• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kebutuhan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis STEM-ESD dalam Pengajaran Fisika

N/A
N/A
Khotimatun Nisak

Academic year: 2025

Membagikan "Analisis Kebutuhan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis STEM-ESD dalam Pengajaran Fisika"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Penelitian Pendidikan IPA

Bahan dan Alat Uji

Analisis Kebutuhan Pengembangan Berbasis STEM-ESD dalam Pengajaran

1 Departemen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudi No. 229, Bandung 40154, Indonesia.

Solihah, PA, Kaniawati, I., Samsudin, A., & Riandi. (2024). Analisis Kebutuhan Pengembangan Berbasis STEM-ESD pada Bahan Ajar dan Instrumen Tes.

Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 10(3), 1124–1133. https://doi.org/10.29303/jppipa.v10i3.6516

2 Departemen Pendidikan Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudi No. 229, Bandung 40154, Indonesia.

http://jppipa.unram.ac.id/index.php/jppipa/index

Cara mengutip:

___________

Diterbitkan: 31 Maret 2024 Direvisi: 17 Januari 2024

Penulis Koresponden: Putri Amelia Solihah

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlunya pengembangan bahan ajar berbasis STEM-ESD sebagai sumber belajar bagi siswa dalam mata pelajaran fisika di sekolah menengah atas. Penelitian ini menggunakan metode campuran, yang terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif.

Diterima: 11 Desember 2023

Diterima: 25 Maret 2024

Jurnal Penelitian dalam Pendidikan Sains JPPIPA 10(3) (2024)

Penelitian ini melibatkan 26 responden yang tersebar di beberapa sekolah di Majalengka Instrumen yang digunakan sebanyak 17 angket yaitu 8 pertanyaan untuk mengidentifikasi kesulitan dalam menyelesaikan soal fisika, 7 pertanyaan tentang respon siswa terhadap bahan ajar yang digunakan dan 2 pertanyaan tentang faktor penyebab dan buku ajar yang diharapkan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan diketahui bahwa bahan ajar yang digunakan selama ini belum memenuhi indikator bahan ajar yang baik, siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal fisika dengan presentase 73%, respon siswa terhadap bahan ajar yang digunakan dengan presentase 81% sehingga membutuhkan bahan ajar berbasis STEM-ESD sebagai sumber belajar.

Hasil studi pendahuluan juga melihat bahwa bahan ajar yang dikembangkan nantinya dapat mengukur kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Berdasarkan hal tersebut maka pemanfaatan bahan ajar sebagai sumber belajar sangat dibutuhkan oleh siswa sehingga perlu dilakukan analisis kebutuhan dalam pengembangan bahan ajar berbasis STEM-ESD.

DOI: 10.29303/jppipa.v10i3.6516 [email protected]

© 2024 Penulis. Artikel akses terbuka ini didistribusikan di bawah Lisensi (CC- BY)

Kata Kunci: Pengembangan bahan ajar, ESD, STEM

Perkenalan

Putri Amelia Solihah1*, Ida Kaniawati1, Achmad Samsudin2, Riandi1

Keterampilan abad 21 yang dikenal dengan sebutan Kemampuan 4C meliputi berpikir kritis dan pemecahan masalah, kreativitas dan inovasi, komunikasi, dan kolaborasi (Susilo et al.,

2020). Dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Hasil kajian Programme for International Student Assessment

(PISA) 2015 menunjukkan bahwa kemampuan sains siswa Indonesia masih rendah (Rahmayani et al., 2019; Zhasda et al., 2018). Dalam laporan hasil PISA 2015, skor rata-rata sains siswa Indonesia adalah 403 (Jufrida et al., 2019; Susongko et al., 2018). Mereka menduduki peringkat 62 dari 69 negara peserta PISA (Auld et al., 2019; Robertson, 2021). Rendahnya hasil capaian tersebut dapat dilihat pada hasil The Trend in the International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2011 pada bidang matematika dan sains (Liouaeddine et al., 2018; Wendt et al., 2016). Rendahnya kualitas hasil belajar siswa menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan guru masih berpusat pada guru, sehingga guru menjadi satu-satunya sumber belajar bagi siswa (Marshel et al., 2020; Putra et al., 2021; Suhirman et al., 2022).

Abad ke-21 membawa perubahan besar dalam hubungan antara perkembangan teknologi dan dunia pendidikan sehingga hubungan keduanya menjadi lebih cepat (Tytler, 2020). Seiring dengan kompleksnya permasalahan dalam kegiatan pembelajaran di kelas, kompetensi siswa tidak hanya terbatas pada kemampuan proses saja tetapi perlu memiliki keterampilan abad 21 (Artika et al., 2023).

2023). Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran, dan kurang mengaitkan pembelajaran (Ichsan et al., 2023; Lestari et al., 2021) dengan permasalahan dalam kehidupan nyata siswa sehari-hari (Syukri et al., 2021). Pembelajaran yang dilakukan kurang melatih keterampilan siswa (Hadi et al., 2018).

Terdapat tantangan pendidikan yang signifikan karena banyak negara bagian AS yang sedang mengubah standar sains mereka

agar selaras dengan Standar Sains Generasi Berikutnya (Hayes et al., 2016).

(2)

Sepanjang sejarah, manusia telah mengembangkan teknologi untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Sebagian besar teknologi modern merupakan produk sains, teknik, dan peralatan teknis yang digunakan di kedua bidang; Teknik, membahas desain dan pembuatan produk yang dibuat oleh manusia dan proses penyelesaian masalah. Proses ini dirancang dengan batasan.

Putri et al., 2022). STEM dalam proses pembelajaran Fisika diharapkan dapat membekali siswa dengan berbagai keterampilan yang dibutuhkan siswa di abad 21. Pembelajaran STEM terpadu merupakan upaya menggabungkan sains, teknologi, rekayasa, dan matematika ke dalam satu kelas yang didasarkan pada hubungan antara mata pelajaran dan permasalahan dunia nyata (Belland et al., 2017).

Pembelajaran STEM merupakan integrasi pembelajaran sains, teknologi, rekayasa, dan matematika yang diharapkan dapat membantu keberhasilan abad 21 (Yuenyong et al., 2021).

Keterampilan Pendidikan berbasis STEM dapat membentuk sumber daya manusia (SDM). Mampu bernalar dan berpikir kritis, logis, dan sistematis, sehingga mampu menghadapi tantangan global dan mampu meningkatkan perekonomian negara. STEM dapat berkembang apabila dikaitkan dengan lingkungan, sehingga terjadi pembelajaran yang menyajikan dunia nyata yang dialami peserta didik dalam kehidupan sehari-hari (N. Putri et al., 2019).

Artinya melalui pendekatan STEM peserta didik tidak hanya sekedar menghafal konsep, tetapi bagaimana peserta didik memahami dan menghayati konsep sains beserta keterkaitannya dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan penjelasan tersebut, pembelajaran dengan

menggunakan STEM menjadi penting karena memberikan pelatihan kepada peserta didik agar mampu mengintegrasikan setiap aspek yang ada. Aspek tersebut disebut sains, teknologi, rekayasa, dan matematika (MAN).

Pendidikan STEM

Namun, salah seorang pekerja kantor NSF (National Science Foundation) mengeluhkan pelafalan “SMET” yang terdengar seperti

“smut” sehingga lahirlah akronim “STEM” (Holt, 2012; Syahmani et al., 2021). Tujuan penerapan pembelajaran STEM adalah untuk menciptakan staf yang memiliki kompetensi di bidang sains, teknologi, rekayasa, dan matematika yang termasuk dalam bidang yang dianggap menjanjikan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik (Setyaningsih et al., 2022). Keempat bidang tersebut dinyatakan sebagai kunci keberhasilan pembangunan negara di abad ke-21 (Listiaji et al., 2022).

STEM diperkenalkan pada tahun 1990 oleh Mark Sanders.

Awalnya istilah yang digunakan adalah "SMET" yang merupakan singkatan dari Science, Mathematics, Engineering, dan Technology.

Saat ini telah banyak tersedia bahan ajar berupa buku Fisika (Amalya dkk., 2021; Widayanti dkk., 2019). Akan tetapi, sebagian besar buku Fisika masih berpusat pada konten materi dan belum kontekstual dalam mengkaji berbagai fenomena di sekitarnya. Kurikulum 2013 merupakan langkah strategis pemerintah untuk mewujudkan tantangan abad 21 (Setiawan, 2020). Pesatnya kemajuan teknologi saat ini membawa dampak positif dan negatif (Manalu dkk., 2022). Untuk meminimalisir dampak negatif dari perkembangan teknologi, maka pendidikan hendaknya dipersiapkan sebagai bekal pembangunan berkelanjutan (Asrizal dkk., 2023). Hal tersebut sebagaimana yang dicanangkan UNESCO (Ahel dkk., 2020) yaitu Education for Sustainable Development (ESD) atau pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan.

Sains, adalah pembahasan tentang alam, termasuk hukum- hukum alam yang terkait dengan fisika, kimia, dan biologi, serta penerapan fakta, konsep, prinsip, dan praktik yang terkait dengan ajaran-ajaran tersebut. Sains adalah kumpulan pengetahuan yang terkumpul dari waktu ke waktu melalui penelitian ilmiah untuk menciptakan pengetahuan baru yang menginformasikan proses desain rekayasa; Teknologi, bukanlah disiplin ilmu yang ketat, pembahasan ini mencakup sistem, proses, pengetahuan, dan sistem peralatan semua orang dan organisasi yang digunakan untuk menciptakan dan melayani objek teknologi serta objek itu sendiri.

Pembelajaran STEM dinilai mampu menciptakan tenaga kerja yang cerdas untuk berpikir kritis, berpikir logis dan sistematis (MAN Putri et al., 2022). Apabila penerapan STEM dapat dilaksanakan, maka akan menghasilkan lulusan yang mampu menghadapi tantangan secara global dan mampu meningkatkan perekonomian suatu negara (Sholahuddin et al., 2022; Wu et al., 2016). Disiplin STEM telah dijabarkan oleh National Academy of Engineering and National Research pada tahun 2009 dalam Katehi, Pearson, &

Feder antara lain:

teknologi, diperlukan sarana dan prasarana yang terbaik agar pembelajaran dapat mencapai tujuan pendidikan (Kingsley, 2017), sehingga pendidikan dapat menghasilkan lulusan yang kompeten dalam persaingan global (Sjøen, 2023). Untuk mendukung kapabilitas abad 21, ada beberapa pendekatan yang dapat kita gunakan, salah satunya adalah STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) sebagai pendekatan.

Melalui analisis kebutuhan bahan ajar ini diharapkan dapat menjadi langkah awal perlunya suatu produk bahan ajar fisika yang mampu mengatasi permasalahan kurang optimalnya kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah siswa.

Salah satu keterbatasan dalam desain teknik adalah hukum Hal ini sesuai dengan yang diinstruksikan UNESCO (Ahel et

al., 2020) bahwa ESD harus diintegrasikan dalam kurikulum dan buku teks atau bahan ajar pada jenjang pendidikan formal, yang terdiri dari pendidikan anak usia dini (Martín et al., 2020), pendidikan dasar dan menengah (Wang et al., 2021), pendidikan dan pelatihan teknik vokasi, dan pendidikan tinggi. Berdasarkan hasil studi pustaka diperoleh informasi bahwa bahan ajar yang digunakan selama ini belum mengintegrasikan tujuan STEM-ESD dan permasalahan yang ada pada bahan ajar selama ini masih berupa permasalahan kontekstual yang rutin (Fathurohman et al., 2023).

(3)

keterampilan berpikir kritis. Beberapa temuan juga menyatakan hasil efektivitas penerapan PjBL dalam kegiatan pembelajaran terhadap keterampilan berpikir kritis siswa (Aqlan et al., 2022).

terlibat dalam penelitian ilmiah terkait STEM. Ada tiga pendekatan pembelajaran STEM yang dapat dikembangkan menurut Shekhar et al.

(2014), yaitu:

Dalam pengembangan buku ajar berbasis STEM akan dipasangkan dengan model PjBL mulai dari refleksi, penelitian, penemuan, penerapan, dan komunikasi karena STEM hanya sebuah pendekatan bukan model pembelajaran (Mujiono et al., 2021) sehingga diharapkan dapat meningkatkan berpikir kritis dan pemecahan masalah.

Pendekatan silo yaitu pendekatan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh pengetahuan daripada keterampilan teknis. Karakteristik pendekatan silo yaitu pembelajaran masih bersifat otoriter bagi pendidik, peserta didik tidak banyak memperoleh kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

Pendekatan ini menekankan pada pengetahuan agar dapat dinilai;

Pendekatan embedded yaitu pendekatan yang menekankan pada penguasaan pengetahuan di dunia nyata serta metode pemecahan masalah dalam bidang sosial, budaya dan fungsional. Pendekatan embedded menekankan pada integritas materi dan menghubungkan materi utama dengan materi penunjang atau embedded; Pendekatan integrated yaitu pendekatan yang menggabungkan berbagai bidang STEM dan melakukannya dalam satu pokok bahasan. Pendekatan integratif menggabungkan pokok bahasan meliputi keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah dengan mengintegrasikan materi

pembelajaran di kelas. Sejalan dengan penerapan STEM bertujuan untuk mengembangkan keterampilan peserta didik dengan

menggabungkan beberapa bidang keilmuan. Peserta didik akan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran yaitu dapat mengembangkan keterampilan yang dimilikinya.

Mengembangkan kemampuan siswa untuk memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan memecahkan masalah dalam berbagai situasi kehidupan, menjelaskan fenomena alam yang terjadi, dan menarik kesimpulan dari STEM; Memahami karakteristik disiplin STEM seperti penyelidikan, bentuk pengetahuan, dan desain yang diprakarsai manusia; Menciptakan lingkungan intelektual, material dan budaya dan sebagai warga negara yang peduli; dan partisipasi pribadi yang konstruktif dan reflektif (misalnya, sumber daya yang terbatas, efisiensi energi, dan kualitas lingkungan) untuk memiliki keinginan untuk menjadi

Berdasarkan karakteristik PjBL, tidak mengherankan jika PjBL cocok dipadukan dengan STEM. Sebagaimana temuan (Kinley et al., 2021).

Kecocokan PJBL dengan STEM karena keduanya sama-sama menantang dan memotivasi pembelajar (Kaur et al., 2020; Mardiani et al., 2023). Hal ini membuat peserta didik merasa termotivasi untuk aktif melakukan investigasi dan menemukan solusi atas permasalahan selama kegiatan pembelajaran untuk menumbuhkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif.

alam atau sains. Kendala lain yang termasuk dalam perancangan rekayasa meliputi biaya, waktu, ketersediaan material, agronomi, regulasi lingkungan, produktivitas, dan kemampuan perbaikan.

Pembahasan teknik ini menggunakan konsep sains dan matematika;

Matematika, pembahasan pola hubungan antara bilangan dan bentuk.

Cabang khusus dalam matematika meliputi aritmatika, geometri, aljabar, trigonometri, dan kalkulus. Matematika digunakan dalam pembahasan sains, rekayasa, dan teknologi. Hasil penelitian (Dou, 2019) menyebutkan bahwa STEM dalam konteks literasi memiliki tujuan:

tingkat lokal, nasional, dan global. Ada beberapa aspek dalam proses pembelajaran berbasis STEM menurut Priemer et al. (2020), yaitu:

Mengajukan pertanyaan (sains) dan mendefinisikan masalah (rekayasa);

mengembangkan dan menggunakan model; merencanakan dan melakukan investigasi; menganalisis dan menginterpretasikan data (matematika); menggunakan matematika; informasi dan teknologi komputer; berpikir komputasional; membangun penjelasan (sains) dan merancang solusi (rekayasa); terlibat dalam argumen berbasis bukti;

memperoleh, mengevaluasi, dan mengomunikasikan informasi.

Pendidikan Berkelanjutan untuk Pembangunan (ESD)

tidak mengurangi kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya sendiri (Giangrande et al., 2019). ESD dapat diartikan sebagai pendidikan yang memberdayakan manusia untuk berusaha memahami dan memecahkan masalah yang mengancam kehidupan di bumi. ESD mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam seluruh aspek pendidikan dan pembelajaran (Atack, 2021). ESD merupakan upaya pemberian pendidikan dan pengetahuan agar peserta didik dapat memanfaatkan alam sekaligus melestarikannya. ESD dirancang untuk mewujudkan kepribadian holistik, cinta lingkungan yang dirasakan dan diterapkan masyarakat dalam kehidupan berwawasan lingkungan sehari-hari (Hsiao et al., 2021). Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan diharapkan dapat mengubah paradigma dan perilaku seluruh masyarakat untuk turut serta dalam pelaksanaannya. Empat pilar pembangunan berkelanjutan antara lain membangun ketahanan ekonomi yang berkeadilan dan berkelanjutan, serta menjaga kelestarian lingkungan dan masyarakat untuk melestarikan keberagaman budaya (Hsiao et al., 2021). Pembangunan yang tengah berlangsung di berbagai Gogia et al. (2018) mengusulkan bahwa pengembangan ilmu

pendidikan mulai mempertimbangkan pembelajaran STEM sebagai cara penting untuk menjawab tantangan dan tuntutan abad ini. Hal ini berawal dari gagasan bahwa seorang individu harus memiliki kompetensi untuk memahami STEM terkait isu global; pengakuan ilmiah dari penjelasan non-ilmiah lainnya; mengusulkan ide yang masuk akal berdasarkan bukti yang relevan; memenuhi tanggung jawab di

Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (ESD) pertama kali dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2005 yang merupakan paradigma yang komprehensif dalam semua aspek kehidupan. Konsep pembangunan berkelanjutan didasarkan pada pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini, namun

Maret 2024, Volume 10, Edisi 3, 1124-1133 Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA)

(4)

A

SD

Informasi Sangat setuju SA

D Penyataan

Gambar 1. Lokasi penelitian di Majalengka

Tidak setuju Setuju

Sangat Tidak Setuju

Metode

Hasil dan Pembahasan

1.

Tabel 1. Skala Likert Empat Poin

Pendidikan diharapkan dapat mengembangkan pemahaman tentang pentingnya keseimbangan ekologi dan tanggung jawab sosial terhadap alam yang memungkinkan siswa untuk bekerja secara sinergis dengan orang lain dan dengan semua sistem alam. Dengan demikian, muncul kesadaran kritis terhadap lingkungan (sosial dan alam) dan berbagai intervensi untuk lingkungan yang lebih baik (Guo et al., 2022).

Angket berisi 15 angket, yaitu 8 pertanyaan untuk mengidentifikasi kesulitan dalam menyelesaikan soal fisika, 7 pertanyaan tentang tanggapan siswa terhadap kebutuhan bahan ajar. Secara kualitatif 2 pertanyaan tentang faktor penyebab dan buku ajar yang diharapkan;

data dan informasi yang diperoleh selama penelitian dianalisis dan kemudian diinterpretasikan.

ESD dirancang untuk dikenal oleh seluruh masyarakat guna membangun karakter yang ramah lingkungan, cinta lingkungan, dan mudah beradaptasi dalam kehidupan sehari-hari. Kehadiran ESD memungkinkan masyarakat untuk mengembangkan ketahanan lingkungan dan sosial dalam empat pilar, yaitu ekonomi yang adil dan berkelanjutan serta pelestarian keragaman budaya negeri (Pimdee, 2021). Indonesia pun merespon positif wacana 10 tahun ESD.

Kementerian Pendidikan memandang pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan sebagai paradigma yang menjadikan manusia berakhlak mulia sebagai rahmat bagi alam semesta (Haryono, 2020). Hal ini memungkinkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, dengan mempertimbangkan kebutuhan generasi sekarang dan mendatang.

Paradigma pembangunan berkelanjutan ini mengajak manusia untuk berpikir tentang planet dan keberlanjutannya (Zejnilovic et al., 2023).

Penelitian ini menggunakan metode campuran (Creswell, 2004), yang terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan angket kepada mahasiswa. Angket diberikan kepada 26 mahasiswa (18 eneng dan 8 aa), untuk setiap pertanyaan mahasiswa menggunakan skala likert empat poin (Reardon et al., 2017). Responden diminta untuk menyatakan Tabel berikut ESD merupakan upaya untuk menawarkan wawasan kepada umat manusia

tentang pemanfaatan alam, dengan penekanan pada keberlanjutan.

Negara-negara saat ini tengah mengalami kemajuan pesat di berbagai bidang (Willats et al., 2018). Akan tetapi, banyak bencana yang terjadi di lingkungan seperti banjir, kekeringan, pencemaran lingkungan, tanah longsor, bahkan kebakaran hutan, yang tidak hanya menimbulkan kerugian besar tetapi juga kematian. Masyarakat internasional telah sepakat tentang pentingnya menjaga planet ini dari pencemaran dan kerusakan melalui pendidikan tentang pembangunan berkelanjutan (Lambini et al., 2021). Pembangunan ini merupakan komitmen dan tanggung jawab masyarakat global untuk menyelamatkan bumi dari kerusakan akibat pembangunan yang tidak memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Pembangunan berkelanjutan digunakan untuk memfasilitasi transisi menuju keberlanjutan guna memahami interaksi antara manusia dan lingkungan tempat tinggalnya. Pentingnya pembangunan

berkelanjutan terletak pada pemenuhan kebutuhan manusia sambil melestarikan kehidupan lain di Bumi (Misiaszek, 2022).

Tabel 2 menyajikan pernyataan P1-P3 yang bertujuan untuk mengetahui preferensi terhadap pelajaran fisika. Data yang diperoleh sekitar 62,5% siswa tidak menyukai pelajaran fisika, namun sebagian siswa menganggap pelajaran fisika sangat bermanfaat bagi kehidupan dengan persentase 50%, dan siswa tidak dapat menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata dengan mempelajari fisika sebesar 68,8%.

Pernyataan P4-P8 bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap mata pelajaran yang sulit. Data yang diperoleh menduga bahwa sebagian besar siswa menganggap pelajaran fisika sulit.

Analisis tanggapan siswa terhadap kesulitan dalam pelajaran fisika terdiri dari delapan pertanyaan yang mana siswa diminta untuk memilih satu jawaban dari pertanyaan yang diberikan. Pernyataan tentang kesulitan dalam pelajaran fisika disajikan dalam tabel 2.

Pesertanya adalah siswa kelas XI MIPA di salah satu SMAN di Majalengka yang dapat dilihat pada Gambar 1 (dengan batas wilayah ditandai dengan garis merah).

(5)

S5: Belajar online jadi saya kurang paham

S9: Karena aku malas

Soal P16 ditujukan untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan yang dialami saat menggunakan bahan ajar yang digunakan, berikut beberapa jawaban siswa:

Tabel 4 menyajikan kendala dan sumber belajar yang diinginkan sebagai alternatif dalam pembelajaran.

S8: Tidak mengerti rumus, cara menggunakan rumus S2: Membosankan sekali terutama sepanjang waktu online ini

S11: Banyak rumus

S1: Tidak mengerti

S4: Beberapa materi dalam buku dijelaskan sedetail mungkin, tetapi bertele-tele dan tidak langsung ke bagian yang harus dipahami.

Analisis respon siswa terhadap bahan ajar yang digunakan sebanyak tujuh soal. Soal-soal tersebut disajikan pada Tabel 3.

Tabel 4. Respon Siswa tentang Faktor Penyebab dan Buku

Ajar yang Diharapkan

Tabel 3. Respon Siswa terhadap Pembelajaran

S3: guru jarang datang ke kelas

S10: kadang materinya kurang detail dan agak susah menghafal rumus Tabel 2. Pernyataan Siswa tentang Kesulitan Belajar Fisika

pembelajaran fisika karena harus ditantang dengan persamaan dan rumus, eksperimen dan pengujian, penjelasan konseptual pada saat yang bersamaan. Hal ini dibuktikan dengan persentase 73,8%. Temuan ini didukung dengan penelitian Sharpe et al. (2020) yang menyatakan bahwa terdapat tiga kesulitan siswa dalam memahami konsep fisika, yaitu; adanya kesalahpahaman siswa dalam memahami fenomena saat menyelesaikan soal, salah membaca atau salah mengartikan dari soal yang diberikan, dan kemampuan matematika siswa yang masih rendah. Sehingga ketika menggunakan bahan ajar berbasis STEM, siswa akan terlatih dalam mata pelajaran Sains, Teknologi, Rekayasa dan Matematika. Selain itu, siswa akan lebih memahami tentang kehidupan berkelanjutan dengan pendekatan ESD dalam bahan ajar.

S6: Kurangnya alat bantu pembelajaran yang interaktif sehingga sering menggunakan otak kiri dan tidak menggunakan otak kanan.

S7: Kadang-kadang hanya untuk membaca dan memahami dari buku teks atau lembar kerja, saya merasa tidak mengerti.

Respon analisis siswa tentang faktor penyebab dan buku teks yang diharapkan terhadap kebutuhan sumber belajar interaktif memiliki empat pernyataan. Pernyataan tersebut disajikan pada Tabel 4.

Bahan yang digunakan

Tabel 3 menyajikan respons siswa terhadap sumber belajar yang digunakan guru selama proses pembelajaran.

Pada soal P9 sebanyak 37,5% siswa menggunakan buku teks, LKS;

pada soal P10 sebanyak 56,3% siswa menyatakan bahan ajar yang digunakan kurang interaktif; pada soal P11 sebanyak 56,3% siswa menyatakan bahan ajar yang digunakan tidak melatih berpikir kritis;

pada soal P12 sebanyak 50% siswa menyatakan bahan ajar yang digunakan tidak melatih pemecahan masalah; pada soal P13 sebanyak 62,5% siswa menyatakan bahan ajar berbasis proyek akan lebih menarik; pada soal P14 sebanyak 53,6% siswa menyatakan bahan ajar yang digunakan bukan untuk melakukan percobaan atau membuat proyek; pada soal P15 sebanyak 50% siswa menyatakan bahan ajar yang digunakan tidak dapat membuat siswa memecahkan masalah. Hal ini didukung oleh Widayanti dkk. (2019) yang mengatakan bahwa penerapan proses bahan ajar berbasis STEM dengan adanya proyek dalam pembelajaran sehingga sangat dibutuhkan oleh siswa.

Maret 2024, Volume 10, Edisi 3, 1124-1133 Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA)

Hal.13

Menurut saya fisika itu sulit dan membosankan

Sumber belajar yang saya gunakan melatih keterampilan pemecahan masalah

Saya mengalami kesulitan menggunakan persamaan atau rumus pada soal fisika

Menurut anda, faktor apa saja yang menyebabkan timbulnya kesulitan dan permasalahan dalam penggunaan bahan ajar yang digunakan?

Hal.6

Saya kesulitan menyimpulkan materi yang sedang dipelajari

Buku teks fisika yang digunakan saat ini tidak memberikan pengalaman belajar yang bermakna (eksperimen, pembuatan proyek)

TIDAK.

Halaman 7

P1

Halaman 9

Halaman 10

Saya suka pelajaran fisika

TIDAK.

Saya dapat memecahkan masalah dalam kehidupan dengan mempelajari fisika.

Bahan ajar yang digunakan guru pada saat proses pembelajaran yaitu buku teks, LKS

Sumber belajar yang saya gunakan untuk melatih keterampilan berpikir kritis

Hal.14 Hal.12

P3

Pertanyaan

Bahan ajar seperti apa yang Anda inginkan untuk mengatasi kesulitan dan permasalahan Anda dalam mempelajari fisika?

Saya kesulitan memecahkan soal fisika

Hal.15

Mempelajari fisika akan menarik jika menggunakan bahan ajar berbasis proyek.

Saya mengalami kesulitan menganalisis grafik dan gambar

Halaman 5

hal.8

Pertanyaan

TIDAK.

Buku teks fisika yang digunakan saat ini tidak mampu membuat saya mampu menyelesaikan masalah.

Hal.17 Hal.16 Hal.11

Pertanyaan

Menurut saya pelajaran fisika sangat berguna dalam kehidupan

Materi pembelajaran yang saya gunakan sangat interaktif selama pembelajaran fisika

P2

Halaman 4

(6)

Konflik Kepentingan

Pendanaan eksternal disediakan oleh Kemendikbudristek.

Penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan.

membimbing penulis pertama.

Pendanaan

PAS sebagai penulis pertama memberikan kontribusi berupa penemuan ide, pelaksanaan penelitian, penulisan artikel penelitian, pengumpulan, pengolahan, analisis data, dan penulisan artikel. IK, AS, dan RR sebagai penulis kedua, ketiga, dan keempat memberikan kontribusi berupa pengarahan dan bimbingan.

Kontribusi Penulis

Karya ini didukung oleh Kemendikbudristek 2024 (PMDSU). Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan dan masukan yang terus diberikan oleh rekan-rekan di fakultas pendidikan.

Ucapan Terima Kasih

Referensi

Kesimpulan

S5: Materi ajar interaktif

S14: melakukan eksperimen, pembuatan proyek, dan praktik lainnya.

S7: Ingin dijelaskan dan langsung dipraktikkan

S12 : karena bahan ajarnya berbentuk buku, jadi penjelasannya padat dan panjang, jadi agak sulit dipahami

Ahel, O., & Lingenau, K. (2020). Peluang dan Tantangan Digitalisasi untuk Meningkatkan Akses Pendidikan demi Pembangunan Berkelanjutan di Pendidikan Tinggi. https://doi.org/

10.1007/978-3-030-

Asrizal, Usmeldi, & Azriyanti, R. (2023). Meta-Analisis Pengaruh Model Pembelajaran Terintegrasi STEM pada Pembelajaran IPA terhadap Keterampilan Abad 21.

Amalya, CP, Artika, W., Safrida, S., Nurmaliah, C., Muhibbuddin, M., & Syukri, M. (2021).

Soal P17 ditujukan untuk mengetahui bahan ajar yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan dan permasalahan dalam pembelajaran fisika, berikut beberapa jawaban siswa:

S9: Yang punya banyak kegiatan eksperimen S14: Guru dan bahan ajar yang digunakan kurang

Atack, L. (2021). Proposal untuk Mengkalibrasi Ulang Sdg 4.7. Dalam Kebijakan dan Praktik (Edisi 33, hlm. 1–21). Diperoleh dari

Pendidikan Perbandingan, 55(2), 197–219. https://doi.org/

10.1080/03050068.2018.1538635

Model dikombinasikan dengan Lembar Kerja Siswa Berbasis E- STEM tentang Hasil Pembelajaran dan Efikasi Diri pada Materi Pencemaran Lingkungan.

S2: Penjelasan singkat dan jelas

S11: belajarlah semaksimal mungkin, bisa menggunakan media tontonan agar tidak terlalu stress

/sites/default/files/publications/Edisi Lengkap 33 PDF_0.pdf#page=55

S13: Materi ajar yang saya inginkan berupa file, pdf, dan lembar kerja agar lebih ringkas dan mudah dipahami.

S4: Yang dijelaskan pertama diberi contoh S6: Yang punya banyak gambar dan eksperimen efektif

962

Kesimpulannya adalah siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal fisika, siswa membutuhkan bahan ajar yang dapat membantu menyelesaikan soal fisika. Faktor penyebabnya adalah buku ajar sulit dipahami siswa dan jarang melakukan percobaan, sehingga siswa berharap buku ajar yang akan datang adalah buku ajar yang membuat siswa senang, mudah dipahami dan melatih kemampuan berpikir kritis serta menyelesaikan soal fisika. Maka, sangat perlu dikembangkan bahan ajar yang mampu melatih kemampuan tersebut yaitu dengan bahan ajar berbasis STEM dengan pendekatan ESD.

Auld, E., Rappleye, J., & Morris, P. (2019). PISA untuk Pembangunan: bagaimana OECD dan Bank Dunia membentuk tata kelola pendidikan pasca-2015.

Artika, W., & Rosemary, R. (2023). STEM Lingkungan (E-STEM) dalam Membangun Komunitas Berketahanan Iklim di Aceh: Kesadaran Mahasiswa. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 9(8), 6238–6246.

https://doi.org/10.29303/jppipa.v9i8.4970

S8: Materi ajar dengan penjelasan visual seperti video dan

gambar

S13 : cara guru menjelaskan dan guru jarang memberikan materi

15604-6_21

Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 9(8), 339–347. https://

doi.org/10.29303/jppipa.v9i8.3094

https://www.developmenteducationreview.com S10: Kalau dijelasin apalagi eksperimennya seru banget jadi

ngerti

S1: Melalui percobaan itu akan lebih mudah untuk dipahami

Implementasi Problem Base Learning

Berdasarkan data analisis kebutuhan yang dilakukan, terlihat bahwa pengembangan bahan ajar interaktif berbasis STEM-ESD perlu dilakukan.

S3: Memberikan contoh dan perumpamaan dalam kehidupan sehari-hari sehingga saya mengetahui kegunaan rumus fisika.

S12: Materi ajarnya detail tapi tidak terlalu panjang

Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 7(Special Issue), 37–38. https://

doi.org/

10.29303/jppipa.v7iSpecialIssue.

Aqlan, F., DiFrancesca, D., Swinarski, M., Nikhare, C., Rasouli, M., & Dunsworth, Q. (2022). Pendekatan Desain Holistik untuk Pembelajaran Terpadu dalam Pendidikan Manufaktur. Prosiding Konferensi &

Pameran Tahunan ASEE 2022. https://doi.org/

10.18260/1-2--41823

(7)

(2019). Kerangka Kompetensi untuk Menilai dan

Mengaktifkan Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan:

Mengatasi Tantangan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB 4.7. Keberlanjutan, 11(10), 2832. https://doi.org/

10.3390/su11102832

Hayes, KN, Lee, CS, DiStefano, R., O'Connor, D., & Seitz, JC (2016). Mengukur Praktik Pembelajaran Sains: Alat Survei untuk Era NGSS.

Dou, L. (2019). Pemikiran Dingin tentang Pengembangan Pendidikan STEM. Dalam ME, KEG, LJC, JQ, L.

Belland, BR, Walker, AE, & Kim, NJ (2017). Meta-Analisis Jaringan Bayesian untuk Mensintesis Pengaruh Konteks Penggunaan Perancah terhadap Hasil Kognitif dalam Pendidikan STEM. Tinjauan Pendidikan 1042–1081.

Guo, F., Duan, Y., He, S., Gong, Q., & Yao, Z. (2022).

Hsiao, P.-W., & Su, C.-H. (2021). Sebuah Studi tentang Dampak Pendidikan STEAM terhadap Mata Kuliah Pembangunan Berkelanjutan dan Dampaknya terhadap Motivasi dan Pembelajaran Siswa.

(2021). Penerapan Blended Learning dengan Pendekatan STEM untuk Meningkatkan Kemampuan Ilmiah Siswa.

Jurnal Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Amerika, 05(02). https://doi.org/10.21767/2349-3917.100010 Ichsan, I., Suharyat, Y., Santosa, TA, & Satria, E. (2023).

Jurnal IEEE.https://doi.org/10.1109/IJCIME49369.2019.00027

Hadi, SA, Susantini, E., & Agustini, R. (2018). Pelatihan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa melalui Penerapan Model Inquiry Bebas yang Dimodifikasi.

Holt, R. (2012). Studi kasus dalam pendidikan STEM: Studi kasus puncak manajemen konstruksi: Museum di lima titik. WMSCI 2012 - Konferensi Multidunia ke-16 tentang Sistemik, Sibernetika, dan Informatika, Prosiding, 2, 199–204.

Diperoleh dari

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. https://doi.org/10.4324/9781003099888-3

Jufrida, J., Basuki, FR, Kurniawan, W., Pangestu, MD, & Fitaloka, O. (2019). ERIC - EJ1238303 - Literasi Sains dan Capaian Pembelajaran IPA di SMP, Jurnal Internasional Evaluasi dan Penelitian dalam Pendidikan, 2019-Des.

=2-s2,0-

A., Susiloningsih, E., Azhar, A., & Samsuryadi, S.

Nomor telepon 6596/947/1/012063 (2021). Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

melalui Pelatihan Kejuruan Karyawan Perusahaan—Kasus Proyek INEBB dari Institut Federal untuk Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan (BIBB).

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika, 4(1), 1. https://doi.org/10.20527/

jipf.v4i1.1772

58209b5b3e31d749ef Creswell, JW (2004). Mendesain Studi Metode Campuran dalam

Perawatan Primer. The Annals of Family Medicine, 2(1), https://doi.org/10.1370/afm.104

Gogia, LP, & Pearson, DC (2018). Pendekatan Pembelajaran Terhubung untuk Pendidikan STEM Umum: Desain dan Realitas. Dalam ACS Symp. Ser (Vol. 1274, hlm. 121–137).

American Chemical Society. https://doi.org/10.1021/

bk-2018-1274.ch007

Giangrande, N., White, RM, Timur, M., Jackson, R., Clarke, T., Saloff Coste, M., & Penha-Lopes, G.

https://eric.ed.gov/?id=EJ1238303

Lestari, H., Rahmawati, I., Siskandar, R., & Dafenta, H.

7–12.

Analisis Soal-soal Pembangunan Berkelanjutan pada Soal- soal Geografi Ujian Masuk Perguruan Tinggi di Tiongkok:

2010–2020. Sustainability, 14(3), 1526. https://doi.org/

10.3390/su14031526

Z., & Z. H (Eds.), Konferensi Gabungan Internasional 2019 tentang Informasi, Media, dan Teknik (IJCIME) (hlm. 88–92).

Jurnal Pendidikan Guru IPA, 27(2), 137–164. https://doi.org/

10.1007/s10972-016-9448-5

Keberlanjutan, 13(7), 3772. https://doi.org/

10.3390/su13073772

Kingsley, A. (2017). Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Sistem Pendidikan Negara-negara Dunia Ketiga sebagai Kunci untuk Memenuhi Praktik Terbaik Global dalam Pengajaran dan Pengembangan.

Kinley, Rai, R., & Chophel, S. (2021). Perjalanan menuju pendidikan STEM di Bhutan. Dalam Pendidikan STEM dari Asia (hlm. 49–62).

Lambini, CK, Goeschl, A., Wäsch, M., & Wittau, M.

Jurnal Fisika: Seri Konferensi, 947(1), 012063. https://

doi.org/10.1088/1742-

https://www.scopus.com/inward/record.uri?eid

Fathurohman, A., Oklilas, AF, Marlina, L., Kurdiati, L.

Efektivitas Pembelajaran Berbasis STEM dalam Mengajarkan Keterampilan Abad 21 pada Siswa Generasi Z dalam Pembelajaran Sains: Sebuah Meta-Analisis. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 9(1), 150–166. https://doi.org/10.29303/

jppipa.v9i1.2517

Ilmu Pendidikan, 11(4), 179. https://doi.org/10.3390/

educsci11040179 (2023). Efektivitas Penggunaan Aplikasi Pembelajaran Seluler

untuk Materi Fisika SMA Berbasis STEM sebagai Sumber Belajar Siswa Indonesia terhadap Hasil Belajar. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 9(3), 1018–1023. https://doi.org/10.29303/jppipa.v9i3.2991

84875425754&ID Mitra=40&md5=1efcfef030eec9

Haryono, HE (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Materi IPA Siswa.

Penelitian, 87(6), https://doi.org/10.3102/0034654317723009

Jurnal Internasional Evaluasi dan Penelitian dalam Pendidikan, 8(4), 630–636. Diperoleh dari

Kaur, N., & Pathak, S. (2020). Pendekatan Baru untuk Meningkatkan Kreativitas & Inovasi di Sekolah-sekolah India. Jurnal

Tinjauan Kritis, 7(07), 926–930. https://doi.org/10.31838/

jcr.07.07.168

Maret 2024, Volume 10, Edisi 3, 1124-1133 Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA)

(8)

016-0930-6/GAMBAR/6 Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 8(2), 573–578. https://doi.org/

10.29303/jppipa.v8i2.1145

Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek Terpadu STEM (PjBL) untuk Meningkatkan Keterampilan Pemecahan Masalah.

Keterampilan Literasi Selama Pandemi Covid-19.

Setiawan, B. (2020). Kegelisahan Reformasi Pendidikan dan Inovasi:

Menjembatani Strategi Top-Down dan Bottom-Up dalam Praktik Reformasi Pendidikan Kurikulum di Indonesia. Kajian Filsafat Sains dan Pendidikan, 1(2), 87–96. https://doi.org/10.46627/

sipose.v1i2.30 Menggali Perspektif Guru Penerapan STEM-Inquiry

Terintegrasi dengan Mitigasi Bencana. JIPF (Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika), 8(1), 18–29. https://doi.org/10.26737/jipf.v8i1.3101

Pimdee, P. (2021). Analisis Hubungan Kausal dalam Perilaku Konsumsi Berkelanjutan (SCB) pada Mahasiswa Guru IPA Thailand.

Nomor telepon 6596/1481/1/012046

Putri, N., Rusdiana, D., & Suwarma, IR (2019). Perbandingan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Menggunakan CBL yang Diimplementasikan dalam Pendidikan STEM dan Dikombinasikan dengan Lembar Kerja PSL di Sekolah Indonesia. Jurnal

Pembelajaran Sains, 3(1), 7–11. https://doi.org/10.17509/

jsl.v3i1.17557 Liouaeddine, M., Elatrachi, M., & Karam, E. mehdi.

https://doi.org/10.29333/iji.2021.14159a

pada

Kerangka kerja untuk mendorong pemecahan masalah dalam pendidikan STEM dan komputasi. Penelitian dalam Pendidikan Sains & Teknologi, 38(1), 105–130. https://doi.org/

10.1080/02635143.2019.1600490

Profil Literasi Sains Siswa SMA di Banda Aceh. Jurnal Fisika:

Conference Series, 1157(4), 042024. https://doi.org/10.1088/1742- Listiaji, P., Widianingrum, RA, Saputri, AAI, & Rahman, NFA (2022).

Model PjBL berbantuan sensor ponsel pintar untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis calon guru sains. Jurnal Pembelajaran dan Pendidikan Lanjutan Indonesia (JPL), 4(3), https://doi.org/

10.23917/ijolae.v4i3.18942

Analisis Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis STEM dengan Scaffolding menggunakan Web.

(2021). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Calon Guru IPA dalam Konseptualisasi Pendidikan STEM: Efikasi Diri dan Pengetahuan Konten. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 7(SpecialIssue), 225–230. https://doi.org/10.29303/

jppipa.v7iSpecialIssue.

Putri, MAN, & Dwikoranto, D. (2022).

Robertson, SL (2021). Provinsialisasi proyek kompetensi global OECD- PISA. Globalisasi, Masyarakat dan Pendidikan, 167–182. https://

doi.org/10.1080/14767724.2021.1887725

Reardon, T., Harvey, K., Baranowska, M., O'Brien, D., Smith, L., &

Creswell, C. (2017). Apa yang dianggap orang tua sebagai hambatan dan fasilitator dalam mengakses perawatan psikologis untuk masalah kesehatan mental pada anak-anak dan remaja?

Tinjauan sistematis studi kualitatif dan kuantitatif. European Child and Adolescent Psychiatry, 26(6), 623–647. https://doi.org/

10.1007/S00787-

Misiaszek, GW (2022). Pembacaan ekopedagogis dan ekolinguistik tentang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs): Apa yang telah kita pelajari dari Paulo Freire. Filsafat dan Teori Pendidikan, 54(13), 2297–2311. https://doi.org/10.1080/00131857.2021.2011208 Mardiani, A., Wilujeng, I., & Zulaikha, DF (2023).

Setyaningsih, E., Agustina, P., Anif, S., Ahmad, CNC, Sofyan, I., Saputra, A., Salleh, WNWM, Shodiq, DE, Rahayu, S., & Hidayat, ML (2022). Uji Kelayakan Modul PBL-STEM untuk Preservice Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 7(2), 224–231. https://doi.org/

10.29303/jppipa.v7i2.654

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika, 10(1), 97. https://doi.org/

10.20527/bipf.v10i1.12231

Marshel, J., & Ratnawulan. (2020). Analisis Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) IPA Terpadu Tema Gerak dalam Kehidupan Menggunakan Pembelajaran Abad 21 Tipe Connected Terpadu. Jurnal Fisika:

Conference Series, 1481(1), 012046. https://doi.org/10.1088/1742-

19(2),

Jurnal Pembelajaran Internasional, 14(1), 999–1018.

(2018). Analisis efisiensi sekolah dasar di Maroko: pemodelan menggunakan database TIMSS (2011). Jurnal Studi Afrika Utara, 23(4), 624–647. https://doi.org/10.1080/13629387.2017.1422978

Priemer, B., Eilerts, K., Filler, A., Pinkwart, N., Rösken-Winter, B., Tiemann, R., & Zu Belzen, AU (2020).

Rahmayani, NS, Arifin, M., & Sunarya, Y. (2019).

246–256.

Nomor telepon 6596/1157/4/042024

Putra, PDA, Ahmad, N., Wahyuni, S., & Narulita, E.

Manalu, ENB, Hendri, M., & Rasmi, DP (2022).

877

Martín, SC, Cabezas González, M., & García Peñalvo, FJ (2020).

Kompetensi digital guru pendidikan anak usia dini: sikap,

pengetahuan, dan penggunaan TIK. Jurnal Pendidikan Guru Eropa, 43(2), 210–223. https://doi.org/10.1080/02619768.2019.1681393

Mujiono, M., & Sarah, S. (2021). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Android untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa.

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika, 9(2), 115. https://doi.org/10.20527/

bipf.v9i2.8660

(9)

Susongko, P., & Afrizal, T. (2018). Analisis Faktor Penentu Kesadaran Lingkungan Siswa Indonesia pada PISA 2015. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 7(4), 407–419. https://doi.org/10.15294/

jpii.v7i4.10684

85013676237&ID Mitra=40&md5=76f157b853c7b

Wendt, H., & Kasper, D. (2016). Kekuatan dan kelemahan khusus mata pelajaran siswa kelas empat di Eropa: analisis profil laten komparatif pola kemahiran multidimensi berdasarkan gabungan PIRLS/TIMSS 2011. Pendidikan Skala Besar, 4(1), Penilaian 1–23. https://doi.org/

10.1186/s40536-016-0026-2 Guru Biologi. Jurnal Pembelajaran dan Pendidikan Lanjutan

Indonesia (JPI), 4(2), 118–127. https://doi.org/10.23917/

ijolae.v4i2.15980

Mempertahankan.

24.28.1–24.28.9.

Syahmani, S., Hafizah, E., Sauqina, S., Adnan, M. Bin, & Ibrahim, MH (2021). Pendekatan STEAM untuk Meningkatkan Inovasi Pendidikan Lingkungan dan Literasi dalam Pengelolaan Sampah:

Penelitian Bibliometrik. Jurnal Pembelajaran dan Pendidikan Lanjutan Indonesia (JIP), 3(2), 130–141. https://doi.org/10.23917/

ijolae.v3i2.12782

Nomor telepon 6596/1155/1/012021

Wu, X., & Feng, X. (2016). Studi kasus kursus pembelajaran kolaboratif industri berbasis proyek untuk pengajaran pengembangan pemrograman sekolah menengah di Tiongkok. Dalam TA, SB, CN, & W. F (Eds.), IMSCI 2016 - Konferensi Multi-Internasional ke-10 tentang Masyarakat, Sibernetika, dan Informatika, Prosiding (hlm. 148–

Shekhar, S., Caglar, F., Dukeman, A., Hou, L., Gokhale, A., Kinnebrew, J., & Biswas, G. (2014). Kerangka Kerja Kolaboratif Pendidikan STEM K-12 Menggunakan Arus Lalu Lintas sebagai Masalah Tantangan di Dunia Nyata. Prosiding Konferensi & Pameran Tahunan ASEE 2014, https://doi.org/10.18260/1-2--19920

(2021). Pengembangan Rencana Program Pembelajaran Model PjBL Berbasis Pendekatan STEM untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 7(2), 269–274.

Sjøen, MM (2023). Dari Persaingan Global hingga Kompetensi Antarbudaya:

Apa yang Harus Dipelajari oleh Mahasiswa Program Pelatihan Guru dengan Pengalaman Mengajar Lintas Budaya. Jurnal Penelitian Pendidikan Skandinavia, 140–153.

Suhirman, S., & Prayogi, S. (2023). Mengatasi Tantangan dalam Pendidikan STEM: Tinjauan Literatur yang Mengarah pada Pedagogi yang Efektif dalam Pembelajaran STEM. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 9(8), 432–443. https://doi.org/10.29303/jppipa.v9i8.4715

Diambil dari

=2-s2,0-

Tytler, R. (2020). Pendidikan STEM untuk Abad ke-21. Dalam Pendekatan Terpadu untuk Pendidikan STEM (hlm. 21–43).

https://doi.org/10.1007/978-3-030-52229-2_3

(2021). Sistem Pengolahan Air Limbah Fisikokimia Independen yang Terdiri dari Klarifikasi Flotasi Primer, Klarifikasi Flotasi Sekunder, dan Pengolahan Tersier. Dalam Sistem Pengolahan Air Limbah Fisikokimia Independen yang Terdiri dari Klarifikasi Flotasi Primer, Klarifikasi Flotasi Sekunder, dan Pengolahan Tersier (hlm. 189–227). https://

doi.org/10.1007/978-3-030-54642-7_6

Willats, J., Erlandsson, L., Molthan-Hill, P., Dharmasasmita, A., &

Simmons, E. (2018). Pendekatan Seluruh Universitas untuk Menanamkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dalam Kurikulum—Studi Kasus dari Green Academy, Universitas Nottingham Trent. Dalam World (hlm. 63–78).

Pengembangan keterampilan abad 21 di sekolah menengah atas:

Perspektif guru. Prosiding Konferensi AIP, 2215(1), 030018. https://

doi.org/10.1063/5.0000559

Nomor telepon 6596/1835/1/011001

6f86b4b55036bf1d477

Tuan Springer. https://doi.org/

10.1007/978-3-319-70281-0_5 Sharpe, R., & Abrahams, I. (2020). Sikap siswa sekolah menengah

terhadap praktikum biologi, kimia, dan fisika di Inggris. Penelitian dalam Pendidikan Sains & Teknologi, 38(1), 84–104. https://

doi.org/10.1080/02635143.2019.1597696

Widayanti, Abdurrahman, & Suyatna, A. (2019). Materi Pembelajaran Fisika Masa Depan Berbasis Pendidikan STEM: Analisis Persepsi Guru dan Siswa. Jurnal Fisika: Conference Series, 1155, 012021.

https://doi.org/10.1088/1742-

di dalam

151).

Sholahuddin, A., Sya'ban, MF, Fitriana, R., Shalihah, A., & Misbah, M.

(2022). Sumber Belajar Etnosains Lahan Basah: Gambaran Umum Konsep Ilmu Fisika. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika, 10(2), 153.

https://doi.org/10.20527/bipf.v10i2.12698

67(1), https://doi.org/10.1080/00313831.2021.1990121

Syukri, M., Yanti, DA, Mahzum, E., & Hamid, A.

Susilo, H., Kristiani, N., & Sudrajat, AK (2020).

https://doi.org/10.29303/jppipa.v7i2.680

https://www.scopus.com/inward/record.uri?eid Wang, LK, Wang, M.-HS, Shammas, NK, dan Holtorff, MS

Yuenyong, C., Nam, ND, Buan, A., Suwono, H., Wekke, IS, & Buang, NA (2021). Pertemuan Tahunan Internasional ke-2 tentang pendidikan STEM (IAMSTEM 2019). Jurnal Fisika: Seri Konferensi, 1835(1), 011001. https://doi.org/10.1088/1742-

Zejnilovic, E., Husuic, E., Pignatti, L., & Castellano, J.

Maret 2024, Volume 10, Edisi 3, 1124-1133 Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA)

(10)

Zhasda, J., Sumarmin, R., & Zulyusri. (2018). Analisis Literasi Sains Biologi pada Siswa Kelas IX Program Penilaian Pelajar Internasional (PISA) SMP di Kota Solok.

Sekolah Musim Panas Proyek TACEESM Erasmus+ CBHE.

Archnet-IJAR: Jurnal Internasional Penelitian Arsitektur, 17(3), 574–

588. https://doi.org/10.1108/ARCH-09-2022-0206

(2023). Sebuah eksperimen studio desain kolaboratif, internasional, dan multidisiplin –

Jurnal Internasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Progresif, 6(2), 402–410. https://doi.org/10.52155/ijpsat.v6.2.257

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan bahan ajar modul gelombang berbasis inkuiri untuk mahasiswa di prodi pendidikan fisika STKIP Tapanuli.

Dengan memperhatikan hasil- hasil dari langkah pengembangan di atas maka dapat dikatakan penelitian ini telah menghasilkan model buku ajar Fisika berbasis Spreadsheet

Penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan yang digunakan dalam mengembangkan bahan ajar IPA berbasis STEM di kelas IV dengan menggunakan model desain sistem

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkanlah kesimpulan yaitu: 1) karakteristik bahan ajar fisika melalui pendekatan STEM berorientasi HOTS antara lain

Oleh karena itu, bahan ajar yang menyajikan materi fisika terintegrasi dengan aktivitas kecakapan hidup sangat penting untuk membekali siswa sekolah menengah dalam

Oleh karena itu, bahan ajar yang menyajikan materi fisika terintegrasi dengan aktivitas kecakapan hidup sangat penting untuk membekali siswa sekolah menengah dalam

pengembangan yang digunakan dalam mengem- bangkan bahan ajar IPA berbasis STEM di kelas IV dengan menggunakan model desain sistem pem- belajaran, Borg & Gall. Menurut

Alasan peneliti melakukan pengembangan bahan ajar berupa modul berbasis STEM-Inkuiri pada materi struktur dan fungsi tumbuhan, karena materi ini seimbang dengan empat aspek literasi