• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) DI PT. PELINDO (PERSERO) TERMINAL PETIKEMAS NEW MAKASSAR TERMINAL 1 - UMI Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) DI PT. PELINDO (PERSERO) TERMINAL PETIKEMAS NEW MAKASSAR TERMINAL 1 - UMI Repository"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.1 mengenai sebaran responden berdasarkan keluhan musculoskeletal disorder (MSD) dengan menggunakan kuesioner Nordic Body Map menunjukkan bahwa pekerja yang mempunyai jawaban terbanyak berada pada kategori pertanyaan tanpa nyeri yaitu nyeri pada kaki kiri sebanyak 70 orang (92,1%), jawaban terbanyak pada kategori pertanyaan agak nyeri adalah nyeri pada lengan kiri sebanyak 47 orang (60,5%), kategori yang paling banyak ditanyakan pada pertanyaan nyeri adalah nyeri /kekakuan pada leher bagian atas sebanyak 32 orang (42,1%) dan kategori paling sering bertanya mengenai sakit sangat sebanyak 19 orang (25,0%). Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.2 mengenai sebaran responden kategori keluhan Musculoskeletal Disorders (MSD) pada pekerja bongkar muat (TKBM) di PT. Sebaran Responden Berdasarkan Kategori Status Pekerjaan Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) di PT. Persero) Terminal Peti Kemas Baru Makassar 1.

Berdasarkan hasil survei pada Tabel 5.4 mengenai sebaran responden menurut kategori hubungan kerja loader (TKBM) di PT. Distribusi responden berdasarkan masa kerja tenaga kerja bongkar muat (TKBM) di PT. Persero) Terminal Peti Kemas New Makassar Terminal 1. Berdasarkan hasil survei pada Tabel 5.5 mengenai sebaran responden menurut masa kerja pekerja bongkar muat (TKBM) di PT.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.7 mengenai sebaran responden mengenai aktivitas berulang pada pekerja bongkar muat (TKBM) di PT. Distribusi responden berdasarkan kebiasaan merokok dibagi menjadi 2 kategori sebagai berikut yaitu merokok dan tidak merokok. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.8 mengenai sebaran responden mengenai kebiasaan merokok pada pekerja bongkar muat (TKBM) di PT.

Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Olahraga Distribusi responden berdasarkan kebiasaan olahraga dibagi menjadi 2 kategori yaitu kebiasaan olahraga tidak rutin.

Analisis Bivariat

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.9 tentang sebaran responden bidang perilaku olah raga pada pekerja bongkar muat (TKBM) di PT. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.10 mengenai hubungan postur kerja dengan keluhan musculoskeletal disorder (MSDs) terlihat bahwa dari 76 orang terdapat pegawai yang mengalami keluhan musculoskeletal disorder (MSDs) dengan postur kerja yang kurang baik dan keluhannya rendah. kategori. tidak kurang dari 7 orang (35,0%) dan kategori keluhan sedang berjumlah 13 orang (65,0%). Sedangkan keluhan musculoskeletal disorder (MSD) pada kategori postur kerja sebanyak 32 orang (57,1%) dan kategori keluhan sedang sebanyak 24 orang (42,9%).

Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara sikap kerja dengan keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) pada tenaga kerja bongkar muat (TKBM) di PT. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.11 tentang hubungan masa kerja dengan keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) menunjukkan bahwa dari 76 orang terdapat pekerja yang mengalami keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) pada masa kerja baru dengan kategori keluhan rendah sebanyak 3 orang (100%) dan ketegori keluhan sedang sebanyak 0 orang (0,0%). Sedangkan pekerja yang mengalami keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) pada masa kerja lama ketegori keluhan rendah sebanyak 36.

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan chi-square diperoleh p-value = 0,085 > 0,005 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara waktu bertugas dengan keluhan musculoskeletal disorder (MSD) pada pekerja bongkar muat (TKBM) di PT. Berdasarkan tabel 5.12 hubungan aktivitas repetitif dengan keluhan musculoskeletal disorder (MSDs) terlihat bahwa dari 76 orang terdapat pegawai yang mengalami keluhan musculoskeletal disorder (MSDs) dengan aktivitas repetitif sedikit dengan kategori keluhan rendah.

Sedangkan pekerja yang mengalami keluhan musculoskeletal disorder (MSDs) pada aktivitas repetitif tinggi berada pada kategori keluhan rendah sebanyak 32 orang (57,1%) dan pada kategori keluhan sedang sebanyak 24 orang (42,9%). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara aktivitas berulang dengan keluhan musculoskeletal disorder (MSDs) pada pekerja bongkar muat (TKBM) di PT. 70 Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.13 mengenai hubungan kebiasaan merokok dengan keluhan musculoskeletal disorder (MSDs) menunjukkan bahwa terdapat 76 pekerja yang mengalami keluhan musculoskeletal disorder (MSDs) pada perokok dengan jumlah 17 orang (37,0%) di kategori pengaduan rendah dan kategori pengaduan sebanyak 29 orang (63,0%).

Sedangkan pekerja yang mengalami gangguan akibat musculoskeletal disorder (MSDs) adalah pekerja yang tidak merokok, dengan kategori masalah rendah sebanyak 22 orang (73,3%) dan kategori masalah sedang sebanyak 8 orang (26,7%). Berdasarkan penelitian pada Tabel 5.14 hubungan kebiasaan olah raga dengan masalah akibat musculoskeletal disease (MSD), terlihat 76 orang pekerja mempunyai masalah musculoskeletal disease (MSD) pada kebiasaan olah raga rutinnya, dimana 16 orang (80,0 %) masuk dalam kategori keluhan rendah dan kategori keluhan, sedangkan 4 orang (20,0%) Sedangkan pekerja yang mengalami gangguan akibat musculoskeletal disorder (MSDs) pada saat melakukan latihan tidak rutin sebanyak 23 orang (41,1%) pada kategori keluhan rendah dan 33 orang (58,9%) pada kategori keluhan sedang.

Analisis Multivariat

73 kebiasaan olahraga dengan Exp (B) sebesar 3,593 yang berarti 3 kali lebih besar dibandingkan variabel lainnya sehingga variabel ini mempunyai pengaruh yang besar antar variabel lainnya.

Pembahasan

74 (Persero) Terminal Peti Kemas New Makassar 1 menunjukkan keluhan muskuloskeletal sedang sebanyak 37 orang (48,6%) dan keluhan musculoskeletal ringan sebanyak 39 orang (51,3%). Musculoskeletal Disorders (MSDs) merupakan suatu persepsi nyeri pada sistem muskuloskeletal, bukan suatu diagnosis klinis, sehingga keluhan yang dialami oleh pekerja bongkar muat (TKBM) di PT. Postur kerja juga menjadi faktor risiko yang mempengaruhi pekerja untuk mengalami keluhan musculoskeletal disorder (MSDs) yang disebabkan oleh gerakan berulang yang dilakukan secara terus menerus selama bekerja (Azzahra et al., 2022).

Hasil analisis hubungan sikap kerja dengan keluhan musculoskeletal disorder (MSD) pada pekerja bongkar muat (TKBM) di PT. Hasil uji statistik diperoleh p-value sebesar 0,089 yang berarti variabel sikap kerja tidak ada hubungan dengan keluhan musculoskeletal disorder (MSD) pada pekerja. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dikemukakan oleh (Wiwik et al., 2022), dengan judul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Musculoskeletal Disorders (MSD) Pada Petani Sawah, yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap kerja dan sikap kerja. pengaduan ke MSD. Karena sebagian besar responden memahami bahwa tidak boleh mengangkat beban berat sendirian, sebagian besar responden memahami postur kerja yang baik agar terhindar dari musculoskeletal disorder (MSDs) dengan istirahat yang cukup.

Masa kerja merupakan salah satu faktor risiko yang dapat mempengaruhi keluhan musculoskeletal disorder (MSDs), terutama pada pekerja yang banyak menggunakan kekerasan. Hasil analisis hubungan waktu pelayanan dengan keluhan musculoskeletal disorder (MSDs) pada pekerja bongkar muat (TKBM) di PT. Artinya tidak ada hubungan antara waktu pelayanan dengan keluhan musculoskeletal disorder (MSDs) pada pekerja pelabuhan (TKBM) di PT.

81 yang menyatakan bahwa uji korelasi dengan menggunakan uji Spearmani menunjukkan adanya hubungan antara masa kerja dengan permasalahan muskuloskeletal. Terlihat dari tabel hubungan aktivitas berulang dengan keluhan penyakit muskuloskeletal (penyakit otot tulang) yang menunjukkan aktivitas berulang sedikit dengan permasalahan sedang yaitu sebanyak 13 orang (65,0%) dari 20 orang. orang (100%), sedangkan aktivitas repetitif tinggi dengan keluhan penyakit tulang rendah sebanyak 32 orang (57,1%) dari 56 orang (100%). Artinya tidak ada hubungan antara aktivitas berulang dengan keluhan musculoskeletal disorder (MSDs) pada pekerja bongkar muat (TKBM) di PT.

Dapat dilihat dari tabel yang membahas tentang hubungan kebiasaan merokok dengan keluhan musculoskeletal disorder (MSD) pada pekerja pelabuhan (TKBM) di PT. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian (Sunardi et al., 2021) dengan judul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSD) Pada Pengemudi Ojek di Internet yang menyatakan bahwa sebagian besar responden yang memiliki kebiasaan merokok adalah beresiko. (68,1%) mengalami keluhan musculoskeletal disorder (MSD) sedangkan responden dengan kebiasaan merokok tidak berbahaya (73,7%) tidak memiliki keluhan MSD. Lebih lanjut, penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Ajhara et al., 2022) yang berjudul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSD) pada Pekerja Bagian Jahit di PT.

Kebiasaan olah raga yang teratur akan meningkatkan kebugaran jasmani dan meningkatkan kelenturan otot sendi sehingga dapat mempengaruhi keluhan musculoskeletal disorder (MSDs) (Marcilin & Situngkir, 2020). Hal ini terlihat dari tabel yang membahas tentang hubungan kebiasaan olah raga dengan keluhan musculoskeletal disorder (MSDs) pada pekerja bongkar muat (LTW) di PT.

Katerbatasan Penelitian

Sistem kendali Arena Para Nusa yang menyatakan bahwa kebiasaan berolahraga menunjukkan hubungan yang signifikan dengan keluhan MSD. Seseorang yang memiliki kebiasaan olahraga yang buruk kemungkinan besar berisiko mengalami keluhan MSD 5 kali lebih tinggi dibandingkan orang yang memiliki kebiasaan olahraga cukup baik. Lebih lanjut, penelitian tersebut tidak sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh (Pratama et al., 2019) yang berjudul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Postur Kerja dan Keluhan Nyeri Punggung Bawah pada Pengemudi Bus Heritage di Terminal Baranangsiang Kota Bogor. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan olah raga dengan keluhan nyeri pinggang, karena pengemudi bus yang bersifat keturunan seringkali menyempatkan diri untuk olah raga seminggu sekali dan mempunyai waktu istirahat yang cukup.

Referensi

Dokumen terkait

Musculoskeletal disorders (MSDs) adalah suatu kondisi yang dapat menyebabkan berbagai macam keluhan termaksud nyeri, kesemutan, mati rasa,. kekauan sendi hingga kesulitan

Adapun peneliti ingin membuktikan bahwa Workplace Stretching Exercise (WSE) dapat mengurangi tingkat keluhan Musculoskeletal disorders (MSDs) dan melihat perbedaan tingkat

Hubungan Intensitas Getaran Dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Tenaga Kerja Unit Produksi Paving Block CV.. Sumber Galian

Hasil penelitian pada pekerja angkat angkut UD Maju Makmur Kota Surabaya menunjukkan bahwa kebiasaan merokok dapat memengaruhi keluhan MSDs, hal tersebut terjadi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan MSDs yang diantaranya faktor usia, masa kerja, kebiasaan merokok, kebiasaan

Hubungan antara Masa Kerja dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value 0,033 yang artinya variabel masa kerja memiliki

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan antara masa kerja, postur kerja, dan beban kerja fisik dengan keluhan Musculoskeletal Disorders MSDs pada pekerja Sentra Industri Genteng

Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis melakukan penelitian mengenai hubungan gerakan kerja berulang dan aktivitas fisik dengan risiko keluhan musculoskeletal disorders MSDs pada