• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Escherichia coli dalam Air Minum Isi Ulang pada Depot Air Minum (DAM) di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Escherichia coli dalam Air Minum Isi Ulang pada Depot Air Minum (DAM) di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Sains dan Aplikasi eISSN 2656 – 8446

53

Analisis Escherichia coli dalam Air Minum Isi Ulang pada Depot Air Minum (DAM) di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh

Aris Winandar, Riski Muhammad, Irmansyah

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Email : ariswinandar@serambimekkah.ac.id

ABSTRACK

Based on preliminary survey results, from 24 refill drinking water depots in the working area of Kuta Alam Health Center in Banda Aceh City that have been examined using the relatively simple H2S method by the Kuta Alam Health Center in 2020 in the May period there was no E. coli found. But in the next period the researchers continued the examination of refill drinking water using a different method, the Most Probable Number (MPN). Changes in weather related to rainfall that have an impact on the flow and concentration of ground water are also some of the factors that allow contamination of raw water used by DAMIU in the work area of the Kuta Alam Health Center in Banda Aceh City. The purpose of this study was to determine the quality of drinking water in DAM in the work area of the Kuta Alam Health Center in Banda Aceh. The population in this study were all refill drinking water depots in the working area of Kuta Alam Puskesmas in the city of Banda Aceh, totaling 22 DAMIU. The sample in this study was 50% of the total refill drinking water depots in the work area of the Kuta Alam Health Center in Banda Aceh city of 11 DAMIU.

Refillable drinking water that contains positive Escherichia coli from 11 samples studied there are 4 samples that are equal to 36%, and negative ones containing Escherichia coli are as many as 7 samples that are equal to 64%.

Keyword: Raw water source, facility maintenance, Eschericia coli in drinking water

PENDAHULUAN

Air merupakan zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan di bumi. Air adalah sumber kehidupan pertama bagi manusia, selain bagi hewan dan tumbuhan juga, tentunya. Air sangat dibutuhkan oleh tubuh sebagai nutrisi yang sangat vital. Air dibutuhkan tubuh untuk menjaga kesehatan dan keutuhan setiap sel dalam tubuh, menjaga tingkat cair aliran darah agar lebih mudah mengalis melalui pembuluh darah, mengatur suhu tubuh melalui proses berkeringat, menjaga kelembaban selaput-selaput lendir misalnya yang terdapat di paru-paru dan mulut (Muhammad, 2014).

Air yang aman diminum adalah air bersih yang harus memenuhi persyaratan secara fisika, kimia, radioaktif dan mikrobiologi yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Sebagai indikator utama penentuan kualitas air minum secara mikrobiologi adalah bakteri Escherichia coli. E.coli tidak boleh ditemukan dalam minimum 100 mL air.

Jika ditemukan bakteri Coliform dalam air minum (yang >99% adalah E.coli), mengindikasi adanya kontaminasi dengan feses manusia atau hewan yang berarti

(2)

54

terkontaminasi dengan bakteri enteric pathogen yang berbahaya bagi kesehatan manusia (Santoso dkk, 2011).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, salah satu parameter kualitas air minum yang dapat dikonsumsi adalah yang bebas dari bakteri Escherichia coli. Bakteri ini adalah bakteri komensal pada usus manusia dan umumnya bukan patogen penyebab penyakit. Tetapi apabila di dalam air tersebut terdeteksi adanya Escherichia coli yang bersifat fekal, menunjukkan bahwa air minum itu telah terkontaminasi kotoran manusia dan mungkin dapat mengandung patogen usus (Prayitno, 2009).

Februhartanti dan Iswaranti, dalam Sunarti (2016) menyebutkan bahwa Escherichia coli adalah bakteri yang banyak ditemukan di dalam usus besar manusia dan hewan sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat menyebabkan infeksi primer pada usus manusia, seperti juga kemampuannya menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh lain diluar usus. Escherichia coli tumbuh baik pada hampir semua media yang biasanya dipakai di laboratorium mikrobiologi untuk isolasi kuman enteric.

Air tawar bersih yang layak minum semakin langka di perkotaan. Sungai-sungai yang menjadi sumber air baku sudah tercemar berbagai macam limbah, mulai dari buangan sampah organik, rumah tangga hingga limbah beracun dari industri. Air tanah sudah tidak aman dijadikan bahan air minum karena telah terkontaminasi rembesan dari tangki septik maupun air permukaan. Faktor-faktor biotik yang terdapat dalam air terdiri dari bakteri, fungi, microalgae, protozoa, virus serta sekumpulan hewan ataupun tumbuhan air lainnya yang tidak termasuk kelompok mikroba. Kehadiran mikroba di dalam air mungkin akan mendatangkan keuntungan dan juga kerugian (Widiyanti dan Ristiati, 2004).

Kebutuhan masyarakat terhadap air minum semakin meningkat. Sebagian besar kebutuhan air minum dipenuhi dari sumber air tanah atau air bersih yang berasal dari air permukaan yang diolah oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Karena semakin rendahnya kualitas air minum dan PDAM belum juga mampu memasok air bersih dengan jumlah dan kualitas yang cukup, penggunaan air minum dalam kemasan semakin meningkat. Air minum dalam kemasan dianggap lebih higienis dan praktis.

Namun harga air minum dalam kemasan dianggap terlalu mahal oleh sebagian masyarakat sehingga mereka beralih ke air minum yang berasal dari depot air minum isi ulang (DAMIU).

Pola hidup yang serba instan dan kebutuhan air minum yang semakin meningkat mengarahkan konsumen mencari alternatif baru yang murah dan mudah yaitu air minum isi ulang (Kasim dkk, 2014). Air minum isi ulang adalah air yang mengalami proses pemurnian baik secara penyinaran Ultraviolet, Ozonisasi, ataupun keduanya melalui berbagai tahap filtrasi untuk mendapatkan air bersih yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan.

Sejak tahun 1999, mulai bermunculan DAMIU yang menyediakan air siap minum yang tersebar di setiap daerah. Depot air minum isi ulang adalah industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjualnya langsung kepada pembeli. Usaha ini dianggap sebagai peluang alternatif, karena usaha ini membutuhkan investasi yang sedikit namun menguntungkan, terutama bagi konsumen karena harga air minum isi ulang ini lebih murah dibandingkan air minum dalam kemasan bermerk (Pitoyo, 2005).

(3)

Jurnal Sains dan Aplikasi eISSN 2656 – 8446

55 Selain murah, air minum isi ulang juga bisa dijumpai di berbagai tempat, tetapi kemungkinan besar bisa terkontaminasi bakteri. Hal ini disebabkan karena tidak semua DAMIU melakukan pengolahan secara tepat dan benar, misalnya kualitas air baku yang digunakan, jenis peralatan yang digunakan, perawatan peralatan dan penanganan air hasil pengolahan. Selain itu pengolahan air minum di DAMIU tidak seluruhnya dilakukan secara otomatis sehingga dapat mempengaruhi kualitas air yang dihasilkan, dengan demikian kualitasnya masih perlu dikaji dalam rangka pengamanan kualitas airnya (Athena, dkk., 2003).

Pencemaran air oleh virus, bakteri patogen, dan parasit lainnya ataupun oleh zat kimia, dapat terjadi pada sumber air bakunya, ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke konsumen. Di beberapa negara yang sedang berkembang, sungai, danau, kolam dan kanal sering digunakan untuk berbagai kegunaan misalnya untuk mandi, mencuci pakaian, untuk pembuangan limbah kotoran (tinja), sehingga badan air menjadi tercemar berat oleh virus, bakteri patogen serta parasit lainnya (Jalaluddin dalam Tristyanto, 2015). Kemunculan bakteri disebabkan oleh masuknya tinja, kotoran hewan, sampah, dan sebagainya, ke dalam badan air atau ada kalanya pencemar yang masuk ke dalam air tidak disengaja, seperti masuknya kembali air buangan ke dalam sumur atau adanya pipa air yang bocor (Suriawiria dalam Widyaningsih, dkk, 2016, Lidiawati, 2016)

Menurut ketentuan WHO dan APHA (American Public Health Association), kualitas air ditentukan oleh kehadiran dan jumlah Escherichia coli di dalamnya, yaitu untuk air minum dan air lainnya. Sedang secara umum berdasarkan karakteristik kimia, fisik dan mikrobiologik maka kualitas air akan ditentukan berdasarkan keperluannya (Prayitno, 2009). Air baku minum memberikan peranan yang penting untuk kebersihan dan kualitas air minum itu sendiri. Sebelum digunakan harus dilakukan uji bakteriologis terlebih dahulu untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri dalam air baku tersebut, agar sesuai dengan persyaratan air minum yang sehat dan bersih yang telah direkomendasikan oleh pemerintah. Menurut Effendi dalam Cita dan Adriyani (2013), kualitas air yang tersedia saat ini masih kurang memenuhi syarat kualitas air bersih, salah satunya berdasarkan syarat mikrobiologis air baku masih mengandung bakteri patogen.

Berdasarkan hasil survey awal, dari 24 depot air minum isi ulang yang ada di wilayahkerja Puskesmas Kuta Alam Kota Banda Aceh yang telah dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan metode H2S yang relatif sederhana oleh Puskesmas Kuta Alam pada tahun 2018 periode Juli tidak ditemukan adanya E. coli. Namun pada periode selanjutnya untuk memastikan ada atau tidaknya E. coli di dalam air minum isi ulang, peneliti ingin melanjutkan pemeriksaan air minum isi ulang dengan menggunakan metode yang berbeda yaitu Most Probable Number (MPN). Perubahan cuaca terkait curah hujan yang berdampak pada aliran dan konsentrasi air tanah juga merupakan beberapa faktor yang memungkinkan terjadinya kontaminasi pada air baku yang digunakan oleh DAMIU di wilayah kerja Puskesmas Kuta Alam Kota Banda Aceh.

Fakta tersebut menjadi alasan peneliti untuk melakukan penelitian pada beberapa depot air minum isi ulang tersebut tentang keberadaan E.coli di dalamnya.

Kiranya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakana MPN untuk

(4)

56

mendapatkan gambaran tentang kualitas air minum isi ulang yang diproduksi pada depot-depot tersebut, khususnya di wilayah kerja Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh.

METODE

Penelitian ini bersifat Eksperimental dengan desain cross sectional, yaitu peneliti mengamati secara langsung obyek yang akan diteliti, kemudian digambarkan secara deskriptif untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri Escherichia coli pada sampel air minum isi ulang di wilayah kerja Puskesmas Kuta Alam kota Banda Aceh menggunakan pemeriksaan laboratorium secara kuantitatif dengan metode perhitungan Jumlah Perkiraan Terdekat (JPT) atau Most Probable Number (MPN). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh depot air minum isi ulang di wilayah kerja Puskesmas Kuta Alam kota Banda Aceh yang berjumlah sebanyak 22 DAMIU.

Sampel dalam penelitian ini adalah 50% dari total seluruh depot air minum isi ulang di wilayah kerja Puskesmas Kuta Alam kota Banda Aceh sebanyak 11 DAMIU.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan pendapat Sugiyono (2008) yang menyatakan bahwa “sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Teknik pengambilan sampelnya merupakan Proportional Sampling yaitu pengambilan sampel dengan memperhatikan unsur-unsur atau kategori dalam populasi penelitian. Hal yang menjadi pertimbangan dalam teknik sampling ini adalah waktu dan biaya penelitian yang dianggap kurang efektif dan efisien.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Berdasarkan uji MPN terhadap 11 DAMIU di wilayah kerja Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh diketahui bahwa 64% sampel air minum isi ulang terbukti tidak mengandung Escherichia colisesuai dengan ketetapan yang berlaku yaitu 0 per 100 ml air. Sedangkan 36% sampel air minum isi ulang yang diuji terbukti mengandung bakteri Escherichia coli seperti yang terlihat pada Tabel 5.4 berikut:

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kualitas Air Minum Pada Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Alam Kota Banda Aceh Tahun 2020

No. Kualitas Air Minum Frekuensi %

1 Negatif 7 64%

2 Positif 4 36%

Total 11 100%

Dari Tabel 1 diatas menunjukan bahwa dari 11 depot air minum isi ulang yang positif mengandung mikrobiologi jenis Escherichia coli yaitu sebesar 36%, dan yang negatif mengandung mikrobiologi jenis Escherichia coli yaitu sebesar 64%. Kandungan positif Escherichia coli dalam air minum isi ulang ini menunjukkan bahwa air minum isi ulang tersebut tidak layak diminum karena tidak memenuhi pesyaratan batas maksimal bakteri Escherichia coli yang ditetapkan dalam PERMENKES RI No.

42/MENKES/Per/IV/2010 yaitu kadar maksimum bakteri Escherichia coli 0 per 100 ml air.

(5)

Jurnal Sains dan Aplikasi eISSN 2656 – 8446

57 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Sumber Air Baku Pada Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Alam Kota Banda Aceh Tahun 2020

No. Sumber Air Baku Frekuensi %

1 PDAM 11 100%

2 Sumur 0 0%

Total 11 100%

Dari Tabel 2 diatas menunjukan bahwa dari 11 depot air minum isi ulang, tidak ada DAMIU yang menggunakan air sumur sebagai sumber air bakunya karena seluruh total sampel DAMIU menggunakan air PDAM sebagai sumber air bakunya.

Hal tersebut menjelaskan bahwa sumber air baku yang digunakan oleh responden tergolong dalam kategori baik.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pemeliharaan Fasilitas Pada Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Alam Kota Banda Aceh Tahun 2020

No. Pemeliharaan Fasilitas Frekuensi %

1 Baik 7 64%

2 Kurang Baik 4 36%

Total 11 100%

Dari Tabel 3 diatas ditunjukan bahwa dari 11 depot air minum isi ulang, DAMIU yang kurang baik dalam pemeliharan fasilitas terdapat lima DAMIU atau sebesar 36% sedangkan responden yang baik dalam pemeliharan fasilitas pada Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) sebesar 64%.

PEMBAHASAN

Kualitas Air Minum Isi Ulang

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa air minum yang positif mengandung mikrobiologi setelah dilakukan uji dengan metode MPN adalah sebesar 36% . Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti mengenai air yang diuji dengan metode MPN menunjukan bahwa tedapat 4 sampel air yang ditumbuhi koloni bakteri Eschericia coli dalam tiga tahapan uji MPN, yaitu uji penduga, uji penguat dan uji pelengkap dengan media yang berbeda-beda. Air yang positif mengandung mikrobiologi sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Eschericia coli merupakan bakteri yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti diare, mual-mual dan lain-lain.

Bakteri Eschericia coli terdapat pada air minum isi ulang disebabkan karena sebagian besar usaha depot air tidak memenuhi persyaratan depot air minum isi ulang yang baik, baik dari segi pemeriksaan bakteriologis maupun sumber daya manusianya.

Selain itu, Eschericia coli yang terdapat pada air minum isi ulang juga disebabkan kurangnya pemeliharaan sarana produksi peralatan dan tidak melakukan tindakan sanitasi dan higienis secara berkala.

Pengawasan kualitas air minum isi ulang secara reguler oleh pemerintah sangat penting untuk menjamin keamanan produk bagi konsumen. Target utama untuk

(6)

58

pengawasan adalah sumber air, teknologi produksi, dan proses pengolahan serta pemeliharaan fasilitas. Kualitas air minum merupakan salah satu hal yang penting diperhatikan, sehingga aman dan layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satu indikator kualitas air minum yang sering digunakan adalah kualitas fisik, kimia, radioaktif dan bakteriologis yang terdiri dari unsur Escherechia coli dan total Escherichia coli harus 0 dalam 100 ml air (Kemenkes RI, 2010).

Menurut asumsi peneliti, perlunya dilakukan pengawasan kualitas air minum isi ulang secara reguler oleh pemerintah melalui puskesmas dan dinas kesehatan untuk menjamin keamanan produk bagi konsumen. Target utama untuk pengawasan adalah sumber air, teknologi produksi, proses pengolahan, pemeliharaan fasilitas dan personal hygiene.

Sumber Air Baku

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa semua DAMIU yang dijadikan sampel penelitian menggunakan air PDAM sebagai sumber air bakunya. Karena air PDAM dianggap memenuhi syarat-syarat baik fisik, kimiawi maupun bakteriologis sebagai sumber air baku untuk diolah menjadi air minum isi ulang. Sumber air baku harus tetap terjaga dan terpelihara berkelanjutan.

Hal ini sesuai dengan penelitian Dastur (2017) bahwa sumber air baku yang digunakan oleh pengusaha DAMIU di Kota Banda Aceh adalah diperoleh dari pengusaha penyedia air baku seperti PDAM, mata air (pegunungan) atau sumur gali namun dari sumber air baku tersebut perlu dilakukan pengawasan secara berkala seperti sanitasi tempat penampungan air baku dan lain sebagainya. agar memperkecil kemungkinan terjadinya kontaminasi air baku yang didapatkan oleh pengusaha air minum di Kota Banda Aceh sehingga benar-benar terjaga mutu dan kualitasnya produksinya.

Pemeliharaan Fasilitas

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pemeliharan fasilitas pada Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) yang kurang baik adalah sebesar 36%. Hal ini membuktikan bahwa pemeliharaan yang dilakukan oleh pemilik atau karyawan terhadap fasilitas depot air minum isi ulang (DAMIU) masih kurang dari kata layak dan higienis.

Terdapatnya Escherichia coli pada air minum isi ulang juga disebabkan oleh kurang baiknya pemeliharaan sarana produksi peralatan dan kurangnya kesadaran pemilik usaha DAMIU terhadap tindakan sanitasi dan hygiene secara berkala. Pada prinsipnya untuk jadwal pembersihan tabung filter media dan filter cartridge biasanya 1 minggu, 1 bulan ataupun per 3 bulan sekali. Masa penggantian isi tabung filter media umumnya adalah 1 tahun sekali dan masa penggantian filter cartridge adalah 3 sampai dengan 4 bulan sekali. Adapun yang harus di perhatikan dalam pemeriksaan fisik fasilitas pada depot air minum isi ulang di antaranya: sumber air, pengawasan proses pengolahan, tabung filter, mikro filter, peralatan pompa dan pipa penyalur air, peralatan sterilisasi/desinfeksi, pengawasan terhadap serangga, lantai, dinding dan langit-langit, pencahayaan serta kegiatan lainnya (Kemenkes RI, 2010).

Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syukur (2013) tentang “analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas air minum isi ulang dari segi mikrobiologi di Kecamatan Kluet Utara Kabupaten Aceh Selatan” yang

(7)

Jurnal Sains dan Aplikasi eISSN 2656 – 8446

59 menyatakan bahwa masih terdapat DAMIU yang pemeliharaan fasilitasnya kurang baik terhadap depot air minum isi ulang sehingga hasil produksi air minum isi ulangnya menjadi kurang baik.

Penelitian oleh Yuniarti (2008) membuktikan bahwa Escherichia coli pada depot air minum isi ulang di DKI Jakarta ditemukan sebanyak 20% dari 5 sampel.

Escherichia coliyang terdapat pada air minum isi ulang ini disebabkan kurangnya pemeliharaan sarana produksi peralatan, tidak melakukan tindakan sanitasi dan higienis secara berkala, kurangnya pengetahuan karyawan terhadap masalah sanitasi dan higienis serta pemakaian desinfektan dengan cara penyinaran sinar Ultraviolet (UV) yang tidak memenuhi standar persyaratan.

Berdasarkan kesesuaian penelitian ini dengan penelitian-penelitian tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa pemeliharaan fasilitas yang kurang baik dapat mengakibatkan terjadinya kontaminasi air minum isi ulang dengan bakteri Escherichia coli, sehingga semakin tinggi pula resiko kehadiaran bakteri-bakteri patogen yang biasanya hidup di dalam kotoran manusia dan hewan, dengan demikian pemeliharaan terhadap fasilitas pengolahan air minum pada depot air minum isi ulang perlu ditingkatkan dengan sebaik-baiknya demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat dengan konsumsi air yang layak minum dan bebas dari kontaminasi mikrobiologis, kimiawi, fisik maupun radioaktif.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) di wilayah kerja Puskesmas Kuta Alam Kota Banda Aceh Tahun 2020, maka dapat di simpulkan sebagai berikut :

Air minum isi ulang yang positif mengandung Eschericia coli dari 11 sampel yang diteliti terdapat 4 sampel yaitu sebesar 36%, dan yang negatif mengandung Eschericia coli adalah sebanyak 7 sampel yaitu sebesar 64%. Dari jumlah 11 DAMIU yang diteliti, semua sampel (100%) menggunakan air PDAM sebagai sumber air bakunya.

Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) yang kurang baik dalam pemeliharan fasilitas terdapat 4 DAMIU yaitu sebesar 36% sedangkan DAMIU yang baik dalam pemeliharan fasilitas adalah 7 DAMIU yaitu sebesar 64%.

DAFTAR PUSTAKA

Athena, S., Hendro, M., Anwar, M.D., dan Haryono., 2003. Kandungan Bakteri Total Coli dan Escherichia Coli/Fecal Coli pada Air Minum dari Depot Air Minum Isi Ulang di Jakarta, Tangerang dan Bekasi, Puslitbang Ekologi Kesehatan. http://ekologi.litbang.depkes.go.id

Blodgett, R., 2006. Appendix 2, Most Probable Number from Serial Dillution, BAM (Bacteriogival Analytical Manual), Chapetr 4. FDA (food and Drug

Administration). U.S. : Department of Health & Human Services.

Cita, D. W. dan Adriyani, R., 2013. Kualitas Air dan Keluhan Kesehatan Pengguna Kolam Renang di Sidoarjo, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.7 No. 1: 26- 31.

Chandra, B., 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC.

(8)

60

Dastur., 2017. Gambaran Kualitas Air Minum Segi Mikrobiologi Pada Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) di wilayah kerja Puskesmas Meuraxa Kota Banda Aceh Tahun 2017, Skripsi. Banda Aceh: Universitas Serambi Mekkah.

Kasim, K. P, Onny S, Nur E. W., 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Cemaran Mikroba dalam Air Minum Isi Ulang pada Depot Air Minum Kota Makassar, Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol. 13 No. .

Kementerian Perindustrian dan Perdagangan RI., 2004. KepMenDag RI No.

651/MPP/Kep/10/2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan Perdagangannya, Jakarta: Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI.

Kementerian Kesehatan RI., 2010. PerMenKes RI No. 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, Jakarta: DepKes RI.

Lidiawati, M. (2016). Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan Angka Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Puskesmas Meraksa.

http://jurnal.serambimekkah.ac.id/serambi-saintia/article/view/85 Kodoatie, R. J. dan Sjarief, R., 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu,

Yogyakarta: Andi.

Melliawati, R., 2009. Escherichia coli dalam Kehidupan Manusia, Jurnal Bio Trends, Vol. 4 No. 1: 10-14.

Muhammad, A., 2014. Kedahsyatan Air Putih untuk Ragam Terapi Kesehatan, Jogjakarta: Diva Press.

PerMen RI., 2001. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Jakarta: Presiden Republik Indonesia.

Pitoyo., 2005. Dua Jam Anda Tahu Cara Memastikan Air yang Anda Minum Bukan Sumber Penyakit, http://www.pitoyo.com/ebookgratif/Air-Minum-anda- free.pdf

Prayitno, A., 2009. Uji Bakteriologi Air Baku dan Air Siap Konsumsi dari PDAM Surakarta Ditinjau dari Jumlah Bakteri Coliform, Skripsi, Surakarta:

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Radji, M., Anglia P., Atiek S., 2010. Deteksi Cepat Bakteri Escherichia coli dalam Sampel Air dengan Metode Polymerase Chain Reaction Menggunakan Primer 16E1 Dan 16E2,. Jurnal Makara Sains, Vol.14, No.1.

Raharja, Z. T., 2015. Identifikasi Escherichia coli pada Air Minum Isi Ulang dari Depot di Kelurahan Pisangan dan Cirendeu Tahun 2015, Skripsi. Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah.

Santoso, B. I., Hardinsyah, Parlindungan, S. dan Sudung, O. P., 2011. Air Bagi Kesehatan, Jakarta: Centra Communications.

Sopandi, T., & Wardah., 2014. Mikrobiologi Pangan, Yogyakarta: CV. Adni Offset.

Sudarmadji, S., Bambang, H dan Suhardi., 2007. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian, Yogyakarta: Liberty.

Sugiyono., 2003. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Pusat Bahasa Depdiknas Sunarti, R. N., 2016. Uji Kualitas Air Minum Isi Ulang di Sekitar Kampus UIN

Raden Fatah Palembang, Jurnal Bioilmi. Vol. 2 No. 1.

Suprihatin., 2003. Sebagian Air Minum Isi Ulang Tercemar Bakteri Coliform, Tim Penelitian Laboratorium Teknologi dan Manajemen Lingkungan. IPB dalam kompas sabtu 26 April. Jakarta.

(9)

Jurnal Sains dan Aplikasi eISSN 2656 – 8446

61 Suyono dan Budiman, 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat Dalam Konteks Kesehatan

Lingkungan, Jakarta: EGC.

Syukur, M., 2013. Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kualitas Air Minum Isi Ulang dari Segi Mikrobiologi di Kecamatan Kluet Utara

Kabupaten Aceh Selatan, Skripsi. Banda Aceh: Universitas Muhammadiyah.

Tristiyanto, N., 2015. Uji Bakteriologi MPN Coliform dan Escherichia coli pada Air Baku Kolam Renang di Kota Malang, Surabaya: PT. Semesta Anugerah Wandrivel, R., Netty, S., Yuniar, L., 2012. Kualitas Air Minum Yang Diproduksi

Depot Air Minum Isi Ulang Di Kecamatan Bungus Padang Berdasarkan Persyaratan Mikrobiologi, Jurnal Hasil Penelitian. Padang: Universitas Andalas.

Widiyanti dan Ristiati., 2004. Analisis Kualitatif Bakteri Coliform pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kota Singaraja Bali, Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol. 3 No. 1: 64-73.

Widyaningsih, W., Supriharyono., Niniek, W., 2016. Analisis Total Bakteri Coliform di Perairan Muara Kali Wiso Jepara, Diponegoro Journal of Maquares. Vol 5, No 3 Hal: 157-164.

Yuniarti, S., 2008. Kajian Mutu Air Minum Pada Depot Air Minum di Wilayah DKI Jakarta, Tesis. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar logam timbal dalam air minum isi ulang di depot air minum isi ulang yang ada di kota Bandung.. Desain penelitian yang

Analisis Higiene Sanitasi Dan Kualitas Air Minum Isi Ulang (AMIU) Berdasarkan Sumber Air Baku Pada Depot Air Minum Isi Ulang Di Kota Medan. Tesis , Sekolah Pascasarjana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 6 depot air minum isi ulang yang diperiksa selama 4 minggu diketahui bahwa dua minggu pertama ditemukan 5 depot

Penelitian ini dapat disimpulkan depot air minum isi ulang yang tidak terdapat cemaran mikroba yaitu depot Elang Pulai, GM dan Telaga Menara, sedangkan pada depot

Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa Praktik jual beli air minum isi ulang dalam kemasan yang terjadi di depot air minum isi ulang Kelurahan Korpri Raya

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Kualitas air minum yang diproduksi depot air minum isi ulang di Kecamatan Bungus Padang berdasarkan hasil

penelitian ini adalah mengetahui kualitas air minum yang diproduksi depot air minum isi ulang di Kelurahan

57 ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb, Cd, DAN Hg PADA AIR MINUM ISI ULANG DEPOT AIR MINUM DAM DI KECAMATAN TANGEN MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM Qoonitaatun Nur Hidayah 1 |