• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN ENDED

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN ENDED"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN ENDED PADA MATERI POLA BILANGAN KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh Yusmanengsih

105361114016

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2021

(2)
(3)
(4)

iv

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : YUSMANENGSIH

Nim : 105361114016

Program Studi : Pendidikan Matematika

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Open Ended Pada Materi Pola Bilangan Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah asli hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Februari 2021 Yang Membuat Pernyataan

YUSMANENGSIH NIM. 105361114016

(5)

v

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERJANJIAN

Nama : YUSMANENGSIH

Nim : 105361114016

Program Studi : Pendidikan Matematika

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Open Ended Pada Materi Pola Bilangan Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya yang menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi ini saya selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi ini.

4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2, dan 3 maka saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang ada.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Februari 2021 Yang Membuat Pernyataan

YUSMANENGSIH NIM. 105361114016

(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, Kecuali bagi orang-orang yang khusyuk”

(QS. Al-Baqarah: 45)

“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al Baqarah : 286)

Kupersembahkan karya ini buat; Kedua orang tuaku, saudaraku, sahabatku, dan Seluruh keluargaku atas keikhlasan dan doanya dalam Mendukung penulis mewujudkan harapan menjadi kenyataan.

(7)

vii ABSTRAK

Yusmanengsih. 105361114016. Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Open Ended Pada Materi Pola Bilangan Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar. Skripsi. Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. 2020

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam menyelesaikan soal open ended pada pokok bahasan Pola Bilangan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar. Pemilihan subjek berdasarkan pada kemampuan siswa kategori tinggi, sedang, dan rendah. Subjek yang diambil sebanyak 3 siswa. Pengumpulan data menggunakan tes soal open ended dengan pokok bahasan pola bilangan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan, yaitu teknik analisis data dari Miles & Huberman yang meliputi tiga aktivitas yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa yang memiliki kemampuan matematika tinggi, dikategorikan memiliki tingkat kemampuan berpikir kreatif 4 (TKBK 4) yaitu sangat kreatif karena memenuhi tiga indikator yaitu kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan. Kemampuan berpikir kreatif siswa yang memiliki kemampuan matematika sedang, dikategorikan memiliki tingkat kemampuan berpikir kreatif 3 (TKBK 3) yaitu kreatif karena memenuhi dua indikator yaitu kefasihan dan fleksibilitas. Dan kemampuan berpikir kreatif siswa yang memiliki kemampuan matematika rendah, dikategorikan memiliki tingkat kemampuan berpikir kreatif 1 (TKBK 1) yaitu kurang kreatif karena hanya memenuhi satu indikator yaitu kefasihan.

(8)

viii Abtract

Yusmanengsih. 105361114016. Analysis of Student’s Mathematical Creative Thinking Ability in Completing Open Ended Questions on Number Patterns for Class VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar. Essay. Mathematics Education, Faculty of Teacher Training and Education. Muhammadiyah University of Makassar. 2020.

This study aims to describe student’s mathematical creative thinking skills in solving open-ended questions on the subject of Number Patterns. This type of research is qualitative research. The subjects of this study were students of class VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar. Selection of subjects based on the ability of students in the high, medium, and low categories. Subjects taken were 3 students. Data collection used an open-ended question test with the subject of number patterns to measure student’s creative thinking skills, interviews, and documentation. The data analysis technique used is the data analysis technique from Miles & Huberman which includes three activities, namely data reduction, data presentation, and conclusion drawing.

The results of this study indicate that the creative thinking abilities of students who have high mathematical abilities are categorized as having a creative thinking ability level 4 (TKBK 4), which is very creative because it fulfills three indicators, namely fluency, f lexibility, and novelty. Student who have moderate, math ability are categorized as having creative thinking ability level 3(TKBK 3), which is creative because it fulfills two indicators, namely fluency and flexibility. And the creative thinking ability of students who have low mathematical abilities is categorized as having a creative thinking ability level 1 (TKBK 1), which is less creative because it only meets one indicator, namely fluency.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan berjudul “Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif

Siswa dalam Menyelesaikan Soal Open Ended pada Materi Pola Bilangan Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Keberhasilan pelaksanaan penelitian ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Prof. Dr.H.Ambo Asse,M.Ag., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., selaku Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Mukhlis,S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Dr. Andi Husniati, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I dan Kristiawati, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan, saran, dan bimbingan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

(10)

x

5. Amri S.Pd., M.M., dan Ma’rup, S.Pd.,M.Pd., selaku Dosen Pendidikan Matematika yang telah memvalidasi instrument penelitian.

6. Husain Abdul Rahman, S.Pd.,M.Pd.I., selaku Kepala sekolah SMP Muhammadiyah 1 Makassar dan Armina,S.Pd., selaku Guru Mata Pelajaran Matematika beserta staf yang telah memberikan izin dan kemudahan dalam penelitian.

7. Kedua orang tuaku tercinta yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungannya.

8. Segenap dosen, karyawan dan teman-teman mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membantu penulis selama menempuh studi di Universitas Muhammadiyah Makassar.

9. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis hanya berdoa semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas budi baik yang telah diberikan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Makassar, Desember 2020

Penulis,

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 4 E. Batasan Istilah ... 5

BAB II KAJIAN TEORI ... 7

A. Kajian pustaka ... 7

1. Berpikir Kreatif ... 7

2. Kemampuan Berpikir Kreatif ... 9

3. Soal Open Ended ... 11

4. Materi Penelitian ... 12

B. Penelitan Relevan ... 16

BAB III METODE PENELITIAN... 18

A. Jenis Penelitian ... 18

B. Lokasi dan Subjek penelitian ... 18

C. Prosedur Penelitian... 19

D. Instrumen Penelitian... 20

E. Teknik Pengumpulan Data ... 21

F. Keabsahan Data ... 22

(12)

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 24

A. Hasil Penelitian ... 24 B. Pembahasan ... 42 BAB V PENUTUP ... 47 A. Simpulan ... 47 B. Saran ... 48 DAFTAR PUSTAKA ... 49 LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Hasil Tes Subjek NA Soal Nomor 1 ... 25

Gambar 4.2 Hasil Tes Subjek NA Soal Nomor 2 ... 27

Gambar 4.3 Hasil Tes Subjek NA Soal Nomor 3 ... 29

Gambar 4.4 Hasil Tes Subjek NA Soal Nomor 3 ... 29

Gambar 4.5 Hasil Tes Subjek IF Soal Nomor 1 ... 31

Gambar 4.6 Hasil Tes Subjek IF Soal Nomor 2 ... 33

Gambar 4.7 Hasil Tes Subjek IF Soal Nomor 2 ... 33

Gambar 4.8 Hasil Tes Subjek IF Soal Nomor 2 ... 33

Gambar 4.9 Hasil Tes Subjek IF Soal Nomor 3 ... 35

Gambar 4.10 Hasil Tes Subjek IF Soal Nomor 3 ... 35

Gambar 4.11 Hasil Tes Subjek NA Soal Nomor 1 ... 37

Gambar 4.12 Hasil Tes Subjek NA Soal Nomor 1 ... 37

Gambar 4.13 Hasil Tes Subjek NA Soal Nomor 2 ... 39

Gambar 4.14 Hasil Tes Subjek NA Soal Nomor 2 ... 39

Gambar 4.15 Hasil Tes Subjek NA Soal Nomor 3 ... 41

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-kisi soal. ... 53

Lampiran 2. Instrumen Tes Soal Pola Bilangan ... 54

Lampiran 3. Pedoman Wawancara ... 60

Lampiran 4. Lembar Jawaban Siswa ... 62

(16)

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ilmu perhitungan wajib dipelajari di semua tingkat pendidikan. Ilmu perhitungan memiliki beberapa karakteristik secara umum. Diantaranya adalah berpola pikir deduktif, matematika memiliki simbol yang kosong dari arti, matematika memiliki objek kajian yang abstrak, matematika selalu konsisten dalam sistemnya dan selalu memperhatikan semesta pembicaraan. Oleh karena itu, mempelajari matematika dibutuhkan sebuah kreativitas. Menurut Ervync (1991), kreativitas sangat diperlukan dalam alur memunculkan ide tingkat tinggi. Memunculkan ide yang lebih baru adalah keterampilan berpikir yang merupakan lanjutan dari keterampilan pengantar.

Proses memberikan ide baru atau memunculkan gagasan baru adalah suatu proses berpikir kreatif. Produk dari proses kreatif tersebut adalah kreativitas. Gabungan berpikir rasional dan lateral dengan naluri tetapi dalam keadaan sadar dapat juga disebut sebagai proses berpikir kreatif (Pehkonen, 1997).

Proses kreatif sangat diperlukan pada pembelajaran matematika. Tetapi tingkat berpikir kreatif siswa pada saat ini masih kurang. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada magang 3 mulai tanggal 24 Juli 2019 – 14 September 2019 dan diskusi dengan salah satu guru matematika di SMP Muhammadiyah 1 Makassar, terdapat masalah dalam pembelajaran matematika yaitu masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal matematika. Hal ini ditunjukkan dengan nilai tes

(17)

atau nilai harian siswa yang cukup rendah. Salah satu penyebabnya adalah karena kurangnya ide-ide kreatif siswa dalam menyelesaikan soal matematika.

Selain dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, berdasarkan hasil dari beberapa penelitian terdahulu terkait dengan kemampuan berpikir kreatif menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa masih kurang. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Siswono (2006). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki tingkat berpikir kreatif yang tinggi dan memiliki tingkat berpikir kreatif yang rendah. Kemampuan berpikir kreatif dikatakan lemah karena sebagian besar siswa belum memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi.

Menurut Munandar (1999 : 45), berpikir kreatif yaitu kesanggupan seseorang dalam merefleksikan sesuatu yang belum pernah dipikir oleh individu lain, jadi seseorang itu bisa melakukan sesuatu tersebut.

Yang dimaksud memiliki pikiran kreatif ialah kesanggupan individu guna memunculkan pikiran kreatif yang bisa membuat individu tersebut merasa bisa untuk mencapai tujuan hidupnya (Maxwell, 2004: 136). Berdasarkan beberapa gagasan dari para ilmuan di atas maka dapat dikatakan bahwa kemampuan inovatif atau berpikir kreatif yaitu kesanggupan seseorang dalam memunculkan gagasan baru guna untuk meraih tujuannya.

Menurut Siswono (2005) indikator kemampuan berpikir kreatif ada tiga yaitu indikator kefasihan, indikator fleksibilitas dan indikator kebaruan. Kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan adalah komponen yang diperlukan

(18)

untuk menilai kemampuan berpikir kreatif seseorang (Silver, 1997). Ketiga komponen itu diartikan seperti dibawah ini:

• Kefasihan yaitu kesanggupan siswa dalam menyelesaikan

permasalahan/soal dengan memberikan berbagai macam ide yang bernilai benar.

• Fleksibilitas yaitu kesanggupan siswa menyelesaikan permasalahan/soal

dengan beragam penyelesaian yang beda.

• Kebaruan yaitu kesanggupan siswa menyelesaikan permasalahn/soal

dengan jawaban yang beragam tetapi tetap bernilai benar atau menyelesaikan permasalahan dengan hanya satu jawaban yang belum pernah diberikan oleh orang lain pada sesama tingkat perkembangan dan pengetahuannya.

Siswono (2006) mengemukakan ada 5 tingkatan kemampuan berpikir kreatif siswa. Dimulai dari tingkat terendah yaitu tingkat 0 sampai tingkat tertinggi yaitu tingkat 4. Getzel & Jakson (Silver,1997) berpendapat bahwa soal terbuka (open ended) yang memiliki beragam penyelesaian dapat digunakan untuk mengukur kreativitas siswa. Soal terbuka atau open ended problem yaitu masalah yang di formulasikan memiliki banyak jawaban yang benar (Suherman dkk, 2003 :123)

Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Open ended Pada Pola Bilangan Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar.”

(19)

B. Rumusan Masalah

Dari uraian diatas, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah kemampuan kreativitas matematis siswa dalam mengerjakan soal berbentuk open ended materi pola bilangan kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa dalam mengerjakan soal berbentuk open ended materi pola bilangan kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Sebuah penelitian dilakukan pasti memiliki tujuan sehingga penelitian itu bisa memberi manfaat untuk orang lain. Terdapat beberapa manfaat yang diharapkan dapat diberikan oleh penelitian ini yaitu :

1. Untuk siswa

Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan siswa sebagai acuan untuk lebih mampu memperbaiki dan meningkatkan mutu belajar masing-masing siswa.

2. Untuk guru

Kesimpulan dalam penelitian ini diharapkan bisa dimanfaatkan para tenaga pengajar untuk mengoptimalkan mutu pembelajaran khususnya pada pembelajaran matematika.

(20)

3. Untuk sekolah

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak

sekolah untuk mengoptimalkan tingkat pembinaan yang

bekesinambungan guna mengoptimalkan keahlian tenaga pengajar. E. Batasan Istilah

Untuk menghindari salah penafsiran, ada berbagai kosakata yang dipakai pada penelitin ini yaitu:

1. Berpikir kreatif atau kreativitas yaitu kemampuan individu untuk memberikan ide baru. Ide baru tersebut adalah gabungan komponen-komponen yang sudah ada lebih dahulu untuk memecahkan masalah. 2. Kefasihan yaitu siswa mampu memberikan atau mengemukakan ide dan

jawabannya dengan fasih atau lancar.

3. Fleksibilitas yaitu siswa mampu mengemukakan atau menemukan berbagai macam jawaban.

4. Kebaruan yaitu siswa mampu memberikan ide-ide yang baru atau belum pernah diberikan oleh indivdu yang lain.

5. Kemampuan berpikir kreatif ialah kemampuan menghasilkan sesuatu yang beda dengan mengombinasikan dan menempatkan materi-materi dengan maksud yang lebih modern.

6. Soal open ended adalah problem matematika yang di formulasikan memiliki multi jawaban yang benar.

(21)

7. Pola bilangan yaitu suatu bilangan yang tersusun dari beberapa bilangan lain yang kemudian membentuk pola. Atau suatu susunan bilangan yang memiliki bentuk yang teratur.

(22)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka

1. Berpikir Kreatif

Semua permasalahan yang mungkin dianggap sulit untuk bisa diselesaikan masih ada solusi penyelesaiannya, tetapi kita tidak

menemukan solusinya. Lalu bagaimana cara kita untuk

menyelesaikannya? Jawabannya adalah dengan mencari solusinya. Proses mencari solusi inilah yang disebut sebagai proses berpikir untuk menemukan solusi.

Solso (2008) mengungkapkan bahwa kreativitas yaitu suatu aktivitas intelektual yang mampu memunculkan pandangan baru terhadap sebuah masalah serta tidak didasarkan oleh kesimpulan yang realistis. Kreativitas ialah kemampuan seseorang untuk berpikir mengenai sesuatu dengan pandangan yang baru yang tidak biasanya dan bisa menghasilkan hasil yang unik dari suatu permasalahan (Santrock, 2010). Barron menyatakan bahwa keahlian dalam membuat suatu hal baru dimana hal tersbut adalah gabungan komponen-komponen terdahulu dapat diartikan sebagai kreativitas (dalam Ali dan Asrori, 2005)

(23)

Karena tingkat kompleksitas permasalahan dalam segala aspek kehidupan modern semakin tinggi maka hal yang sangat dibutuhkan seorang pelajar pada era persaingan global adalah kompetensi berpikir kreatif. Berpikir kreatif termasuk kedalam fase high order competence (komptensi pada tingkat tinggi) serta dikatakan seperti lanjutan dari basic skill atau keterampilan dasar. Pernyataan ini sesuai sama pendapat Ervyn ( 1991 ) yang mengatakan kreativitas memiliki peranan penting pada fase berpikir matematik pada tahap yang lebih tinggi. Schwarts (1996) mengatakan bahwa berpikir kreatif berarti menemukan cara-cara baru untuk mengerjakan apa saja.

Kreativitas adalah hasil dari berpikir kreatif seseorang. Berpikir kreatif yaitu proses untuk memunculkan suatu ide baru. Pehkonen (1997) mengemukakan bahwa berpikir kreatif yaitu sebuah gabungan antara pikiran yang divergen dan pikiran yang logis didasarkan oleh naluri tetapi pada keadaan sadar.

Munandar (2009) mengemukakan ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif yang berhubungan dengan pengetahuan dapat dilihat dari keterampilan berpikir luwes, keterampilan menilai, keterampilan elaborasi, kemampuan berpikir lancar serta keterampilan berpikir orisinil.

Berdasarkan sejumlah gagasan dari beberapa ahli diatas, maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa berpikiir kreatif atau kreativitas yaitu keahlian individu dalam memunculkan ide-ide yang unik dan

(24)

bermanfaat, dimana ide-ide yang dimunculkan berupa gabungan antara komponen-komponen yang terlebih dahulu sudah ada guna menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Atau berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental yang digunakan seseorang untuk membangun, menghasilkan ide atau gagasan yang baru.

Untuk menilai berpikir kreatif anak-anak ataupun orang dewasa selalu digunakan “The Torrance Tests of Creative Thinking(TTCT)” (Silver, 1997). Berpikir kreatif memiliki 3 indikator yaitu kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan. Kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan adalah tiga kunci indikator yang akan dinilai dalam kreativitas. Fluency adalah kemampuan siswa untuk menyelesaikan masalah dengan berbagai macam ide atau jawaban secara lancar. Fleksibilitas adalah kemampuan seorang individu atau murid dalam mengerjakan soal dengan memberikan metode lain dan tidak hanya dengan satu metode. Kebaruan atau novelty adalah siswa mampu menyelesaikan masalah dengan ide atau jawaban yang belum pernah diberikan oleh orang lain.

2. Kemampuan berpikir kreatif

Keahlian seorang untuk mengarang, merancang, atau membuat disebut dengan kemampuan berpikir kreatif (Salim, 2002). Menurut Campbell, kekreatifitasan yaitu sebuah pemikiran ataupun ide seseorang yang mudah dimengerti (understandable),kreatif, dan berguna. Keahlian meletakkan unsur-unsur yang sudah ada kemudian

(25)

menggabungkannya hingga membentuk sesuatu yang lain dengan maksud yang lebih modern disebut kemampuan berpikir kreatif (Andangsari, 2007). Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif seseorang adalah dengan cara mencari data atau penjelasan yang dapat membantu mempermudah kita dalam mempelajari suatu pengetahuan.

Gagasan tentang tingkat kemampuan siswa dalam berpikir kreatif matematis mempunyai banyak versi. Ada lima tingkat keahlian berpikir kreatif siswa menurut Siswono (2011) yaitu sangat kreatif, kreatif, cukup kreatif, kurang kreatif, dan tidak kreatif. Berikut ini akan dijelasakan mengenai kelima tingkat tersebut.

Tabel 2.1 Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif

No Tingkat Kreatif Keterangan

1 Sangat Kreatif Mampu memenuhi indikator kefasihan, fleksibilitas, dan

kebaruan dalam memecahkan masalah.

2 Kreatif Mampu memenuhi 2 indikator dari ketiga indikator

kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan.

3 Cukup Kreatif Hanya memenuhi indikator fleksibilitas

4 Kurang Kreatif Hanya memenuhi indikator kefasihan

5 Tidak Kreatif Tidak memenuhi semua indikator berpikir kreatif

(26)

3. Soal Open ended

Gitzel & Jakson (Silver, 1997) pertanyaan yang memiliki lebih dari satu penyelesaian seperti pertanyaan open ended dapat digunakan untuk mengukur kreativitas pada bidang matematika. Pendekatan masalah terbuka atau open ended merupakan salah satu pendekatan

pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memunculkan

keterampilan berpikir serta membuat siswa lebih aktif ketika belajar. Shimada (1997) mengatakan bahwa pendekatan open ended yaitu suatu upaya pendekatan pembelajaran yang dilakukan dengan menghadapkan siswa terhadap masalah terbuka atau mengenalkan siswa terhadap soal terbuka. Selanjutnya proses belajar mengajar dilanjut dengan memberikan sejumlah penyelesaian yang benar terhadap suatu permasalahan atau soal guna memberi pengalaman kepada siswa untuk bisa menemukan ide yang baru dalam pembelajaran. Diharapkan juga untuk siswa dapat menemukan berbagai macam jawaban untuk memberikan pengalaman dan dan meningkatkan potensi kognitif siswa dengan menemukan sesuatu yang baru. Pada desain masalah terbuka, guru memunculkan suatu permasalahan atau soal kepada siswa yang penyelesaiannya dapat dibuat dengan berbagai macam cara (Sawada, 1997). Kemudian guru memberikan cara yang berbeda dengan cara yang digunakan oleh

(27)

mengombinasikannya pada keterampilan, pengetahuan dan metode-metode matematika yang telah dipelajari.

Seperti dengan ilmu –ilmu sosial, permasalahan dalam bidang matematika dibagi menjadi 2 bagian yaitu masalah matematika terbuka (open problem) dan masalah matematika tertutup (closed problems). Suherman dkk (2003) mengatakan bahwa masalah yang di formulasikan memiliki multi jawaban yang betul disebut soal terbuka (open ended problem). Saat siswa diberikan soal berbentuk open ended, tujuannya bukan berfokus hanya pada hasil atau jawaban siswa tetapi lebih berfokus pada langkah menemukan beberapa metode atau pendekatan dalam menyelesaikan masalah.

Jika kemungkinan hanya ada satu metode atau jawaban pada permasalahan atau soal yang dibuat maka bisa dikatakan bahwa sifat keterbukaan dari suatu masalah tersebut tidak ada. Pada saat siswa diajak untuk mengelaborasi desain atau metode beda pada saat menyelesaikan masalah atau soal yang ada dan tidak berfokus pada hasil, itu sudah termasuk contoh masalah open ended.

4. Materi Penelitian

a. Pengertian pola bilangan

Deretan bilangan yang membangun suatu desain khusus seperti deretan bilangan garis lurus, segitiga, persegi dan lain-lain disebut dengan pola atau susunan bilangan.

(28)

Susunan angka yang membentuk suatu pola tertentu misalnya garis lurus, persegi, segitiga, dan masih banyak lainnya disebut dengan pola bilangan.

Rumus umum mencari suku ke-n yaitu: 𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1). 𝑏 b. Jenis-jensi dari pola Bilangan

1) Jenis pola bilangan persegi

Susunan angka yang dibentuk oleh bilangan kuadrat dinamakan pola bilangan persegi. Pola bilangan persegi secara matematis mengikuti bentuk 𝑈𝑛 = 𝑛2.

2) Pola bilangan persegi panjang

Untuk menentukan pola bilangan ke-n , dapat menggunakan rumus 𝑈𝑛 = 𝑛(𝑛 + 1) dimana n adalah bilangan bulat positif. Pola bilangan persegi panjang akan menghasilkan bentuk seperti persegi panjang.

3) Pola bilangan segitiga

Terdapat 2 langkah yang dapat digunakan untuk membuat desain atau pola seperti ini, ialah:

a) Dengan menggunakan rumus 𝑈𝑛 =

𝑛

2 (n + 1)

b) Dengan penjumlahan bilangan dengan selisih bilangan setelahnya +1 dari bilangan sebelumnya.

(29)

4) Jenis pola bilangan Pascal

Seorang ilmuan bernama Blaise Pascal yang berasal dari Prancis menemukan jenis pola bilangan yang kemudian diberi nama sesuai dengan namanya yaitu pola bilangan pascal. Apabila ditulis, jenis pola bilangan pascal akan membentuk segitiga. Bentuk segitiga inilah yang disebut dengan sgitiga pascal. Terdapat sejumlah ketentuan yang perlu diperhatikan mengenai jenis pola bilangan ini yaitu:

• Baris paling atas (urutan pertama) di isi dengan nilai satu. • Tiap-tiap baris diakhiri serta diawali nilai satu

• Tiap barisnya berbentuk simetris

• Setiap angka yang ditulis pada baris kedua sampai baris ke-

n adalah hasil dari dua angka yang berada pada satu garis miring lurus pada baris diatanya yang dijumlahkan selain pada baris pertama.

• Jumlah bilangan di tiap-tiap baris adalah jumlah bilangan

baris diatasnya dikali dua. c. Soal open ended materi pola bilangan :

1) Satu dos batang korek api dimiliki oleh Ana. Ada beberapa susunan pola yang dapat dibuat menggunakan korek api tersebut. Sebagaimana pada pola bilangan sebagai berikut.

(30)

𝑈1 𝑈2 𝑈3 𝑈4

Buat pola susunan batang korek api sebanyak-banyaknya yang bisa dibuat Ana!

2) Buatlah berbagai macam pola bilangan dan tentukan masing-masing bagaimana cara menentukan suku ke-n!

3) Adi ingin beternak burung. Adi akan membuat kerangka kandang yang berbentuk kubus dengan ukuran 30cm x 30cm x 30cm. Adi akan membuat kerangka kandangnya menggunakan sejumlah potongan kayu. Kerangka kandang terlihat seperti pada gambar dibawah.

30cm

30cm 30cm

(31)

Apabila di tiap-tiap kandang hanya diisi sepasang burung, maka:

a) Buatlah berbagai ragam pola susunan kerangka kandang yang bisa Adi buat!

b) Berdasarkan pola susunan kerangka kandang yang Adi buat, hitunglah berapa banyak potongan kayu yang digunakan Adi untuk membuat kerangka kandang tersebut! B. Penelitian Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain:

1. Hasil penelitian Tri Mulyaningsih menunjukkan terdapat perbedaan tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam pendidikan yang sama. Persamaan penelitian Tri Mulyaningsih dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah sama-sama menganalisis keahlian berpikir inovatif siswa. Perbedaannya adalah studi ilmiah yang dilakukan Tri Mulyaningsih tidak menggunakan soal open-ended sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti menggunakan soal open-ended.

2. Hasil penelitian Pendawi Dwi Herdani menunjukkan bahwa tingkat kemampuan siswa berbeda dengan tingkat kreativitas. Persamaan penelitian Pendawi Dwi Herdani dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah sama-sama menganalisis kemampuan siswa dalam berpikir kreatif matematis dengan soal open ended.

(32)

Perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan Pendawi Dwi Herdani menggunakan materi segi empat sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti menggunakan materi pola bilangan.

(33)

18 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Penelitian jenis deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, karya ilmiah ini akan mendeskripsikan dengan terperinci bagaimana siswa mampu berpikir secara kreatif saat menjawab soal berbentuk open ended khususnya pada pokok bahasan pola bilangan kelas VIII Smp Muhammadiyah 1 Makassar. B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi dari penelitian ini adalah di SMP Muhammadiyah 1 Makassar, Jln. Urip Sumaharjo Lr.81/ Maccini Sawah. 3 orang dipilih sebagai subjek yang ketiganya dari kelas delapan. Pemilihan subjek didasarkan ulangan harian pada materi pola bilangan. Pengambilan subjek juga didasarkan oleh saran guru dari bidang studi matematika dengan kriteria subjek telah mempelajari materi pola bilangan dan juga bisa bekerja sama dengan peneliti selama proses penelitian berlangsung. Ketiga subjek yang dipilih adalah subjek dengan kemampuan matematika rendah, kemampuan matematika sedang dan kemampuan matematika tinggi. Subjek yang telah dipilih kemudian diberikan tes soal open ended dengan materi pola bilangan yang berbentuk essay sebanyak 3 nomor. Setelah mengerjakan soal, subjek kemudian diwawancarai untuk lebih mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematisnya.

(34)

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yaitu serangkaian kegiatan yang akan dilakukan mulai dari awal sampai akhir penelitian. Adapun prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1. Tahap Persiapan a. Perizinan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengurus surat penelitian dengan mengisi data diaplikasi persuratan mahasiswa FKIP Unismuh Makassar untuk mendapat surat pengantar penelitian. Kemudian peneliti mengurus surat permohonan izin penelitian di kantor LP3M Unismuh Makassar dengan melampirkan surat pengantar penelitian. Setelah mendapat surat izin penelitian dari kantor LP3M Unismuh Makassar, peneliti mengajukan surat izin penelitian kepada pihak sekolah untuk disetujui oleh pihak sekolah.

b. Persiapan soal tes

Sebelum melakukan penelitian, peneliti membuat instrumen penelitian berupa soal open ended dengan materi pola bilangan dengan model soal essay sebanyak 3 nomor. Setelah itu, peneliti melakukan bimbingan instrumen ke pembimbing 1 dan 2 sebelum dilanjutkan ke tahap validasi. Setelah pembimbing 1 dan pembimbing 2 menyetujui instrumen yang telah dibuat, instrumen siap untuk divalidasi. Instrumen pada penelitian ini, selanjutnya

(35)

divalidasi oleh 2 orang validator. Setelah disetujui oleh kedua validator, maka instrumen ini siap digunakan untuk penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan

a. Pemberian tes

Pada penelitian ini, pemberian tes kepada siswa dilakukan secara daring melalui aplikasi zoom. Peneliti menjelaskan tentang tes yang akan diberikan kepada siswa kemudian hasil pekerjaan masing-masing siswa dikirim ke peneliti melalui aplikasi whatsapp.

b. Wawancara dan dokumentasi

Setelah peneliti memeriksa jawaban dari masing-masing siswa, peneliti kemudian memilih 3 subjek untuk di wawancara. Proses wawancara dilakukan secara langsung disekolah dengan meminta izin kepada pihak sekolah. Pada saat proses wawancara, peneliti mengambil foto sebagai dokumentasi.

c. Tahap Analisis Data dan Penyusunan Skripsi

Setelah peneliti mendapatkan data yang dibutuhkan yaitu hasil tes siswa dan hasil wawancara, selanjutnya data tersebut dianalisis sesuai dengan indikator pada penelitian ini.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri sebagai instrumen utama dan instrumen tes soal open ended sebagai instrument bantu, dan wawancara. Pengumpulan data tes tertulis bertujuan

(36)

mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal open ended khususnya pada materi pola bilangan. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara tidak terstruktur sehingga yang tanyakan hanya garis besar dari permasalahan yang kemudain disusun sesuai dengan pekerjaan siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan peneliti untuk menggabungkan data hasil penelitian adalah:

1. Pemberian Soal Sebagai Tes Proses Berpikir Kreatif

Tes proses berpikir kreatif dibagikan kepada 3 orang dari kelas VIII Smp Muhammadiyah 1 Makassar yang telah dipilih sebagai subjek dalam penelitian ini. Tes yang diberikan berupa soal open ended dengan materi pola bilangan.

2. Wawancara

Kegiatan wawancara merupakan kegiatan tanya jawab langsung yang dilakukan oleh peneliti. Proses wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan melakukan komunikasi langsung dengan subjek penelitian. Sebelum melakukan wawancara, peneliti terlebih dahulu membuat pedoman wawancara sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti yaitu tentang kemampuan berpikir kreatif. Sebelum pedoman wawancara tersebut digunakan, peneliti terlebih dahulu mendiskusikan pedoman wawancara tersebut dengan dosen pembimbing dan kemudian divalidasi oleh validator.

(37)

Wawancara digunakan untuk lebih mengetahui lebih dalam tentang kemampuan berpikir kreatif subjek.

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan informasi pada saat melakukan penelitian. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto pada saat peneliti melakukan wawancara dengan subjek.

F. Keabsahan Data

Data yang dihasilkan setelah melakukan penelitian, harus diuji keabsahannya. Tujuan dilakukannya cek keabsahan data untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan pada saat mengambil data yang tentunya akan berpengaruh kepada hasil akhir dari penelitian yang dilakukan. Selain itu, keabsahan data dilakukan agar kita mendapatkan data yang valid sehingga bisa dipertanggungjawabkan secara objektif.

Dalam penelitian ini, untuk menguji keabsahan data penelitian dilakukan dengan triangulasi metode. Triangulasi metode yaitu proses mengambil data dari subjek yang berbeda dengan teknik atau metode yang sama.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan pada saat pengambilan data sedang berlangsung dan setelah mengambil data. Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik penelitian menurut Miles dan Huberman (Prastowo, 2012:242) yaitu data reduction (reduksi data), data

(38)

display (penyajian data), dan conclusion drawing/verification (kesimpulan/verifikasi).

1. Data reduction (reduksi data)

Proses mereduksi data yaitu proses mengolah, mengelompokkan, menfokuskan dan memisahkan data-data yang tidak diperlukan setelah mengambil data. Proses mereduksi data dalam penelitian ini dengan cara mengelompokkan atau menfokuskan data mengenai kemampuan siswa dalam berpikir kreatif pada saat menyelesaikan soal berbentuk open ended yang sudah dibagikan kepada subjek. 2. Data display (penyajian data)

Proses penyajian data meliputu mengidentifikasi data,

mendeskripsikan dan proses memilah data yang telah direduksi untuk bisa ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini, data dikelompokkan dan dijelaskan menurut 3 indikator dari kemampuan berpikir kreatif yaitu kefasihan, fleksibilitas serta kebaruan. Berdasarkan dari ketiga indikator tersebut, data kemudian dapat diklasifikasikan menjadi lima tingkat kemampuan berpikir kreatif yaitu tidak kreatif, kurang kreatif, cukup kreatif, kreatif dan sangat kreatif.

3. Conclusion drawing/Verification (Penarikan kesimpulan/verifikasi) Langkah terakhir yang dilakukan adalah menarik kesimpulan atau

verifikasi. Penarikan kesimpulan atau verifikasi dilakukan

(39)

24 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Untuk mempermudah peneliti menganalisis data maka peneliti melakukan pengkodean kepada setiap subjek. Pengkodean subjek didasarkan pada inisial

nama subjek yaitu kemampuan matematika tinggi NA (𝑆1), tingkat

kemampuan matematika sedang IF (𝑆2), dan tingkat kemampuan matematika

rendah NA (𝑆3).

Berikut ini data hasil penelitian dari 3 subjek yang telah mengerjakan soal open ended pada materi pola bilangan dan telah diwawancarai.

1. Data subjek 𝑺𝟏 (NA) dengan kemampuan matematika tinggi a. Subjek (𝑺𝟏) soal nomor 1

Soal Tes:

Satu dos batang korek api dimiliki oleh Ana. Ada beberapa susunan pola yang dibuat menggunakan korek api tersebut. Sebagaimana pada pola bilangan sebagai berikut.

(40)

Buat pola susunan batang korek api sebanyak-banyaknya yang bisa dibuat Ana!

Jawaban subjek 𝑆1 pada soal nomor 1:

Gambar 4.1 Hasil Tes Subjek 𝑆1 Soal Nomor 1

Hasil wawancara dengan 𝑆1 sebagai berikut:

Peneliti : Apakah anda tahu maksud dari soalnya?

𝑆1 : Iye kak. Kita diminta untuk membuat pola bilangan.

Peneliti : Pada saat anda menjawab soal, apakah ada kesulitan?

𝑆1 : Tidak ada kak karena sudah pernah diajarkan oleh

ibu

Peneliti : Selain jawabanta yang pertama, apakah ada cara lain?

𝑆1 : Ada kak

(41)

𝑆1 : Untuk cara yang kedua, saya buat pola berbentuk segi

empat dengan pola 1, 2, 3, dst. Kemudian saya buat pola berbentuk segitiga dengan pola 3, 9, 18, 30, dst. Peneliti : Selain dari cara tersebut apakah ada cara lain?

𝑆1 :Mungkin sudah tidak ada kak.

1) Fluency (kefasihan)

Dari hasil jawaban dan hasil wawancara dengan 𝑆1, dapat dilihat bahwa 𝑆1 mampu memahami maksud soal karena dapat memberikan jawaban

yaitu membuat pola bilangan yang berbeda dan bernilai benar. Serta tidak mengalami kesulitan pada saat mengerjakan soal. Maka dari itu subjek 𝑆1 sudah memenuhi indikator kefasihan.

2) Fleksibilitas

Berdasarkan jawaban dan hasil wawancara, subjek 𝑆1 sudah memenuhi indikator fleksibilitas. Dikatakan sudah memenuhi indikator fleksibilitas karena subjek mampu memberikan banyak jawaban dan bisa menjelaskan jawabannya sendiri.

3) Kebaruan

Berdasarkan hasil tes dan wawancara dengan subjek 𝑆1, sudah memenuhi indikator kebaruan karena 𝑆1 memberikan jawaban dengan

cara sendiri dan berbeda dari jawaban orang lain. 𝑆1 juga bisa

(42)

b. Subjek (𝑺𝟏) soal nomor 2

Soal tes : Buatlah berbagai macam pola bilangan dan tentukan masing-masing bagaimana cara menentukan suku ke-n!

Jawaban 𝑆1 no. 2

Gambar 4.2

Dialog wawancara dengan 𝑆1 sebagai berikut:

Peneliti : Apakah anda tahu maksud dari soalnya?

𝑆1 : Iye kak. Kita diminta untuk membuat pola bilangan

sama cara menentukan suku ke-n.

Peneliti : Pada saat anda menjawab soal, apakah ada kesulitan?

𝑆1 : Tidak terlalu sulit kak

Peneliti : Coba jelaskan jawabannya!

𝑆1 : Saya membuat pola bilangan kemudian kucari 𝑈𝑛 nya

pake persamaan yang 𝑈𝑛 = a +(n – 1)b

Peneliti : Apakah masih ada jawaban lain?

(43)

1) Fluency (kefasihan)

Didasarkan hasil jawaban dan hasil wawancara dengan 𝑆1, dapat dilihat

bahwa 𝑆1 lancar dalam menjawab soal dan mampu menjelaskan

jawabannya sendiri. Oleh karena itu subjek 𝑆1 bisa memenuhi indikator fleksibilitas.

2) Fleksibilitas

Subjek 𝑆1 pada soal nomor 2 memenuhi indikator fleksibilitas. Dapat dilihat dari hasil tes, 𝑆1 yang mampu memunculkan berbagai macam

jawaban yang berbeda dan bernilai benar. Pada saat wawancarapun 𝑆1

bisa menjelaskan prosedur jawabannya. 3) Kebaruan

Berdasarkan hasil tes, 𝑆1 masih belum memenuhi indikator kebaruan

karena 𝑆1 sudah memberikan jawaban dengan benar tetapi caranya masih lazim digunakan oleh orang lain.

c. Subjek (𝑺𝟏) soal nomor 3

Soal Tes:

Adi ingin beternak burung. Adi akan membuat kerangka kandang yang berbentuk kubus dengan ukuran 30cm x 30cm x 30cm. Adi akan membuat kerangka kandangnya menggunakan sejumlah potongan kayu. Kerangka kandang terlihat seperti pada gambar dibawah.

30cm 30cm 30cm

(44)

Apabila di tiap-tiap kandang hanya diisi sepasang burung, maka : a) Buatlah berbagai ragam pola susunan kandang yang bisa Adi buat! b) Berdasarkan pola susunan kerangka kandang yang Adi buat, hitunglah

berapa banyak potongan kayu yang digunakan Adi untuk membuat kerangka kandang tersebut!

Hasil 𝑆1 no.3

Gambar 4.3

Gambar 4.4 Hasil wawancara dengan 𝑆1 sebagai berikut:

Peneliti : Apakah anda tahu maksud dari soalnya?

(45)

Peneliti : Pada saat anda menjawab soal, apakah ada kesulitan?

𝑆1 : Awalnya saya bingung, tapi saya bisa menjawabnya.

Peneliti : Bagaimana carata menjawab nomor 3?

𝑆1 : Pertama saya membuat susunan kandangnya, baru

saya hitung jumlah rusuk kubusnya untuk mengetahui jumlah potongan kayunya.

Peneliti : Apakah masih ada jawaban lain?

𝑆1 : Saya sudah tidak tau kak

1) Fluency(kefasihan)

Dengan melihat hasil tes dan hasil wawancara, subjek 𝑆1 mampu

memenuhi indikator kefasihan karena 𝑆1 mampu menjawab soal dengan menampilkan lebih dari satu jawaban dan bernilai benar. 𝑆1 juga mampu menjelaskan jawaban yang dia tulis dengan lisan.

2) Fleksibilitas

Dari hasil tes, 𝑆1 sudah memenuhi indikator fleksibilitas karena dapat memberikan lebih dari satu ide atau jawaban yang berbeda.

3) Kebaruan

𝑆1 sudah memenuhi indikator kebaruan karena 𝑆1 memberikan jawaban yang lain dari orang lain dan bernilai benar. 𝑆1 juga bisa menjelaskan dengan lisan pada saat wawancara.

2. Data subjek 𝑺𝟐 (IF) dengan kemampuan matematika sedang

(46)

Soal Tes:

Satu dos batang korek api dimiliki oleh Ana. Ada beberapa susunan pola yang dapat dibuat menggunakan korek api tersebut. Sebagaimana pada pola bilangan sebagai berikut.

𝑈2 𝑈2 𝑈3 𝑈4

Buat pola susunan batang korek api sebanyak-banyaknya yang bisa dibuat Ana!

Jawaban subjek 𝑆2 no. 1

(47)

Hasil wawancara dengan subjek 𝑆2

Peneliti : Apakah anda tahu maksud dari soalnya?

𝑆2 : Iye kak saya tahu. Kita diminta membuat pola bilangan

Peneliti : Pada saat anda menjawab soal, apakah ada kesulitan?

𝑆2 : Tidak terlalu sulit kak karena sudah pernah dikasi

oleh ibu

Peneliti : Berapa pola bilangan yang anda buat?

𝑆2 : 4 cara kak

Peneliti : Coba jelaskan!

𝑆2 : Saya tidak tau cara menjelaskannya kak

1) Fluency(kefasihan)

Berdasarkan hasil tes dan wawancara, subjek 𝑆2 sudah memenuhi indikator kefasihan karena 𝑆2 mampu menjawab soal nomor 1 dengan

beberapa cara meskipun 𝑆2 tidak bisa menjelaskan jawaban yang dia tulis. 2) Fleksibilitas

Pada soal nomor satu, subjek 𝑆2 dapat memenuhi indikator fleksibilitas karena 𝑆2 mampu menampilkan jawaban yang berbeda dan bernilai betul.

3) Kebaruan

Subjek 𝑆2 belum bisa memenuhi indikator kebaruan karena sudah memberikan jawaban yang benar tetapi pola bilangan yang dibuat masih seperti contoh pada soal.

(48)

Soal tes : Buatlah berbagai macam pola bilangan dan tentukan masing-masing bagaimana cara menentukan suku ke-n!

Jawaban𝑆2no. 2

Gambar 4.6

Gambar 4.7

Gambar 4.8

Hasil wawancara dengan subjek𝑆2

Peneliti : Apakah anda tahu maksud dari soalnya?

𝑆2 : Disuruh membuat pola bilangan

Peneliti : Pada saat anda menjawab soal, apakah ada kesulitan?

𝑆2 : Agak sedikit bingung kak untuk menentukan 𝑈𝑛 nya

Peneliti : Coba jelaskan jawabannya!

𝑆2 : Saya membuat pola bilangan kemudian saya tentukan

𝑈𝑛

(49)

𝑆2 : Tidak tau kak

1) Fluency (kefasihan)

𝑆2 dikatakan sudah memenuhi indikator kefasihan karena 𝑆2 masih memahami maksud soal dan bisa memberikan berbagai macam jawaban meskipun tidak sesuai dengan prosedur penyelesaian yang benar.

2) Fleksibilitas

Subjek 𝑆2 pada soal nomor dua sudah memenuhi indikator fleksibilitas

meskipun 𝑆2 memberikan jawaban yang berbeda tetapi cara menentukan

𝑈𝑛 nya kurang tepat karena dia kesulitan dalam mencari 𝑈𝑛 nya. 3) Kebaruan

Pada soal nomor dua, 𝑆2belum memenuhi indikator kebaruan karena

𝑆2memberikan jawaban sendiri tetapi tidak dipahami dan 𝑆2 tidak sudah

tidak mengetahui jawaban selain yang ditulis. c. Subjek (𝑺𝟐) soal nomor 3

Soal Tes:

Adi ingin beternak burung. Adi akan membuat kerangka kandang yang berbentuk kubus dengan ukuran 30cm x 30 cm x 30cm. Adi akan membuat kerangka kandangnya menggunakan sejumlah potongan kayu. Kerangka kandang terlihat seperti pada gambar dibawah.

30cm 30cm 30 cm

(50)

a) Buatlah berbagai ragam pola susunan kerangka kandang yang bisa Adi buat!

b) Berdasarkan pola susunan kerangka kandang yang Adi buat, hitunglah berapa banyak potongan kayu yang digunakan Adi untuk membuat kerangka kandang tersebut!

Jawaban subjek 𝑆2 no. 3

Gambar 4.9

Gambar 4.10 Dialog wawancara dengan subjek 𝑆2

Peneliti : Apakah anda tahu maksud dari soalnya?

𝑆2 : Diminta membuat pola susunan kandang.

Peneliti : Pada saat anda menjawab soal, apakah ada kesulitan?

𝑆2 : Awalnya bingung kak

Peneliti : Coba jelaskan jawabannya!

𝑆2 : Saya gambar susunan kandang dengan pola susunan1,

2, 3 dan pola susunan 2, 4, 6. Kemudian saya hitung rusuknya.

Peneliti : Menurut anda masih ada susunan pola yang bisa

(51)

𝑆2 : Saya sudah tidak tahu kak

1) Fluency(kefasihan)

. Dari hasil tes dan wawancara 𝑆2 memahami maksud dari soal dan mampu memberikan jawaban yang berbeda tetapi perhitungannya kurang tepat. Maka dari itu, subjek dapat memenuhi indikator kefasihan.

2) Fleksibilitas

Dari hasil tes dan wawancara, 𝑆2memberikan jawaban lebih dari satu ide yang relevan dengan soal tetapi masih ada yang bernilai salah. 𝑆2 masih bingung dengan soal tetapi masih bisa menjelaskan jawaban yang ditulis. Maka indikator fleksibilitas dapat dipenuhi subjek 𝑆2.

3) Kebaruan

Dengan melihat hasil tes , 𝑆2 memberikan jawaban sendiri tetapi kurang tepat dan 𝑆2 tidak memiliki ide lain selain jawaban yang ia tulus.

Oleh karena itu, subjek 𝑆2 belum bisa memenuhi indikator kebaruan. 3. Data subjek 𝑺𝟑 (NA) dengan kemampuan matematika rendah.

a. Subjek (𝑆3) soal nomor 1 Soal Tes:

Satu dos batang korek api dimiliki oleh Ana. Ada beberapa susunan pola yang dapat dibuat menggunakan korek api tersebut. Sebagaimana pada pola bilangan sebagai berikut.

(52)

Buat pola susunan batang korek api sebanyak-banyaknya yang bisa dibuat Ana!

Jawaban subjek 𝑆3 no. 1:

Gambar 4.11

Gambar 4.12 Dialog wawancara dengan subjek 𝑆3

(53)

𝑆3 : iye kak. Diminta membuat pola bilangan

Peneliti : Pada saat anda menjawab soal, apakah ada kesulitan?

𝑆3 : Awalnya sulit kak

Peneliti : Berapa alternatif jawaban yang anda buat?

𝑆3 : 2 kak.

Peneliti : Menurut anda masih ada pola yang bisa dibuat?

𝑆3 : Saya sudah tidak tahu kak

1) Fluency(kefasihan)

Dari hasil tes dan wawancara, 𝑆3 sudah memenuhi indikator kefasihan karena 𝑆3 mengetahui maksud soal dan memberikan alternatif jawaban

yang berbeda tetapi 𝑆3 hanya memberikan 1 jawaban yang dianggap

bernilai benar. 2) Fleksibilitas

Indikator fleksibilitas belum dipenuhi subjek 𝑆3 karena 𝑆3memberikan jawaban yang berbeda tapi salah satu dari jawaban yang dibuat sudah ada pada soal.

3) Kebaruan

Subjek 𝑆3 belum memenuhi indikator kebaruan karena pada hasil tes 𝑆3 hanya memberikan 2 jawaban yang salah satu jawabannya sudah ada di

soal dan tidak bisa menemukan ide lain selain dari jawaban yang di tulis. b. Subjek (𝐒𝟑) soal nomor 2

(54)

Soal tes : Buatlah berbagai macam pola bilangan dan tentukan masing-masing bagaimana cara menentukan suku ke-n!

Jawaban 𝑆3 pada soal nomor 2

Gambar 4.13 Hasil Tes Subjek 𝑆3 Soal Nomor 2

Gambar 4.14 Hasil Tes Subjek 𝑆3 Soal Nomor 2 Hasil wawancara dengan subjek 𝑆3

Peneliti : Apakah anda tahu maksud dari soalnya?

𝑆3 : Tahu kak. Diminta membuat pola bilangan

Peneliti : Pada saat anda menjawab soal, apakah ada kesulitan?

𝑆3 : Sulit kak menentukan 𝑈𝑛 nya

Peneliti : Berapa alternatif jawaban yang anda buat?

𝑆3 : 2 kak tapi saya tidak tahu cara menentukan suku ke-n

nya

Peneliti : Menurut anda masih ada pola yang bisa dibuat selain

yang kita buat ?

(55)

1) Fluency(kefasihan)

Berdasarkan hasil tes dan wawancara 𝑆3 memahami dengan baik

maksud soalnya dan bisa memberikan beberapa jawaban yang berbeda tetapi kurang tepat. Oleh karena itu, 𝑆3 dapat memenuhi indikator

kefasihan. 2) Fleksibilitas

Dari hasil tes dapat dilihat bahwa 𝑆3 memberikan jawaban yang berbeda tetapi tidak bernilai benar dan 𝑆3 tidak bisa memberikan jawaban

yang lain. Maka dari itu, 𝑆3 belum bisa memenuhi indikator fleksibilitas. 3) Kebaruan

Berdasarkan hasil tes dan wawancara, subjek 𝑆3 belum memenuhi

indikator kebaruan karena 𝑆3 memberikan jawaban yang masih banyak

digunakan oleh orang lain. c. Subjek (𝑺𝟑) soal nomor 3

Soal Tes:

Adi ingin beternak burung. Adi akan membuat kerangka kandang yang berbentuk kubus dengan ukuran 30cm x 30cm x 30cm. adi akan membuat kerangka kandagnya menggunakan sejumlah potongan kayu. Kerangka kandang terlihat seperti pada gambar dibawah.

30cm

30cm 30cm

(56)

Apabila di tiap-tiap kandang hanya diisi sepasang burung, maka :

a) Buatlah berbagai ragam pola susunan kerangka kandang yang bisa Adi buat!

b) Berdasarkan pola susunan kerangka kandang yang Adi buat, hitunglah berapa banyak potongan kayu yang digunakan Adi untuk membuat kerangka kandang tersebut!

Jawaban subjek 𝑆3 no. 3:

Gambar 4.15

Gambar 4.16 Dialog wawancara dengan subjek 𝑆3

Peneliti : Apakah anda tahu maksud dari soalnya?

(57)

kandang kak

Peneliti : Pada saat anda menjawab soal, apakah ada kesulitan?

𝑆3 : lumayan sulit

Peneliti : Berapa alternatif jawaban yang anda buat?

𝑆3 : satu kak.

Peneliti : Menurut anda masih ada jawaban yang lain?

𝑆3 : Tidak tahu kak,bingung

1) Fluency(kefasihan)

Berdasarkan hasil tes dan wawancara, 𝑆3 bisa memenuhi indikator kefasihan meskipun 𝑆3 memahami maksud soal tetapi𝑆3hanya memberikan satu jawaban dan juga 𝑆3 kesulitan saat mengerjakan soal.

2) Fleksibilitas

Pada hasil tes soal nomor 3, subjek 𝑆3 tidak memenuhi indikator fleksibilitas karena 𝑆3 hanya memberikan satu jawaban yang relevan

dengan soal dan tidak memeiliki ide lain selain jawaban tersebut.

3) Kebaruan

Berdasarkan hasil tes, 𝑆3 hanya memberikan satu jawaban dan masih

lazim digunakan oleh orang lain. Maka dari itu, 𝑆3 belum memenuhi indikator kebaruan.

B. Pembahasan

Pada bagian ini, akan dibahas mengenai kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam menyelesaikan soal open ended pada materi pola

(58)

bilangan berdasarkan hasil dari analisis data yang telah dilakukan pada 𝑆1, 𝑆2,

dan 𝑆3 dengan kemampuan matematika tinggi, kemampuan matematika

sedang, dan kemampuan matematika rendah. Berikut akan dijelaskan lebih rinci mengenai kemampuan berpikir kreatif yang dicapai masing-masing subjek.

1. Subjek 𝑺𝟏 (NA) dengan matematika tinggi.

Berikut ini rincian siswa dengan kemampuan matematika tinggi. a. Kefasihan (fluency)

Dengan melihat hasil tes dan hasil wawancara, subjek mampu memahami maksud dari setiap soal dan bisa memberikan jawaban yang berbeda dan bernilai benar. Fakta tersebut sesuai dengan indikator kemampuan berpikir kreatif kefasihan yaitu mampu memberikan jawaban dengan lancar dan memberikan berbagai jawaban yang benar. Oleh karena itu, subjek NA mampu memenuhi indikator kefasihan.

b. Fleksibilitas

Pada setiap nomor soal, subjek sudah memperlihatkan indikator fleksibilitas karena subjek bisa memberikan lebih dari satu jawaban yang sesuai dengan permasalahan(soal) serta mampu menjelaskan jawabannya dengan lisan. Hal ini sesuai dengan indikator fleksibilitas.

c. Kebaruan

Subjek menjawab semua nomor soal berbeda dengan jawaban orang lain dan bernilai benar. Subjek juga mampu menjelaskan jawabannya

(59)

dengan lisan. Maka dapat dikatakan bahwa subjek sudah memenuhi indikator kebaruan meskipun masih ada jawaban yang masih lazim digunakan oleh orang lain.

Berdasarkan pembahasan diatas, subjek NA dengan kemampuan matematika tinggi sudah memenuhi ketiga indikator kemampuan berpikir kreatif yaitu kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan. Karena subjek sudah memenuhi ketiga indikator kemampuan berpikir kreatif maka subjek dapat dikatakan sangat kreatif atau dikategorikan kedalam (TKBK) 4.

2. Subjek 𝑺𝟐 (IF) dengan kemampuaan matematika sedang.

Berikut ini rincian siswa dengan kemampuan matematika sedang. a. Kefasihan (fluency)

Subjek IF mampu memahami soal dengan baik dan memberikan jawaban yang berbeda walaupun jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan prosedur penyelesaian. Akan tetapi subjek sudah bisa memenuhi indikator kefasihan .

b. Fleksibilitas

Subjek IF mampu memberikan berbagai ide/jawaban yang relevan

dengan soal meskipun mengalami kesulitan tetapi subjek masih bisa menjelaskan jawaban yang dia tulis. Dengan fakta ini, subjek bisa memenuhi indikator fleksibilitas.

(60)

c. Kebaruan

Dari setiap soal, subjek belum memenuhi indikator kebaruan karena subjek belum bisa memberikan jawaban yang tidak sama dengan jawaban orang lain.

Dari pemabahasan diatas, subjek IF dengan kemampuan matematika sedang hanya memenuhi indikator fleksibilitas dan kefasihan. Oleh karena itu, NA dapat dikatakan kreatif atau dikategorikan kedalam (TKBK) 3.

3. Subjek𝑺𝟑 (NA) dengan kemampuan matematika rendah.

Berikut ini rincian siswa dengan kemampuan matematika rendah. a. Kefasihan (fluency)

Subjek NA mampu memahami maksud soal dengan baik. Dapat dilihat dari penjelasan subjek pada saat wawancara dan dari jawaban yang diberikan oleh NA meskipun jawaban yang diberikan masih belum beragam dan belum bernilai benar. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa subjek NA masih memenuhi indikator kefasihan.

b. Fleksibilitas

Berdasarkan dari data hasil tes dan wawancara dari setiap soal, subjek NA belum memenuhi indikator fleksibilitas karena belum bisa memunculkan jawaban yang berbeda/beragam.

(61)

Subjek NA belum memenuhi indikator kebaruan dari ketiga soal yang diberikan karena NA belum mampu memberikan jawaban yang lain dari orang lain dan tidak memiliki ide lain selain jawaban yang dibuat.

Dari pembahasan di atas, subjek NA dengan kemampuan matematika rendah hanya memenuhi indikator kefasihan. Karena NA hanya memenuhi satu indikator yaitu kefasihan , maka subjek NA dikatakan kurang kreatif atau dikategorikan kedalam (TKBK) 1.

(62)

47 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Sesudah meneliti dan data yang diperoleh dari penelitian diolah, penliti kemudian menarik kesimpulan bahwa:

1. Siswa dengan kemampuan matematika tinggi dalam menjawab soal open ended pada materi pola bilangan dapat dikatakan sangat kreatif karena dapat memenuhi ketiga indikator yang ditetapkan yaitu indikator kebaruan, indikator fleksibilitas, dan indikator kefasihan.

2. Siswa dengan kemampuan matematika sedang dalam menjawab soal open ended pada materi pola bilangan dikatakan kreatif karena telah mampu mencapai dua dari tiga indikator yang ditetapkan yaitu indikator fleksibilitas dan indikator kefasihan. Siswa belum memenuhi indikator kebaruan karena belum mampu memberikan jawaban yang berbeda dengan jawaban individu lainnya.

3. Dan siswa yang memiliki kemampuan matematika rendah saat menjawab soal open ended pada pokok bahasan pola bilangan dikatakan kurang kreatif karena siswa hanya bisa mencapai satu dari tiga indikator yang telah di tetapkan yaitu kefasihan. Siswa belum memenuhi indikator fleksibilitas dan kebaruan. Dikatakan belum memenuhi fleksibilitas karena belum bisa memberikan berbagai macam jawaban dan belum memenuhi indikator kebaruan karena belum mampu memberikan jawaban yang berbeda dengan individu lainnya.

(63)

B. Saran

Peneliti menyarankan beberapa hal sesudah meneliti yaitu :

1. Disarankan untuk siswa supaya lebih rajin berlatih mengerjakan permasalahan yang mengarah pada cara berpikir yang unik seperti soal yang bersifat open ended, lebih memperhatikan pelajaran pada saat pelajaran berlangsung, dan aktif bertanya pada saat ada materi yang diberikan oleh guru.

1. Kepada guru mata pelajaran diharapkan untuk banyak memberikan latihan soal yang mengacu siswa lebih berpikir kreatif agar kemampuan berpikir kreatif siswa bisa lebih meningkat.

2. Disarankan kepada peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian tentang kemampuan berpikir kreatif siswa untuk lebih memperhatikan kelemahan-kelemahan pada peneliti agar hasil yang dihasilkan akan jauh maksimal dibandingkan dari yang sebelum-sebelumnya. Peneliti juga menyarankan untuk melakukan penelitian lanjutan karena kemampuan berpikir kreatif merupakan kompetensi yang sangat perlu untuk semua siswa.

(64)

49

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. (2005). Psikolog Remaja Perkembangan Peserta Didik. PT Bumi Aksara

Andangsari, E. W. 2007. Menjadi Orang Kreatif. Online.

(http://www.binuscareer.com, diakses 6 Juli 2020)

Andi Prastowo, 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Jar Inovatif. Menciptakan Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan. Yogyakarta: Diva Press

Campbell, N. A. & J. B. Reece. (2010). Biologi. Edisi Kedelapan Jilid 3 Terjemahan: Damaring Tyas Wulandari. Jakarta : Erlangga.

Elbe J.H. dan Schwartz. S.J. 1996. Colorants. Di dalam O.R. Fenema ( Ed). Food

Chemistry.2nd ed. Marcel Dekker,Inc. New York.

Ernie Tisnawati Sule & Kurniawan Saefullah. 2015. Pengantar Manajemen. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Ervync, G. 1991. “Mathematical Creativity”. Dalam Tall, D. Advanced Mathematical Learning. London : Kluwer Academic Publisher

Hudoyo, H. (1997). Mengajar Belajar Matematika. Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas.

Maxwell, John C. 2004. Berpikir Lain Dari Yang Biasanya (Thinking For A Change), Batam : Karisma Press.

Munandar,Utami. 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

Munandar,U.2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

Pehkonen, Erkki. 1997. The State of Art in Mathematical Creativity. Diakses dari http://link.springer.com/article/10.1007%Fs11858-997-0001-z#page-1 pada 18 Juni 2020.

(65)

Salim, P, dan Salim, Y. 2002. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta

Santrock, J. W. 2010. Remaja(Edisi Keseblas). Jakarta Erlangga

Sawada, T.1997. The Open-Ended Approach a New Proposal for Teaching Mathematics. NCTM

Shimada, S. dan J.P.Becker. 1997. The Open ended Approach: A New proposal for Teaching Mathematics. National Council of Teachers of Mathematics. Reston, Virginia

Siswono, T. Y. E. 2005. Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui pengajuan masalah. Jurnal terakreditasi “Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains”, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Tahun X, No. 1, 2005. ISS 1410-1866, hal 1-9.

Siswono, T.Y.E. 2011. Level of Student’s Creative Thinking in Classroom Mathematics. Departement of Mathematics, Surabaya State University. Siswono, T.Y.E. 2011. Level of Student’s creative thinking in classroom

mathematics. Journal Educational Research and Review. Vol.6

Siswono, Y. E. T, & I Ketut Budayasa (2006). Implementasi Teori Tentang Tingkat Berpikir Kreatif dalam Matematika Seminar Konferensi Nasional Matematika XIII dan Konggres Himpunan Matematika Indonesia Semarang:FMIPA UNS

Silver, Edward A. 1997. Fostering Creativity Throught Instruction Rich in Mathematical Problem Solving and Problem Posing. The National Journal on Mathematcs Education.

Solso, Robert L. (2008). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Sugiyono.(2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RND. Bandung: Alfabeta.

(66)

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung, Alfabeta.

Suherman, Erman dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI

Suherman, Erman. 1993. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Common Text Book (edisi Revisi) FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

(67)

52

Gambar

Tabel 2.1. Penjengjangan Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif ...............  10
Tabel 2.1 Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif
Gambar  4.10  Dialog wawancara dengan subjek
Gambar 4.13 Hasil Tes Subjek

Referensi

Dokumen terkait

dan restu kaum muslimin dan muslimat kami selaku panitia peringatan Hari Besar Islam (PPHBI) Masjid jami AL-Muhajiriin, akan merayakan Ta’diman watakriman Isra Mi’raj Nabi

Abstrak: Sejarah mencatat bahwa para filosof Muslim tidak hanya berbicara filsafat semata, tapi juga berbicara tentang akhlak, bahkan akhlak merupakan salah satu kajian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe GI dengan menggunakan Flash card dalam kegiatan belajar mengajar di kelas VII E

Beberapa artefak berupa kepala kala, makara, batu berelief guirlande, pilar dan kertas tempel menimbulkan dugaan bahwa Candi Simangambat dibangun sezaman dengan candi- candi

Berdasarkan analisis multivariate memperlihatkan bahwa persepsi perawat yang kurang baik berpeluang untuk tidak melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan 11,454

Prinsip qawlan maysura dalam etika komunikasi sebagaimana dijelaskan di atas memberikan gambaran tentang bagaimana seharusnya seorang komunikator menyampaikan pesan

41 Tim Reality, Kamus Terbaru Bahasa Indonesia (Cet.. Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk

Secara terperinci medali emas yang diperoleh pada tahun 2015 yaitu pada cabang olahraga renang kategori Under 49 Putri sebanyak satu medali oleh siswa yang bernama