• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis cerpen 15 hari bulan karya hasan al banna

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "analisis cerpen 15 hari bulan karya hasan al banna"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

LANDASAN TEORETIS

  • Pendekatan Mimetik
  • Pendekatan Mimetik menurut Aristoteles
  • Pendekatan Mimetik Menurut Plato
  • Cerita Pendek
  • Sinopsis Cerpen 15 Hari Bulan dan Biografi Pengarang

Abrams (dalam Siswanto mengatakan bahwa pendekatan mimetik adalah pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan pada kajian tentang hubungan karya sastra dengan realitas di luar karya sastra. Mimetik mengkaitkan karya sastra sebagai gambaran kisah nyata yang dialami orang, bagaimana tokoh-tokohnya dikisahkan dalam sebuah karya sastra seperti novel, cerpen dan prosa lainnya memiliki permasalahan hidup yang sama atau mirip dengan manusia di dunia nyata Winarti (2019:4) pendekatan mimetik melihat karya sastra sebagai tiruan atau khayalan dari kehidupan dunia nyata seperti yang pertama kali dikemukakan oleh filsuf Plato dan Aristoteles.

Emzir dan Rohman mengatakan bahwa karya sastra bersambung dengan dinamika masyarakat yang di dalamnya terkandung ideologi tertentu. Berdasarkan keterangan para ahli, dapat dikatakan bahwa pendekatan mimetik adalah suatu pendekatan yang menelaah karya sastra yang berupaya memahami hubungan antara karya sastra dengan realitas, bagaimana kehidupan manusia berkembang dengan konflik-konflik yang diciptakan oleh pengarangnya. Hal ini dapat terjadi karena karya sastra memiliki kekuatan untuk menarik penonton untuk mengidentifikasi diri dengan karakter yang diciptakan oleh pengarang.

Berdasarkan sosiologi sastra, teori Plato dan Aristoteles dianggap sebagai dasar kajian sosiologi sastra, yang membahas tentang “kenyataan” yang terkandung dalam karya sastra, dalam kaitannya dengan kenyataan yang terjadi di masyarakat, dan menganggap sastra sebagai alat perekam dokumen sosial dan sejarah masyarakat. Dalam studi sosiologi sastra awal, hubungan antara karya sastra dan realitas sering dipahami secara mendalam.

Gambar 2.1 Hasan Al Banna Penulis Cerpen 15 Hari Bulan
Gambar 2.1 Hasan Al Banna Penulis Cerpen 15 Hari Bulan

METODE PENELITIAN

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan peneliti untuk melakukan penelitian, yang dilakukan dengan cara membacanya secara berulang-ulang dan memahaminya. Instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah survey dokumentasi yang menggunakan beberapa buku dan jurnal pendukung, setelah itu hasil pengumpulan datanya dipaparkan dalam tabel penelitian ini.

Teknik Analisis Data

Mendeskripsikan gambaran nilai realitas Uwak Bandi dalam cerpen 15 Hari Bulan karya Hasan Al Banna. Kecuali pencuri harimau, periode 15 hari dalam sebulan. Purnama memaksa Uwak Bandi jago mantera air. Dalam cerpennya, 15 Hari Bulan Uwak Bandi sebagai tokoh utama digambarkan sebagai orang yang sudah lanjut usia.

Selain mencuri harimau, periode bulan purnama selama 15 hari memaksa Uwak Bandi jago mantera air.

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Deskripsi Data Penelitian

Selepas membaca cerpen 15 Hari Bulan karya Hasan Al Banna, pengkaji merasakan cerpen ini wajar dinikmati oleh pencinta karya pendek dan sastera. Pengkaji terlebih dahulu membaca secara terperinci cerpen 15 Hari Bulan karya Hasan Al Banna untuk mendapatkan data kajian. Dorongan Haji Sazali, rakannya yang bersara pegawai kastam dan hasil, menguatkan lagi tekad Uwak Bandi.

Namun, agar rencana ziarah berjalan lancar, Uwak Bandi tak bisa hanya berharap ruko panjang, punpaloh. Seperti Dariah, perempuan yang membesarkan hati lembut Uwak Bandi, dia meminjamkan sebagian besar uang pesangon kepada kedua anaknya. Saat Maemunah berusia dua tahun, Uwak Bandi merasa beruntung bisa bekerja di Socfindo, meski hanya sebagai mandor gudang.

Maka setiap kali melihat bulan purnama tanak, Uwak Bandi selalu berdoa, "Ya Allah, izinkan aku mencium bulan." Mmh, bulan dalam doa ini berarti Ka'bah baginya. Uwak Bandi juga sering berdoa ketika memenuhi undangan marhaban di berbagai acara haji. Di usianya yang sudah condong ke barat, saat Uwak Bandi melewati masa tuanya, tak ada lagi impian menjadi kaya.

Sebelumnya, sebelum beristirahat di teras gubuk, Uwak Bandi masih sempat beberapa kali mengitari tanggul benteng. Kemudian, cahaya keemasan bebas yang menyapu permukaan kolam juga mengarahkan mata Uwak Bandit dan turun dari belakang benteng. Seperti warga lainnya, Uwak Bandi hanya bisa menyambut uluran tangan laut, meski dalam deraan kebisingan pabrik.

Uwak Bandi ke laut semata-mata nak kenyang sebab tak suka naik bot, makan dan tidur di rumah saja. Tentu Uwak Bandi faham, menang umpama ikan lumba-lumba yang elok dan kalah ibarat jerung yang kejam.

Analisis Data

Berdasarkan kutipan cerpen di atas, diklasifikasikan sebagai semacam realitas sosial antar teman. Untuk memudahkan rencana Uwak Bandi menunaikan ibadah haji, ia harus mencicil sisa biaya haji. Realitas sosial di keluarga Uwak Bandi yaitu Maemunah dan Ruslan masih menganggap bantuan ayah sebagai hutang. Berdasarkan petikan cerpen di atas, realitas pendidikan yang tergambar dalam 15 cerpen Hari Bulan dapat ditemukan di halaman 98. Uwak Bandi menganggap dirinya beruntung bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga SMA.

Berdasarkan kutipan cerpen di atas, di awal tergambar realitas religi, keinginan kuat Uwak Bandi untuk menunaikan ibadah haji selalu disandingkan. Berdasarkan kutipan cerpen di atas, realitas religi tergambar dalam cerpen tersebut ketika Uwak Bandi sebagai tokoh utama selalu sarat dengan memori religi meskipun dalam keadaan jaga-jaga. Realitas perjuangan hidup dalam cerpen yang disebutkan dalam penelitian ini adalah usaha yang dilakukan Uwak Bandi untuk mencapai mimpinya.

Berdasarkan petikan cerpen di atas, realita perjuangan tersebut diikuti dengan niat awal Uwak Bandi dengan pesangonnya selama hampir 30 tahun di sebuah perusahaan penyulingan minyak sawit. Uang pesangon Uwak Bandi sebagian digunakan untuk mendaftar haji, sebagian lagi digunakan untuk menjalankan usaha istrinya Daria. Berdasarkan kutipan cerpen di atas, realita perjuangan yang terjadi setelah mendaftar haji, Uwak Bandi harus melunasi sisa biaya haji.

Uwak Bandi pasti pandai sekali mengubah modal untuk membuka tambak yang disewa A-Siong kepadanya seusai panen. Dia hanya perlu mengganti atap atap.” halaman 99) Berdasarkan petikan cerpen di atas, Uwak Bandi harus menunggu selama 3 bulan setelah membersihkan dan memasang pintu air kolam. Berdasarkan penggalan cerita di atas, terlihat bahwa pertarungan Uwak Bandi sebenarnya adalah masalah tambaknya, yaitu serbuan benteng tambak.

Realitas perjuangan dalam cerpen tersebut ditunjukkan dalam perjuangan Uwak Bandi yang harus memperbaiki lubang di kolam yang rusak akibat air. Berdasarkan kutipan cerpen di atas, realita dalam cerpen tersebut digambarkan dengan dunia nyata ketika segala upaya dilakukan namun Uwak Bandi gagal.

Jawaban Pernyataan penelitian

Diskusi Hasil Penelitian

Keterbatasan Penelitian

Kelemahan dari menganalisis cerpen 15 Hari Bulan adalah penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, sehingga peneliti perlu membacanya berkali-kali untuk mengetahui bentuk nilai realitas dalam cerpen 15 Hari Bulan yaitu realitas sosial, realitas pendidikan, realitas keagamaan, realitas kesehatan, realitas perjuangan hidup dan realitas dengan dunia nyata. Keuletan Uwak Bandi masih diuji dengan cobaan seperti tiada henti bagaimana ia harus membiayai kelahiran anaknya dan menebus kelalaian putranya Ruslan dalam bekerja, yang membuatnya merasa kasihan pada istrinya Daria, sehingga ia harus menyewa kolam bekas A -Sionga dengan cara menyewa kolam bekas untuk mendapatkan tambahan biaya haji untuk memulai niatnya berangkat haji. Dalam cerpen ini, Hasan Al Banna sebagai penulis cerpen senantiasa menghadirkan tokoh utama dengan berbagai cobaan hidup.

Permasalahan dan keterbatasan yang Uwak Bandi terima merupakan nilai-nilai realita hidup dengan dunia nyata, karena permasalahan yang dialami Uwak Bandi juga dapat dirasakan oleh siapapun di dunia nyata yang pernah mengalami atau sedang mengalami permasalahan serupa yang dialami. oleh Uwak Bandi. Maka tak heran jika alur cerita yang dihadirkan begitu lekat dengan nilai-nilai realita kehidupan. Pendekatan mimetik adalah pendekatan sastra yang mengkaji karya sastra dalam hubungannya dengan realitas, bagaimana kehidupan manusia berkembang dan konflik-konflik yang diciptakan oleh pengarangnya.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya fenomena nilai realitas dalam cerpen berupa perjuangan Uwak Bandi sebagai tokoh utama untuk mewujudkan cita-citanya, meskipun selalu dihadapkan pada masalah. Dalam cerpen ini mengajarkan bahwa niat harus di dukung dengan kerja keras, usaha dan doa, bahkan tidak ada kehidupan di dunia ini yang tidak terlepas dari cobaan dan setiap cobaan pasti ada pesan dan pelajarannya. Maka pesan yang ingin disampaikan cerpen 15 Hari Bulan ini adalah teruslah berjuang dalam mencapai cita-cita yang didukung dengan niat, usaha dan doa, serta selalu rendah hati dengan cara apapun kepada siapapun.

Meski cobaan yang dialami Uwak Bandi begitu berat hingga mendekati masa panen, ia tetap dermawan melihat udang pergi dengan air di palos, dan sabar serta penuh keikhlasan, Uwak Bandi sebagai tokoh utama. cerpen sangat tabah dalam uji coba. Mengeksperimenkan kekuatan dua strategi pengajaran menulis dongeng berdasarkan hasil belajar mahasiswa bahasa Indonesia UMSU.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Saran

Gambar

Gambar 2.1 Hasan Al Banna Penulis Cerpen 15 Hari Bulan

Referensi

Dokumen terkait