• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN TUMBUHAN BUJANG KALAM (Stachytarpheta) YANG DITEMUKAN DI KOTA PADANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN TUMBUHAN BUJANG KALAM (Stachytarpheta) YANG DITEMUKAN DI KOTA PADANG "

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN TUMBUHAN BUJANG KALAM (Stachytarpheta) YANG DITEMUKAN DI KOTA PADANG

Isti Eka Putri, Abizar, Lince Meriko Mahasiswi Program Studi Pendidikan Biologi

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat E-mail: isti.eyahoo.com

ABSTRAK

Indonesia is one country that has a plant biodiversity is very high, both flowering plants and plants that do not bloom. One of flowering plants including plants Stachytarpheta. Stachytarpheta plants have varying morphology. Judging from the color of the flowers, and the leaves are different. Differences in plant morphology Stachytarpheta possibility for their crossbreeding. Stachytarpheta plant also has many local names, so that the occurrence of errors in the naming of plants Stachytarpheta. Not only did the plant taxonomy classification and naming, but more to the grouping that says a kinship in the plant world. In connection with it has done research on kinship Plant Analysis bujang kalam (Stachytarpheta) were found in the desert town. The purpose of this study to determine the kinship Plant bujang kalam (Stachytarpheta) were found in the desert city. This study was conducted in May 2016, using descriptive survey and collection directly in the field, taking the sample by random sampling technique later data analysis. From the research results Analysis of phylogenetic relationship Stachytarpheta plant in the city of Padang found 60 individual variation Stachytarpheta with two species namely Stachytarpheta indica and Stachytarpheta jamaicensis. Individuals who have family ties closest ie Stachytarpheta purple jamaicensis sp.16 found in the district of Padang West and purple jamaicensis Stachytarpheta sp.17 found in the district of Padang West with 0.18 euclidean distance.

Farthest distance taxonomy contained in cluster I, namely Stachytarpheta jamaicensis purple sp.10 found in Kecamatan Koto Tangah with clusters of white jamaicensis 2A1 is Stachytarpheta sp.4 found in Kecamatan Lubuk Kilangan with a distance of 28.94

Key word: Kinship, Analysis, Morphology, Taxonomy, Plant Bujang Kalam (Stachytarpheta),

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati tumbuhan yang sangat tinggi, baik tumbuhan berbunga maupun tumbuhan yang tidak berbunga. Salah satu tumbuhan berbunga diantaranya tumbuhan bujang kalam (Stachytarpheta).

Tumbuhan bujang kalam (Stachytarpheta) dikenal sebagai salah satu tanaman obat oleh sebagian masyarakat. Menurut Dalimartha (2000) tumbuhan bujang kalam memiliki manfaat sebagai pembersih darah, anti radang, dan peluruh kencing batu (diuretik), akan tetapi sebagian besar masyarakat mengenal tumbuhan bujang kalam hanya sebagai tanaman liar saja.

Tumbuhan bujang kalam juga memiliki morfologi yang bervariasi. Dilihat dari warna bunga, dan daunnya yang berbeda. Perbedaan morfologi tumbuhan bujang kalam kemungkinan terjadi karena adanya perkawinan silang. Menurut Brink (1968) tumbuhan bujang kalam merupakan tumbuhan semak yang sangat mencolok dan memiliki rasa buah yang manis, sehingga banyak hewan seperti serangga yang tertarik pada tumbuhan bujang kalam dan hal tersebut dapat memungkinkan terjadinya hibrida. Dan apabila tumbuhan bujang kalam ini

tumbuh lebih dari 2 spesies yang tumbuh berdekatan pada satu tempat juga akan memungkinkan terjadinya hibrida.

Tumbuhan bujang kalam memiliki banyak nama lokal, sehingga terjadinya kekeliruan dalam pemberian nama tumbuhan bujang kalam. Menurut Rajendran dan Verdcourt dalam Chandler (2014) terjadinya kekeliruan dalam pemberian nama spesies tumbuhan Stachytarpheta indica yang disebut dengan Stachytarpheta urticifolia. Munir (1992) juga berbeda pendapat bahwa Stachytarpheta urticifolia bersinonim dengan Stachytarpheta cayennensis. Sedangkan Brown (2012) berpendapat bahwa Stachytarpheta jamaicesis bersinonim dengan Stachytarpheta urticifolia; Valerianoides jamaicensis, dan Verbena jamaicensis.

Taksonomi tumbuhan tidak hanya melakukan klasifikasi dan pemberian nama saja, tetapi lebih mengarah pada pengelompokan yang menyatakan hubungan kekerabatan pada dunia tumbuhan.

Hubungan kekerabatan pada tumbuhan dapat dinyatakan dengan metode fenetik maupun filogenetik. Metode fenetik didasarkan pada kesamaan karakter secara fenotip (morfologi, anatomi, embriologi, fitokimia), sedangkan metode filogenetik lebih didasarkan pada nilai evolusi dari

(2)

2 masing-masing karakter Radford dalam Nurchayati (2010).

Tumbuhan bujang kalam memiliki variasi morfologi yang beragam dan mempunyai banyak nama lokal. Karena banyaknya variasi morfologi dari tumbuhan bujang kalam ini dan masih sedikitnya informasi tentang tumbuhan bujang kalam serta belum adanya penelitian mengenai hubungan kekerabatan bujang kalam yang ada di kota Padang. Berdasarkan masalah diatas, untuk mengetahui hubungan kekerabatan tumbuhan bujang kalam (Stachyatrpheta) maka penulis telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Hubungan Kekerabatan Tumbuhan Bujang Kalam (Stachytarheta) Yang Di Temukan Di Kota Padang

.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kekerabatan Tumbuhan bujang kalam (stachytarpheta) yang di temukan di kota padang berdasarkan karakter morfologinya.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2016. Tumbuhan Stachytarpheta dikoleksi dari daerah kota Padang. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gunting tanaman, cutter, kamera, alat tulis, dan jarum jahit, plastik ukuran 50 kg, tali plastik, karung goni ukuran 50 kg, label gantung, benang jagung, triplek

,

koran, lakban, karton, kertas mounting, benang jahit, oven, komputer, program R. Bahanyang digunakan adalah alkohol 96%, dan tumbuhan Stachytarpheta.

Penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif yaitu pengamatan langsung dilapangan, dimana teknik pengambilan sampel dilakukan secara random sampling, kemudian dilanjutkan dengan mengukur karakter morfologi, pengukuran faktor fisika kimia lingkungan, pembuatan herbarium dan analisis data.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di daerah kota Padang, ditemukan 60 variasi individu Stachytarpherta dengan 2 spesies yaitu Stachytarpheta jamaicensis dengan jumlah 44 variasi individu, dan Stachytarpheta indica dengan jumlah 16 variasi individu. Karakter morfologi yang telah diamati pada penelitian ini sebanyak 30 karakter yang terdiri karakter daun, karakter batang, karakter bunga, dan pengukuran panjang spika/ bulir yang pengukuran kuantitatif dan pengamatan kualitatif.

Hasil pengamatan dan pengukuran dari 60 variasi individu Stachytarpheta yang ditemukan di Kota Padang, menunjukkan bahwa diameter batang paling besar ditemukan pada Stachytarphta indica sp.1 yang ditemukan di Kecamatan Padang Barat (0,60±0,20), dan diameter batang yang kecil ditemukan pada Stachytarpheta jamaicensis sp.1 yang ditemukan di Kecamatan Lubuk Kilangan (0,27±0,15), spika/bulir yang terpanjang terdapat

pada Stachytarpheta jamaicensis sp.10 yang ditemukan di Kecamatan Lubuk Minturun (33,33±26,17), dan spika/bulir yang pendek terdapat pada Stachytarpheta jamaicensis sp.5 yang ditemukan di Kecamatan Lubuk Kilangan (4,73±2,55), daun yang paling panjang adalah Stachytarpheta jamaicensis ungu sp.19 yang ditemukan di Kecamatan Lubuk Kilangan (5,23±2,99) dan daun yang pendek ditemukan pada Stachytarpheta indica sp.2 yang ditemukan di kecamatan Padang Barat (2,16±1,20), daun yang paling lebar ditemukan pada Stachytarpheta jamaicensis ungu sp.19 yang ditemukan di kecamatan Lubuk Kilangan (3,53±2,07), daun yang paling kecil ditemukan pada Stachytarpheta indica sp.7 yang ditemukan di Lubuk Minturun ( 1,2±0,6), tangkai daun yang panjang terdapat pada Stachytarpheta indica sp 18 yang ditemukan di Kecamatan Padang Barat (2,33±1,50), dan tangkai daun pendek terdapat pada Stachytarpheta jamaicensis sp.18 yang ditemukan di Kecamatan Lubuk Kilangan (0,5±0,26).

Untuk melihat pola hubungan kekerabatan tumbuhan Stachyatarpheta yang diamati dilakukan analisis klaster berdasarkan 30 karakter morfologi terhadap 60 individu tumbuhan Stachytarpheta yang ditemukan di Kota Padang. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil analisis hubungan kekerabatan tumbuhan Stachytarpheta dalam bentuk dendogram pada Gambar 5.

IA IB

I

II

2A

2B 2BI

2B2

2B2Y 2B2X 2BIY 2BIX

2AI

2A2 2AX

2AY 2AY1

2AY2

(3)

3 Gambar 5. Program R, in sp 4 lb = Stachytarpheta indica sp 4 Lubuk Minturun, jp sp 20 kp = Stachytarpheta jamaicensis putih sp 20 Karang Putih, ju sp 11 pb = Stachytarpheta jamaicensis ungu sp 11 Padang Barat.

PEMBAHASAN

Hasil analisis cluster Program R berdasarkan 30 karakter morfolologi yang diamati pada dendogram Gambar 5 Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di daerah Kota Padang, ditemukan 60 variasi individu Stachytarpheta dengan 2 spesies yaitu, Stachytarpheta jamaicensis dengan jumlah 44 variasi individu, dan Stachytarpheta indica dengan jumlah 16 variasi individu.

Hasil analisis kekerabatan Stachytarpheta di daerah Kota Padang menghasilkan dendogram dengan koefisien kemiripan berkisar antara 0 sampai . Keseluruhan variasi individu bersatu pada koefisien 17,0. Pada koefisien 17,0 terdapat dua kelompok utama yaitu kelompok I yaitu Stachytarpheta jamaicensis ungu sp.12pb, sp.12kp, sp.10 lb, dan sp.16 lb dan kelompok II terdiri dari 54 individu yaitu Stachytarpheta jamaicensis sp.11pb, 4kp, 15pb, 3 lb, 2 lb, 5 kp, 20 lb, 17 lb, 19 lb, 7kp, 14 lb, 8kp, 20kp, 20pb, 1 lb, 1kp, 19kp, 6kp, 16kp, 11kp, 17kp, 7lb, 8lb, 16pb, 17pb, 9pb, 14pb, 19pb, 10pb, 12 lb, 2kp, 14kp, 18kp, 13pb, 6 lb, 11 lb, 9kp, 15 lb, 13 lb, 18 lb dan Stachytarpheta indica yaitu, 9 lb, 4 lb, 5 lb, 5pb, 7pb, 2pb, 8pb, 3kp, 15kp, 3pb, 4pb

Kelompok I dan kelompok II memisah pada tingkat koefisien 8,9 karena adanya perbedaan karakter morfologi yaitu warna batang utama, warna pertulangan daun, warna daun muda dan panjang spika dan persamaan karakter morfologi yang menyatukan diantaranya bentuk batang, bentuk umum daun, bentuk pangkal daun, bentuk pinggir daun, pertulangan daun, bentuk ujung daun, warna pangkal kelopak, dan warna tengah mahkota.

Kelompok II terbagi lagi menjadi 2 subkelompok yaitu kelompok 2A dan kelompok 2B yang mengelompok pada koefisien 8,9. Antara kelompok 2A dan 2B memisah karena memiliki perbedaan karakter yaitu pada warna batang utama, warna cabang utama, warna pangkal, warna daun tua, warna pangkal mahkota, warna ujung mahkota, sedangkan persamaan karakter yang menyatukan kelompok 2A dan 2B adalah bentuk batang, bentuk pinggir daun, bentuk umum daun, bentuk pangkal daun, bentuk ujung daun, pertulangan daun, warna pinggir kelopak, dan warna tengah kelopak.

Kelompok 2A membentuk dua subkelompok yaitu kelompok 2A1 dan kelompok 2A2 yang mengelompok pada koefisien 7,2.

Kelompok 2A1 terdiri dari 4 individu dan kelompok 2A2 terdiri dari 26 individu. Kelompok ini memisah karena memiliki perbedaan karakter pada warna cabang utama, warna pangkal daun,

warna pinggir kelopak, warna pangkal mahkota.

Persamaan karakter yang menyatukan yaitu bentuk batang, bentuk pinggir daun, bentuk umum daun, bentuk pangkal daun, bentuk ujung daun, pertulangan daun, warna pinggir kelopak, dan warna tengah kelopak.

Kelompok 2A2 membentuk 2 sub kelompok yaitu 2AX dan 2AY yang menyatu pada koefisien 6,9. Kelompok ini memisahkan karena memiliki perbedaan karakter pada warna pangkal daun, warna daun muda, warna daun tua, permungkaan daun atas, permungkaan daun bawah, warna pangkal mahkota, warna ujung mahkota.

Karakter yang menyatukan bentuk batang, bentuk pinggir daun, bentuk umum daun, bentuk pangkal daun, bentuk ujung daun, pertulangan daun, warna pinggir kelopak, dan warna tengah kelopak.

Kelompok 2AY membentuk 2 subkelompok yaitu kelompok 2AY1 dan 2AY2 yang mengelompok pada koefisien 6,1. Kelompok 2AY1 yang terdiri dari 9 individu dan kelompok 2AY2 terdiri dari 12 individu. Kelompok ini memisah karena memiliki perbedaan karakter pada warna cabang utama, warna pangkal mahkota, warna ujung mahkota. Persamaan karakter yang menyatukan permukaan daun atas, dan permukaan daun bawah bentuk batang, bentuk pinggir daun, bentuk umum daun, bentuk pangkal daun, bentuk ujung daun, pertulangan daun, warna pinggir kelopak, dan warna tengah kelopak.

Kelompok 2 membentuk 2 subkelompok yaitu kelompok 2B1 dan 2B2 yang mengelompok pada koefisien 8,0 kelompok 2B1 terdiri dari 11 individu dan kelompok 2B2 terdiri dari 15 individu.

Kelompok ini memisah karena memiliki perbedaan karakter pada warna cabang utama, warna pangkal daun, warna daun muda, permungkaan daun atas, permungkaan daun bawah, warna pangkal mahkota, dan warna ujung mahkota. Persamaan karakter yang menyatukan bentuk pinggir daun, bentuk umum daun, bentuk pangkal daun, bentuk ujung daun, pertulangan daun, warna pinggir kelopak, dan warna tengah kelopak.

Kelompok 2B1 membentuk dua sub kelompok yaitu kelompok 2BB dan 2Bb yang mengelompok pada koefisien 6,6. Kelompok 2BB terdiri dari 3 individu dan kelompok 2Bb terdiri dari 8 individu. Kelompok ini memisah karena memiliki perbedaan karakter pada warna tangkai daun, warna pertulangan daun, warna daun tua. Persamaan karakter yang menyatukan bentuk pinggir daun, bentuk umum daun, bentuk pangkal daun, bentuk ujung daun, pertulangan daun, permungkaan daun atas, permungkaan daun bawah, warna pinggir kelopak, warna tengah kelopak, warna ujung mahkota, dan warna buah.

kelompok 2B2 yaitu kelompok berwarna ungu membentuk 2 subkelompok lagi yaitu kelompok 2B2X dan 2B2Y yang mengelompok pada koefisien 7,2. kelompok 2B2X terdiri dari 11

2B2 2B2Y 35

(4)

4 individu, dan kelompok 2B2Y terdiri dari 4 individu. kelompok ini memisah karena memiliki perbedaan karakter yaitu pada warna cabang utama, warna pangkal utama, dan warna ujung utama.

Persamaan karakter yang menyatukan 2 kelompok ini yaitu bentuk pinggir daun, bentuk umum daun, bentuk pangkal daun, bentuk ujung daun, pertulangan daun, permungkaan daun atas, permungkaan daun bawah, warna pinggir kelopak, warna tengah kelopak, warna ujung mahkota, dan warna buah.

kelompok 2B2X terbagi menjadi 2 subkelompok yang menyatu pada koefisien 6,2.

Kelompok pertama terdiri dari 5 individu dan kelompok 2 terdiri dari 6 individu. Kelompok ini memisah karena memiliki perbedaan karakter pada warna cabang utama, dan warna pertulangan daun.

Berdasarkan dendogram pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa individu-individu telah berkelompok berdasarkan persamaan karakter morfologinya. Untuk melihat jauh dekatnya jarak antar individu dapat dilihat pada Tabel 5 nilai euclidean. Nilai euclidean pada Tabel 5 dapat memperlihatkan bahwa kekerabatan Stachytarpheta berdasarkan variasi morfologi menunjukkan nilai eucliden yang paling kecil (0.18) terdapat pada cluster 2AY2 Stachytarpheta jamaicensis berwarna ungu sp.16 yang ditemukan di kecamatan Padang Barat dan Stachytarpheta jamaicensis ungu sp.17 yang ditemukan di kecamatan Padang Barat. Berarti mempunyai kekerabatan yang paling dekat, karena kedua individu ini memiliki karakter morfologi yang sangat mirip dibandingkan dengan individu yang lainnya.

Sedangkan Jarak taksonomi yang paling jauh adalah terdapat pada cluster pada cluster I yaitu Stachytarpheta jamaicensis ungu sp.10 yang ditemukan di Kecamatan Lubuk Minturun dengan cluster 2A1 yaitu Stachytarpheta jamaicensis putih sp.4 yang ditemukan di Kecamatan Karang Putih dengan jarak 28,94, karena kedua kelompok ini memiliki karakter morfologi yang berbeda. Sesuai dengan pendapat Davis and Heywood dalam Yuniarti (2011) Jenis-jenis yang berkerabat dekat mempunyai banyak persamaan antara satu jenis dengan lainnya.

Menurut Makmur dalam Oktarika (2015) Perbedaan nilai jarak koefisien dari kelompok- kelompok tersebut berdasarkan pada nilai variasi morfologi. Pengaruh keanekaragaman yang terdapat dalam suatu jenis disebabkan oleh dua faktor yaitu lingkungan dan dan sifat-sifat yang diwariskan oleh genetik

.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data maka dapat disimpulkan:

1. kekerabatan Stachytarpheta berdasarkan variasi morfologi menunjukkan nilai euclidean

yang paling kecil (0.18) terdapat pada cluster 2AY2 Stachytarpheta jamaicensis berwarna ungu sp.16 yang ditemukan di kecamatan Padang Barat dan Stachytarpheta jamaicensis ungu sp.17 yang ditemukan di kecamatan Padang Barat.

2. Jarak taksonomi yang paling jauh adalah terdapat pada cluster I yaitu Stachytarpheta jamaicensis ungu sp.10 yang ditemukan di Kecamatan Koto Tangah dengan cluster 2A1 yaitu Stachytarpheta jamaicensis putih sp.4 yang ditemukan di Kecamatan Lubuk Kilangan dengan jarak 28,94, karena kedua kelompok ini memiliki karakter morfologi yang berbeda.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dipenelitian yang diperoleh maka disarankan beberapa hal sebagai berikut yang berhubungan dengan ekologi dan penyebaran serta tentang keragaman genetik Stachytarpheta yang terdapat di Sumatera Barat dan aspek biologi lainnya termasuk peranan spesies dalam ekosistem.

DAFTAR PUSTAKA

Brown, H. S. 2012. Stachytarpheta jamaicensis.

University of Florida

Chen, H. S and Ming. J.W. 2003. Remarks on the Species Of Stachytarpheta (Verbenaceae) Of Taiwan

Chandler, T. G., Westaway, J. O. and Conn, B. J.

2014. Taxonomic Uncertainty Of Stachytarpheta (Verbenaceae) In The Asia- Pacific And Implications For Invasive Weed Recognition And Management. Telopea Journal of Plant Systematics

Dhalimarta, S. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta: Trubus Agriwidya Munir, A, A,. 1992. A Taxonomic Rvision Of The

Genus Stachytarpheta Valh Verbenaceae In Australia

Nurchayati, N. 2010. Hubungan Kekerabatan Beberapa Spesies Tumbuhan Paku Familia Polypodiaceae Ditinjau Dari Karakter Morfologi Sporofit Dan Gametofit

Oktarika, I. 2015. Analisis Hubungan Kekerabatan Anggrek (Orchidaceae) Di Kawasan Rimbo Panti Kabupaten Pasaman Barat. STKIP PGRI Sumbar

Referensi

Dokumen terkait

In notary affairs, in its development, it continues to be the subject of discussion in Indonesian society, this is because many people currently need a service in