• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of ANALISI KETENAGAKERJAAN, KESEHATAN, DAN KESELAMATAN KERJA KARYAWAN PADA BKKBN MEDAN, PROVINSI SUMATERA UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of ANALISI KETENAGAKERJAAN, KESEHATAN, DAN KESELAMATAN KERJA KARYAWAN PADA BKKBN MEDAN, PROVINSI SUMATERA UTARA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (1-13)

ANALISI KETENAGAKERJAAN, KESEHATAN, DAN KESELAMATAN KERJA KARYAWAN PADA BKKBN MEDAN, PROVINSI SUMATERA UTARA

--- Idah Liana Lumbantobing, Mas Intan Purba

Universitas Prima Indonesia

(Naskah diterima: 1 juni 2022, disetujui: 28 Juli 2022) Abstract

Research on employee employment, health, and safety analysis at the BKKBN Medan, North Sumatra Province aims to identify occupational health and safety with the Employment K3 program for employees. Occupational safety and health is one aspect of labor protection regulated in Law No. 13 of 2003. By applying labor control technology, occupational health and safety, it is hoped that the workforce will achieve physical resilience, work power, and a high level of health. . Efforts and efforts to create protection and security from the risk of accidents and physical, mental and emotional hazards to workers, companies, communities, and the environment. The research was conducted using descriptive analysis method. This method is carried out by explaining how the employment, health, and safety of employees at the BKKBN Medan, North Sumatra Province. Data were obtained in written form as well as an explanation of how employment, health, and occupational safety affect the work comfort of employees at the Medan BKKBN, North Sumatra Province. The results of the study show that occupational health and safety are very important to the workforce in the work of employees. BKKBN Medan, North Sumatra Province, implements an occupational health and safety protection system that provides protection in the form of BPJS employment for employees.

Keywords: Employment, Health, and Occupational Safety.

Abstrak

Penelitian analisis ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja karyawan pada BKKBN Medan Provinsi Sumatera Utara bertujuan untuk mengidentifikasi kesehatan dan keselamatan kerja dengan program K3 Ketenagakerjaan terhadap karyawan. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003.Usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat, dan lingkungan. Penelitian dilakukan dengan metode analisis deskriptif.

Metode ini dilakukan dengan menjelaskan bagaimana ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja karyawan pada BKKBN Medan Provinsi Sumatera Utara. Data diperoleh dalam bentuk tulisan maupun penjelasan tentang bagaimana ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja berpengaruh terhadap kenyamanan kerja karyawan pada BKKBN Medan

(2)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (1-13)

Povinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukan bahwa kesehatan, dan keselamatan kerja sangat penting terhadap ketenagakerja pada kerja karyawan. BKKBN Medan Provinsi Sumatera Utara menerapkan sistem perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja pemberian perlindungan berupa BPJS ketenagakerjaan kepada karyawan.

Kata kunci : Ketenagakerjaan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja.

I. PENDAHULUAN

erdasarkan perautran presiden Nomor 62 tahun 2010, tugas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah melaksanakan tugas pemerintah dibidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana tentu harus memiliki ketenagakerjaan serta program K3 yang efektif. BKKBN selalu melindungi pekerja dan bahaya penyakit akibat dan pekerja agar mereka merasa aman saat bekerja. Kesehatan pekerja akan berpengaruh terhadap produktifitas kerja karyawan dapat meningkat kelangsungan hidup karyawan.

B

Salah satu ketenagakerjaan pada BKKBN yang berpengaruh dalam kesehatan dan keselamatan pegawai yaitu perjalanan dinas. Perjalanan dinas adalah penugasan kepada pegawai untuk menyelesaikan pekerjaan yang berada diluar lingkup kantor seperti diluar kota. Dalam menjalankan tugas-

tugas keluar kota mempunyai kendala perjalanan seperti penyuluhan kedesa bahkan kepelosok desa. Dimana perjalanan dinas menuju tempat sangat susah karena jalan yang rusak.

Menurut Sudjana (2006) mengatakan bahwa K3 Merupakan salah satu persyaratan untuk meningkatkan produktifitas kerja, disamping itu K3 adalah hak asasi setiap tenaga kerja.

Pada ketenagakerja BKKBN Medan, Provinsi Sumatera Utara, kesehatan dan keselamatan kerja (K3) sudah berjalan dengan cukup baik, karena BKKBN menerangkan sistem perlindungan kesehatan dan keselamtan kerja pemberian perlindungan berupa BPJS ketenagakerja kepada pegawai, menyediakan fasilitas yang cukup bagus dalam pekerjaan dikantor maupun saat perjalanan dinas keluar kota.

Penelitian ini mengambil sampel dari pegawai-pegawai yang berada pada BKKBN.

K3 adalah UU No. 1 tahun 1970 tentang

(3)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (1-13)

keselamatan kerja yang ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja didarat, didalam tanah, permukaan air, didalam air, maupun di udara yang berda didalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.

Dengan ini penulis tertarik dengan mengambil judul “Analisis Ketenagakerjaa, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja Pada Karyawan Pada BKKBN Medan, provinsi Sumatera Utara.

II. KAJIAN TEORI

2.1 Pelaksanaan Perlindungan

Ketenagakerjaan, Kesehatan, Dan Keselematan Kerja Pada BKKBN Medan

Keselamatan dan kerja wajib diselenggarakan pada setiap perusahaan karena kecelakaan dan penyakit tiba secara tidak terdugadan tanpa diperlukan, kesehatan kerja diselenggarakan buat mewujudkan produktivitas kerja yang optimal, kesehatan kerja yang mencakupproteksi kesehatan, mencegah penyakit akibat kerja, serta kondisi kesehatan.

Pelaksanaan perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja sudah berjalan dengan cukup baik karena menerapkan sistem pelaksanaan perlindungan. Mekanisme

pelaksanaan perlindungan K3 ditempat kerja merupakan tahap atau proses kegiatan untuk menyelesaikan suatu kegiatan metode langaka yang sedang berlangsung sepenuhnya dengan memperhatikan keselamatam, kesehatan dan keamanan, K3 yang telah diterapkan sesuai menggunakan peraturan Undang-Undang Nomor 1970 membarikan perlindungan dan jaminan atas keselamatan setiap tenaga kerja.

Menerapkan kewajiaban serta hak tenaga kerja yang berkaitan mengunakan Dengan perlindungan kesehatan dan keselamatn kerja, mempunyai tugas pengurus dalam hal perlindungan kesehatan dan keselamtan kerja dan adanya usaha-usaha yang dilakukan untuk menciptakan perlindungan keselamatan kerja pada BKKBN Medan, Provinsi Sumatera Utara.

2.2 Kendala Yang Terjadi Didalam Pelaksanaan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Pegawai Pada BKKBN Meda, Sumatera Utara.

Kendala asal sisi pekerjaan/masyarakat yang tuntutan pekerjaan masih pada kebutuhan dasar, banyak pekerja tidak menuntut jaminan K3 sebab SDM yang masih rendah. Kendala berasal sisi tempat kerjayang

(4)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (1-13)

umunya lebih menekankan biaya biaya produksi atau opsional dan meningkatkan efesienpekerja buat membuat laba yang sebanyak-banyaknya.

Walaupun pelaksanaan kesehatan dan keselamtan kerja sudah dianggap penting dalam aspek kegiatan operasi namun didalam pelaksanaanya masih saja ditemui hambatan serta kendaka-kendaka. Kendala tersebut pemahaman pegawai mengenai perjanjian kerja sama cara mengatasi perlunya pembinaan atau koordinasi dari sosialisasi antara pengurus serta pekerja melalui musyawarah, penanganan keselamatan kerja tidak optimal cara mengatasi adalah apabila ternyata tindakan pencegahan tidak berhasil, maka pihak manejemen kantor mempunyai kesempatan untuk mempelajari apa yang salah,kebijakan kantor yang tidak tegas cara mengatasi adanya tindakan yang tegas apa bila terjadi ketidak disiplinan pegawai dalam bekerja.

2.3 Pelaksanaan Perlindungan Dan Kendala –Kendala Ketenagalerjaan, Kesehatan, Dan Keselamatan Kerja Yang Terjadi Pada Pegawai BKKBN Medan Provinsi Sumatera Utara.

BKKBN merupakan lembaga pemerintah indonesi yang bertugas melaksanakan tugas pemerintah dibidang dalam keluarga berencana, keluarga sejahtera sebagai forum handal serta dipercayai pada mewujudkan tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas.

Pelaksanaan perlindungan dan kendala- kendala ketenaga kerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja ditetapkan supaya mencegah da mengurangi jumlah kecelakaan kerja pada lingkungan kerja,membentuk kantoryang aman dan kondusif, menyampaikan jaminan atas sumber produktifitas supaya dapat digunakan secara aman dan efisien, menaikan kesejahteraan kerja bagi pekerja dilingkungan kantor demi mewujudkan produktivitas nasional.

Kendala yang terjadi didalam pelaksanaan perlindungan ketenagakerja, kesehatan dan keselamatan kerja, kendala tersebut ada yang bersifat makro serta dapula yang bersifat makro. Hambatan makro ditemui banyak faktor yang adalah kendala yang mengakibatkan kurang berhasilnya acara keselamatan kerja diantaranya, pemerintah, teknologi, sosial budaya.

Hambatan makro yang terjadi di BKKBN

(5)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (1-13)

yaitu, pencerahan, dukungan serta keterlibatan, dan kemampuan yang terbatas berasal dari petugas kesematan kerja.

III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, penelitian deskriptif ini merupakan metode penelitian yang hanya menggambarkan keadaan berdasarkan fakta- fakta yang ditemukan dengan tidak menguji maupun membuat prediksi. Dengan cara mendefenisikan suatu ide berdasarkan pendapat dan teori didalam topik penelitian juga memaparkan suatu pandangan gambar dalam perilaku individu, kelompok gejala dan keadaan.

Penelitian kualitatif tidak mengenal adanya populasi serta sampel, subjek penelitian akan menyampaikan berita yang diharapkan selama proses penelitian dilakukan. Kajian ini bertujuan buat memberikan data yang realistis, sistematis, faktual secara akurat wacana pelaksanaan program ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamtan kerja bagi pegawai pada BKKBN Medan, Provinsi Sumatera Utara.

Berikut ini teknik pengumpula data penelitian ini:

1. Data primer

Data primer data yang informasi yang diperoleh secara langsung dari objek penelitianUji kualitas kuesioner penelitian yang digunakan adalah uji validitas dan uji reliabilitas. Data primer adalah data informasi yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian. Data primer dilakukan dengan instrumen yaitu, observasi dan wawancara.

2. Data sekunder

Dokumentasi, yaitu teknik

mengumpulkan data dengan menggunakan data catatan-catatan dan dokumen dari lokasi penelitian secara sumber yang relevan dengan objek penelitian. Studi pustaka yaitu pengumpulan data atau informasi dengan mengunakan buku-buku..

3. Pengujian peralatan penelitian

Deskripsi kualitatif peralatan penelitian itu sendiri. Artinya peneliti atau penulis bertanggung jawab untuk merencanakan, melaksanakan, mengenalisis, dan mengumpulkan data, sekaligus hasil penelitiannya. analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi berganda.

IV. HASIL PENELITIAN

Keselamatan kerja ialah proteksi terhadap kesejahteraan fisik seseorang dan mencegah kecelakan atau cedera yang terkait

(6)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (1-13)

menggunakan pekerjaan. Kesehatan kerja merupakan individu yang sehat, bebas asal penyakit, cedera dan duduk perkara mental serta emosi yang bisa merusak aktifitas normal umumnya. Keselamatan serta kesehatan kerja (K3) ialah upaya proteksi terhadap keselamtan dan kesehatan para tenaga kerja selama mereka bekerja ditempat mereka bekerja K3 mempunyai 2 aspek penting, yaitu mengenai keselamatan kerja para pegawai dan kesehatan bagi para pegawai. Keselamatan kerja ini sangat bekerjasama erat menggunakan proses produksi suatu perusahaan maupun di lembaga pemerintah.

Keselamatan kerja sudah diatur pada Undang-Undang No.1 tahun 1970 perihal keselamtan kerja pada pasal tiga ayat (1) serta pasal 9 ayat (tiga).

Sedangkan mengenai kesehatan kerja sudah diataur dalam Undang-Undang Kesehatan No.23 Tahun 1992 bagian 6 wacana kesehatan kerja, di pasal 23 yang berisi:

1. Kesehatan kerja diselenggarakan buat mewujudkan produktivitas kerja yang optimal

2. Kesehatan kerja yang mencakup proteksi kesehatan kerja, pencegahan

penyakit akibat kerja, serta kondisi kesehatan kerja.

3. Setiap kantor harus menyelenggarakan kesehatan kerja.

Jadi, keselamatan dan kesehatan kerja wajib diselenggarakan pada setiap perusahaan karena kecelakaan dan penyakit tiba secara tak terduga dan tanpa diperlukan.

3.1. Pelaksanaan Perlindungan Ketenagakerjaan, Kesehatan ,Dan

Keselamatan Kerja Pada BKKBN Medan BKKBN merupakan lembaga pemerintah indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintah dibidang dalam keluarga berencana, keluarga sejahtera, sebagai forum yang handal serta dipercayai pada mewujudkan tumbuh seimbang dan keluarga yang berkualitas. Di ketenagakerja BKKBN Medan Provinsi Sumatera Utara, kesehatan serta keselamatan kerja (K3) sudah berjalan dengan cukup baik, karena BKKBN menerapkan sisitem pelaksanaan perlindungan.

A. Mekanisme Pelaksanaan Perlindungan K3 Ditempat Kerja

Prosedur proteks K3 ini merupakan tahapan atau proses kegiatan untuk menyelesaikan suatu kegiatanatau metode

(7)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (1-13)

langka yang sedang berlangsung sepenuhnya dengan memperhatikan keselamatan, kesehatan, dan keamanan. BKKBN Medan Sumatera Utara akan melakukan prosedur penerapan K3 dengan cara:

1. Menetapkan K3

2. Tentukan aturan yang haruss di ikuti 3. Tetapkan aturan

4. Mensosialisasikan peraturan serta perundang-undangan K3 ini kepada seluruh energi kerja.

5. Memonitor pelaksanaan peraturan- peraturan.

K3 yang telah ditetapkan sesuai menggunakan peraturan Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 memiliki beberapa tujuan utama, diantaranya:

1. Memberikan perlindungan dan jaminan atas keselamatan setiap tenaga kerja orang lain yang berada dilingkungan tempat kerja.

2. Mencegah dan menguranngi jumlah kecelakaan kerja pada lingkungan kerja.

3. Menbentuk kantor yang aman dan kondusif.

4. Menyampaikan jaminan atas sumber produksi supaya dapat digunakan secara aman dan efisien.

5. Menaikan kesejahteraan kerja bagi pekerja dilingkungan kantor demi mewujudkan produktivitas Nasional.

B. Menerapkan Kewajiban Serta Hak Tenaga Kerja Yang Berkaitan

Menggunakan Dengan Perlindungan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Kewajiban dan hak energi kerja

merupakan sebagi berikut:

1. Menyampaiakan berita yang benar jika diminta oleh pegawai supervisi atau pakar keselamatan kerja.

2. Menggunakan alat-alat perlidungan diri yang diwajibkan.

3. Memenuhi dan mentaati seluruh kondisi-kondisi keselamatan dan kesehatan yang diwajibkan.

4. Meninta pada pengurus supaya dilaksanakan seluruh kondisi-kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan.

5. Menyatakan keberatan kerja di pekerjaan dimana kondisi dan keselamatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan

(8)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (1-13)

diragukan olehnya kecuali pada hal-hal spesifik dipengaruhi lain oleh pegawai-pengawai pada batas-batas yang masih dapat dipertanggung- jawabkan.

C. Tugas Pengurus/Pengawas Dalam Hal Perlindungan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

Tugas pengurus/pengawas merupakan orang memiliki untik memimpin langsung di twmpat kerja atau dibagian-bagiannya sendiri.

Keselamatan dan kesehatan kerja pengurus bertanggung jawab untuk:

1. Mempelajari kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari ketenaga kerja yang akan diterimanya juga dipindahkan sesuai dengan sifat- sifat pekerjaan yang diberikan padanya.

2. Mempelajari semua ketenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya, secara terencana pada dokter yang ditunjukkan sang pengusaha dan dibenarkan sang Atasan.

3. Membarikan serta mengungkapkan pada setiap tenaga kerja baru perihal:

4. Kondis-kondisi dan bahaya-bahaya serta apa yang bisa ditimbulkan dalam kantor.

5. Semua pengaman serta alat- alat perlindungan yang diharuskan dalam semua kantor.

6. Cara-cara dan perilaku yang aman pada melaksankaan pekerjaan.

7. Melaporkan setiap kecelakaan yang terjadi pada tempat kerja.

8. Menetapkan pada tempat kerja yang dipimpinnya, semua kondisi keselamatan kerja yang diwajibakan, seluruh peraturan pelaksanaannya berlaku di BKKBN Medan Provinsin Sumatera Utara.

D. Mengukur Serta pemantauan Kesehatan Mental Kerja Pegawai

Pengukuran faktor mental kerja pegawai dilakukan memakai metode survei, mencakup tujuan tugas dan pekerjaan, beban kerja, pengembangan, dan peran pada pekerjaan.

Tujuan mengukur kesehatan dan keselamatan kerja untu:

1. Memantau perkembangan asal pertemuan-pertemuan kesehatan serta keselamtan kerja.

2. Memantau peraturan serta persyaratan lainnya dengan penerapan K3 di kantor.

(9)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (1-13)

3. Memantau peristiwa-peristiwa kecelakaan kerja dan penyakit dampak kerja.

4. Menyediakan data untuk evaluasi keefektivan pengendalian operasi K3 atau buat mengevaluasi perlunya modifikasi pengendalian ataupun sosialisasi pilihan pengendalian baru.

5. Menyediakan data buat mengukur kinerja K3 pegawai baik secara agresif maupun secara reaktif.

6. Menyediakan data untuk mengevaluasi penerapan sistem keselamatan serta kesehatan kerja di BKKBN.

7. Menyediakan data untuk menilai kompetensi kesehatan serta keselamatan kerja.

E. Usaha-Usaha Yang Dilakukan Untuk MenciptakanPerlindungan

Keselamatan Kerja Pada Bkkbn Medan Provinsi Sumatera Utara.

Usaha-usaha dalam mewujudkan kesehatan serta keselamtan kerja, BKKBN memberi sejumlah prinsip yaitu menjadi sebagai berikut:

1. Menyediakan alat pelindung diri (APD) Ditempat kerja.

2. Menyediakan peraturan pembagian tugas dan tanggung jawab.

3. Menyediakan ruangan yang aman sesuai standar syarat-syarat lingkungan kerja.

misalnya, tempat kerja steril asal debu kotoran, asap rokok,uap gas, radiasi, kebisingan, memilikipenerangan yang memadai, mempunyai jendela peredaran udara

Yang seimbang, dan memiliki peraturan kerja atau hukum sikap pada kantor.

4. Menyediakan penunjangan kesehatan jasmani serta rohani ditempat kerja.

5. Menyediakan sarana serta prasarana yang lengkap ditempat kerja.

6. Mempunyai pencerahan pada menjaga keselamatan dan kesehatan kerja.

7. Membentuk panitia pembina

keselamatan serta kesehatan kerja.

Pada ketenagakerja BKKBN Medan Provinsi Sumatera Utara telah menjananin prosedur dan tahap-tahap perlindungan, kesehatan dan keselamtan kerja dengan baik.BKKBN juga menerapakan sistem perlindungan kesehatan dan keselamtan kerja perlindungan berupa BPJS, menyediakan fasilitas yang bagus dalam pekerjan di kantor maupun saat perjanan dinas diluar kantor.

(10)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (1-13)

3.2. Kendala Yang Terjadi Didalam Pelaksanaan Perlindungan Ketenagakerja, Kesehatan Dan Keselamatan Karyawan Pada BKKN Medan Provinsi Sumatera Utara.

A. Kendala Asal Sisi Pekerjaan/

Masyarakat

1. Tuntutan pekerjaan masih pada kebutuhan dasar

2. Banyak pekerja tidak menuntut jaminan K3 sebab SDM yang masih rendah.

B. Kendala Berasal Sisi Tempat Kerja Tempat kerja yang umumnya lebih menekannkan biaya produksi atau operasional dan menaikan efisien pekerja buat mebuat laba yang sebanyak-banyaknya. Walaupun K3 sudah disebut mermafaat dalam aspek kegiatan operasi tetapi didalam pelaksanaanya masih saja ditemui hambatan serta kendaka- kendala. Kendala tersebut ada yang bersifat makro( pada taraf nasional) serta ada pula yang bersifat mikro( pada tempat kerja).

1 . Hambatan Makro

Pada taraf Nasional ( makro) ditemui banyak faktor yang adalah kendala yang mengakibatkan kurang berhasilnya acara keselamtan kerja diantaranya:

a . Pemerintah

masih dirsakan adanya kekurangan dalam masalah pembinaan ( formal dan non formal), bimbingan ( pelayanan isu, standar, code of prative), supervisi ( peraturan, pemantauan/monitoring dan sangsi terhadap pelanggaran), serta bidang-bidang pengendalian bahaya.

b . Teknologi

perkembangan teknologi perlu diantisipasi agar bahaya yang ditimbulkan mampu diminimalisasi atau dihilangkan sama sekali menggunakan pemanfaatan ketrampilan dibidang bahaya.

c . Sosial Budaya

Adanya kesenjangan sosil budaya pada bentuk rendahnya displin dan pencerahan rakyat terhadap masalah keselamatan kerja, kebijakan pertanggungan yang tidak berorientasi pada pengendalian bahaya, perilaku rakyat yang belum sepenuhnya mengerti terhadap bahaya-bahaya yang ada pada industri menggunakan teknologi canggih dan adanya budaya dan dari masyarakat atau menggunakan istilah lain belum ada budaya mengutamakan keselamatan di pada pekerja.

2 . Hambatan Mikro

(11)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (1-13)

Masalah yang bersifat mikro yang terjadi ditempat kerja (BKKBN Provinsi Sumatera Utara) diantaranya terdiri dari:

a . Pencerahan, dukungan serta keterlibatan kesadaran, dukungan serta keterlibatan operasi terhadap perjuangan pengendalian bahaya dirasakan sangat kurang. Keadaan ini akan membudaya mulai dari lapis bawah sehingga beberapa pegawai memiliki pencerahan keselamatan yang rendah, disamping itu pengetahuan mereka terhadap bidang keselamtan kerja juga sangat terbatas.

Ditambah lagi asumsi bahwa K3 merupakan pusat biaya yang padahal sebenarnya justru sebaliknya

b . Kemampuan yang terbatas berasal dari petugas keselamtan kerja

kemampuan petugas keselamtan kerja dibidang rekayasa operasi, rekayasa keselamatan kerja, manejemen pengendalian bahaya dirasakan sangat kurang sebagai akibatnya adalah hambatan diperoleh kinerja keselamatan kerja yang baik. Dampak daripada kekurangan terhadapnya kesenjangan antara makin majunya teknologi terapan dengan dampak negatif yang makin tinggi dengan kemampuan para petugas keselamatan kerja pada mengantisipasi yang makin

berbahaya. Hal ini juga disebabkan karena kurangnnya pengenbangan SDM di bidang K3 atau kurang dikembangkan perkembangan internasional pendidikan dibidang ini.

Walaupun pelaksanaan kesehatan dan keselamatam kerja sudah dianggap penting dalam aspek kegiatan operasi namun didalam pelaksanaanya masih saja ditemui hambatan serta kendala-kendala. Kendala tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pemahaman pegawai mengenai ini perjanjian kerja sama

Cara mengatasi perlunya pembinaan atau koordinasi dan sosialisasi antara pengurus serta pekerja melalui musyawarah.

2. Penanganan keselamatan kerja tidak optimal

Cara mengatasi adalah apabila terjadi tindakan pencegahan tidak berhasil,maka pihak manejemen kantor mempunyai kesempatan untuk mempelajari apa yang salah.

3. Kebijakan kantor yang tidak tegas Cara mengatasi adanya tindakan yang tegas apa bila terjadi ketidak disiplinan pegawai dalam bekerja.

(12)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (1-13)

C . Kendala Faktor Usia

1. Segi usia pegawai Di bidang KS/PK, KB/KR, dan Latbang ada beberapa pegawai yang hampir sudah memasuki usia pensiun Sehingga kehatan dan keselamatan kerjanya berkurang untuk produktivitasnya agak berbeda dengan pegawai yang masih muda.

2. Kurangnya SDM yang berkualitas, SDM yang mempunyai pengetahuan di bidang IT. Ada beberapa pegawai yang lanjut usia tidak paham mengenai IT padahal di zaman 4.0 semua pekerjaan mengacu pada pemanfaatan teknologi.

Selain itu SDM yang ada tidak semuanya handal dalam bekerja sehingga pegawai yang lanjut usia kurang lebih berhati-hati sehingga berkurang pelaksanaan K3.

V.KESIMPULAN

Berdasarkan Hasil dan Pembahasan, maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penerapan ketenagakerja, kesehatan, dan keselamatan kerja pegawai BKKBN Medan, Provinsi Sumatera Utara secara umun sudah baik.

2. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sangat diperlukan karena menyangkut tempat kerja dan pegawai.

3. Penerapan K3 ini juga memiliki prosedur yang benar yang harus diikuti sesuai dengan aturan BKKBN dan Undang- Undang karena apabila K3 tidak terlaksanakan akan memberi dampak burukterhadap kantor atau tempat kerja dan pegawai sendiri. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan ilmu pengetahuan dalam upaya buat membangun suasana bekerja yang aman serta nyaman dan tujuan akhirnya yaitu mencapai produktivitas dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

InfoDATIN. 2018. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Diakses Pada 21 Maret 2019

Sudjana. 2006. Keselamatandan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu persyaratan untuk meningkatkan produktifitas kerja.

Peraturan Undang-Undang Nomor.1 Tahun 1970. Keselamatan Kerja Didalam Wilayah Kekuasaan Republik Indonesia.

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2016 Dan 2017. Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Jakarta.

(13)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (1-13)

Undang-Undang Kesehatan Kerja. Diakses Pada 21 Maret 20192011.

Suardi, rudi. Sisten Manejemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Penerbit PPM, 2007.

Moener, Sopepomo, 1983:207, 1985:75.

Kesehatan Kerja.

Silaban, Gerry Dan Salomo Parangin-Angin.

Hak Dan Atau Kewajiban Tenaga Kerja Dan Pengusaha/Pengurus Yang Ditetapkan Dalam Peraturan Perundangan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Medan: USU Pres, 2008.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Antara Kepribadian Ekstraversi Dan Kesepian Dengan Kecenderungan Nomophobia Pada Remaja.. Jurnal

Based on the research questions above, the following hypotheses can be proposed H1: self efficacy and social skills simultaneously have a significant effect on Science learning