• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Keandalan pada Operator Grinding Menggunakan Metode Cognitive Reliability and Error Analysis di PT Ravana Jaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Keandalan pada Operator Grinding Menggunakan Metode Cognitive Reliability and Error Analysis di PT Ravana Jaya "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Keandalan pada Operator Grinding Menggunakan Metode Cognitive Reliability and Error Analysis di PT Ravana Jaya

Siti Nur Hasanah1*, Moch. Nuruddin 2*

*1,2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Gresik

Jl. Sumatera 101 GKB, Randuagung Gresik 61121, Indonesia

*Koresponden email : [email protected], [email protected]

Diterima : 13 Juni 2022 Disetujui : 23 Juni 2022

Abstract

PT Ravana Jaya is a company implementing construction services and steel plate fabrication. As for the activities of the steel plate fabrication process, labor makes direct contact with work activities that have a high risk of work accidents and are dangerous. Based on work accident report data from 2019 to 2021, the majority of work accidents occur in grinding activities caused by work conditions, operator experience and human error. The purpose is to identify and analyze the factors of accidents that occur caused by human error using the CREAM method. The CREAM method is a method of analyzing human constraints that measures cognitive reliability and possible errors. The results showed that the cognitive function with the highest error value was found in the interpretation perspective of diagnosing inaccurate or incomplete data with a CFP value of 0.024 contained in Task 4.2 in the error mode ensuring the quality of the grinding stone in good condition and not cracked, Task 4.3 in the mode of ensuring that the rpm of the grinding stone is greater than the rpm of the grinding machine and Task 5.1 in the mode of checking the work area neatly before activities.

Keywords : human error, work accident, grinding process, zero accident, occupational health and safety

Abstrak

PT Ravana Jaya merupakan perusahaan jasa konstruksi dan pembuatan plat baja. Adapun aktivitas proses fabrikasi plat baja, tenaga kerja melakukan kontak langsung dengan kegiatan kerja yang beresiko tinggi dan bahaya. Berdasar data laporan kecelakaan kerja mulai dari tahun 2019 sampai tahun 2021, mayoritas kecelakaan kerja terjadi pada kegiatan grinding yang disebabkan karena kondisi pekerjaan pengalaman operator serta kesalahan manusia. Tujuan dari penelitian yakni mengidentifikasi dan menganalisis faktor kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh kesalahan manusia menggunakan metode CREAM. Metode CREAM adalah metode analisis keandalan manusia yang mengukur keandalan kognitif dan kemungkinan kesalahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi kognitif dengan nilai error tertinggi terdapat pada aspek interpretasi mendiagnosis data yang tidak akurat dengan nilai CFP sebesar 0,024 yang terdapat pada pada Task 4.2 pada mode error memastikan kualitas batu gerinda dalam kondisi baik dan tidak retak, Task 4.3 pada mode memastikan rpm batu gerinda lebih besar dari RPM mesin gerinda dan Task 5.1 pada mode mengecek area kerja rapi sebelum beraktivitas.

Kata Kunci : kesalahan manusia, kecelakaan kerja, proses grinding, zero accident, kesehatan dan keselamatan kerja

1. Pendahuluan

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, sistem kerja menjadi lebih rumit [1].

Komponen- komponen yang ada dalam sistem kerja antara lain sumber daya manusia (SDM), tenaga kerja, peralatan, lingkungan, dan sebagainya. SDM adalah salah satu faktor kunci untuk dipertimbangkan karena memainkan peran penting dalam sistem bisnis [2]. Dengan kata lain, SDM bertindak sebagai pelaksana tugas hingga pengawasan dan untuk beberapa kondisi tertentu, manusia dihadapkan pada situasi yang mengharuskan mereka memiliki kemampuan reaksi cepat dan akurat untuk meminimalkan kesalahan yang terjadi. Setiap manusia memiliki keterbatasan akan kemampuan untuk melakukan tugas yang dapat menyebabkan kesalahan dan mempengaruhi kinerja dari suatu sistem kerja.

Salah satu faktor keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada kualitas SDM-nya, maka sangat penting bagi perusahaan untuk memberikan perhatian ke seluruh karyawan [3]. Angka kecelakaan kerja dapat meningkat karena kurangnya penyiapan SDM yang dapat menjadi faktor terciptanya kegagalan aktivitas. Sistem kerja suatu perusahaan dianggap berhasil jika dapat berhasil menyelesaikan misi atau tujuannya tanpa menimbulkan kerugian dan korban jiwa atau kecelakaan kerja [4]. Kecelakaan kerja dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana kecelakaan tersebut tidak dapat diprediksi dan menyebabkan

(2)

gangguan pada sistem atau pekerjaan. Penyebab kecelakaan kerja secara sederhana adalah kecelakaan kerja karena perilaku berbahaya dan kondisi [5]. Menurut kementerian BUMN, 2/3 dari terjadinya kasus kecelakaan kerja disebabkan oleh kesalahan manusia [6].

Kecelakaan kerja karena kesalahan manusia dalam proses manufaktur atau jasa disebut human error [7]. Kesalahan manusia didefinisikan sebagai kegagalan kerja manusia yang disebabkan oleh penyimpangan dari kinerja yang diharapkan untuk mengurangi efektivitas dan kinerja sistem [8], [9].

Human error menyumbang persentase tertinggi dari kecelakaan kerja dalam sistem yang kompleks dan dinamis [10]. Temuan Nation Safety Council (NSC) 2011 [11] menyatakan penyebab kecelakaan kerja karena faktor unsafe behavior sebesar 88%, faktor unsafe action sebesar 10% karena dan 2% tidak diketahui penyebabnya. Selain itu DuoPont Company [12] mengatakan bahwa kecelakaan yang disebabkan karena unsafe behavior mencapai 96% dari keseluruhan kecelakaan yang terjadi.

PT Ravana Jaya didirikan pada bulan April 2008, sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang pelaksana jasa konstruksi dan pembuatan lembaran baja. Namun, pada saat pelaksanaannya, PT Ravana Jaya sering menerima tawaran untuk produksi lembaran baja. Sedangkan untuk proses tersebut, tenaga kerja terlibat langsung dalam beberapa kegiatan yang memiliki risiko kecelakaan kerja tinggi dan berbahaya.

Meskipun sudah didukung oleh divisi K3 pihak eksternal, pencatatan administrasi kecelakaan kerja dalam proses manufaktur masih sedikit, dan perusahaan belum memiliki program konkret untuk memprediksi tingkat kecelakaan kerja. Adapun program yang dilakukan oleh PT Ravana Jaya yakni mengadakan briefing rutin bagi pekerja setiap pagi. Berdasarkan data laporan kecelakaan kerja selama dua periode terakhir dari tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 seperti terlihat pada Tabel 1, kegiatan yang ada di perusahaan tersebut masih memiliki insiden kasus kecelakaan kerja yang tinggi.

Tabel 1. Data kecelakaan kerja di PT Ravana Jaya periode 2019-2021 Kegiatan Jumlah Kasus Kecelakaan Persentase

Marking 5 7,58%

Cutting 7 10,61%

Grinding 15 22,73%

Drilling 8 12,12%

Assembling 4 6,06%

Welding 12 18,18%

Sandblasting 10 15,15%

Painting 5 7,58%

Total 66

Sumber : Data histori PT Ravana Jaya (2021)

Tabel 1 menunjukkan jumlah kecelakaan kerja di beberapa departemen PT Ravana Jaya, yang mana dapat disimpulkan bahwa sebagian besar kecelakaan kerja terjadi pada proses grinding, dan penyebab kecelakaan karena kondisi pekerjaan, kualitas kerjasama, pengalaman operator serta tidak lepas dari kesalahan manusia. Adapun studi pendahuluan dilakukan dengan mengamati 3 operator di area kerja grinding untuk mengetahui kinerja perilaku pekerja aman di PT. Ravana Jaya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa 65% tenaga kerja masih menunjukkan perilaku berbahaya di tempat kerja. Penyebab tidak aman secara rinci dijelaskan karena kelalaian pekerja dalam menggunakan APD yang benar dan sikap tidak ergonomis di tempat kerja. Jika perilaku tidak aman terus ditoleransi, maka akan muncul risiko kecelakaan yang lebih serius di tempat kerja, terutama karena faktor human error.

Salah satu tujuan PT Ravana Jaya menjadi perusahaan general contractor yakni mencapai sasaran zero accident. Adapun terdapat beberapa usaha yang sudah dilakukan oleh perusahaan untuk mengeliminasi terjadinya kecelakaan kerja dengan menggunakan pihak eksternal pada divisi K3, sosialisasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3), tetapi pada beberapa kondisi sering ditemukan pekerja yang mengabaikan pentingnya K3 saat bekerja. Oleh karenanya untuk mengurangi taraf kecelakaan kerja yang terjadi dalam

(3)

proses grinding, perlu dilakukan perbaikan pada operator mesin. Adapun salah satu perbaikan yang dapat dilakukan di PT Ravana Jaya adalah dengan melakukan identifikasi human error.

Identifikasi human error dalam proses grinding dilakukan menggunakan metode Cognitive Reliability And Error Analysis Method (CREAM). Metode ini termasuk metode analisis Human Reliability yang melakukan pengukuran keandalan kognitif dan analisis probabilitas kesalahan yang terjadi dalam kegiatan kerja [13]. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan manusia dan mengusulkan langkah-langkah perbaikan untuk mengurangi kecelakaan kerja yang terjadi pada aktivitas proses grinding. Manfaat dari studi ini dilakukan sebagai panduan untuk membantu bisnis lebih lanjut dalam rangka mengurangi insiden kecelakaan kerja dan mencapai penghargaan zero accident dengan baik.

2. Metode Penelitian

Data yang dikumpulkan dalam survei ini tersedia dalam bentuk data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan structured observation untuk mengetahui kondisi riil, wawancara dengan tenaga kerja atau operator yang terlibat dan penyebaran kuesioner kepada pihak yang terkait dengan pengoperasian mesin grinding. Adapun Data sekunder yang diperlukan peneliti diperoleh dengan mengacu pada data kecelakaan kerja dari tahun 2019 sampai dengan 2021 di PT Ravana Jaya dan catatan perusahaan serta literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode CREAM.

Metode CREAM dikembangkan oleh Erik Hollnagel pada tahun 1998 [14], [15] dimana output yang diterapkan metode ini menciptakan struktur hierarkis dengan menetapkan batas antara faktor kesalahan objektif dan subjektif. Menurut [16] metode CREAM dapat digunakan untuk memprediksi kemungkinan kesalahan manusia dan menganalisis serta menghitung kesalahan untuk tujuan kualitatif dan kuantitatif.

Tujuan penerapan metode CREAM adalah untuk menekankan interaksi antara kognisi manusia dan situasi kompleks di mana perilaku itu terjadi [7]. Metodologi CREAM menggunakan pendekatan dua langkah untuk mengukur kemungkinan terjadinya kesalahan, yakni tahap basic method dan tahap extend method [16] .

Tahap Basic Method

Langkah tahap ini melakukan analisis tugas dari pekerjaan yang sedang diselidiki dan kemudian melakukan penilaian CPC (commond performance condition) [13], [16]. Pengisian nilai CPC oleh operator grinding yang telah ahli di bidangnya selama sekitar lima tahun bekerja untuk menganalisis kondisi kerja yang dilakukan. Dari nilai CPC dapat digunakan untuk menentukan contextual control mode, yang mana hasil evaluasi ditampilkan dalam bentuk diagram. Langkah selanjutnya yakni membarui nilai rata-rata menurut masing-masing task yang dievaluasi sebagai angka persentase atau istilahnya weighting factor, sebagai akibatnya diperoleh output akhir yang berdampak dalam setiap elemen diagram CPC terhadap operator.

Tahap Extend Method

Pada tahap ini dilakukan untuk memperoleh nilai probabilitas kegagalan kognitif untuk setiap tugas [13], [16]. Pada fase ini, langkah-langkah tugas dilakukan, kemudian menentukan cognitive demand profile untuk mengetahui setiap fungsi dalam task. Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi cognitive function failure dan akhirnya ditemukan output berupa cognitive failure probability.

3. Hasil dan Pembahasan

Adapun pada pelaksanaan penelitian ini melakukan berbagai kegiatan yaitu identifikasi dan analisis kecelakaan kerja akibat faktor human error, identifikasi faktor pengaruh human error dan pemberian usulan perbaikan untuk eliminasi kecelakaan kerja akibat faktor human error. Berikut langkah-langkah analisis keandalan operator grinding di PT Ravana Jaya menggunakan terapan metode CREAM.

Tahap Basic Method

Langkah awal dalam tahap ini yaitu membuat task analysis pada pekerjaan grinding di PT Ravana Jaya berdasarkan work instruction pekerjaan operator grinding yang dapat terlihat pada Tabel 1. Berikut data hasil observasi peneliti dan wawancara kepada operator grinding di PT Ravana Jaya.

(4)

Tabel 2. Task analysis pada pekerjaan grinding No. Kegiatan Kerja No.

Task Elemen Kerja

1. Menggunakan Alat Pelindung Diri

1.1 Menggunakan baju kerja

1.2 Menggunakan sarung tangan pengaman 1.3 Menggunakan sepatu keselamatan 1.4 Menggunakan kacamata pengaman 2. Persiapan Dokumen

2.1 Menggunakan Routing Sheet terbaru 2.2 Menggunakan Rrawing terbaru

3. Pengecekan Mesin

3.1 Memastikan mesin berfungsi dengan baik sebelum mengoperasikan mesin

3.2 Memeriksa sakelar darurat

4.

Pemilihan dan pemasangan batu

asah

4.1 Memilih batu asah sesuai dengan jenis bahan dan pekerjaan

4.2 Memastikan kualitas batu asah baik

4.3 Memastikan RPM batu asah lebih cepat dari RPM mesin asah

5. Aktivitas Grinding

5.1 Memeriksa area kerja rapi dengan cermat 5.2 Nyalakan mesin gerinda

5.3 Menjaga gerinda di posisi yang benar

6. Penyelesaian

6.1 Pembersihan mesin

6.2 Mengembalikan gerinda ke tempatnya 6.3 Melaksanakan kegiatan 5S

Sumber : Hasil observasi dan wawancara dengan operator grinding di PT Ravana Jaya (2021)

Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2, terlihat data analisis tugas dari pekerjaan grinding di PT Ravana Jaya. Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi CPC. Evaluasi ini diisi oleh operator grinding ahli di bidangnya selama 5 tahun. Ada 9 poin evaluasi yang dinilai berkaitan kondisi umum di PT Ravana Jaya untuk melihat apakah kondisi bisnis yang ada di perusahaan tersebut memberikan efek improved (Ditingkatkan), reduced (Dikurangi) dan not significant (Tidak signifikan). Evaluasi dilakukan dengan menentukan level setiap konteks kondisi di perusahaan, mendapatkan kinerja setiap konteks kondisi dan memplotkan hasil akhir evaluasi pada diagram untuk memperoleh interval failure. Rekapitulasi penilaian CCP pada operator grinding terlihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Ringkasan penilaian CPC pada operator grinding

No. Konteks Kondisi Level Performansi

1. Kondisi organisasi Sangat efisien Ditingkatkan

2. Kondisi pekerjaan Tidak sesuai Dikurangi

3. Kecukupan dukungan operasional Tercukupi Tidak signifikan

4. Ketersediaan prosedur Sesuai Ditingkatkan

5. Beban kerja Sesuai dengan kapasitas Tidak signifikan

(5)

No. Konteks Kondisi Level Performansi 6. Waktu yang tersedia saat bekerja Terkadang tidak mencukupi Ditingkatkan 7. Waktu bekerja dalam sehari Tidak sesuai Dikurangi

8. Tingkat keahlian pekerja Mencukupi Ditingkatkan

9. Kualitas bekerja secara tim efisien Tidak signifikan

Improved (Ditingkatkan) = 4

Reduced (Dikurangi) = 2

Sumber : Hasil observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner dengan operator grinding di PT Ravana Jaya (2021)

Adapun pada Tabel 3 dapat terlihat rekapitulasi data penilaian CPC pada operator grinding di PT Ravana Jaya. Pada tabel tersebut terdapat tingkat level dan performansi dari setiap konteks kondisi yang ada di perusahaan. Langkah selanjutnya adalah menampilkan data evaluasi akhir dalam diagram hubungan antara CP dan control mode pada pekerjaan operator grinding seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Diagram hubungan antara CPC dan control mode pada pekerjaan grinding Sumber : Data perusahaan yang diolah (2021)

Pada Gambar 1, terlihat hasil penilaian dari CPC terhadap pekerjaan operator grinding di PT Ravana Jaya, yang mana hasil penilaian sebelumnya ditampilkan dalam bentuk diagram yang terhubung dengan contextual control mode. Pada diagram hubungan CPC pada Gambar 1 menunjukkan bahwa pekerjaan grinding mengarah pada kondisi tactical control. Artinya kinerja pekerja mengikuti proses yang direncanakan, tetapi penyimpangan atau kesalahan benar-benar terjadi.

Tahap Extended Method

Langkah pertama dalam tahap ini adalah membuat hierarchical task analysis pada pekerjaan grinding di PT Ravana Jaya, hal ini ditunjukkan pada Tabel 1. Langkah kedua adalah menentukan Cognitive Demand Profile (CDP). Proses penentuan cognitive bertujuan untuk menemukan setiap fungsi dasar kognitif yang terlibat dalam aktivitas yang dilakukan saat tugas sedang dikerjakan. Tabel 4 menunjukkan kegiatan cognitive demand profile pada pekerjaan grinding di PT Ravana Jaya.

Tabel 4. Kegiatan Cognitive Demand Profile (CDP) pada operator grinding

No. Kegiatan Kerja No.

Task

Aktivitas Kognitif

1. Menggunakan Alat

Pelindung Diri

1.1 Execute 1.2 Execute 1.3 Execute 1.4 Execute

2. Persiapan Dokumen 2.1 Verify

(6)

No. Kegiatan Kerja No.

Task

Aktivitas Kognitif 2.2 Verify 3. Pengecekan Mesin

3.1 Execute 3.2 Evaluate

4.

Pemilihan dan pemasangan batu

asah

4.1 Plan

4.2 Verify 4.3 Verify

5. Aktivitas Grinding

5.1 Verify 5.2 Execute 5.3 Regulate

6. Penyelesaian

6.1 Execute 6.2 Execute 6.3 Execute Sumber : Hasil observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner dengan

operator grinding di PT Ravana Jaya (2021)

Pada Tabel 4 merupakan data aktivitas cognitive demand profile pada pekerjaan grinding di PT Ravana Jaya. Pada masing-masing elemen kerja ditentukan 4 fungsi aktivitas kognitif yang berbeda-beda yaitu plan, execute, verify dan regulate. Adapun kebutuhan kognitif yang paling banyak pada pekerjaan grinding yakni aktivitas execute. Setelah aktivitas kerja pada langkah proses grinding diketahui fungsi dasar dari kognitifnya, maka langkah selanjutnya mengidentifikasi Cognitive Function Failure (CFF), yakni menentukan fungsi dasar kognitif berdasarkan kemungkinan kegagalan paling besar untuk setiap task pada masing-masing pekerjaan. Adapun aktivitas CFF pada pekerjaan grinding di PT Ravana Jaya yang dapat terlihat pada Tabel 5.

Tabel 4. Kegiatan Cognitive Function Failure (CFF) pada operator grinding No. Operasi Kerja No.

Task

Kegiatan Kognitif

Kegagalan Fungsi Kognitif (CFF)

1.

Menggunakan Alat Pelindung

Diri

1.1 Execute E5

1.2 Execute E5

1.3 Execute E5

1.4 Execute E5

2. Persiapan Dokumen

2.1 Verify O2;I2

2.2 Verify O2;I2

3. Pengecekan Mesin

3.1 Execute E5

3.2 Evaluate I2;P2

4.

Pemilihan dan pemasangan

batu asah

4.1 Plan P2

4.2 Verify O3;I1

4.3 Verify O3;I1

(7)

No. Operasi Kerja No.

Task

Kegiatan Kognitif

Kegagalan Fungsi Kognitif (CFF)

5. Aktivitas Grinding

5.1 Verify O3;I1

5.2 Execute E5

5.3 Regulate E5

6. Penyelesaian

6.1 Execute E5

6.2 Execute E5

6.3 Execute E5

Sumber : Hasil observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner dengan operator grinding di PT Ravana Jaya (2021)

Keterangan Tabel 4 : E5 = Eksekusi terlewati O2 = Kesalahan diidentifikasi O3 = Observasi tidak dilakukan

I1 = Interpretasi data salah atau tidak lengkap I2 = Interpretasi salah tidak up to date P2 = Perencanaan pengecekan tidak dilakukan

Pada Tabel 5 merupakan data aktivitas CFF pada pekerjaan grinding di PT Ravana Jaya. Pada masing-masing elemen kerja ditentukan jenis kegagalan fungsi kognitifnya disesuaikan dengan kondisi yang ada di perusahaan tersebut. Untuk penilaian jenis kegagalan menggunakan kode 4 fungsi dasar kognitif, dimana setiap kode mempunyai artinya masing-masing yang terlihat pada keterangan Tabel 5 di atas. Tahap terakhir dari proses extend method yakni melakukan perhitungan cognitive failure probability (CFP) pada pekerjaan grinding di PT Ravana Jaya. Perhitungan nilai CFP dilakukan terhadap masing- masing elemen kerja pada setiap jenis kegagalan kognitif yang diawali dengan menetapkan nominal CFP kemudian melakukan penilaian efek CPC pada cognitive failure probability. Adapun aktivitas CFP pada pekerjaan grinding di PT Ravana Jaya yang terlihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Ringkasan perhitungan CFP pada operator grinding No. Operasi Kerja No.

Task

Kegagalan Fungsi Kognitif (CFF)

Nominal CFP

Weighting Factor

Adjusted CFP

1.

Menggunakan Alat Pelindung

Diri

1.1 E5 0,003 1,2288 0,00369

1.2 E5 0,003 1,2288 0,00369

1.3 E5 0,003 1,2288 0,00369

1.4 E5 0,003 1,2288 0,00369

2. Persiapan Dokumen

2.1

O2 0,007 1,536 0,01075

I2 0,01 0,6 0,00600

2.2

O2 0,007 1,536 0,01075

I2 0,01 0,6 0,00600

3.

Pengecekan Mesin

3.1 E5 0,003 1,2288 0,00369

3.2

I2 0,01 1,2 0,01200

P2 0,01 0,24 0,00240

4. 4.1 P2 0,01 0,24 0,00240

(8)

No. Operasi Kerja No.

Task

Kegagalan Fungsi Kognitif (CFF)

Nominal CFP

Weighting Factor

Adjusted CFP

Pemilihan dan pemasangan

batu asah

4.2

O3 0,07 1,536 0,10752

I1 0,01 2,4 0,02400

4.3

O3 0,07 1,536 0,10752

I1 0,01 2,4 0,02400

5. Aktivitas Grinding

5.1

O3 0,07 1,536 0,10752

I1 0,01 2,4 0,02400

5.2 E5 0,003 1,2288 0,00369

5.3 E5 0,003 1,2288 0,00369

6. Penyelesaian

6.1 E5 0,003 1,2288 0,00369

6.2 E5 0,003 1,2288 0,00369

6.3 E5 0,003 1,2288 0,00369

Sumber : Hasil observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner dengan operator grinding di PT Ravana Jaya (2021)

Pada Tabel 6 merangkum data perhitungan CFP pada operator Grinding di PT Ravana Jaya, dimana hasil nilai CFP tertinggi dalam proses grinding yakni aspek kognitif interpretation atau aktivitas interpretasi data pekerjaan yang tidak akurat atu tidak lengkap yang termasuk pada pada Task 4.2 pada mode error memastikan kualitas batu gerinda dalam kondisi baik, Task 4.3 pada mode memastikan rpm batu asah lebih cepat dari rpm mesin asahdan Task 5.1 pada mode mengecek area kerja rapi sebelum beraktivitas, dengan nilai sebesar 0,024. Berdasar hasil data tersebut, maka peneliti mengindikasikan bahwa para pekerja operator grinding di PT Ravana Jaya memiliki kelemahan pada kegiatan interpretasi data terkait kualitas batu gerinda, kesiapan area kerja dan ukuran batu gerinda yang sesuai.

Berdasarkan hasil nilai CFP yang didapat, maka usulan perbaikan yang diberikan peneliti terhadap PT Ravana Jaya untuk mengurangi kemungkinan terjadinya human error pada kegiatan proses grinding berbasis metode CREAM yaitu peningkatan pemantauan cara kerja agar operator dapat bekerja secara aman dan disiplin, memberi informasi kualitas batu gerinda secara berkala, mensosialisasikan secara ruitn terkait penggunaan serta membuat work instruction yang lebih detail dan mengoptimalkan manajemen waktu jam kerja dan istirahat.

4. Kesimpulan dan Saran

Adapun terdapat tiga poin kesimpulan yang dapat diambil dari temuan analisis keandalan operator grinding dengan metode CREAM di PT Ravana Jaya. Kesimpulan pertama berdasarkan hasil brainstorming dengan mengidentifikasi manajemen operasional dan operator grinding, faktor-faktor yang mempengaruhi keandalan operator dan human error disebabkan oleh kondisi kerja dan waktu yag dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan yang sedang berjalan.

Kesimpulan kedua, sesudah menganalisa pekerjaan grinding menggunakan metode CREAM, ditemukan bahwa hasil nilai CFP tertinggi dalam aspek interpretation dengan error mode mendiagnosa data yang salah atau tidak lengkap dengan nilai CFP sebanyak 0,024 yang ada dalam task 4.2, 4.3 dan 5.1.

Ketiga, adapun usulan perbaikan yang bisa diterapkan untuk mengurangi probabilitas human error dalam proses grinding yaitu memperbaiki safety management system berupa peningkatan pengawasan cara kerja agar operator bisa bekerja secara aman dan disiplin dan mengoptimalkan manajemen waktu saat bekerja supaya operator bisa bekerja secara nyaman dan waktu istirahat juga cukup.

Adapun saran yang diberikan kepada PT Ravana Jaya guna perbaikan sistem kerja pada periode ke depan yakni perlu dilakukan perbaikan pada kondisi kerja yang ada di perusahaan tersebut agar operator bekerja secara optimal, melaksanakan pelatihan secara rutin untuk mengetahui risiko yang dapat terjadi saat bekerja. Sedangkan saran kepada peneliti selanjutnya yakni diharapkan dapat menerapkan penyelesaian

(9)

masalah dengan menggunakan korelasi metode CREAM dengan perhitungan beban kerja agar hasil yang diperoleh dapat mengetahui seberapa erat hubungan antar keduanya.

5. Referensi

[1] D. S. B. Putri, W. Wahyudin, and H. Hamdani, “Analisis Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas Pegawai Negeri Sipil dengan Pendekatan Macroergonomic Analysis and Design,” J.

Serambi Eng., vol. 6, no. 4, pp. 2449–2458, 2021, doi: 10.32672/jse.v6i4.3521.

[2] A. Endang W;Winarni;Sekarini D, “Analisis Human Reliability Assessment Operator Paper Machine Dengan Metode Fuzzy Heart,” J. Teknol., vol. 12, no. 2, pp. 137–145, 2019.

[3] M. R. Al Ma’aarij and A. E. Nugraha, “Analisis Human Error Guna Meminimalkan Kecelakaan Kerja Dengan Menggunakan Metode SHERPA dan HEART (Studi Kasus: CV Sarana Sejahtera Tehnik),” J. Ilm. Wahana Pendidik. https//jurnal.unibrah.ac.id/index.php/JIWP, vol. 8, no. 5, pp.

99–104, 2022, doi: 10.5281/zenodo.6408870.

[4] A. Bandono, “Analisis Human Error Untuk Mencegah Kecelakaan Di Laut Menuju Zero Accident Dengan Pendekatan Metode Standardized Plant Analysis Risk Human Reliability Assessment (Studi Kasus Di Kri Kelas Vanspeijk Satkor Koarmatim),” Junal Anal. Sist. dan Ris. Operasi, vol. 2, no.

1, pp. 1–12, 2014.

[5] A. F. Damayanti and N. A. Mahbubah, “Implementasi Metode Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control Guna Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Karyawan di PT ABC,” J. Serambi Eng., vol. 6, no. 2, pp. 1694–1701, 2021, doi: 10.32672/jse.v6i2.2865.

[6] M. W. Gati, I. Wahyuni, and E. Ekawati, “Analisis Penyebab Human Error Terhadap Kejadian Kecelakaan Pada Teknisi Di Perusahaan Otomotif X, Semarang,” J. Kesehat. Masy., vol. 8, no.

September, pp. 665–671, 2020, [Online]. Available:

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/27948.

[7] I. Sodikin, T. I. Oesman, and F. R. Putra, “Aktivitas Perawatan Mesin Menggunakan Maintenance Value Stream Map ( Mvsm ) Dan Identifikasi Human Error Dengan Pendekatan Cognitive Reliability and Erroranalysis Method ( Cream ),” in Simposium Nasional RAPI XVII – FT UMS, 2018, vol. 07526, pp. 1–73.

[8] D. M. Safitri, A. R. Astriaty, and N. C. Rizani, “Human Reliability Assessment dengan Metode Human Error Assessment and Reduction Technique pada Operator Stasiun Shroud PT. X,” J.

Rekayasa Sist. Ind., vol. 4, no. 1, pp. 1–7, 2017, doi: 10.26593/jrsi.v4i1.1388.1-7.

[9] L. Lady, P. Marliana, A. Umyati, and S. Negara, “Kajian Kecelakaan Kapal di Pelabuhan Banten Menggunakan Human Factors Analysis and Classification System (HFACS),” J. Rekayasa Sist.

Ind., vol. 3, no. 2, pp. 46–52, 2014.

[10] F. I. Maulana and A. Widyanti1, “Analisis Metode Human Error Identification Penyebab Kecelakaan Kereta Api yang Berhubungan Dengan Pengatur Perjalanan Kereta Api : Studi Literatur,” in Seminar Nasional IENACO, 2016, no. 2015, pp. 41–51.

[11] N. D. Retnani and D. Ardyanto, “Analisis Pengaruh Activator dan Concequence terhadap Safe Behavior pada Tenaga Kerja di PT. Pupuk Kalimantan Timur Tahun 2013,” Indones. J. Occup. Saf.

Heal., vol. 2, no. 2, pp. 119–219, 2013.

[12] A. R. Ningsih and D. Ardyanto, “Evaluasi Pelaksanaan Behavior Based Safety Pada Program Stop Dalam Membentuk Perilaku Aman Tenaga Kerja Di Pt X Tahun 2013,” Indones. J. Occup. Saf.

Heal., vol. 2, no. 1, pp. 35–44, 2013.

[13] S. B. S. Satria, N. Khoiriyah, and W. Fatmawati, “Human Reliability Analysis Pada Operator Grinding Dan Welding Galangan Kapal Dengan Pendekatan Cognitive Reliability and Error Analysis Method (Cream),” Ind. Inov. J. Tek. Ind., vol. 11, no. 1, pp. 59–65, 2021, doi:

10.36040/industri.v11i1.3412.

[14] Z. A. Maulida, I. Santiasih, and L. Handoko, “Human Reliability Analysis Dengan Pendekatan Cognitive Reliability and Error Analysis Method (Cream),” J@Ti Undip J. Tek. Ind., vol. 10, no.

1, pp. 1–6, 2015, doi: 10.12777/jati.10.1.1-6.

[15] F. Syaifurrohmah, A. Nugroho, and V. Setiani, “Analisis Kecelakaan pada Pekerjaan Loading Unloading Overhead Crane,” in Proceeding 1st Conference on Safety Engineering and Its Application, 2016, no. 2581, pp. 74–78.

[16] V. Septiana, Khusnul Eka; Handoko, Lukman; Setiani, “Faktor Kecukupan Organisasi dan Time Of Day pada Pekerjaan Manual OAW Cutting dengan Menggunakan Metode CREAM di PT . Packaging Surabaya,” in Proceeding 1st Conference on Safety Engineering and Its Application, 2017, no. 2581, pp. 41–46.

Referensi

Dokumen terkait