah.

Garam (NaCl) termasuk dalam kelompok abu, namun keberadaan garam pada produk tahu bertujuan untuk meningkatkan kualitas, daya tahan dan rasa. Logam berbahaya (As, Pb, Mg, Zn) yang terdapat pada tahu antara lain dapat berasal dari air yang tidak memenuhi baku mutu air minimum, maupun dari peralatan yang digunakan khususnya peralatan penggilingan. Pewarna yang digunakan untuk membuat tahu adalah pewarna alami (kunyit) dan pewarna yang dibuat khusus untuk makanan.

Penyimpangan bau dan rasa menunjukkan kerusakan (tua atau busuk) atau kontaminasi dengan bahan lain.

Penelitian Terdahulu

Penelitian ini membahas tentang bagaimana analisis pengendalian kualitas dengan metode SQC pada PT “X”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengendalian kualitas pada proses produksi jok di PT “X”. Analisis dilakukan dengan mengolah data penelitian terhadap produk cacat, dengan menggunakan alat analisis kendali mutu (diagram pareto, diagram, diagram tulang ikan) Lembar kendali dan histogram digunakan untuk menyajikan data agar lebih mudah dalam memahami produk cacat tersebut. data untuk tujuan analisis lebih lanjut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab utama terjadinya kemerahan yang sangat terang dan berlebihan pada proses produksi kertas di PT So, diambil solusi berupa kegiatan pelatihan atau pelatihan pekerja dan evaluasi karyawan untuk mengurangi produk cacat.

Guna meningkatkan kualitas produk kotak makan siang, PT Majapura melakukan proses pengendalian kualitas produk yang meliputi kesesuaian bahan baku atau tidak, pengendalian proses masuknya bahan baku hingga proses pengemasan, pengurangan keluhan jamur pada produk. kotak bekal dengan memaksimalkan proses pembilasan atau pengeringan serta pengaturan tanggal kadaluarsa pada produk bekal. Berdasarkan analisa penulis, peran pengendalian mutu di PT Majapura yang paling ditekankan adalah dalam pengawasan bahan baku. Dengan memantau dan menyaring pemilihan bahan baku berkualitas yang digunakan sebelum proses produksi dilakukan, maka proses selanjutnya juga akan menghasilkan produk bekal makan siang yang berkualitas baik.

Kerangka Pemikiran

Metode yang digunakan adalah metode survei yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada pemilik dan karyawan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa survei adalah suatu metode pengumpulan informasi dari kelompok-kelompok yang mewakili suatu populasi.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Populasi dan Sampel .1 Populasi

Sampel

Defenisi Operasional Variabel Dan Pengukuran .1. Defenisi Operasional

  • Pengendalian Kualitas
  • Pengukuran
  • Kriteria Produk Baik
    • Warna
    • Kebersihan
    • Kadar Air
  • Pengukuran Kualitas Secara Atribut Menggunakan SQC

Tahu yang bebas dari cacat produk tidak akan memiliki kotoran atau serpihan yang tidak sengaja tercampur selama proses pembuatannya. Tahu yang tidak memenuhi kriteria rusak maka kadar airnya berada di bawah batas atau tepat pada batas yang ditentukan yaitu 1,3%. Pengendalian mutu yang digunakan dalam kinerja pengendalian mutu di Pabrik Tahu 46 Sidikalang dilakukan dengan menggunakan atribut yaitu pengukuran kualitas terhadap karakteristik produk yang tidak dapat atau sulit diukur.

Peta kendali p digunakan dalam pengendalian kualitas atribut yaitu untuk menyoroti kesalahan pada produk yang diproduksi dan untuk mengetahui apakah masih dalam batas yang ditentukan.

Metode Analisis Data

Mengumpulkan data produksi dan produk rusak (Check Sheet)

Membuat Histogram

Membuat Peta Kendali (P-chart)

Mencari Faktor penyebab yang paling dominan dengan diagram sebab akibat

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 3.1 Diagram Fish Bone

Referensi

Dokumen terkait

METHODS This study uses a quantitative method and tries to see phenomena regarding user interaction and dissemination of information about two e-commerce sites in Indonesia on the