• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Asesmen Autentik (Kognitif, Psikomotorik Dan Afektif) Di Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Analisis Asesmen Autentik (Kognitif, Psikomotorik Dan Afektif) Di Sekolah Dasar"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

DOI: 10.31949/jee.v6i1.4944 e-ISSN 2655-0857

263

Analisis Asesmen Autentik (Kognitif, Psikomotorik Dan Afektif) Di Sekolah Dasar

Maret Markus Harefa1*, Faisal Madani2 , Indah Wijaya Lase3

1Universitas Negeri Jakarta, Jakarta, Indonesia

2Universitas Negeri Jakarta, Jakarta, Indonesia

3Universitas Nias, Gunungsitoli, Indonesia

*Corresponding author: maret_1113822010@mhs.unj.ac.id

ABSTRACT

In this study, authentic assessment (cognitive, psychomotor and affective) in elementary schools will be reviewed from various research articles that discuss the same topic. This research is using Data were collected through articles from national journals published over the last eight years which became the source of data for this study, namely from 2015 to 2022. From 15 articles on authentic assessment in primary schools, it was found that teachers have implemented authentic assessment in primary schools by covering cognitive, psychomotor and affective assessments. However, in the implementation of authentic assessment, there are still some obstacles experienced by teachers.

Keywords: Authentic Assessment; Cognitive, Psychomotor and Affective; Elementary School ABSTRAK

Dalam penelitian ini akan dikaji tentang asesmen autentik (kognitif, psikomotorik dan afektif) disekolah dasar, yang ditinjau dari berbagai artikel penelitian yang membahas topik yang sama.

Penelitian ini menggunakan metode Narrative Literature Review (NLR) dengan teknik Compare. Data dikumpulkan melalui artikel-artikel dari jurnal nasional yang diterbitkan selama delapan tahun terakhir yang menjadi sumber data penelitian ini, yaitu dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2022.

Dari 15 artikel asesmen autentik di sekolah dasar, ditemukan bahwa guru telah melaksanakan penilaian autentik disekolah dasar dengan mencakup penilaian kognitif, psikomotorik dan afektif.

Namun, dalam implementasi penilaian autentik masih ditemukan beberapa kendala yang dialami guru.

Kata Kunci: Asesmen Autentik; Kogntif, Psikomotorik dan Afektif; Sekolah Dasar

Pendahuluan

Pendidikan merupakan pengaruh dinamis yang mampu mengembangkan pribadi integral dalam perkembangan rohani, jasmani, susila, keterampilan, dan rasa sosial yang didapat melalui lembaga formal maupun lembaga informal. Pendidikan formal tidak terlepas dari kurikulum maupun pembelajaran (Yuyun et. al., 2021). Kurikulum merupakan suatu rencana pembelajaran terdapat suatu tujuan yang ingin dicapai (Yunianto, Surohman, and Hasanah, 2021; Zaini, 2015). Kurikulum selain berisi tentang materi didalam kurikulum terdapat juga progam yang dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik yaitu pembelajaran (Muhammad, 2013; Safitri and Oktaviana, 2017).

Di dalam dunia pendidikan, guru merupakan salah satu komponen penting dalam pelaksanaan kurikulum. Kegiatan guru setelah melakukan proses belajar mengajar merupakan melakukan penilaian hasil belajar. Penilaian hasil belajar bertujuan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan sekaligus mengukur keberhasilan peserta didik dalam penguasaan kompetensi yang telah ditentukan (Warsono, 2017). Salah satu metode asesmen yang digunakan adalah asesmen autentik. asesmen autentik dapat mengintegrasikan penilaian dengan pembelajaran yang dilakukan secara autentik

(2)

264

dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran serta menghasilkan hasil yang lebih akurat dan bermanfaat (Sulastri & Nuraeni, 2021).

Asesmen merupakan bagian integral dari pembelajaran. menyatakan asesmen adalah suatu upaya untuk mengumpulkan data atau informasi dengan menggunakan multiteknik dan multisumber yang digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan (Setiawan, Sa’dijah, and Akbar, 2017). Data atau informasi yang dimaksud yaitu data tentang proses dan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan di kelas, baik hasil pembelajaran permuatan pembelajaran maupun aspek pembelajaran (Rifka, Khaldun, and Ismayani, 2017).

Asesmen autentik mendata hasil belajar siswa secara keseluruhan baik pada saat proses pembelajaran maupun keluaran pembelajaran dari berbagai aspek baik ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor (Umami, 2018). asesmen autentik adalah asesmen yang mengajak siswa untuk menggunakan atau mengaplikasikan keterampilan dan pengetahuan yang mereka miliki untuk memecahkan masalah yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari (Adianto, Ikhsan, and Oye, 2020). Asesmen autentik dalam pembelajaran menilai prestasi siswa melalui pengukuran langsung terhadap kinerja aktual siswa pada kompetensi yang telah ditetapkan oleh guru (Olfos and Zulantay, 2007).

Asesmen autentik dilaksanakan secara alami, yaitu siswa tidak dalam tekanan ataupun paksaan saat mengikuti pembelajaran (Kemendikbud, 2015). Melalui asesmen autentik siswa dilatih untuk menghubungkan ilmu pengetahuan yang diperoleh, untuk diaplikasikan dan menyelesaikan permasalahan sehari-hari (Hajaroh, 2018). Guru dapat memilih dan menggunakan beberapa jenis asesmen autentik untuk pembelajaran tematik terpadu (Rakhmawati, Muspiroh, and Azmi, 2013).

Guru perlu memahami bahwa asesmen autentik lebih dari sekedar memberikan tugas- tugas autentik (Basyaib, 2021). Asesmen autentik dapat membantu guru dalam mengukur kemampuan kognitif siswa secara lebih akurat, serta memberikan umpan balik yang lebih spesifik dan efektif terhadap kemampuan kognitif siswa (Rahmawati et al., 2021).

Implementasi asesmen autentik di sekolah dasar dapat membantu meningkatkan motivasi siswa dalam belajar (Hasibuan, 2021).

Penelitian yang dilakukan oleh (Anis Marfuah, dkk, 2019; Dedy Rosyidi, 2020), yang memusatkan penilaian autentik pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah dan perguruan tinggi, hasil dari penelitian yaitu mengungkap pengertian penilaian autentik dan teknik penilaian yang masih bersifat umum dan penjelasan yang luas dalam mengungkapkan penilaian autentik pada kurikulum 2013. Lebih lanjut, (Sabri, Retnawati, & Fitriatunisyah, 2019), hasil penelitian tersebut menjelaskan kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan penilaian autentik salah satunya adalah banyak aspek yang dinilai hal ini membutuhkan waktu yang lebih lama.

Selain itu, penilaian autentik di sekolah dasar masih belum banyak dilakukan oleh guru. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut, seperti kurangnya pemahaman guru tentang konsep penilaian autentik dan kurangnya dukungan dari pihak sekolah.

implementasi penilaian autentik harus disesuaikan dengan kondisi di lapangan dan tidak boleh menjadi beban bagi guru dan siswa (Rianto dan Kuswadi, 2022). Pada abad 21 kehadiran

“Merdeka Belajar” yang diharapkan akan lebih baik dalam mengatasi masalah-masalah yang muncul dari kurikulum sebelumnya (Kusmijati, 2019; Meliana, S., Utami, E. S., & Sukoyo, 2020). Berdasarkan permasalahan di atas, dalam penelitian ini akan dikaji mengenai penilaian

(3)

265

autentik pada pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar, ditinjau dari berbagai artikel penelitian.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kajian literatur dengan model Narrative Literature Review (NLR) dengan teknik Compare . Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan data terkini, mengevaluasi, dan mendeskripsikan Analisis Asesmen Autentik (Kognitif, Psikomotorik Dan Afektif) Disekolah Dasar. Tahapan pada model Narrative Literature Review (NLR) meliputi: (1) Mengkritik dan meringkas literatur; (2) Membuat ulasan naratif dan menarik kesimpulan tentang topik dengan mengindetifikasikan persamaan dan perbedaan suatu temuan.

Subjek penelitian ini yaitu 40 artikel yang diterbitkan di jurnal pada tahun 2012-2022.

Dari 40 artikel diseleksi menjadi 35 artikel, kemudian dari 35 artikel diseleksi menjadi 30 artikel. Seterusnya, diseleksi kembali dari 30 artikel menjadi 25 artikel. Dan selanjutnya, dari 25 artikel diseleksi kembali menjadi 15 artikel penilaian autentik di Sekolah Dasar, yang terdiri.

Berikut ini tabel Prisma Diagram Narrative Literature Review (NLR).

Gambar 1. Prisma Diagram Narrative Literature Review (NLR)

Hasil dan Pembahasan

Tahapan awal pengumpulan artikel berdasarkan variabel yang ada pada judul kajian literatur tentang asesmen autentik, terdapat 15 artikel yang telah diterbitkan pada tahun 2015- 2022 yang selanjutnya akan dilakukan analisis terhadap artikel tersebut. Berikut ini tabel Diagram Air, yaitu:

(4)

266

Gambar 2. Diagram Air

Tabel 1.Artikel Yang Dianalisis

No Judul Penelitian Peneliti Tahun Nama Jurnal Halaman 1 Pengembangan Instrumen

Asesmen Autentik Ranah Afektif pada Pembelajaran dalam Jaringan (Daring) di Kelas 4 Sekolah Dasar

Tia, Wahyu Widodo,

& Moh. Farid Nurul Anwar

2022 Musamus Journal of Primary Education

48-56

2 Penilaian Autentik pada Kurikulum Merdeka Belajar dalam Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar

Ghufran Hasyim Achmad, Dwi Ratnasari, Alfauzan Amin, Eki Yuliani, dan Nidia Liandara

2022 Edukatif: Jurnal Ilmu

Pendidikan

5685 – 5699

3 Analisis kesulitan guru dalam

mengimplementasikan penilaian autentik kurikulum 2013 pada pembelajaran tematik

Di sekolah dasar

Teguh Yunianto, Maratul Qiftiyah, dan Atika Nur Hidayati

2022 ADI WIDYA:

Jurnal Pendidikan Dasar

18-24

4 Analisis Kesulitan Guru dalam Menerapkan Penilaian Autentik Di Sekolah Dasar Negeri

Fitri Ijarmana, Elpri Darta Putra

2021 Jurnal Kajian Penelitian dan Pendidikan dan Pembelajaran

1050-1059

5 Analisis kesiapan guru mengimplementasikan asesmen

Autentik dalam kurikulum merdeka belajar

Cholifah Tur Rosidah, Pana Pramulia dan Wahyu Susiloningsih

2021 JPD: Jurnal Pendidikan Dasar

87-103

6 Implementasi Penilaian Autentik pada Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar

Riska Febriani 2021 Mitra PGMI:

Jurnal

Kependidikan MI

121-127

7 Penerapan Bimbingan Berkelanjutan untuk

Meningkatkan Kemampuan Melaksanakan Asesmen Autentik pada Guru di SD

Gusti Nyoman

Reniasih 2020 Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar

41-47

8 Pengembangan Asesmen Autentik Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar

Ima Wahyu Putri Utami, Muhardjito, Dedi Kuswandi

2020 Belantika Pendidikan

9-15

(5)

267 9 Penilaian Autentik Pada

Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar

Samsul Adianto, Muhammad Ikhsan, Selvi Oye

2020 JINOTEP (Jurnal Inovasi

Teknologi Pembelajaran)

133-142

10 Instrumen Asesmen Autentik Dalam

Pembelajaran Menulis Teks Cerita Fantasi

Rayi Oktafiani Utomo

2019 Jurnal Hasta Wiyata

136-146

11 Penilaian Authentik Assesment Guru pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar

Dwi Agus Setiawan 2018 Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD)

94-101

12 Pelaksanaan Penilaian Autentik di Sekolah Dasar Negeri Pujokusuman I Yogyakarta

Susi Munawati 2017 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar

174-183

13 Pengembangan Instrumen Asesmen Autentik

Kompetensi Pada Ranah Keterampilan Untuk Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar

Heri Setiawan, Cholis Sa’dijah, Sa’dun Akbar

2017 Jurnal Pendidikan:

Teori, Penelitian, dan

Pengembangan

874-882

14 Asesmen autentik pada pembelajaran terpadu Di sekolah dasar

Rika Mellyaning Khoiriya,

Indah Setyo Wardani

2017 Widyagogik : Jurnal Pendidikan dan

Pembelajaran Sekolah Dasar

155-174

15 Pengembangan penilaian autentik berbasis

Kurikulum 2013 di kelas iv sekolah

Dasar negeri kota pekanbaru

Zaka Hadikusuma Ramadan

2015 Jurnal Tematik 36-48

Penelitian 1, artikel “Pengembangan Instrumen Asesmen Autentik Ranah Afektif pada Pembelajaran dalam Jaringan (Daring) di Kelas 4 Sekolah Dasar”. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan satu instrumen dalam autentik ranah afektif yaitu penilaian diri. Berdasarkan hasil penelitian dari analisis data, disimpulkan bahwa produk asesmen autentik ranah afektif dinyatakan valid dan sangat efektif untuk digunakan setelah melalui tahap validasi.

Pengembangan produk dari segi desain yaitu memiliki tampilan dengan warna dan tampilan latar belakang yang menarik, mudah digunakan, fleksibel dalam penggunaan mudah dimengerti dan valid.

Penelitian 2, artikel “Penilaian Autentik pada Kurikulum Merdeka Belajar dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar”. Di dalam penelitian ini, terdapat beberapa teknik penilaian yang digunakan guru pada setiap aspek. Pada aspek kognitif, guru menggunakan tes tulis, tes lisan dan penugasan. Aspek afektif, guru menggunakan observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, jurnal atau catatan harian. Sedangkan aspek psikomotorik, guru menggunakan teknik proyek, unjuk kerja, dan portofolio. Dari ketiga asepk ini digunakan untuk mendapatkan gambaran secara utuh tentang ketercapaian kompetensi peserta didik

(6)

268

dan dapat dijadikan alat ukur tingkat keberhasilan pembelajaran yang sangat penting dalam pendidikan.

Penelitian 3, artikel “Analisis kesulitan guru dalam mengimplementasikan penilaian autentikkurikulum 2013 pada pembelajaran tematik Di sekolah dasar”. Dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa pada penilaian autentik di SDN 2 Bandar Agung sudah diterapkan dengan cukup baik oleh para guru dan sudah sesuai dengan aspek-aspek yang ada dalam penilaian autentik diantaranya yaitu aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan. Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu dari awal pembelajaran, proses pembelajaran, dan akhir pembelajaran yang mencakup kompetensi dan keterampilan yang harus dimiliki siswa.

Penelitian 4, artikel “Analisis Kesulitan Guru dalam Menerapkan Penilaian Autentik Di Sekolah Dasar Negeri”. Penelitian ini menunjukkan bahwa, Sekolah Dasar Negeri 29 Pekanbaru telah menerapkan penilaian autentik untuk menilai hasil belajar siswa yang meliputi penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian sikap menggunakan teknik pengamatan secara langsung (observasi) dan penilaian diri. Penilaian pengetahuan berbentuk tes tertulis, penugasan dan soal-soal di buku Lembar Kerja Siswa (LKS). Dan penilaian keterampilan menggunakan teknik praktik/kinerja dan produk.

Penelitian 5, artikel “Analisis kesiapan guru mengimplementasikan asesmen Autentik dalam kurikulum merdeka belajar”. Dalam penelitian ini, beberapa guru menunjukkan bahwa secara teoretis guru cukup siap dan cukup memahami hakikat asesmen autentik. Namun, dalam penerapannya guru masih membutuhkan banyak belajar agar lebih terampil dan mudah dalam menerapkannya. Sehingga dapat dikatakan bahwa guru kurang siap dalam menerapkan penilaian autentik, karena penilaian yang dilakukan masih terkesan seadanya sesuai dengan rubrik yang tersedia dalam buku guru saja. Belum dilakukan pengembangan rubrik penilaian.

Penelitian 6, artikel “Implementasi Penilaian Autentik pada Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar”. Dari penelitian yang dilakukan, implementasi penilaian autentik pada pembelajaran tematik di kelas v sekolah dasar dinyatakan “BAIK”, dapat dilihat dari hasil rekapitulasi data observasi yang dikategorikan baik. Hal ini terjadi karena pada aspek penilaian portofolio, aspek penilaian proyek, aspek penilaian kinerja, dan aspek penilaian tertulis seluruh item-item yang diobservasi oleh peneliti secara keseluruhan sudah terlaksana dengan baik.

Penelitian 7, artikel “Penerapan Bimbingan Berkelanjutan untuk Meningkatkan Kemampuan Melaksanakan Asesmen Autentik pada Guru di SD”. Penilaian Kurikulum 2013 menerapkan penilaian autentik untuk menilai kemajuan belajar peserta didik yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pada awalnya kemampuan melaksanakan asesmen autentik pada guru SD Negeri 1 Banjar Tegal masih kurang. Kemudian diatasi dengan pelaksanaan bimbingan berkelanjutan. Berdasarkan analisis data menggunakan instrumen observasi, menunjukkan bahwa kemampuan guru melaksanakan asesmen autentik dapat meningkat.

Penelitian 8, artikel “Pengembangan Asesmen Autentik Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar”. Pada penelitian dan pengembangan ini dihasilkan produk buku asesmen autentik yang memiliki tingkat kevalidan, keterterapan, dan keterbacaan yang tinggi. Produk yang dikembangkan pada penelitian & pengembangan ini yaitu buku asesmen autentik. Buku asesmen autentik yang dikembangkan berisi asesmen autentik untuk pembelajaran tematik yang mencakup tiga aspek, yaitu aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan.

(7)

269

Penelitian 9, artikel “Penilaian Autentik Pada Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar”. Penelitian ini menunjukkan bahwa guru kelas IIA, menerapkan penilaian autentik dengan cara menyeluruh dan berkelanjutan sampai kenaikan kelas. Tugas yang diberikan guru berkaitan dengan kehidupan nyata siswa, penilaian yang dilakukan guru berdasarkan kriteria ketuntasan minimal. Guru melakukan penilaian sikap melalui teknik observasi dengan menggunakan jurnal, guru juga menggunakan penilaian diri dan antar teman. Penilaian pengetahuan dengan menggunakan teknik tes tertulis, penugasan dan lisan dengan berbagai bentuk soal seperti pilihan ganda dan isian. Pada penilaian keterampilan guru menggunakan teknik kinerja yaitu produk dan praktik serta menggunakan penilaian portofolio.

Penelitian 10, artikel “Instrumen Asesmen Autentik Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Fantasi”. Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran menulis teks cerita fantasi terdapat empat jenis instrumen asesmen autentik, yaitu penilaian kinerja, proyek, portofolio, dan tertulis. Keempat jenis instrumen asesmen autentik tersebut dapat digunakan oleh guru dalam melakukan penilaian pembelajaran menulis teks cerita fantasi berdasarkan kompetensi yang ingin dicapai atau yang sesuai.

Penelitian 11, artikel “Penilaian Authentik Assesment Guru pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar”. Berdasarkan Analisis data yang dilakukan dalam pelaksanaan penilaian Authentic Asesment siswa sekolah dasar, menunjukkan bahwa pelaksanaan penilaian guru bahasa Indonesia pada pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan teknik tes, nontes (portofolio dan performansi).

Penelitian 12, artikel “Pelaksanaan Penilaian Autentik di Sekolah Dasar Negeri Pujokusuman I Yogyakarta”. Dalam penelitian ini, guru kelas 1B dan guru kelas 5B Sekolah Dasar Negeri Pujokusuman I Yogyakarta melaksanakan penilaian autentik yang meliputi penilaian sikap, penilaian pengetahuan, dan penilaian keterampilan. Guru melaksanakan tahapan penilaian yang meliputi pengumpulan data, pengolahan nilai, menyimpulkan hasil penilaian dan melaksanakan tindak lanjut penilaian. Guru melaksanakan penilaian sikap dengan teknik observasi. Guru melaksanakan penilaian pengetahuan dengan tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Dan guru melaksanakan penilaian keterampilan dengan tes praktik, produk, dan proyek.

Penelitian 13, artikel “Pengembangan Instrumen Asesmen Autentik Kompetensi Pada Ranah Keterampilan Untuk Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar”. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen asesmen kinerja, proyek dan portofolio yang dikembangkan untuk mendata kompetensi keterampilan siswa kelas IV SD. Dan instrumen ini sangat valid, praktis, dan efektif untuk digunakan.

Penelitian 14, artikel “Asesmen autentik pada pembelajaran terpadu Di sekolah dasar”. Dalam Penilaian/asesmen autentik pada pembelajaran terpadu berdasarkan kurikulum 2013 di tingkat sekolah dasar, guru dapat mengukur berbagai aktivitas peserta didik secara langsung yang bermakna yaitu antara lain: asesmen dalam bentuk tes dan proyek, asesmen dalam bentuk non tes (lembar observasi dan penilaian diri) , dan asesmen dalam bentuk unjuk kerja.

Penelitian 15, artikel “Pengembangan penilaian autentik berbasis Kurikulum 2013 di kelas iv sekolah Dasar negeri kota pekanbaru”. Dalam penelitian ini, penilaian yang dikembangkan berupa penilaian sikap yaitu observasi. Penilaian sikap pada kurikulum 2013 ada 4 jenis penilaian, 1) observasi, 2) penilaian antar teman, 3) penilaian diri sendiri, dan 4) jurnal atau catatan guru.

(8)

270

Berdasarkan kelima belas artikel penelitian tersebut, dilakukan analisis dengan menggunakan hasil perbandingan (compare) sebagai berikut:

1. Persamaan

a. Penggunaan Penilaian Autentik

Semua artikel membahas penggunaan penilaian autentik dalam pembelajaran di sekolah dasar.

b. Aspek Penilaian

Artikel-artikel tersebut umumnya mencakup tiga aspek penilaian, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

c. Penerapan Kurikulum

Artikel-artikel tersebut mengacu pada penerapan Kurikulum 2013 atau kurikulum merdeka belajar dalam konteks penilaian autentik.

2. Perbedaan

a. Fokus Penelitian

Setiap artikel memiliki fokus penelitian yang berbeda. Beberapa artikel berfokus pada pengembangan instrumen asesmen autentik, sedangkan yang lainnya berfokus pada analisis kesulitan guru dalam menerapkan penilaian autentik atau implementasi penilaian autentik dalam pembelajaran tematik.

b. Metode Penilaian

Artikel-artikel tersebut menggunakan variasi metode penilaian. Beberapa metode yang disebutkan antara lain tes tertulis, tes lisan, penugasan, observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, jurnal atau catatan harian, teknik proyek, unjuk kerja, dan penilaian portofolio.

c. Objek penelitian yang berbeda

Setiap penelitian fokus pada subjek penelitian yang berbeda, seperti pembelajaran dalam jaringan, pendidikan agama Islam, pembelajaran tematik, menulis teks cerita fantasi, bahasa Indonesia, dan lain-lain.

d. Konteks penelitian yang berbeda

Penelitian dilakukan di berbagai sekolah dasar yang berbeda dengan konteks dan lingkungan pembelajaran yang unik.

e. Tingkat kesiapan guru dalam menerapkan penilaian autentik berbeda

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa guru masih membutuhkan lebih banyak pembelajaran dan pengembangan dalam menerapkan penilaian autentik, sementara penelitian lain menyatakan bahwa guru telah menerapkan penilaian autentik dengan baik.

f. Hasil dan Kesimpulan

Setiap artikel memiliki hasil dan kesimpulan yang berbeda sesuai dengan penelitiannya masing-masing. Beberapa artikel menyimpulkan bahwa penilaian autentik valid dan efektif, sementara yang lain menyoroti kesulitan guru dalam menerapkan penilaian autentik.

(9)

271 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dari pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa guru- guru disekolah dasar telah melaksanakan penilaian autentik disekolah masing-masing dengan mencakup penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Namun, dalam penerapan penilaian autentik masih ditemukan beberapa kendala yang dialami guru. Beberapa kendala tersebut antara lain kurangnya pemahaman tentang konsep dan implementasi penilaian autentik, kurangnya waktu yang cukup untuk melakukan penilaian, serta terbatasnya sumber daya yang dapat digunakan dalam penilaian autentik. Oleh karena itu, perlu adanya upaya yang lebih intensif dalam memberikan pelatihan dan pembekalan konsep penilaian autentik kepada para guru, sehingga mereka dapat mengatasi kendala yang ada dan melakukan penilaian yang lebih baik dan akurat terhadap kemampuan siswa.

Daftar Pustaka

Adianto, Samsul, Muhammad Ikhsan, And Selvi Oye. (2020). Penilaian Autentik pada Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. Jinotep (Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran): Kajian dan Riset dalam Teknologi Pembelajaran. 7(2), 133–42.

Anis Marfuah, dkk. (2019). Penilaian Autentik Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Dan Perguruan Tinggi. Fondatia : Jurnal Pendidikan Dasar. 3(2), 35–58.

Basyaib, F. (2021). Implementasi Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar. 7(2), 145-153.

Cholifah, Pana & Wahyu. (2021). Analisis kesiapan guru mengimplementasikan asesmen Autentik dalam kurikulum merdeka belajar. JPD: Jurnal Pendidikan Dasar. 87-103 Dedy Rosyidi. (2020). Teknik dan Instrumen Asesmen Ranah Kognitif. Tasyri’, 27(1).

Dwi Agus Setiawan. (2018). Penilaian Authentik Assesment Guru pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar. Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD). 2(1), 94-101.

Fitri dan Elpri. (2021) Analisis Kesulitan Guru dalam Menerapkan Penilaian Autentik Di Sekolah Dasar Negeri. Jurnal Kajian Penelitian dan Pendidikan dan Pembelajaran, 6(1), 1050-1059.

Ghufran, et, al., (2022). Penilaian Autentik pada Kurikulum Merdeka Belajar dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan. 4(4), 5685 – 5699

Gusti Nyoman Reniasih. (2020). Penerapan Bimbingan Berkelanjutan untuk Meningkatkan Kemampuan Melaksanakan Asesmen Autentik pada Guru di SD. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar. 4(1), 41-47.

Hajaroh, Siti. (2018). Kesulitan Guru dalam Mengimplementasikan Penilaian Autentik. 22.

Hasibuan, R. (2021). Implementasi Asesmen Autentik dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar. 7(1), 45-50.

https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpd/article/view/22879/17498.

Heri, Cholis & Sa’dun Akbar. (2017). Pengembangan Instrumen Asesmen Autentik Kompetensi Pada Ranah Keterampilan Untuk Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar.

Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan. 2(7), 874-882.

Ima, Muhardjito, & Dedi. (2020). Pengembangan Asesmen Autentik Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. Belantika Pendidikan. 3(1), 9-15.

(10)

272

Kemendikbud, Kemendikbud. (2015). Permendikbud Nomor 57 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kusmijati, N. (2019). Penerapan Penilaian Autentik Sebagai Upaya Memotivasi Belajar Peserta Didik.

Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian Dan Pengabdian LPPM UMP (pp. 55–

62.).

Meliana, S., Utami, E. S., & Sukoyo, J. (2020). Pengembangan Penilaian Autentik Pembelajaran Teks Dialog Bahasa Jawa Kelas Vii. Piwulang; Journal of Javanese Learning and Teaching.

7(2), 44–52.

Muhammad, Ismail. (2013). Diferensi Makna Kurikulum di Indonesia. Jurnal Mudarrisuna:

Media Kajian Pendidikan Agama Islam. 3(2).

Olfos, Raimundo, and Hildaura Zulantay. (2007). Reliability and Validity of Authentic Assessment in a Web Based Course. Journal of Educational Technology & Society. 10(4), 156–73.

Rahmawati, N. L., Dewi, N. L. A., & Suwati, N. K. (2021). Pengaruh penilaian autentik terhadap kemampuan kognitif siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. 54(1), 63-71.

Rakhmawati, Suci, Novianti Muspiroh, and Nurul Azmi. (2013). “Analisis Pelaksanaan Kurikulum 2013 Ditinjau dari Standar Proses dalam Pembelajaran Biologi Kelas X di SMA Negeri 1 Krangkeng.” Scientiae Educatia. 5(2).

Rayi Oktafiani Utomo. (2019). Instrumen Asesmen Autentik Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Fantasi. Jurnal Hasta Wiyata. 3(2), 136-146.

Rianto, D. & Kuswadi, A. (2022). The Implementation of Authentic Assessment in Elementary School. International Journal of Elementary Education. 5(1), 59-63.

Rifka, Zulfathur, Ibnu Khaldun, and Ade Ismayani. (2017). Analisis Pelaksanaan Penilaian Autentik Kurikulum 2013 oleh Guru Kimia di SMA Negeri Banda Aceh Tahun Pelajaran 2016/2017. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia. 2(3).

Rika Mellyaning & Indah Wardani. (2017). Asesmen autentik pada pembelajaran terpadu Di sekolah dasar. Widyagogik : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar. 4(2), 155- 174.

Riska Febriani. (2021). Implementasi Penilaian Autentik pada Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. Mitra PGMI: Jurnal Kependidikan MI. 7(2), 121-127.

Sabri, M., Retnawati, H., & Fitriatunisyah. (2019). The implementation of authentic assessment in mathematics learning. Journal of Physics: Conference Series, 1200(1).

https://doi.org/10.1088/1742-6596/1200/1/012006.

Safitri, Desy, and Maria Oktaviana. (2017). Implementasi Penilaian Autentik Kurikulum 2013 (Studi Kasus Guru IPS di SMP Labschool Jakarta). Edukasi IPS. 1(1), 31–40.

Samsul, Ikhsan, & Selvi. (2020). Penilaian Autentik Pada Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar. JINOTEP (Jurnal Inovasi Teknologi Pembelajaran). 7(2), 133- 142.

Setiawan, Heri, Cholis Sa’dijah, and Sa’dun Akbar. (2017). Pengembangan Instrumen Asesmen Autentik Kompetensi pada Ranah Keterampilan untuk Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan. 2(7), 874–82.

(11)

273

Sulastri, S., & Nuraeni, E. (2021). Asesmen Autentik dalam Pembelajaran Bahasa Inggris:

Sebuah Kajian Literatur. Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing Dan Sastra, 5(1), 1-9.

https://doi.org/10.33603/eralingua.v5i1.3185.

Susi Munawati. (2017). Pelaksanaan Penilaian Autentik di Sekolah Dasar Negeri Pujokusuman I Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 174-183.

Teguh, Maratul, & Atika. (2022). Analisis kesulitan guru dalam mengimplementasikan penilaian autentik kurikulum 2013 pada pembelajaran tematik Di sekolah dasar. ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan Dasar. 7(1), 18-24.

Tia, Wahyu, & Farid. (2022). Pengembangan Instrumen Asesmen Autentik Ranah Afektif pada Pembelajaran dalam Jaringan (Daring) di Kelas 4 Sekolah Dasar. Musamus Journal of Primary Education. 5(1), 48-56.

Umami, Muzlikhatun. (2018). Penilaian Autentik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dalam Kurikulum 2013. Jurnal Kependidikan. 6(2), 222–32.

Warsono. (2017). Guru: Antara Pendidik, Profesi, Dan Aktor Sosial. The Journal of Society &

Media. 1(1).

Yunianto, Teguh, Ahmad Surohman, and Niswatun Hasanah. (2021). Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Ekstrakurikuler. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan. 14(1), 22–

30.

Yuyun Dwi Haryanti, Sapriya, Tegar Pamubdhi. (2021). Pengembangan Model Penilaian Autentik. Jurnal Cakrawala Pendas. 7(1), 27-39.

Zaini, Herman. (2015). Karakteristik Kurikulum 2013 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). El-Idare: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam. 1(01) 15–31.

Zaka Hadikusuma Ramadan. (2015). Pengembangan penilaian autentik berbasis Kurikulum 2013 di kelas iv sekolah Dasar negeri kota pekanbaru. Jurnal Tematik. 36-48.

Referensi

Dokumen terkait

Rasionalisasi pemilihan pengembangan instrumen asesmen autentik pada ranah keterampilan dengan teknik asesmen kinerja, proyek, serta portofolio didasarkan pada hasil

Kata Kunci : Pengembangan Instrumen Penilaian, Autentik. Penilaian merupakan salah satu aspek yang hakiki dari pada usaha itu sendiri. Suatu usaha belajar yang dilakukan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengetahuan guru dan kepala sekolah serta pelaksanaan penilaian autentik dalam pembelajaran tematik pada siswa kelas IV A

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh informasi bahwa (1) Pemahaman Guru Sejarah di SMA Negeri 1 Sayung terkait penilaian autentik Kurikulum

menggunakan pendekatan terpadu dapat membantu perkembangan peserta didik baik dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran

Penelitian yang akan dilakukan ini akan membahas tentang bagaimana persepsi guru terhadap penilaian autentik pada kurikulum 2013 dan untuk mengetahui faktor

22 Yanti Herlianti, Pembelajaran Tematik (Menggunakan Pendekatan Saintifik dan Penilaian otentik untuk mendukung Implementasi Kurikulum 2013),(Bandung: Rosdakarya) h.. Adapun

Implikasi dari penerapan kurikulum 2013 khususnya pembelajaran berbasis tematik integratif, pendekatan saintifik dan penilaian autentik memiliki dampak positif bagi guru dan siswa