• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis gaya bahasa sarkasme tuturan teman sebaya

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "analisis gaya bahasa sarkasme tuturan teman sebaya"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar belakang Masalah

Identifikasi Masalah

Batasan masalah

Rumusan masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

LANDASAN TEORETIS

Kerangka teoritis

  • Hakikat Gaya Bahasa Sarkasme

Kerangka Konseptual

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gaya bahasa sarkasme yang diucapkan teman sebaya pada Semester VII A Bahasa dan Sastra Indonesia tahun pelajaran 2017-2018. Dalam penelitian ini, terdapat gaya sarkasme yang diucapkan oleh teman sebaya pada mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia semester VII A sore tahun pelajaran 2017-2018. Berdasarkan uraian di atas, metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis gaya sarkasme dalam tuturan teman sebaya adalah metode deskriptif.

Variabel yang akan diteliti adalah analisis gaya bicara sarkasme teman sebaya semester VII A sore bahasa dan sastra Indonesia tahun pelajaran 2017-2018. Analisis sarkasme gaya bahasa tuturan teman sebaya semester VII. Sore bahasa dan sastra Indonesia. Catat gaya sarkasme apa saja yang diucapkan teman sebaya di Semester VII A Kelas Sore Bahasa dan Sastra Indonesia tahun pelajaran yang dimuat dalam rekaman.

Penggolongan gaya sarkasme yang diucapkan oleh teman sebaya menurut arti logam sarkasme, yang terdiri dari 6 bagian. Deskripsi Data Penelitian Deskripsi Analisis Gaya Bahasa Sarkasme Tuturan Teman Semester VII Sore Tahun Bahasa dan Sastra Indonesia. Gaya sarkasme di atas adalah gaya sarkasme yang diucapkan oleh teman sebaya VII A Sore Bahasa dan Sastra Indonesia yang terekam selama penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis menyarankan agar hasil penelitian ini menunjukkan aspek-aspek gaya sarkasme pada tuturan teman sebaya semester VII A Sore Bahasa dan Sastra Indonesia tahun pelajaran 2017-2018. Selama melakukan penelitian ini, peneliti menyadari bahwa ada keterbatasan dalam mengkaji masalah sarkasme dalam tuturan teman sebaya di Semester VII A Sore Bahasa dan Sastra Indonesia. Kesimpulan terkait penelitian ini berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, yaitu terkait pembahasan makna dan gaya tutur sarkasme yang digunakan teman sebaya pada Siswa VII A Sore Bahasa dan Sastra Indonesia .

Penyataan Penelitian

METODE PENELITIAN

  • Lokasi dan waktu penelitian
  • Sumber Data dan Data Penelitian
    • Sumber Data
    • Data Penelitian
  • Metode Penelitian
  • Variabel Penelitian
  • Instrumen Penelitian
  • Teknik Analisis Data

Selalu ada hubungan antara metode pengumpulan data dengan masalah penelitian yang akan dipecahkan, dan data penelitian adalah hal-hal yang berkaitan dengan pernyataan sarkasme yang dibuat oleh teman sebaya pada Semester VII Sore Bahasa dan Sastra Indonesia Tahun Pelajaran 2017 -2018. lisan. Jenis data yang diambil adalah kualitatif, misalnya data yang mendeskripsikan gaya tutur sarkasme teman sebaya. Gaya bahasa sarkasme sering digunakan di antara teman sebaya yang bertujuan untuk menjalin keakraban dengan lawan bicara.

Setelah peneliti melakukan survei terhadap percakapan siswa kelas VII A pada sore hari tentang bahasa dan sastra Indonesia di tahun pelajaran, ditemukan banyak percakapan di antara siswa kelas VII A Sore yang mengkhianati gaya sarkasme ini ketika berbicara dengan teman-teman. Pidato ini disampaikan oleh salah satu mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia VII A Sore saat melakukan percakapan telepon dengan temannya. Untuk lebih jelasnya, pernyataan penelitian ini berbunyi: gaya sarkasme apa yang digunakan dalam tuturan teman sebaya dan apa makna sarkasme dalam tuturan teman sebaya.

Dalam penelitian ini, peneliti menemukan banyak sekali gaya bahasa sarkasme yang digunakan oleh teman sebaya, khususnya siswa VII A Bahasa dan Sastra Indonesia Lembut saat berkomunikasi dengan temannya, dan gaya bahasa sarkasme tersebut juga memiliki kelompok tersendiri sesuai dengan makna bahasa sarkasme tersebut. gaya diucapkan. Berdasarkan jurnal mengenai gaya sarkasme yang digunakan peneliti, terdapat perbedaan antara jurnal yang digunakan dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Yakni, keterbatasan gaya sarkasme yang diucapkan oleh teman sebaya yang sama, keterbatasan pengetahuan, buku yang relevan dan pengetahuan yang terbatas.

Gaya bahasa sarkasme peer speech banyak digunakan oleh teman sebaya untuk berkomunikasi sekaligus menjalin keakraban dengan lawan bicaranya. Kurangi kebiasaan menggunakan sarkasme di mana-mana, tidak hanya di acara formal. Sehingga skripsi ini dapat menjadi tolok ukur bagi peneliti lain dalam penelitian gaya sarkasme.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Data Penelitian

Analisis Gaya Bahasa Sarkasme Tuturan Teman Sebaya

Pidato ini disampaikan oleh salah seorang siswa VII, suatu sore Bahasa dan Sastra Indonesia ketika menceritakan pengalamannya naik grab kepada temannya dan pada saat itu ia diminta oleh temannya untuk duduk di depan. Pidato ini disampaikan salah satu siswa Bahasa dan Sastra Indonesia VII Sore ketika mereka berkumpul di rusun membahas judul proposal yang akan mereka kerjakan sambil bercerita kepada teman yang lain. Pidato ini diberikan oleh seorang siswa VII suatu sore bahasa dan sastra Indonesia ketika ia sedang berkumpul dengan teman-temannya, tetapi temannya yang bernama Dina melakukannya untuk bersenang-senang dengan memberikan kotoran hidung temannya dan temannya itu merasa jijik.

Pidato ini dituturkan oleh salah satu siswa VII A Sore Bahasa dan Sastra Indonesia saat berkumpul dengan teman-temannya dan menceritakan pengalamannya selama menaiki grab dan diceritakan oleh driver grab tersebut. Saat berkumpul dengan teman-temannya di Rusunnawa dan salah satu siswa kelas VII A Sore bercerita tentang kehidupannya sebagai anak pesantren yang tidak makan jika tidak sering pulang kampung. Sambil duduk di apartemen berbincang tentang peran yang mereka mainkan di Taman Budaya.

Saat menceritakan pengalaman temannya yang tidak diberi minum oleh salah satu siswa VII A Sore yang kebetulan salah satunya. Pidato ini disampaikan oleh salah satu mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia VII A Sore saat berkumpul dengan teman-temannya dan menceritakan kepada salah satu temannya yang mengenakan pakaian polos semasa kuliah. Pidato ini disampaikan oleh salah satu mahasiswa VII A Bahasa dan Sastra Indonesia Sore saat berkumpul bersama teman-temannya di depan ruang dosen, sambil menunggu dosen memberikan arahan, sambil menunggu dosen datang, mereka bercerita kisah pembunuhan dosen yang terjadi di UMSU beberapa tahun yang lalu.

Saat sedang mengoleksi dan salah satu temannya memakai kacamata barunya, kacanya lebih tebal dari yang sebelumnya. Pidato ini diucapkan oleh salah satu Siswa Bahasa dan Sastra Indonesia VII A Sore, ketika mereka berkumpul di apartemen murah dan salah satu temannya memperhatikan gigi temannya yang sebenarnya tidak bertulang, tetapi dia mengejeknya dengan gigi bengkok. Pidato ini disampaikan oleh salah satu Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia VII A Sore, yang bercerita kepada temannya bahwa dirinya berbau tidak sedap karena tidak mandi saat ke kampus.

Jawaban Pernyataan Penelitian

Saat mereka duduk di ruang kelas yang kosong sambil menceritakan pengalaman mereka selama pembagian kelompok drama.

Diskusi Hasil Penelitian

Keterbatasan Penelitian

Meski sarkasme yang mereka ucapkan dianggap sangat kasar di mata masyarakat umum, namun hal itu tidak menjadi masalah bagi mereka, apalagi merugikan, bahkan sampai kekesalan. Dengan kata lain, mereka menyukai gaya bahasa karena merupakan salah satu gaya hidup mereka. Satu hal yang harus mereka khawatirkan adalah sedekat apapun hubungan mereka, tetap tidak mungkin menggunakan gaya sarkasme ini jika mereka berada dalam situasi resmi/formal di mana peran rekan mereka harus baik. mereka mengatur diri mereka sendiri.

Herlina, Eli, 2013. “Penggunaan Gaya Tutur Sarkasme pada Remaja (Kajian Sosiolinguistik)”, Vol III No. 13, Halaman 9-18, Universitas Wiralodra Indramayu. A: Oh, ada banyak darah dari satu sisi ke sisi lain A: Saat itu benar-benar tidak ada otak yang membunuhnya. B: Apakah tidak ada kamar mandi di wisma Anda, hanya kotoran di wisma orang lain? (Mulai percakapan lain.

A: Nov, bayar tunai. kamu tidak punya otak, kamu punya uang, aku satu-satunya yang tersisa, aku anak perantauan, aku tidak punya uang, aku tidak makan. A : Aku WA padahal masih di rumah aku bilang aku Otw B : Aku bilang iya, tapi aku tidak sedang menunggumu. A : Ada teman saya yang kemarin masuk ke kelas kita, lalu dia melihat nama geng temannya di dinding.

A: Saya bahkan tidak ingat apa yang dikatakan teman saya tentang namanya, pada dasarnya seperti sebuah regu. C : Ya, tolong, tidak ada yang bisa mengambilnya dari saya (Masuk ke percakapan lain). A : Saya sudah haus, lillahita'ala saya haus, ada minuman untuknya, saya minta dia minum, saya katakan "Ca, saya akan meminta Anda untuk minum" Apa yang ingin Anda katakan, katanya seperti ini "beli di kantin" dalam hati, anak ini bodoh, hati-hati ketika Anda meminta bantuan saya.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Peneliti menyimpulkan bahwa tuturan teguran pahit, tidak enak didengar, patah hati, dan sindiran pedas lebih banyak atau lebih sering diucapkan oleh Siswa VII A Blight Bahasa dan Sastra Indonesia dibandingkan dengan menggigit bibir karena marah dan berbicara pahit.

Saran

  • Daftar Riwayat Hidup
  • K1
  • K2
  • K3
  • Surat Pernyataan Tidak Plagiat
  • Berita Acara Bimbingan Proposal
  • Surat Keterangan Seminar Proposal
  • Lembar Pengesahan Hasil Seminar Proposal
  • Surat Mohon Izin Riset
  • Surat Balasan Riset
  • Berita Acara Bimbingan Skripsi

Nama orang tua peneliti adalah bapak bernama Al Amin, namun sudah meninggal, nama bapak dilanjutkan peneliti Khariaman Purba, dan nama ibu adalah Jumiani. B : Ya, saya ingat waktu saya yang terlibat dalam pembunuhan itu kan? Selama pidatonya, si idiot ini masuk dan berkata "kami tidak melihat orang berkelahi". A : Saya mau mandi, tapi teman saya masih mandi. Saya di antrian ketiga, Hiliyatul datang ke wisma saya untuk buang air besar, siap-siap teman saya mandi.

A : Lucu bagi saya ketika saya melihat Imah yang ada di grup saat itu, menurut saya wajahnya lucu B : Iya Nov, kamu bilang itu bercanda. A : Eh, saya dengar Anda mengubah dari BAB 1 menjadi BAB 3. B : Cuma bercanda, aku belum siap untuk BAB 1. B: Dina makannya banyak tapi ga gendut, takutnya cacingan apa?

B: Tidak masalah, jika kamu tidak menginginkan Dina, hanya A: Aku tidak bisa, kamu jelek, aku cantik B: Aku muak ketika melihat idiot ini, kamu berpura-pura menjadi cantik. B: Ya, saya juga membaca bahwa orang itu adalah yang paling cantik di kelas kami C: Tidak masalah, intinya orang itu membuat jiwa saya di nadi. A : Meninggal disana bengkik kali, dua sahabat itu cocok B : Memang orang itu tidak akan berpisah.

A : Ketika dia mengatakan kami adalah penjahat, dia berkata "Mengapa kamu tidak bisa melihat wajahmu?" Gatal kan?

Gambar

Tabel 4.1 Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dan Pembahasan Deskripsi konformitas teman sebaya, kecanduan penggunaan smartphone dan religiusitas Pada tabel 1 menunjukkan konformitas teman sebaya secara rata-rata berada