• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kapasitas Ruas Jalan dan Parameter Lalu Lintas Jalan Mayjen Sungkono

N/A
N/A
Dean Nnnn

Academic year: 2025

Membagikan "Analisis Kapasitas Ruas Jalan dan Parameter Lalu Lintas Jalan Mayjen Sungkono"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KAPASITAS RUAS JALAN DAN PARAMETER LALU LINTAS JL. MAYJEN SUNGKONO

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDRIMAN FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL PURBALINGGA

2024 Disusun Oleh:

1. DEAN NURFITRA (H1B024077)

2. GATIS ARNINDYA SHEVIA A. (H1B024081)

3. AGIL GALIH HANDIKA (H1B024087)

4. PRAYOGA ALIM WICAKSONO (H1B024113) 5. REVALINA AZ-ZAHRA ZULFIKAR (H1B024115) 6. LIGAR RIZQULLAH MAHESWARA (H1B024117) 7. M. AZIIZ SATRIO SANDI (H1B024153)

(2)

i

HALAMAN JUDUL

TUGAS REKAYASA LALU LINTAS

ANALISIS KAPASITAS RUAS JALAN DAN PARAMETER LALU LINTAS JL. MAYJEN SUNGKONO

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Rekayasa Lalu Lintas

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1

1. DEAN NURFITRA (H1B024077)

2. GATIS ARNINDYA SHEVIA A. (H1B024081)

3. AGIL GALIH HANDIKA (H1B024087)

4. PRAYOGA ALIM WICAKSONO (H1B024113) 5. REVALINA AZ-ZAHRA ZULFIKAR (H1B024115) 6. LIGAR RIZQULLAH MAHESWARA (H1B024117) 7. M. AZIIZ SATRIO SANDI (H1B024153)

(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS REKAYASA LALU LINTAS

ANALISIS KAPASITAS RUAS JALAN DAN PARAMETER LALU LINTAS JL. MAYJEN SUNGKONO

Disetujui dan disahkan pada tanggal:

...

Dosen Pengampu

Ir. Eva Wahyu Indriyati, S.T., M.T.

NIP 198201242012122002

Dosen Pengampu

Ir. Probo Hardini, S.T., M.T., Ph.D.

NIP 197608102005012001 Dosen Pengampu

Ir. Hery Awan Susanto, S.T., M.T.

NIP 197404152003121001

Asisten Dosen

Yosafat Kartiko Purwandono H1B023048

Disusun Oleh:

1. DEAN NURFITRA (H1B024077)

2. GATIS ARNINDYA SHEVIA A. (H1B024081)

3. AGIL GALIH HANDIKA (H1B024087)

4. PRAYOGA ALIM WICAKSONO (H1B024113) 5. REVALINA AZ-ZAHRA ZULFIKAR (H1B024115) 6. LIGAR RIZQULLAH MAHESWARA (H1B024117) 7. M. AZIIZ SATRIO SANDI (H1B024153)

(4)

iii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

DAFTAR ISI ... Error! Bookmark not defined. BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Rumusan Masalah ... 2

Maksud dan Tujuan ... 2

Batasan Masalah... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Greenberg ... 4

2.2. Greenshield ... 5

2.3. Underwood ... 6

2.4. MKJI ... 7

2.5. PKJI ... 7

2.5. Arus Lalu Lintas ... 8

2.6. Kecepatan ... 8

2.7. Geometrik ... 9

2.8. Kapasitas ... 9

2.9. Derajat Kejenuhan ... 10

2.10. Arus Jenuh Dasar... 10

BAB 3 SURVEI PENDAHULUAN ... 11

3.1. Lokasi Survei ... 11

3.2. Waktu Survei ... 11

3.3. Alat Survei ... 12

3.4. Pengumpulan Data ... 13

3.5. Hasil Survei Pendahuluan ... 13

(5)

iv

3.6. Kesimpulan Survei Pendahuluan ... 19

BAB 4 SURVEI UTAMA ... 21

4.1. Lokasi Survei ... 21

4.2. Waktu Survei ... 21

4.3. Alat Survei ... 21

4.4. Pengumpulan Data ... 22

4.5. Hasil Survei Utama ... 22

4.6. Kesimpulan Survei Utama ... 31

BAB 5 PENUTUP ... 32

5.1. Kesimpulan ... 32

5.2. Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA... 34

(6)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peningkatan pesat jumlah kendaraan bermotor di wilayah perkotaan berdampak pada meningkatnya volume lalu lintas. Peningkatan tersebut diakibatkan oleh banyaknya jumlah penduduk yang bertambah dan kebutuhan akan sarana transportasi. Peningkatan jumlah penduduk tersebut sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung, seperti pendidikan, ekonomi, kesehatan, telekomunikasi, dan transportasi. Diantara semua infrastruktur tersebut, transportasi merupakan salah satu yang terpenting, karena diperlukan oleh setiap masyarakat untuk menunjang berbagai aktivitas sehari-hari. Peningkatan jumlah penduduk tersebut berpotensi menyebabkan kemacetan dan penurunan kinerja jalan. Jalan Mayjen Sungkono adalah salah satu ruas jalan utama yang memiliki peranan penting dalam menghubungkan berbagai kawasan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan analisis terhadap kapasitas ruas jalan serta parameter lalu lintas untuk memahami kondisi saat ini dan mengevaluasi tingkat layanan jalan tersebut.

Analisis kapasitas dan parameter lalu lintas memiliki peran yang sangat penting dalam perencanaan dan manajemen transportasi. Dengan memahami Tingkat kapasitas dan kinerja jalan, langkah-langkah strategis dapat diambil untuk meningkatkan efisiensi lalu lintas serta mengurangi masalah kemacetan yang terjadi. Jalan Mayjen Sungkono, sebagai salah satu ruas jalan utama, memiliki fungsi sebagai pendukung mobilitas masyarakat sekitar. oleh karena itu, kajian mendalam diperlukan untuk mengevaluasi kondisi saat ini serta Tingkat pelayanan di jalan tersebut.

Dalam penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) 2023 dan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 sebagai acuan utama dalam menganalisis kapasitas dan parameter lalu lintas. Kedua metode ini telah menjadi standar yang umum digunakan dalam

(7)

2

studi kapasitas jalan di Indonesia karena mampu mempertimbangkan berbagai variable, seperti arus lalu lintas, kecepatan kendaraan, hambatan samping, dan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kinerja jalan.

Dengan menerapkan metode PKJI 2023 dan MKJI 1997, diharapkan dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai kapasitas dan parameter lalu lintas Jalan Meyjen Sungkono. Hasil dari analisis ini dapat digunakan sebagai landasan dalam pengambilan kebijakan serta rekomendasi perbaikan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas infrastruktur jalan, kenyamanan para pengguna, dan mendukung pengembangan sistem transportasi yang lebih efisien dan berkelanjutan.

1.2. Rumusan Masalah

- Bagaimana kapasitas ruas Jl. Mayjen Sungkono dalam mendukung kelancaran arus lalu lintas sesuai dengan karakteristik lalu lintas yang ada?

- Apa saja parameter lalu lintas yang memengaruhi kecepatan dan volume kendaraan pada ruas jalan tersebut?

- Bagaimana hambatan samping berkontribusi terhadap penurunan kinerja lalu lintas di Jl. Mayjen Sungkono?

1.4. Maksud dan Tujuan

Menganalisis karakteristik arus lalu lintas di Jl. Mayjen Sungkono dengan mencakup berbagai aspek-aspek utama, seperti mengidentifikasi hambatan samping yang berpengaruh terhadap kelancaran lalu lintas, menghitung rata-rata kecepatan kendaraan baik secara manual maupun dengan bantuan perangkat teknologi bernama speedgun, serta menentukan volume kendaraan yang melintasi arus lalu lintas tersebut. Analisis ini juga bertujuan untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai pola lalu lintas guna mendukung perencanaan dan pengelolaan transportasi yang lebih efektif dan efisien.

1.5. Batasan Masalah

Ruang lingkup permasalahan pada peninjauan ini dibatasi oleh:

(8)

3

1. Batasan masalah peninajuan ini dibatasi pada satu lokasi yakni Jalan Mayjen Sungkono, Kalimanah, Purbalingga.

2. Menganalisa kapasitas jalan menggunakan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia tahun 1997 dan Pedoman Kapasitas Indonesia Jalan Indonesia tahun 2023.

3. Peninjauan ini juga hanya menganalisa di satu ruas jalan (arus menuju Purbalingga kota).

(9)

4 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Greenberg

Berdasarkan pada Tamin (2008), Greenberg berpendapat bahwa hubungan matematis antara Kepadatan-Kecepatan (D-S) tidak bersifat linier, melainkan fungsi logaritmik. Model Greenberg ini dapat dijelaskan dalam persamaan berikut :

𝐷 = 𝐶. 𝑒𝑏𝑠

Dimana C dan b bukan merupakan konstanta.

Hubungan matematis antara Kecepatan-Kepadatan dinyatakan dalam persamaan :

𝐼𝑛 𝐷 = 𝐼𝑛𝐶 + 𝑏𝑆 𝑏𝑆 = 𝐼𝑛 𝐷 − 𝐼𝑛𝐶 𝑆 =𝐼𝑛 𝐷

𝑏 −𝐼𝑛 𝐶 𝑏

Hubungan matematis antara Arus-Kepadatan dapat dinyatakan dalam persamaan :

𝑉

𝐷 = 𝐼𝑛 𝐷

𝑏 − 𝐼𝑛 𝐶 𝑏 𝑉 = 𝐷𝐼𝑛𝐷

𝐵 .𝐼𝑛𝐶 𝑏

Hubungan matematis antara Arus-Kecepatan dapat dinyatakan dalam persamaan :

𝑉

𝑆 = 𝐶. 𝑒𝑏𝑠 𝑉 = 𝑆. 𝐶. 𝑒𝑏𝑠

Model Greenberg tidak berlaku untuk kepadatan rendah, saat D = ∞ (mendekati nol), S = ∞. Kondisi kepadatan maksimum (DM) dan kecepatan pada saat arus maksimum (SM) diperoleh melalui persamaan :

𝐷𝑀 = 𝐸𝐼𝑛 𝐶−1 𝑆𝑀 = −1

𝑏

(10)

5 2.2. Greenshield

Model Greenshield merupakan mode pertama yang digunakan untuk mengamati perilaku lalu lintas. Greenshield melakukan penelitian pada jalan- jalan di luar kota Ohio, dimana kondisi lalu lintasnya memenuhi syarat karena tidak ada gangguan dan bergerak secara bebas (steady state condition). Dari penelitiannya, Greenshield menyimpulkan bahwa hubungan antara kecepatan dan kepadatan lalu lintas dapat diasumsikan bersifat linier (Tamin, 2000), yang dinyatakan pada persamaan berikut :

𝑆 = 𝑆𝑓𝑓 −𝑆𝑓𝑓 𝐷𝑗 . 𝐷 Dimana :

S = Kecepatan (km/jam)

Sff = Kecepatan pada saat kondisi arus lalu lintas sangat rendah atau pada kondisi kepadatan mendekati nol atau kecepatan mendekati nol atau kecepatan arus bebas (km/jam)

Dj = Kepadatan pada kondisi arus lalu lintas macet total (kend/km)

Hubungan matematis antara Arus-Kepadatan dapat diturunkan menggunakan persamaan 𝑉 = 𝐷. 𝑆 , yang selanjutnya dapat diturunkan persamaan berikut :

𝑆 = 𝑉 𝐷 𝑉

𝐷 = 𝑆𝑓𝑓 −𝑆𝑓𝑓 𝐷𝑗 . 𝐷 𝑉 = 𝐷. 𝑆𝑓𝑓 − 𝑆𝑓𝑓

𝐷𝑗 . 𝐷2 Dimana :

V = Arus (smp/jam) D = Kepadatan (kend/jam) S = Kecepatan (km/jam)

Kondisi arus maksimum (VM) bisa didapatkan saat arus D = DM dan D = DM bisa didapat melalui persamaan berikut :

𝐷 = 𝑉 𝑆

(11)

6 𝑆 = 𝑆𝑓𝑓 − 𝑆𝑓𝑓

𝐷𝑗 ×𝑉 𝑆 𝑆𝑓𝑓

𝐷𝑗 ×𝑉

𝑆 = 𝑆𝑓𝑓 − 𝑆 𝑉 = 𝐷𝑗. 𝑆 − 𝐷𝑗

𝑆𝑓𝑓. 𝑆2

Kondisi arus maksimum/Kapasitas (VM) didapat dengan persamaan :

𝑉𝑚 = 𝐷𝑗 × 𝑆𝑓𝑓 4

Kepadatan maksimum (DM) didapat dengan persamaan:

𝐷𝑚 = 𝐷𝑗 2

Kondisi kecepatan pada saat arus maksimum (SM) didapat dengan persamaan:

𝑆𝑚 =𝑆𝑓𝑓 2

2.3. Underwood

Underwood berpendapat bahwa hubungan matematis antara Kecepatan dan Kepadatan (S-D) tidak bersifat linier, melainkan mengikuti pola eksponensial (Ofyar Tamin,2000), seperti yang ditunjukkan melalui persamaan berikut :

𝑆 = 𝑆𝑓𝑓. 𝑒𝐷𝑀−𝐷 Dimana :

Sff = Kecepatan arus bebas

DM = Kepadatan pada kondisi arus maksimum

Hubungan matematis antara Kecepatan-Kepadatan dinyatakan dengan persamaan :

𝐼𝑛 𝑆 = 𝐼𝑛 𝑆𝑓𝑓 − 𝐷 𝐷𝑀

Hubungan mantematis antara Arus-Kepadatan didapat dengan persamaan : 𝑉

𝐷 = 𝑆𝑓𝑓. 𝑒𝐷𝑀−𝐷 𝑉 = 𝐷. 𝑆𝑓𝑓. 𝑒𝐷𝑀−𝐷

(12)

7

Hubungan matematis antara Arus-Kecepatan didapat dengan persamaan : 𝑆 = 𝑆𝑓𝑓. 𝑒𝑆.𝐷𝑀−𝑉

𝐼𝑛 𝑆 = 𝐼𝑛 𝑆𝑓𝑓 − 𝐷 𝑆. 𝐷𝑀 𝑉

𝑆. 𝐷𝑀 = 𝐼𝑛 𝑆𝑓𝑓 − 𝐼𝑛 𝑆 𝑉 = 𝑆. 𝐷𝑀(𝐼𝑛 𝑆𝑓𝑓 − 𝐼𝑛 𝑆

Model Underwood tidak berlaku untuk kepadatan yang tinggi, karena kecepatan tidak pernah mencapai nol meskipun pada kepadatan yang tinggi.

Nilai kecepatan pada saat arus maksimum (SM) dapat diperoleh melalui persamaan berikut.

𝑆𝑀 = 𝑒𝐼𝑛 𝑆𝑓𝑓−1

2.4. MKJI

Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 merupakan salah satu pedoman yang dapat dijadikan panduan dalam melakukan analisis terhadap kapasitas serta parameter lalu lintas di Indonesia. Panduan ini disusun berdasarkan hasil penelitian berbasis data yang bertujuan untuk merepresentasikan karakteristik lalu lintas di wilayah Indonesia. MKJI 1997 memadukan elemen penting, termasuk volume lalu lintas, kecepatan kendaraan, hambatan samping, serta tingkat pelayanan jalan, untuk mendukung analisis yang komperhensif dan terstruktur.

Pedoman MKJI 1997 mencakup tabel penyesuaian yang mempertimbangkan karakteristik geometrik jalan, kondisi lalu lintas, dan lingkungan sekitar. Pedoman ini juga memberikan panduan untuk menetapkan batas segmen jalan berdasarkan perubahan signifikas pada desain geometrik atau aktivitas samping jalan. Penerapan MKJI 1997 membantu mengidentifikasi pola lalu lintas, hambatan samping, dan tingkat pelayanan jalan, serta menyediakan kerangka analisis bermanfaat. Namun, diperlukan penyesuaian dengan metode yang lebih modern agar hasilnya lebih relevan dengan kondisi lalu lintas saat ini.

2.5. PKJI

(13)

8

Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) 2023 adalah acuan utama untuk menganalisis kapasitas jalan dan parameter lalu lintas di Indonesia.

Pedoman ini membahas faktor penting seperti Volume Harian Rata-rata Tahunan (LHRT), faktor K, dan Faktor Jam Sibuk (FJS) dalam mengevalusi kecepatan, kepadatan, serta volume lalu lintas. Data lalu lintas dibedakan menjadi arus eksisting untuk mengevaluasi kondisi saat ini dan arus rencana untuk perancangan infrastruktur jalan.

PKJI 2023 juga menekankan akurasi data melalui survei sistematis dan penggunaan teknologi seperti speedgun untuk pengukuran kecepatan.

Hubungan antara arus jam puncak atau perencanaan (qJP) dengan LHRT dijabarkan dalam persamaan matematis. Dengan pendekatan komperhensif, PKJI 2023 menjadi pedoman penting dalam mengoptimalkan pengelolaan transportasi dan pengembangan infrastruktur berkelanjutan.

2.5. Arus Lalu Lintas

Arus lalu lintas adalah jumlah kendaraan bermotor yang melewati suatu titik pada jalan per satuan waktu, dinyatakan dalam kend/jam (Qkend), smp/jam (Qsmp) atau LHRT (Lalu-lintas Harian Rata-Rata Tahunan).

Arus lalu lintas sangat dipengaruhi oleh tiap kendaraan yang melalui suatu ruas jalan, tetapi unsur utama yang sangat mempengaruhi arus lalu lintas adalah antara lain dari segi ukuran, kekuatan, dan kemampuan kendaraan melakukan pergerakan di jalan. Ketiga unsur itulah yang sangat berpengaruh pada perencanaan, pengawasan, dan pengaturan sistem transportasi arus lalu lintas.

2.6. Kecepatan

Kecepatan (km/jam) kendaraan yang tidak dipengaruhi oleh kendaraan lain (yaitu kecepatan dimana pengendara merasakan perjalanan yang nyaman, dalam kondisi geometrik, lingkungan dan pengaturan lalu-lintas yang ada, pada segmen jalan dimana tidak ada kendaraan yang lain). Kecepatan tempuh dalam manual ini mudah dimengerti dan diukur, dan merupakan masukan yang penting untuk biaya pemakai jalan dalam analisa ekonomi. Formula yang digunakan untuk menghitung kecepatan rata-rata (Mean Speed) adalah:

(14)

9 V = L / TT Dimana:

V = Kecepatan tempuh rata-rata (km/jam dan m/dt) L = Panjang jalan (km; m)

TT = Waktu tempuh rata-rata kendaraan LV sepanjang segmen (jam)

2.7. Geometrik

Geometrik jalan merupakan suatu bangunan atau gambaran jalan yang memperjelas kepada para pengamat terkait ukuran atau bentuk jalan, baik melalui penampang melintang, memanjang atau pun potongan lain yang terikat denganbentuk atau fisik jalan. Sebagai gambaran dari penampang melintang jalan dapat dilihat di bawah ini :

2.8. Kapasitas

Kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimum saat melalui sautu titik di jalan yang dapat diperhitungkan dalam satuan jam pada kondisi tertentu, (Morlok dan Edward, 1985). Untuk tipe jalan dua jalur dua arah (2/2TT), kapasitas ditentukan dalam arus dua arah atau kombinasi dua arah, sedangkan untuk jalan dengan banyak jalur (4/2T, 6/2T, dan 8/2T), kapasitasnya ditentukan per jalur dan arusnya dipisahkan per arah. Kapasitas dinyatakan dalam Satuan Mobil Penumpang (SMP) dengan persamaan sebagai berikut:

C = Co + FCw + FCsf + FCcs

(15)

10 Dimana:

C = Kapasitas (smp/jam) Co = Kapasitas dasar (smp/jam) FCw = Faktor penyesuaian lebar jalan

FCsp = Faktor penyesuaian pemisah arah (untuk jalan tak terbagi) FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan FCcs = Faktor penyesuaian ukuran kota

2.9. Derajat Kejenuhan

Derajat kejenuhan selalu terdiri dari perbandingan antara nilai volume atau arus lalu lintas terhadap kapasitas itu sendiri. Hal ini menjadi jawaban atas ada atau tidaknya masalah dalam suatu ruas jalan tersebut. Pada dasarnya, jika ruas jalan semakin dekat dengan kapasitasnya, kemudahan bergeraknya semakin terbatas. Derajat kejenuhan atau degree of Saturation atau DS, dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

DS = Q / C Dimana:

DS = Derajat Kejenuhan

Q = Volume (arus) lalu lintas maksimum (smp/jam) C = Kapasitas (smp/jam)

2.10. Arus Jenuh Dasar

Arus jenuh dasar, menurut MKJI 1997, adalah besarnya keberangkatan antrian di lengan pendekat simpang dalam kondisi ideal. Nilai arus jenuh dasar pada pendekat dengan tipe arus terlindung dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

S0weW+ε S00 +βW+ε Dimana :

S0 = Arus jenuh dasar (SMP/jam)

W = Lebar efektif lengan pendekat simpang (m) β = Parameter regresi

ε = Error komponen

(16)

11 BAB 3

SURVEI PENDAHULUAN

3.1. Lokasi Survei

Adapun lokasi survei penentu peak hour kami yaitu pada Jl. Raya Mayjen Sungkono, Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga.

3.2. Waktu Survei

Survei pendahuluan telah kami lakukan dengan waktu 2 jam dalm 2 kali peninjauan dengan tujuan mendapatkan peak hour dan hasil yang maksimal. Survei pendahuluan ini berdurasi 15 menit setiap sesinya dengan rincian sebagai berikut:

Selasa, 11 Maret 2025: Pagi (Peninjauan pertama)

• Sesi 1 dilakukan pada pukul 06.00 sampai dengan 06.15

• Sesi 2 dilakukan pada pukul 06.15 sampai dengan 06.30

• Sesi 3 dilakukan pada pukul 06.30 sampai dengan 06.45

• Sesi 4 dilakukan pada pukul 06.45 sampai dengan 07.00

• Sesi 5 dilakukan pada pukul 07.00 sampai dengan 07.15

• Sesi 6 dilakukan pada pukul 07.15 sampai dengan 07.30

(17)

12

• Sesi 7 dilakukan pada pukul 07.30 sampai dengan 07.45

• Sesi 8 dilakukan pada pukul 07.45 sampai dengan 08.00

Selasa, 11 Maret 2025: Sore (Peninjauan ke-dua)

• Sesi 1 dilakukan pada pukul 16.00 sampai dengan 16.15

• Sesi 2 dilakukan pada pukul 16.15 sampai dengan 16.30

• Sesi 3 dilakukan pada pukul 16.30 sampai dengan 16.45

• Sesi 4 dilakukan pada pukul 16.45 sampai dengan 17.00

• Sesi 5 dilakukan pada pukul 17.00 sampai dengan 17.15

• Sesi 6 dilakukan pada pukul 17.15 sampai dengan 17.30

• Sesi 7 dilakukan pada pukul 17.30 sampai dengan 17.45

• Sesi 8 dilakukan pada pukul 17.45 sampai dengan 18.00 3.3. Alat Survei

Alat yang kami gunakan dalam peninjauan survei rekayasa lalu lintas antara lain:

1. Ponsel

Digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain, dikarenakan jarak kami yang tersebar 100 meter dengan tujuan saling memastikan data pengamatan masing-masing dan mengingatkan tiap sesi selanjutnya.

2. Multi Counter

Multi counter berfungsi untuk membantu perhitungan dengan lebih singkat, antara lain untuk menghitung banyaknya hambatan samping yang ada pada jalan, volume kendaraan yang lewat, dll.

3. Rompi

Rompi digunakan untuk menandakan kami sedang melakukan peninjauan dan survei di tepi jalan Mayjen Sungkono, Purbalingga.

4. Catatan data survei

Berfungsi untuk mencatat hasil dari peninjauan teerhadap kondisi di jalan.

5. Speed gun

Speed gun dapat digunakan dalam peninjauan untuk mengukur kecepatan rata-rata kendaraan transportasi dan kinerja lalu lintas.

(18)

13 3.4. Pengumpulan Data

Pengumpulan data survei pendahuluan yang kami lakukan adalah dengan meninjau lalu lintas selama 15 menit x 8 fase di pagi dan sore hari yang berlokasi di Jalan Mayjen Sungkono, Kabupaten Purbalingga. Pada peninjauan ini kami melalui alat-alat suvei yang disebutkan di atas, termasuk aplikasi Multi Counter sebagai alat perhitungan jumlah kendaraan yang melewati masing-masing ruas jalan tersebut pada pagi (06.00-08.00) dan sore hari (16.15-18.00) melalui ponsel. Selain untuk menghitung jumlah kendaraan, kami juga menggunakan aplikasi multi counter untuk menghitung hambatan samping yang ada pada Jalan Mayjen Sungkono, Kabupaten Purbalingga.

3.5. Hasil Survei Pendahuluan

• Survei Pagi 1. Kecepatan

(19)

14

(20)

15 2. Volume kendaraan

(21)

16 3. Hambatan samping

• Survei Sore 1. Kecepatan

(22)

17

(23)

18 2. Volume kendaraan

(24)

19 3. Hambatan samping

3.6. Kesimpulan Survei Pendahuluan

Survei pendahuluan ini kami lakukan dengan tujuan untuk menentukan peak hour guna melaksanakan kembali adanya survei utama nanti. Peak hour sendiri memiliki arti jam sibuk, misalnya di pagi hari sekitar pukul 06.00 – 09.00 di mana menjadi waktu berangkatnya orang-orang kerja dan anak-anak ke sekolah, jalanan yang ramai dan padat akan kendaraan itu menyebabkab meningaktnya volume mencapai angka maksimum dan berbagai hambatan samping yang akan timbul, bahkan bisa jadi adanya kemacetan. Hal-hal itulah yang akan menjadi peak hour dalam suatu arus lalu lintas sehingga akan kami

(25)

20

tinjau lagi di survei utama nantinya. Berikut adalah rekap data volume dengan hasil peak hour kami:

Setelah di jumlah per-fasenya, angka 2999 telah menjadi nilai maksimum volume tinjauan kami, jadi peak hour terdapat pada fase 2-5 yaitu di pukul 6.55-7.55, untuk dilakukan survei utama kembali.

(26)

21 BAB 4 SURVEI UTAMA

4.1. Lokasi Survei

Adapun lokasi survei utama kami yaitu pada Jl. Raya Mayjen Sungkono, Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga. Berkisar 1 KM

dari lokasi survei pendahuluan.

4.2. Waktu Survei

Setelah mendapatkan hasil dari survei pendahuluan dan ditemukan peak hour-nya, peninjauan untuk survei utama dilakukan hanya dengan 4 sesi di pagi hari dengan rincian sebagai berikut:

Selasa, 18 Maret 2025: Pagi

• Sesi 1 dilakukan pada pukul 06.55 sampai dengan 07.10

• Sesi 2 dilakukan pada pukul 07.10 sampai dengan 07.25

• Sesi 3 dilakukan pada pukul 07.25 sampai dengan 07.40

• Sesi 4 dilakukan pada pukul 07.40 sampai dengan 07.55

4.3. Alat Survei

(27)

22

Alat yang kami gunakan dalam peninjauan survei rekayasa lalu lintas antara lain:

1. Ponsel

Digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain, dikarenakan jarak kami yang tersebar 100 meter dengan tujuan saling memastikan data pengamatan masing-masing dan mengingatkan tiap sesi selanjutnya.

2. Multi Counter

Multi counter berfungsi untuk membantu perhitungan dengan lebih singkat, antara lain untuk menghitung banyaknya hambatan samping yang ada pada jalan, volume kendaraan yang lewat, dll.

3. Rompi

Rompi digunakan untuk menandakan kami sedang melakukan peninjauan dan survei di tepi jalan Mayjen Sungkono, Purbalingga.

4. Catatan data survei

Berfungsi untuk mencatat hasil dari peninjauan teerhadap kondisi di jalan.

6. Speed gun

Speed gun dapat digunakan dalam peninjaauan untuk mengukur kecepatan rata-rata kendaraan transportasi dan kinerja lalu lintas.

4.4. Pengumpulan Data

Untuk survei utama dengan 4 fase, pengumpulan data yang kami lakukan masih sama seperti saat kami melakukan survei pendahuluan, antara lain menggunakan; aplikasi multi counter melalui ponsel sebagai perhitungan, speed gun sebagai pengukur kecepatan kendaraan, dan alat survei lainnya yang sudah disebutkan di atas.

4.5. Hasil Survei Utama - GREENSHIELD

(28)

23

(29)

24 - UNDERWOOD

(30)

25

(31)

26 - GREENBERG

(32)

27 - PKJI

(33)

28

(34)

29 - MKJI

-

(35)

30

(36)

31 4.6. Kesimpulan Survei Utama

Berdasarkan hasil analisis menggunakan PKJI 2014, dapat diketahui Kinerja Jalan Mayjen Sungkono Purbalingga pada kondisi sebagai berikut:

- Tipe kejadian hambtan samping Jl. Mayjen Sungkono jatuh dengan hasil 472,3 yang di mana di kategorikan sedang dengan keterangan;

daerah industri, ada beberapa toko di sepanjang sisi jalan - Dengan hasil tingkat pelayanan ruas jalan yaitu C

- Jumlah kapasitas dasar 2200; Derajat kejenuhan 0,631; Kecepatan pada kapasitas 48 (rata-rata mobil penumpang) pada jalan Mayjen Sungkono

Berikut kesimpulan survei dengan hasil analisis menggunakan MKJI 1997:

- Frekuensi kejadian hambtan samping Jl. Mayjen Sungkono jatuh dengan hasil 337,5 yang di mana di kategorikan sedang dengan keterangan; daerah industri, ada beberapa toko di sepanjang sisi jalan - Kapasitas 1650; Kecepatan arus bebas kendaraan ringan 54,45

(37)

32 BAB 5 PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari berbagai hasil peninjauan yang telah dilakukan, banyak kesimpulan yang bisa dipaparkan, berasal dari rumusan masalah yang kami kemukan dapat disimpulkan bahwa:

• Kapasitas ruas Jl. Mayjen Sungkono dihitung berdasarkan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) dan Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) dengan mempertimbangkan volume lalu lintas maksimum yang dapat ditampung. Hasil analisis menunjukkan bahwa ruas jalan ini memiliki kapasitas sebesar 2699 kendaraan per jam (peak hour). Dengan tingkat Volume-Capacity Ratio (VCR), ruas jalan ini tergolong dalam kategori sedang, yang berarti dapat mendukung kelancaran lalu lintas sesuai dengan karakteristik arus yang ada.

• Beberapa parameter utama yang memengaruhi kecepatan dan volume kendaraan di Jl. Mayjen Sungkono meliputi: Geometri jalan, Karakteristik lalu lintas, Kondisi lingkungan. Analisis regresi yang dilakukan menunjukkan bahwa hambatan samping sekaligus volume kendaraan memiliki pengaruh paling signifikan terhadap penurunan kecepatan kendaraan.

• Hambatan samping di Jl. Mayjen Sungkono, penyebrang jalan, aktivis pejalan kaki, kendaraan lambat, dan keberadaan angkutan umum yang berhenti di sembarang tempat, menyebabkan gangguan terhadap kelancaran arus lalu lintas. Berdasarkan observasi, hambatan samping menyebabkan penurunan kecepatan kendaraan rata-rata dan meningkatkan waktu tempuh rata-rata yang berdampak pada peningkatan kepadatan lalu lintas.

(38)

33 5.2. Saran

Setelah dilakukannya peninjauan survei dari pendahuluan hingga utama, masih dibutuhkannya peningkatan hal-hal yang terikat dengan keselamatan, efisiensi, dan kenyamanan lalu lintas di Jalan Mayjen Sungkono Kabupaten Purbalingga, antara lain:

• Dibutuhkannya trotoar yang baik dan aman pada tepi jalan dilihat dari kondisi jalan yang ramai pengendara dan juga terdapat sekolah serta perbelanjaan di ruas jalan tersebut

• Perlunya petugas polisi guna meminimalisir pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh para pengendara, khususnya pesepeda motor.

(39)

34

DAFTAR PUSTAKA

Abid., & Ayunaning, K. (2023). Analisis kinerja ruas jalan menggunakan metode Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) 2023 pada Jalan Raya Manyar.

Universitas Muhammadiyah Gresik.

DARMIYANTI, Lydia. Kinerja Kapasitas Lalu Lintas Jalan Mustika Jaya Bekasi Dipengaruhi Oleh Hambatan Samping Jalan. Konferensi Nasional ke 16, 2022.

LALENOH, Rusdianto Horman; SENDOW, Theo K.; JANSEN, Freddy.

Analisa Kapasitas Ruas Jalan Sam Ratulangi Dengan Metode MKJI 1997 Dan PKJI 2014. Jurnal Sipil Statik, 2015, 3.11: 132679.

Muntazar, M., Isya, M., & Sugiarto. (2025). Model arus jenuh dasar pada simpang bersinyal (Studi kasus pada simpang dengan lengan efektif satu dan dua lajur di Banda Aceh). Jurnal Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala,157-166.

Ranto, W., Rumayar, A. L. E., & Timboeleng, J. A. (2020). Analisis kinerja ruas jalan menggunakan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997.

Jurnal Sipil Statik, 8(1), 77-82.

Referensi

Dokumen terkait

Tri Rahayu : Kajian Kemacetan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Medan-Binjai, 2006 USU Repository © 2008... Tri Rahayu : Kajian Kemacetan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Medan-Binjai, 2006

Faktor utama terjadi kecelakaan lalu lintas di ruas Jalan Gatot Subroto adalah manusia, umur korban kecelakaan lalu lintas yang terbanyak berumur 26- 35 tahun, lokasi yang

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN GATOT SUBROTO KABUPATEN CILACAP , Akbar Subagyo, NPM 04 02 11983, tahun 2011, Bidang Keahlian Transportasi, Program Studi Teknik

Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko akibat dampak dari pengalihan lalu lintas tersebut, perlu adanya manajemen dan rekayasa lalu lintas di ruas jalan nontol, salah satunya dengan

Kapasitas jalan adalah kemampuan ruas jalan untuk menampung arus atau volume lalu-lintas yang ideal dalam satuan waktu tertentu, dinyatakan dalam jumlah kendaraan

TUGAS AKHIR SKRIPSI EVALUASI KEMACETAN PASCA PENERAPAN REKAYASA LALU LINTAS TERHADAP KINERJA RUAS JALAN HERITAGE DAN SEKITARNYA LOKASI : JALAN MAJAPAHIT, JALAN JENDERAL BASUKI

Rekapitulasi perhitungan derajat kejenuhan pada ruas Jalan Jenderal Sudirman Hasil perhitungan tabel 7 pembagian volume terbesar dari data survei dengan kapasitas terbesar model masing

Pengaruh volume lalu lintas terhadap kinerja ruas jalan pada Jalan Lambung