• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FRAMING ROBERT N. ENTMAN PADA MEDIA ONLINE KOMPAS.COM TENTANG PEMBERITAAN TEWASNYA BRIGADIR J

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "ANALISIS FRAMING ROBERT N. ENTMAN PADA MEDIA ONLINE KOMPAS.COM TENTANG PEMBERITAAN TEWASNYA BRIGADIR J"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FRAMING ROBERT N. ENTMAN PADA MEDIA ONLINE KOMPAS.COM TENTANG PEMBERITAAN

TEWASNYA BRIGADIR J

Fahrika Tri Ramadhanti, Andri Maijar

Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, UIN Mahmud Yunus Batusangkar, Kode Pos 27151

E-mail: [email protected], [email protected] Copyright © 2023

Abstract: The subject matter of this thesis is the occurrence of a shootout among police officers at the home of Inspector General Ferdy sambo due to alleged harassment of his wife then became the news of all journalism platforms with various forms of processing by the media, so to identify the use of Robert N.

Entman's framing analysis on KOMPAS.com online media related to the news of the death of "Brigadier J" with four elements, Define Problem, Diagnose Causes, Make Moral Judgement, Treatment Recommendation. The purpose of this writing is to identify the framing of Robert N. Entman's Framing Analysis on Kompas.com Online Media Regarding the News of the Death of "Brigadier J" with descriptive qualitative research methods so as to help describe Entman's framing on the news and data collection found from written archives on the KOMPAS.com online media portal related to the news. The research results of the news findings of 390 pieces of news categorized into 42 pieces of news on the victim's side, 125 pieces of news on the police side, and 223 pieces of news on third parties show that there is a tendency for KOMPAS.com online media not to linger on the time of revealing the chronology of the death of "Brigadier J". Then based on the framing identified on KOMPAS.com online media, it also takes many perspectives from third parties both in government institutions and independent institutions. This online media is quite balanced in informing related to the death of "Brigadier J".

Keywords: Analisis framing, Model Robert N. Entman, Berita, Tewasnya

“Brigadir J”

PENDAHULUAN

edia jurnalistik yang tersedia dalam beragam bentuk, seperti media cetak, media elektronik, hingga media online yang semakin membantu mempermudah sebuah pemberitaan diterima khalayak sebagai pemenuhan kebutuhan publik terhadap informasi.

Sebagaimana secara umum sudah diketahui bahwa fungsi pers sesuai dengan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1999 BAB II Pasal 3 Ayat 1 tentang pers bahwa pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial. Merujuk pada fungsi pers tersebut maka penyebaran berita baiknya disebarkan secara cepat. Salah satunya dengan media online yang kini menjadi alteratif banyak digunakan baik pengguna perorangan maupun media-media yang

M

(2)

bergerak dibidang Jurnalistik cetak dan elektronik kemudian memanfaatkan media online untuk melebarkan sayap untuk penyebaran informasi kepada publik.

Berdasarkan survei yang dilaksanakan oleh APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia), diketahui bahwa data jumlah penduduk Indonesia yang terkoneksi internet 2021- 2022 sebanyak 210.026.769 jiwa dari total populasi 272.682.600 jiwa penduduk Indonesia Tahun 2021 dengan peningkatan persentase penetrasi internet pada tahun 2021-2022 mencapai 77,02%.

Penyebaran berita dengan media online juga cepat diterima karena internet yang umumnya sudah dapat diakses dengan smartphone atau alat elektronik yang dapat terhubung ke internet lainnya.

Media online KOMPAS.com ikut menjadi media yang banyak disebut sebagai pelopor penyalur perpanjangan tangan informasi kepada khalayak. ((APJII, 2022) Tercatat pada data yang di keluarkan oleh Reuters Institute For Study Of Journalism merupakan suatu pusat penelitian untuk mengeksplorasi dunia jurnalisme seluruh dunia. Berdasarkan data pemakaian media online dari (Newman dkk., 2022) Reuters Institute Digital News Report 2022 bahwa media online KOMPAS.com berada pada persentase kedua dengan 48% untuk tingkat penggunaan media online dalam pencarian suatu informasi. Kemudian media online KOMPAS.com com juga berada pada persentase kedua dengan 65%

sebagai brand trust media.

Pada sisi lain, peneliti temukan juga data pemakaian media online yang paling banyak adalah Detik.com dengan persentase 65% dan data brand trust Detik.com berada pada persentase ke empat dengan 61%. Hal ini menunjukkan media online Detik.com tidak seimbang

kekuatan media online Detik.com pada masyarakat. Sedangkan untuk data Brand Trust media online, CNN berada pada persentase pertama dengan 66% dan pada data pemakaian media online CNN berada pada persentase ke tiga dengan 35%. Hal ini tentu menunjukkan hal yang sama dengan Detik.com yaitu keseimbangan kekuatan kedudukan media online CNN pada masyarakat yang belum berada pada kestabilan. Maka, Media online KOMPAS.com merupakan media informasi yang stabil dan memiliki keseimbangan kekuatan disebabkan pada data Brand Trust media KOMPAS.com duduk pada persentase kedua sebanyak 65% dan pengaksesan terbanyak kedua pada persentse 48%.

KOMPAS.com merupakan satu dari sekian banyak menjadi pionir media online di Indonesia. ketika pertama kali hadir mengudara di internet pada 14 September 1995 dengan nama Kompas Online. Pada awalnya, Kompas online atau KOL diakses dengan alamat Kompas.co.id hanya menampilkan replika dari berita-berita Harian Kompas yang terbit hari itu. Kemudian, untuk memberikan pelayanan dengan maksimal awal tahun 1996 alamat Kompas Online melebarkan sayap menjadi www.kompas.com yang membuat media ini semakin dikenal. Melihat potensi yang sangat besar, Kompas Online seterusnya dikembangkan menjadi sebuah unit bisnis dibawah bendera PT. Kompas Cyber Media (KCM) pada 6 Agustus 1998.

Mulai saat itu, Kompas Online lebih dikenal dengan sebutan KCM. Hingga, pada tanggal 29 mei 2008 portal media online ini melakukan re-branding terhadap dirinya menjadi

KOMPAS.com.(About Us

(KOMPAS.com-jernih melihat dunia)), t.t.)

(3)

Penggunaan media online sebagai alat penyebar berita dapat mempercepat khalayak menerima update berita saat itu sehingga nilai baru pada berita tidak hilang. Adanya pemberitaan tewasnya

“Brigadir J” merupakan informasi yang marak didengar belakang ini, seluruh portal media ikut andil dalam memberikan informasi pada kasus ini dan begitu pula dengan media online KOMPAS.com yang menjadi salah satu pionir media informan pada kasus tewasnya “Brigadir J” dirumah pejabat tinggi Kepala Divisi Propam tersebut. Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat, tewas di rumah dinas Kepala Divisi Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Duran Tiga, Jakarta Selatan.

Peristiwa berdarah tersebut terjadi akibat dugaan pelecehan yang dilakukan oleh

“Brigadir J” kepada istri Irjen Ferdy Sambo. Saat kejadian “Brigadir J”

memasuki kamar istri Irjen Ferdy Sambo membuat istri Irjen ferdy Sambo terbangun dan terkejut melihat keberadaan

“Brigadir J” sehingga berteriak kemudian

“Brigadir J” langsung keluar dari kamar tersebut dan pada sisi rumah lain

“Bharada E”, rekan dari “Brigadir J”

tersebut menanyakan teriakan dari istri Irjen Ferdy Sambo namun dijawab dengan tembakan sehingga terjadi baku tembak antar keduanya. Namun “Bharada E” tak mengalami luka apapun sedangkan Brigadir J tewas. Faktor ini yang membuat pihak keluarga “Brigadir J” merasa ada kejanggalan sebab diketahui bahwa

“Brigadir J” dan “Bharada E” seorang yang ahli tembak sehingga berada pada posisi pekerjaan tersebut. (Tondang, 2022) Tulisan diatas merupakan kronologi terjadinya sebuah kejadian baku tembak antar anggota Kepolisian disebuah rumah Dinas Kepala Divisi Profesi dan Penanganan Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mendeskripsikan juga ada kejanggalan terhadap kasus ini oleh pihak

keluarga, sehingga dirasa menarik oleh peneliti untuk kemudian dilakukan identifikasi terhadap bentuk informasi yang diberikan oleh media online KOMPAS.com pada penelitian berfokus pada proses rekonstruksi kejadian polisi menembak sesama polisi hingga menewaskan salahsatunya.

Pada penelitian ini, alasan penulis memilih kajian pemberitaan Tewasnya

“Brigadir J” bisa dilihat dari isu ini sedang menjadi hot news dimanapun baik itu dari sisi penyiaran oleh media-media Jurnalisme maupun perbincangan khalayak saat ini, ditemukan ketidaksinkronisasian beberapa pernyataan dari orang-orang yang terlibat dalam kasus ini dengan fakta yang diperlihatkan. Sehingga dirasa banyak kejanggalan pada kasus ini. Namun menjadi ladang bagi media yang bergerak di bidang jurnalisme untuk berlomba- lomba memberikan informasi dengan berbagai bentuk dan variasi.

Sepanjang isu atau kasus ini masih berjalan maka pemberitaan mengenai tewasmya “Brigadir J” akan terus bertambah. Berdasarkan hal tersebut peneliti hanya akan fokus dan mengarah pada portal media online KOMPAS.com kategori News edisi Juli, disebabkan berdasarkan observasi awal peneliti, peristiwa besar yang mengejutkan rakyat Indonesia ini terkuak ke khalayak terhitung pada tanggal 11 Juli 2022 maka mindset publik yang tebentuk dimulai pada bulan Juli, kemudian boomingnya pemberitaan kasus Tewasnya “Brigadir J”

ini berdasarkan Polisi yang menembak polisi lainnya. Maka, pemilihan bulan juli dirasa sesuai dengan kajian yang akan diteliti karena jika pada bulan lainnya yang digunakan sebagai objek observasi maka tema penelitian akan berubah mengikuti turunan dari pemberitaan awal yang dirilis oleh media online yang

(4)

membahas tewasnya polisi akibat baku tembak.

Pemberitaan dari media online KOMPAS.com mengenai tewasnya

“Brigadir J” tentu akan menambah informasi yang diperoleh oleh khalayak, harusnya mendukung pada realitas yang ada sehingga informasi yang sampai kepada pembaca terbukti sesuai dengan fakta dilapangan. Melihat hal tersebut, perlu rasanya dikaji dengan melihat pembingkaian atau Framing. Arti klasik mengenai framing diberikan oleh Robert N. Entman. Menurut Entman dalam (Eriyanto, 2018) framing, merupakan seleksi realitas yang membuat realitas tertentu lebih menonjol dalam teks komunikasi dengan menekankan definisi dari sebuah masalah, penyebab masalah, membuat keputusan modal, dan meromendasikan penyelesaian terrtentu.(Eriyanto, 2018)

Pada penelitian pemberitaan ini menggunakan Analisis Framing Model Robert N. Entman pada portal media online KOMPAS.com ini cocok karena membantu penulis dalam mengidentifikasi dan mendefinisikan serta menjadi pisau analisa dalam memahami makna dalam pemberitaan dari sudut pandang portal media online KOMPAS.com dalam memproduksi pemberitaan Tewasnya

“Brigadir J”. Maka, dari hal diatas yang menjadi dasar peneliti mengambil langkah terhadap penelitian yang berjudul Analisis Framing Robert N. Entman Pada Media Online Kompas.com Tentang Pemberitaan Tewasnya “Brigadir J”.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan jenis pendekatan kualitatif deskriptif.

Mengutip dalam (Sugiyono, 2021) metode penelitian kualitatif adalah

metode penelitian berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), dimana peneliti sebagai instrumen kunci. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis framing, secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok atau apa saja) dibingkai oleh media. Dalam penelitian ini, Model Framing Robert N. Entman menjadi pilihan peneliti. Konsepsi mengenai framing Entman menggambarkan secara luas bagaimana peristiwa dimaknai dan ditandakan oleh wartawan. (Sambo, 2019).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Framing Robert N. Entman pada media Online KOMPAS.com

Berdasarkan riset yang dilakukan tentang analisis framing Robert N.

Entman pada media online KOMPAS.com tentang pemberitaan tewasnya Brigadir J ini, ditemukan beberapa terkait media online tersebut dan pembahasan terkait framing dari pemberitaan tersebut, yaitu:

Secara umum sejarah adanya KOMPAS.com bermula dari Kompas Gramedia di dirikan pada 17 Agustus 1963 oleh Petrus Kanisius Ojong atau lebih dikenal P.K. Ojong merupakan seorang guru serta seorang wartawan Star Weekly & Kengpo dan Jakob Oetama merupakan seorang guru, wartawan dan redaktur majalah Penabur. Bersama keduanya menerbitkan majalah Intisari sebagai jawaban atas kerinduan masyarakat pada bacaan bermutu dan mengembangkan usaha media yang kini dikenal sebagai Kompas Gramedia.

Bergerak pada banyak bidang seperti Media, Retail & Publishing, Hospitality,

(5)

Manufacture, Education, Event & Vanue, Property, serta Digital, membuat Kompas Gramedia menjadi perusahaan besar dan sukses di Indonesia. (Tentang KG, 2018)

Pada bidang media, Kompas Gramedia menyediakan informasi lengkap dan akurat kepada publik dengan lebih dari 150 merek media yang bergerak pada bidang media cetak, elektronik dan broadcast. Salah satu dari merek media tersebut adalah KOMPAS.com.

KOMPAS.com pertama kali hadir di Internet pada 14 September 1995 dengan nama Kompas Online dan salah satu pionir media online di Indonesia ketika itu. Awalnya Kompas Online hanya menampilkan replika dari berita-berita yang terbit hari itu di Harian Kompas dengan tujuan agar memperluas layanan distribusi di tempat-tempat yang sulit dijangkau seperti di Indonesia bagian Timur dan di luar negeri yang harus menunggu beberapa hari biasanya agar dapat menikmati Harian Kompas.

Kegiatan mengakses informasi dengan internet sangat berkembang pesat hingga hal ini membuat KCM yang berada di ranah tersebut juga harus berbenah diri hingga pada 29 Mei 2008, portal berita berbasis online ini me-rebranding mereknya menjadi Kompas.com merujuk kembali pada brand Kompas yang dikenal menghadirkan jurnalisme yang memberi makna dengan penambahan kanal-kanal berita sehingga meningkatkan produktivitas sajian berita kepada pembaca. (About Us (KOMPAS.com- jernih melihat dunia)), t.t.)

Berdasarkan data jumlah berita tentang tewasnya Brigadir J ditemukan sebanyak 390 buah berita kemudian dilakukan pengkategorian dengan tiga bentuk dilihat dari kata kunci trend berita sesuai dengan fokus informasi yang diberikan media online KOMPAS.com kepada publik. Ditemukan 42 buah berita

yang mengarah pada pihak korban. Pihak korban merupakan orang-orang yang dirugikan dan mendapat penderitaan terhadap suatu peristiwa. Pada kategori ini, yang dimaksud berita yang fokus pada pihak korban yaitu, Brigadir Novriansyah Yosua Hutabarat sebab kehilangan nyawa akibat peristiwa tersebut. Selanjutnya pihak keluarga brigadir Novriansyah Yosua Hutabarat, sebab keluarga dirugikan dan menderita akibat tewasnya brigadir j ini, tidak hanya ekonomi juga mental yang ikut dirugikan karena peristiwa ini.

Trend penggunaan kata kunci pada pihak kepolisian ditemukan sebanyak 125 buah berita yang mengarah pada kategori kepolisian. Kategori ini dimaksudkan kepada pihak berwajib yang menjadi kalangan yang bermasalah pada peristiwa tersebut. Baik itu informasi yang media online KOMPAS.com dapatkan dari secara umum pihak kepolisiannya langsung ataupun secara perorangan dari narasumber yang masih berada dalam lingkup pihak kepolisian.

Pihak ketiga, ditemukan sebanyak 223 buah berita yang mengarah kepada kategori pihak ketiga. Pihak ketiga disini, merupakan orang-orang yang terlibat baik secara kenegaraan memiliki kepentingan mauapun secara kekeluargaan yang bersinggungan langsung dengan pihak korban. Adapun yang disebut pihak ketiga pada pemberitaan ini, KOMNAS HAM (Komisi Nasional Hak Asasi Manusia), MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), Pengamat kepolisian, pakar-pakar keilmuan, ahli forensik, pengacara keluarga “Brigadir J” dan Ferdy Sambo, Ketua RT dirumah dinas Irjen Ferdy Sambo, wartawan, LBH (Lembaga Bantuan Hukum), LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban), TAMPAK (Tim Advokat Penegak Hukum

(6)

dan Keadilan), KONTRAS ( Komisi Orang Hilang dan Tindak Kekerasan).

Merujuk pada ketiga ketegori ini, sebanyak 6 buah berita dijadikan sebagai bentuk wakil dari masing- masing kategori. Adapun pemilihan 6 buah berita ini karena sudah mewakili dari masing- masing bentuk kata kunci yang dibuat, sehingga dapat memperlihatkan pembingkaian seperti apa yang dilakukan oleh KOMPAS.com terhadap pemberitaan tewasnya “Brigadir J” edisi Juli yang akan diidentifikasi dan dianalisis menggunakan framing Robert N. Entman, yang memiliki empat elemen yaitu: Define Problems (pendefinisian masalah), Diagnose Causes (memperkirakan masalah awal), Make Moral Judgement (membuat keputusan moral) serta Treatment Recommendation (penyelesaian yang ditawarkan). Sehingga dapat teridentifikasi bentuk pembingkaian pada media online KOMPAS.com.

1. Analisis framing Robert N. Entman elemen Define Problem

a. Berita 1. Polisi yang Tewas Usai Baku Tembak di Rumah Dinas Pejabat Polri Bertugas di Divisi Propam.

Pada pemberitaan ini, fokus utama kata kunci berita merujuk pada pihak korban. Berita ini mengenai penjelasan bahwa anggota Kepolisian yang tewas akibat baku tembak dirumah dinas pejabat Mabes Polri saat ini bertugas di Divisi Profesi dan Pengamanan Polri bernama Brigadir Novriansyah Yosua Hutabarat atau kini dikenal “Brigadir J”. Kemudian penjelasan tambahan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat, Brigjen Ahmad Ramadhan terkait “Brigadir J” juga pernah bertugas di Bareskrim. Selanjutnya Brigjen Ahmad Ramadhan juga menjelaskan kronologi kejadian dari waktu kejadian lalu kronologi baku tembak hingga kasus tersebut akan

ditangani lebih lanjut oleh Propam Mabes dan Polres Jakarta Selatan.

Define Problem (pendefinisian masalah), Elemen ini selain menjadi elemen pertama pada framing Entman juga merupakan master frame atau bingkai utama yang menekankan bagaiamana sebuah peristiwa dipahami oleh wartawan. Pendefinsian masalah pada pemberitaan ini tertuang pada lead/teras berita KOMPAS.com, sebagai berikut:

“JAKARTA, KOMPAS.com Brigadir J, anggota polisi yang tewas usai kejadian baku tembak di rumah dinas pejabat Mabes Polri, merupakan personel yang diperbantukan bertugas di Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri.”

Pada bagian lead berita diatas,

media online KOMPAS.com

mendefinisikan bahwa anggota Kepolisan yang tewas akibat baku tembak dirumah dinas pejabat Mabes Polri merupakan anggota Polisi yang bekerja pada Divisi Profesi dan Pengamanan Polri dan tempat kejadian baku tembak yang berada di rumah dinas pejabat Kepolisian sehingga pada pemberitaan ini kasus baku tembak tersebut tergambar jelas bahwa secara keseluruhan kasus ini merupakan kasus dalam keluarga Kepolisian.

b. Berita 2. Selain Lakukan Pelecehan Sebelum Baku Tembak, Brigadir J Disebut Todongkan Pistol ke Istri Kadiv Propam

Pada berita dengan judul “Selain Lakukan Pelecehan Sebelum Baku Tembak, Brigadir J Disebut Todongkan Pistol ke Istri Kadiv Propam” dengan fokus kata kunci pemberitaan merujuk pada pihak korban. Pemberitaan ini berisi

(7)

adanya penjelasan kepolisian yaitu Kapolres Metro Jakarta Kombes Pol Budhi Herdi Susianto bahwa sebelum aksi baku tembak terjadi adanya dugaan pelecahan sekaligus todongan pistol kepada istri Irjen Ferdy Sambo saat didalam kamar sehingga membuat panik

"Brigadir J” dan mengundang “Bharada E” menyambangi sumber suara namun ketika ditanya pada “Brigadir J” kemudian pertanyaan dijawab dengan tembakan hingga aksi baku tembak terjadi dan menewaskan “Brigadir J”. Dijelaskan pula secara spesifik senjata api yang digunakan keduanya serta jumlah peluru yang pada magasin dan pada senjata “Brigadir J dengan senjata api jenis HS berisi 16 peluru pada magasin ditemukan 9 buah peluru yang tersisa dari aksi saling tembak tersebut dan senjata api “Bharada E” yaitu Glock 17 dengan 17 peluru di magasinnya ditemukan 12 sisa peluru dari aksi saling tembak tersebut.

Define Problem (pendefinisian masalah), Elemen ini selain menjadi elemen pertama pada framing Entman juga merupakan master frame atau bingkai utama yang menekankan bagaiamana sebuah peristiwa dipahami oleh wartawan. Pendefinsian masalah pada pemberitaan memuat Define Problem, yakni terdapat dalam kutipan:

“JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto berujar, anggota Polri Brigadir J menodongkan pistol ke arah istri Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri Irjen Ferdy Sambo saat tepergok melakukan pelecehan”.

Pada bagian ini peristiwa dipahami adanya informasi tekait penodongan pistol kearah istri Irjen ferdy Sambo saat diduga “Brigadir J” yang tepergok melakukan pelecehan yang diinformasikan oleh pihak kepolisian.

Sehingga dari bingkai utama ini dapat dilihat pola penyajian berita terhadap urutan peristiwa suatu isu.

c. Berita 3. Kapolri Bentuk Tim Gabungan Usut Kasus Baku Tembak di Rumah Kadiv Propam

Pada berita dengan judul “Kapolri Bentuk Tim Gabungan Usut Kasus Baku Tembak di Rumah Kadiv Propam” dengan fokus penggunaan trend kata kunci pada pihak kepolisian, pemberitaan ini mengenai Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang mengambil langkah untuk membentuk tim gabungan dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dan Komisi Kepolisian Nasional untuk mengusut kasus baku tembak antar Polisi dirumah dinas Kepala Divisi Propam Polri Irjen Ferdy Sambo yang menewaskan “Brigadir J” diduga karena pelecehan yang dilakukan “Brigadir J” terhadap istri Irjen Ferdy Sambo pada 8 Juli 2022 lalu.

Define Problem (pendefinisian masalah), Elemen ini selain menjadi elemen pertama pada framing Entman juga merupakan master frame atau bingkai utama yang menekankan bagaiamana sebuah peristiwa dipahami oleh wartawan. Pendefinsian masalah pada pemberitaan memuat dua Define Problem, yakni yang pertama terdapat dalam kutipan:

“JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk tim gabungan untuk mengusut kasus baku tembak sesama polisi di kediaman Kepala Divisi Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.”

Kutipan ini dapat dilihat bahwa KOMPAS.com menghighlight bahwa Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mengupas tuntas kasus baku tembak antar Polisi ini dengan membentuk tim gabungan yang melibatkan pihak luar. Hal ini merupakan bentuk upaya agar kasus ini

(8)

dapat terungkap ke publik secara transparan dan berkemungkinan banyak pihak yang akan merespon positif tindakan Kapolri tersebut. Kemudian pada kutipan kedua yang menjadi Define Problem selanjutnya dibawah ini, media online KOMPAS.com menguraikan kembali peristiwa baku tembak dirumah dinas Kadiv Propam tersebut dengan dugaan pelecehan yang dilakukan oleh

“Brigadir J” terhadap istri Irjen Ferdy Sambo.

“Akibat peristiwa tersebut, Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, tewas setelah ditembak oleh Bharada E. Peristiwa itu terjadi lantaran Brigadir J diduga melakukan pelecehan terhadap istri Irjen Ferdy Sambo”

d. Berita 4. Polri Pegang Rekaman CCTV yang Bisa Ungkap Kematian Brigadir J Pada berita keempat dengan judul

“Polri Pegang Rekaman CCTV yang Bisa Ungkap Kematian Brigadir J” dengan fokus utama trend kata kunci mengacu pada pihak kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) berisi penjelasan Polisi bahwa ditemukan CCTV (Closed circuit television) yang dapat memperjenih dan mengungkap kasus baku tembak hingga menewaskan “Brigadir J” di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo pada 8 Juli 2022 lalu.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedy Prasetyo dalam Jumpa Pers di DivHumas Polri memberikan informasi bahwa Tim Penyidik telah bekerja maksimal dalam menemukan CCTV tersebut dan akan segera didalami oleh tim khusus Polri serta juga akan menungkap secara transparan terhadap rekaman CCTV kepada publik. Pada pemberitaan ini juga diulas kembali peristiwa berdarah dirumah dinas Irjen Ferdy Sambo yang menewaskan “Brigadir J” dengan kronologi yang berbeda dari analisi berita sebelumnya. Serta kronologi pencabutan

CCTV di Kompleks Polri, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan yang tidak diketahui oleh Ketua RT setempat yang merupakan seorang Jenderal juga. Hal tersebut membuat Ketua RT tersebut merasa tersinggung atas prilaku sejumlah Polisi tersebut.

Define Problem (pendefinisian masalah), Elemen ini selain menjadi elemen pertama pada framing Entman juga merupakan master frame atau bingkai utama yang menekankan bagaimana sebuah peristiwa dipahami oleh wartawan. Pendefinsian masalah pada pemberitaan dalam kutipan:

“JAKARTA, KOMPAS.com - Polri menyatakan, tim penyidik sudah menemukan rekaman kamera Closed- Circuit Television (CCTV) yang bisa mengungkap kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.”

Kutipan bagian berita diatas sebagai bingkai utama yang akan terurai hingga kembali disematkan kronologi peristiwa baku tembak tersebut. Pada kutipan diatas Polri menyampaikan bahwa Tim Penyidik telah menemukan CCTV yang dapat mengungkap tragedi 8 Juli lalu di rumah dinas Ferdy Sambo. Pernyataan Polri ini menjadi jalan terang agar kasus ini dapat terbuka, transparan ke publik sehingga mempercepat penyelesaian kasus tersebut.

e. Berita 5. Pengamat:

Pengusutan Kasus

Penembakan Brigadir J Harus Transparan, Jangan Hanya Formalitas

Pada berita kelima dengan judul

“Pengusutan Kasus Penembakan Brigadir J Harus Transparan, Jangan Hanya Formalitas” dengan kata kunci fokus utama yaitu orang ketiga. Pemberitaan ini berisi pengamat kepolisian dari (ISESS) Institute For Security and Strategic Studies, Bambang Rukminto mengatakan

(9)

bahwa Kapolri sudah tepat dengan membentuk pasukan khusus dalam mengusut kasus polisi tembak polisi yang harus dipastikan ketransparanan kasusnya dan optimisme sehingga tidak ada yang ditutup-tutupi. Seharusnya Kapolri sudah menonaktifkan Irjen Ferdy Sambo agar tidak menghambat jalannya menilik lebih dalam terkait kasus ini. Kemudian pada pemberitaan ini disampaikan informasi kronologi dari peristiwa tersebut secara ringkas, lanjutnya kasus ini akan di usut oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dengan tim gabungan yang melibatkan unsur eksternal yakni Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dan Komisi Kepolisian Nasional kemudian dipimpin oleh Wakil Kepolisian Negara Indonesia, Komjen Pol Gatot Eddy Pramono.

Define Problem (Pendefinisian Masalah), Elemen ini selain menjadi elemen pertama pada framing Entman juga merupakan master frame atau bingkai utama yang menekankan bagaimana sebuah peristiwa dipahami oleh wartawan. Pendefinsian masalah pada pemberitaan terdapat dalam 2 bentuk kutipan berita,

“JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto menilai, langkah Kapolri membentuk tim investigasi kasus baku tembak antarpolisi di kediaman Kepala Divisi Propam Polri Irjen Ferdy Sambo sudah tepat”.

Pada kutipan diatas jelas bahwa media online KOMPAS.com memahami peristiwa ungkapan pengamat kepolisian, Bambang Rukminto yang menyebutkan ketepatan langkah yang diambil oleh Kapolri dalam upaya mengusut kasus sehingga diharapakan ada transparansi dan obyektifitas menyelidiki kasus ini.

“Seiring dengan pembentukan tim investigasi, lanjut Bambang, Kapolri juga

semestinya menonaktifkan Irjen Ferdy Sambo”.

Kalimat kutipan ini kembali memberikan gagasan penegas agar dilakukan penonaktifan terhadap Irjen Ferdy Sambo sehingga tidak ada kecurigaan terhadapa kepentingan dalam mengusut kasus ini.

f. Berita 6. Komnas HAM Akan Bergerak Sendiri Ungkap Kasus Polisi Tembak Polisi di Rumah Kadiv Propam

Pada berita dengan judul “Komnas HAM Akan Bergerak Sendiri Ungkap Kasus Polisi Tembak Polisi di Rumah Kadiv Propam” dengan kata kunci fokus utama yakni pada pihak ketiga.

Pemberitaan ini berisi Pihak Komisi Nasional Hak Asasi Manusia oleh Komisioner Choirul Anam dalam keterangana yang mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik dan mengapresiasi langkah kapolri untuk berlaku terbuka dalam mengusut kasus, pihkanya menyebutkan karena lembaganya independen memang akan bekerja sendiri dalam mengungkap kasus ini. Hal ini didukung pihka kepolisian dengan akan memberikan akses dan informasi yang dibutuhkan oleh KOMNAS HAM. Pemberitaan ini juga menginformasikan terhadap kronologi dugaan pelecehan dan baku tembak secara ringkas sehingga menewaskan “Brigadir J”.

Define Problem (pendefinisian masalah), Elemen ini selain menjadi elemen pertama pada framing Entman juga merupakan master frame atau bingkai utama yang menekankan bagaimana sebuah peristiwa dipahami oleh wartawan.

Pendefinsian masalah pada pemberitaan terdapat dalam kutipan berita,

JAKARTA, KOMPAS.com - Komnas HAM akan bergerak secara independen untuk mengungkap kasus

(10)

tewasnya Brigadir J di rumah Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo.”

Pada kutipan diatas, media online KOMPAS.com memahami bahwa Komnas HAM dalam mengungkap kasus Polisi tembak polisi ini akan bergerak sendiri tidak berada pada tim gabungan oleh Kapolri tersebut sehingga memperluas gerak pihaknya dalam mengusut peristiwa tersebut.

2. Analisis framing Robert N. Entman elemen Diagnose Causes

a. Berita 1. Polisi yang Tewas Usai Baku Tembak di Rumah Dinas Pejabat Polri Bertugas di Divisi Propam.

Dignose Causes (memperkirakan penyebab masalah), Elemen ini dapat membantu mengidentifikasi peneliti dalam memperkirakan penyebab masalah.

Maksdunya elemen framing ini guna membingkai siapa atau apa yang dianggap aktor dari suatu peristiwa. Dalam pemberitaan ini, dapat dilihat pada kutipan berita:

“Ramadhan menjelaskan, kejadian berawal saat Brigadir J memasuki rumah salah satu pejabat polri tersebut.

Kemudian, Bharada E menegurnya.

Setelah itu, Brigadir J mengacungkan senjata serta melakukan penembakan.

Bharada E juga membalas tembakan terhadap Brigadir J.”

Pada kutipan diatas, penyebab atau diagnosa yang teridentifikasi sehingga mengakibatkan baku tembak antara dua anggota kepolisian adalah masuknya

“Brigadir J” kerumah dinas tersebut yang diduga bermaksud melakukan pelecehan terhadap istri dari pemilik rumah dinas tersebut. Sehingga pada paragraf selanjutnya “Brigadir J” dikatakan melakukan aksi penembakan pertama kali terhadap “Bharada E”. Aksi keduanya tersebut berakhir pada tewasnya “Brigadir J”, hal ini sesuai dengan penjelasan

Ramadhan (Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas, dengan kutipan:

"Akibat penembakan yang dilakukan Bharada E itu mengakibatkan Brigadir J meninggal dunia," ucap dia.”

b. Berita 2. Selain Lakukan Pelecehan Sebelum Baku Tembak, Brigadir J Disebut Todongkan Pistol ke Istri Kadiv Propam

Diagnose Causes (memperkirakan penyebab masalah), pada elemen ini, dapat membantu mengidentifikasi peneliti dalam memperkirakan penyebab masalah.

Maksudnya elemen framing ini guna membingkai siapa atau apa yang dianggap aktor dari suatu peristiwa. Dalam pemberitaan ini, dapat dilihat pada kutipan berita:

"Pada saat ibu (istri Kadiv Propam) tertidur, lalu terbangun dan kaget, kemudian menegur saudara J. Saudara J membalas, 'diam kamu!' sambil mengeluarkan senjata yang ada di pinggang," ujar Budhi di Mapolres Jakarta Selatan, Selasa (12/7/2022).

“Budhi mengatakan, teriakan istri Kadiv Propam itu mengundang Bharada E yang saat itu berada di lantai dua rumah dinas. Bharada E kemudian datang menghampiri pusat suara”.

“Aksi dugaan pelecehan terhadap istri Kadiv Propam itu diduga menjadi pemicu baku tembak antara Brigadir J dengan Bharada E di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.”

Pada ketiga kutipan diatas jelas memperlihatkan penyebab masalah bahwa adanya kutipan dari Budhi Herdi Susianto saat di Mapolres Jakarta Selatan terhadap keadaan istri Irjen Ferdy Sambo yang terkejut akibat perlakuan “Brigadir J”

yang menodongkan senjata api. Kemudian dilanjutkan kejadian tersebut mengundang kedatangan “Bharada E” dan menanyakan

(11)

apa yang terjadi saat itu, namun dihal tersebut dijawab dengan tembakan oleh

“Brigadir J” yang menjadi pemicu baku tembak peristiwa berdarah tersebut.

c. Berita 3. Kapolri Bentuk Tim Gabungan Usut Kasus Baku Tembak di Rumah Kadiv Propam

Diagnose Causes (memperkirakan penyebab masalah), elemen ini dapat membantu mengidentifikasi peneliti dalam memperkirakan penyebab masalah.

Maksudnya elemen framing ini guna membingkai siapa atau apa yang dianggap aktor dari suatu peristiwa. Dalam pemberitaan ini, dapat dilihat pada kutipan berita:

“Menurut Kepala Divisi Humas Polri (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, Brigadir J sempat melakukan pelecehan dan menodongkan pistol ke kepala istri Irjen Ferdy Sambo di dalam kamar. Saat istri Ferdy berteriak, Brigadir J panik dan keluar kamar. Bharada E yang ada di lantai atas menanyakan soal teriakan itu.

Namun Brigadir J melakukan penembakan terhadapnya. Kemudian aksi saling tembak terjadi sehingga menewaskan Brigadir J.”

KOMPAS.com mengurut pada teks berita diatas, jelas terlihat yang mendefinisikan sehingga dapat memperkirakan penyebab masalah, yakni dengan kronologi yang dituturkan oleh Kepala Divisi Humas Polri (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan memuat bahwa “Brigadir J”

diduga sempat melakukan pelecehan dan menodongkan pistol kearah istri Irjen ferdy Sambo karena berteriak saat didalam kamar sehingga mengundang

“Bharada E” bertanya namun dijawab dengan tembakan oleh “Brigadir J”

kemudian terjadi aksi baku tembak yang menewaskan “Brigadir J”.

d. Berita 4. Polri Pegang Rekaman CCTV yang Bisa Ungkap Kematian Brigadir J

Diagnose Causes (memperkirakan penyebab masalah), Elemen ini dapat membantu mengidentifikasi peneliti dalam memperkirakan penyebab masalah.

Maksudnya elemen framing ini guna membingkai siapa atau apa yang dianggap aktor dari suatu peristiwa. Dalam pemberitaan ini, dapat dilihat pada kutipan berita:

“Menurut Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto, anggotanya mencabut dekoder CCTV di Kompleks Polri, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan.”

“Dekoder CCTV itu diganti sehari usai insiden baku tembak yang melibatkan dua polisi di rumah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Irjen Pol Ferdy Sambo, Jumat (8/7/2022).”

Berdasarkan dari dua kutipan berita diatas, dapat terindentifikasi penyebab masalah dibutuhkannya waktu bagi Penyidik hingga sudah ditemukannya rekaman CCTV. Adanya pencabutan Dekoder CCTV yang dilakukan oleh anggota Polisi dari Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto, sehari sesudah kejadian baku tembak tersebut. Kegiatan tersebut juga membuat Seno Sukarto Ketua RT 05/RW 01 di Kompleks Polri mengaku tersinggung akibat perbuatan anggota Kepolisian tersebut. Penjelesan ini terdapat dalam kutipan berita:

“Seno mengaku merasa tersinggung dengan atas perilaku sejumlah polisi yang mengganti dekoder kamera CCTV tanpa alasan dan seizinnya.

e. Berita 5. Pengamat: Pengusutan Kasus Penembakan Brigadir J Harus Transparan, Jangan Hanya Formalitas

(12)

Diagnose causes (memperkirakan penyebab masalah), Elemen ini dapat membantu mengidentifikasi peneliti dalam memperkirakan penyebab masalah.

Maksudnya elemen framing ini guna membingkai siapa atau apa yang dianggap aktor dari suatu peristiwa. Dalam pemberitaan ini, dapat dilihat pada kutipan berita:

“Mengingat banyaknya kejanggalan dalam kasus ini, menurut Bambang, pembentukan tim investigasi menjadi langkah awal yang baik untuk mengungkap kebenaran”.

“Langkah ini demi menjaga objektifitas Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri mengingat kasus ini melibatkan 3 orang di lingkungan terdekat Ferdy. "Sekaligus menjaga agar tak ada bias maupun konflik kepentingan dalam penyelidikan,"

kata Bambang”.

Berdasarkan kedua kutipan berita, penyebab masalah dapat terindetifikasi bagaimana media online KOMPAS.com menjabarkan ungkapan Bambang Rukminto bahwa pembentukan tim investigasi merupakan langkah yang baik ikutserta pula masukan untuk menonaktifkan Irjen Ferdy Sambo karena ditugaskan pada divis profesi dan pengamanan Polri sehingga dapat terjaga transparansi dan objektifitas dalam mengusut kasus peristiwa berdarah tersebut.

f. Berita 6. Komnas HAM Akan Bergerak Sendiri Ungkap Kasus Polisi Tembak Polisi di Rumah Kadiv Propam

Diagnose Causes (memperkirakan penyebab masalah), elemen ini dapat membantu mengidentifikasi peneliti dalam memperkirakan penyebab masalah.

Maksudnya elemen framing ini guna membingkai siapa atau apa yang dianggap aktor dari suatu peristiwa. dalam

pemberitaan ini, dapat dilihat pada kutipan berita:

“Sekalipun Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah meminta Komnas HAM untuk ikut dalam tim gabungan pengungkapan kasus tersebut”.

Pada kutipan berita ini, penyebab masalah yang teridentifikasi adanya permintaan yang sudah dilayangkan oleh Kapolri pada pihak Komnas Ham untuk bergabung dalam tim khusus dalam mengungkap kasus baku tembak antar polisi ini namun, komisioner Choirul Anam mengungkapkan bahwa pihaknya bekerja atas dasar independen atau bekerja sendiri.

3. Analisis framing Robert N. Entman Elemen Make Moral Judgement a. Berita 1. Polisi yang Tewas Usai

Baku Tembak di Rumah Dinas Pejabat Polri Bertugas di Divisi Propam.

Make Moral Judgement (membuat keputusan moral), Pada bagian ini adalah bagian yang memberikan pembenaran pada pendefinisan masalah dari argumentasi yang dibuat. Informasi pada pendefinisan yang ditemukan mengenai

“Brigadir J” yang tewas akibat aksi baku tembak dirumah dinas pejabat Mabes Polri kemudian diketahui “Brigadir J”

diperbantukan pada Divisi Profesi Dan Pengamanan Polri. Hal ini dibenarkan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, dalam kutipan pada berita:

"Yang jelas tadinya personel dari Bareskrim tapi kemudian diperbantukan di Propam, belum tahu apakah ajudan atau apa, tapi dia diperbantukan di Propam," ujar Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Senin (11/7/2022).

KOMPAS.com kembali memaparkan lokasi dan waktu kejadian serta orang- orang yang terkait dalam aksi baku

(13)

tembak tersebut sehingga membenarkan kembali pendefinisan masalah sebagai master frame, kutipan tersebut, yaitu:

“Adapun kejadian baku tembak itu terjadi antara Brigadir J dan seorang personel berinisial Bharada E di rumah dinas pejabat Mabes Polri di kawasan Duren Tiga, Jakarta, pada Jumat (11/7/2022) sekitar pukul 17.00 WIB.”

b. Berita 2. Selain Lakukan Pelecehan Sebelum Baku Tembak, Brigadir J Disebut Todongkan Pistol ke Istri Kadiv Propam

Make moral Judgement (membuat keputusan moral), Pada bagian ini adalah bagian yang memberikan pembenaran pada pendefinisan masalah dari argumentasi yang dibuat. Merujuk pada pendefinisan masalah, bahwa adanya pembenaran bahwa aksi baku tembak yang dipicu oleh dugaan pelecehan yang dilakukan oleh “Brigadir J” dan menewaskannya, serta bentuk senjata apa saja yang digunakan oleh kedua rekan yang terlibat dalam aksi baku tembak tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan, tersebut:

“Akibat aksi baku tembak itu, Brigadir J tewas dengan beberapa luka tembak di tubuh”.

“Brigadir J menggunakan senjata api jenis HS dengan magasin berisi 16 peluru, sedangkan Bharada E menggunakan senjata api Glock dengan magasin berisi 17 peluru”.

c. Berita 3. Kapolri Bentuk Tim Gabungan Usut Kasus Baku Tembak di Rumah Kadiv Propam

Make moral Judgement (membuat keputusan moral), Pada bagian ini adalah

bagian yang memberikan pembenaran pada pendefinisan masalah dari argumentasi yang dibuat. Merujuk pada pendefinisan masalah, bahwa Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam pernyataannya pada teks berita bahwa sudah membentuk tim khusus yang dipimpin Wakapolri dengan melibatkan tim dari luar yaitu Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dan Komisi Kepolisian Nasional. Kutipan tersebut tertuang, sebagai berikut:

"Saya telah bentuk tim khusus yang dipimpin Pak Waka Polri," ujar Listyo di kantornya, Mabes Polri, Jakarta, Selasa (12/7/2022).

Listyo mengatakan, tim khusus itu akan melibatkan unsur eksternal, yaitu Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).”

d. Berita 4. Polri Pegang Rekaman CCTV yang Bisa Ungkap Kematian Brigadir J

Make Moral Judgement (membuat keputusan moral), Pada bagian ini adalah bagian yang memberikan pembenaran pada pendefinisan masalah dari argumentasi yang dibuat. Tertuang pada kutipan berita:

"Tim ini bekerja maksimal. Kita sudah menemukan CCTV yang bisa mengungkap secara jelas tentang konstruksi kasus ini," kata Kepala Divisi Humas (Kadiv Humas) Polri Irjen Dedi Prasetyo dalam jumpa pers di Divhumas Polri, Jakarta, Rabu (20/7/2022).”

Pada kutipan tersebut, Kepala Divisi Humas (Kadiv Humas) Polri Irjen Dedi Prasetyo membenarkan dalam Jumpa Pers nya bahwa telah ditemukan Rekaman CCTV dengan pujian terhadap tim penyidik yang telah bekerja secara maksimal demi terbuka secara obyektif dan transparannya kasus ini. Kasus kematian “Brigadir J” benar terjadi

(14)

sebagaimana disebutkan dipendefinisian masalah kemudian dijabarkan kembali kronologi dugaan pelecehan hingga baku tembak yang menewaskan “Brigadir J”, namun kronologi ini berbeda dengan kronologi sebelumnya. Pada berita ini disebutkan jarak “Brigadir J” dan

“Bharada E” sekitar 10 meter hingga proyektil senjata api yang dilepaskan oleh keduanya, dapat dilihat pada kutipan berita:

“Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Ahmad Ramadhan mengatakan, baku tembak antara kedua polisi itu dipicu Brigadir J yang diduga melakukan pelecehan kepada PC.”

“Ramadhan menuturkan, posisi Bharada E dengan Brigadir J berjarak 10 meter. Dari hasil olah TKP, Ramadhan mengungkapkan, ada 7 proyektil yang dilepaskan Brigadir J dan 5 proyektil dari Bharada E.”

e. Berita 5. Pengamat: Pengusutan Kasus Penembakan Brigadir J Harus Transparan, Jangan Hanya Formalitas

Make moral Judgement (membuat keputusan moral), Pada bagian ini adalah bagian yang memberikan pembenaran pada pendefinisan masalah dari argumentasi yang dibuat. Tertuang pada kutipan berita:

“Bambang berpendapat, optimisme atas penyelidikan kasus ini tetap harus dibangun. Apalagi, tim investigasi melibatkan pihak-pihak di luar Polri seperti Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).

Kutipan tersebut mengindikasikan adanya upaya agar tercipta transparansi dan objektifitas terhadap kasus ini, dengan pembentukan tim investigasi serta

melibatkan pihak luar dalam mengusut kasus baku tembak antar polisi ini.

f. Berita 6. Komnas HAM Akan Bergerak Sendiri Ungkap Kasus Polisi Tembak Polisi di Rumah Kadiv Propam

Make Moral Judgement (membuat keputusan moral), Pada bagian ini adalah bagian yang memberikan pembenaran pada pendefinisan masalah dari argumentasi yang dibuat. Tertuang pada kutipan berita:

“Kami menyambut baik dan mengapresiasi langkah Kapolri untuk terbuka dan akuntabel, namun demikian Komnas HAM karena lembaganya independen kami memang bekerja sendiri," ucap Komisioner Komnas HAM Choirul Anam dalam keterangan video, Kamis (14/7/2022)”.

“Komnas HAM nantinya akan memiliki tim sendiri dalam pengungkapan kasus tersebut dan akan didukung penuh oleh pihak kepolisian”.

Kutipan berita tersebut, merupakan pembenaran dari pihak Komnas HAM yang menyebutkan bergerak secara independen dalam mengungkap kasus ini dan menyambut baik serta mengapresiasi pihak kepolisian untuk transparan dalam mengusut kasus ini. Selebihnya Choirul Anam mengungkapkan nantinya tim akan dibentuk dan diberikan dukungan oleh pihak kepolisian untuk tetap bekerja sendiri.

4. Analisis framing Robert N. Entman elemen Treatment Recommendation a. Berita 1. Polisi yang Tewas Usai

Baku Tembak di Rumah Dinas Pejabat Polri Bertugas di Divisi Propam.

Treatment Recommendation (menekankan penyelesaian masalah), Poin Treatment Recommendation merupakan jalan apa yang dipilih wartawan dalam hal ini KOMPAS.com untuk penyelesaian

(15)

masalah. Pada pemberitaan pertama ini, KOMPAS.com menuliskan dalam kutipan, sebagai berikut:

“Terhadap jenazah korban, menurut Ramadhan, saat ini sudah dipulangkan ke keluaraganya di Jambi.

Selain itu, Bharada E juga telah diamankan untuk diproses lebih lanjut.

"Saat ini kasus sedang didalami, ditelusuri lebih jauh oleh Propam Mabes dan Polres Jakarta Selatan," ujar dia.”

Kutipan diatas, KOMPAS.com memaparkan terhadap kejadian atau aksi baku tembak sesama anggota Polisi tersebut hingga menewaskan “Brigadir J”

kemudian informasi diselesaikan dengan jenazah dari “Brigadir J” dipulangkan ke Jambi yaitu pada keluarganya. Kemudian diketahui bahwa “Bharada E” yang menewaskan “Brigadir J” diamankan serta sebagai penutup yang menguatkan informasi tersebut, dikutip pernyataan dari Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, yakni kasus tersebut akan ditangani lebih lanjut oleh yang berwenang diwilayahnya.(catharine, 2022)

b. Berita 2. Selain Lakukan Pelecehan Sebelum Baku Tembak, Brigadir J Disebut Todongkan Pistol ke Istri Kadiv Propam

Treatment recommendation (memperkirakan penyelesaian masalah), Poin Treatment Recommendation merupakan jalan apa yang dipilih wartawan dalam hal ini KOMPAS.com untuk penyelesaian masalah. Pada pemberitaan kedua ini, KOMPAS.com mengarah pada adanya olah tempat kejadian perkara yang telah dilakukan oleh pihak kepolisian demi mengusut tuntas kasus tersebut, dengan menyita senjata api kedua belah pihak yang terkait dalam peristiwa tersebut. Penemuan sisa

peluru yang menunjukkan berapa peluru yang dimuntahkan pada magasin tiap senjata yang digunakan saat peristiwa berdarah tersebut terjadi. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan,

“Budhi mengatakan, penyidik yang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) usai aksi baku tembak itu menyita senjata api yang dipegang Bharada E sebagai barang bukti.”

"Kami menemukan di TKP bahwa barang bukti yang kami temukan tersisa dalam magasin tersebut 12 peluru, artinya ada 5 peluru yang dimuntahkan," kata Budhi”.

"Sedangkan saudara J itu kami menemukan dan mendapatkan fakta yang bersangkutan menggunakan senjata jenis HS 16 peluru di magasinnya, dan kami menemukan tersisa 9 peluru yang ada di magasin," imbuh dia”.(Bustomi, 2022)

c. Berita 3. Kapolri Bentuk Tim Gabungan Usut Kasus Baku Tembak di Rumah Kadiv Propam Treatment Recommendation (menekankan penyelesaian masalah), Poin Treatment Recommendation merupakan jalan apa yang dipilih wartawan dalam hal ini KOMPAS.com untuk penyelesaian masalah. Pada pemberitaan kedua ini, KOMPAS.com mengarah pada harapan oleh Jenderal Listyo Prabowo selaku Kapolri supaya dalam pengusutannya kasus ini dapat diungkap dengan obyektif dan transparan ditambah dengan bentukan tim gabungan yakni Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dan Komisi Kepolisian Nasional. Penjelasan tersebut dikutip pada bagian, sebagai berikut:

“Listyo berharap kasus ini bisa diusut secara transparan, obyektif, dan profesional.

"Kami sudah hubungi rekan dari luar dalam hal ini Kompolnas dan Komnas HAM terkait dengan isu yang terjadi," ujar dia. (Chaterine, 2022)

(16)

d. Berita 4. Polri Pegang Rekaman CCTV yang Bisa Ungkap Kematian Brigadir J

Treatment Recommendation (menekan rekomendasi penyelesaian), Poin Treatment Recommendation merupakan jalan apa yang dipilih wartawan dalam hal ini KOMPAS.com untuk penyelesaian masalah. Pada pemberitaan keempat ini, adanya pernyataan Kepala Divisi Humas (Kadiv Humas) Polri Irjen Dedi Prasetyo yang akan membuka Rekaman CCTV jika proses penyidikan oleh Tim khusus Polri telah selesai mendalami Rekaman CCTV tersebut serta kinerja dari Timsus dalam membuka secara transparan kasus baku tembak antar anggota Kepolisian di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berita:

“Dedi mengatakan rekaman CCTV itu sedang didalami oleh Tim Khusus (timsus) Polri dan akan dibuka kalau seluruh rangkaian proses penyidikan oleh timsus sudah selesai.

"Jadi dia tidak sepotong-sepotong, juga akan menyampaikan secara komprehensif apa yang telah dicapai Timsus yang ditentukan bapak Kapolri,"

kata Dedi.”(Chaterine, 2022)

e. Berita 5. Pengamat: Pengusutan Kasus Penembakan Brigadir J Harus Transparan, Jangan Hanya Formalitas

Treatment Recommendation (menekankan rekomendasi penyelesaian), Poin Treatment Recommendation merupakan jalan apa yang dipilih wartawan dalam hal ini KOMPAS.com untuk penyelesaian masalah. Pada pemberitaan keempat ini, adanya harapan pengamat kepolisian masuknya KOMNAS HAM pada bagian tim investigasi sehingga transparansi diharapkan benar-benar hadir dalam mengatasi dan mengusut peristiwa yang

melibatkan pihak kepolisian hingga berujung kematian.

“Masuknya Komnas HAM ke dalam tim menjadi harapan besar ditemukannya fakta-fakta yang masih tersembunyi dalam kasus ini”.

Untuk mengusut kasus ini, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk tim gabungan yang melibatkan unsur eksternal Polri yakni Komnas HAM dan Kompolnas. Tim gabungan dipimpin oleh Wakil Kepala Kepolisian Negara (Wakapolri) Komjen Pol Gatot Eddy Pramono”.(Farisa, 2022)

f. Berita 6. Komnas HAM Akan Bergerak Sendiri Ungkap Kasus Polisi Tembak Polisi di Rumah Kadiv Propam

Treatment Recommendation (menekankan penyelesaian masalah), Poin Treatment Recommendation merupakan jalan apa yang dipilih wartawan dalam hal ini KOMPAS.com untuk penyelesaian masalah. Pada pemberitaan keempat ini, adanya bentuk dari dukungan yang diberikan oleh kepolisian terhadap independen dalam mengungkap kejadian tersebut oleh Komnas HAM yakni dengan memberikan segala bentuk akses dan informasi akan untuk mengungkap peristiwa berdarah ini, tertuang pada kutipan,“Sebagai bentuk dukungan, pihak kepolisian memberikan Komnas HAM akses semua hal yang dibutuhkan untuk pengungkapan kasus tersebut”.(Wiryono, 2022)

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis teks berita menggunakan framing Robert N. Entman dengan empat elemen sebagai pisau bedah yakni Define Problem pendefinisian masalah), Diagnose Causes (memperkirakan penyebab masalah), Make Moral Judgement (membuat

(17)

keputusan moral), Treatment Recommendation (memperkirakan penyebab masalah), maka pembingkaian atau framing berita terkait pemberitaan Tewasnya “Brigadir J” pada media online KOMPAS.com edisi Juli (periode 11-31 Juli 2022) dari 390 buah pemberitaan yang sudah dikategorisasi menjadi 42 buah berita pada pihak korban, 125 buah berita pihak kepolisian, dan 223 buah berita pada pihak ketiga.

Kategorisasi tersebut menunjukkan bahwa adanya kecenderungan media online KOMPAS.com tidak berlama-lama pada masa mengungkap kronologi tewasnya “Brigadir J” namun pengusutan kasus di kedepan harinya sebab dari 390 buah berita hanya 42 buah berita yang menginformasikan korban tersebut.

Kemudian berdasarkan framing yang diidentifikasi pada media online KOMPAS.com, juga mengambil banyak perspektif dari pihak ketiga baik itu pada lembaga pemerintahan maupun lembaga mandiri karena terdapat 223 dari 390 buah berita yang mengacu pada pihak ketiga.

Namun. disetiap informasi yang berikan menyangkut pengusutan kasus KOMPAS.com akan menyambungkan dengan pihak kepolisian yang memegang kendali sebagai penegak hukum sesuai ranahnya.

Media online KOMPAS.com cukup seimbang dalam menginformasikan terkait baku tembak sehingga menewaskan anggota kepolisian “Brigadir J” sebab adanya penyisipan singkat kronologi sehingga terjadi baku tembak disetiap pemberitaannya. Kemudian untuk menetralisasi isu kasus sebab terjadi dilingkungan kepolisian dan ditangani oleh pihak kepolisian sehingga agar tidak meragukan masyarakat terhadap penyelesaian kasus ini oleh penegak hukum, media online KOMPAS.com juga memberikan informasi dari perspektif baik

lembaga pemerintahan maupun lembaga mandiri serta pihak luar yang bersangkutan dengan kasus baku tembak anggota kepolisian.

KEPUSTAKAAN ACUAN

About Us (KOMPAS.com-jernih melihat

dunia)). (t.t.).

https://inside.kompas.com/about- us

APJII. (2022). Survei profil internet indonesia 2022. APJII.

Bahri, A. N. (2019). Jurnalistik Online (Modul). medan.

Bustomi, M. I. (2022, Juli 12). Selain Lakukan Pelecehan Sebelum Baku Tembak, Brigadir J Disebut Todongkan Pistol ke Istri Kadiv Propam,

https://megapolitan.kompas.com/r ead/2022/07/12/18431201/selain- lakukan-pelecehan-sebelum-baku- tembak-brigadir-j-disebut-

todongkan.

Catharine, Rahel Narda. (2022, Juli 11).

Polisi yang Tewas Usai Baku Tembak di Rumah Dinas Pejabat Polri Bertugas di Divisi Propam, https://nasional.kompas.com/read/

2022/07/11/18175051/polisi-yang- tewas-usai-baku-tembak-di- rumah-dinas-pejabat-polri- bertugas-di.

Chaterine, R. N. (2022a, Juli 12). Kapolri Bentuk Tim Gabungan Usut Kasus Baku Tembak di Rumah Kadiv Propam.

Https://nasional.kompas.com/read/

2022/07/12/18014631/kapolri- bentuk-tim-gabungan-usut-kasus- baku-tembak-di-rumah-kadiv- propam.

Chaterine, R. N. (2022b, Juli 20). Polri Pegang Rekaman CCTV yang Bisa Ungkap Kematian Brigadir J,

(18)

https://nasional.kompas.com/read/

2022/07/20/22093571/polri- pegang-rekaman-cctv-yang-bisa- ungkap-kematian-brigadir-j.

Eriyanto. (2018). Media dan Opini Publik (bagaimana media menciptakan isu, melakukan pembingkaian, dan mengarahkan pandangan publik) (1 ed.). PT RajaGrafindo Persada.

Farisa, F. C. (2022, Juli 13). Pengamat:

Pengusutan Kasus Penembakan Brigadir J Harus Transparan, Jangan Hanya Formalitas, https://nasional.kompas.com/read/

2022/07/13/19352171/pengamat- pengusutan-kasus-penembakan- brigadir-j-harus-transparan- jangan.

Haroni, Nanang, & Sukirno, Zakaria L.

(2018). Jurnalisme Online Sebagai Komunikasi Pariwisata. 2(1).

Juditha, C. (2013). News Accuracy in Online Journalism. 16(3).

Nasrullah, R. (2014). Teori dan riset (Media Siber) (1 ed.).

PRENADAMEDIA GROUP.

Newman, N., Fletcher, R., Robertson, C.

T., Eddy, K., & Nielsen, R. K.

(2022). Reuters Institute Digital News Report 2022.

Sambo, M. (2019). Media Relations Kontemporer (Teori dan Praktik) (1 ed.). PRENADAMEDIA GROUP.

Sugiyono. (2021). Metode penelitian kuantitaif kualitatif dan R&D (2 ed.). Alfabeta.

Tamburaka, Apriadi. (2013). Literasi Media (Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa) (1 ed.).

PT RajaGrafindo Persada.

Tentang KG. (2018).

https://www.kompasgramedia.com /about-kg/management

Tondang, A. (2022, Juli 13). Profil Brigadir J, Keluarga Sebut Seorang Sniper dan Dipercaya Jadi Ajudan Irjen Ferdy Sambo.

https://regional.kompas.com/read/

2022/07/13/114421278/profil- brigadir-j-keluarga-sebut-seorang- sniper-dan-dipercaya-jadi-

ajudan?page=all:%20(Kompas.co m%20AryoTondang,%2013/07/20 22)..

Wiryono, S. (2022, Juli 14). Komnas HAM Akan Bergerak Sendiri Ungkap Kasus Polisi Tembak Polisi di Rumah Kadiv Propam, https://nasional.kompas.com/read/

2022/07/14/17105411/komnas- ham-akan-bergerak-sendiri- ungkap-kasus-polisi-tembak- polisi-di-rumah.

Yusuf, M. F. (2020). JURNALISME ONLINE Konsep, Teori, Praktik dan Analisis Komparasi Bias.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Salatiga.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan berita dari portal media online Jawapos.com dan Kompas.com edisi September 2016 seputar berita ‘Ahok

Sementara situs viva.co.id menilai PSSI pimpinan Djohar Arifin sebagai aktor penyebab masalah terjadinya krisis kepengurusan PSSI selama ini. Tindakan yang dilakukan oleh PSSI

Dalam keseluruhan berita di detik.com, penyebab jatuhnya pesawat Lion Air Boeing 737-800 adalah sebagai penyebab masalah, sedangkan KNKT masih memeriksa peristiwa

Berdasarkan hasil analisa yang sudah dilakukan oleh peneliti, untuk mengetahui bagaimana media online Kompas.com, Detik.com, dan Republika.co.id mengkontrusksi berita

Dilihat dari sudut pandang pihak CNNIndonesia.com dalam pemberitaan polemik ulama dikawasan MUI dibalik konsep “Islam Nusantara” lebih mengarah ke pihak yang pro

Cara pandang atau presfektif itu pada akhirnya menentukan fakta yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan dan hendak dibawa kemana berita tersebut.Dengan

Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “PEMBINGKAIAN BERITA J ATUHNYA PESAWAT LION AIR BOEING 737-800 DI MEDIA ONLINE” (Analisis Fr aming Model