• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis data bertujuan untuk menentukan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal-soal open ended kelas VII SMP Negeri 16 Palembang materi pecahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis data bertujuan untuk menentukan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal-soal open ended kelas VII SMP Negeri 16 Palembang materi pecahan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Soal Open Ended Materi Pecahan Kelas VII SMP Negeri 16 Palembang

Refi Elfira Yuliani1, Nyimas Inda Kusumawati2, Nurliah3

1)2)3) Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Palembang

[email protected]*, [email protected], [email protected] Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal-soal open ended matematika kelas VII SMP Negeri 16 Palembang.

Pendekatan penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 16 Palembang dengan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII.8 yang melaksanakan pembelajaran dari jaringan atau online yaitu VI.B sebanyak 23 siswa.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa tes yang berfungsi sebagai data utama dalam penelitian ini. Analisis data bertujuan untuk menentukan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal-soal open ended kelas VII SMP Negeri 16 Palembang materi pecahan. Setelah dilakukan penelitian diperoleh hasil penelitian ini dengan hasil perbedaan pada tiap indikator kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), dan elaborasi (elaboration). Kemampun berpikir siswa pada indikator kelancaran (fluency) mempunyai skor sebesar 53,21, kemampuan berpikir siswa pada indikator keluwesan (flexibility) mempunyai nilai 56,34, dan kemampuan berpikir siswa pada indikator elaborasi (elaboration) mempunyai nilai 91,13. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kategori kemampuan berpikir kreatif kategori cukup 69,56%, kategori kurang 17,39%, dan kategori tidak 13,04%.

Kata Kunci: Berpikir Kreatif, Open Ended, Pecahan Abstract

This study aims to determine students' creative thinking skills in solving open ended mathematics questions in class VII SMP Negeri 16 Palembang. This research approach uses a descriptive research type with a qualitative research type. The population in this study were all students of class VII SMP Negeri 16 Palembang with the sample in this study being students of class VII.8 who carried out learning from the network or online, namely VI.B as many as 23 students. The data collection technique in this study was in the form of a test which served as the main data in this study. Data analysis aims to determine students' creative thinking abilities in solving open ended questions for class VII SMP Negeri 16 Palembang on fractions. After conducting research, the results of this study were obtained with the results of differences in each indicator of fluency, flexibility, and elaboration. Students' thinking ability on the fluency indicator has a score of 53.21, students' thinking ability on the flexibility indicator has a value of 56.34, and students' thinking ability on the elaboration indicator has a value of 91.13. Based on the results of the study, it was obtained that the ability to think creatively was in the sufficient category of 69.56%, the less category was 17.39%, and the category was not 13.04%.

(2)

Keywords: Creative Thinking, Open Ended, Fractions

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari di setiap jenjang pendidikan, dari jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Matematika merupakan ilmu yang mampu melatih daya analisis dan logika para siswa dengan pola dan aturan-aturan yang didefinisikan secara cermat dan akurat sehingga dalam pengaplikasiannya dapat bermanfaat bagi siswa dalam meningkatkan kemampuan berfikir kreatif. Meskipun demikian, masih banyak siswa yang beranggapan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit dan menakutkan.

Beberapa pendekatan yang dilakukan oleh pendidik kepada siswa dapat menjadi tolak ukur untuk menganalisis tingkat berpikir setiap siswa. Pendekatan atau tindakan yang dilakukan oleh pendidik dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, dengan demikian pendidik yang juga sebagai fasilitator dituntut mampu menanggapi kreativitas siswa. Munandar (2012) menyatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan yang mencerminkan aspek-aspek kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), dan orisinalitas dalam berpikir (originality), serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, atau memperinci) suatu gagasan (elaboration). Untuk itu kemampuan berpikir kreatif peserta didik perlu ditingkatkan dan diketahui seberapa tingkat kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam pembelajaran matematika.

Salah satu cara yang mungkin untuk mengetahui tingkat berpikir kreatif siswa adalah dengan pemberian soal. Dalam usaha mendorong berpikir kreatif pada matematika peneliti memberikan beberapa soal yang didalamnya mengandung beberapa cara penyelesaian. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut secara maksimal, tidak cukup dengan memberikan soal-soal tertutup yang terdapat dalam buku pelajaran matematika yang beredar di sekolah. Tapi diperlukan juga pemberian soal-soal open- ended yang bisa mengembangkan pola pikir kreatif siswa melalui permasalahan permasalahan matematika yang diberikan oleh guru, yang selama ini tidak terdapat dalam buku pelajaran siswa (Emilya, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian Muthaharah (2018) dengan judul penelitian “Analisis kemampuan berpikir kreatif matematis siswa SMP dalam menyelesaikan soal bangun

(3)

ruang sisi datar” menyatakan bahwa terdapat dua subjek yang mampu memenuhi ke tiga aspek berpikir kreatif yaitu fluency, flexibility dan kebaruan. Adapun tiga subjek lainnya memenuhi dua aspek berpikir kreatif yaitu aspek fluency dan flexibility. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam jenjang pendidikan yang sama. Tidak semua siswa tersebut mempunyai tingkat kemampuan berpikir kreatif yang sama dan masih terdapat beberapa siswa yang belum memenuhi ketiga aspek berpikir kreatif.

Hasil penelitian Kinanti (2012) dengan judul penelitian “Analisis Proses dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Matematika Melalui Tugas Open Ended

mengatakan bahwa berupa pola berpikir kreatif siswa kategori tinggi sebanyak 20% dari jumlah siswa, sedang sebanyak 33,33%, dan rendah sebanyak 46,67%.

METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang hanya untuk menganalisis data tanpa ada kesimpulan lebih sehingga menghasilkan data berupa deskripsi tulisan atau ucapan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 16 Palembang tahun ajaran 2021/2022 yang berjumlah 9 kelas. Penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik nonprobability sampling dengan jenis purposive sampling. Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2015). Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2015).

Sehingga sampel yang diambil yaitu siswa kelas VII. 8 SMP Negeri 16 Palembang.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pengumpulan data berupa tes yang berfungsi sebagai data utama dalam penelitian ini. Peneliti memberikan soal tes kepada siswa, bentuk soal tes yang diberikan adalah soal uraian berstruktur sebanyak 5 butir soal. Soal tes uraian berstruktur memiliki ciri-ciri tertentu yaitu tuntutannya terhadap sampel untuk menyatakan pendapatnya dengan menggunakan kata-kata sendiri, kreatifitas masing-masing dan ide atau pendapatnya menggunakan semua pengetahuan atau pengalamannya yang telah didapat dengan suatu batasan atau urutan tertentu (Sunardi, 2013). Peneliti menganalisis setiap jawaban siswa dan dinilai

(4)

berdasarkan indikator kemampuan berpikir kreatif. Analisis itu sendiri adalah menelaah suatu hal untuk memperoleh jawaban dan faktor sebab akibat dari suatu permasalahan.

Menurut Ismayati (Damanik, 2018) berpikir kreatif adalah proses berpikir yang memiliki ciri-ciri kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian atau originalitas (originality). Kelancaran adalah kemampuan mengeluarkan ide atau gagasan yang benar sebanyak mungkin secara jelas. Keluwesan adalah kemampuan untuk mengeluarkan ide atau gagasan yang beragam dan tidak monoton dengan melihat dari berbagai sudut pandang. Originalitas adalah kemampuan untuk mengeluarkan ide atau gagasan yang unik dan tidak biasanya, misalnya yang berbeda dari yang di buku atau berbeda dari pendapat orang lain. Elaborasi adalah kemampuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi dan menambah detail dari ide atau gagasannya sehingga lebih bernilai.

Tabel 1. Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Indikator/Komponen

Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika

Jawaban Skor

Kelancaran Siswa tidak menjawab/tidak sesuai permasalahan 0 Siswa memberikan satu ide tetapi jawaban yang

dihasilkan kurang lengkap 2

Siswa memberikan ide yang relevan dalam

menyelesaikan permasalahan yang diberikan tetapi pengungkapannya masih kurang jelas

4 Siswa memberikan ide yang relevan dalam

menyelesaikan permasalahan yang diberikan serta pengungkapannya secara lengkap dan jelas

6 Siswa memberikan lebih dari satu ide yang relevan

dalam menyelesaikan permasalahan namun pengungkapannya masih kurang jelas

8 Siswa memberikan lebih dari satu ide yang relevan

dalam menyelesaikan permasalahan yang

diberikan dan pengungkapannya secara lengkap dan jelas

10 Fleksibilitas Siswa tidak menjawab/menjawab tidak sesuai

dengan permasalahan yang diberikan 0 Siswa memberikan satu gagasan penyelesian dan

hampir sebagian penyelesaiannya telah dikerjakan dengan benar

2 Siswa memberikan satu gagasan penyelesaian dan

sebagian besar penyelesaiannya telah dikerjakan dengan benar atau terdapat sedikit kesalahan dalam proses perhitungan sehingga jawaban yang

dihasilkan salah

4

(5)

Siswa memberikan satu gagasan penyelesaian dan sebagian penyelesaiannya telah dikerjakan dengan benar

6 Siswa memberikan lebih dari satu gagasan

penyelesaian dan sebagian penyelesaiannya telah dikerjakan dengan benar atau terdapat sedikit kesalahan dalam proses perhitungan sehingga jawaban yang dihasilkan salah

8 Siswa mengemukakan lebih dari satu gagasan

penyelesaian dan seluruh penyelesaiannya telah dikerjakan dengan benar

10 Elaborasi Siswa tidak menjawab atau menjawab tidak sesuai

dengan permasalahan yang diberikan 0 Siswa menuliskan hal-hal yang diketahui dengan

benar 2

Siswa menjawab permasalahan yang diberikan dengan mengembangkan gagasan hampir sebagian yang diselesaikan dengan

4 Siswa menjawab permasalahan dengan

mengembangkan gagasan tetapi hanya sebagian yang diselesaikan dengan benar

6 Siswa menjawab permasalahan dengan

mengembangkan gagasan hampir keseluruhan telah diselesaikan dengan benar atau terdapat sedikit kekeliruan sehingga jawaban yang dihasilkan salah

8 Siswa menjawab permasalahan dengan

mengembangkan gagasan dari situasi yang diberikan dengan benar dann jawaban yang dihasilkan benar

10 (Nurjamilah, 2019) Dalam penelitian ini siswa diberikan soal-soal materi pecahan yang dalam penyelesaiannya menggunakan kemampuan berpikir kreatif soal open ended. Analisis dilakukan dengan melihat banyak siswa yang mendapat skor pada tiap aspek kemampuan berpikir kreatif. Penentuan skor tersebut berdasarkan pedoman penskoran kemampuan berpikir kreatif dengan acuan sebagai berikut (Nurjamilah, 2019):

1. Hasil tes diberikan skor sesuai rubrik penskoran kemampuan berpikir kreatif matematika yang telah dibuat, hasil tes skor untuk setiap aspek yang diukur dalam penelitian, aspek kemampuan berpikir kreatif matematika yang diukur adalah fluency, flexibility, dan elaboration.

(6)

2. Mengukur kemampuan berpikir kreatif tiap aspek (fluency, flexibility, dan elaboration). Misal tingkat kemampuan berpikir kreatif adalah P, maka:

𝑃 =𝐴 𝐵× 100 Keterangan:

A: jumlah total skor per aspek yang diperoleh siswa B: jumlah skor maksimum tiap aspek.

Tabel 2. Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif

Skor Kategori

90 ≤ X ≤ 100 80 ≤ X < 90,00

65≤ X < 80,00 55 ≤ X < 65,00

X < 55,00

Sangat kreatif Kreatif Cukup kreatif Kurang kreatif

Tidak kreatif

(Wahyu, 2018) 3. Mencari persentase untuk masing-masing kategori tingkat kemampuan berpikir

kreatif sesuai dengan perhitungan berikut:

𝑅𝑖 =𝑛𝑖 𝑁× 100 Keterangan:

𝑅 : persentase siswa pada kategori tingkat kemampuan berpikir kreatif ke-i 𝑛 : banyaknya siswa pada kategori tingkat kemampuan berpikir kreatif ke-i N: jumlah responden penelitian

Tahapan Penelitian:

1. Tahap Persiapan

a. Membuat soal tes uraian sebanyak 5 soal beserta kunci jawaban

b. Mengurus surat izin penelitian di Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik c. Mengurus surat izin penelitian di Kantor Dinas Pendidikan Kota Palembang 2. Tahap uji coba kepada siswa

a. Peneliti memberikan soal kepada 33 orang siswa kelas VII.7 SMP b. Peneliti menjelaskan prosedur dalam menjawab soal tes tertulis

(7)

c. Semua jawaban dikumpulkan dan divalidasi

d. Peneliti memeriksa jawaban siswa dan menghitung skor dan dilanjutkan dengan mengihitung validitas dan reliabilitas tiap soal

3. Tahap Pelakasanaan

a. Peneliti memberikan soal tes tertulis kepada 33 orang siswa kelas VII.8 SMP

b. Peneliti menjelaskan prosedur dalam menjawab soal tes tertulis

c. Semua jawaban yang telah dikerjakan oleh siswa dikumpulkan kepada peneliti kemudian diperiksa dan analisis

d. Peneliti memeriksa, menganalisis dan mengelompokkan hasil respon siswa berdasarkan bentuk-bentuk kemampuan berpikir kreatif siswa.

4. Tahap Analisis Data

Pada tahap analisis data, peneliti menganalisis semua data yang berupa jawaban soal tes yang sudah terkumpul dengan menggunakan analisis deskriptif.

Analisis data meliputi analisis hasil tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa materi pecahan kelas VII SMP.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data kemampuan berfikir kreatif siswa sebagai berikut:

Tabel 3. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Tiap Aspek No Inisial

Siswa

Kelancaran (Fluency)

Keluwesan (Fleksibility)

Elaborasi

(Elaboration) Skor Ket

1 AFP 60 60 100 73 Cukup kreatif

2 AR 60 60 100 73 Cukup kreatif

3 CN 60 60 100 73 Cukup kreatif

4 DC 60 60 100 73 Cukup kreatif

5 FP 60 60 100 73 Cukup kreatif

6 GF 52 56 96 68 Cukup kreatif

7 HB 60 60 100 73 Cukup kreatif

8 HR 60 60 100 73 Cukup kreatif

9 IR 60 60 100 73 Cukup kreatif

10 IN 52 48 84 61 Kurang kreatif

11 IA 52 56 96 68 Cukup kreatif

12 KF 52 56 84 64 Kurang kreatif

13 MRP 60 60 100 73 Cukup kreatif

14 MRK 44 52 92 62 Kurang kreatif

15 NB 40 36 56 44 Tidak kreatif

(8)

16 PKU 36 72 92 66 Cukup kreatif

17 RA 36 52 68 52 Tidak kreatif

18 RI 52 56 96 68 Cukup kreatif

19 RA 44 52 60 52 Tidak kreatif

20 RAP 52 56 96 68 Cukup kreatif

21 SA 60 60 100 73 Cukup kreatif

22 SA 48 44 76 56 Kurang kreatif

23 SM 64 60 100 74 Cukup kreatif

Rata-rata tiap

aspek 53,21 56,34 91,13

Tabel 4. Jumlah Siswa Setiap Kategori

Kategori Sangat kreatif Kreatif Cukup kreatif Kurang kreatif Tidak kreatif Jumlah 0 orang 0 orang 16 orang 4 orang 3 orang

Persentase 0% 0% 69,56% 17,39% 13,04%

Dari analisis data didapatkan temuan-temuan hasil tes siswa pada soal tes yang telah diberikan yaitu soal essay sebanyak 5 butir soal. Hasil analisis data tingkat kemamampuan berpikir kreatif matematika juga menunjukkan bahwa sebanyak 0%

peserta didik berada pada tingkat kemampuan berpikir kreatif sangat kreatif, 0% peserta didik berada pada tingkat kemampuan berpikir kreatif, 69,56% peserta didik berada pada tingkat kemampuan berpikir cukup kreatif, 17,39% peserta didik berada pada tingkat kemampuan berpikir kurang kreatif, dan 13,04% peserta didik berada pada tingkat kemampuan berpikir tidak kreatif dari total 23 peserta didik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan berpikir kreatif matematika siswa pada pokok bahasan pecahan dalam tahap sedang.

1. Analisis jawaban siswa dengan kemampuan cukup kreatif (Inisial SA ) a. Subjek S1 soal nomor 1

Soal Tes

Panitia kegiatan sosial menerima sumbangan gula pasirberatnya 2234 kg, 2512 kg, dan 2414 kg untuk dibagikan kepada sekelompok warga. Setiap warga menerima 21

2 kg. Berapa banyak warga yang menerima gula pasir tersebut?

(9)

Gambar 1. Jawaban subjek S1 pada soal nomor 1 1) Kelancaran (Fluency)

Dari hasil tes S1sudah memenuhi indikator kelancaran dapat dilihat dari jawaban siswa memberikan ide yang relevan untuk penyelesaian soal cerita dan pengungkapannya secara lengkap dan jelas

2) Keluwesan (Flekxibility)

Dari hasil tes S1 sudah memenuhi indikator keluwesan, dapat dilihat dari jawaban siswa memberikan satu gagasan dan penyelesaiannya telah dikerjakan dengan benar

3) Elaborasi (Elaboration)

Dari hasil tes dapat dilihat bahwa S1 sudah memenuhi indikator elaborasi siswa dapat menyelesaikan permasalahan sesuai dengan jawaban yang telah dikerjakan

b. Subjek S1 soal nomor 2 Soal Tes

Pak Reza mempunyai aluminium 81

2m dan menambah lagi 1 1

4 m. Untuk membuat pintu diperlukan 73

5 m, maka sisa aluminium Pak Reza adalah?

(10)

Gambar 2. Jawaban subjek S1 pada soal nomor 2 1) Kelancaran (Fluency)

berdasarkan hasil tes S1 memahami dengan baik maksud soalnya dan mengerjakan soal dengan jawaban benar, S1 sudah memenuhi indikator kelancaran

2) Keluwesan (Flekxibility)

Dari hasil tes dapat dilihat bahwa S1 memberikan jawaban bahwa S1 sudah mampu memberikan jawaban yang benar, S1 sudah memenuhi indikator keluwesan

3) Elaborasi (Elaboration)

Berdasarkan hasil tes, S1 sudah memenuhi indikator elaborasi karena S1 sudah memberikan jawaban secara detail dan menghasilkan jawaban yang benar

c. Subjek S1 soal nomor 3 Soal Tes

Perhatikan pecahan berikut : 3

4,57,35,69, urutkan pecahan dari yang terkecil ke yang terbesar adalah?

Gambar 3. Jawaban subjek S1 pada soal nomor 3

(11)

1) Kelancaran (Fluency)

Dari hasil tes S1 sudah memenuhi indikator kelancaran karena sudah memberikan jawaban dengan menyelesaikan soal dengan pengungkapannya secara jelas

2) Keluwesan (Flekxibility)

Dari hasil tes S1 memberikan satu ide jawaban dengan mengubah semuanya menjadi pecahan desimal dan menghasilkan jawaban benar. Sudah memenuhi indikator keluwesan.

3) Elaborasi (Elaboration)

Dari hasil tes S1 siwa menjawab permasalahan dengan mengembangkan gagasan dari situasi yang diberikan dengan mengubah semua pecahan menjadi pecahan desimal. Sudah memenuhi indikator elaborasi.

d. Subjek S1 soal nomor 4 Soal Tes

Urutkan Bilangan berikut dari yang terkecil 2

7, 0,50, 0,7 45%!

Gambar 4. Jawaban subjek S1 pada soal nomor 4 1) Kelancaran (Fluency)

Dari hasil tes S1 sudah memenuhi indikator kelancaran karena sudah memberikan jawaban dengan menyelesaikan soal dengan pengungkapannya secara jelas

2) Keluwesan (Flexibility)

Dari hasil tes S1 memberikan satu ide jawaban dengan mengubah semuanya menjadi pecahan desimal dan menghasilkan jawaban benar. Sudah memenuhi indikator keluwesan.

3) Elaborasi (Elaboration)

(12)

Dari hasil tes S1 siwa menjawab permasalahan dengan mengembangkan gagasan dari situasi yang diberikan dengan mengubah semua pecahan menjadi pecahan desimal. Sudah memenuhi indikator elaborasi.

e. Subjek S1 soal nomor 5 Soal Tes

Tentukan hasil dari 51

4+ 12

3− 21

6?

Gambar 5. Jawaban subjek S1 pada soal nomor 5 1) Kelancaran (Fluency)

Dari hasil tes S1 sudah menjawab sesuai dengan permasalahan dan hanya ada satu ide yang relevan tetapi, jawaban yang diberikan benar. Sudah memenuhi indikator kelancaran

2) Keluwesan (Flexibility)

Dari hasil tes S1 siswa hanya memberikan satu ide gagasan akan tetapi, jawaban yang dihasilkan sudah jelas dan benar. Sudah memenuhi indikator keluwesan

3) Elaborasi (Elaboration)

Dari hasil tes S1 menjawab permasalahan dengan mengembangkan gagasan dari situasi yang diberikan dengan benar dan jawaban yang dihasilkan sudah benar. Sudah memenuhi indikator elaborasi

(13)

Dalam penelitian ini terdapat beberapa kendala dalam proses penelitian di SMP Negeri 16 Palembang. Kendala tersebut yaitu:

1. Pada masa pandemic tidak ada sekolah tatap muka, sehingga di SMP Negeri 16 Palembang siswa belajar dengan penyerahan tugas bagi yang tidak memiliki alat komunikasi, dan melalui jaringan atau online bagi yang memiliki alat komunikasi.

Sehingga sampel dalam penelitian ini hanya sedikit.

2. Peneliti mengalami kendala mengamati secara langsung ketika siswa menjawab soal tes.

3. Siswa yang memiliki alat komunikasi dalam proses menjawab soal tes dan mengirimkan jawaban ke peneliti masih mengalami kesulitan, seperti sinyal jaringan internet dan kuota.

4. Siswa kurang teliti dalam membaca soal sehingga banyak kesalahan dalam mengartikan dan menjawab soal tes

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menganalisis tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa menggunakan soal open ended pada siswa kelas VII di SMP Negeri 16 Palembang dengan materi pecahan, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil analisis kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal-soal open ended matematika kelas VII mateti pecahan di SMP Negeri 16 Palembang dalam kategori cukup kreatif. Hal ini dapat dilihat dari sebanyak 0% siswa berada di tingkat kemampuan berpikir sangat kreatif, 0% siswa berada pada tingkat kemampuan berpikir kreatif, 69,56% siswa berada pada tingkat kemampuan berpikir cukup kreatif, 17,39%

siswa berada pada tingkat kemampuan berpikir kurang kreatif, dan 13,04% siswa berada pada tingkat kemampuan berpikir tidak kreatif dari total 23 siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Damanik. (2018). Pengembangan perangkat pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa menggunakan Model Discovery Learning. Jurnal Inspiratif, 29-30.

Emilya, D. (2010). Pengembangan soal-soal Open Ended Materi Lingkaran untuk Meningkatkan Penalaran Matematika Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika Volume 4. No 2, 9- 10.

(14)

Kinanti, D. (2012). Analisis Proses dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Matematika Melalui Tugas Open Ended. Jurnal Kreano.

Munandar. (2009). Pengembangan kreatifitas anak berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Muthaharah, Y. A., & Wandani, K. (2018). Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal Bangun Ruang Sisi Datar. Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online), 74.

Nurjamilah, A. (2019). Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa MTS Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar. Journal Unsika .

Sugiyono. (2015). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandng: Alfabeta.

Sunardi. (2013). Penilaian Pembelajaran (ASESMEN). Palembang: Tunas Gemilang Press.

Wahyudi. (2018). Strategi pemecahan masalah matematika. Salatiga: Satya Wacana University Press.

Referensi

Dokumen terkait

Suherman dkk (2003) mengatakan bahwa masalah yang di formulasikan memiliki multi jawaban yang betul disebut soal terbuka (open ended problem). Saat siswa diberikan

Serta kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam menyelesaikan soal open-ended pada aspek berpikir orisinil ( originality ) termasuk dalam kategori sangat

Serta kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam menyelesaikan soal open-ended pada aspek berpikir orisinil ( originality ) termasuk dalam kategori sangat

Sesuai dengan hasil pembahasan dan temuan-temuan yang diperoleh selama proses penelitian diperoleh kesimpulan bahwa seluruh subjek penelitian mampu memenuhi

Berdasarkan analisis data, diperoleh bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam menyelesaikan soal open-ended pada aspek berpikir lancar (fluency)

Kemampuan berpikir kreatif matematis mengakibatkan siswa lebih terbuka dalam melihat masalah matematika, sehingga siswa akan mudah untuk mencari penyelesaian dari suatu masalah yang

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA OPEN- ENDED DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Sebagian Syarat Mencapai

Dalam penelitian ini siswa lebih cenderung masuk dalam aspek kefasihan, hal ini dapat dibuktikan dengan kemampuan berpikir kreatif siswa menjawab soal-soal open ended dengan